• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAP KB SEDERHANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SAP KB SEDERHANA"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA PENYULUHAN HUBUNGAN SEKS DAN KB

Topik : Hubungan Seks dan KB

Sub topik : Hubungan seks pada masa nifas dan penggunaan alat kontrasepsi Sasaran : Ibu nifas dan suami

Hari/tanggal : Senin, 30 September 2013 Jam : 09.00 – 09.20

Waktu : 20 menit Tempat : PKD

A. TUJUAN

1. TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang hubungan seks pada masa nifas dan penggunaan alat kontrasepsi, keluarga diharapkan memahami tentang hubungan seks pada masa nifas dan berbagai macam alat kontasepsi serta dapat menerapkan dalam kehidupannya.

2. TUJUAN KHUSUS

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, keluarga dapat menjelaskan kembali: a. Pengertian hubungan seks

b. Dinamika hubungan seksual pada masa nifas c. Alat Kontrasepsi :

1) Menyebutkan kembalinya kesuburan post partum

2) Menyebutkan tujuan penggunaan alat kontrasepsi sedini mungkin pada ibu post partum

3) Macam-macam metode kontrasepsi , meliputi : o Alamiah : MAL

o Sederhana dengan alat : kondom o Hormonal

(2)

o Kontap

4) Menjelaskan masing-masing metode kontrasepsi, meliputi : a. Pengertian b. Indikasi c. Kontra indikasi d. Cara kerja e. Cara penggunaan f. Waktu pemakaian g. Efek samping h. Komplikasi

5) Menjelaskan alat kontrasepsi yang boleh digunakan pada ibu yang menyusui. 3. MATERI Terlampir 4. METODE a. Ceramah b. Tanya jawab 5. MEDIA a. Materi SAP b. Leaflet 6. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta 1 3 menit Pembukaan: 1. Memberi salam 2. Menjelaskan tujuan penyuluhan Menjawab salam Mendengarkan dan memperhatikan

(3)

2 15 menit Pelaksanaan: Menjelaskan materi

penyuluhan secara berurutan dan teratur

Mendengarkan dan menyimak

pembicara 3 5 menit Evaluasi:

Meminta kepada audiens untuk mengulang kembali apa yang disampaikan pembicara

Bertanya dan menjawab pertanyaan 4 2 menit Penutup:

Mengucapkan terima kasih dan salam

Menjawab salam

7. EVALUASI Metode Lisan

a. Pengertian hubungan seks

b. Dinamika hubungan seksual pada masa nifas c. Kotrasepsi

1) Ibu dapat menyebutkan kembalinya kesuburan post partum

2) Ibu dapat menyebutkan tujuan penggunaan alat kontrasepsi sedini mungkin pada masa post partum

3) Ibu dapat menyebutkan macam-macam metode kontrasepsi , meliputi : a) Alamiah : MAL

b) Sederhana dengan alat : kondom c) Hormonal

d) IUD e) Kontap

4) Ibu dapat menyebutkan masing-masing metode kontrasepsi, meliputi : a) Pengertian

b) Indikasi

c) Kontra indikasi d) Cara kerja

(4)

e) Cara penggunaan f) Waktu pemakaian g) Efek samping h) Komplikasi

5) Ibu dapat menjelaskan alat kontrasepsi yang boleh digunakan pada ibu yang menyusui.

8. DAFTAR PUSTAKA

Arum, DNS dan sujiyatini. 2009. Panduan Lengakap Pelayanan KB Terkini. Mitra Cendikia Press: Yogyakarta.

Badziad, Ali. 2003. Endokrinologi Ginekologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Indonesia.

Bari Saifuddin, Abdul. 2006 . Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Praworiharjo.

Darney, Philip. 2003. Pedoman Klinis Kontrasepsi. Jakarta : EGC.

Hartanto, Hanafi. 2004 . Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Hidayati, Ratna. 2009. Metode dan Tekhnik Penggunaan Alat Kontrasepsi. Salemba Medika: Jakarta.

Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Trans Info Media: Jakarta.

(5)
(6)

AKTIVITAS SEKSUAL PASCA MELAHIRKAN (NIFAS)

A. Pengertian Hubungan Seksual

Usai sang istri melahirkan, para pria biasanya akan menghadapi keadaan dimana mereka akan merasa tersisih dengan perhatian orang-orang sekitar, terutama sang istri pada bayi mereka. Seksualitas merupakan suatu komponen integral dari kehidupan seorang wanita normal, di mana hubungan seksual yang nyaman dan memuaskan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam hubungan perkawinan bagi banyak pasangan (winkjosastro, 2002). Menurut Oruc, et.al (1999, hlm.48) Seksualitas diartikan sebagai sebuah identitas individu yang secara sosial dibangun berdasarkan komponen biologis, kepercayaan, nilai, minat, daya tarik, harapan dan tingkah laku (Wals, Linda V, 2008)

Aktivitas seksual pasca bersalin yang aman maksudnya adalah berhubungan seks dengan menghindari penetrasi (memasukkan penis, jari, atau hal lain ke dalam vagina). Ada pula yang mengatakan bahwa aktivitas seksual pasca bersalin yang aman adalah berhubungan kembali setelah enam minggu dihitung sejak kelahiran anak (Thamrin, 2010, 1).

Hal yang paling sulit dilalui adalah masa 6 minggu dimana mereka melaluinya tanpa seks atau disebut juga masa nifas, meski jarang sekali kasus yang menyatakan kurangnya sex pada masa 6 bulan pertama pasca melahirkan dapat menyebakan pasangan suami istri berpisah.

B. Waktu Pelaksanaan Aktivitas Seksual

Aktivitas seksual dapat dimulai kembali setelah perdarahan berhenti atau ketika lochea (cairan yang dikeluarkan dari liang senggama setelah melahirkan) sudah berhenti (Thamrin, 2010).Pendapat lain mengatakan bila luka jahitan telah sembuh, atau setelah empat sampai enam minggu setelah bersalin (Walsh, 2008, hal. 393).

Enam minggu adalah waktu dimana rahim telah kembali pada ukuran sebelum hamil. Pengecilan rahim adalah perubahan fisik utama pasca persalinan yang terakhir.

(7)

Namun, seorang wanita sebenarnya tidak perlu menunggu hingga rahimnya kembali ke ukuran semula, sebelum ia mulai melakukan senggama.

C. Siklus Respon Seksual Pada Wanita

Siklus respon seksual pada wanita dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kompleks dan saling berhubungan antara lain psikologis, lingkungan, dan fisiologis (hormon, vaskuler, dan neourologis). Fase awal dari respon seksual adalah gairah, kemudian fase terangsang, fase pendataran, fase orgasme, dan fase resolusi.

