• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN TERHADAP PENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENJUALAN KAMAR Studi Kasus Pada Hotel Horison Bekasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN TERHADAP PENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENJUALAN KAMAR Studi Kasus Pada Hotel Horison Bekasi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL ILMIAH RANGGAGADING

Volume 7 No. 2, Oktober 2007 : 130 - 137

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN

TERHADAP PENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENJUALAN

KAMAR

Studi Kasus Pada Hotel Horison Bekasi

Oleh

Triandi* dan Jahja Diapari Siregar

*Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor

ABSTRACT

This research has purpose to know the realization and the role of selling internal control system at a firm and to find out if it has significant correlation with selling effectiveness. The result of this research shows that there is strong influence of selling internal control system towards selling effectiveness. If internal control system of selling is better, selling effectiveness is better as well. Besides, internal control of selling has significant role to achieve firm's goal.

Keywords: Customer satisfaction; Service.

PENDAHULUAN

Secara umum, suatu sistem pengendalian intern yang baik tidak memberikan peluang kepada setiap orang, dalam jabatannya, untuk melakukan kesalahan dan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan tanpa dapat diketahui, lebih-lebih untuk waktu yang lama. Sebuah sistem yang baik harus dilengkapi dengan prosedur-prosedur yang mampu menemukan dan memberikan peringatan seawal mungkin mengenai adanya keganjilan-keganjilan yang disebabkan oleh kesalahan dan penyelewengan, baik disengaja atau tidak.

Keberadaan sebuah sistem pengendalian juga dimaksudkan untuk menghindarkan, atau setidaknya mengurangi sebesar mungkin kemungkinan terjadinya kerugian serta penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan, yang dapat berakibat kegagalan meski tetap harus dipahami bahwa kemungkinan adanya kerugian dan penyimpangan serta kegagalan bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Adalah

tugas manajemen untuk menghindarkan hal-hal tersebut sebisa mungkin, dan seandainya harus terjadi, pihak manajemen harus mampu mengurangi dampaknya, melalui upaya-upaya penyelamatan, agar tidak mempengaruhi kinerja organisasi.

Dalam kegiatan komputerisasi terdapat cukup banyak hal yang mampu menimbulkan kerugian tersebut, antara lain berupa kesalahan pengelolaan data, yang dapat berbentuk kesalahan pencatatan, penanganan dokumen data, kekeliruan penanganan proses dan prosedur pengarsipan, serta kemungkinan adanya data-data yang tidak terantisipasi oleh sistem komputerisasinya. Sebuah sistem pengendalian intern yang baik memberikan kesempatan kepada pihak manajemen untuk meminimalkan peluang yang menyebabkan kerugian. Untuk mengetahui seberapa jauh tersedia sistem pengendalian intern yang baik dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap rancangan struktur pengendalian intern dan menguji ketaatan dalam pelaksanaannya.

(2)

131

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian studi kasus yaitu dengan cara menguraikan secara terperinci suatu masalah dan melakukan riset dengan mengembangkan teori maupun melakukan analisis terhadap data-data penelitian yang diperoleh dari perusahaan untuk mendapatkan suatu jawaban atas masalah yang diteliti.

Dalam melakukan penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan sifat kualitatif, yaitu dengan menjelaskan keadaan di tempat penelitian yang sebenarnya dengan menggunakan data yang diperoleh dari data internal perusahaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengendalian Intern Penjualan

Pada dasarnya kita sudah mengetahui bahwa setiap perusahaan harus memiliki suatu pengendalian intern yang baik dalam setiap kegiatan operasinya. Pengendalian intern ini diperlukan perusahaan dalam upaya untuk mengamankan harta perusahaan dari praktek kecurangan, meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi perusahaan, kehandalan dalam data akuntansi yang berguna untuk dapat mengendalikan kegiatan usahanya terutama dalam bagian penjualan, sehingga setiap perusahaan dapat memasarkan produknya dengan kualitas yang baik dan dapat memenuhi pangsa pasar. Tingkat kebutuhan terhadap pengendalian intern tersebut tergantung kepada besar kecilnya perusahaan tersebut, karena semakin besar suatu perusahaan maka semakin memerlukan adanya suatu pengendalian intern.

