Volum e 12 Issue 1: 42- 52 (2014) ISSN 1829-8907
POTENSI LAHAN DAN TENAGA KERJA TEHADAP PEMANFAATAN AIR
DI DAERAH IRIGASI KECAMATAN KUPANG TENGAH
KABUPATEN KUPANG-NTT.
Mar ia Soik Maneh at
(1), Mar then R. Pellokila
(1,2), I.N.Prijo Soetedjo
(1,3)(1) Program Magister Ilm u Lingkungan,Universitas Nusa Cendana,Kupang
Em ail: m anehatm aria@gm ail.com
(2)Fakultas Peternakan,Universitas Nusa Cendana, Kupang (3)Fakultas Perikanan, Universitas Nusa Cendana, Kupang
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini (1) m enganalisa ketersediaan air, lahan dan tenaga kerja yang dim anfaatkan untuk usahatani padi sawah. (2) Untuk m enganalisis efisiensi pem anfaatan air, lahan dan tenaga kerja terhadap produksi usahatani padi sawah di Kecam atan Kupang Tengah. Pengambilan sam pel dilakukan di desa Noelbaki yang m erupakan daerah irigasi yang m em iliki lahan potensial khususnya padi sawah. Penentuan responden m enggunakan m etode acak sederhana, yakni diam bil 10 % dari populasi petani padi sawah, yakni sebanyak 50 orang. Untuk pengam bilan sam pel peneliti hanya m enfokuskan petani yang m em anfaatkan air dari saluran irigasi untuk usahatani padi sawah. Berdasarkan hasil analisis efisiensi pemanfaatan air pada usahatani padi sawah belum efisien (nilai NPMxi/Px < 1). Efisiensi pem anfaatan lahan usahatani padi sawah m asih dapat ditingkatkan karena belum efisien (nilai NPMxi/ Px > 1). Untuk pem anfaatan tenaga kerja untuk usahatani padi sawah di lokasi penelitian belum efisien (nilai NPMXi/ PX > 1). Ketersediaan air, lahan dan tenaga kerja di lokasi penelitian cukup m endukung pengelolaan usahatani padi sawah. Hasil analisis pem anfaatan air di lokasi penelitian tidak efisien. Untuk itu petani harus m engurangi jum lah pem akaian air, sedangkan pemanfaatan lahan m asih harus ditingkatkan. Petani harus dapat m em perluas lahan garapan yang dim iliki untuk usahatani padi sawah. Pem anfaatan tenaga kerja juga belum efisien, sehingga petani harus m am pu m em anfaatkan tenaga kerja yang ada untuk aktif dalam kegiatan usahatani padi sawah.
Kata kunci : padi sawah, efisiensi, produksi
ABSTRACT
The aim of this research was 1). to anaiyze the availability water, field and workers which use to produce rice. 2) to analyze efficiency of water using, field and workers for rice production in Central kupang Distric. Sample has taken in irrigation area at Noelbaki village which has potential field for rice production. Sim ple random method was used to select 50 farmers from 10% population of farm er. Farmers that use as sample are farmers that use water from irrigation canal for rice farming. The result for water efficiency is not
efficient ( NPMxi/ Px > 1). The sam e result is also show forworkers, workers em ploying is not efficient (NPMXi/ PX > 1). The availability of water, field, and workers in research area are enough to support rice
production. For water inefficiency using, farm er m ust reduce the quantity of water, and for filed efficiency m ust be increase. Farm er m ust expand the field utilizing and for w orker em ploying is also not inefficiency, in that case farm ers m ust em ploying the workers to increasing the productivity actively.
Key Words: Rice, efficiency, productivity
PENDAHULUAN
Sektor per tanian ber per an dalam pembangunan ter utama pada negar a yang
sedang ber kembang. Per anan sektor
per tanian ter sebut dapat dikategor ikan ke
dalam tiga hal. Pertam a, per tanian pada
umumnya mer upakan sektor dominan di kebanyakan negar a ber kembang, dilihat ber dasar kan pr opor si gross dom estic product
(GDP) yang dihasilkan dalam sektor ini atau
menur ut sumbangannya ter hadap
penyer apan tenaga ker ja total atau
kedua-duanya.Kedua, per tumbuhan sektor non
per tanian di negar a ber kembang sangat
ter gantung pada peningkatan penyediaan
pangan yang mantap kar ena itu
menyebabkan inflasi dan biaya upah yang
r endah. Ketiga, sektor per tanian
menyediakan lapangan ker ja bagi angkatan ker ja (Rencana Pembangunan Per tanian 2005-2009).
Per tumbuhan sektor per tanian yang semakin melam ban menyebabkan beber apa dampak, selain penur unan kemampuan penyediaan pangan nasional, juga ber dampak pada penyer apan tenaga ker ja di sektor ini.
43 © 2014, Program Studi Ilm u Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Penur unan sektor per tanian
disebabkan r endahnya pr oduksi per tanian sebagai akibat dar i r endahnya pr oduktifitas lahan m aupun tenaga ker ja. Ber bagai upaya kebijakan pemer int ah telah dilakukan untuk menopang peningkatan pr oduksi per tanian. Usaha-usaha yang dilakukan antar a lain pembangunan ir igasi, subsidi benih, pupuk
dan pestisida, kr edit usahatani dan
pembinaan kelem bagaan usahatani. (Bank Ind onesia, 2008).
