• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEKANISME PENERBITAN MEMBER CARD DI RABBANI RESHARE SUKOHARJO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI. Diajukan Kepada.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEKANISME PENERBITAN MEMBER CARD DI RABBANI RESHARE SUKOHARJO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI. Diajukan Kepada."

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

i

MEKANISME PENERBITAN MEMBER CARD DI RABBANI RESHARE

SUKOHARJO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

SKRIPSI Diajukan Kepada

Fakultas Syariah

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum

Oleh : MARTA ADILAH

NIM. 152.111.034

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH (MU’AMALAH) FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi MOTTO

































“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang

pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah”. (5)

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, dengan mengucap syukur kepada Allah SWT yang telah memberiku kekuatan, membekaliku dengan ilmu yang kuperoleh dari dosen-dosen IAIN Surakarta. Atas karunia dan kemudahan yang engkau berikan, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Kupersembahkan karya ini kepada mereka yang tetap setia berada di ruang dan waktu kehidupanku, khususnya teruntuk:

1. Kedua orangtua tercinta: Ibu Hartatik dan Bapak Marimin atas segala kasih dan sayang, kalian motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah berhenti mendoakan, memberi dukungan, bimbingan, nasehat dan semua pengorbanan dan kesabaran mengantarkanku sampai kini. Kalian segalanya bagiku.

2. Adikku tersayang Adevi Adipananjung serta Kakek dan Nenekku tersayang Alm. Hadi Suwarno dan Suyati yang selalu memberikan doa dan kasih sayang selama ini.

3. Sahabatku Hanifah, Annisa Jamil, Linda, Nita, Viya, Een, Ariska K, Nindita, Niken, Musdzalifah, Nurlia, Maulida, Setyo, Jordy terimakasih telah memberikan semangat.

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu Semoga seluruh kontribusinya di catat dalam amal kebaikan oleh Allah SWT. Aamiin.

(8)

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman transliterasi yang digunakan dalam penulisan skripsi di Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta didasarkan pada Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543 b/U/1987 tanggal 22 Januari 1988. Pedoman transliterasi tersebut adalah :

1. Konsonan

Fonem konsonan Bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, sedangkan dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan tanda dan sebagian lagi dilambangkan dengan huruf serta tanda sekaligus. Daftar huruf Arab dan transliterasinya dengan huruf latin adalah sebagai berkut:

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا

Alif Tidak

dilambangkan Tidak dilambangkan

ب

Ba B Be

ت

Ta T Te

ث

S|a S| Es (dengan titik di atas)

ج

Jim J Je

(9)

ix

خ

Kha Kh Ka dan ha

د

Dal D De

ذ

Żal Ż Zet (dengan titik di atas)

ر

Ra R Er

ز

Zai Z Zet

س

Sin S Es

ش

Syin Sy Es dan ye

ص

S}ad S} Es (dengan titik di bawah)

ض

D{ad D{ De (dengan titik di bawah)

ط

T{a T{ Te (dengan titik di bawah)

ظ

Z{a Z{ Zet (dengan titik di

bawah)

ع

‘ain …‘… Koma terbalik di atas

غ

Gain G Ge

ف

Fa F Ef

(10)

x

ك

Kaf K Ka

ل

Lam L El

م

Mim M Em

ن

Nun N En

و

Wau W We

ه

Ha H Ha

ء

Hamzah ...’… Apostrop

ي

Ya Y Ye 2. Vokal

Vokal bahasa Arab seperti vokal bahasa Indonesia terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

a. Vokal Tunggal

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

َ

Fath}ah a a

(11)

xi

َ

D}ammah u u

Contoh:

No Kata Bahasa Arab Transiterasi

1.

ب

ك ت

Kataba

2.

ر

ذ ك

Żukira

3.

ب

ه

ي ذ

Yażhabu

b. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf maka transliterasinya gabungan huruf, yaitu :

Tanda dan Huruf

Nama Gabungan Huruf Nama

أ

ى...

Fath}ah dan ya Ai a dan i

أ

و...

Fath{ah dan wau Au a dan u

Contoh :

No Kata Bahasa Arab Transliterasi

(12)

xii

2.

ل

ح و

aula

3. Vokal panjang (Maddah)

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda sebagai berikut :

Harakat dan Huruf

Nama Huruf dan

Tanda

Nama

ا

ي...

Fath}ah dan alif

atau ya ā a dan garis di atas

ا

ي...

Kasra}h dan ya ī i dan garis di atas

ا

و...

D}ammah dan

wau ū u dan garis di atas

Contoh:

No Kata Bahasa Arab Transliterasi

1.

لا

ق

Qāla

2.

ل

ق ي

Qīla

3.

ل

و

ي ق

Yaqūlu

(13)

xiii

4. TaMarbut}ah

Transliterasi untuk Ta Marbut}ah ada dua (2), yaitu :

a. Ta Marbut}ah hidup atau yang mendapatkan harakat fath}ah, kasrah} atau

d}ammah transliterasinya adalah /t/.

b. Ta Marbut}ah mati atau mendapat harakat sukun transliterasinya adalah /h/. c. Apabila pada suatu kata yang di akhir katanya Ta Marbut}ah diikuti oleh kata

yang menggunakan kata sandang /al/ serta bacaan kedua kata itu terpisah maka

Ta Marbut}ah itu ditransliterasikan dengan /h/. Contoh :

No Kata Bahasa Arab Transliterasi

1.

لا

ط ف

لا

ة

ض

ر و

Rauah al-afāl / rauatul atfāl

2.

ح ة

ط ل

alhah

5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau Tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda yaitu tanda Syaddah atau Tasydid. Dalam transliterasi ini tanda Syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda Syaddah itu.

Contoh :

No Kata Bahasa Arab Transliterasi

1.

ر ب نا

Rabbana

(14)

xiv 6. Kata Sandang

Kata sandang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan huruf yaitu

لا.

Namun dalam transliterasinya kata sandang itu dibedakan antara kata sandang yang diikuti oleh huruf Syamsiyyah dengan kata sandang yang diikuti oleh huruf

Qamariyyah.

Kata sandang yang diikuti oleh huruf Syamsiyyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu. Sedangkan kata sandang yang diikuti leh huruf Qamariyyah ditransliterasikan sesua dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Baik diikuti dengan huruf Syamsiyyah atau

Qamariyyah, kata sandang ditulis dari kata yang mengikuti dan dihubungkan

dengan kata sambung. Contoh :

No Kata Bahasa Arab Transliterasi

1.

ل

ج

ا رل

Ar-rajulu

2.

ل

ل

ل

ا

Al-Jalālu

7. Hamzah

Sebagaimana yang telah disebutkan di depan bahwa Hamzah

ditransliterasikan dengan apostrof, namun itu hanya terletak di tengah dan di akhir kata. Apabila terletak diawal kata maka tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab berupa huruf alif. Perhatikan contoh berikut ini :

No Kata Bahasa Arab Transliterasi

(15)

xv

2.

ن

ذ و

خ

ت

Taꞌkhużuna

3.

ؤ

نلا

An-Nauꞌu

8. Huruf Kapital

Walaupun dalam sistem bahasa Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasinya huruf kapital itu digunakan seperti yang berlaku dalam EYD yaitu digunakan untuk menuliskan huruf awal, nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandangan maka yang ditulis dengan huruf kapital adalah nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya.

Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan tersebut disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka huruf kapital tidak digunakan.

Contoh :

No Kata Bahasa Arab Transliterasi

و

م

ما

م د

إ

ل ر

س و

ل

Wa mā Muhammadun illā rasūl

ا

ل

م د

لَل

ر

ب

ا

عل

لا

م

ي

Al-ḥamdu lillahi rabbil ꞌālamīna

9. Penulisan Kata

Pada dasarnya setiap kata baik fi’il, isim, maupun huruf ditulis terpisah. Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan

(16)

xvi

maka penulisan kata tersebut dalam transliterasinya bisa dilakukan dengan dua cara yaitu bisa dipisahkan pada setiap kata atau bisa dirangkai.

Contoh :

No Kata Bahasa Arab Transliterasi

و إ

ن

الل

ل

و

خ ي

ر ا ل ر

زا ق

ي

Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn / Wa innallāha lahuwa

khairur-rāziqīn

ف أ و

ف وا

ا ل

ك ي

ل

و ا ل

م ي

ز

(17)

xvii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “MEKANISME PENERBITAN MEMBER CARD DI RABBANI

RESHARE SUKOHARJO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM”. Skripsi

ini disusun untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1 (S1) Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah), Fakultas Syariah IAIN Surakarta.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis telah banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikian, waktu, tenaga dan sebaginya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Mudhofir, S.Ag., M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta.

2. Bapak Dr. M. Usman, S.Ag., M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari’ah.

3. Bapak Masjupri, S.Ag., M.Hum selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah. 4. Bapak Sidik, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan

pengarahan dan nasehat kepada penulis selama menempuh studi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta.

5. Bapak H. Masrukhin, S.H., M.H selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan banyak perhatian dan bimbingan selama penulis menyelesaikan skripsi.

6. Ibu Sri Windarti selaku Store Manajer di Rabbani Reshare Sukoharjo yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

7. Ibu dan Bapak Dosen Fakultas Syariah IAIN Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

(18)

xviii

8. Seluruh staff karyawan Fakultas Syariah dan seluruh staff karyawan perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

9. Ibuku, Bapakku, Adikku dan Nenekku terimakasih atas doa, cinta dan pengorbanan yang tak pernah ada habisnya.

10.Teman-teman HES-A angkatan 2015 yang telah memberikan keceriaan kepada penulis selama menempuh studi di Institut Agama Islam (IAIN) Surakarta. Khususnya kepada Betty, Dyah, Annisa Angga, Arizka, Syifa, Yuni, dan Mirza. 11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan oleh penulis satu persatu namun tidak

mengurangi rasa hormat penulis.

Semoga Allah SWT menerima serta memberikan balasan atas segala kebaikan yang Bapak, Ibu dan Saudara berikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun untuk tercapainya kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, 26 Juni 2019

Marta Adilah 152.111.034

(19)

xix ABSTRAK

Marta Adilah, NIM. 152111034 ; “MEKANISME PENERBITAN

MEMBER CARD DI RABBANI RESHARE SUKOHARJO DALAM

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM”

Penelitian ini membahas mengenai mekanisme penerbitan member card. Kartu yang pemegangnya mendapatkan fasilitas berupa potongan harga pada saat berbelanja di toko yang telah menyepakati sebelumnya. Untuk mendapatkan member card di Rabbani Reshare Sukoharjo konsumen harus membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 50.000,- berlaku selama satu tahun. Agar konsumen senantiasa mendapatkan fasilitas berupa potongan harga (diskon), konsumen harus membayar biaya perpanjangan sebesar Rp. 25.000,-. Padahal mengenai hukum kebolehan jual beli melalui member card ini memiliki syarat dan ketentuan yang salah satunya tidak diperbolehkan mengeluarkan biaya tambahan apapun pada saat perpanjangan masa aktif member card. Dalam hal ini, praktek perpanjangan member card dibeberapa toko atau mall memiliki masa aktif yang lama bahkan tidak diberlakukan perpanjangan masa aktif pada member card tersebut. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan menganalisa menggunakan hukum Islam dalam Fatwa Lajnah Ad-Daimah tentang member card.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme penerbitan

member card yang diterapkan di Rabbani Reshare Sukoharjo dan untuk mengetahui

apakah penerbitan member card yang diterapkan di Rabbani Reshare Sukoharjo sudah sesuai dengan hukum Islam dalam Fatwa Lajnah Ad-Dimah.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dari wawancara langsung dengan manager, karyawan dan konsumen serta dengan data sekunder dari jurnal, kitab, buku dan kamus. Analisis data menggunakan metode induktif.

Dari hasil penelitian dan analisa menunjukkan bahwa mekanisme penerbitan

member card di Rabbani Reshare Sukoharjo belum sesuai dengan Hukum Islam yang

terdapat dalam Fatwa Lajnah Ad-Daimah karena belum sesuai dengan rukun dan syarat ija>rah yang mana dari segi pemanfaatan ojek terdapat unsur ketidakjelasan atau

garar.

(20)

xx ABSTRACT

Marta Adilah, NIM. 152111034 : "ISSUANCE MECHANISM OF MEMBER CARD IN RABBANI RESHARE SUKOHARJO IN THE PERSPECTIVE OF ISLAMIC LAW"

This study discusses the mechanism of issuance of member cards. The card holder gets the facility in the form of a discounted price when shopping in stores that have agreed before. To get a member card in Rabbani Reshare Sukoharjo consumers have to pay the registration fee of RP. 50,000,- valid for one year. For consumers to always get a facility in the form of discounted price (discount), consumers must pay an renewal fee of Rp. 25,000,-. In this case, the practice of renewing a member card in some stores or malls has a long active period, even if the member card is not active overtime. Therefore the authors are interested in conducting research by analyzing using Islamic law in the Fatwa Lajah Ad-Daimah about member card.

This research aims to determine how member card issuance mechanism is applied in Rabbani Reshare Sukoharjo and to see if the issuance of member card applied in Rabbani Reshare Sukoharjo is in accordance with Islamic law in the Fatwa Lajnah Ad-Daimah.

This research includes the type of field research with a qualitative approach. The data source used is the primary data source of the live interviews with managers, employees and consumers as well as with the secondary data from the journal, book, Books etc. Analyze data using inductive methods.

From the results of research and analysis shows that the issuance mechanism of member card in Rabbani Reshare Sukoharjo has not been in accordance with Islamic law contained in the fatwa Lajnah Ad-Daimah because it has not been in

accordance with the pillars and ija>rah terms which in terms of the utilization of ojek

there are elements obscurity or garar.

