PENGARUH UKURAN KAP, OPINI AUDIT, PERGANTIAN MANAJEMEN, FINANCIAL DISTRESS, DAN UKURAN PERUSAHAAN
KLIEN TERHADAP AUDITOR SWITCHING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Non Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada Tahun 2014-2016)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Oleh:
BIMA ANDREANSAH B 200140354
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGARUH UKURAN KAP, OPINI AUDIT, PERGANTIAN MANAJEMEN, FINANCIAL DISTRESS, DAN UKURAN PERUSAHAAN
KLIEN TERHADAP AUDITOR SWITCHING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Non Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada Tahun 2014-2016)
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
BIMA ANDREANSAH B 200140354
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH UKURAN KAP, OPINI AUDIT, PERGANTIAN MANAJEMEN, FINANCIAL DISTRESS, DAN UKURAN PERUSAHAAN
KLIEN TERHADAP AUDITOR SWITCHING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Non Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada Tahun 2014-2016)
Oleh:
BIMA ANDREANSAH B 200140354
Telah disetujui untuk dipertahankan di depan dewan penguji Pada tanggal, _________________
dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji
1. Fauzan, S.E., Ak.,M.Si (………)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Dr. Fatchan Achyani, S.E., M.Si (………)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Dra. Rina Trisnawati, M.Si, Akt, PhD., C.A (………)
(Anggota II Dewan Penguji)
Mengetahui
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dekan,
(Dr. Syamsudin, MM) NIDN. 017025701
iii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, April 2018 Penulis
BIMA ANDREANSAH B 200140354
1
PENGARUH UKURAN KAP, OPINI AUDIT, PERGANTIAN MANAJEMEN, FINANCIAL DISTRESS, DAN UKURAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP AUDITOR SWITCHING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Non
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Tahun 2014-2016)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran KAP, opini audit, pergantian manajemen, financial distress, dan ukuran perusahaan klien terhadap auditor switching.
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitaif.. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dan perusahaan non manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2016. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistic dengan sampel penelitian berjumlah 29 perusahaan dipilih berdasarkan metode purposive sampling selama 3 periode.
Berdasarkan hasil analisis dapat diambil kesimpulan bahwa variabel opini audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap auditor switching. Selanjutnya, variabel lain dalam penelitian ini seperti ukuran KAP, pergantian manajemen, financial distress, dan ukuran perusahaan klien tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.
Kata Kunci: ukuran KAP, opini audit, pergantian manajemen, financial distress, ukuran perusahaan klien, auditor switching
ABSTRACT
Purpose of the research was to know effect of public accountant office size, audit opinion, management change, financial distress and company size of clients on auditor switching.
The research was quantitative one. Population of the research was manufacturing and non-manufacturing companies registered in the Indonesia stock exchange (BEI) of 2014-2016. Data of the research was analyzed by using logistic regression analysis. Sample was 29 companies taken by using purposive sampling for three periods.
Based on result of analysis, it can be concluded that audit opinion had significant and positive effect on auditor switching. Further, other variables of the research such as size of public accountant office, management change, financial distress and company size of client had no significant effect on auditor switching.
Keywords: Public accountant office size, audit opinion, management change, financial distress, company size of client, auditor switching.
2 1. PENDAHULUAN
Perusahaan go publik yang telah mendaftarkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib untuk menerbitkan laporan keuangan perusahaan secara luas, karena laporan keuangan yang telah diterbitkan oleh perusahaan dapat dijadikan sebagai dasar pihak luar dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, laporan keuangan harus disajikan secara wajar dan andal. Sehingga perusahaan sangat membutuhkan profesi seperti auditor untuk menjamin kewajaran laporan keuangan perusahaan. Akuntan publik atau auditor merupakan pihak independen yang memiliki tugas untuk memeriksa secara objektif dan memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan perusahaan. Mengingat pentingnya tugas auditor tersebut maka auditor harus menjaga kualitas audit yang dihasilkan. Dalam menjaga kualitas audit, auditor harus memiliki independensi (Mas Ruroh dan Rahmawati, 2016).
Menurut Mulyadi (2002) Independensi merupakan sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, dan tidak tergantung pada orang lain. Auditor harus menjaga independensi yang dimilikinya dan menghindari keadaan-keadaan yang dapat mengurangi independensi auditor.
Pembatasan jangka waktu perikatan audit perlu dilakukan, karena hubungan kerja yang lama dapat menyebabkan timbulnya rasa nyaman antara auditor dengan klien sehingga dapat mengurangi independensi auditor yang berpengaruh terhadap kualitas dan kompetensi kerja auditor (Aminah, Werdhaningtyas dan Tarmizi, 2017).