1.1 Lingkungan Pengendalian

Manajemen Hotel Horison Bekasi telah menyusun bagan struktur organisasi dengan pembagian tugas dan wewenang antara departemen dengan jelas dan baik, begitu juga dengan uraian pekerjaan masing-masing sudah tersusun dengan jelas dan rapi. Tujuan dari pemisahan tugas dan wewenang ini adalah agar tidak terjadi penyimpangan dan kecurangan dalam setiap departemen.

Manajemen Hotel Horison Bekasi juga selalu mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap karyawan-karyawannya terutama untuk karyawan yang baru diterima bekerja dan karyawan yang masih kurang kompeten dalam bekerja. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas para karyawannya. Untuk meningkatkan kualitas dari para karyawan operasionalnya, secara berkala diadakan rotasi karyawan antar departemen. Hal ini memungkinkan jika salah satu karyawan berhalangan hadir maka karyawan lainnya dapat menggantikan pekerjaannya. Pihak manajemen juga memberikan gaji dan tunjangan yang memadai hal ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja para karyawannya dan pihak perusahaan juga akan memberikan sanksi kepada karyawan apabila melakukan melakukan pelanggaran kebijakan.

1.2 Penaksiran Resiko

Manajemen Hotel Horison Bekasi menetapkan suatu mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan mengelola resiko-resiko yang berkaitan dengan berbagai aktivitas terutama aktivtas penjualan. Resiko pertama adalah resiko dari bisnis yang mungkin dapat terjadi dalam hal yang berhubungan dengan penjualan. Penyebab dari terjadi resiko ini karena dampak kondisi ekonomi dan politik yang tengah terjadi di Indonesia. Resiko kedua adalah resiko dari operasionalnya, hal ini disebabkan karena mutu pelayanan yang diberikan kepada tamu tidak sesuai dengan harapan tamu. Atau juga karena fasilitas yang ditawarkan sebelumnya tidak sesuai dengan keinginan tamu. Mungkin juga karena lambatnya pelayanan yang diberikan pihak hotel menyebabkan tamu harus menunggu lebih lama lagi.

Resiko terakhir adalah resiko dari keuangan, hal ini mungkin dikarenakan data transaksi tidak tercatat sebagaimana mestinya sehingga ada perbedaan dalam penghitungannya. Atau bisa juga data transaksi tercatat tetapi berupa penjualan kredit yang dimana akan menjadi piutang. Dalam prakteknya, adanya piutang tersebut akan menimbulkan suatu resiko yang menyebabkan kegiatan operasi perusahaan menjadi tidak berjalan dengan semestinya. Dengan adanya

(3)

132

piutang tersebut resiko yang mungkin akan terjadi adalah resiko tidak dapat tertagih sehingga akan mengurangi pendapatan perusahaan yang sebenarnya. Hal ini mungkin dikarenakan perusahaan yang mempunyai piutang pailit sehingga tidak dapat membayar hutang-hutangnya atau juga pelanggan kabur dan meninggalkan alamat yang lama tanpa memberi konfirmasi pada perusahaan. 1.3 Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang telah dibuat manajemen dengan tujuan pengendalian dapat tercapai. Adapun sistem dan prosedur kebijakan pengendalian atas penjualan yang diterapkan pada Hotel Horison Bekasi adalah sebagai berikut:

a. Adanya pemisahan tugas untuk setiap departemen.

Pemisahan tugas sangat diperlukan untuk mengurangi kesempatan mengijinkan siapapun untuk berada dalam sebuah posisi baik untuk melakukan dan menutupi kesalahan atau hal tidak biasa dalam tindakan formal dari tugasnya. Pemisahan tugas pada Hotel Horison Bekasi dilakukan dengan memberikan tanggung jawab kepada orang yang berbeda untuk mengotorisasi transaksi dan mencatat transaksi.

b. Adanya pemisahan otorisasi untuk setiap pencatatan transaksi.

