MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
BIDANG
INSTALASI
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
MERAKIT DAN MEMASANG
PHB PENERANGAN BANGUNAN
INDUSTRI KECIL
KTL.IK02.103.01
BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI
Judul Modul : Merakit dan Memasang PHB Penerangan Bangunan Industri Kecil
KATA PENGANTAR
Modul pelatihan berbasis kompetensi merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi.
Modul pelatihan ini berorientasi kepada pelatihan berbasis kompetensi (Competence Based Training) diformulasikan menjadi 3 (tiga) buku, yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaanya sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Untuk memenuhi kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi tersebut, maka disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi dengan judul “Merakit dan Memasang PHB
Penerangan Bangunan Industri Kecil” yang mengacu pada SKKNI Sektor Listrik Sub
Sektor Ketenagalistrikan Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Nomor : 170/MEN/IV/ 2007.
Kami menyadari bahwa modul yang kami susun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan modul ini menjadi lebih efektif.
Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada kita dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja.
Jakarta, Nopember 2013 DIREKTUR
STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PROGRAM PELATIHAN
KUNJUNG MASEHAT, SH, MM NIP. 19591129 198603 1 002
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR --- 1
DAFTAR ISI --- 2
DAFTAR ISI --- 3
BAB I STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) --- 4
A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) --- 4
B. Unit Kompetensi Prasyarat --- 6
C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) --- 7
BAB II MERAKIT DAN MEMASANG PHB PENERANGAN BANGUNAN INDUSTRI KECIL --- 16 A. Latar Belakang --- 16 B. Tujuan --- 16 C. Ruang Lingkup --- 17 D. Pengertian Istilah --- 17 E. Diagram Alir --- 18
F. Merakit dan Memasang PHB Penerangan Bangunan Industri Kecil --- 19
1. Mempersiapkan Pekerjaan --- 19
a. Prosedur perakitan dan pemasangan PHB Penerangan --- 19
b. Macam alat kerja, material dan peralatan K3 --- 19
c. Cara memeriksa peralatan kerja, material --- 25
d. Prosedur penyiapan gambar pengawatan PHB --- 26
2. Merakit PHB Penerangan --- 31
a. K3 perakitan PHB penerangan --- 31
b. Cara merakit PHB penerangan --- 31
c. Merakit PHB penerangan dengan tingkat pengamanan IP yang ditetapkan --- 55
d. Cara pemasangan PHB penerangan --- 57
e. Cara pemeriksaan kualitas pekerjaan --- 64
f. Cara mengukur tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas penghantar pada setiap rangkaian listrik --- 65
Judul Modul : Merakit dan Memasang PHB Penerangan Bangunan Industri Kecil
3. Memeriksa Pekerjaan --- 79
a. Menemu kenal penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan --- 79
b. Alternatif pemecahan penyimpangan yang berterjadi sesuai prosedur yang berlaku --- 80
c. Cara menerapkan alternatif yang dipilih sesuai dengan prosedur yang berlaku --- 81
4. Membuat laporan --- 82
a. Membuat Laporan Perakitan --- 82
b. Membuat Berita Acara Perakitan --- 83
BAB III SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI -- 84
A. Sumber-sumber Perpustakaan --- 84
1. Daftar Pustaka --- 84
2. Buku Referensi --- 84
B. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan --- 85
1. Daftar Peralatan/Mesin --- 85
BAB I
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)
A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI)
1. KODE UNIT : KTL.IK02.103.01
2. JUDUL UNIT : Merakit dan memasang PHB Penerangan Bangunan Industri Kecil
3. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan persiapan perakitan, penerapan prosedur perakitan, pemeriksaan, pembuatan laporan yang dibutuhkan pada pemasangan PHB Penerangan Bangunan Industri Kecil sesuai standar konstruksi dan persyaratan pemasangannya.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
01. Mempersiapkan Pekerjaan 1.1 Prosedur perakitan dan pemasangan PHB Penerangan fasa tunggal dan atau fasa tiga disiapkan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
1.2 Alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan disiapkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi peralatan yang berlaku.
1.3 Pemeriksaan Alat kerja, Material, K3 dan alat ban tu yang dibutuhkan untuk memastikan dalam kondisi berfungsi baik dan aman.
1.4 Gambar pengawatan PHB fasa tunggal dan atau fasa tiga disiapkan untuk diserahkan pada personal yang tepat.
02. Merakit PHB Penerangan 2.1 Peraturan dan prosedur keselamatan dan kese- hatan kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.2 Peralatan/material PHB penerangan dirakit sesuai dengan spesifikasi rancangan, standar dan persyaratan yang berlaku.
2.3 Peralatan/material PHB Penerangan dirakit sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (IP) yang telah ditetapkan.
Judul Modul : Merakit dan Memasang PHB Penerangan Bangunan Industri Kecil
2.4 Peralatan/material PHB Penerangan dipasang sesu ai standar konstruksi dan persyaratan pemasangan.
2.5 Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan terus menerus sesuai prosedur.
2.6 Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi dan Polaritas sesuai persyaratan.
03. Memeriksa Pekerjaan 3.1 Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi la pangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara melakukan pengiden tifikasian.
3.2 Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pe mecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.3 Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.
04. Membuat laporan. 3.1 Laporan perakitan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.
3.2 Berita acara perakitan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.
BATASAN VARIABEL
Dalam melaksanakan unit kompentensi ini harus didukung dengan tersedianya: 1. Standar Konstruksi.
2. Persyaratan pemasangan Peralatan/material PHB Penerangan.
3. Instruction manual, perlengkapan utama dan pelengkap dari PHB penerangan. 4. Gambar instalasi pemasangan PHB penerangan.
5. Peralatan K3 dan peralatan bantu yang terkait dengan pelaksanaan unit kompetensi ini.
6. Sistem dan format pelaporan yang ditetapkan. 7. Kompetensi yang diketahui sebelumnya adalah :
7.1. Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
7.2. Merapikan Peralatan dan tempat kerja/ sesuai dengan standar lingkungan ditempat kerja.
7.3. Menginterpretasikan gambar teknik dan flow diagram. 7.4. Menggunakan hand tools & power tools.
PANDUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan : 1.1. Pengetahuan :
1.1.1. Bahan Listrik.
1.1.2. Instalasi Listrik Penerangan. 1.1.3. Teori Listrik Dasar.
1.1.4. Alat Ukur dan Pengukuran Listrik.
1.1.5. K3 perakitan dan pemasangan PHB penerangan. 1.2. Keterampilan :
1.2.1. Dasar Konstruksi PHB Penerangan.
1.2.2. On Site Training Perakitan dan Pemasangan peralatan PHB Penerangan sesuai gambar rancangan.
1.2.3. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). 2. Ruang Lingkup Pengujian:
Kompetensi harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
3. Aspek Penting:
3.1. Kompetensi harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
3.2. Kualifikasi pendidikan formal setara SLTA pengalaman minimal 1 tahun. 3.3. Melaksanakan pekerjaan yang konsisten pada setiap elemen Kompetensi. 3.4. Memenuhi kriteria unjuk kerja yang tercakup pada setiap elemen
Kompetensi dengan menggunakan, teknik-teknik dan standar perusahaan sesuai dengan tempat kerja.
3.5. Menunjukan pemahaman terhadap pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan serta sikap kerja yang dituntut dari pekerjaan tersebut.
KOMPETENSI KUNCI
NO. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 1 2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 1 3 Merencanakan dan mengatur kegiatan 1 4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 1 5 Menggunakan ide dan teknik matematika 1
6 Memecahkan masalah 1
B. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)
Judul Unit Kompetensi : Merakit Dan Memasang PHB Penerangan Bangunan Industri Kecil. Kode Unit Kompetensi : KTL.IK02.103.01
Deskripsi Unit Kompetensi : Unit kompetensi ini berkaitan dengan persiapan perakitan, penerapan prosedur perakitan, pemeriksaan,
Pembuatan laporan yang dibutuhkan pada pemasangan PHB Penerangan Bangunan Industri Kecil sesuai standar konstruksi dan persyaratan pemasangannya
Prakiraan Waktu Pelatihan : 540 Menit Tabel Silabus Unit Kompetensi :
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja
Materi Pelatihan Prakiraan
Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap
Penge-tahuan Keteram-pilan 01. Mempersiakan pekerjaan 1.1 Prosedur pera- kitan dan pe- masangan PHB Penerangan fasa tunggal dan/atau fasa tiga disiapkan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Dapat menjelaskan penyiap- an prosedur perakitan dan pemasangan PHB Penerang- an fasa tunggal dan atau fasa tiga sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Mampu menyiapkan prose-
dur perakitan dan pema-sangan PHB Penerangan fasa tunggal dan atau fasa tiga sesuai dengan persya-ratan yang berlaku.