Sebagai salah satu upaya pemer int ah dalam r angka memenu hi kebutuhan air ir igasi per mukaan di Kabupaten Kupang, Depar temen Peker jaan Umum melakukan usaha penyediaan air melalui salur an-salur an ir igasi yang ber asal dar i sumber -sumber air .
Fungsi dar i salur an ir igasi yakni
meningkatn ya per sediaan air pada musim kemar au sehingga petani akan ber usaha untuk memanfaatkan lahan yang ter sedia. Untuk memanfaatkan lahan yang dimiliki, petani di lokasi sekitar salur an ir igasi melakukan diver sifikasi ber agam tanaman yang ditanam secar a monokultur . Jenis tanaman yang diusahakan pada musim hujan sejak awal bulan Desember sampai Mei yakni tanaman padi. Sedangkan jenis tanaman pangan yang diusahakan pada musim kemar au sejak bulan Juni sampai bulan Desember d i lokasi ini dengan memanfaatkan air dar i salur an bend ungan tilong antar a lain padi, jagung dan kacang-kacangan. Walaupun petani di sekitar daer ah salur an ir igasi sudah melakukan diver sifikasi jenis tanaman, tetapi masih ter dapat lahan potensial yang belum dimanfaatkan. Lahan yang dimanfaatkan yakni sebesar 84, 890 h a atau sekitar 87,71% sedangkan lahan yang belum dimanfaatkan yakni sebesar 121 Ha atau sebesar 10,29%. (Depertemen PU, 2002).
Selanjutn ya tingkat pr oduktifitas
lahan khusus untuk tanaman pangan seper ti padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar , dan kacang tanah dar i tahun 2006 hingga 2012 mengalami peningkatan yakni padi sawah sebesar 16,7%, padi ladang 38,4%, jagung 20,7%, ubi kayu 30,6%, ubi jalar 28,8% dan kacang tanah 68%, hal ini menunjukan bahwa petani mampu memanfaatkan air dar i bend ungan tilong untuk menggar ap lahan
potensial di sekitar salur an ir igasi.
Selanjutn ya sur vei (2013) yakni dengan adanya bend ungan tilong petani dapat melaksanakan usahatani tanaman pangan sebanyak 2 kali musim tanam dalam setahun.
Salah satu masalah yang dihadapi oleh petani di daer ah ter sebut adalah belum efisiennya lahan, ditand ai dengan masih ter sedianya lahan yang belum dimanfaatkan untuk usaha per tanian yakni sebesar 45 ha (Dinas Per tanian, 2013). Ad a beber apa faktor yang menyebabkan belum efisiennya lahan yang dimanfaatkan petani yakni (1) r endahnya modal yang digunakan untuk membeli sar ana pr oduksi (bibit, pupuk, dsb) (2) r endahnya pengetahuan petani untuk mengusahakan jenis tanaman lain selain tanaman pangan, (3) r endahnya infor masi pasar yang dimiliki petani sehingga petani tidak mengetahui jenis tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang t inggi (Naisanu, 2009). Masalah lain yang nampak di lokasi
penelitian, yakni belum efisiennya
penggunaan tenaga ker ja. Tenaga ker ja mer upakan salah satu faktor pr oduksi yang ber per an penting dalam suatu usahatani. Tenaga ker ja ber guna untuk mengelola sistem usahatani yang dijalankan, di mana
petani selaku tenaga ker ja dapat
meningkatkan pr oduktivitas lahan dengan menambah jenis tanaman yang diusahakan,
meningkatkan intensit as jam ker ja,
meningkatkan pengetahuan budidaya
ter masuk pemanfaatan air ir igasi untuk usahatani padi sawah. Keter sediaan air yang cukup memungkinkan petani menanam lebih dar i sekali setahun dan menanam tanaman lainnya, intensitas tanam meningkat serta memungkinkan penggunaan var ietas yang dianjur kan oleh pemer intah yang membawa implikasi ter hadap per ubahan pr oduktivitas input yang digunakan.
Dengan pengelolaan air yang baik dalam ar ti member ikan sejum lah air yang tepat waktu dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan tanaman, ser ta didukung faktor-faktor lain maka akan ter capai hasil panen yang memuaskan yang akan ber dampak p ada peningkatan pr oduksi. Gambar an di atas menunjukkan bahwa faktor pr oduksi lahan, air dan tenaga ker ja belum efisien, hal ini
44
© 2014, Program Studi Ilm u Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP nampak dar i keter sediaan faktor pr oduksi
yang belum dimanfaatkan secar a optimal. Tujuan dar i penelitian ini ialah untuk menganalisa keter sediaan air , lahan dan tenaga ker ja yang dimanfaatkan untuk usahatani padi sawah di Kecamatan Kupang
Tengah. Untuk menganalisis efisiensi
pemanfaatan air , lahan dan tenaga ker ja ter hadap pr oduksi usahatani padi sawah di Kecamatan Kupang Tengah.