Pemisahan otorisasi transaksi dari pencatatan transaksi mengurangi kesempatan untuk kesalahan dan hal tidak biasa dengan membuat akuntabilitas independen untuk fungsi otorisasi. Hal ini berhubungan dengan pemberian potongan harga atau hal-hal yang berkaitan pemakaian uang kas kecil yang ada di kasir.

c. Adanya penggunaan dokumen yang memadai.

Penggunaan dokumen yang dapat dipertanggung jawabkan, yang telah dilengkapi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan sebelumnya.

1.4 Informasi dan Komunikasi

Dalam pelaksanaan prosedur pencatatannya manajemen Hotel Horison

Bekasi telah membuat dan menggunakan suatu sistem informasi akuntansi yang sudah terkomputerisasi. Sistem ini sifatnya sudah terintegrasi secara otomatis atau on-line. Sistem ini sudah dirancang sesuai prinsip akuntansi yang berlaku. Pada sistem ini laporan akuntansi sudah disajikan secara jelas dimulai dari terjadinya transaksi awal sampai dengan laporan akhir. Komunikasi yang efektif membutuhkan sebuah arus informasi bagian atas yang memadai dalam perusahaan. Untuk menyampaikan informasi dan komunikasi yang baik tersebut, biasanya setiap harinya dilakukan morning breefing yaitu rapat rutin antara General Manager dengan para manajer serta supervisor setiap departemen.

1.5 Pemantauan

Pengendalian yang ada pada Hotel Horison Bekasi perlu dimonitor, hal ini dilakukan untuk menilai mutu kinerja pelayanan yang diberikan sepanjang waktu. Dalam mengawasi kinerjanya Hotel Horison Bekasi menerapkan suatu supervisi yang efektif antara lain dengan memonitor absensi karyawannya serta menilai prestasi hasil kerja para karyawannya, apakah telah sesuai dengan target yang telah direncanakan atau tidak dan apakah jangka waktu yang diberikan tercapai atau tidak. Di samping itu, pihak manajemen Hotel Horison Bekasi selalu melakukan evaluasi secara terus menerus dan berkesinambungan atas seluruh kegiatan operasional perusahaan yaitu dengan mengadakan rapat tahunan yang membicarakan mengenai kinerja kerja perusahaan selama satu tahun ini. Selain itu, pihak manajemen membuat anggaran tahunan dan target penjualan yang akan dilakukan di tahun selanjutnya, sehingga penjualan dapat terus meningkat dan piutang dapat diminimalisasikan.

2. Peranan Sistem Pengendalian Intern Penjualan dalam Meningkatkan Efektivitas Penjualan Kamar

Sistem pengendalian intern penjualan yang baik secara langsung berfungsi dapat melindungi asset perusahaan dan juga menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Karena itu pengendalian intern penjualan terhadap efektivitas penjualan sangatlah

(4)

133

penting untuk menjaga dan menghindari kesalahan-kesalahan atau kecurangan yang dilakukan oleh karyawan.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, efektivitas penjualan kamar pada Hotel Horison Bekasi meningkatkan dengan adanya sistem pengendalian intern penjualan tersebut. Dimana pada tahun 2006 yang lalu Hotel Horison Bekasi memperoleh keuntungan dari hasil penjualannya. Dari data

yang ada pada tahun 2005 rugi sebesar Rp3.774.847.849 tetapi pada tahun 2006 dapat kenaikan laba yang cukup besar. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh rugi perusahaan menjadi sebesar Rp1.399.589.831. Kenaikan labanya tersebut ditunjang dengan hasil penjualannya cukup konsisten setiap bulannya. Hal ini dapat dilihat dari tabel di bawah ini yang merupakan hasil operasi yang terjadi pada tahun 2006.