Harus bersikap cermat, teliti, taat azas.
Prosedur perakitan dan pe- masangan PHB Penerang- an.
Menerapkan prose- dur perakitan dan pemasangan PHB Penerangan. Cermat Teliti Taat azas. 45’ 90’
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja
Materi Pelatihan Prakiraan
Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap
Penge-tahuan
Keteram-pilan 1.2 Alat kerja, Ma-
terial, K3 dan alat bantu yang dibutuh- kan disiapkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi peralatan yang berlaku.
Dapat menjelaskan penyiap an macam alat kerja, ma- terial, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan sesuai de- ngan persyaratan spesifikasi peralatan yang berlaku. Mampu mengidentifikasi ma-
cam alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang dibu- tuhkan sesuai dengan per-syaratan spesifikasi pera- latan yang berlaku. Harus bersikap cermat dan
teliti.
Macam alat kerja, material, peralatan K3.
Mengidentifikasi ma- cam-macam alat ker ja, material, K3 dan alat bantu yang di- butuhkan sesuai de- ngan persyaratan spesifikasi peralatan yang berlaku.
Cermat Teliti
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja
Materi Pelatihan Prakiraan
Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap
Penge-tahuan
Keteram-pilan 1.3 Pemeriksaan
A-lat kerja, Mate- rial, K3 dan a- lat bantu yang dibutuhkan un- tuk memasti- kan dalam kon-disi berfungsi baik dan aman.
Dapat menjelaskan cara memeriksa macam alat kerja, macam material, macam per alatan K3 dan alat bantu yang dibutuhkan untuk memastikan dalam kondisi berfungsi baik dan aman.
Mampu memeriksa macam alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan untuk memastikan dalam kondisi berfungsi baik dan aman.
Harus cermat, teliti, taat azas.
Cara memeriksa macam peralatan kerja, Material dan peralatan K3
Memeriksa macam a- lat kerja, material, pe ralatan K3 dan alat bantu yang dibutuh kan untuk memasti kan dalam kondisi berfungsi baik dan aman
Cermat Teliti Taat azas
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja
Materi Pelatihan Prakiraan
Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap
Penge-tahuan Keteram-pilan 1.4 Gambar peng-awatan PHB fa sa tunggal dan atau fasa tiga disiapkan untuk diserah kan pada per sonal yang te pat.
Dapat menjelaskan gambar pengawatan PHB fasa tung-gal dan/atau fasa tiga untuk diserahkan pada personal yang tepat.
Mampu menyiapkan gambar pengawatan PHB fasa tunggal dan/atau fasa tiga untuk diserahkan pada per-sonal yang tepat.
Harus cermat, teliti,
Penyiapan gambar penga- watan PHB sesuai Prosedur.
Menyiapkan gambar pengawatan PHB fasa tunggal dan/ atau fasa tiga sesuai prosedur. Cermat Teliti Asesmen 02. Merakit P H B Penerangan 2.1 Peraturan dan prosedur kese lamatan dan kesehatan ker ja diterapkan selama pelak sanaan peker jaan.
Dapat menjelaskan Peratur- an dan prosedur keselamat- an dan kesehatan kerja se- lama pelaksanaan pekerja- an.
Mampu menerapkan prose- dur K3 dengan benar. Harus bersikap cermat, teliti,
taat azas.
Peraturan dan Prosedur K3 dalam perakitan PHB
Menerapkan peraturan dan prosedur K3 dalam perakitan PHB
cermat, teliti, taat asas
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja
Materi Pelatihan Prakiraan
Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap
Penge-tahuan Keteram-pilan 2.2 Peralatan /ma terial PHB Pe nerangan dira kit sesuai de ngan spesifika si rancangan, standar dan persyaratan yang berlaku
Dapat menjelaskan cara merakit peralatan /material PHB Penerangan sesuai dengan spesifikasi rancang an, standar dan persyarat an yang berlaku
MMampu merakit peralatan / material PHB penerangan dengan spesifikasi rancang an dan persyaratan yang berlaku. dHarus bersikap termat,
teliti, dan taat asas
Cara merakit PHB sesuai spesifikasi rancangan stan dar
Merakit peralatan / material PHB penerang an dengan spesifikasi rancangan dan persya ratan yang berlaku.
termat
, teliti,
dan taat asas
2.3 Peralatan / material PH B Penerang an dirakit se demikian ru pa se hingga tidak mengu rangi tingkat pe ngaman an (IP) yang telah ditetap kan berlaku
Dapat menjelaskan penger tian dan fungsi IP.
Dapat menjelaskan cara me rakit PHB Penerangan deng an tingkat pengamanan (IP) yang ditetapkan
Mampu merakit PHB Penera ngan dengan tingkat penga manan yang ditetapkan Harus bersikap termat, teliti,
dan taat asas
Merakit PHB Pene rangan dengan tingkat pengamanan (IP) yang dite tapkan.
Mampu merakit PHB Penerangan dengan tingkat pengamanan IP yang ditetapkan. Cermat Teliti Taat asas
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja
Materi Pelatihan Prakiraan
Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap
Penge-tahuan Keteram-pilan 2.4 Peralatan/ material PH B Penerang an dipasang sesuai stan dar konstruk si dan per syaratan pe masangan
Dapat menjelaskan cara me masang PHB Penerangan Mampu memasang PHB Pe
nerangan sesuai standar konstruksi
Harus bersikap cermat, teliti, ,taat asas .
Cara memasang PHB Pene rangan sesuai standar kons truksi
Memasang PHB Pene rangan sesuai standar konstruksi dan persya ratan pemasangan. Cermat Teliti Taat azas 2.5 Pemeriksaan kualitas pe kerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan te rus menerus sesuai prose dur.
Dapat menjelaskan cara pemeriksaan kualitas peker jaan dan kebenaran penga watan sesuai prosedur Mampu memeriksa kualitas
pekerjaan dan kebenaran pe ngawatan sesuai prosedur Harus bersikap cermat, teliti,
,taat asas
- Cara pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan sesuai prose dur
Memeriksa kualitas pe kerjaan dan kebenaran pengawatan sesuai prosedur cermat, teliti, ,taat asas
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja
Materi Pelatihan Prakiraan
Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap
Penge-tahuan
Keteram-pilan
2.6 Setiap rangka ian listrik diu kur untuk me mastikan taha nan pembumi an, tahanan i solasi dan Po laritas sesuai persyaratan.
Dapat menjelaskan cara me ngukur tahanan pembumian, tahanan isolasi dan pola ritas penghantar
Mampu mengukur tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas penghantar Harus bersikap cermat, teliti,
taat asas
Cara mengukur tahanan pe mbumian, tahanan isolasi dan polaritas penghantar
Mengukur tahanan pe mbumian, tahanan iso lasi dan polaritas peng hantar cermat, teliti, ,taat asas Asesmen 03. Memeriksa - Pekerjaan 3.1 Penyimpanga n yang terjadi ditetapkan Pe nyimpangan yang berkait an dengan ko ndisi lapangan ataupun hal la innya dilaku- kan pemerik saan dengan cara melaku kan pengiden tifikasian
Dapat menjelaskan cara pengidentifikasian penyim pangan yang terjadi yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lain nya dan melakukan peme riksaan.
Mampu menemu kenal penyimpangan yang terjadi yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dan melakukan pemeriksaan
Harus bersikap cermat, teliti, ,taat asas
Menemu kenal penyimpang an berkaitan dengan kondi si lapangan
Menemu (identifikasi) kenal penyimpangan yang terjadi yang ber kaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dan melakukan pemeriksaan Teliti Cermat Taat asas 45’ 90’
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja
Materi Pelatihan Prakiraan
Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap
Penge-tahuan Keteram-pilan 3.2 Penyimpanga yang terja di ditetap kan al terna tif peme cahannya se suai prosedur yang berlaku.
Dapat menjelaskan alterna tif pemecahan penyimpang an yang terjadi sesuai pro sedur yang berlaku. Mampumenetapkan alter
natif pemecahan penyimpa ngan yang terjadi sesuai prosedur yang berlaku. Harus bersikap cermat, teliti,
,taat asas
Alternatif pemecahan pe nyimpangan yang terjadi sesuai prosedur yang ber laku.
Menetapkan alternatif pemecahan penyim pangan yang terjadi sesuai prosedur yang berlaku. cermat, teliti, taat asas 3.3 Alternatif yang dipilih di terapkan sesu ai dengan per syaratan.