Kekhawatiran berkurangnya independensi auditor dapat disebabkan karena hubungan kerja yang lama semakin diperkuat dengan adanya kasus Enron yang melibatkan KAP Arthur Andersen pada tahun 2001 silam, dan kasus Olympus yang melibatkan KAP KPMG tahun 2011. Kecurangan laporan keuangan yang melibatkan kantor akuntan publik besar tersebut mendorong lahirnya The Sarbanas Oxlet Act (SOX) pada tahun 2002. Dalam peraturan tersebut terdapat beberapa peraturan yang mengatur kebijakan akuntan publik baik peraturan mengenai kantor akuntan publik maupun partner audit. Salah satu peraturan terkait dengan partner audit yaitu adanya pembatasan masa perikatan kerja antara
3
auditor dengan klien. Menanggapi saran tersebut pada tahun 2003 Indonesia mengeluarkan peraturan mengenai pembatasan audit yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 yang kemudian diperbaharui dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/ 2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” (Mas Ruroh dan Rahmawati, 2016).
Auditor switching merupakan pergantian auditor atau kantor akuntan publik yang dilakukan oleh perusahaan klien. Pada dasarnya pergantian auditor atau KAP merupakan salah satu cara dalam meningkatkan independensi auditor dan kualitas audit. Auditor switching bisa terjadi secara voluntary dan mandatory.
Auditor switching terjadi secara voluntary karena perusahaan secara sukarela mengganti kantor akuntan publik (KAP). Jika auditor switching terjadi secara
mandatory karena adanya peraturan pemerintah yang berlaku (Febrianto, 2009 dalam Aminah, Werdhaningtyas dan Tarmizi, 2017).
Ukuran KAP dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan auditor switching. Menurut Riyatno (dalam Kurniaty, 2014) KAP Big four diindikasikan memiliki kredibilitas audit yang lebih baik dari pada KAP yang kecil. Beberapa KAP mempunyai reputasi besar dan berskala internasional. KAP tersebut sering kali melakukan afiliasi diberbagai negara dengan KAP lokal. KAP besar yang berlaku secara universal dikenal dengan Big Four World Wide Accounting Firm
atau Big Four. Investor cenderung lebih percaya kredibilitas laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP yang memiliki reputasi (Ni Kadek, dalam Mas Ruroh dan Rahmawati, 2016).
Faktor lain yang mempengaruhi auditor switching adalah opini audit. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya. Perusahaan tentu mengharapkan auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangannya karena biasanya opini diluar itu kurang diharapkan oleh pihak manajemen dan tidak begitu bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan (Charemichael dan Willingham, dalam Kurniaty, Hasan dan Anisma, 2014). Namun tidak selamanya harapan itu terpenuhi karena auditor harus tetap independen dalam menjalankan auditnya. Manajemen akan memberhentikan auditornya atas opini yang tidak diharapkan perusahaan atas
4
laporan keuangannya (Damayanti dan Sudarma, dalam Kurniaty, Hasan dan Anisma, 2014) .
Pergantian manajemen dalam perusahaan sering kali diiringi dengan pergantian kebijakan dalam perusahaan. Manajemen lebih sering melakukan pergantian akuntan publik atau KAP karena adanya unsur kepercayaan. Karena manajemen yang baru yakin bahwa akuntan publik baru bisa diajak kerja sama dan bisa memberikan opini seperti yang diharapakan manajemen disertai dengan adanya preferensi tersendiri tentang auditor yang akan digunakannya, pergantian akuntan publik maupun kantor akuntan publik dapat terjadi dalam perusahaan (Wahyuningsih dan Suryanawa, dalam Kurniaty, Hasan dan Anisma, 2014).
Kesulitan keuangan terdiri dari likuiditas sampai dengan kondisi perusahaan berpontensi bangkrut. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan keuangan perusahaan, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Keputusan bisnis yang salah merupakan salah satu yang dapat menyebabkan perusahaan mengalami kebangkrutan. (Sinarwati dan Sudarma, dalam Kurniaty, Hasan dan Anisma 2014) menyatakan perusahaan klien yang terancam bangkrut cenderung akan meningkatkan evaluasi subjektivitas, kehati-hatian auditor dan perusahaan cenderung akan melakukan pergantian KAP. Pergantian KAP atau auditor juga bisa disebabkan karena perusahaan sudah tidak lagi memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban biaya audit yang dibebankan oleh KAP yang diakibatkan penurunan kemampuan keuangan perusahaan.
Ukuran perusahaan suatu klien dapat dilihat dari keadaan financial
perusahaan tersebut. Di mana perusahaan yang besar dipercayai dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan kecil (Mutchler, dalam Pradhana dan Suputra, 2015). Sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan klien mempengaruhi auditor switching. Karena perusahaan klien yang besar memiliki kompleksitas usaha dan peningkatan sejumlah konflik yang dapat menimbulkan biaya keagenan, sehingga permintaan yang sangat tinggi bagi perusahaan audit independen untuk mengurangi biaya keagenen (Juliantari dan Rasmini, 2013).