1. Fase Gairah, Fase gairah adalah motivasi dan hasrat untuk melakukan hubungan seksual.

2. Fase Terangsang, Selama fase ini klitoris dan vagina membengkak, vagina memanjang, melebar dan membuka, serta uterus terangkat keluar dari pelvis. 3. Fase Pendataran, Pada fase ini seorang wanita merasakan ketegangan seksual dan

perasaan erotik secara intensif dan pembendungan pembuluh darah mencapai intensitas maksimum.

4. Fase Orgasme, Fase orgasme adalah sensasi seksual yang sangat nikmat.

5. Fase Resolusi, Fase yang mengikuti pelepasan tekanan seksual tiba-tiba yang diakibatkan oleh orgasme, wanita akan lebih santai dan tenang. Perubahan fisiologis tubuh yang terjadi pada saat terangsang akan kembali ke keadaan semula dan tubuh kembali pada keadaan istirahat (Mastroianni, 1999)

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Seksual

1. Intensitas respon seksual berkurang karena perubahan tubuh. Tubuh menjadi tidak sesensitif seperti semula. Adanya rasa lelah akibat mengurus bayi mengalahkan minat untuk berhubungan seksual. beberapa wanita merasakan perannya sebagai orang tua sehingga timbul tekanan dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan perannya. Berurusan dengan bayi, menguras semua kasih sayang ibu sehingga waktu untuk pasangan tidak tersisa lagi.

2. Ada pula perasaan tidak nyaman secara psikologis yang dialami ibu karena bayi dikamar yang sama. Adanya luka bekas episiotomi (luka guntingan jalan lahir) juga menjadi salah satu alasan, ibu menjadi lebih takut bila jahitannya akan

(8)

lepas. Kurangnya informasi tentang seks pasca bersalin. Berhubungan seksual pasca bersalin berbahaya apabila pada saat itu mulut rahim masih terbuka maka akan beresiko. Mudah terkena infeksi, karena kuman yang hidup di luar, akibat adanya hubungan seksual ketika mulut rahim masih terbuka. Adanya respon fisiologis yang menekan ibu, karena ibu menyusui bayi (Bahiyatun, 2009, hal. 83)

3. Adakalanya setelah melahirkan berat badan si ibu bertambah akibat kehamilan, hal ini akan menyebabkan adanya penurunan rasa percaya diri dari si ibu, dan ketidakpuasan pada kehidupan seksnya ataupun pasangannya. Hal ini memang relatif, karena mungkin ada pasangan tertentu meningkat gairah seksualnya jika pasangannya berat badan berlebih.

4. Menyusui bisa memicu penurunan kemampuan perempuan untuk terangsang secara seksual karena dinding vagina lebih tipis akibat perubahan hormon. Pada beberapa orang bisa menyebabkan orgasme yang kurang intens

E. Penyebab Apatis Terhadap Aktivitas Seksual

1. Stress dan traumatik, kelahiran bayi bisa menjadi pengalaman yang dapat menimbulkan traumatik terutama jika ibu belum dipersiapkan secukupnya. Banyak ibu yang mempunyai pengharapan yang tidak realistik tentang kelahiran. Misalnya: persalinan berlangsung lama atau persalinan yang memerlukan tindakan.

2. Adanya luka episiotomi, hal ini bila penjahitan luka episiotomi dilakukan dengan tidak benar maka akan mengakibatkan rasa nyeri dan rasa tidak nyaman di saat ibu berjalan dan duduk. Hal ini bisa berlangsung berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan walaupun mungkin sayatan itu sendiri sudah sembuh.

3. Keletihan bagi seorang ibu yang baru dan belum berpengalaman selain harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang biasa, ia juga harus menghadapi bayinya yang tidak mau tidur, sering menangis, atau bermasalah dalam menyusu. Maka ibu akan menjadi letih dan lemah sehingga gairah seks menjadi menurun. Adanya depresi, penyebabnya adalah keadaan tidak bersemangat akibat lelah

(9)

pasca persalinan. Perasaan ini biasanya terjadi dalam beberapa minggu setelah kelahiran bayi (Llewellyn, 2005, hal. 282).

4. Dalam kondisi yang sangat baikpun, vagina masih sangat sensitif. Selain itu, bila Anda menyusui, mungkin terjadi vaginal atrophy - menipis serta mengeringnya jaringan vagina akibat kurangnya estrogen dalam tubuh. Semuanya terserap untuk buah hati anda.

5. Adanya Keputihan, yang dapat berlanjut selama beberapa minggu setelah lahir sehingga membuat rasa sakit dan gatal serta bau pada vagina dapat menyebabkan keengganan untuk melakukan aktivitas seksual

6. Adanya perubahan pada vagina akibat jalan lahir bayi, menyebabkan penurunan tonus otot di vagina sehingga dapat mengurangi gesekan saat berhubungan seks hal ini dapat mempengaruhi gairah seks. Hal ini biasanya sementara.

7. Selain itu adanya perubahan aktivitas hormon setelah melahirkan, dimana kadar prolaktin akan meningkat yang memungkinkan ibu untuk menyusui. Tapi hal ini berpengaruh pada menurunnya tingkat dopamin yang membuat gairah seks berkurang.

F. Hal-Hal yang Bermanfaat Untuk Memulai Aktivitas Seksual

1. Hal-hal bermanfaat yang dapat dilakukan untuk menghidupkan aktivitas seksual pasca melahirkan yaitu menjaga agar badan tetap sehat. Perlu dingat jika badan sehat berarti hubungan seks juga akan sehat, makan makanan yang bergizi cukup, cukup berarti tidak berlebihan dan tidak kurang. Cukup istirahat karena biasanya ibu lebih lelah akibat sering terjaga saat malam hari. Olahraga secara teratur, hindari stres, hindari merokok dan mengkonsumsi alkohol, serta lakukan perawatan diri (Bahiyatun, 2009, hal. 82).

2. Anda bisa hamil waktu tiga minggu setelah kelahiran bayi, bahkan jika Anda sedang menyusui dan menstruasi belum mulai lagi. Oleh karena itu komunikasikan dengan seksama pada pasangan anda, sehingga dapat di pertimbangkan pemakaian kontrasepsi jika tidak ingin punya anak untuk sementara waktu.

(10)

3. Selama proses melahirkan, rahim dan leher rahim mengalami perubahan yang signifikan. Dan selama fase penyembuhan, lapisan rahim terutama tempat di mana plasenta ditempelkan rentan terhadap infeksi. Karenanya hubungan seksual sangat rentan menularkan bakteri yang bisa menyebabkan infeksi, sehingga hal ini harus menjadi bahan pertimbangan sebelum melakukan hubungan seksual.