(21)

xxi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI ... iii

HALAMAN NOTA DINAS ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

HALAMAN PEDOMAN TRANSLITERASI ... viii

KATA PENGANTAR ... xvii

ABSTRAK ... xix

ABSTRACT ... xx

DAFTAR ISI ... xxi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Manfaat Penelitian ... 6 E. Kerangka Teori... 6 F. Tinjauan Pustaka ... 13 G. Metode Penelitian... 17 H. Sistematika Pembahasan ... 21

(22)

xxii

BAB II MEKANISME MEMBER CARD DALAM HUKUM ISLAM

A. Jual Beli ... 23 1. Pengertian Jual Beli... 23 2. Dasar Hukum Jual Beli ... 24 3. Rukun dan Syarat Jual Beli ... 25 4. Macam-macam Jual Beli ... 29 B. Member Card ... 31 1. Pengertian Member Card ... 31 2. Macam-macam Member Card ... 33 3. Hukum Member Card ... 34 C. Akad Penerbitan Member Card ... 39 1. Pengertian Ija>rah ... 40 2. Dasar Hukum Ija>rah ... 41 3. Rukun dan Syarat Ija>rah ... 42 4. Macam-macam Ija>rah ... 46 BAB III PRAKTEK PEMBERLAKUKAN MEMBER CARD DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI RABBANI RESHARE SUKOHARJO

A. Gambaran Umum Rabbani Reshare Sukoharjo ... 48 B. Struktur Organisasi Rabbani Reshare Sukoharjo ... 57 C. Mekanisme Penerbitan Member Card di Rabbani Reshare Sukoharjo ... 58 D. Fasilitas Penggunaan Member Card di Rabbani Reshare Sukoharjo ... 63 BAB IV ANALISIS PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENERBITAN MEMBER CARD DI RABBANI RESHARE SUKOHARJO

A. Analisis Praktek Member Card di Rabbani Reshare Sukoharjo ... 66 B. Analisis Hukum Islam Terhadap Mekanisme Penerbitan Member Card

(23)

xxiii

di Rabbani Reshare Sukoharjo ... 71 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 75 B. Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(24)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kondisi di era globalisasi dan perdagangan bebas sekarang ini serta dengan dukungan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi yang mudah didapat maka semakin luas alur keluar masuknya barang dan jasa melintasi batas-batas negara. Kondisi demikian telah memberikan banyak manfaat bagi para konsumen. Teknologi yang diciptakan berkembang seiring dengan kebutuhan manusia untuk mempermudah hidup dari sebelumnya agar dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk melakukan bisnis.1

Bisnis (perdagangan) bersifat material dan dilakukan hanya untuk mencapai maksimalisasi keuntungan.2 Untuk menghindari kesewenang-wenangan

dalam bermuamalah, agama Islam memiliki pedoman dalam mengarahkan umatnya untuk melaksanakan amalan. Pedoman tersebut adalah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Sebagai sumber ajaran Islam, setidaknya dapat menawarkan nilai dasar atau prinsip umum yang penerapanya dalam bisnis disesuaikan dengan perkembangan zaman.















...

1 Sri Neni Imaniati, Hukum dan Ekonomi Islam (Bandung: Mandarmaju, 2002) hlm. 161.

(25)

Artinya :

Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari

Tuhanmu”. (QS. Al-Baqarah: 198)3

Dalam jual-beli seorang produsen selalu berupaya menarik konsumen dengan berbagai cara dan strategi, salah satunya yaitu dengan menerbitkan

member card yang didalamnya memberikan keuntungan-keuntungan bagi para

pelanggannya. Member card atau dalam bahasa Arabnya “Bith}a>qatu at Takh}fi>dh” adalah kartu yang mana pemiliknya akan mendapatkan diskon dari harga barang atau beberapa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan tertentu.4

Hukum pemberlakuan member card menurut Fatwa Lajnah Ad-Daimah

Lembaga Fatwa Kerajaan di Arab Saudi yang mengharamkan terdapat dalam fatwa No. 19114 yang berbunyi: “Setelah dipelajari tentang kartu diskon maka diputuskan bahwa kartu diskon hukumnya tidak boleh; baik menerbitkan ataupun memilikinya, berdasarkan dalil-dalil berikut: kartu ini mengandung unsur garar dan spekulasi, karena membayar iuran keanggotaan ataupun uang administrasi untuk mendapatkan kartu tidak ada imbalannya. Karena terkadang berakhir masa berlaku kartu namun pemegangnya sama sekali belum menggunakan atau ia menggunakannya namun potongan yang didapatkan tidak seimbang dengan uang

3Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2010)

hlm.31.

4Khalid bin Ali Al-Musyaiqih, Buku Pintar Muamalah (Aktual dan Mudah). (Klaten: Wafa Press,

(26)

yang dibayarkan kepada penerbit kartu, hal ini merupakan garar dan spekulasi.5

Bentuk garar nya adalah pemegang kartu saat membayar iuran keanggotaan atau membeli kartu diskon tidak tahu potongan harga yang akan dia dapatkan dan jenis barangnya. Di samping itu, pemegang kartu juga tidak tahu terkait uang yang ia bayarkan lebih besar atau lebih kecil daripada potongan harga yang didapatkan saat berbelanja. Jika uang yang konsumen bayarkan lebih besar dari potongan harga berarti konsumen tersebut rugi dan begitupun sebaliknya. Ini merupakan salah satu yang termasuk garar (ketidakjelasan) dan qimar (perjudian).6 Menurut

Komite Penelitian Ilmiah, Fatwa, Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi akad yang digunakan dalam penerbitan member card adalah akad ija>rah (sewa-menyewa).7

Salah satu usaha bisnis yang memberlakukan member card dalam menjalankan transaksi jual belinya adalah Rabbani Reshare Sukoharjo yang merupakan salah satu usaha busana muslim di Sukoharjo yang melakukan usahanya dengan membuka cabang berupa outlet-outlet resmi Rabbani yang tersebar diseluruh kota di Indonesia. Untuk mendapatkan member card di

Rabbani Reshare Sukoharjo, konsumen harus membayar biaya administrasi

5Ahmad Zain An Najah, “Hukum Menggunakan Member Card” dalam www.ahmadzain.com

(diakses pada tanggal 24 September 2018, pukul 20.48 WIB)

6Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, (Bogor: PT Berkat Mulia Insani, 2016)

hlm. 352.

7 Khalid bin Ali Al-Musyaiqih, Buku Pintar Muamalah (Aktual dan Mudah). (Klaten: Wafa Press,

(27)

sebesar Rp. 50.000,- dengan masa berlaku satu tahun dan untuk perpanjangan masa berlaku member card tersebut harus membayar sebesar separuh harga awal pendaftaran kartu.8 Padahal mengenai hukum kebolehan jual beli melalui member

card ini memiliki syarat dan ketentuan yang salah satunya tidak diperbolehkan mengeluarkan biaya tambahan apapun pada saat perpanjangan masa aktif member

card.

Dalam hal ini, praktek perpanjangan member card di beberapa toko atau mall contohnya seperti di toko Ilufa (accessories handphone), Bata (sepatu), Kartika (accessories handphone), dan Alfamart memiliki masa aktif yang lama bahkan tidak diberlakukan perpanjangan masa aktif pada member card tersebut. Namun pada praktek member card di Rabbani Reshare Sukoharjo hanya memberikan masa aktif kartu selama satu tahun dan harus perpanjangan masa aktif kembali dengan membayar separuh harga awal pendaftaran kartu yaitu Rp. 25.000,- agar pengguna member card tersebut dapat menikmati fasilitas yang disediakan, inilah yang membedakan praktek penggunaan member card dalam transaksi jual beli di Rabbani Reshare Sukoharjo dengan praktek penggunaan

member card di toko atau mall yang lain.

Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian karena di zaman yang semakin modern dan teknologi yang canggih ini. Untuk menarik perhatian dari ketatnya persaingan bisnis. Produsen membuat konsumen

(28)

agar tertarik membeli barang tersebut dengan cara mengadakan diskon, salah satunya dengan mengadakan yang namanya kartu diskon atau member card dalam transaksi jual beli dan di tempat inilah salah satu tempat yang memberlakukan

member card dengan memiliki beberapa ketentuan yang berbeda dengan yang

lain, yang menarik untuk diteliti lebih mendalam dengan menganalisa mekanisme penerbitan member card di Rabbani Reshare Sukoharjo menggunakan Hukum Islam dengan mengambil judul “MEKANISME PENERBITAN MEMBER CARD DI RABBANI RESHARE SUKOHARJO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas adapun permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana mekanisme penerbitan member card di Rabbani Reshare

Sukoharjo ?

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terkait dengan penerbitan member card di

Rabbani Reshare Sukoharjo ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui mekanisme penerbitan member card di Rabbani Reshare

Sukoharjo.

2. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terkait dengan penerbitan member

(29)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis:

a. Bagi penulis:

Memperluas wawasan dan pengetahuan penulis terkait tentang hukum Islam khususnya pada pemberlakuan member card dalam transaksi jual beli yang ada di Rabbani Reshare Sukoharjo.

b. Bagi pembaca:

Memberikan informasi tentang keterkaitan pemberlakuan member card

dalam transaksi jual beli yang ditinjau dari hukum Islam. 2. Manfaat Praktis:

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah bagi peneliti diharapkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan peneliti mengenai praktik pemberlakuan member card yang baik dan benar sesuai dengan syariat Islam. Sedangkan bagi subjek yang diteliti diharapkan dapat memberikan saran-saran dan masukan untuk menyempurnakan praktik pemberlakuan member card

yang ada di lokasi penelitian.

E. Kerangka Teori

Pengertian dari istilah penting yang terkandung di dalam judul yang penulis sajikan sebagai berikut:

1. Tinjauan Umum Tentang Jual Beli Menurut Hukum Islam a. Pengertian Jual Beli

(30)

Jual beli dalam bahasa Arab disebut al-ba>’i yang secara bahasa adalah tukar menukar, sedangkan menurut istilah yaitu tukar menukar atau peralihan kepemilikan dengan cara pergantian menurut bentuk yang diperbolehkan oleh syar’i>.9

b. Syarat-syarat Sah Jual Beli

1) Yakni kondisi pelaku jual beli yang sudah akil balig serta berakal. 2) Berkaitan dengan objek jual belinya, yaitu:

a) Suci, bermanfaat, bisa diserahterimakan dan merupakan milik penuh salah satu pihak.

b) Mengetahui objek yang diperjual belikan.10

c. Rukun Jual Beli

1) Adanya penjual dan pembeli. 2) S{igat (I@ja>b dan qa>bul).

3) Adanya barang yang ditransaksikan (ma’qu>d ‘alaih). 4) Nilai tukar pengganti barang.11

d. Hukum Jual Beli

QS. Al-Baqarah (2) : 275



















….



9Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqih (Jakarta: Kencana, 2003) hlm. 193.

10 Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqih Madzab Syafi’I (Bandung: Pustaka Setia, 2007) hlm. 22. 11 M. Yazid Afandi, Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2009) hlm. 57.

(31)

Artinya:

“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”12

e. Macam-macam Jual Beli

1) Dilihat dari segi hukum Islam.

2) Dari segi benda (objek yang diperjual belikan). 3) Dari segi pelaku (subjek jual beli).

4) Jual beli yang dilarang.

2. Tinjauan Umum Tentang Member Card dalam Islam a. Pengertian Member Card

Member card yaitu kartu yang pemegangnya mendapat potongan

harga khusus pada saat berbelanja di beberapa toko yang telah menyepakati sebelumnya untuk memberikan potongan harga (diskon).13

b. Berdasarkan pihak yang menerbitkan kartu diskon dapat dibagi menjadi 2 bagian:

1) Kartu diskon umum, dan 2) Kartu diskon khusus.14

12Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2010)

hlm.45.

13 Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, (Bogor: PT Berkat Mulia Insani,

2016) hlm. 351.

(32)

Perbedaan antara kartu diskon umum dan kartu diskon khusus dapat dilihat dari dua sisi:

1) Kartu diskon umum melibatkan tiga pihak. a) Penerbit kartu diskon

b) Perusahaan-perusahaan komersial yang ikut serta memberikan diskon dengan kartu ini.

c) Konsumen.

Kartu diskon umum dapat digunakan oleh konsumen di beberapa tempat.

2) Kartu dikon khusus hanya melibatkan dua pihak: a) Konsumen, dan

b) Penerbit kartu diskon.

Kartu diskon khusus hanya bisa digunakan konsumen di satu tempat saja dan tidak bisa digunakan ditempat lain.15

c. Macam-macam Member Card:

1) Free member card (kartu keanggotaan gratis).

2) Special member card (kartu keanggotaan khusus).

3) Common member card (kartu keanggotaan umum).16

15 Khalid bin Ali Al-Musyaiqih, Buku Pintar Muamalah (Aktual dan Mudah). (Klaten: Wafa

Press, 2012) hlm.113-114.

16Ahmad Zain An Najah, “Hukum Menggunakan Member Card” dalam www.ahmadzain.com

(33)

d. Hukum Member Card

1) Common member card (kartu keanggotaan umum), mayoritas ulama

mengharamkan dengan alasan:

a) Produsen membayar kepada penerbit kartu dengan potongan dari penjualan yang diperoleh dari konsumen pemegang kartu. Hal tersebut, manfaat yang diperoleh produsen dari ija>rah yang berupa kenaikan angka penjualan belum tentu didapat sehingga transaksi ini tidak diperbolehkan.

b) Akad antara produsen dan konsumen adalah akad ija>rah (sewa). Karena konsumen membayar premi kepada produsen baik tahunan atau bulanan agar kartu senantiasa aktif untuk bisa mendapatkan potongan. Manfaat ini tidak jelas, karena bisa jadi menggunakan kartu untuk berbelanja atau bisa juga tidak menggunakan kartu.

c) Alasan yang paling mendasar adalah manfaat yang bisa diperoleh produsen belum dimiliki oleh pihak penerbit. Manfaat semacam ini tidak bisa diserahkan oleh pihak penerbit kartu. Dengan demikian pihak penerbit kartu telah menjual sesuatu yang belum dimiliki.

(34)

2) Special member card (kartu keanggotaan khusus) menurut Fatwa

Lajnah Ad-Daimah, special member card dengan common member

card tidak jauh berbeda sehingga dinyatakan haram. Dengan alasan, konsumen dengan penerbit kartu adalah akad ija>rah yang mana konsumen membayar uang registrasi untuk mendapatkan potongan harga, yang mana potongan harga tersebut statusnya majhu>l (belum pasti) sehingga tidak diperbolehkan.

3) Free member card (kartu keanggotaan gratis), para ulama

kontemporer sepakat bahwa boleh hukumnya menerbitkan serta menggunakan kartu diskon (member card) yang diberikan secara cuma-cuma kepada para pelanggan. Karena akad yang terjadi antara pemegang kartu dan penerbit kartu adalah akad hibah.17

3. Akad Penerbitan Member Card

Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya bahwa akad penerbitan

member card adalah akad ija>rah (sewa), bahwa konsumen membayar kartu

anggota tersebut untuk mendapatkan diskon dari klinik, hotel atau toko, dll. a. Pengertian Ija>rah

17 Khalid bin Ali Al-Musyaiqih, Buku Pintar Muamalah (Aktual dan Mudah). (Klaten: Wafa

(35)

Al-ija>rah berasal dari kata al-ajru yang secara bahasa berarti imbalan (

al-‘iwa>dh).Ija>rah merupakan jual beli manfaat untuk mendapatkan imbalan. Sedangkan secara terminologi, istilah akad ija>rah sama artinya dengan perjanjian sewa menyewa.18

b. Rukun dan Syarat Ija>rah

1) Mua>jjir (orang yang memberikan sewa) dan musta’jir (penyewa). Disyaratkan mua>jjir dan musta’jir baliq, berakal, dan saling meridhai. 2) Adanya S{igat (i>ja>b dan qa>bul).