Kurniaty, Hasan dan Anisma (2014) melakukan penelitian dengan variabel dependen adalah auditor switching dan variabel independen adalah pergantian
5
manajemen, opini audit, financial distress, ukuran KAP, dan ukuran perusahaan klien. Didalam penelitian yang dilakukan Kurniaty, Hasan dan Anisma (2014) menyimpulkan bahwa variabel yang mempengaruhi perusahaan untuk melakukan
auditor switching adalah variabel ukuran perusahaan klien. Sedangkan variabel yang tidak mempengaruhi perusahaan untuk melakukan auditor switching adalah variabel pergantian manajemen, opini audit, financial distress, dan ukuran KAP.
Wea dan Murdiawati (2015) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi auditor switching secara voluntary pada perusahaan
manufaktur dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel persentase
perubahan ROA dan opini audit tidak mempengaruhi auditor switching.
Sedangkan pergantian manajemen, kesulitan keuangan, ukuran klien memiliki pengaruh yang signifikan pada sampel perusahaan untuk melakukan auditor switching.
Faradila dan Yahya (2016) melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh opini audit, financial distress, dan pertumbuhan perusahaan klien terhadap auditor switching. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel opini audit dan pertumbuhan perusahaan klien berpengaruh terhadap auditor switching. Sedangkan variabel financial distress tidak berpengaruh terhadap
auditor switching.
Berdasarkan penelitian diatas yang menunjukkan hasil yang berbeda-beda sehingga dalam pengambilan kesimpulan menjadi ambigu. Sehingga peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai auditor switching.
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Kurniaty, Hasan dan Anisma (2014). Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan variabel penelitian yang dilakukan oleh Kurniaty, Hasan dan Anisma (2014), yaitu pergantian manajemen, opini audit, financial distress, ukuran KAP dan ukuran perusahaan klien. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini studi empiris pada perusahaan manufaktur dan perusahaan non manufkaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2016. Sedangkan penelitian sebelumnya studi empiris pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2012.
6 2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini penelitian kuantitatif yang mana dilakukan uji hipotesis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan melihat laporan tahunan perusahaan manufaktur dan perusahaan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian ini diperoleh dari annual report perusahaan selama tahun 2014-2016 yang meliputi laporan auditor independen dan laporan keuangan perusahaan.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini antara lain: Perusahaan manufaktur dan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2014-2016, Perusahaan manufaktur dan non manufaktur yang mengeluarkan annual report selama periode 2014-2016 secara berturut-turut, Perusahaan manufaktur dan non manufaktur dengan data yang lengkap untuk pengukuran variabel-variabel yang terkait selama periode 2014-2016, Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangan dan Perusahaan yang melakukan auditor switching lebih dari satu kali.
3. PEMBAHASAN
3.1Pengaruh Ukuran KAP terhadap Auditor switching.
Pada pengujian statistik variabel ukuran KAP menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 1,296 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,433. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka H1 ditolak. Berarti ukuran
KAP tidak dapat mempengaruhi perusahaan dalam melakukan auditor switching dan memiliki hubungan positif. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kurniaty, Hasan dan Anisma (2014), Arsih dan Anisykurlillah (2015) tetapi tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wea dan Murdiawati (2015) dan Aminah, Werdhaningtyas dan Tarmizi (2017).
Penelitian ini tidak dapat membuktikan adanya pengaruh ukuran KAP terhadap auditor switching karena perusahaan berkeyakinan bahwa baik pada KAP Big four maupun KAP Non Big four auditor akan tetap menjalankan tugas auditnya sesuai dengan profesionalisme audit dan menegakkan independensi serta menghasilkan kualitas dan kompetensi auditor yang sama. Peneliti beranggapan bahwa perusahaan lebih
7
mengutamakan KAP yang sama daripada melakukan auditor switching
dari KAP kecil ke KAP besar, karena perusahaan berkeyakinan bahwa KAP yang mereka gunakan masih berkualitas sama seperti KAP besar. Hasil ini membuktikan bahwa perusahaan sampel yang diteliti telah menggunakan KAP Big Four, ketika melakukan pergantian KAP masih tetap menggunakan KAP Big Four. Demikian juga perusahaan sampel yang sebelumnya menggunakan KAP Non Big Four, ketika melakukan pergantian KAP masih menggunakan KAP dalam kelas yang sama. Pada dasarnya semua KAP baik yang Big Four maupun Non Big Four tidak menjadi tolak ukur bagi suatu perusahaan dalam melakukan auditor switching, karena perusahaan sudah merasa nyaman dengan auditor yang dipakainya saat ini. Walaupun terjadi auditor switching itu di sebabkan oleh peraturan mengenai rotasi auditor.