G. Cara Mengatasi Masalah Aktivitas Seksual Pasca Bersalin

1. Jika pasangan ingin lebih cepat melakukan hubungan dari yang disarankan yaitu enam minggu pasca bersalin, maka dapat menyarankan pada pasangan untuk memakai pelumas atau jelly.

2. Bila saat berhubungan masih terasa sakit, ibu sebaiknya mengatakan dengan jujur kepada pasangan. Jangan takut untuk berterus terang kepada pasangan. Pastikan jika luka episiotomi sudah pulih atau kering. Ibu serta pasangan juga dapat melakukan konsultasi kepada dokter kandungan atau bidan jika dirasa perlu.(Bahiyatun,2009,hal.84).

3. Jika anda kuatir akan terasa sakit pada vagina akibat melahirkan, maka sebaiknya sebelum melakukan hubungan intim, jelajahi dengan jari-jari Anda sendiri dulu untuk meyakinkan diri sendiri bahwa tidak akan sakit yang dapat timbul pada saat bercinta.

4. Bila sudah siap untuk melakukan hubungan seks, bukan berarti „seks pertama‟ ini bisa dilakukan seperti sebelum melahirkan. Lagi-lagi Anda harus memberitahukan pasangan Anda bahwa semuanya harus berjalan dengan sangat lembut dan perlahan. Penetrasi yang kasar dapat membahayakan vagina

5. Aktivitas Hormon yang belum kembali normal setelah melahirkan menyebabkan turunnya pelumas alami pada vagina. Oleh karena itu, sebaiknya gunakan pelumas buatan yang bisa didapatkan di apotik terdekat sehingga mengurangi gesekan pada vagina yang berlebihan. Jangan lupa untuk melakukan foreplay sebelumnya

6. Jika Anda tidak merasa nyaman pada posisi bercinta tertentu, maka cobalah posisi baru yang bisa membuat Anda lebih nyaman.

(11)

7. Pertimbangkan bercinta di pagi hari, sementara bayi Anda tidur, atau saat bayi Anda menghabiskan beberapa jam dengan seorang teman terpercaya atau orang yang dicintai, sehingga saat melakukan aktivitas seksual tidak terganggu oleh bayi kita sendiri, karena akan berakibat hilangnya mood seksual kita dan pasangan kita.

8. Payudara mungkin merasa sedikit lembut pada awalnya atau ada rasa yang berbeda ketika di sentuh oleh pasangan kita. Gairah seksual dapat menyebabkan keluarnya air susu, hal ini dapat mempengaruhi aktivitas seksual. sehingga di sarankan sebelum melakukan aktivitas seksual, si ibu sebaiknya menyusui dahulu bayinya untuk membantu mengurangi kebocoran air susu pada payudara.

H. Jika pasangan ingin bercinta

Komunikasi dengan pasangan merupakan hal yang terpenting, apabila ibu belum siap melakukan hubungan seksual dengan pasangan, komunikasi dapat mencegah adanya pertentangan atau konflik dengan pasangan. Sampai ibu siap untuk berhubungan seks, pasangan bisa menjaga keintiman dengan cara lain. Menghabiskan waktu bersama tanpa bayi, bahkan jika itu hanya beberapa menit di pagi hari dan setelah bayi tidur di malam hari

Jika berkomunikasi tidak membantu, waspada untuk tanda-tanda dan gejala depresi postpartum yaitu seperti mudah tersinggung dan sering marah, kelelahan berlebihan, kurangnya sukacita dalam hidup, dan kesulitan menjalin keakraban dengan dengan bayi kita sendiri. Jika Anda merasa mengalami depresi postpartum, hubungi penyedia layanan kesehatan Anda. Pengobatan yang tepat dapat mempercepat pemulihan.

I. Aspek Fisik

Melahirkan bayi adalah proses alamiah yang dialami para wanita, namun masih banyak pria yang sulit menghadapi bahwa tubuh wanita tidak bisa berubah begitu saja secara dramatis pasca melahirkan bayi mereka. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh mental stereotype pria yang cenderung mengabaikan masalah tersebut, serta kurangnya pengetahuan mereka tentang keadaan fisik wanita. Banyak

(12)

dari para pria yang berfikiran, begitu bayi mereka lahir, segalanya akan kembali normal, dalam artian tubuh sang istri akan kembali normal seperti sediakala. Begitu juga dalam hal seks, padahal pada tahap tersebut sang istri belum siap untuk melakukan hubungan seks secara normal melaui vagina.

Seks nampaknya hal yang paling berat yang harus dihadapi pria pasca istrinya melahirkan, karena meskipun keadaan fisik setiap orang berbeda, namun secara medis menyarankan para pria untuk menunggu paling tidak selama 6 minggu setelah istrinya melahirkan sebelum mereka bisa melakukan aktivitas seks seperti biasa, dan hal tersebut nampaknya akan terasa sangat sulit dilalui oleh para mereka, berikut beberapa penjelasan secara fisik yang bisa anda jelaskan pada mereka, agar mereka lebih mudah melalui masa ini.

1. Lochia

Selama beberapa minggu pasca melahirkan, baik melalui persalinan normal maupun caecar, vagina wanita akan mengeluarkan Lochia, yaitu campuran sisa darah, kelenjar, dan jaringan dari dalam uterus yang biasanya terjadi selama dua hingga enam minggu pasca melahirkan. Inilah saat dimana tidak ada atau berkurangnya dorongan seksual sang istri.

Pastikan suami anda mengerti tentang Lochia, jelaskan pada mereka bentuk dan warnanya tanpa menggunakan kata-kata vulgar atau membuatnya jijik. Seiring dengan berjalannya proses kesembuhan Lochia perlahan akan berubah warna menjadi agak pink,lalu coklat, dan akhirnya putih kekuningan, yang menandakan masa nifas anda sudah selesai.

2. Nyeri Vagina

Selama masa nifas, nyeri pada vagina masih akan dirasakan wanita, yang membuat mereka tida mungkin melakukan hubungan seks dengan suaminya. Beri pengertian pada suami anda tentang hal ini, agar mereka lebih mengerti, gambarkan tentang berapa lama pemulihan dibutuhkan jika mereka terluka parah, bandingkan dengan yang terjadi pada vagina anda. Cara ini akan membuat mereka mengerti bahwa vagina wanita membutuhkan waktu yang sama untuk pulih dari luka akibat melahirkan sama seperti mereka membutuhkan waktu untuk menyembuhkan luka parah mereka.