Dapat menjelaskan alterna tif yang dipilih sesuai deng an persyaratan
Mampumenerapkan alterna tif yang dipilih sesuai deng an persyaratan
Harus bersikap cermat, teliti, taat asas
cara menerapkan alternatif yang dipilih sesuai dengan persyaratan
Menerapkan alternatif yang dipilih sesuai dengan persyaratan
Cermat Teliti Taat azas
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja
Materi Pelatihan Prakiraan
Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap
Penge-tahuan Keteram-pilan Asesmen 04.Membuat la- poran 4.1 Laporan pera kitan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.
Dapat menjelaskan cara membuat laporan perakitan sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku
Mampu membuat laporan perakitan sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku
Harus bersikap cermat, teliti,
Cara membuat laporan pe rakitan
Membuat laporan pe rakitan sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku Cermat Teliti ’ 45’ 4.2 Berita acara perakitan dibu at sesuai de ngan prose dur dan form at yang berla ku.
Dapat menjelaskan cara me mbuat berita acara pera kitan sesuai dengan prose dur dan format yang ber laku.
Mampu membuat berita aca ra perakitan sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.
Harus cermat, teliti, ,taat asas.
Cara membuat berita Acara perakitan sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku
Membuat Berita Acara perakitan sesuai de ngan prosedur dan format yang berlaku
Cermat Teliti Taat asas t
BAB II
MERAKIT DAN MEMASANG PHB PENERANGAN BANGUNAN INDUSTRI KECIL
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan energi listrik dewasa ini semakin meningkat, karena listrik telah digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga sampai ke dunia industri. Untuk itu, kontinuitasnya perlu mendapat perhatian.
Sistem kelistrikan tidak luput dari gangguan, mulai dari proses pembangkitan sampai pada proses pemakaiannya. Untuk menghindarkan gangguan tersebut, agar tidak bebahaya bagi peralatan dan bagi manusia, maka gangguan harus dipisahkan dari beban.
Aktivitas pengontrolan penyaluran listrik membutuhkan komponen-komponen kontrol beserta rangkaiannya/wiring yang harus ditempatkan pada lemari/box khusus (panel), sehingga pelayanannya bisa dilakukan dengan mudah dan aman. Panel Hubung Bagi (PHB) merupakan sarana vital dalam menjaga kelancaran penyaluran listrik dari jaringan sumber tenaga listrik ke konsumen atau beban. Box (lemari) Panel Hubung Bagi (PHB) disyaratakan terbuat dari bahan yang tahan lembab, kokoh dan tidak dapat terbakar, dan pemasangnya harus pada tempat yang sesuai, kering dan berventilasi cukup dengan ketinggian yang dipersyaratkan oleh PUIL. Panel hubung Bagi / PHB harus dapat di operasikan tanpa alat bantu, misalnya; tangga atau meja, serta tidak dibolehkan melakukan pemasangan box (lemari) Panel Hubung Bagi (PHB) di ; kamar mandi, kamar kecil, tempat cuci, tangga atau di ruangan lembab lainnya. Disekitar Panel hubung Bagi (PHB) harus terdapat ruang yang cukup luas, agar pemeliharaan, pemeriksaan, perbaikan, pengoperasian dan lalu lintas dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
B. Tujuan
Tujuan Merakit PHB Penerangan :
1. Merencanakan dan menyiapkan perakitan PHB. 2. Merakit PHB Penerangan sesuai SOP.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Merakit PHB Penerangan adalah :
Penerapan prosedur dan penanggulangan masalah operasi yang diperlukan untuk merakit PHB tegangan fase tiga yang digunakan untuk penerangan bangunan dan tenaga industri kecil, sesuai instruksi manual dan Standing Operation Procedure (SOP) yang berlaku.
D. Pengertian-pengertian
1. PHB ( Panel hubung Bagi)
Adalah perlengkapan hubung bagi yang pada tempat pelayanannya berbentuk suatu panel atau kombinasi panel-panel , terbuat dari bahan konduktif atau tidak konduktif yang dipasang pada suatu rangka yang dilengkapai dengan perlengkapan listrik seperti sakelar, kabel
2. PUIL
Adalah buku Petunjuk Umum yang diterbitkan oleh LIPI ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ) berisi tentang Petunjuk Umum Instalasi Listrik, yang memuat segala peraturan yang berhubungan dengan pemasangan dan atau pemakaian Tenaga Listrik di wilayah Negara Republik Indonesi
3. Earth Tester
Adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mengukur besaran Tahanan Bumi untuk keperluan instalasi penangkap petir
4. Electrode bumi
Adalah Bagian konduktif atau kelompok bagian konduktif yang membuat kontak langsung memberikan hubungan listrik dengan bumi.
E. Diagram Alir Unjuk Kerja Pencapaian Kompetensi
= TRANSPORTATION = MANUAL OPERATION
= PREPARATION = DECISION SELESAI MEMBUAT LAPORAN DAN BERITA ACARA MULAI MENYIAPAN PROSEDUR PERAKITAN DN PEMASANGAN PHB MENYIAPKAN ALAT KERJA, MATERIAL DN ALAT BANTU MEMERIKSA ALAT KERJA, MATERIAL DAN ALAT BANTU MEMERIKSA KUALITAS PEKERJAAN DAN KEBENARAN PENGAWATAN MENYIAPKAN DAN MENYERAHKAN GAMBAR PENGAWATAN MENERAPKAN PROSEDUR DAN PERATURAN K3 SELAMA PEKERJAAN MERAKIT PERALATAN PHB PENERANGAN MEMASANG PHB SESUAI KONSTRUKSI DAN PERSYARATAN MENGUKUR RANGKAIAN PEMBUMIAN. TAHANAN ISOLASI, POLARITAS MEMERIKSA DAN MENGIDENTIFI KASI PENYIMPANG AN MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN PENYIMPANG AN SESUAI PROSEDUR MENERAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN YANG DIPILIH
F. Merakit dan Memasang PHB Penerangan Bangunan Industri Kecil 1. Mempersiapkan pekerjaan
Pengetahuan yang diperlukan dalam Mempersiapkan Pekerjaan, meliputi:
a. Prosedur Perakitan dan Pemasangan PHB Penerangan
Sebelum mengerjakan perakitan dan pemasangan PHB perlu dipersiapkan terlebih dahulu prosedur dalam perakitan dan pemasangan PHB yang meliputi Menyiapkan peralatan pendukung sesuai kebutuhan
Siapkan panel dengan komponen dan material bantu sesuai kebutuhan Siapkan gambar diagram kerja yang akan dirakit
Pasangkan komponen sesuai diagram dan pengawatan diantara komponen sesuai dengan kemampuan daya hantarnya
Pastikan titik-titik koneksi cukup kuat antara ujung kabel yang menggunakan lug(sepatu kabel) dengan terminal komponen proteksi/MCB, NFB atau terminal blok
Metode pemasangan titik sambung khususnya besaran penampang kabel diupayakan homogen (PUIL 2000 bab VI) komponen/peralatan listrik harus azas taat PUIL bab VI
Tata letak komponen/peralatan listrik harus azas taat PUIL 2000 bab VI Terminal titik netral diupayakan sesuai dengan jumlah kabel masuk dan
keluar (tidak boleh bertumpuk)
Perlu fungsi sebelum dioperasikan untuk menghindari kerusakan komponen
b. Macam Alat Kerja, Material dan Peralatan K3
Sebelum mengerjakan perakitan dan pemasangan PHB perlu dipersiapkan peralatan kerja yang meliputi peralatan kerja K3 atau APD (Alat K3 dan Pelindung Diri), peralatan kerja mekanik dan peralatan kerja listrik.
1) Peralatan APD (K3)
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia. Semua
jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3) dan 'Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan'). :
(a) Helm pelindung. (b) Pakaian kerja.
(c) Kaca mata pengaman. (d) Sarung tangan.
(e) Sepatu pelindung.
Gambar Alat Pelindung Diri (APD).
2) Peralatan kerja mekanik
Peralatan kerja mekanik adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan kerja yang menuntut pekerjaan mekanik seperti pengerjaan melubangi bagian PHB, dinding tembok, mengencangkan komponen pada PHB dan saat memasang PHB ke dinding tembok. Semua jenis peralatan mekanik harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan dengan tepat dan benar sesuai dengan jenis pekerjaanya. Peralatn tersebut adalah:
(a) Hand bor impact 1mm sd 13 mm Tegangan 220 V/50 Hz. (b) Mata bor 5mm sd 13 mm.
(c) Ramset 10 mm.
(d) Kunci shock rachet kit 4 sd 21 mm. (e) Key hole saw 1 Inchi.
(f) Kunci pas/ring 8,9,10,11,12,13,14,15mm. (g) Gergaji besi.