3) Ujrah (upah), disyaratkan diketahui jumlahnya oleh kedua belah pihak.

4) Ada barang yang disewakan atau sesuatu yang dikerjakan dalam upah-mengupah.

c. Dasar Hukum Ija>rah

Terdapat dalam Qs. At-Thalaq (65) : 6













Artinya:

“Jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu, maka berikanlah

kepada mereka upahnya”.19

18 Burhanuddin S, Hukum Kontrak Syariah (Yogyakarta: BPFE, 2009) hlm. 94.

19 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro,

(36)

d. Macam-macam Ija>rah

1) Ija>rah ‘ala> al-mana>fi’ yaitu ija>rah yang objek akadnya adalah manfaat, seperti menyewakan rumah untuk ditempati, mobil untuk dikendarai, dll.

2) Ija>rah ‘ala> al-‘amaal ija>rah yang objek akadnya jasa atau pekerjaan, seperti membangun gedung atau menjahit pakaian. Akad ija>rah ini terkait erat dengan masalah upah-mengupah, menurut ulama fiqh hukumnya boleh apabila jenis pekerjaan itu jelas, seperti buruh bangunan, tukang jahit, buruh pabrik, dll.20

F. Tinjauan Pustaka

Dalam pengamatan penulis ada beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

Penelitian Arifin yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pemberian Potongan Harga Dengan Menggunakan Kartu Member Dalam

Transaksi Jual Beli Dan Relevansinya Dengan Undang-Undang No. 8 Tahun

1999 Tentang Perlindungan Konsumen (studi kasus di Alfamart Kelurahan

Ngalian Semarang)” dalam transaksi jual beli di Alfamart dengan menggunakan

member card antara pihak pengelola Alfamart maupun konsumen tidak

mengandung unsur-unsur yang dilarang menurut hukum Islam, sedangkan

(37)

relevansinya pemberian potongan harga dengan menggunakan kartu member di Alfamart Ngaliyan menurut Pasal 9 dan 10 No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen adalah relevan dengan Undang-undang Positif, karena unsur-unsur yang disebutkan dalam Pasal 9 dan 10 Undang-undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen tidak terdapat dalam mekanisme transaksi jual beli di Alfamart Ngalian Semarang, dan produk yang mempunyai potongan harga yaitu sama dengan produk dijual kepada konsumen yang bukan menjadi anggota kartu member.21 Sedangkan dalam pemberlakuan member card di Toko

Reshare Rabbani Sukoharjo permasalahan yang muncul bukan mengenai potongan harga yang diberikan, tetapi mengenai adanya biaya administrasi dalam pembuatan member card tersebut.

Penelitian Novasari Khairunnisa yang berjudul “Member Card Dalam Transaksi Jual Beli Ditinjau Daeri Etika Bisnis Islam (studi kasus di PB

Swalayan Metro)”. Dalam skripsi tersebut penulis menyimpulkan bahwa

pemberlakuan member card di PB Swalayan Metro juga sudah sesuai dengan prinsip-prinsip etika bisnis Islam yaitu, keesaan, keseimbangan, kehendak bebas, tanggungjawab, serta kebijakan.22 Jika dalam tinjauan etika bisnis Islam yang

21Arifin, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pemberian Potongan Harga Dengan Menggunakan

Kartu Member Dalam Transaksi Jual Beli Dan Relevansinya Dengan UU No.8 Tahun 1999 Tentang

Perlindungan Konsumen: Studi Kasus Di Alfamart Kelurahan Nngalian Semarang (Skripsi tidak

diterbitkan, IAIN Walisongo, Semarang, 2011)

22Novasari Khairunnisa, Member Card Dalam Transaksi Jual Beli Ditinjau Daeri Etika Bisnis

(38)

ditinjau hanya mengenai perilaku-perilaku dari pelaku bisnis (subjek) yang hendaknya harus dilakukan dalam kegiatan bisnisnya. Sedangkan dalam tinjauan Hukum Islam tidak hanya memberikan ketentuan tentang perilaku-perilaku dari pelaku bisnis namun juga ketentuan tentang objek-objek atau hal-hal lain terkait bisnis yang dilakukan.

Penelitian M. Sya’ban Evendi yang berjudul “Penggunaan Kartu Diskon

Dalam Transaksi Jual Beli Menurut Perspektif Fikih”. Dalam skripsi tersebut

penulis menyimpulkan bahwa dalam praktek penggunaan kartu diskon dalam transaksi jual beli perspektif fikih sudah sesuai dengan syariat jual beli menurut fikih muamalah karena melihat dari prinsip muamalah yang dilakukan atas dasar suka rela tanpa mengandung unsur paksaan.23 Sedangkan dalam penelitian yang

penulis teliti dalam hukum Islam mengenai mekanisme penerbitan member card

yang dikenakan biaya administrasi pembuatan kartu serta adanya biaya perpanjangan kartu, jika kartu telah berakhir masa aktifnya yang ditinjau dari Fatwa Lajnah Ad-Daimah.

Penelitian Aslamiyah yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Tentang

Indomaret Card Di Indomaret Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah”. Dalam skripsi

tersebut penulis menyimpulkan bahwa inti dalam transaksi jual beli itu adalah ada _______________________

23 M. Sya’ban Evendi, Pengguna Kartu Diskon Dalam Transaksi Jual Beli Menurut Perspektif

(39)

kerelaan, suka sama suka serta tidak ada unsur keterpaksaan baik pihak penjual maupun pembeli, barang yang dijual jelas dan tidak mengandung unsur garar dan bermanfaat untuk konsumen, dalam hal ini transaksi jual beli di Indomaret dengan menggunakan kartu member antara pihak pengelola Indomaret (penjual) maupun konsumennya (pembeli) tidak mengandung unsur-unsur yang dilarang menurut hukum Islam dan dalam pembuatan member card di Indomaret Grogol tidak diberlakukan perpanjangan masa aktif pada kartu tersebut.24 Sedangkan dalam

pemberlakuan member card di Toko Reshare Rabbani Sukoharjo permasalahan yang muncul mengenai adanya biaya administrasi dalam pembuatan member card

tersebut.

Penelitian Hilda Purnama Sari yang berjudul “Pemberlakuan Member

Card Dalam Transaksi Jual Beli Ditinjau Dari Sudut Pandang Etika Bisnis Islam

Dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen (Studi Kasus Di Toko Baitul

Muslim Assiddiq Yogyakarta)”. Dalam skripsi tersebut penulis menyimpulkan

bahwa dalam hal penggunaan member card ini tidak ada batasan waktu pemakaian. Melainkan selamanya, walaupun konsumen selama setahun tidak menggunakannya. Unsur yang disebutkan dalam pasal 9 dan 10 UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tidak terdapat dalam mekanisme transaksi jual beli di Assidiq Yogyakarta dan produk mendapatkan potongan harga atau

24Aslamiyah, Tinjauan Hukum Islam Tentang Indomaret Card Di Grogol, Sukoharjo, Jawa

(40)

diskon yaitu sama dengan produk yang dijual kepada konsumen yang bukan merupakan anggota kartu member.25

Dari beberapa skripsi yang penulis paparkan di atas, penulis belum menemukan kajian pustaka yang membahas tentang pemberlakuan member card terkait adanya biaya administrasi dari member card yang ditinjau dari Hukum Islam di Rabbani Reshare Sukoharjo.

G. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Rabbani Reshare Sukoharjo yang beralamatkan di Jl. Adi Soemarno, No.124, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. Penulis mengadakan penelitian di Rabbani Reshare Sukoharjo ini dengan alasan di tempat inilah salah satu tempat yang memberlakukan

member card dengan memiliki beberapa ketentuan yang berbeda dengan yang

lain, yang menarik untuk diteliti lebih mendalam. 2. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau responden, dan

25Hilda Purnama Sari, Pemberlakuan Member Card Dalam Transaksi Jual Beli Ditinjau Dari

Sudut Pandang Etika Bisnis Islam Dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen (Studi Kasus Di Toko Baitul Muslim Assiddiq Yogyakarta) (Skripsi tidak diterbitkan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2016)

(41)

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

3. Subjek Penelitian

Untuk memperoleh informasi terkait dengan pemberlakuan member card dalam transaksi di Rabbani Reshare Sukoharjo, maka peneliti membutuhkan subjek penelitian yaitu orang-orang yang terkait secara langsung dan/ atau tidak langsung dengan masalah yang terjadi pada praktek ini. Di antara orang-orang yang terkait dengan penelitian ini adalah manajer, karyawan, dan sebagian masyarakat yang menjadi konsumen di Rabbani

Reshare Sukoharjo serta sumber-sumber lainnya yang dapat membantu dalam

penelitian ini. 4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini termasuk jenis sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Dalam hal ini diantaranya manajer, karyawan dan sebagian konsumen di Rabbani

Reshare Sukoharjo. Dan sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dari

studi kepustakaan seperti buku, jurnal, kitab dan literature lainnya yang berhubungan dengan mekanisme penerbitan member card dalam perspektif

(42)

Hukum Islam.26 Data sekunder dipergunakan untuk melengkapi data primer

yang bisa menunjang hasil penelitian. 5. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa cara atau teknik dalam pengumpulan data, yaitu dengan cara observasi, wawancara, maupun dokumentasi. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi.

a. Wawancara

Wawancara yaitu bentuk komunikasi verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.27 Dalam penelitian ini wawancara akan

ditujukan kepada pihak-pihak yang menjadi sumber dimana informasi terkait pemberlakuan member card. Metode wawancara yang digunakan: 1) Wawancara terstruktur: jenis wawancara ini dari serangkaian

pertanyaan yang telah disiapkan dan dinyatakan menurut urutan yang telah ditentukan.

2) Wawancara tidak terstruktur: wawancara yang dilakukan secara spontan, tanpa merumuskan pertanyaan-pertanyaan sebelumnya.28

26S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Cet ke-6 (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)

hlm.143.

27S. Nasution, Metode Research: Penelitian Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) hlm. 113.

28Suwartono, Dasar-dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2014) hlm.

(43)

Dari jenis wawancara di atas penulis menggunakan jenis wawancara terstruktur, yang mana sudah mempersiapkan pertanyaan yang akan ditanyakan dalam proses wawancara. Dalam penelitian ini wawancara ditujukan kepada pihak yang menjadi sumber informasi terkait penerbitan

member card, diantaranya manajer, karyawan dan sebagian konsumen di

Rabbani Reshare Sukoharjo.

b. Dokumentasi

Cara pengumpulan informasi yang didapatkan dari dokumen, yakni p-eninggalan tertulis, akta, arsip-arsip, peraturan perundang-undangan, catatan biografi, video, foto, dan lain-lain yang memiliki keterkaitan dengan masalah yang diteliti.29 Yang dapat dijadikan dokumentasi dari

penelitian ini adalah foto, dan dokumen-dokumen lain terkait pemberlakuan member card di Rabbani Reshare Sukoharjo.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil interview, catatan lapangan, dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan data dan membuat kesimpulan yang dapat dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.30 Setelah data terkumpul kemudian dikelompokkan

29S. Nasution, Metode Research: Penelitian Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) hlm. 117-119.

(44)

dan dianalisis. Adapun dalam analisis ini penulis menggunakan metode induktif, yaitu suatu cara yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak dari pengamatan atas hal-hal yang bersifat khusus kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum.31 Dari metode induktif

tersebut penulis mengamati praktek di lapangan dan menggali informasi terkait fakta tersebut yang selanjutnya data-data yang telah terkumpul di lapangan dibandingkan dengan teori hukum Islam dari Fatwa Lajnah

Ad-Daimah dan dari segi akad yang digunakan yaitu akad ija>rah setelah itu

dianalisa dan akhirnya ditarik kesimpulan.

H. Sistematika Pembahasan

Agar mempermudah para pembaca dan penulis sendiri, serta lebih terarah, penulis skripsi ini disusun berdasarkan sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan

Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini berisi uraian rinci mengenai teori-teori tentang mekanisme

member card yang meliputi pengertian jual beli, hukum jual beli,

_______________________

(45)

rukun dan syarat jual beli, macam-macam jual beli, pengertian

member card, macam-macam member card, hukum member card,

dan akad penerbitan member card.

Bab III : Praktek Penerbitan Member Card di Rabbani Reshare Sukoharjo Berisi tentang gambaran umum Rabbani Reshare Sukoharjo, praktek transaksi jual beli dengan menggunakan member card di Rabbani

Reshare Sukoharjo, syarat penggunaan member card dan fasilitas

yang ada dalam member card di Rabbani Reshare Sukoharjo.

Bab IV :Analisis Perspektif Hukum Islam Terhadap Mekanisme Penerbitan Member Card di Rabbani Reshare Sukoharjo

Berisi tentang inti dari pembahasan skripsi yang akan dibahas dan analisa mengenai mekanisme penerbitan member card di Rabbani

Reshare Sukoharjo dengan berdasarkan teori Hukum Islam yang

ditinjau dari Fatwa Lajnah Ad-Daimah sehingga akan ditentukan suatu kesimpulan dari permasalahan yang terjadi.

Bab V : Penutup

Dalam bab ini berisi tentang suatu kesimpulan dari semua bab dan hasil dari analisa pada bab IV, pendapat dari pemikiran penulis serta saran dan kritik membangun yang diharapkan penulis.

(46)

23 BAB II

MEKANISME MEMBER CARD DALAM HUKUM ISLAM A. Jual Beli

1. Pengertian Jual Beli

Jual beli atau perdagangan menurut etimologi jual beli berasal dari bahasa Arab Al-ba>’i yang makna dasarnya menjual, mengganti, dan menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Dalam prakteknya, bahasa ini terkadang digunakan untuk pengertian lawannya, yakni kata as-syira’ (beli). Maka kata

al-ba>’i berarti jual, tetapi sekaligus juga berarti beli.32

Sedangkan secara terminologis, para ulama memberikan definisi yang berbeda. Dikalangan ulama Hanafi terdapat dua definisi jual beli yaitu:

a. Saling menukar harta dengan harta melalui cara tertentu.

b. Tukar menukar sesuatu yang diingini dengan yang sepadan melalui cara tertentu yang bermanfaat.33

Ulama Madzab Maliki, Hanbali dan Syafi’i memberikan pengertian jual beli adalah saling menukar harta dengan harta dalam bentuk pemindahan milik dan pemilikian. Definisi ini menekankan pada aspek milik pemilikan, untuk membedakan dengan tukar menukar harta/barang yang tidak mempunyai akibat milik kepemilikan seperti sewa-menyewa (al-ija>rah).

