• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PADA GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK 5 INSTITUT TEKNOLOGI SIMATERA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PADA GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK 5 INSTITUT TEKNOLOGI SIMATERA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PADA GEDUNG

LABORATORIUM TEKNIK 5

INSTITUT TEKNOLOGI SIMATERA

Risa Dwi Riyadi1, Tastaptyani Nufutomo Kurnia2, Mutiara Fajar3 ProgramStudi Teknik Lingkungn Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan

Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung 35365

e-mail: risa.25116009@student.itera.ac.id

ABSTRAK

Institut Teknologi Sumatera (ITERA) merupakan Perguruan Tinggi Negeri yang berlokasi di Provinsi Lampung. Gedung Laboratorium Teknik (LABTEK) yang dimiliki oleh ITERA yaitu LABTEK 1 hingga LABTEK 3. Perencanaan Gedung LABTEK 5 ITERA terdiri dari 4 lantai dengan luasan 8512 m2. Metode pelaksanaan dalam perencanaan sistem plambing Gedung LABTEK 5 ITERA meliputi:(1)Tahap persiapan,(2)Tahap Perencanaan yaitu pengumpulan data, berupa data primer : observasi lapangan, studi pustaka, dan SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plambimg. Data sekunder: denah setiap lantai Gedung LABTEK 5 ITERA, Detail Engineering Desain (DED) berupa rumus/ketentuan yang akan dijadikan acuan dalam perencanaan plambing. Hasil pembahasan sesuai dengan tahapan pelaksanaan plambing adalah: (1) Kebutuhan air bersih menggunakan metode unit beban plambing adalah 84 m3 (2) Penyaluran air buangan dan vent (black dan grey water), penyaluran air limbah laboratorium, penyaluran air hujan serta pencegahan kebakaran (sprinkle) memiliki 718

sprinkler dalam 1 gedung (3)Spesifikasi pompa pada gedung LABTEK ini ialah menggunakan 4 pompa, 2 pompa untuk sistem air bersih 2 pompa untuk sistem pencegahan kebakaran.pompa yang digunakan adalah pompa sentrifugal GRUNDFOS TIPE 1450 RPM. (4) Kapasitas ground reservoir pada gedung laboraturium teknik 5 ini yaitu 32 m3 dengan memiliki panjang laboraturium 5,64 m, Lebar 2,92 dan tinggi 2 m. Kapasitas Roof Tank pada gedung LABTEK 5 memiliki kapasitas 14 m3 dengan dibagi menjadi 2 Roof Tank masing-masing kapasitas Roof Tank adalah 7 m3. (5) Rencana anggaran biaya dalam perancangan sistem plambing Gedung LABTEK 5 ITERA sebesar Rp.1.189.116.465,81

Kata kunci : air bersih, air buangan, plambing, tangki atap, tangki bawah, hidran.

ABSTRACT

The Sumatra Institute of Technology (ITERA) is a state university located in Lampung Province. The Engineering Laboratory Building owned by ITERA is the Engineering Laboratory 1 to the Engineering Laboratory 3. The next Engineering Laboratory Building Planning is the Engineering Laboratory 5 Planning ITERA 5 Engineering Laboratory Building consists of 4 floors with an area of 8512 m2. The implementation method in planning the plumbing system of the ITERA 5 Engineering Laboratory Building includes: (1) the preparation stage, (2) the planning stage, namely data collection, in the form of primary data: field observations, literature studies, and SNI 03-7065-2005 on System Planning Procedures Plambimg. Secondary data: floor plans of the 5th Engineering Laboratory Building of the Sumatra Institute of Technology, and the last Detail Engineering Design (DED) in the form of formulas / provisions that will be used as a reference in plumbing planning. The results of the discussion according to the plumbing implementation stages are: (1) The need for clean water using the plumbing load unit method is 84 m3 (2) Distribution of waste water and vent (black and gray

(2)