Tabel 1. Hasil Operasi pada Tahun 2006

2006 Revenue Actual Budget % Januari 1.741.860.844 2.528.309.000 68,9% Februari 2.056.009.514 2.361.356.000 87,1% Maret 2.019.475.915 2.613.721.000 77,3% April 2.255.502.158 2.645.901.000 85,2% Mei 2.004.226.095 2.688.526.000 74,5% Juni 2.194.975.478 2.530.051.000 86,8% Juli 2.467.713.811 2.693.526.000 91,6% Agustus 2.131.569.442 2.628.429.000 81,1% September 2.422.633.511 2.530.051.000 95,8% Oktober 1.707.870.467 2.523.917.000 67,7% Nopember 2.645.923.024 2.568.666.000 103,0% Desember 2.407.143.827 2.564.595.000 93,9% Total YTD 26.054.904.086 30.877.048.000 84,4%

Sumber: Manajemen Hotel Horison Bekasi Berdasarkan tabel di atas dapat

disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern penjualan sudah dijalankan dengan baik oleh para karyawan yang ada sehingga sangat berperan dalam meningkatkan efektivitas penjualan kamar yang terjadi. Dari data tabel tersebut hanya ada 2 (dua) bulan revenue yang pendapatannya dibawah 70% dari budget yang ingin dicapai yaitu pada bulan Januari sebesar 68,9% dan bulan Oktober sebesar 67,7%. Walaupun pendapatan yang diperoleh masih dibawah budget yang ingin dicapai, itupun masih

dalam batas-batas yang dapat ditoleransi oleh pihak manajemen Hotel Horison Bekasi. Karena target yang harus dicapai adalah sebesar 70% dari budget yang ditetapkan oleh pihak manajemen Hotel Horison Bekasi. Untuk lebih lengkapnya mengenai hasil operasi yang diperoleh oleh Hotel Horison Bekasi dapat dilihat pada Lampiran 10.

Seluruh hasil pendapatan operasi penjualan yang terjadi selama tahun 2006 berdasarkan jenis penjualan dapat dilihat dari tabel berikut di bawah ini.

(5)

134

Tabel 2. Total Hasil Penjualan 2006

Actual Budget %

STATISTIC

Daily Room Available 180 180 100,0% Room Avl. for the period 65.792 65.700 100,1%

Room Sold 39.542 43.508 90,9%

Average Room Rate 326.088 320.000 101,9%

% Occupancy 60,1 66,2 90,8%

REVENUES

Room 12.894.177.826 13.922.823.000 92,6% Food & Beverage 11.562.436.307 14.973.807.000 77,2% Laundry 285.755.473 431.608.000 66,2% Telephone 149.886.935 336.931.000 44,5% Business Center 62.403.300 20.889.000 298,7% Fitness Center 424.541.487 598.682.000 70,9% Other Income 675.702.458 592.308.000 114,1% TOTAL REVENUES 26.054.903.786 30.877.048.000 84,4%

Sumber : Manajemen Hotel Horison Bekasi. Seluruh penjualan yang ada seperti room,

food and beverage, business center, fitness center dan other income sudah mencapai target diatas 70% dari budget yang ditetapkan. Kalau pada bulan Desember 2006 hasil penjualan other income tidak mencapai target tetapi secara akumulasi penjualan other income melampaui target. Total pendapatan sebesar 84,4% dari budget yang diberikan adalah suatu hasil yang sangat baik yang ditunjang dengan total persentase pendapatan kamarnya sebesar 92,6%.

Selain sistem dan prosedur dalam pelaksanaan penjualan kamar telah dijalankan sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Mulai dari karyawan tingkat yang paling bawah sampai dengan karyawan tingkat yang paling tinggi sudah mengetahui apa saja yang merupakan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Dan setiap karyawan yang berhubungan dengan penjualan sudah mengetahui prosedur penjualannya.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, sistem pengendalian intern penjualan yang diterapkan pada Hotel Horison Bekasi sudah baik dan sesuai dengan berdasarkan The Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO) maupun teori mengenai efektivitas. Adapun penerapan pengendalian intern penjualan kamar pada Hotel Horison Bekasi sudah sesuai

berdasarkan lima komponen pengendalian intern tersebut sebagai berikut:

a. Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian pada manajemen Hotel Horison Bekasi sudah sangat baik, dimana manajemen telah mempunyai struktur organisasi yang baik, masing-masing department mempunyai otoritas dan tanggungjawab yang jelas. Integritas dari pihak manajemen Hotel Horison Bekasi sangat tegas dalam menjalankan setiap kebijakan dan aturan yang sudah ditetapkan sebelumnya, sehingga setiap personel yang ada dalam lingkungan hotel melakukan tanggungjawabnya sesuai dengan job description yang sudah diberikan. Jaringan manajemen Horison Group saling membantu untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan, ini mencerminkan suatu hubungan yang harmonis antar perusahaan. Pengembangan sumber daya manusianya sudah berjalan dengan baik yang dimana pihak manajemen Hotel Horison Bekasi selalu melakukan proses perekrutan karyawan secara selektif. Selain itu adanya pelatihan atau training dalam meningkatkan kompetensi dan kreatifitas kerja bagi karyawan serta manajemen

(6)

135

memberi jenjang karir bagi setiap karyawan yang memiliki potensi.

b. Penaksiran Risiko

Penaksiran risiko untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola risiko-risiko yang relevan terhadap penyusunan laporan keuangan yang secara wajar disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Adapun risiko-risiko yang pada umumnya dapat terjadi berkaitan dengan penjualan antara lain :

- Risiko Bisnis

Risiko ini terjadi karena semakin tingginya tingkat persaingan menjalankan bisnis usaha perhotelan yang ada sekarang. Atau adanya suatu pelayanan yang kurang memuaskan dari pihak hotel sehingga menyebabkan tamu kecewa. Dan juga kurangnya promosi yang dilakukan pihak hotel hingga menyebabkan terjadinya penurunan penjualan kamar.

- Risiko Operasional

Risiko ini terjadi karena adanya sejumlah kamar yang tidak dapat terjual karena memerlukan perbaikan. Juga disebabkan lambatnya suatu pelayanan yang diberikan pihak hotel kepada tamu tersebut.

- Risiko Keuangan

Risiko ini terjadi karena tidak tercatat suatu transaksi penjualan atau terjadi kesalahan pencatatan pada suatu transaksi penjualan.

Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal tersebut diatas, Hotel Horison Bekasi, telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

- Supaya volume penjualan semakin meningkat, perusahaan melakukan promosi atau dengan menggunakan paket penjualan dengan potongan harga. Dan juga menegur pada setiap karyawan yang telah memberikan pelayanan yang telah membuat tamu tersebut kecewa.

- Untuk setiap kamar yang tidak dapat digunakan, perusahaan segera melakukan perbaikan-perbaikan supaya kamar dapat segera dijual

kembali. Juga melakukan peningkatan kualitas mutu pelayanan kepada setiap tamu yang menginap.

- Dalam hal pencatatan, setiap malam harinya seluruh laporan pendapatan penjualan diperiksa oleh petugas auditor. Bilamana, terjadi kesalahan pencatatan atau ada suatu transaksi yang tidak tercatat maka hal tersebut akan menjadi tanggungjawab FO Cashier.

c. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian pada Hotel Horison Bekasi adalah merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan, yang diambil untuk menghadapi risiko-risiko yang tersangkut dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pihak manajemen Hotel Horison Bekasi telah melakukan aktivitas pengendaliannya dengan baik yang dapat dilihat dengan adanya:

- Otorisasi yang lengkap terhadap aktivitas yang berkaitan dengan penjualan kamar, misalnya dokumen Room Reservation Form harus disetujui dan ditanda tangani oleh Front Office Manager. Demikian pula billing tamu, yang dimana tamu harus menandatangani billingnya. Jika billing tamu tersebut tidak ada tanda tangan dari tamu, bisa saja tamu tersebut tidak mau melakukan pembayaran. - Adanya pemisahan tugas yang jelas

antara petugas Reservation dan petugas Reception maupun FO Cashier yang berada dalam area Front Office. Dimana antar petugas ini tidak boleh berpindah posisi jabatan atau merangkapnya.

- Digunakan formulir-formulir yang bernomor urut cetak (prenumbered) dalam setiap transaksi penjualan sehingga akan memudahkan dalam proses auditnya. Sedangkan untuk Billing Check In maupun Billing Check Out tidak bernomor urut cetak dikarenakan untuk memudahkan bilamana terjadi kesalahan dalam melakukan pencetakan.