(13)

3. Operasi Caesar/episiotomy

Bagi wanita yang melahirkan secara caesar harus berhati-hati juga agar jangan sampai jahitan anda membuka kembali dan menyebabkan infeksi. Pada mereka juga disarankan untuk menunggu selama 6 minggu sebelum berhubungan seks kembali dengan suaminya. Bahkan sebagian wanita butuh waktu lebih lama untuk memulihkan luka operasinya. Untuk menjelaskan pada suami anda, mintalah dia bertanya pada temannya yang pernah menjalani operasi vasektomi tentang bagaimana sakitnya. Karena kurang lebih seperti itulah sakit yang anda rasakan. Dengan demikian suami anda akan lebih empati terhadap apa yang anda rasakan.

4. Kelelahan

Beberapa pria berpendapat 6 minggu masa nifas tanpa seks memang sulit bagi mereka, namun mereka kerap dialihkan dengan kesibukan mengurus bayi yang justru membuat mereka kelelahan sebelum sempat berfikir tentang seks. Hal ini biasanya lebih terasa pada anda yang tidak memiliki baby sitter atau pembantu untuk anak.

J. Aspek Emosional

Meski secara emosional kerepotan dalam mengurus bayi dapat menanamkan rasa cinta pada bayi, namun saat tersebut bukan merupakan saat romantis bagi ibu dan pasangan. Berikut beberapa saran yang mungkin berguna bagi wanita untuk menjaga kedekatan emosional dengan suami pasca melahirkan.

1. Memberi Penolakan yang Bisa Diterima Suami

Melupakan seks bagi para pria lebih membutuhkan aspesk emosional dibanding aspek fisik. Dibutuhkan empati untuk membangun kembali kedekatan emosional dengan suami. Mungkin bagi yang baru saja menjadi ibu akan merasa sangat dibebani oleh tanggungjawab dalam mengurus bayi, belum lagi perasaan berkurangnya daya tarik diri setelah melahirkan bayi.

Untuk itu perlu diketahui bahwa pada dasarnya pria juga seringkali merasa daya tarik dirinya berkurang setelah memiliki anak, seks mungkin bisa menjadi obat yang mujarab untuk membangkitkan perasaan seksi mereka, namun

(14)

mengingat selama masa nifas ibu dan suami tidak mungkin melakukan seks maka yang butuhkan berdua adalah perasaan empati satu sama lain, agar ikatan emosional tetap terjaga. Salah satu yang bisa dilakukan untuk suami adalah memberinya perhatian lebih selain dari seks, misalnya menyempatkan diri membuat makanan favoritnya sambil memberi note-note singkat tentang betapa berterimakasihnya atas pengertiannya selama ini. langkah tersebut bisa mengobati perasaaan suami atas perasaan ditinggalkan dan penolakan.

2. Minta Perhatian Suami

Kadang kala suami kurang menunjukan empati nya pada masa-masa ini, sehingga seringkali keluhan yang dianggap remeh oleh mereka. Untuk itu katakan sejujurnya bahwa ingin mereka mendengar keluhan-keluhan dan meresponnya dengan sikap positif. Cara tegas ini akan membuat mereka lebih aware lagi terhadap ucapan-ucapan anda.

3. Perasaan Tidak Nyaman Melihat Vagina Istri

Sebagian pria yang mendampingi istrinya melahirkan kerap merasa tidak nyaman melihat vagina yang selama ini ia begitu inginkan telah berubah fungsi sebagai tempat keluar bayi anda. Jika mengingat moment persalinan tersebut tak jarang pria terkesan menjadi menghindari vagina.

Membangun kembali keintiman selama masa nifas dengan cara mengembangkan perhatian dan penghargaan pada istri atas perjuangannnya memberi keturunan adalah cara terbaik untuk menanamkan kembali daya tarik seksual suami pada istrinya. Selain itu, menanamkan rasa bangga terhadap peran ganda yang harus dijalani istri kini sebagai ibu sekaligus wanita bekerja, serta hubungan baru yang baru saja berdua bentuk dengan anak dapat menamkan kembali rasa ketertarikan dan cinta dengan istri, bahkan mungkin menjadi lebih dalam dari sebelumnya

(15)

HUBUNGAN SEKS

1. Kembalinya Kesuburan Post Partum

Nifas adalah Periode 6 minggu pasca persalinan, disebut juga masa involusi (Periode di mana sistem reproduksi wanita postpartum kembali kepada keadaannya seperti sebelum hamil). Di Indonesia : periode 40 hari.(Dhyanti dan Muki,2009)

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara dapat juga bersifat permanen, penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas. (Sarwono Prawirohardjo, 2006).

Ibu yang sedang menyusui tidak akan mengalami ovulasi untuk 4-24 bulan setelah melahirkan, sedangkan ibu-ibu yang tidak menyusui dapat mengalami ovulasi 1-2 bulan setelah melahirkan.

Ovulasi umumnya mendahului haid pertama post partum, dan bila ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi, kurang lebih 1 dari 10 ibu akan hamil lagi meskipun masih tetap belum mengalami haid.

Hormon prolaktin juga mempengaruhi kadar hormon LH, pada kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan ovarium menjadi kurang sensitif terhadap perangsangan gonadotropin yang memang sudah rendah, dengan akibat timbulnya inaktivitas ovarium, kadar estrogen yang rendah dan anovulasi. Bahkan saat aktivitas ovarium pulih kembali, kadar prolaktin yang tinggi menjadi fase luteal yang singkat dan fertilitas yang menurun. Makin lama ibu menyusui bayinya, makin cenderung bahwa haid akan terjadi kembali selama masa menyusui tersebut, dan makin cenderung timbul ovulasi yang mendahului haid pertama post-partum tadi.

Pada wanita yang tidak menyusui, kadar gonadotropin tetap rendah selama masa nifas awal dan kembali ke konsentrasi nomal pada minggu ke-3 hingga minggu ke-5, saat prolaktin kembali ke kadar dasar.

2. Tujuan Penggunaan Alat Kontrasepsi Sedini Mungkin Pada Ibu Post Partum Tujuannya pada ibu postpartum adalah untuk mengatur jarak kehamilan.

(16)

3. Macam-Macam Metode Kontrasepsi a. Alamiah : MAL

b. Sederhana Dengan Alat : Kondom

c. Hormonal : Pil Kombinasi , Kontrasepsi Progestin , Implan d. IUD / AKDR

e. Kontap : Vasektomi , Tubektomi

4.