2 water), laboratory wastewater distribution, rainwater distribution and fire prevention (sprinkle) has 718 sprinklers in 1 building (3) The pump specifications in this engineering laboratory building use 4 pumps, 2 pumps for clean water systems, 2 pumps for fire prevention systems. The pump used is a 1450 RPM GRUNDFOS TYPE centrifugal pump. (4) The ground reservoir capacity in the engineering laboratory building 5 is 32 m3 with a laboratory length of 5.64 m, width 2.92 and a height of 2 m. The capacity of the Roof Tank in the 5 engineering laboratory building has a capacity of 14 m3 divided into 2 Roof Tanks, each with a capacity of 7 m3 of Roof Tank. (5) The budget plan in designing the plumbing system for ITERA 5 Engineering Laboratory Building is Rp. 1.189.116.465,81

(3)

3 I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Institut Teknologi Sumatera (ITERA) merupakan Perguruan Tinggi Negeri yang berlokasi di Provinsi Lampung. Bangunan seperti kampus adalah sarana pendukung bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang lebih berkualitas dan sebagai jembatan hidup yang lebih baik, dalam pengoperasian bangunan Gedung Kuliah di ITERA sangat membutuhkan sistem Instalasi Plambing dan faktor keamanannya. Gedung Laboratorium Teknik yang dimiliki oleh ITERA yaitu Laboratorium Teknik 1 hingga Laboratorium Teknik 3. Perencanaan Gedung Laboratorium Teknik selanjutnya adalah Gedung Laboratorium 4 dan 5. Perencanaan Gedung Laboratorium Teknik 5 akan dipergunakan untuk beberapa program studi yang ada di ITERA seperti Arsitektur, Teknik Sistem Energi (TSE), Teknik Meterial (TM), Teknik Lingkungan, Teknik Mesin, Pertambangan, Teknik Kimia, Desain Komunikasi Visual (DKV), Teknik Geologi (GL), Teknologi Industri Pertanian, Teknologi Pangan, Teknik Sipil. Perencanaan Gedung Laboratorium Teknik 5 ini memiliki gambaran seperti Gedung Laboratorium Teknik 2. Gedung Laboratorium Teknik 5 Institut Teknologi Sumatera dengan bangunan yang terdiri dari 4 lantai dengan luasan ±8512 . Demi mendukung kapasitas serta fungsinya, maka persediaan air dengan kualitas dan kuantitas yang baik, seperti perhitungan kebutuhan air, penyaluran pembuangan air kotor (black and grey water), penyaluran air limbah laboratorium, pemanfaatan air hujan, serta pencegahan kebakaran yang memadahi mutlak diperlukan.

B. Tujuan Perencanaan

Mendapatkan hasil kebutuhan air bersih, mengetahui spesifikasi pompa yang digunakan dari perhitungan volume Roof Tank dan Ground Reservoir, penyaluran air buangan (Black and grey water), penyaluran air limbah laboratorium serta yang dibutuhkan dalam sistem plambing laboratorium, sistem ven, sistem penyaluran air hujan serta pencegahan kebakaran (sprinkle) pada Gedung Laboratorium Teknik 5, mendapatkan rencana anggaran biaya dalam perancangan sistem plambing Gedung Laboratorium Teknik 5 ITERA., mendapatkan hasil yang sesuai dalam perencanaan sistem plambing Gedung Laboratorium Teknik 5 dengan melihat perancangan sistem plambing Gedung

Laboratorium Teknik ITERA sebagai acuan perencanaan.