(7)

136

- Melakukan pengamanan yang cukup teratur dengan rapi atas aktiva perusahaan yaitu dengan melaksanakan pengamanan terhadap catatan-catatan atau data yang terdapat pada komputer. Pengamanan ini dilakukan untuk menjaga agar data-data yang ada pada komputer tidak disalah gunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk itu dilakukan otorisasi terhadap arsip data yang ada di komputer. Disini proses otorisasi menggunakan password dalam arti setiap setiap petugas yang akan melaksanakan tugasnya harus memasukkan password yang dimilikinya.

d. Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi penjualan kamar pada Hotel Horison Bekasi sudah dijalankan dengan baik. Disini terlihat dengan jelas mulai dari Sales and Marketing Department dan Room Division Department telah memberikan informasi secara lengkap dan jelas kepada setiap department yang berhubungan langsung dengan penjualan kamar dan selalu komunikasi antar department antar shift. Untuk komunikasi antar department pada umumnya menggunakan memo atau catatan kecil, sedangkan komunikasi antar shift pada umumnya menggunakan log book yang ada di masing-masing department. Pada saat transaksi penjualan terjadi, petugas department yang terkait dengan penjualan tersebut mencatatnya dalam satu formulir. Untuk selanjutnya melaporkan transaksi penjualan tersebut kepada FO Cashier yang bertugas untuk diinput ke dalam komputer. Seluruh pencatatan dan pelaporannya penjualan sudah dilakukan secara komputerisasi on-line.

e. Pemantauan (Monitoring)

Pelaksanaan pemantauan terhadap sistem pengendalian intern siklus penjualan kamar pada Hotel Horison Bekasi dilaksanakan oleh Accounting Department yaitu salah satunya dengan melaksanakan pemeriksaan inventori setiap sebulan sekali secara bersamaan pada tiap

department, selanjutnya hasil pemeriksaan dibawa dalam rapat antar manager operasional untuk melihat dan mengevaluasi hal-hal apa saja yang harus dibenahi untuk meningkatkan kinerja masing-masing department. Setiap bulannya dilakukan pemantauan secara bersamaan di tiap department.

Disamping itu aset yang dimiliki perusahaan terjaga, hal ini dapat dilihat dari antisipasi pihak manajemen hotel dalam menjaganya. Salah satunya dengan melaksanakan pemeriksaan inventori setiap bulannya dan sistem deposit bagi tamu yang akan menginap. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi akan adanya kecurian barang-barang yang ada didalam kamar oleh tamu. Dan juga dengan adanya pemeriksaan bulanan atau pemeriksaan inventori terhadap aset-aset yang dimiliki perusahaan sehingga kebocoran-kebocoran yang mungkin terjadi dapat diminimalkan.

Keandalan pencatatan laporan penjualan kamar dapat dipercaya. Hal ini dikarenakan pencatatan laporannya langsung diinput ke komputer dengan menggunakan suatu sistem program accounting software untuk bisnis jasa perhotelan. Hal ini berpengaruh terhadap report yang dihasilkan akan valid. Sehingga kalaupun ada suatu kesalahan biasanya dikarenakan petugasnya yang salah memasukkan datanya. Berdasarkan analisa data yang diterima dari hasil observasi dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan kamar pada Hotel Horison Bekasi telah dilakukan secara efektif.

Untuk tingkat frauds atau kecurangan yang dilakukan oleh karyawan Hotel Horison Bekasi sangat kecil, karena pihak Hotel telah memberikan aturan yang keras kepada setiap karyawan bilamana melakukan suatu kecurangan akan memperoleh sangsi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal yang berkenaan dengan Hotel Horison Bekasi sebagai berikut:

1. Prosedur penjualan kamar yang diterapkan pada Hotel Horison Bekasi sudah sesuai dengan standard operating procedure bisnis perhotelan yang dimana mulai dari proses

(8)

137

pemesanan kamarnya sampai dengan pembayaran tagihannya. Dan ditunjang dengan karyawan-karyawan yang sangat kompeten dalam menjalan pekerjaannya serta adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

2. Penjualan kamar pada tahun 2006 telah mencapai target. Ini dapat dilihat dari penerimaan pendapatan yang diperoleh dari penjualan kamar sebesar Rp12.894.177.826 atau telah mencapai 92,6% dari target budget sebesar Rp13.922.823.000. Hal ini menunjukkan trend yang positif bagi perusahaan karena pada tahun 2005 penerimaan pendapatan yang diperoleh dari penjualan kamar sebesar Rp11. 942.768.501.