Penjelasan Metode Kontrasepsi, Meliputi :

a. MAL

1) Pengertian

Merupakan kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan ataupun minuman lainnya.(Biran Affandi.2006)

2) Indikasi

- Ibu yang menyusui secara eksklusif - Bayinya berumur kurang dari 6 bulan

- Belum mendapat mendapat haid setelah meahirkan 3) Kontra Indikasi

- Sudah mendapat haid setelah bersalin - Tidak menyusui secara eksklusif

(17)

- Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam 4) Cara Kerja

Penundaan/ penekanan ovulasi 5) Cara Penggunaan

- Menyusui secara penuh (Full Breast Feeding), lebih efektif bila pemberian 7/8 x sehari

- Efektif sampai 6 bulan

- Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya 6) Keuntungan

- Efektifitas tinggi (Keberhasilan 98% pada enam bulan pasca persalinan) - Segera efektif

- Tidak mengganggu senggama

- Tidak ada efek samping secara medis - Tidak perlu pengawasan medis - Tidak perlu obat atau alat - Tanpa biaya

7) Keterbatasan

- Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan.

- Mungkin sulit dilakukan karena kondisi sosial - Efektifitas tinggi sampai kembalinya haid

b. Kondom 1) Pengertian

Kondom terdiri dari 2 jenis yaitu kondom wanita dan kondom pria.

(18)

2) Indikasi a) Pria :

- Penyakit genetalia

- Sensitivitas penis terhadap secret vagina - Ejakulasi dini

b) Wanita : - Vaginitis

- Kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD

- Membuktikan tidak ada semen yang dilepaskan dalam vagina - Metode temporer :

 Senggama belum teratur  Masa haid

 Mid-siklus pemakaian IUD

 Selama siklus pertama dari kontrasepsi oral dosis rendah  Gagal dengan kontrasepsi oral

 Selama periode awal post-partum

 Keengganan psikologi bersentuhan dengan semen 3) Kontra Indikasi

- Pria dengan ereksi tidak baik - Riwayat syok septic

- Tidak bertanggung jawab secara seksual

- Interupsi seksual foreplay menghalangi minat seksual - Alergi terhadap karet

4) Cara Kerja

- Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tidak masuk ke reproduksi perempuan.

- Mencegah IMS dan HIV/AIDS dari satu pasangan ke pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil).

(19)

5) Cara Penggunaan

- Gunakan kondom seiap kali berhubungan seksual

- Buka kondom secara perlahan untuk mencegah kerusakan (jangan menggunakan gigi atau benda tajam)

- Pasang kondom dalam keadaan penis ereksi dan sebelum kontak dengan pasangan

- Pastikan tidak ada udara yang terjebak di ujung kondom

- Pastikan penggunaan pelumas yang cukup (dapat menggunakan pelumas tambahan)

- Gunakan hanya pelumas dengan bahan dasar air ketika menggunakan kondom (pelumas dengan bahan dasar minyak dapat melemahkan lateks) - Pegang kondom dengan hati-hati setelah ejakulasi, dan untuk mencegah

terlepasnya kondom, keluarkan kondom dari vagina dalam keadaan penis ereksi

6) Keuntungan

- Efektif bila digunakan dengan benar - Tidak menganggu reproduksi ASI - Tidak mengganggu kesehatan klien - Murah dan dapat dibeli secara umum 7) Keterbatasan

- Efektifitas tidak terlalu tinggi

- Cara penggunaan sangat mempengaruhi kontrasepsi - Harus tersedia setiap kali berhubungan seksual

- Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum 8) Waktu Pemakaian

Dipakai saat akan melakukan hubungan seksual 9) Efek Samping dan Komplikasi

- Berkurangnya sensitivitas glands penis - Alergi terhadap karet

(20)

c. Hormonal :

1) Pil Kombinasi a) Pengertian

Jenis pil kombinasi antara lain :

1. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestion (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

2. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestion (E/P) dengan dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

3. Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestion (E/P) dengan 3 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.(Biran Affandi, 2006).

b) Indikasi

- Usia reproduksi

- Telah memiliki anak ataupun yang belum - Gemuk atau kurus

- Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi - Setelah melahirkan dan tidak menyusui

- Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberi ASI eksklusif, sedangkan semua kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut.

(21)

- Anemia karena haid berlebihan - Nyeri haid hebat

- Riwayat ektopik

- Kencing manis tanpa komplikasi ginjal, pembuluh darah. c) Kontra Indikasi

- Hamil atau dicurigai hamil - Menyusui eksklusif

- Perdarahan pervaigna yang belum diketahui penyebabnya - Penyakit hati akut (hepatitis)

- Perokok dengan usia > 35 tahun

- Riwayat penyakit jantung, stroke atau tekanan darah >180/110mmHg - Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20

tahun

- Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara.

- Migrain dan gejala neurologik fokal(elipsi/ riwayat epilepsi) - Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari d) Cara Kerja

- Menekan ovulasi - Mencegah implantasi.

- Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.

- Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula.

e) Keuntungan

- Tidak mengganggu hubungan seksual

- Siklus haid teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia) tidak terjadi nyeri haid.

- Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan.

- Mudah dihentikan setiap saat.

- Dapat digunakan kontrasepsi darurat.

(22)

f) Keterbatasan

- Mahal dan membosankan karena harus digunakan setiap hari. - Mual, terutama pada 3 bulan pertama.

- Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama. - Pusing.

- Nyeri payudara

- Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI) g) Efek Samping

- Hipertensi

- Infark miokardium

d. Kontrasepsi Progestin

1) Kontrasepsi Suntik Progestin a) Pengertian

Kontrasepsi suntik progestin adalah alat kontrasepsi yang sangat efektif dan aman dipakai semua perempuan dalam usia reproduksi dan sangat cocok digunakan untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI.

b) Indikasi

- Usia reproduksi

- Nuli para dan telah memiliki anak

- Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi

(23)

- Setelah melahirkan dan tidak menyusui - Setelah abortus atau pengguguran

- Telah banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi - Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

- Anemia defisiensi besi

- Mendekati usia menopouse yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi

c) Kontra Indikasi

- Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)

- Perdarahan pervagina - Penderita kanker payudara

- Diabetes melitus disertai komplikasi d) Cara Kerja

- Mencegah ovulasi

- Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.

- Menjadikan selaput lendir rahim tipis - Mengambat transportasi gamet oleh tuba e) Keuntungan

- Sangat efektif

- Pencegahan kehamilan jangka panjang

- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

- Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembetulan darah.

- Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI - Sedikit efek samping

- Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai peri menopause.