(i) Senter punch. (j) Mistar baja
(k) Tangga Allumunium lipat 2 kaki, tinggi 1,5 m
3) Peralatan listrik
Peralatan kerja listrik adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan kerja yang menuntut pekerjaan pemasangan instalasi seperti pengerjaan memotong kabel, mengupas isolasi , harness kabel, pemasangan sepatu kabel, pemasangan end sleeve kabel, terminasi, pemeriksaan rangkaian listrik dan pengujian. Semua jenis peralatan listrik harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan dengan tepat dan benar sesuai dengan jenis pekerjaanya dan keselamatan kerjanya. Peralatan tersebut adalah:
(a) Obeng plat 1,2x 6,5x150 mm. (b) Obeng plus 6 x 100 mm. (c) Obeng plat 1x4x82 mm. (d) Tes pen.
(e) Tang kombinasi 8 x 56 mm. (f) Tang pemotong 64 mm.
(g) Tang pengupas kabel 0,5 sd 10 mm. (h) Tang pemotong kabel sd 10 mm².
(i) Tang press kabel end sleeve Sd 2,5 mm².
(j) Tang press sepatu kabel 1,5 , 2,5 , 6 , 10, 16 mm. (k) Multi meter Analog.
(l) Insulation Tester, 500 V. (m) Tang Amper.
(n) Eart tester Tiga pole, E, P, C.
4) Material
Material merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan gambar kerja yang akan dirakit. Semua jenis material
spesifikasinya harus sesuai dengan kemampuan daya hantarnya, gunakan dengan tepat dan benar sesuai dengan jenis fungsi dari materialnya. Kesalahan dalam menentukan spesikasi material berarti sudah melalaikan keselamatan kerjanya.
Tabel daftar material
Nama Material Fisik
1. Kabel NYY 4 x 6 mm²
2. Kabel NYA 6 mm², 2,5 mm² 1,5 mm²
3. Kabel NYAF 0,75 (1) mm²
4. Kawat BCC 6, 10 mm² (Bare Copper Conductor)
5. No Fuse Breaker (NFB) 30 A NF 30 SP
6. Miniatur Circuit Breaker (MCB) 3 pole, NC45N – C10
7. Miniatur Circuit Breaker (MCB) 1 pole, NC45N – C6
Nama Material Fisik
8. Fuse tube set 3 pole, 2 A- 220V
9. Fuse tube set 3 pole, 2 A- 220V
10. Volt meter 0 – 500 V Amper meter 0 – 50 A
11. Voltage Selector Switch (VSS)
12. Rangakaian listrik VSS dengan volt meter yang terhubung ke sumber tegangan 3 fasa
13. Trafo Arus (CT) 50/5 A
14. Rangkaian listrik amper meter dengan trafo arus yang terhubung ke sumber tegangan dan beban.
15. Rel plat tembaga (Busbar) Fasa1, fasa2, fasa3, netral dan pembumian (PE) 12 x 2 mm = 24 mm²
Nama Material Fisik 16. Terminal deret R S T N PE 4 mm 17. Sepatu kabel 0,75, 1,5, 2, 5, 6 mm²
18. Kabel end sleeve 0, 75,
1,5 mm²
19. Sepatu kabel sleeve 6 mm
20. Cable tie support 10 cm
21. Cable ties 10 cm
22. Rel omega allumunium
Nama Material Fisik
24. Flexible cable sleeve stan dar
c. Cara Memeriksa Peralatan Kerja, Material
Pemeriksaan peralatan kerja dan material sebelum melakukan perakitan PHB bertujuan agar :
Jumlah, macam dan spesifikasi peralatan kerja yang dipersiapkan sesuai dengan volume kerja dari a sampai dengan z.
Pada saat proses pengerjaan peralatan kerja dapat berfungsi dengan dengan baik dan benar atau dalam kondisi laik operasi.
Jumlah, macam, mutu dan spesifikasi material yang dipersiapkan sesuai dengan volume kerja, serta dari a sampai dengan z.
Material yang dipersiapkan aman dan dapat mengamankan terhadap efek dari adanya beban lebih dan arus hubung pendek.
Material yang dipersiapkan mampu melalukan arus tanpa pemanasan lebih.
Material yang dipersiapkan dapat membuka dan menutup sebuah sirkuit dibawah arus pengenal.
Material yang dipersiapkan aman dan dapat mengamankan terhadap efek dari adanya kegagalan isolator.
1) Pemeriksaan peralatan kerja
Pemeriksaan peralatan kerja meliputi spesifikasi peralatan kerja dan fungsi peralatan kerja agar saat digunakan semua peralatan kerja dalam kondisi laik pakai. Dibawah ini melalui sebuah tabel pemeriksaan peralatan kerja diuraikan nama macam peralatan kerja dan cara pemeriksaannya.
Periksa apakah spesifikasinya benar.
Periksa apakah bagian mekaniknya dan fungsinya dalam keadaan baik.
2) Pemeriksaan material
Pemeriksaan material meliputi spesifikasi material dan fisik material agar saat digunakan semua peralatan kerja dalam kondisi laik pakai. Dibawah ini melalui sebuah tabel pemeriksaan material diuraikan nama macam peralatan kerja dan cara pemeriksaannya.
Periksa apakah spesifikasinya benar. Periksa apakah fisiknya baik.
Periksa apakah spesifikasinya benar. Periksa apakah fisiknya baik.
Periksa kontinuitas dalam keadaan posisi 0-RS-ST-TR dan 0-RN-SN-TN dengan Ohm meter, posisikan Ohm meter pada kaki V1-V2.
d. Prosedur Penyiapan Gambar Pengawatan PHB Penerangan
Prosedur penyiapan gambar adalah menghubungi pemberi order untuk memperoleh gambar kerja yang meliputi :
Gambar Fisik PHB Gambar Lokasi PHB
Gambar Simbol Komponen Gambar Rekapitulasi PHB
Gambar Diagram Satu Garis PHB
1) Gambar fisik PHB penerangan
Gambar dibawah merupakan tampilan bagian depan PHB yang akan dirakit yang memperlihatkan tata letak komponen utama ( pengaman utama (saklar pemisah), pengaman kelompok dan pengaman cabang. Selain itu untuk memenuhi syarat aman terhadap mahluk hidup, bagian dalam PHB dilindungi dengan sebuah penutup yang terbuat dari bahan PVC.
2) Gambar lokasi PHB penerangan
Gambar memperlihatkan situasi tata letak PHB dan beban yang terdiri dari lampu penerangan dan kotak kontak mulai komponen,Material dan jalur pengawatan instalasi listrik.
24 m 4 m
1
2
m
PHB
Gambar lokasi PHB penerangan
3) Gambar Simbol Komponen
Simbol adalah sesuatu spt tanda (lukisan, lencana, dsb) yg menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu. Pada table diperlihatkan symbol dari komponen.
4) Gambar diagram satu garis PHB penerangan
Gambar ini menginformasikan rangkaian pengawatan dari kabel incoming (kabel power input) sampai dengan kabel outgoing(kabel output) yang akan terhubung ke beban. Selain itu gambar ini digunakan juga sebagai pedoman dalam menganalisa cara kerja PHB, menganalisa gangguan PHB dan perakitan PHB.
Gambar diagram satu garis PHB penerangan
Gambar Simbol Keterangan
NYY 4 x 6 mm2 Kabel tipe NYY berisi empat kawat penghantar berisolasi tidak fleksibel dengan luas penampang masing-masing 6 mm2
Jalur kabel berisi empat kawat penghantar berisolasi
F = Simbol huruf dari gawai proteksi F1 = Gawai proteksi Nomor urut ke 1
Gambar symbol = MCB atau NFB(MCCB) tiga kutub type
NF 30 SP = NFB(MCCB) dengan type dari merk tertentu, dengan kapasitas kemampuan hantar arus nominal sebesar 30 Amper per kutub. BC 10 mm2 NYM 3 x 1,5 mm2 6 A 6 A NYM 3 x 1,5 mm2 NYM 3 x 1,5 mm2 10 A 6 A F6 F8 F7 F2 NYM 3 x 1,5 mm2 6 A 6 A NYM 3 x 1,5 mm2 NYM 3 x 1,5 mm2 10 A 6 A F9 F11 F10 F3 NYM 3 x 1,5 mm2 6 A 6 A NYM 3 x 1,5 mm2 NYM 3 x 1,5 mm2 10 A 6 A F12 F14 F13 F4 NYM 3 x 1,5 mm2 6 A 6 A NYM 3 x 1,5 mm2 NYM 3 x 1,5 mm2 10 A 6 A F15 F17 F16 F5 BC 6 mm2 F1 NYY 4 x 6 mm2 Penerangan pabrik Kotak Kontak Penerangan Kantor A V F1 NF 30 SP 30 A
Gambar Simbol Keterangan
V Rangkaian Lampu indicator fasa 1, fasa 2, dan fasa 3 yang masing-masing rangkaian cabang lampu dilindungi oleh gawai proteksi pengaman lebur.(G fuse link)
Rangkaian amper meter untuk mengukur arus len 1, len 2 dan len 3 yang sistemnya menggunakan trafo arus (CT) yang masing-masing rangkaian cabang amper meter dilindungi oleh gawai proteksi pengaman lebur (G fuse) serta pembumian pengaman.