3. Laporan penerimaan kas baik yang berupa uang tunai maupun yang berupa kartu kredit wajib dilaporkan pada petugas yang berupa berwenang, dalam hal ini General Cashier dan harus benar-benar sesuai antara laporan dengan uang diterimanya. 5. Seluruh hasil laporan penerimaan

pendapatan yang diterima hotel merupakan laporan yang valid. Karena mempergunakan system accounting software yang dimana laporan yang diinput ke dalam sistem komputer tersebut selalu up date sehingga masing-masing yang ada di Accounting Department dapat melihat data yang dibutuhkan misalnya A/R Officer dapat melihat posisi piutang, A/P Officer dapat melihat posisi hutang.

DAFTAR PUSTAKA

Adcock Dennis, Al Holborg, and Caroline Ross. 2001. Marketing Principles and Practice, Fourth Edition

Amin Widjaja Tunggal. 2000. COSO-Based Auditing, Harvarindo, Jakarta.

Amirullah dan Haris Budiyono. 2004. Pengantar Manajemen, Edisi Kedua, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Arens Alvin A. and James K. Loebbecke. 2000. Auditing An Integrated Approach, Prentice Hall International Inc, New Jersey. Arens Alvin A., Randal J. Elder and Mark S.

Beasley. 2003. Auditing And Assurance Services An Integrated Approach, Ninth Edition, Prientice Hall International Inc, New Jersey.

Arens dan Loebbecke. 2003. Auditing Pendekatan Terpadu, Salemba Empat, Jakarta.

Bodnar, George H. and William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 9. Diterjemahkan oleh Julianto Agung Saputra dan Lilis Setiawati. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Herdi S. Darmo Soewirjo, 2003. Teori & Praktik Akuntansi Perhotelan, Andi. Yogyakarta.

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, George Foster. 2005. Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial Edisi 11 Jilid 1. Diterjemahkan oleh Desi Adhariani. Penerbit PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

IBM Wiyasha. 2007. Akuntansi Manajemen untuk Hotel dan Restoran. Andi, Yogyakarta. Mc Leod, Raymond and George Schell. 2004.

Management Information Systems. 7

th

edition. Prentice-Hall, Inc, New Jersey. Robert N. Anthony and Vijaygovindarajan.

2003. Management Control Systems, 11

th

Edition, McGraw-Hill Companies Inc, United States of America

Gambar

Tabel 2. Total Hasil Penjualan 2006

Referensi

Dokumen terkait

Terkait dengan teori ini, sama halnya seperti di dalam perusahaan, apabila dalam sebuah organisasi atau perusahan terdapat beberapa orang yang memiliki kepentingan sendiri

Para siswa kesulitan untuk memahami konsep-konsep akademis seperti konsep fisika, karena metode mengajar yang selama ini digunakan oleh pendidik (guru) hanya

Satuan Kerja/SKPD : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Baubau Nama Paket : Pengadaan Bangunan Bangsal Sentra IKM. Kategori Pekerjaan : Pekerjaan

1) Pada Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Ngawi, prosedur penggajian yang digunakan dalam sistem penggajian sudah lengkap, yaitu dimulai dengan prosedur

Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor pembentuk efektivitas kelompok dengan efektivitas kelompok tani menggunakan uji korelasi rank spearman (rs) dan

Proses perikrutan, dengan adanya proses perikrutan dari luar melalui jalur prestasi dan dari dalam yang mewajibkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

[r]

Kesimpulan: Pemberian ekstrak Valerian secara subkronis tidak memberikan efek terhadap gambaran makroskopis ginjal tikus wistar, namun memberikan efek bagi