METODE PENELITIAN
Metode penentuan sampel dilakukan melalui dua tahap yakni: penentuan daer ah penelitian yakni Desa Noelbaki mer upakan daer ah ir igasi yang memiliki lahan potensial khususnya usahatani padi sawah. Penentuan
r esponden menggunakan metode acak
sederhana. Penentuan jumlah r esponden diambil 10% dar i total populasi petani padi sawah, jadi jumlah r esponden sebanyak 50
or ang. Selanjutn ya dalam pengambilan
sampel peneliti hanya m emfokuskan pada petani yang memanfaatkan air dar i salur an ir igasi untuk usahatani tanaman padi sawah. Sedangkan untuk menentukan titik sampel debit air peneliti menggunakan 4 titik sampel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Kete rse diaan Sarana Produksi Sar ana pr oduksi yang digunakan untuk kegiatan usahatani padi sawah meliputi air , lahan, tenaga ker ja, input (benih, pupuk, pestisid a) d an per alatan per tanian.
Air
Untuk kebutuhan pemanfaatan air dan pengukur an air ir igasi dilakukan pada 4 titik sampel yakni titik per tama tepat di depan pintu utama, titik kedua di pintu air kedua di mana ter dapat 2 salur an yakni ke sawah dan ke salur an untuk pintu air ke tiga, titik ketiga di pintu air ke tiga yang digunakan ke lahan petani sedangkan titik keempat langsung ke
sawah petani. Untuk mengetahui
keter sediaan air ir igasi diper lukan data yang
cukup panjang dan hand al, sehingga
infor masi ker agaman debit ter hadap waktu kejadian debit r endah dan tinggi dapat ter cakup dan mewakili kejadian-kejadian ter sebut. Namun kar ena keter batasan waktu maka peneliti hanya mengukur keter sediaan
air ber dasar kan debit air di titik 1, titik 2, titik 3 dan titik ke 4.
Kete rse diaan Air di Saluran Irigasi
Sub Daer ah Ir igasi Noelbaki adalah mer upakan salah satu dar i 6 Sub Daer ah Ir igasi yang ter letak di Desa Noelbaki. Lokasi Penelitian ini ter masuk pada Sub DI Noelbaki yang memiliki lahan sawah seluas 285 hektar dengan memanfaatkan air ir igasi. Debit air yang dialir kan dar i bendungan menuju ke Sub Daer ah Ir igasi Noelbaki r ata-r ata 358 liter / detik yang dapat dimanfaaatkan oleh petani pemakai air .
Ber dasar kan hasil penelitian
sebelumnya debit air di Kali Dend eng
sebelum mend apat suplay air dar i
bend ungan tilong sebesar 60 liter / detik (Sulisw ati, 2003). Debit air yang mengalir lewat bangunan ukur dan salur an Suplesi Noelbaki yakni kurang lebih 78 liter / detik. Air dar i salur an ir igasi ter sebut hanya dipakai untuk mengair i lahan per sawahan, kar ena mudah untuk diair i ke lahan.
Alur ir igasi di Sub DI Noelbaki yakni sumber air ir igasi yang ber asal dar i bend ungan tilong melewati Sub di Noelbaki, dan masuk ke kali Dend eng dan mengalir kan air ke salur an utama bend ungan, dan disalur kan ke daer ah per sawahan lewat salur an pintu pembagi air yang ter diri dar i sub 1 sampai dengan sub 4 yang kemudian langsung disalur kan masuk ke pem atang-pematang sawah petani (member ikan air pada tanaman padi sawah) yang kemudian sisa dar i kelebihan air langsung dibuang ke salur an pembuangan melewati kelompok tani usaha ber sama di dusun Oekateta yang akhir nya dibuang ke laut.
Ber dasar kan hasil wawancar a dengan petani r esponden yakni r espon petani sebagai pemakai air mengenai pemanfaatan air dar i salur an ir igasi, p ada umumnya petani sangat mend ukung bahwa dengan adanya salur an ir igasi dapat member ikan dampak positif bagi keber langsungan usahatani padi sawah.
Debit air di salur an ir igasi diper oleh dengan pengukur an ter hadap jum lah air yang ter tampung di salur an per satuan waktu. Peneliti melakukan pengukur an pada 4 titik
45 © 2014, Program Studi Ilm u Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
pengukur an yakni waktu pengukur an
dilakukan pada pagi dan siang har i. Tabel 1
Per hitungan Debit Air pada Salur an Ir igasi Titik Pengukur an Air Jumlah (ml) Waktu (d etik) Debit Air (ml/ detik) Titik 1 1230 14,87 82,72 Titik 2 1128 16,72 67,46 Titik 3 1050 17,23 60,94 Titik 4 1200 19,91 60,27
Sumber : Hasil Penelitian
Ber dasar kan Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa debit air mulai dar i titik 1 hingga titik 4 mengalami penur unan hal ini disebabkan oleh beber apa faktor diantar anya: (1)
penguapan, (2) penggunaan air oleh
masyar akat di sekitar salur an ir igasi baik untuk kegiatan r umah tangga maupun untuk usahatani. Dar i tabel 4.10 juga dapat dijelaskan bahwa debit air yang mulai menur un dar i titik 1 hingga titik 4 tidak ber dampak negatif ter hadap keter sediaan air bagi usahatani padi sawah kar ena jumlah air yang ter sedia lebih banyak dar i kebutuhan air bagi tanaman padi sawah. Untuk usaha per tanian di lokasi ter sebut, air sangat cukup sehingga petani akan membuang kelebihan air ke salur an khusus pembuangan yang kemudian air ter sebut ter buang ke laut.