II. METODE PENELITIAN

Secara umum tahapan perencanaan dibagi menjadi 4 tahap yakni: persiapan, perencanaan, pengolahan data dan penyusunan laporan. Tahap persiapan meliputi studi literatur, observasi lapangan dan pemakaian asumsi. Tahap perencanaan meliputi pengumpulan data terkait data ptimer dan data sekunder. Dimana, data primer terdiri dari observasi lapangan, studi pustaka dan SNI-0307065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing. Data sekunder terdiri dari denah setiap lantai gedung Laboratorium Teknik 5 Institut Teknologi Sumatera. Selanjutnya ialah Detail Engineering Desain (DED) meliputi kriteria desain untuk acuan perhitungan perencanaan seperti perhitungan debit, perhitungan debit puncak, perhitungan dimensi pipa, kapasitas tampungan Ground Reservoir dan Roof Tank, kapasitas pompa serta gambar detail sistem plambing dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Rancangan Sistem Plambing Gedung Laboratorium Teknik 5

Pada rancangan ini dilakukan dengan

memperhatikan beberapa ketentuan dan

mengacu berdasarkan metode buku

(Noerbambang dan Morimura, 2005). Sistem plambing yang akan dirancang pada gedung ini meliputi sistem penyediaan air bersih, sistem penyaluran air buangan, sistem penyaluran air limbah laboratorium, sistem ven, sistem penyaluran air hujan dan sistem pencegahan kebakaran.

2. Sistem Penyediaan Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih yang digunakan pada gedung Laboratorium Teknik 5 ini dirancang dengan menggunakan sistem tangki

atap karena mempertimbangkan faktor

ketersediaan tekanan yang dibutuhkan untuk menyuplai air bersih pada seluruh lantai. Sistem tangki atap yang dirancang terdiri atas tangki bawah dan tangki atas. Air dari sumur bor ditampung dengan menggunakan tangki bawah kemudian dipompakan ke dalam tangki atas dan lalu air akan dialirkan ke setiap lantai pada gedung.

3. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih

Perencanaan gedung Laboratorium Teknik 5 memakai perbandingan dua metode yakni

(4)

4

berdasarkan Unit Beban Alat Plambing. Pada hasil yang telah didapat metode berdasarkan Unit Beban Alat Plambing tersebut memiliki debit yang terbesar yaitu 84 m3/hari dengan pemakaian air untuk kebutuhan gedung laboratorium adalah 100 l/o/h. Jam operasional pada gedung laboratorium teknik 5 ialah 8 jam/hari (pukul 8.00-16.00). Berikut perhitungan kebutuhan air bersih berdasarkan unit beban alat plambing :

Tabel 1. Plambing Fixture Total

Plam bing Fixture Jumlah Total per Lant ai Total 4 Lant ai LAB Pri a Wani ta Difabel Urinoar (UR) 5 - - 5 20 - Water Closet (WC) 5 5 2 12 48 - Lavatory (LV) 3 3 2 8 32 58 Faucet (FC) - - - 5 Wash shower - - - 5

Sumber : Denah bangunan

Tabel 2. Perhitungan Jumlah Unit Beban Alat Plambing

Plambing Fixture Jumlah Total Unit Beban/ Fixtur e Unit Jumlah Unit Beban Urinoar (UR) 5 5 25 Water Closet (WC) 12 10 120 Lavatory (LV) 8 2 16 Jumlah 1 lantai 161 FU Lavatory lab (LV) 58 2 62 Faucet (FC) 5 2 10 Wash shower 5 2 10 Jumlah 82 FU

Dari tabel perhitungan di atas didapatkan jumlah pemakaian air untuk seluruh gedung : 1. Jumlah unit beban untuk seluruh gedung

= 4 lantai × 161 FU = 644 + 82 FU = 726 FU

2. Dari grafik dibawah ini dapat diperoleh pemakaian air serentak untuk seluruh gedung :

Gambar 1. Hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran Berdasarkan grafik pada Gambar 1 , maka diperoleh pemakaian air serentak untuk seluruh gedung

3. Pemakaian air pada perhari ( ), dengan nilai berkisar antara 3,0 – 4,0 dan digunakan nilai sebesar 4, maka diperoleh pemakaian air menit puncak ( ) : × 700 liter/menit = 4 × Qh = = 10 m3/jam