32 Abdul Rahman Ghazali. dkk, Fiqh Muamalat ( Jakarta: Kencana, 2010) hlm. 67. 33 M Yazid Afandi, Fiqh Muamalah (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2009) hlm. 53.

(47)

Demikian juga harta yang dimaksud adalah harta dengan pengertian luas, bisa barang dan bisa uang.34

2. Dasar Hukum Jual Beli

Adapun landasan hukum jual beli terdapat dalam Al-Quran, Sunnah dan Ijma, diantaranya sebagai berikut:

a. Al-Quran 1) QS. Al-Baqarah (2) : 275

...



















...

Artinya :

“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba35.

2) QS. an-Nisa’ (4) : 29































































Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.

34M. Yazid Afandi, Fiqh Muamalah (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2009) hlm. 53.

35 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro,

(48)

dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu36.”

b. As-Sunnah

1) Hadis yang diriwayatkan oleh Rifa’ah ibn Rafi’:

ي أ لَلا لو س ر يَ : لي ق : لا ق ٍجي د خ ن ب ع فا ر ن ع

: لا ق ؟ ب ي ط أ ب س ك لا

«

ل ك و ه د ي ب ل ج رلا ل م ع

ٍرو ر ب م ٍع ي ب

“Rasulullah SAW ditanya salah seorang sahabat mengenai pekerjaan (profesi) apa yang paling baik. Rasulullah SAW menjawab: Usaha tangan manusia sendiri dan setiap jual beli yang diberkati” (HR. Al- Bazzar dan Al- Hakim).

2) Hadis yang diriwayatkan oleh al-Tarmizi, Rasulullah SAW bersabda:

ءا د ه شلا و , ي ق ي د صلا و , ي ي ب نلا ع م ي م لا ق و د صلا ر جا تلا

“Pedagang yang jujur dan terpercaya sejajar (tempatnya di surga) dengan para Nabi, Shaddiqin dan Syuhada”.

3. Rukun dan Syarat Jual Beli

Jual beli mempuunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi, sehingga jual beli itu dapat dikatakan sah oleh syara’. Mengenai rukun dan syarat jual beli, para ulama berbeda pendapat. Menurut madzab Hanafi rukun jual beli itu hanyalah kerelaan antara kedua belah pihak untuk berjual-beli.37

36Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2010)

hlm. 83.

37M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

(49)

Akan tetapi menurut jumhur ulama rukun jual beli ada empat: ba>’i (penjual), mustari (pembeli), ma’qu>d ‘alaih (benda atau barang) dan s}igat (

i@ja>b dan qa>bul ).38 Adapun syarat-syarat jual beli sesuai dengan rukun jual beli

yang dikemukakan jumhur ulama tersebut sebagai berikut:

a. Syarat-syarat orang yang berakad yaitu: ba>’i (penjual) dan mustari (pembeli).

Para ulama fiqh sepakat bahwa orang yang melakukan akad jual beli harus memenuhi syarat diantaranya: balig, berakal serta berkemampuan memilih. Oleh sebab itu, jual beli yang dilakukan anak kecil yang belum berakal, orang gila atau orang yang dipaksa transaksi jual beli tersebut hukumnya tidak sah.39

Adapun anak kecil yang telah mumayiz, menurut ulama Hanfiah apabila akad yang dilakukan membawa keuntungan bagi dirinya seperti menerima hibah, wasiat, sedekah maka hukumnya boleh. Sebaliknya, apabila akad itu membawa kerugian bagi dirinya seperti mewakafkan atau menghibahkan maka tindakan hukumnya ini tidak boleh dilaksanakan. Apabila transaksi anak kecil tersebut mengandung manfaat

38M. Yazid Afandi, Fiqh Muamalah …, hlm. 57. 39Ibid,hlm. 58.

(50)

dan mudarat seperi jual-beli, sewa-menyewa dll, maka transaksi ini hukumnya sah apabila walinya mengijinkan.40

b. Syarat-syarat yang berkaitan dengan s}igat ( i@ja>b dan qa>bul ).

Para ulama fiqh sepakat bahwa unsur utama dari jual beli adalah kerelaan kedua belah pihak. Menurut mereka, i@ja>b dan qa>bul perlu diungkapkan secara jelas dalam transaksi-transaksi yang bersifat mengikat kedua belah pihak seperti akad jual beli, sewa-menyewa dan nikah. I@ja>b menurut ulama Hanafiyah yaitu penetapan perbuatan tertentu yang menunjukkan keridhaan yang diucapkan oleh orang pertama, baik yang menyerahkan maupun yang menerima, sedangkan qa>bul adalah orang yang berkata setelah orang yang mengucapkan i@ja>b, yang menunjukkan keridhaan atas ucapan orang pertama.41

Sedangkan ulama selain Hanafiyah berpendapat bahwa i@ja>b addalah persyaratan yang keluar dari orang yang menyerahkan benda, baik yang dikatakan oleh orang pertama atau kedua, sedangkan qa>bul adalah pernyataan dari orang yang menerima barang. Untuk itu para ulama fiqh mengemukakan bahwa syarat i@ja>b dan qa>bul itu sebagai berikut:

40Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalat … hlm. 72.

(51)

1) Orang yang mengucapkan i@ja>b dan qa>bul telah balig dan berakal, menurut jumhur ulama, atau telah berakal menurut ulama Hanafiyah.42

2) Qa>bul sesuai dengan i@ja>b. Misalnya penjual mengatakan: “saya jual buku ini seharga Rp. 5.000,-“. Lalu pembeli menjawab: “saya beli buku ini dengan harga Rp. 5.000,-“. Apabila antara i@ja>b dan qa>bul tidak sesuai maka jual beli tidak sah.

3) I@ja>b dan qa>bul dilakukan dalam satu majelis, artinya antar penjual dan pembeli hadir dalam satu ruang yang sama. Ulama fiqh kontemporer seperti Mustafa Ahmad Az-Zarqa’ dan Wahbah Zuhaily berpendapat bahwa satu majelis tidak harus diartikan hadir dalam satu tempat, tetapi satu situasi dan satu kondisi meskipun antara keduanya berjauhan, tetapi membicarakan objek yang sama.43

c. Syarat-syarat yang berkaitan dengan barang yang di beli (ma’qu>d ‘alaih). Objek jual beli harus suci, bermanfaat, bisa diserah terimakan dan merupakan milik penuh penjual. Maka tidak sah memperjual belikan bangkai, darah daging babi dan barang lain yang menurut syara’ tidak ada manfaatnya. Juga tidak sah memperjual belikan barang yang masih belum berada dalam kekuasaan penjual, barang yang tidak mampu

42Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalat …, hlm. 73. 43 M. Yazid Afandi, Fiqh Muamalah …, hlm. 59.