Untuk mengetahui volum e air pada masin g-masin g titik yakni peneliti mengukur panjang, lebar dan tinggi salur an ir igasi.
Tabel 2
Rata-Rata Volume Air p ada Salur an Ir igasi Titik Pengukuran air Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm) Volume (cm3) Titik 1 100 147 127 1.866.900 Titik 2 100 131 118 1.545.800 Titik 3 100 86 47 404.200 Titik 4 100 61 30 183.000
Sumber : Hasil Penelitian
Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa r ata-r ata volum e aiata-r mulai menuata-r un daata-r i titik 1 hingga titik 4, namun hal ini tidak ber dampak negatif ter hadap keter sediaan air bagi
usahatani padi sawah kar ena jumlah air yang ter sedia lebih banyak dar i kebutuhan air bagi tanaman padi.
Siste m Pe mbagian Air
Untuk mengair i sawah, petani di lokasi penelitian memanfaatkan air dar i salur an ir igasi yang diper oleh secar a gr atis (t idak mengeluar kan biaya). Selama ini di
lokasi penelitian menyangkut sistem
pembagian air memang tidak ada kend ala yang ber arti kar ena lewat suatu pr ogr am ber sama yang diatur dalam kelompok, sehingga waktu tanam padi sawah di lokasi ter sebut dilakukan secar a ser entak oleh petani sehingga mudah dalam pelayanan air ir igasi.
Ber dasar kan hasil penelitian r ata-r ata pada musim tanam peata-rtama petani mengusahakan padi saja. Hal ini disebabkan pada musim tanam per tama pada bulan-bulan ter sebut per sediaan air meningkat (musim hujan). Pada saat m usim hujan di
mana keadaan air melimpah sistem
pembagian air ke petani dilakukan secar a mer ata langsung diair i ke lahan per sawahan.
Pada saat menjelang musim
kemar au apabila ter jadi penur unan debit air maka sistem pembagian air dilakukan dengan menggunakan jadw al pembagian air secar a ber gilir an ber dasar kan sub-sub yang ada dengan melewati salur an yang langsung ke pematang-pematang sawah petani. Dengan mener apkan sistem ulu-ulu, m aka fr ekwensi air yang diair i ke dalam sawah ter us dikontr ol atau diawasi oleh petugas penjaga pintu air . Umumnya air yang dialir kan ke salur an pematang sawah ter gantung dar i per mintaan petani. Jika air di pematang sudah cukup maka petani dapat menutup air sehingga air dapat mengalir ke lahan petani yang lain
46
© 2014, Program Studi Ilm u Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP Tabe l 3
Pe nggunaan Air Berdas arkan Tahapan Ke giatan Usahatani Padi Saw ah di De sa Noe lbaki Tahun 2 0 1 3. Tahapan Kegiatan Usahatani Besaran waktu yang digunakan (detik) Debit air (m l/ detik)
Jumlah air yang digunakan (ml)
Jumlah air yang digunakan (L) Pengolahan lahan 43.200 60.27 2.603.664 2.603.66 Penanaman 144.000 60.27 8.678.880 8.678.88 Pemeliharaan 936.000 60.27 56.412.720 56.412.72 Panen 10.800 60.27 650.916 650.92 Total penggunaan air per 1 hektar lahan sawah
1.134.000 241 68.346.180 68.346
Sum ber : Hasil penelitian
Ber dasar kan Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa r ata-r ata penggunaan air untuk usahatani tanaman padi sawah di lokasi penelitian per 1 ha lahan yakni 68.346 liter . Besar an waktu yang digunakan untuk usahatani diper oleh dengan per kalian
antar a lamanya waktu pembukaan air dikalikan jumlah har i. Untuk itu diper oleh r ata-r ata waktu yang digunakan untuk usahatani padi sawah yakni 1.134.000 detik atau 9.450 jam .
Tabe l 4
Kebutuhan Air untuk Tanaman Padi Se suai de ngan Tahap Pe rtumbuhan
No Tahap Kegiatan
(per tumbuhan)
Var ietas Unggul
Liter / detik/ Ha Periode (har i) Kebutuhan Air
(liter ) 1 Pengolahan tanah 1.5 0 0 2 Pembibitan 0.4 20 8 3 Tanam s/ d Primodia 0.75 35 26.25 4 Pr imodia s/ d Bunga 0.9 20 18 5 Bunga s/ d Penuh 1 20 20 6 Penuh s/ d Panen 0.9 20 18 Jumlah 5.45 115 90.25
Sum ber : Hasil Penelitian
Dengan memband ingkan Tabel 3 dan Tabel 4 maka dapat diketahui bahwa jumlah kebutuhan air di lokasi penelitian ber lebihan yakni sebesar 68.257,75 liter . Hal ini disebabkan kar ena (1) lahan yang diusahakan untuk usahatani padi yakni tanah latosol dimana pada umumnya tanah ini memiliki sifat penyer apan air yang mudah sampai agak sukar mer embes air , oleh sebab itu infiltr asi dan per kolasin ya dar i agak cepat sampai agak lambat, sehingga dibutuhkan air yang cukup untuk pengolahan lahan, (2) kond isi topogr afi lahan dimana jika lahan ter sebut memiliki topogr afi yang tinggi maka dibutuhkan waktu yang lama untuk air mencapai lahan
ter sebut sehingga jumlah jam yang
dibutuhkan untuk membuka salur an air
akan semakin lam a, (3) tingginya tingkat evapor asi (p enguapan) (4) r endahnya pengetahuan petani untuk mengetahui tingkat kebutuhan air yang tepat bagi tanaman padi.