4. Pemakaian air seluruh gedung per hari

dengan rentang pemakaian perhari (t), yaitu 8 jam/hari :

jam/hari

Berikut data perhitungan kebutuhan air berdasarkan beban alat plambing :

Tabel 3. Kebutuhan air bersih berdasarkan beban unit alat plambing

Jenis Perhitu ngan Qd m3/h ari m3/h ari m3/j am Qhmax m3/jam m3/meni t Berdas arkan unit beban alat plambi ng 134, 4 21

(5)

5 4. Tangki Penyediaan Air Bersih

Tangki yang akan digunakan dalam sistem penyediaan air bersih ini terdiri atas tangki bawah dan tangki atas.

1. Tangki Bawah (Ground Reservoir)

Tangki yang akan digunakan dalam sistem penyediaan air bersih ini terdiri atas tangki bawah dan tangki atas. Kapasitas volume tangki bawah Gedung Laboratorium Teknik 5 yaitu 32 m3 dengan dimensi pipa seperti P = 5,9 m, L = 2,95 m

2. Tangki Atas (Roof Tank)

Kapasitas Tangki Atas Gedung Laboratorium Teknik 5 yaitu 14 m3 . Pada perencanaan ini tangki atas dibagi menjadi 2 tangki dengan masing-masing 7 m3 dengan dimensi pipa seperti P = 3,16 m, L = 1,58 m.

5. Kapasitas pompa Air Bersih

Perencanaan ini pompa yang akan digunakan ialah pompa sentrifugal berjenis GRUNDFOS, dikarenakan mampu menyedot air dengan sangat banyak dan cepat. Pompa jenis ini juga memiliki daya dorong yang stabil, hal ini disebabkan karena pompanya dilengkapi dengan teknologi Intelligent Pump kontrol. Kapasitas pompa yang akan digunakan dalam mengalirkan air dari ground reservoir ke roof tank ialah Tipe pompa sentrifugal GRUNDFOS = 80 X 50 – 315, nominal speed 1450 rpm dengan kapasitas head pompa 35 m.

Gambar 2. Sistem Penyaluran Air dari Ground Reservoir ke Roof Tank

6. Sistem Penyaluran Air Buangan

Sistem penyaluran air buangan yang didesain menggunakan sistem tercampur, ialah sistem pembuangan yang mengumpulkan dan mengalirkan air kotor dan air bekas kedalam satu saluran dikarenakan hanya membutuhkan satu jalur pipa saja. Penyaluran sistem air buangan terdapat pipa mendatar dan pipa tegak yang di bagi berdasarkan Isometri jalur perpipaan air buangan dan denah penyaluran air buangan dari saniter menuju septic tank. Keterangan gambar isometri pada pipa air buangan menggunakan warna hijau dan pipa

vent menggunakan warna merah. Penggunaan warna tersebut menggunakan asumsi dalam perencanaan.

Gambar 2. Skema denah air buangan menuju septic tank

Gambar 3. Isometri air buangan difabel lantai 1-4 (pipa hijau) dan pipa vent (pipa merah)

Gambar 4. Saniter Air kotor Ruang B1

Gambar 5. Penampungan Air Buangan Black and Grey Water

(6)

6 7. Laju Aliran Buangan

Laju aliran air buangan adalah 60-80% dari laju aliran pada air bersih (Noerbambang dan

Morimura, 2005). Kebutuhan air gedung

Laboratorium teknik 5 ialah 84 m3/hari. Perhitungannya seperti di bawah ini :

Laju alir buangan =

x 84 m 3

/hari = 67,2 m3/hari

Tabel 4. laju aliran buangan Gedung Labtek 5 Laju aliran(6 0-80)% Qd m3/h ari m3/h ari m3/j am Qhmax m3/jam m3/me nit 80% 67,2 107, 5 8,4 16,8 0,56

Sumber : Hasil perhitungan.