Volt meter yang dikontrol dengan saklar pemilih tegangan( VSS ), untuk pengukuran kondisi tegangan Len dan tegangan Fasa
Bodi panel disambung dengan penghantar pembumian pengaman
5) Gambar rekapitulasi PHB penerangan
Gambar ini menginformasikan management pendistribusian energi listrik tiga fasa agar pembebanan pada fasa R, fasa S dan fasa T menjadi seimbang. Pendistribusian energi listrik ke beban melalui pengaman utama NFB 3 fasa, kemudian ke pengaman kelompok MCB 3 fasa dan ke pengaman cabang MCB 1 fasa.
Gambar rekapitulasi PHB penerangan
Keterampilan yang diperlukan dalam mempersiapkan pekerjaan yaitu :
a. Menerapkan prosedur perakitan dan pemasangan PHB penerangan fasa tunggal dan atau fasa tiga sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
b. Mengidentifikasi macam alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi peralatan yang berlaku. c. Memeriksa macam alat kerja, material, peralatan K3 dan alat bantu yang
dibutuhkan untuk memastikan dalam kondisi berfungsi baik dan aman. d. Menyiapkan gambar pengawatan PHB fasa tunggal dan/atau fasa tiga
sesuai prosedur.
Sikap Kerja yang harus dilakukan waktu mempersiapkan pekerjaan, yaitu :
a. Cermat dalam melakukan aktivitas Mempersiapkan Pekerjaan. b. Teliti dalam melakukan aktivitas Mempersiapkan Pekerjaan.
c. Taat asas dalam dalam melakukan aktivitas Mempersiapkan Pekerjaan
6 7 8 9 10 11 12 5 4 3 2 1 Grup Fungsi Penerangan Kotak Kontak Beban (A) R S T TL 2 x 40 W KKB 100 W 7 4,25 7 7 4,25 4,25 4,25 8 7 7 7 7 7 4,25 4,85 4,25 4,25 4,25 7 7 3,17 Penerangan kantor 3,17 14,55 15,02 15,02 64 14 NYM 3 x 1,5 mm2 NYM 3 x 1,5 mm2 NYM 3 x 1,5 mm2 NYM 3 x 1,5 mm2 NYM 3 x 1,5 mm2 NYM 3 x 1,5 mm2 NYM 3 x 1,5 mm2 NYM 3 x 1,5 mm2 NYM 3 x 1,5 mm2 NYM 3 x 1,5 mm2 45 9,9 kVA NYM 3 x 1,5 mm2 NYM 3 x 1,5 mm2 3,12 4 16 CFL 18 W 16 6 A 6 A 6 A 6 A 6 A 6 A 6 A 6 A 6 A 6 A 6 A 6 A BC 6 mm2 NF 30 SP 30 A NYY 4 x 6 mm2 BC 10 mm2 16 A 16 A 16 A 16 A
2. Merakit PHB Penerangan
Pengetahuan yang diperlukan dalam Merakit PHB Penerangan, yaitu: a. K3 Perakitan PHB Penerangan
Pada prinsipnya pekerjaan sistem kelistrikan mekanikel elektrikel (ME) diwajibkan memenuhi kriteria AMAN-AMDAL dan AKRAB LINGKUNGAN (NYAMAN)
AMAN : Pada manusia dan peralatan
AMDAL : Pada kwalitas material terpasang, peralatan kerja yang digunakan sesuai dengan peruntukannya dan kebenaran cara pemasangannya.
AKRAB LINGKUNGAN (NYAMAN) : Indah dipandang mata antara lain tata letak perlengkapan listrik seperti saklar, kotak kontak, pencahayaan, penempatan komponen listrik dan penawatan pada papan hubung bagi dan kendali (PUIL 2000 bab VI), dan mudah dioperasikan dan mudah dalam pemeliharaannya.
b. Cara Merakit PHB Penerangan
1) Menyiapkan peralatan pendukung sesuai kebutuhan
Lakukan pemeriksaan secara seksama terhadap semua peralatan yakinkan semua peralatan yang berbasis mekanik maupun berbasis listrik dalam kondisi siap pakai (lihat tabel pemeriksaan peralatan kerja).
2) Menyiapkan panel dengan komponen dan material bantu sesuai kebutuhan
a) Memilih panel
Ukuran panel ditentukan oleh beberapa faktor misalnya, kapasitas daya panel, banyak cabang kabel keluaran ke beban, Volume komponen, kompleksitas panel, fungsi panel.
Tingkat pengamanan IP (Index Proteksi) panel sangat ditentukan oleh lokasi dimana panel tersebut dipasang.
PHB yang dirakit harus mempunyai tingkat pengaman IP 00 arinya PHB tersebut tidak terlindung dari pengaruh benda padat dan
benda cair. Jadi PHB tersebut harus dipasang pada lokasi bebas dari benda asing zat padat dan benda asing cair.
b) Memilih material
Maksud pemilihan komponen dan bahan pada dasarnya adalah bertujuan untuk menentukan spesifikasi teknik yang layak saat PHB Utamamelayani beban. Daya total beban dan kondisi ruangan terjadi dimana ditempatkan PHB sebagai refrensi dari penentuan spesifikasi teknik dari komponen dan bahan.
Pada gambar kerja, PHB Penerangan melayani harus melayani beban totalsebesar P= 9,9 kW(lihat gambar rekapitulasi). Bila factor Daya(FD) beban ditentukan 0,8 maka besar daya yang dikomsumsi dari PLN ( daya semu S ) adalah: S = P : FD = 9,9 kW : 0,8 = 12,37 kVA. Menentukan arus ;S = V x I x √3 I = S : ( V x √3 ) = 12370 VA : ( 380 V x 1.73 )= 18,81 A ditentukan 19 A.
c) Memilih kabel masuk
Dari arus total 19 A dapat ditentukan data bahan dan komponen yang digunakan.
Berdasarkan tabel Supreme Cable Manufacturing Corporation, dipilih tiga nominasi kabel power type NYY:
Luas penampang 2,5 mm² KHA = 25 A Luas penampang 4 mm² KHA = 34 A Luas penampang 6 mm² KHA = 44 A
Untuk menentukan ukuran penampang penghantar, besar arus beban diperbesar minimal 20 % dari arus beban, Maka = 19 A + (19 x 0.2) = 23 A.
Maka dipilih NYY 4 x 6 mm² dengan KHA 44 A
d) Memilih NFB sebagai Pengaman Utama F1 yang berfungsi ju ga sebagai Saklar Pemisah.
Untuk menentukan arus nominal ( Operation Current Rating ) NFB Utama F1, arus nominalnya minimal 20 % lebih kecil dari KHA
penghantar.( Electrical Installation Design ) Jadi : I nominal NFB F1
= 44 A - ( 44 x 20 % ) = 35 A.
Berdasarkan tabel Selection Guide for Direct On Line Motor Staters dari Mitsubishi Electric Corporation: Dipilih NFB NF 30 SP untuk F1 dengan arus nominal sebesar 30 A
e) Memilih Busbar untuk Rel R,S,T, N dan PE
Luas penampang plat tembaga untuk busbar bisa ditentukan dari KemampuanHantaran Arus ( KHA ) dari incoming cable sebesar = 34 A. Dengan pertolongan tabel Daftar Busbar untuk Pembebanan Kontinyu dalam Amper,Dipilih ukuran busbar 12 x 2 mm dengan luas penampang 24 mm²
f) Memilih Current Transformer (CT) dan Amper meter
Batas ukur amper meter untuk mengukur arus len 1, len 2 dan len 3 harus lebih besar dari arus yang akan diukur. Besar arus len per fasa = 19 A. jadi: untuk amper meter dipilih batas ukur (range) 50A, untuk CT dipilih perbandingan 50/5
g) Memilih BOX panel
Spesifikasi box panel dipilih berdasarkan :
(1) Daya Panel ( Makin besar daya semakin besar luas penampang bahan dan komponen.
(2) Volume komponen ( Peralatan hubung, Proteksi, Busbar, Switching, Metering ).
(3) Penempatan panel ( outdoor, indoor, pengaruh lingkungan ), merujuk ke tabel IP ( Indeks Proteksi, Telemecanique ).