Luas Lahan Produktif
Luas lahan pr oduktif yakni besar nya lahan yang dimanfaatkan oleh petani untuk usahatani padi sawah. Di lokasi penelitian total luas lahan sawah yakni 285 ha, yang digar ap dengan memanfaatkan air irigasi yakni 240 hektar . Sisa yang belum digar ap yakni 45 ha. Tiap petani memiliki lahan yang hampir sama sehingga memungkinkan
47 © 2014, Program Studi Ilm u Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
petani dalam pengatur an musim tanam yang ser entak dan mudah dalam pelayanan air ir igasi.
Tabel 5.
Luas Lahan Pr oduktif yang Dimanfaatkan Petani di Desa Noelbaki Tahun 2013.
No Luas lahan sawah Jumlah (or ang) Per sentase (%) 1. Sempit (50 ar e -95 ar e) 28 56 2. Sedang (1 ha) 22 44 3. Luas (> 1 ha) - - Total 50 100
Sum ber : Hasil Penelitian
Dar i Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa r ata- r ata luas lahan petani ber var iasi mulai dar i 75 ar e sampai dengan 1 hektar . Dar i luas lahan yang
dimiliki r ata-r ata lahan yang
dimanfaatkan petani sebesar 62,65%. Rata-r ata lahan yang dimanfaatkan oleh petani untuk melaksanakan usahatani yakni 97,24 ar e dengan penggunaan ter tinggi 1 hektar dan ter endah 75 ar e. Var iasi pemanfaatan lahan oleh petani disebabkan per bedaan jumlah lahan yang dimiliki ser ta letak lahan yang ber dekatan dengan salur an air ir igasi.
Ber dasar kan hasil penelitian
sebagian besar petani memiliki luasan lahan gar apan sebesar 50 ar e-95 ar e hal ini disebabkan kar ena pada umumnya lahan yang digar ap mer upakan tanah war isan. Sebagai akibat dar i r endahnya luasan lahan yang digar ap maka total pr oduksi yang diper oleh belum optimal
yang ber dampak pada kontinuitas
keter sediaan pr oduksi padi di desa. Secar a r inci status kepemilikan lahan petani r espond en dapat dilihat pada Tabel 6
Tabel 6.
Status Kepemilikan Lahan Petani di Desa Noelbaki Tahun 2013 Status Kepemilikan Lahan Jumlah (orang) Persentase (%) Pemilik penggar ap 35 70 Penggarap 15 30 Jumlah 50 100
Sum ber : Hasil Penelitian
Dar i Tabel 6 dapat dijelaskan bahwa jika ditinjau dar i status pengelolaan lahan usahatani padi sawah di lokasi penelitian sebagian besar yakni sebanyak 35 or ang atau sebesar 70% ber status sebagai pemilik penggar ap sedangkan petani r espond en yang ber status sebagai penggar ap sebanyak 15 or ang atau sebesar 30% yang hanya mengelola lahan yang dimiliki oleh or ang lain yang secar a tur un temur un ataupun lahan yang dibeli dar i petani yang ada dalam hampar an sawah sebelumnya.
Ber dasar kan hasil penelitian pemilik pengar ap lebih dominan. Hal in i disebabkan jenis tanah yang ada di lokasi penelitian yakni tanah latosol di mana tanah ini cocok untuk usahatani padi sawah. Akibatn ya pr oduksi padi yang dihasilkan mampu memenuhi kebutuhan pangan petani. Tenaga Ke rja
Tenaga ker ja mer upakan jumlah tenaga ker ja yang mengusahakan usahatani
padi sawah selama satu musim tanam. Di lokasi penelitian petani menggunakan
tenaga ker ja dalam keluar ga dan tenaga ker ja luar keluar ga. Tenaga ker ja luar keluar ga digunakan untuk mempercepat kegiatan penanaman ser ta pemanenan. Namun tenaga ker ja luar keluar ga tidak diber i upah kar ena m enggunakan sistem gotong-royong.
Berdasar kan hasil penelitian
adapun gambaran tenaga ker ja yang ter libat dalam usahatani padi sawah berdasar kan
tahapan kegiatan usahataninya yakni
48
© 2014, Program Studi Ilm u Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Gambar 1
Curahan Te naga Ke rja Pe rtahapan Usahatani di Desa Noelbakti tahun 2 0 1 3
Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa
rata-rata curahan tenaga kerja yang
digunakan adalah pada tahapan pengairan. Hal ini disebabkan pada tahapan ini petani dituntut untuk intesif memperhatikan jumlah air yang masuk ke sawah. Hal ini menggambar kan bahwa kebanyakan petani di daerah penelitian ber usia produktif
sehingga petani akan lebih mampu
mengarap lahan yang lebih luas sehingga berdampak pada peningkatan produksi pangan. Selanjutnya jenis tanah latosol di
mana tanah ini mempunyai lapisan solum tanah yang tebal sampai sangat tebal, yaitu dar i 130 cm sampai 5 meter bahkan lebih sehingga petani har us lebih insentif dalam kegiatan pengemburan lahan.