8. Penentuan Dimensi Pipa Buangan Laboratorium

Dalam perencanaan plambing ini pipa yang digunakan adalah pipa jenis PVC dengan CHW = 100, lavatory laboratorium tersebut menggunakan jenis Polyvinylchloride AW 4. Penentuan dimensi pipa air bersih ialah menghitung adanya kerugian gesek. Kerugian gesek yaitu adanya gesekan air terhadap dinding pipa dengan akan menambah tekanan terhadap suatu aliran. Setiap pembuangan air limbah laboratorium seperti cairan lab akan di tampung menggunakan tempat tersendiri(drigen) dan diserahkan kepihak ketiga. Terlihat seperti gambar dibawah ini.

Gambar 6. Penampungan air limbah

laboratorium (disetiap laboratorium) 9. Sistem Pencegahan Kebakaran

Gedung Laboratorium Teknik 5 digolongkan ke dalam gedung hunian dengan tingkat bahaya kebakaran ringan (SNI 03-3989-2000), sedangkan berdasarkan penggunaan gedung maka gedung Laboratorium Teknik 5 termasuk dalam kelas 8 (Kepmen PU, 2000) yaitu bangunan laboratorium dengan jumlah lantai 4 lantai, sedangkan dari segi konstruksi termasuk dalam Tipe C dengan ketahanan terhadap api

yang rendah dikarenakan gedung ini termasuk

gedung pendidikan (Kepmen No.

KEP/186/MEN/1999). Pada perencanaan ini, luas total gedung laboratorium seluas 8512 m2 ini setidaknya dibutuhkan 8 pillar hydrant,

dengan 4 pillar hydrant yang aktif dikarenakan terbatasnya jangkauan selang pillar hydrant sehingga tidak memungkinkan seluruh alat untuk membantu memadamkan api di suatu titik. Terdapat 4 fire hose reel didalam gedung laboratorium teknik 5. Spesifikasi sprinkler

dalam gedung laboratorium teknik 5 ini adalah dalam 1 ruangan terdapat 6 sprinkler dengan luasan 4 x 8 m. total sprinkler dalam 1 gedung yaitu 178 sprinkler.

Tabel 5. kebutuhan hydrant pada gedung laboratorium teknik 5

Kebutuhan masing-masing Vpillar Hydrant Fire hose reel kebutuhan masing-masing Volume Fire hose reel pillar (l/det) (Q) dalam gedung debit Fire hose reel (Q) (Vfirehosereel) pillar hydrant I = 38 261,9 m3 4 fire hose reel 1,6 L/det 4,32 m3 pillar hydrant II= 19 pillar hydrant III= 20 pillar hydrant IV= 20

Sumber : hasil perhitungan

Gambar 7. Alat Pillar Hydrant

(7)

7

Gambar 9. Alat sprinkler

Perhitungannya sebagai berikut:

- Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan :

Luas lantai yang direncanakan = 2128

m

2

Jadi:

=

= 178,8

178 buah

sprinkler

Tabel 6. Kebutuhan sprinkler gd. Labtek 5

Luas Area Bangunan Ged. Labtek 5

LANTAI Luas (m) Jumlah (m2) Sprinkler 1 gedung (buah) Jumlah 1 ruangan Lantai 1-4 112 x 19 2128 718 6 sprinkler Jumlah 8512 712

Sumber : hasil perhitungan

Gambar 10. Skema denah sistem pencegahan kebakaran tnik ITERA

10. Sistem Pemanfaatan Air Hujan

Perancangan sistem penyaluran air hujan menggunakan data curah hujan Kota Bandar Lampung yang berdekatan dengan lokasi pembangunan gedung, yaitu tepatnya di daerah Lampung Selatan. Rumus menentukan Debit air hujan sebagai berikut:

Q = C x I x A Keterangan:

Q: Debit (m3/detik) C : Koefisien aliran

A : Luas daerah aliran (km2)

I : Intensitas curah hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)