(24)

f) Keterbatasan

- Sering ditemukan gangguan haid, seperti : o Siklus haid yang memendek atau memanjang o Perdarahan haid yang banyak atau sedikit

o Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak(spotting) o Tidak haid sama sekali

- Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum diberikan - Permasalahan berat badan merupakan efek saping tersering

- Terlambatnya kembali kesuburan setelah pengehentian pemakaian - Terjadi pada perubahan lipid serum pada penggunaan jangka panjang g) Waktu Pemakaian

- Setiap saat selama siklus haid, asal Ibu tersebut tidak hamil - Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid

- Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja Ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual

- Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu Ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan Ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.

- Bila Ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya

- Ibu tidak haid atau Ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja Ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

(25)

h) Efek Samping

Tulang menjadi keropos, kelainan metabolisme lemak, ketidakteraturan menstruasi termasuk menometroragi (umumnya beberapa bulan pertama) dan amenorea ( 1 tahun pertama), jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun

2) Kontrasepsi Pil Progestin a) Pengertian

Mini pil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Pil mini atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet.

b) Indikasi

- Usia reproduksi

- Telah memiliki anak, atau yang belum memiliki anak - Pasca persalinan dan tidak menyusui

- Menginginkan metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui

- Pasca keguguran - Perokok segala usia

(26)

c) Kontra Indikasi

- Hamil atau diduga hamil

- Perdarahan pervagina dan belum jelas penyebabnya. - Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid - Sering lupa menggunakan pil

- Mioma uterus, progestin yang memicu pertumbuhan mioma - Riwayat stroke

d) Cara Kerja

- Menekan sekresi gonadrotropin dan sintesis sreroid seks di ovarium (tidak begitu kuat)

- Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.

- Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma e) Cara Penggunaan

Minumlah satu tablet setiap hari sampai bungkus mini pil habis, lalu segera mulai dengan bungkus baru keesokan harinya. Jangan lewati satu hari pun. Waktu terbaik saat minum pil ini adalah pada malam hari.

f) Keuntungan

- Sangat efektif bila digunakan secara benar - Tidak mengganggu hubungan seksual - Tidak mempengaruhi ASI

- Kesuburan cepat kembali - Nyaman dan mudah digunakan - Sedikit efek samping

- Dapat dihentikan setiap saat - Tidak mengandung estrogen g) Keterbatasan

- Hampir 30-60% mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenorea)

- Meningkatkan penurunan berat badan

(27)

- Bila lupa 1 pil saja kegagalan lebih besar

- Payudara menjadi tegang, mual, pusing dermatitis, jerawat h) Waktu Pemakaian

- Mulai hari pertama sampai hari ke 5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain

- Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya setelah hari ke 5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2hari saja

- Bila klien tidak haid (amenorea), minipil dapat dapat digunakan setiap saat, asal saja diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja

- Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan

- Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan klien telah mendapat haid, minipil dapat dimulai pada hari 1-5 siklus haid

- Minipil dapat diberikan segera pasca keguguran

- Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya dengan minipil, minipil dapat segera diberikan bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau Ibu tersebut tidak sedang hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya

- Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada jadwal suntikan yang berikutnya

- Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal dan Ibu tersebut ingin menggantinya dengan minipil, minipil diberikan pada hari 1-5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi yang lain

(28)

- Bila kontrasepsi yang sebelumnya digunakan adalah AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon), minipl dapat diberikan pada hari 1-5 siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR.

i) Efek Samping

Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan pil progestin atau mini pil antara lain:

- Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak teratur).

- Peningkatan/penurunan berat badan. - Payudara tegang.

- Mual. - Pusing.

- Perubahan mood. - Dermatitis atau jerawat.

e. Implant

1) Pengertian

Kontrasepsi implan adalah kapsul plastik yang mengandung progestin, yang bekerja dengan cara mencegah ovulasi dan menghalangi masuknya sperma melalui lendir serviks yang kental.

2) Cara penggunaan

Dua kapsul dimasukkan ke bawah kulit lengan atas. Setelah diberi obat bius, dibuat sayatan dan dengan bantuan jarum dimasukkan kapsul implan. Tidak perlu dilakukan penjahitan.

(29)

Kapsul ini melepaskan progestin ke dalam aliran darah secara perlahan dan biasanya dipasang selama 3 tahun.

3) Keuntungan

Sangat efektif, bekerja untuk jangka waktu lama. 4) Keterbatasan

- mahal

- kesulitan dalam pemasangan atau pengeluaran 5) Efek Samping

Sakit kepala, penambahan berat badan, perdarahan tidak teratur atau sama sekali tidak terjadi menstruasi, payudara menjadi tegang dan nyeri.

f. IUD / AKDR 1) Pengertian

Alat kontrasepsi dalam rahim adalah suatu alat yang dimasukkan dan disimpan dalam rongga rahim dengan tujuan mencegah atau menjarangkan kehamilan dalam jangka waktu yang lama.(Harnawatiaj,2008).

2) Indikasi

- Telah mempunyai anak hidup satu atau lebih - Ingin menjarangkan kehamilan

(30)

- Sudah cukup anak hidup - Berusia diatas 35 tahun 3) Kontra Indikasi

- Kehamilan

- Peradangan panggul

- Perdarahan uterus yang abnormal - Tumor pada organ panggul - Malformasi rahim

- Nyeri haid hebat

- Anemia berat dan gangguan pembuluh darah - Penyakit jantung rematik

4) Cara Kerja

- Menimbulkan reaksi radang cavum uteri sehingga mengganggu implantasi - Produksi local prostaglandin tinggi sehingga terhambatnya implantasi - Terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di endometrium - Pergerakan ovum bertambah cepat dalam tuba falopii

- Immobilisasi spermatozoa melewati cavum uteri - Mencegah fertilisasi

- Untuk IUD yang mengandung Cu :

a) Cu menghambat reaksi carbonic anhydrase sehingga tidak terjadi implantasi

b) Mengganggu pengambilan estrogen endogenous oleh mukosa uterus c) Mengganggu jumlah DNA dalam sel endometrium

d) Mengganggu metabolism glikogen

- Untuk IUD yang mengandung hormone progesterone : a) Mengentalkan lender serviks

b) Mempertahankan endometrium agar tetap pada tahap desidual / progestational

5) Cara Penggunaan

- Pemberian analgetik bila diperlukan

(31)

- Lakukan pemeriksaan dalam bimanual

- Pasang kembali speculum dalam vagina, lakukan desinfeksi endoservik dan dinding vagina

- Pasang tenakulum pada bibir serviks atas, lakukan tarikan ringan untuk meluruskan dan menstabilak uterus

- Masukkan IUD dengan macam alatnya.