Input
Inp ut yang digunakan oleh petani di lokasi penelitian yakni bibit , pupuk dan pestisid a. Rata-rata penggunaan inp ut dapat dilihat p ada Tabel 7.
Tabel 7
Rata-rata je nis input yang digunakan petani untuk usahatani padi saw ah di De sa Noelbaki tahun 2 0 1 3.
Sum ber : Hasil Penelitian
Dar i Tabel 7 dapat dijelaskan bahwa rata-rata penggunaan benih yakni 21,8 kg per rata-r ata luas lahan 97,24 are sehingga
untuk 1 ha dibutuhkan benih 22,4 kg.
Besaran pengunaan benih jika
dibandingkan dengan rata-rata penggunaan
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 Pers. lahan Pemb ibitan Pena nama n Peny ulam an Penyi angan Peng airan Peng endal ian HPT Pemu puka n Pema nenan Pasca panen
Curahan tenaga kerja (HKO) 3,70 2,47 8,64 8,04 9,19 128,57 3,02 2,26 8,64 4,94
Je nis input Rata-rata
Pe nggunaan Benih (ciherang) 21,8 kg Pupuk Urea KCl SP36 NPK 190 kg 34,8 kg 40,2 kg 258 kg Pestisida
49 © 2014, Program Studi Ilm u Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
benih yang dianjurkan (25 kg/ ha) maka penggunaan benih di lokasi penelitian masih dapat ditingkatkan. Kekurangan penggunaan benih di lokasi p enelitian yakni sebesar 2,6 Kg hal ini disebabkan karena (1) petani tidak memper hatikan jarak tanam yang dianjur kan yakni (25 x 25 cm), (2) bentuk lahan petani yang tidak lur us. Kekur anagan penggunaan benih di lokasi penelitian akan berdampak pada rendahnya produktifitas lahan dan produksi padi sawah.
Rata-rata penggunaan pupuk urea per ha yakni 190 kg per rata-rata luas lahan 97,24 are sehingga untuk 1 ha dibutuhkan pupuk urea sebesar 195,39 kg. Besaran penggunaan pupuk urea jika dibandingkan dengan rata-rata penggunaan pupuk urea yang dianjur kan (250 kg) per hektar maka penggunaan pupuk urea di lokasi penelitian lebih sedikit yakni sebesar 54,6 kg, hal ini
disebabkan karena (1) rendahnya
pengetahuan petani tentang kadar nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman padi
sehingga petani tidak mampu
mengkombinasikan pupuk urea dengan pupuk lain yang mengandung nitrogen seper ti pupuk NPK Ponska, (2) rendahnya
modal yang dimiliki (3) minimnya
keter sediaan pupuk urea di pasaran.
Rata-rata penggunaan pupuk Kcl per ha yakni 34,8 kg per rata-r ata luas lahan 97,24 are sehingga untuk 1 Ha dibutuhkan pupuk Kcl sebesar 35,78 kg. Besaran pengunaan Kcl jika dibandingkan dengan rata-rata penggunaan pupuk Kcl yang dianjur kan (75 kg) maka penggunaan pupuk Kcl di lokasi penelitian yakni lebih sedikit sebesar 39,21 kg, hal ini disebabkan karena (1) r endahnya pengetahuan petani tentang kadar K2O yang dibutuhkan oleh tanaman padi, (2) rendahnya pengetahuan petani tentang kadar K2O yang ter kandung dalam jenis pupuk yang digunakan. Dampak
yang ditimbulkan dar i rendahnya
penggunaan pupuk menyebabkan
rendahnya produksi padi yang diperoleh, hal ini disebabkan karena jenis tanah di lokasi penelitian yakni tanah latosol di mana jenis tanah ini memiliki kadar unsur hara dan or ganiknya rendah.
Produks i Padi Saw ah
Produksi mer upakan hasil fisik yang
diperoleh petani dalam melakukan
usahatani padi sawah. Rata-rata hasil fisik
tanaman yang diusahakan mengalami
peningkatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa petani di lokasi penelitian sangat mend ukung dengan adanya air dar i saluran ir igasi hal ini tentunya sangat membantu petani dalam melakukan kegiatan usahatani
yang lebih baik sehingga produksi
diharapkan dapat mengalami peningkatan dar i tahun ke tahun.
Dengan adanya peningkatan produksi maka keter sediaan pangan tentunya untuk keluar ga juga meningkat . Bagi petani pemilik penggarap yang memiliki hand traktor total hasil panen akan dimiliki sendiri sedangkan bagi petani penggarap setelah selesai m usim tanam, total hasil panen akan dibagi dalam 3 bagian yakni
(p emilik lahan, pemilik traktor dan
penggarap).