Tabel 7. Curah hujan bulanan rata-rata tahun 2010-2019 Bulan Curah Hujan (mm) Luas atap (A) (m2) Januari 12,9105 112 Febuari 10,736 Maret 9,98275 April 9,654 Mei 6,756 Juni 12,31425 Juli 8,12625 Agustus 4,33475 September 7,90275 Oktober 9,21375 November 12,1545 Desember 16,20475 Jumlah 120,1108

Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai Way Seputih – Way Sekampung), luas atap(denah bangun)

Perhitungan kebutuhan air hujan pada bulan Desember sebagai berikut :

Q = C x I x A

= 0,95 x 0,016475 x 112 m2 = 1,724185 m3

Debit kebutuhan air hujan terbesar perbulan sebesar 1,724185 m3 maka debit yang mendekati roof tank yang berada dipasaran yaitu 200 m3 atau 2000 liter.

(8)

8

Gambar 12.Dimensi Tangki Penampungan Air hujan Tipe TB 200 (2000 liter)

11. Bill off Quantitiy dan Rencana Anggaran Biaya (BoQ dan RAB)

Pada penyusunan RAB untuk gedung laboratorium teknik 5 ini mengacu Permen PU Daftar Harga dan Upah Kota Bandar Lampung Tahun 2019, harga sanitary Toto (2020), harga pipa Maspion. Setelah didapat dari perhitungan, total biaya yang akan dikeluarkan untuk sistem plambing pada gedung laboratorium teknik 5 ini ialah sebesar adalah Rp.1.189.404.865,81.

terbilang: Satu Miliyar Seratus Delapan Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Empat Ribu Delapan Ratus Enam Puluh Lima Delapan Satu Rupiah. Berikut rekapitulasi biaya perencanaan sistem plambing gedung Laboratorium Teknik 5 Institut Teknologi Sumatera

Tabel 8. Biaya total perencanaan sistem plambing

No Uraian Biaya (Rp)

1 Ground Reservoir

dan Roof Tank 9.276.957,6

2 Alat Plambing 480.276.300 3 Sistem Air Bersih 288.285.843,92 4 Sistem Air

Buangan dan Ven 70.950.564,29 5 Sistem Pemanfaatan Air Hujan 3.288.400 6 Sistem Pencegah Kebakaran 52.166.400 7 Biaya Upah Tenaga Kerja 285.160.400 Jumlah Total 1.189.404.865,81

Sumber : Hasil Perhitungan.

12. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

Pada perencanaan Gedung Laboratorium Teknik ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Kebutuhan air bersih pada gedung laboratorium teknik 5 untuk perhari yaitu 84 m3/hari berdasarkan beban unit alat plambing. Pemakaian 8 jam hari dengan pemakaian air rata-rata sehari 100 l/o/hari.

2. Pompa pada gedung laboratorium teknik ini ialah menggunakan 4 pompa yang akan digunakan dengan masing masing 2 pompa untuk sistem air bersih selanjutnya 2 untuk sistem pencegahaan kebakaran. Pompa yang digunakan pompa sentrifugal GRUNFOS TIPE 1450 RPM dengan Tipe pompa sentrifugal GRUNDFOS = 80 x 50 – 315, nominal speed 1450 rpm

3. Kapasitas ground reservoir pada gedung LABTEK 5 yaitu 32 m3, panjang 5,64 m, Lebar 2,92 dan tinggi 2 m. Kapasitas Roof Tank pada gedung LABTEK 5 yaitu 17 m3 dengan dibagi menjadi 2 Roof Tank masing-masing kapasitas Roof Tank adalah 7 m3

4.

Laju aliran buangan, dapat diketahui dari 80% kebutuhan air yaitu 67,2 m3/hari, terdapat gambar isometri air penyaluran air buangan saniter / toilet .

5. Rencana Anggaran Biaya dalam Perencanaan sistem plambing Gedung Laboratorium Teknik 5

ITERA sebesar Rp.