Berdasarkan rujukan di atas :
PHB penerangan akan dipasang indoor (dalam ruangan) dengan pengaruh lingkungan normal (bebas zat padat dan bebas zat cair). Kelayakan luas ruang panel untuk pengerjaan pemasangan material,
komponen, dan pengkabelan, maka :dipilih Box panel , dengan ukuran 60 x 50 cm, dipilih tingkat pengamanan IP 00.
h) Memilih MCB 3 pole sebagai pengaman kelompok
Untuk menentukan arus nominal ( Operation Current Rating ) pengaman kelompok F2, F3, F4 dan F5, arus nominalnya minimal 20 % lebih kecildari KHA penghantar.
Penghubung ke pengaman cabang F6 sampai dengan F17 yang menggunakan kabel NYAF 2,5 mm².( KHA = 25 A ) (Electrical Installation Design ). Jadi : I nominal MCB 3 fasa F2, F3, F4 dan F5 = 25 A - ( 25 x 20 % ) = 20 A. Berdasarkan tabel Selection Guide for MCB dari Merlin Gerin : Dipilih MCB NC45N dengan arus nominal sebesar C20 A
i) Memilih MCB 1 pole sebagai pengaman Cabang
Untuk menentukan arus nominal ( Operation Current Rating ) pengaman cabang F6 sampai dengan F17, arus nominalnya minimal 20 % lebih kecildari KHA penghantar penghubung ke beban yang menggunakan kabel NYA 1,5 mm².( KHA = 18 A ) (Electrical Installation Design ). Jadi : Arus nominal NFB F6, sampai dengan F17 = 18 A - ( 18 x 20 % ) = 14 A. Berdasarkan data rekapitulasi dari gambar rekapitulasi arus cabang yang paling besar nilainya adalah 4,25 A. ada dua nominasi yaitu :
MCB NC45N dengan arus nominal 10 A MCB NC45N dengan arus nominal 6 A
Dipilih MCB NC45N dengan arus nominal sebesar C6 A
j) Memilih kabel ke beban cabang 1 (F6) sampai cabang 12 (F17)
Berdasarkan data rekapitulasi dari gambar rekapitulasi arus cabang yang paling besar nilainya adalah 4,25 A.
Untuk menentukan ukuran penampang penghantar, besar arus beban diperbesar minimal 20 % dari arus beban ( Electrical Installation Design ). Jadi : I = 4,25 A + ( 4,25 x 0.2 ) = 5,10 A.
Berdasarkan tabel Supreme Cable Manufacturing Corporation, dipilih kabel power type NYM, dengan dua nominasi :
Luas penampang 1,5 mm² KHA = 18 A Luas penampang 2,5 mm² KHA = 25 A
dipilih NYM 3 x 1,5 mm²
k) Memilih bahan penghantar pembumian pengaman (PE)
Minimum cross section area of protective conductors
Untuk menentukan luas penampang minimum dari penghantar pembumian pengaman (PE) dapat ditentukan dengan menggunakan tabel diatas.
Untuk penghantar fasa dengan ukuran sampai dengan 16 mm², luas penampang minimum dari penghantar pembumian SPE yang digunakan paling tidak harus mempunyai ukuran yang sama.
(1) Bila luas penampang penghantar fasa Sph ≤ 16 sd 35 mm2 maka luas penampang penghantar pembumian pengaman SPE = 16 mm². Dengan rumus 16 < Sph ≤ 35 mm2 SPE = 16 mm2
c.s.a. of phase conductors Sph (mm2) Minimum c.s.a. of PE conductor (mm2) Minimum c.s.a. of PEN conductor (mm2) Cu AL Simplified method (1) Sph≤ 16 Sph(2) Sph(3) Sph(3) 16 < Sph ≤ 25 16 16 25 < Sph ≤ 35 25 35 < Sph ≤ 50 Sph/2 Sph/2 Sph > 50 Sph/2 Adiabatic
(2) Bila luas penampang penghantar fasa Sph > 35 mm2 maka luas penampang penghantar pembumian pengaman SPE =
(3) Untuk kabel incoming PHB Penerangan yang luas penghantarnya 4 mm², dipilih luas minimum penampang penghantar PE yang sama dengan luas penghantar fasanya yaitu sebesar 4 mm². Dalam hal ini bisa juga dipilih luas penampang yang lebih besar dari 4 mm², misalnya 6 mm². Penghantar PE dipilih kawat BC 6 mm².
3) Memasang komponen dan material bantu
Pada perakitan PHB dengan system TNC-S berlaku ketentuan sebagai berikut :
Rel / terminal N (Netral) dan terminal PE (Grounding/arde) pada PHB utama tidak dihubungkan. ( PUIL 2000, 3.13.2.7 ), ( Buku pedoman pemeriksaan instalasi tegangan rendah 26e, KONSUIL)
Rel / terminal N ( Netral ) dan rel / terminal PE di PHB cabang dihubungkan.
PUIL 2000, 3.13.2.15. e ( Buku pedoman pemeriksaan instalasi tegangan rendah 26 f , KONSUIL)
Tata letak komponen harus memenuhi persyaratan:
PUIL (1.2.1.4, 1.2.1.5, 1.2.1.8, 1.2.1.9, 1.2.3., 1.2.4., 1.2.5 , 1.2.6. , 1.2.7., 1.2.8, 1.2.9. , 1.2.10. , 1.2.11.)
Selektifitas gawai proteksi (PUIL 1.2.10.2) Keamanan (1.2.9.1)
a) Membuat tanda untuk letak komponen sesuai gambar tata le tak komponen dan material bantu
Gambar tata letak komponen dan material pada landasan PHB
b) Cara membuat tanda dan lubang untuk dudukan komponen
Sebelum melakukan pekerjaan lepaskan plat logam tempat pemasangan komponen dan busbar dari box panel dengan cara melepaskan mur baut pada ke empat sudut panel box. Agar lebih mudah dalam proses pengerjaan.
Membuat tanda dan membuat lubang mur baut untuk lokasi pemasangan rel omega, komponen dan dudukan Busbar.
Treminal Blok X1 Pengaman cabang F6 sampai dengan F17 Busbar L1, L2, L3 Pengaman utama F1 B u sb a r N e tr a l B u sb a r P E Terminal Blok X4 Trafo Arus ( CT ) Incoming Cable Kabel ke beban 500 mm 6 0 0 m m Pengaman kelompok F2 sampai dengan F5 F18 X2 X3
CT
MCCB Utama X4
Lubang Outgoing Cables
Lubang Incoming Cables
Terminal X2 Terminal X3
Busbar L1,L2,L3 Pengaman cabang
Pengaman kelompok
Terminal Blok X1 Lubang baut
Gambar bagian panel yang telah dilepaskan dari Box panel, diberi tanda dan dilubangi untuk persiapan pemasangan komponen dan busbar.
PHB CABANG PENERANGAN
Box PHB 50 x 60 cm IP 00
PE
CT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 F6 F7 F8 F9 F10F11F12F13F14F15F16F17 F2 F3 F4 F5 N F18 X3 X1F1
30 A
X4N
X 2d) Pemasangan Kanal PVC (1) : y
1
2
5
6
3
4
Kanal PVC yang sudah dipotong menjadi 6 bagian sesuai ukuran di susun sesuai gambar tata letaknya.
Posisikan lubang-lubang yang sudah tersedia pada landasan kanal bagian 1 dengan lubang-lubang pada plat landasan PHB yang sudah disiapkan.
Masukan mur baut M5 kedalam setiap lubang secara berurutan, kuatkan dengan cara mengencangkan baut dengan menggunakan kunci pas/ring dengan cara yang tepat dan benar.
Untuk memasang dan mengencangkan kanal PVC bagian 2 sampai dengan 6 pengerjaannya sama dengan mengerjakan kanal PVC1
e) Pemasangan Busbar L1, L2 , L3 , N dan PE : PE X3 N X2 y
Dudukan (tumpuan) rel plat tembaga sebanyak enam buah dipasang pada tempat yang sudah diberi tanda, kuatkan dengan cara mengencangkan baut dengan menggunakan kunci pas/ring dengan cara yang tepat dan benar.
Rel plat tembaga sebelum dipasang, diberi kode warna sesuai PUIL untuk membedakan Rel L1,L2 dan L3 dengan cara dicat atau memakai selongsong yang ciut kalau dipanaskan.