Ber dasar kan hasil penelitian r ata-r ata pata-r oduksi padi untuk musim tanam per tama yakni 3,656 ton/ ha. Dar i hasil wawancar a r ata-r ata pr oduksi padi sawah sampai dengan musim tanam Januar i 2013
mengalami penur unan, salah satunya
dipengar uhi oleh keter lambatan dalam pengolahan lahan, juga kar ena faktor
pemupukan kar ena pada saat tahap
pember ian pupuk, sama sekali per sediaan pupuk kehabisan stoknya di pasar , sehingga
ter jadi kelangkaan pupuk, tanaman
mengalami keter lambatan dalam
pember ian pupuk.
Analisis Efisie nsi Penggunaan Air, Lahan dan Tenaga Kerja te rhadap Produks i Usahatani Padi Saw ah.
Untuk menganalisis efisiensi
penggunaan air , lahan dan tenaga ker ja ter hadap pr oduksi usahatani padi sawah peneliti menggunakan model r egr esi linear
ber ganda dengan fungsi Coob-douglas.Hasil
An alisis secar a r inci dapat dilihat pada Tabel 8.
50
© 2014, Program Studi Ilm u Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Tabe l 8 .
Hasil Analisis Pengaruh Pemanfataan Air, Lahan dan Tenaga ke rja te rhadap Produksi Usahatani Padi Saw ah di De sa Noe lbaki Tahun 2 0 1 3 .
No Var iabel Coefficients Std. Er r or t-Statistic Sig.
1. C (bo) 6.7481 20.114 3.355 .002 2. Air (ml) -6.018 1.925 -3.126 .003 3. Luas lahan (ar e) .095 .022 4.317 .000 4. Tenaga ker ja (HKO) .146 .084 1.729 .091 5. R-squar ed .979 6. Ad justed R- squar ed .978 7. Std. Er r or of the Estimate .04383 8. F-statistic 722.352 9. Pr ob (F-statistic) .000b
Sumber : Hasil Penelitian
Dar i Tabel 8 m enunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 722,352 lebih besar dar i nilai F tabel pada tingkat keper cayaan 99 %. Hal ini ber arti bahwa pr oduksi padi sawah dipengar uhi secar a ber sama-sama oleh pem anfaatan air , lahan dan tenaga
ker ja. Besar nya ker agaman var iabel
pr oduksi padi sawah yang dapat dijelaskan oleh var iabel pem anfaatan air , lahan dan tenaga ker ja. Hasil analisis menunjukkan oleh besar nya nilai koefisien deter minasi (R2). Nilai sebesar 0,979 yang ber arti
bahwa 97,09% ker agaman var iabel
pr oduksi padi sawah yang dimasukkan
dalam m odel dapat menjelaskan
ker agaman var iabel pemanfaatan air , lahan dan tenaga ker ja. Sedangkan 2,91 % diter angkan oleh var iabel lain di luar model.
Untuk mengetahui var iabel
independ en yang nyata pengar uhnya
ter hadap pr oduksi padi sawah digunakan uji t. Hasil analisis dengan menggunakan uji t dua ar ah menunjukkan bahwa var iabel luas lahan ber pengar uh nyata ter hadap
pr oduksi padi sawah pada tingkat
keper cayaan 99%, sedangkan pemanfaatan air ber pengar uh nyata ter hadap pr oduksi padi sawah pada tar af 95%. Selanjutn ya var iabel tenaga ker ja ber pengar uh nyata ter hadap pr oduksi padi sawah pada tar af 90%.
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai b0 ber nilai positif 6,7481 hal ini ber arti
bahwa pada saat var iabel pemanfaatan air , lahan dan tenaga ker ja sam a dengan nol
maka pr oduksi padi sawah sebesar
6,7481kg.
Nilai koefisien r egr esi b1 sebesar
negatif 6,016 hal ini ber arti bahwa jika penggunaan air ditingkatkan sebesar 1 m l maka pr oduksi padi sawah akan menur un sebesar 6,061 kg. Ini ber arti bahwa penggunaan air oleh petani di desa Noelbaki ber lebihan, hal ini senada dengan anjur an penggunaan air untuk padi sawah menur ut kebutuhan air ir igasi (PT1) (2000) yakni 90,25 liter atau 90.250 m l.
Nilai koefisien regresi b2 sebesar
positif 0,095 hal ini berar ti bahwa jika
pemanfaatan luas lahan ditingkatkan
sebesar 1 are m aka produksi padi sawah akan meningkat sebesar 0,095 kg. Hal ini berar ti bahwa pemanfaatan luas lahan oleh petani di desa Noelbaki m asih har us
ditingkatkan untuk mengoptimalkan
produksi padi sawah.
Nilai koefisien regresi b3 sebesar
positif 0,146 hal ini berar ti bahwa jika pemanfaatan tenaga ker ja ditingkatkan sebesar 1 HKO maka produksi padi sawah akan meningkat sebesar 0,146 kg. Hal ini berar ti bahwa pem anfaatan tenaga ker ja oleh petani di desa Noelbaki masih har us
51 © 2014, Program Studi Ilm u Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
ditingkatkan untuk mengoptimalkan
produksi padi sawah.