(52)

diserahkan dan barang yang berada di tangan seseorang yang tidak memilikinya.44

4. Macam-macam Jual Beli

a. Dilihat dari segi hukum Islam: jual beli sah jika memenuhi syarat dan rukun jual beli. Hanafiyahmembagi menjadi dua yaitu:

1) Sa>h}ih} : jual beli yang disyariatkan dengan memenuhi asal dan sifatnya, jual beli sa>h}ih} adalah jual beli yang tidak terjadi kerusakan baik pada rukun maupun syaratnya.

2) Gairu sa>h}ih} adalah jual beli yang tidak dibenarkan sama sekali oleh syara’ dan dinamakan jual beli ba>t}il.

Menurut Syafi’iyah jual beli dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Sa>h}ih} : jual beli yang memenuhi syarat dan rukunnya.

2) Ba>t}il : jual beli yang rukun dan syarat jual beli tidak terpenuhi dan tidak dibolehkan oleh syara’. Misalnya jual beli yang zatnya haram dan najis, seperti bangkai, babi, khamar (arak) dan jual beli barangnya tidak ada (bai’ al-ma’dun) seperti jual beli janin yang masih didalam perut ibu.45

b. Dari segi benda (objek yang diperjual belikan):

44Ibid, hlm. 58.

(53)

a. Jual beli salam (pesanan). Dalam jual beli harus disebutkan sifat-sifat barang dan harga harus dipegang ditempat akad berlangsung. b. Jual beli banda yang tidak ada: jual beli dimana barang yang

diperjual belikan tidak bisa dilihat.

c. Jual beli benda yang nampak (kelihatan): jual beli yang pada waktu akad barangnya ada dihadapan penjual dan pembeli.46

c. Dari segi pelaku (subjek jual beli):

a. Dengan lisan: akad yang dilakukan dengan lisan. Sedangkan bagi orang bisu (orang yang tidak bisa bicara) dengan menggunakan isyarat.

b. Dengan perantara: misalnya dengan tulisan. Jual beli ini dilakukan oleh penjual dan pembeli, tidak dalam satu majelis akad dan ini dibolehkan menurut syara’.

c. Jual beli dengan perbuatan: mengambil dan memberikan barang tanpa i@ja>b dan qa>bul. Misalnya seseorang mengambil roti yang sudah bertuliskan label harga. Menurut sebagian ulama syafiiyah hal tersebut dilarang karena i@ja>b dan qa>bul adalah rukun dan syarat jual beli, namun sebagian ulama syafiiyah lainnya seperti Imam Nawawi membolehkannya.47

46 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, cet ke.3 (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007) hlm. 76. 47Ibid, hlm. 77-78.

(54)

d. Jual beli yang dilarang (fasid/ba>t}il)

Jual beli ba>t}il adalah akad yang salah satu rukun dan syaratnya tidak terpenuhi dengan sempurna, seperti barang yang tidak bisa diserahterimakan, penjual yang tidak berkompeten dan sebagainya. Sedangkan jual beli yang fasid akad yang secara syarat rukun terpenuhi, namun terdapat masalah atas sifat akad tersebut, seperti jual beli majhul yaitu jual beli atas barang yang spesifiknya tidak jelas. Menurut mayoritas ulama, kedua akad ini dilarang serta tidak diakui adanya perpindahan kepemilikan.48

B. Member Card

1. Pengertian Member Card

Member card berasal dari dua kata bahasa Inggris yakni member dan

card. Member berarti keanggotaan dan card berarti kartu. Maka bila

digabungkan artinya adalah kartu keanggotaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, kartu adalah kertas tebal yang tak seberapa besar, biasanya persegi panjang (untuk berbagai keperluan). Dan kartu anggota adalah kartu berisi keanggotaan perserikatan yang berisi nama, alamat rumah, kantor,

48Siswadi, “Jual Beli Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Ummul Qura, Vol. III Nomor 2, 2013,

(55)

dsb.49 Sedangkan dalam istilah bahasa Arab disebut Bith}a>qatu at Takh}fi>dh.

Dari kata bith}a>qatu yang berarti kartu dan at takh}fi>dh adalah kata benda dari kata kerja khafdz yang artinya penurunan.50 Jadi, dalam bahasa Arab member

card artinya kartu diskon. Adapun istilah member card atau kartu diskon adalah sebuah kartu keanggotaan yang mana pemiliknya akan mendapatkan diskon dari harga barang-barang atau beberapa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tertentu.51

Member card adalah sebuah kartu yang biasanya dipakai untuk

berbagai keperluan yang berhubungan dengan keanggotaan dari sebuah organisasi, perusahaan, club atau sebuah perkumpulan yang lebih kecil. Kartu anggota atau member card adalah sebuah kartu yang merupakan identitas seseorang dengan data mengenai nama dan nomor keanggotaannya.52 Kartu

diskon bisa jadi diterbitkan oleh perusahaan jasa iklan yang nantinya akan mencari toko-toko atau perusahaan yang mau memberikan kartu diskon. Bisa pula diskon diterbitkan oleh perusahaan atau toko yang akan memberikan

49https://kriskand.blogspot.com/2016/05/pengertian-kartu-member.html (diakses pada tanggal 26

September 2018, pukul 20.40 WIB)

50Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, “Kamus Kontemporer Arab-Indonesia cet. 9”

(Jogjakarta: Multi Karya Grafika, 1998) hlm. 849.

51Ahmad Zain An Najah, “Hukum Menggunakan Member Card” dalam www.ahmadzain.com

(diakses pada tanggal 26 September 2018, pukul 20.51 WIB)

52http://jualmembercard.blogspot.com/2014/11/pengertian-member-card.html (diakses pada

Gambar

Gambar 1 : Struktur Organisasi Rabbani Reshare Sukoharjo
Foto Rabbani Reshare Sukoharjo  1.  Produk Rabbani Reshare Sukoharjo
Foto Member Card Rabbani Reshare Sukoharjo

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap.. pernyataan bahwa nasabah BRI syariah tidak akan terpengaruh oleh produk Perbankan lain

Hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik multivariat membuktikan bahwa dengan memperhitungkan variabel riwayat pajanan asap obat nyamuk dan

Video klip yang merupakan kumpulan potongan-potongan visual yang dirangkai dengan atau tanpa efek-efek tertentu dan disesuaikan berdasarkan ketukan- ketukan pada irama lagu,

Tabel 4.9 dan gambar 4.8 menunjukkan rangkuman dari 42 responden, berdasarkan data yang diolah bahwa keterampilan khusus yang diinginkan perusahaan sebagian besar

Jabatan Kesihatan Negeri Sarawak telah mengisytiharkan satu (1) kluster tamat iaitu Kluster Rayang, Serian setelah tiada kes baharu dikesan atau dilaporkan dalam tempoh

Sedangkan memberikan pendidikan agama Kristen kepada anak-anak berarti, sebuah usaha untuk membimbing anak-anak agar memiliki hubungan yang benar dengan Allah

Strategi pengembangan agribisnis perkebunan kopi robusta (kopi lanang) di Unit Kebun Malangsari Wilayah I PTPN XII di masa yang akan datang dapat dilakukan dengan posisi

Berdasarkan penelitian sebelumnya(Sukmawati, 2010) di Maros dan penelitian (Nasution, 2009)di Jakarta menunjukkan bahwa balita yang tidak mendapat imunisasi sesuai