Lubang pada kedua ujung Rel plat tembaga untuk L1,L2, dan L3 ditempatkan pada lubang dudukan dan dikencangkan dengan baut.
f) Pemasangan rel omega untuk blok terminal X1, pengaman cabang dan pengaman kelompok, serta pemasangan Rel Omega untuk pengaman kelompok dan fuse lampu indikator
PE CT X 3 X4 N X2 y
(1) Memasang Rel Omega untuk blok terminal X1 (2) Memasang Rel Omega untuk pengaman cabang
(3) Memasang Rel Omega untuk pengaman kelompok dan fuse lampu indikator. Lubang-lubang pada rel omega yang sudah dipotong dengan panjang sesuai ukuran diposisikan pada lubang-lubang untuk mur baut dan kuatkan dengan mengen cangkan mur baut.
(4) Pemasangan trafo arus (CT) dan blok terminal X4 untuk CT dan amper meter
(a) Cara pemasangan trafo arus.
Pada kaki CT terdapat empat lubang untuk mur baut pe
Blok Terminal
Pengaman Cabang
ngencang. Posisikan lubang-lubang tersebut pada tempat yang sudah disiapkan untuk CT fasa 1, CT fasa 2 dan CT fasa 3 lalu dikencangkan dengan mur baut.
(b) Cara pemasangan blok terminal X4 untuk ke CT dan Amper meter. Posisikan lubang pada kedua ujung blok terminal pada lu bang untuk mur baut dan kuatkan dengan cara mengen cangkan mur baut.
(5) Pemasangan Pengaman Utama F1
PE CT X3 F1 30 A X4 N X2 y
Posisikan Lubang-lubang untuk mur baut pada NFB tepat pada lubang-lubang yang sudah disiapkan pada panel. Kuatkan dengan cara mengencangkan mur baut pada masing lubang.
(6) Pemasangan Pengaman Kelompok F2, F3, F4, F5, N dan F18 serta Pengaman cabang F6 sampai dengan F17.
PE CT F2 F3 F4 F5 N F18 X3 X1 F1 30 A X4 N X2
Pasangkan MCB 3 pole F2 pada rel omega dengan cara memasukan landasan sisi atas MCB ke sisi atas rel omega selanjutnya MCB tekan ke rel omega bila terdengar bunyi ‘klik’ berarti MCB sudah terkunci pada rel omega.
Pemasangan MCB 3 pole untuk F3, F4, F5 dan F18 caranya sama dengan saat pemasangan F2
Pasangkan MCB 3 pole F2 pada rel omega dengan cara memasukan landasan sisi atas MCB ke sisi atas rel omega selanjutnya MCB tekan ke rel omega bila terdengar bunyi klik berarti MCB sudah terkunci pada rel omega.
Pemasangan MCB 3 pole untuk F3, F4, F5 dan F18 caranya sama dengan saat pemasangan F2
(7) Pemasangan blok terminal kabel keluaran X1 PE CT 1 2 3 1 1112 0 9 8 7 6 5 4 F6 F7 F8 F9F10F11F12F13F14F15F16F17 F2 F3 F4 F5 N F18 X3 X1 F1 30 A X4 N X2
Sebelum dipasang terminal disusun membentuk grup sebanyak 12 grup. Setiap grup terdiri tiga terminal; terminal warna putih untuk penyambungan penghantar fasa terminal warna biru untuk penyambungan penghantar netral terminal warna hijau kuning untuk penyambungan penghantar pembumian PE. Letakan terminal dengan posisi tegak lurus diatas terminal
omega selanjutnya tekan kedua sisi terminal sampai soket pada kaki terminal terkunci pada rel omega. Proses pemasangan dikerjakan satu persatu.
Pemasangan terminal selanjutnya sampai dengan grup ke 12 dikerjakan dengan cara yang sama saat pemasangan terminal ke satu.
Incoming cable NYY 4 X 6 mm2 BC 10 mm2 CT F6 F7 F8 F9 F10F11F12F13F14F15F16F17 F2 F3 F4 F5 N F18 X3 X2 F1 30 A X4 N PE F6 – F17 6 A F2 – F5 10 A F1 30 A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 X1
Gambar PHB penerangan yang sudah dipasang pengawatannya
Pengerjaan pengawatan harus merujuk kepada gambar layout pengka belan PHB penerangan yang terlihat diatas.
(a) Pengkabelan dari NFB Utama F1 ke Busbar L1, L2, L3, dari busbar ke pengaman kelompok F2, F3, F4, F5, dari pengaman kelompok ke pengaman cabang, dari pengaman cabang ke terminal blok X1.
PHB PENERANGAN 50 X 60 Cm – IP 00 PE CT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 F6 F7 F8 F9 F10F11F12F13F14F15F16F17 F2 F3 F4 F5 N F18 X3 X1 F1 30 A X4 N X 2
Kabel NYA 6 mm² dengan isolasi warna merah, kuning dan hitam dibentuk dengan membuat tekukan agar kedua ujung kabel tersambung tepat pada terminal-terminal yang akan disambung. Pada setiap kedua ujung kabel, isolasinya dikupas sepanjang 8
mm.
setiap skun kabel dikuatkan dengan menggunakan tang pres dengan prosedur yang tepat dan benar.
Kedua ujung kabel fasa 1, salah satu ujungnya dihubungkan ke terminal fasa 1 MCCB dan ujung yang lain dihubungkan ke rel plat tembaga fasa 1, yang terlebih dahulu harus melalui lubang pada Trafo Arus ( CT ) fasa 1. Kedua ujung kabel pada terminal dikuatkan dengan cara mengencangkan baut pengencang dengan cara yang tepat dan benar. Pengerjaan pengkabelan NFB utama ke Busbar untuk fasa 2 dan fasa 3. Caranya sama dengan pengkabelan fasa 1.
(b) Pengkabelan dari busbar ke pengaman kelompok F2, F3, F4, F5 Kabel NYA (NYAF) 6 mm² dengan isolasi warna merah, kuning
dan hitam dibentuk dengan membuat tekukan agar kedua ujung kabel tersambung tepat pada terminal-terminal yang akan disambung .
Pada setiap kedua ujung kabel, isolasinya dikupas sepanjang 8 mm.
Pada setiap kedua ujung kabel dipasangkan kabel skun 6 mm², setiap skun kabel dikuatkan dengan menggunakan tang pres dengan prosedur yang tepat dan benar.
Kedua ujung kabel fasa 1, salah satu ujungnya dihubungkan ke terminal fasa 1 MCB F2 dan ujung yang lain dihubungkan ke rel plat tembaga fasa 1 Kedua ujung kabel pada terminal dikuatkan dengan cara mengencangkan baut pengencang dengan cara yang tepat dan benar.
Pengerjaan pengkabelan Busbar ke MCB F2 untuk fasa 2 dan fasa 3, dengan cara sama dengan pengkabelan fasa 1.
Pengerjaan pengkabelan Busbar ke MCB F3, F4 dan F5, dengan cara ama dengan pengkabelan dari busbar ke MCB F2.
(c) Pengkabelan dari pengaman kelompok ke pengaman cabang
Kabel NYA 2,5 mm² dengan isolasi warna merah, kuning dan hitam dibentuk dengan membuat tekukan agar kedua ujung kabel tersambung tepat pada terminal-terminal yang akan disambung .
Pada setiap kedua ujung kabel, isolasinya dikupas sepanjang 5 mm.
Pada setiap kedua ujung kabel dipasangkan kabel skun 2,5 mm², setiap skun kabel dikuatkan dengan menggunakan tang pres de ngan prosedur yang tepat dan benar.
Kabel fasa 1 (merah), salah satu ujungnya dihubungkan ke ter minal fasa 1 F2 dan ujung yang lain dihubungkan ke terminal F6. Kabel fasa 2( Kuning), salah satu ujungnya dihubungkan ke ter
minal fasa 2 F2 dan ujung yang lain dihubungkan ke terminal F7. Kabel fasa 3(Hitam), salah satu ujungnya dihubungkan ke termi
nal fasa 3 F2 dan ujung yang lain dihubungkan ke terminal F8. Pengkabelan berikutnya dari pengaman kelompok F3, F4, F5 ke
pengaman cabang F9, F10, F11 - F12, F13, F14 – F15, F16, F17, caranya sama dengan pengerjaan. pengkabelan dari pengaman kelompok F2 kepengaman cabang F6,F7,F8.
(d) Pengkabelan dari pengaman cabang ke terminal blok X1
Kabel NYA(NYAF) 2,5 mm² dengan isolasi warna merah, kuning dan hitam dibentuk dengan membuat tekukan agar kedua ujung kabel tersambung tepat pada terminal-terminal yang akan disambung .
Pada setiap kedua ujung kabel, isolasinya dikupas sepanjang 5 mm.