- Lepaskan IUD dalam bidang transverse dari cavum uteri pada posisi setinggi mungkin di fundus uteri. Bila ada tahanan sebelum mencapai fundus, jangan dipaksakan, keluarkan alatnya dan lakukan re-insersi. 6) Keuntungan

- Hanya satu kali pemasangan - Tidak ada efek sistematik

- Dapat mencegah kehamilan dalam waktu panjang - Efektifitas tinggi

7) Kerugian

- Risiko infeksi panggul - Dismenorea (nyeri saat haid)

- Menoragia pada bulan-bulan pertama - Peningkatan risiko perforasi (robek) rahim - Risiko kehamilan ektopik

- IUD dapat lepas dengan sendirinya 8) Waktu Pemakaian

- Insersi Interval

- Insersi IUD dapat dilakukan setiap saat dari siklus haid asalkan akseptor tidak dalam keadaan hamil

- Insersi Post-partum

- Insersi IUD aman dalam beberapa hari post-partum, hanya kerugian paling besar adalah angka kejadian ekspulsi yang sangat tinggi. Saat yang terbaik adalah delapan minggu post partum, karena antara 4-8 minggu post partum bahaya perforasi tinggi sekali.

(32)

- Insersi post-coital 9) Efek Samping

- Nyeri dan mules - Perdarahan - Keputihan - Dismenorhe - Disparonea - Infeksi

- Kehamilan dengan IUD insitu - IUD tertanam dalam dinding rahim.

g. Kontap

1) Vasektomi a) Pengertian

Vasektomi adalah prosedure klinik untuk menghentikan kapasitas produksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.

b) Indikasi

Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasanganya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga.

(33)

c) Kontra Indikasi

- Infeksi kulit lokal ,misalnya scabies - Infeksi traktus genitalia

- Kelainan skrotum dan sekitarnya : o Varicocele

o Hydrocele o Filariasis o Hernia iguinalis o Orchiopexy

o Luka parut bekas operasi hernia o Skrotum yang sangat tebal - Penyakit sistemik

o Penyakit-penyakit perdarahan o Diabetes meliitus

o Penyakit jantung koroner yang baru

- Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil. d) Cara Kerja

Oklusi vas deferens, sehingga menghambat perjalanan spermatozoa dan tidak didapatkan spermatozoa di dalam semen/ejakulat (tidak ada penghantaran spermatozoa dari testis ke penis).

e) Cara Penggunaan

- Identifikasi dan isolasi vas deferens

a. Kedua vas deferens merupakan struktur paling padat di daerah mid scrotum, tidak berpulsasi (berbeda dengan pembuluh darah).

b. Kesukaran kadang-kadang terjadi dalam identifikasi dan isolasi vas deferens seperti pada keadaan-keadaan :

i. Kulit skrotum tebal

ii. Vas deferens yang sangat tipis iii. Spermatic cord yang tebal iv. Testis yang tidak turun

(34)

c. Kedua vas deferens haris diidentifikasi sebelum meneruskan prosedur kontap-nya

d. Dilakukan immobilisasi vas deferens diantara ibu jari dan jari telunjuk atau dengan memakai klem

e. Dilakukan penyuntikan anestesi lokal

- Insisi skrotum

i. vas deferens yang telah di immobilisasi di depan skrotum hanya di tutupi oleh otot dartos dan kulit skrotum.

ii. Insisi, horisontal dan vertikal, dapat dilakukan secara:  Tunggal, digaris tengah (scrotal raphe)

 Dua insisi,satu insisi di atas masing-masing vas deferens.

- Memisahkan lapisan-lapisan superfisial dari jaringan-jaringan sehingga vas deferens dapat di isolasi.

- Penutupan luka insisi

o Dilakukan dengan catgut, yang kelak akan diserap.

o Pada insisi 1cm atau kurang, tidak diperlukan jahitan catgut, cukup di tutup dengan plaster saja.

f) Efek Samping

- Efek sistemik dari kontap-pria

 Tidak ditemukan efek sistemik dari prosedur kontap-pria.

 Fungsi kelenjar prostat, seminal vesicles dan kelenjar-kelenjar urethra tidak mengalami perubahan sebagai akibat dari kontap-pria, karena fungsi mereka ditentukan oleh kadar endrogen di dalam darah(yang tidak berubah karena kontap-pria).

 Tidak ditemukan efek kontap-pria terhadap timbulnya penyakit jantung, karsinoma, penyakit paru-paru, saraf, gastro-intestinal dan endrokrin.

(35)

- Efek kontap-pria pada fungsi testis dan hormon pria

1. Kontap-pria tidak menimbulkan efek pada fungsi testis dan spermatogenesis berlangsung seperti biasa.

2. Juga tidak ditemukan perubahan dalam hormon gonadotropin hypophysis (FSH-LH) atau testosterone, yang semuanya masih berada dalam batas normal.

- Efek psikologis

1. Vasektomi hanya menimbulkan efek lokal yaitu oklusi vas deferens, dan tidak akan menimbulkan perubahan fungsi psiko-seksual yang normal.

2. Problem psikologis terjadi pada ,1-5% dari akseptor kontap pria, dengan keluhan rasa takut yang timbul setelah kontap-pria,yang meliputi:

a. Rasa takut “trauma” tubuh b. Rasa takut “trauma seks” c. Rasa takut “trauma”keluarga d. Rasa takut “trauma” moral

e. Rasa takut “trauma”kelompok atau golongan g) Komplikasi

- Komplikasi dapat terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat setelah tindakan. Komplikasi selama prosedure dapat berupa komplikasi akibat reaksi anafilaksis yang disebabkan oleh penggunaan lidokain atau manipulasi berlebihan terhadap anyaman pembuluh darah disekitar vasa deferensia.

- Komplikasi pascatindakan dapat berupa hematoma skrotalis, infeksi atau absespada testis, atrofi testis, epididimitis kongestif, atau peradangan kronikgranuloma di tempat insisi. Penyulit jangka panjang yang dapat mengganggu upaya pemulihan fungsi reproduksi adalah terjadinya antibodi sperma.

(36)

2) Tubektomi a) Pengertian

Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan yaitu menutup saluran tuba palopii, agar spermatozoa dan ovum tidak dapat bertemu, sehingga tidak perlu memakai alat kontrasepsi serta dapat menghambat penyakit kebidanan/kandungan.

b) Indikasi

Indikasi sterilisasi tuba adalah jika pasien meminta secara sukarela untuk dilakukannya metode KB permanen. Perlu dilakukan pertimbangan etis dan hukum pada kasus pasien yang mengalami gangguan fisik, psikis dan intelektual.

(37)

c) Kontra Indikasi

- Pasien harus meminta sendiri, dalam keadaan pikiran yang tenang serta tidak ada paksaan dari siapa pun .