Berdasar kan hasil analisis diperoleh model fungsi produksi padi sawah yakni : Y = Ln6 .7 4 8 1 - 6 .0 1 8 Ln X1 + 0 .0 9 5 LnX2 + 0 .1 4 6 LnX3
Fungsi dengan model r egr esi ber ganda
kemudian dit r ansfer ke model coob douglas
Y = 852,437 X1-410.75 X21.099 X31.157
Fungsi ter sebut ditur unkan untuk
mengetahui nilai koefisien efisiensi dar i air , lahan dan tenaga ker ja.
Hasil uji t untuk var iabel
pemanfaatan air, lahan dan tenaga ker ja di lokasi penelitian belumlah efisien dan nyata pada taraf kepercayaan 1 %.Hasil analisis efisiensi pemanfaatan air untuk usahatani padi sawah tidaklah efisien. Untuk itu agar efisien maka petani har us m engurangi jumlah pemakaian air (n ilai NPMxi/ Px < 1) sebesar 83.829,24 liter, hal ini seir ing dengan model p ada fungsi produksi dimana jika petani ingin ter us meningkatkan jumlah air yang digunakan maka produksi padi sawah akan menur un.
Beber apa faktor yang menyebabkan belum efisiennya pemanfaatan air yakni (1) r endahnya pengetahuan petani mengenai kebutuhan air yang tepat bagi tanaman padi (2) jenis tanah di lokasi penelitian yakni jenis tanah latosol yang memiliki sifat pada umumnya mudah sampai agak sukar mer embes air , oleh sebab itu infiltr asi dan per kolasin ya dar i agak cepat sampai agak lambat, daya menahan air cukup baik dan agak tahan ter hadap er osi.
Ber dasar kan hasil analisis efisiensi pemanfaatan lahan untuk usahatani padi sawah masih dapat ditingkatkan kar ena belum lah efisien (n ilai NPMxi/ Px > 1) untuk itu petani har us meningkatkan luas lahan yang diusahakan yakni sebesar 1,5 ar e. Hal ini disebabkan kar ena petani tidak
memiliki modal yang cukup dan
keter batasan tenaga ker ja dalam
mengusahakan lahan yang dimiliki untuk usahatani padi sawah sehingga alter natif
yang digunakan petani yakni menyewakan lahan ter sebut.
Pemanfaatan tenaga ker ja untuk usahatani padi sawah di lokasi penelitian belum lah efisien (n ilai NPMXi/ PX > 1) untuk itu petani har us meningkatkan cur ahan tenaga ker ja yakni sebesar 0,175 HKO, hal ini ter jadi kar ena ter dapat tenaga ker ja dalam r um ah tangga petani yang tidak aktif dalam usahatani melainkan memilih untuk usaha lain seper ti ojek dan ber jualan dar ipada har us beker ja di sawah.
KESIMPULAN
Ber dasar kan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Keter sediaan air dapat diketahui melalui
per hitungan debit air pada saluran ir igasi. Debit air m engalami penur unan dar i titik 1 hingga titik 4 namun hal ini
tidak berdampak negatif ter hadap
keter sediaan air bagi usahatani padi sawah kar ena jumlah air yang ter sedia lebih banyak dar i kebutuhan air bagi tanaman padi sawah. Keter sediaan luas lahan petani ber var iasi mulai dar i 75 ar e
sampai dengan 1 hektar, untuk
keter sediaan lahan yang dimanfaatkan
petani yakni sebesar 62,65 %,
sedangkan keter sediaan tenaga ker ja yakni rata-r ata curahan tenaga ker ja yang digunakan adalah 179,468 HKO. Hal ini disebabkan pada tahapan ini
petani dituntut untuk intensif
memper hatikan jumlah air yang masuk ke sawah.
2. Hasil analisis efisiensi pemanfaatan air di lokasi penelitian belumlah efisien. Untuk itu agar efisien maka petani har us
mengurangi jumlah pem akaian air.
Untuk pemanfaatan lahan pada
usahatani padi sawah per lu ditingkatkan karena belumlah efisien, sedangkan
pemanfaatan tenaga ker ja untuk
usahatani padi sawah di lokasi
penelitian juga belumlah efisien untuk itu per lu ditingkatkan.
52
© 2014, Program Studi Ilm u Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
DAFTAR PUSTAKA
---,2000. Sistem Ir igasi Ser i Modul IRI, Semar ang
An onimous, 2001. Pengem bangan Air
Tanah Dan Perm asalahannya.
Deper temen Peker jaan Umum.
Kupang.
---. 2010. Rencana Pembangunan Per tanian 2005-2009.
Bank Ind onesia. 2008. An nual Repor t Of Bank Indonesia 2008.
Deper temen Pemukiman dan
Pengembangan Wilayah-Dir jen
Pengembangan Per desaan pr oyek
Ir igasi jawa tengah. 2000. Kebutuhan air ir igasi- Ser i Modul PTI, Semar ang, Naisanu J., Agustin us Nubatonis. 2013.
Naisanu Jor itha, 2009. Minimisasi Usahatani Tanaman Pangan Di Lokasi
Sumur Bor Kabupaten Kupang.
Tesis.UGM.
Susilawati S. 2003. Kajian Pem anfaatan Air
Waduk Tilong Untuk Ir igasi
Per tanian. Hasil Penelitian – Fakultas Teknik Univer sitas Widya Mandir a Kupang.