Pada setiap kedua ujung kabel dipasangkan kabel skun 2,5 mm², setiap skun kabel dikuatkan dengan menggunakan tang pres dengan prosedur yang tepat dan benar.
hubungkan ke terminal urutan ke 1, 7, 10, 13, 16, 19, 22, 25, 28, 31, 34.
(e) Pengkabelan dari bar netral dan bar grounding ke terminal blok X1
Kabel NYA 1,5 mm² dengan isolasi warna biru untuk penghantar netral dan kabel NYA 1,5 mm² dengan isolasi warna kuning strip hijau dibentuk dengan membuat tekukan agar kedua ujung kabel tersambung tepat pada terminal-terminal yang akan disambung . Pada setiap kedua ujung kabel, isolasinya dikupas sepanjang 5
mm
Pada salah satu ujung kabel dipasangkan kabel skun 1,5 mm²
PHB CABANG PENERANGAN Box PHB 50 x 60 cm IP 00 PE CT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 F6 F7 F8 F9 F10F11F12F13F14F15F16F17 F2 F3 F4 F5 N F18 X3 X1 F1 30 A X4 N X 2
dan ujung yang satu lagi dipasang end sleeve. setiap skun kabel dan end sleeve dikuatkan dengan menggunakan tang pres dengan prosedur yang tepat dan benar.
Tarik pengkabelan dari bar netral X2 dan bar grounding X3 ke blok terminal X1 .
(f) Pengkabelan lampu Indikator dan Metering
Pengerjaan pengkabelan yang menghubungkan box panel dengan penutup panel tujuannya untuk melengkapi system agar setiap kondisi yang terjadi pada panel selalu termonitor oleh peralatan dialogis yang terpasang pada tutup panel.
Pengkabelan harus menggunakan kabel flexible (NYAF) dengan ukuran dibawah 1 mm², kita pilih NYAF 0,75 mm² dengan analisa kemampuan hantar arusnya mencapai 8,25 Amper adalah lebih dari cuckup untuk mendukung arus kerja dari lampu indicator, Volt meter dan CT serta Amper meter.
Panjang kabel untuk pengkabelan ditentukan panjangnya sedemikian rupa sehingga saat pintu panel terbuka tidak terjadi tarikan yang menyebabkan salah satu atau lebih dari kabel menjadi terputus.
Pengkabelan dikerjakan secara harness serta dilindungi dengan selongsong pita plastic spiral agar tercegah dari gangguan mekanik saat pintu panel dibuka dan ditutup.
Warna isolasi kabel penghubung bisa menggunakan warna apa saja, pengecualian hanya pada kabel power saja yang warna isolasinya sudah ditentukan oleh PUIL.
(g) Cara pengkabelan lampu Indikator L1, L2 dan L3, Volt Meter dan Ampere meter.
Kabel NYAF 0,75 mm² dengan isolasi warna hitam dibentuk dengan membuat tekukan agar kedua ujung kabel tersambung tepat pada terminal-terminal yang akan disambung .
Pada setiap kedua ujung kabel, isolasinya dikupas sepanjang 5 mm
Pada salah satu ujung kabel dipasangkan kabel skun 1 mm² dan ujung yang satu lagi dipasang end sleeve. setiap skun kabel dan end sleeve dikuatkan dengan menggunakan tang pres.
Lampu indicator fasa 1, fasa 2 dan fasa 3, masing-masing mempunyai dua kaki.Salah satu dari kaki pada lampu-lampu
PE CT 1 2 3 112 1 1 0 9 8 7 6 5 4 F6F7 F8F9F10F11F12F13F14F15F16F17 F2 F3 F4 F5 N F18 X1 F1 30 A PHB PENERANGAN
V
A
A
A
A
A
A
V
V1 V2 A1 A2 A3 H1 H2 H3 R V1 N B Y V2 V1 V2 z X4 X3 N X2tersebut, disambung menjadi satu dan dari titik sambung tersebut ditarik pengkabelan ke terminal N. Kaki-kaki lampu yang lainya disambung ke pengaman (Fuse) F18. Penyambungan dilakukan pada terminal blok Z
(1) Cara pengkabelan Volt meter
Kabel NYAF 0,75 mm² dengan isolasi warna hitam dibentuk dengan membuat tekukan agar kedua ujung kabel tersambung tepat pada terminal-terminal yang akan disambung .
Pada setiap kedua ujung kabel, isolasinya dikupas sepanjang 5 mm
Pada salah satu ujung kabel dipasangkan kabel skun 0,75 mm² dan ujung yang satu lagi dipasang end sleeve. setiap skun kabel dan end sleeve dikuatkan dengan menggunakan tang pres. Terminal VSS, V1 – V2 disambung ke terminal Volt meter, V1 –
V2
Dari VSS ditarik pengkabelan L1,L2,3 dan N disambung parallel dengan pengkabelan L1, L2, L3 dan N yang ke lampu indicator melalui terminal Z.
(2) Cara pengkabelan Amper meter
Kabel NYAF 0,75 mm² dengan isolasi warna hitam dibentuk dengan membuat tekukan agar kedua ujung kabel tersambung tepat pada terminal-terminal yang akan disambung .
Pada setiap kedua ujung kabel, isolasinya dikupas sepanjang 5 mm
Pada salah satu ujung kabel dipasangkan kabel skun 1 mm² dan ujung yang satu lagi dipasang end sleeve. setiap skun kabel dan end sleeve dikuatkan dengan menggunakan tang pres dengan prosedur yang tepat dan benar.
Amper meter, fasa 1, fasa 2 dan fasa 3, masing-masing mempunyai dua terminal. Salah satu dari terminal pada
masing-masing amper meter disambung menjadi satu. Dari amper meter ditarik pengkabelan fasa1,fasa2, fasa3, ke blok terminal X4 dan dari terminal yang disambung menjadi satu, ditarik pengkabelan ke rel PE ( grounding ).
5) Pengadresan (pemberian alamat) PHB
Pengdresan pada panel bertujuan untuk memandu para teknisi atau pengguna panel, dalam menentukan lokasi dari beban penyebab gangguan sehingga terjadi pemutusan terhadap alat proteksi. Atau sebaliknya memandu dalam menentukan lokasi dari alat proteksi sebagai penyebab ganngguan terhadap beban-beban yang sedang beroperasi, sehingga beban tidak berfungsi.
Pengadressan sebagai kelengkapan dari sebuah panel terdiri dari : (a) Gambar diagram satu garis dari panel yang bersangkutan (b) Gambar rekapitulasi
(c) Pemberian label pada setiap komponen berdasarkan kode pada gambar diagram satu garis.
(d) Gambar layout PHB utama Penerangan dan gambar diagram satu garis minimal dibuat rangkap tiga :
- Satu rangkap disimpan pada PHB yang bersangkutan (PHB Penerangan).
- Satu rangkap untuk arsip depatemen Ka Bag Umum. - Satu rangkap untuk arsip Divisi Pemeliharaan.
Langkah atau Cara pengadresan PHB adalah sebagai berikut:
Siapkan stiker sesuai jumlah komponen.
Cantumkan pada setiap stiker label simbul sesuai gambar diagram satu garis seperti :
- F1, F2, F3, F4, sampai dengan F18 (kelompok pengaman) X1, X2, X3, X4 (kelompok terminal).
Stiker masing-masing dibuat dua set, satu set ditempelkan pada komponen-komponen yang bersangkutan dan satu set lagi ditempel pada penutup PHB yang terbuat dari plat PVC (lihat gambar)
Gambar Panel yang sudah diberi adres yang dicantumkan pada penutup PVC sebagai pelindung bagian dalam PHB
c. Merakit PHB penerangan dengan tingkat pengamanan IP yang ditetapkan
1) Pengertian dan fungsi IP (Index Proteksi)
Menurut salah satu sumber literatur, bahwa Index Protection (atau disingkat IP) adalah suatu nilai yang diperlukan untuk suatu produk listrik/lampu/panel dan aksesorisnya yang disesuaikan dengan karakteristik lingkungan produk tersebut saat digunakan, dan ditunjukkan dengan tingkat nilai proteksi terhadap daerah yang dianggap memiliki potensi berbahaya bagi produk tersebut ataupun dampak yang akan disebabkannya, seperti dampak terhadap gas, air, kotoran (debu), dan benda asing lainnnya. Semua tingkat indeks proteksi ini diatur dan disesuaikan dengan standard IEC 60529, IEC 60947-1. PHB PENERANGAN V A A A L1 L2 L3 vss PE CT 1 2 3 45 6 7 89101112 F6 F7 F8F9F10F11F12F13F14F15F16F17 F2 F3 F4 F5 N F18 N X3 X2 X1 F1 30 A X4 F6 F7 F8F9F10F11F12F13F14F15F16F17 F2 F3 F4 F5 F1 PHB PENERANGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112