- Jika ada permintaan sterilisasi saat persalinan dan ternyata timbul komplikasi pada ibu atau janin maka permintaan tersebut bisa di tolak. - Pembedahan tidak bisa dilakukan jika terdapat infeksi seperti Pelvic

Inflammatory Disease (PID).

- Laparoskopi juga tidak boleh dilakukan pada pasien dengan penyakit jantung dan paru yang berat.

- Jika di curigai adanya kehamilan. d) Cara Kerja

Dengan mengaklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang cicin sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum

e) Cara Penggunaan

- Dalam pembedahan yang disebut tubektomi, kedua saluran tuba falopi yang menghubungkan ovarium dan rahim (uterus) tersebut dipotong dan ujung-ujungnya ditutup dengan cincin atau dibakar (kauter). - Metode lain yang tidak melakukan pemotongan adalah dengan

mengikat atau menjepit saluran tuba falopi (tubal ring/tubal clip). Hal ini menyebabkan sel telur tidak dapat terjangkau sperma.

- Pembedahan biasanya dilakukan dengan pembiusan umum atau lokal (spinal/epidural).

- Dokter dapat menggunakan alat bantu berupa teleskop khusus yang disebut laparoskop. Teleskop berupa pipa kecil bercahaya dan berkamera ini dimasukkan melalui sebuah sayatan kecil di perut untuk menentukan lokasi tuba falopi.

- Sebuah sayatan lainnya kemudian dibuat untuk memasukkan alat pemotong tuba falopi.

- Biasanya, ujung-ujung tuba falopi kemudian ditutup dengan jepitan. - Cara yang lebih tradisional yang disebut laparotomi tidak

(38)

f) Keuntungan Kontrasepsi

 Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama taun pertama pengguanaan).

 Tidak mempengaruhi proses menyusui.  Tidak bergantung pada faktor senggama.

 Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius.

 Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal.  Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.

 Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual(tidak ada efek pada produksi hormon ovarium).

Nonkontrasepsi

Berkurangnya resiko kanker ovarium.

g) Keterbatasan

- Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat di pulihkan kembali) ,kecuali dengan operasi rekanalisasi.

- Klien dapat menyesal di kemudian hari.

- Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan kontrasepsi umum).

- Rasa sakit / ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan. - Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dibutuhkan dokter spesialis

ginekologi atau dokter spesialis bedah untuk proses laparoskopi). - Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS. h) Waktu Pemakaian

- Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak hamil.

- Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi ( fase proliferasi). - Pascapersalinan.

(39)

 Minilap : di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu.

 Laparoskopi : tidak tepat untuk klien pascapersalinan. - Pascakeguguran.

 Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik ( minilap atau laparoskopi ).

 Triwulan kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap saja).

- Atau bersamaan dengan prosedur pembedahan perut yang lain, seperti operasi Caesar.

i) Efek Samping

- Risiko sterilisasi, seperti halnya operasi lainnya, terutama berkaitan dengan anestesi.

- Ahli bedah juga dapat tanpa sengaja merusak ligamen peritoneal selama operasi.

- Jika ligamen peritoneal rusak, produksi hormon pada ovarium menurun dan menopause bisa dimulai dini.

- Potensi komplikasi lainnya (sangat jarang) adalah kehamilan ektopik dan gangguan menstruasi.

5. Alat Kontrasepsi Yang Boleh Digunakan Pada Ibu Yang Menyusui

a. Metode Barier

Metode barier seperti kondom, diafragma, kap serviks atau spons, tidak mempunyai efek pada laktasi dan dapat digunakan dengan aman post-partum.

b. IUD

1) Non-medicated IUD seperti Lippes Loop, kemungkinan besar tidak mempengaruhi laktasi. Mungkin hanya timbul kram rahim yang ringan selama laktasi, tetapi tidak akan mengganggu laktasinya sendiri.

2) Medicated IUD, seperti Cu-T atau Cu-7 mungkin pilihan yang baik untuk ibu menyusui, karena tampaknya tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI.

(40)

Progestasert-T hanya mengandung hormon progestin kadar rendah, dan jumlah hormon yang mencapai ASI tidak mempengaruhi kuantitas ASI maupun bayinya.

3) Yang penting pada pemakaian IUD post partum adalah penempatan IUD setinggi mungkin dalam fundus uteri sehingga mengurangi kemungkinan ekspulsi.

c. Kontrasepsi-mantap Wanita

Kontap-wanita merupakan metode kontrasepsi yang sangat baik untuk ibu dengan banyak anak. Sebaiknya memakai anestesi lokal untuk menegrjakan metode ini, karena dari pengamatan para ahli dijumpai bahwa pemakaian anestesi umum yang terlalu kuat setelah melahirkan dapat menimbulkan problem dalam memulai awal dari laktasi. Dan yang masuk dalam ASI dapat mempengaruhi daya isap bayi. Daya isap yang buruk akan menyebabkan produksi ASI yang inadekuat, dan selanjutnya akan menyebabkan daya isap bayi yang menurun karena bayinya akan malas untuk menyusu.

d. Pil-oral

Pil oral kombinasi dengan dosis estrogen yang rendah ( 25-30 MCG estrogen ) tidak menunjukkan efek yang jelek terhadap kualitas dan kuantitas ASI.

e. Kontrasepsi berisi Progestin saja

Seperti mini pil, suntikan KB dan Implant, tidak mempunyai efek pada laktasi dan dapat digunakan oleh ibu yang menyusui segera setelah melahirkan.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun rumusan masalah dan tujuan penelitian dalam tesis ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran kepala sekolah sebagai leader di SDIT Arafah Sampit dan implikasinya

Dalam penelitian ini dibandingkan kadar hemoglobin darah pada pria perokok dan bukan perokok mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manando semester

In regards to that, starting hypothesis of the research is, first, fixed exchange rate regime and liberalized system of capital flows conditions non-sovereign

atau perancangan pembelajaran, (2) tahap pelaksanaan pembe-lajaran dan (3) tahap pengukuran.Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan bahwa pengembangan

Gambar 1 diatas merupakan wiring atau pengkabelan dari datalogger ke mesin produksi sehingga arduino dapat membaca mesin secara keseluruhan, mulai dari pembacaan

Untuk hal itu akan ditampilkan data nilai kapasitansi dan konstanta dielektrik minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan pada saat sebelum digunakan dan

Dengan metode transformasi Box-Cox, nilai parameter λ ( lambda ) yang diperoleh sebesar 1,00 dari selang kepercayaan antara 0,33 sampai dengan 1,35, sehingga data

Smarts, diketahui bahwa standart kompensasi yang sudah ada belum dapat diterapkan secara maksimal sehingga belum dapat memberikan hasil yang optimal, kurangnya kemampuan