1.189.404.865,81

6. Pada perencanaan ini mendapat hasil yang sesuai untuk sistem plambing Gedung Laboratorium Teknik 5 dikarenakan perencanaan ini mengggunakan perhitungan yang mengacu berdasarkan SNI 8153-2015 tentang Sistem Plambing pada Bangunan Gedung, dan referensi yang didapatkan dari

buku (Noerbambang dan

Morimura, 2005).

2. Saran

Adapun saran untuk perencana selanjutnya adalah:

1.

Membuat penyaluran air buangan black

dan grey water secara sistem terpisah

2.

Melakukan perhitungan kebutuhan air

bersih menggunakan perbandingan antara 3 metode agar lebih efektif

(9)

9

dalam mendapatkan hasil kebutuhan air bersih.

3.

Merencanakan sistem plambing dengan pengecekan secara berkala atau sering disebut (maintanance plambing) pada gedung laboratorium teknik 5

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional, (2015). Sistem Plambing Pada Bangunan Gedung – 2015 SNI 03-8153-2015. Badan Standardisasi Nasional

Badan Standar Nasional, 2005. Unit beban alat plambing adalah angka yang menunjukan besarnya beban kebutuhan. Christianto, 2017. Perancangan Sistem

Distribusi Air Bersih di Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung : Lampung. Hal: 7

Gumilar, 2011. Perencanaan Plumbing Air Bersih dan Air Kotor Gedung Kantor Administrasi Bandara Adi Soemarno Surkarta : Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hal: 6-13, Hal: 28-31

Isnanto, 2009. Pipa pembuangan harus mempunyai ukuran dan kemiringan yang cukup dan sesuai dengan banyak dan jenis air buangan yang dialirkan. Morimura dan Noerbambang, 2000.

Beberapa metode atau cara perhitungan jumlah penghuni yaitu memperkirakan koefisien lantai efektif .

Noerbambang, Soufian, 2005. Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing. Jakarta: Pradnya Paramita

Noerbambang, 2005. Pompa Air untuk Bangunan pada cakupan sistem plambing. Jakarta:Pradnya Paramita SNI-03-7065-2005. 2005. Tata cara

perencanaan sistem plambing

Thaniya Triagustine Kalimantoro,2014. Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen Bertingkat Dua Puluh Tiga : Institut Teknologi Surabaya. Hal: 91- 107, Hal: 108-127

Undang – Undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

Gambar

Tabel 1. Plambing Fixture Total
Gambar 3.  Isometri air buangan difabel
Gambar  6.  Penampungan  air  limbah
Gambar  10.  Skema  denah  sistem  pencegahan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Selain tugas latihan yang bervariasi dari guru dengan tingkat kesulitan yang beragam, hendaknya siswa juga dimotivasi untuk memilih sendiri soal latihan dan menyusun soal

Prediksi status kesehatan dan tingkat kinerja Puskesmas dengan target pencapaian untuk tahun kedepan, baik prediksi untuk pencapaian target kinerja dan status

 Amati pengguna bekerja atau melaksanakan tugas untuk melihat apa yang mereka lakukan, kesulitan mereka, dan masalah mereka... Metode

Pengujian kandungan sulfur atau belerang dilakukan di Laboratorium Unit Produksi Pelumas Pertamina Surabaya dengan menggunakan instrumen X-ray Fluorescence

Dalam melaksanakan rencana program dan kegiatan mengarah pada pencapaian tujuan sebagaimana tercantum dalam visi dan misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Pencapaian Kinerja Sekretariat MPU dibandingkan dengan target jangka menengah sebagaimana yang terdapat dalam Rencana Strategis Tahun 2017 - 2022 adalah sebagai berikut

Capaian tersebut belum memenuhi kriteria indikator keberhasilan (73,67 %), sehingga perlu diadakan perbaikan baik pada proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru

Berdasarkan hal-hal di atas, maka sesuai dengan hasil kultur bahwa gambaran klinis lesi kulit pada pasien tinea kruris dan/atau tinea korporis disebabkan oleh golongan