3.2Pengaruh Opini Audit terhadap Auditor switching.
Pada pengujian statistik variabel opini audit menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 3,767 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka H2 diterima. Berarti
opini audit dapat mempengaruhi perusahaan dalam melakukan auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Faradila dan Yahya (2016), tetapi tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wea dan Murdiawati (2015), Kurniaty, Hasan dan Anisma (2014), Aminah, Werdhaningtyas dan Tarmizi (2017)
Penelitian ini dapat membuktikan adanya pengaruh opini audit terhadap auditor switching. Hal ini membuktikan bahwa opini yang diberikan oleh auditor dapat mempengaruhi perusahaan dalam melakukan
auditor switching. Apabila opini yang diberikan oleh auditortersebut tidak sesuai dengan harapan dan membuat manajer atau manajemen perusahaan merasa tidak puas, maka manajemen perusahaan cenderung akan melakukan pergantian KAP atau auditornya dan mengganti auditor baru yang sesuai dengan harapan manajemen perusahaan (Wea dan Murdiawati, 2015). Nazri et al, (2012) dalam Aminah, Werdhaningtyas dan Tarmizi,
8
(2017) menyatakan bahwa isu yang paling sensitif dalam hubungan pergantian auditor atau KAP adalah kualifikasi dari opini audit karena salah satu tujuan manajemen dalam suatu audit adalah menerima opini wajar tanpa pengecualian dari auditor apabila auditor tersebut tidak memberikan opini yang sesuai dengan harapan manajemen, maka manajemen perusahaan akan melakukan auditor switching. Manajemen lebih mengharapkan auditor untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian karena dapat mencerminkan laporan yang dibuat oleh
perusahaan cenderung dalam kondisi baik sehingga mampu
mempengaruhi pandangan investor untuk berinvestasi.
3.3Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Auditor switching.
Berdasarkan hasil pengujian statistik variabel pergantian
manajemen menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,336 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,729. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka H3 ditolak. Berarti pergantian manajemen tidak dapat mempengaruhi
perusahaan dalam melakukan auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Juliantari
dan Rasmini (2013), Kurniaty, Hasan dan Anisma (2014), Andrew,
Ekadjaja, Tarigan (2016), Satriantini, Sinarwati dan Musmini (2014) tetapi tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mas Ruroh dan Rahmawati (2016), Wea dan Murdiawati (2015), Aminah, Werdhaningtyas dan Tarmizi (2017).
Penelitian ini tidak dapat membuktikan adanya pengaruh variabel pergantian manajemen terhadap auditor switching karena ketika ada pergantian manajemen, maka belum tentu terjadi auditor switching. Manajemen yang baru merasa tidak perlu untuk mengganti KAP atau auditor yang lama dengan mengganti KAP atau auditor baru jika kinerja KAP atau auditor yang ditunjuk oleh manajemen lama dianggap memiliki kinerja yang baik dan memuaskan manajemen yang baru. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan dan pelaporan akuntansi KAP lama tetap dapat diselaraskan dengan kebijakan manajemen baru dengan cara melakukan negosiasi ulang antara kedua pihak. Selain itu, dalam data
9
yang dianalisis diketahui bahwa sebagian besar perusahaan tidak melakukan pergantian manajemen.
3.4Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor switching.
Pada pengujian statistik variabel financial distress
menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0,174 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,788. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka H4 ditolak. Berarti financial distress tidak dapat
mempengaruhi perusahaan dalam melakukan auditor switching.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Faradila dan Yahya (2016), Andrew, Ekadjaja,
Tarigan (2016), Salim dan Rahayu (2014) tetapi tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pinto dam Gayatri (2016), Wea dan Murdiawati (2015).
Penelitian ini tidak dapat membuktikan adanya pengaruh
financial distress terhadap auditor switching. Hal tersebut
menunjukkan bahwa, semakin tinggi tingkat perusahaan
mengalami kesulitan keuangan atau financial distress maka
kemungkinan kecil perusahaan tersebut akan melakukan auditor
switching. Dan semakin rendah tingkat financial distress
perusahaan akan berpotensi semakin besar dalam melakukan
auditor switching. Perusahaan yang mengalami financial distress
belum tentu akan melakukan auditor switching karena perusahaan
akan mempertimbangkan secara serius tentang masalah pergantian auditor atau KAP karena auditor atau KAP yang selama ini mereka
gunakan telah mengetahui dan mengerti kondisi keuangan
perusahaan. Jika perusahaan melakukan auditor switching,
perusahaan khawatir jika auditor atau KAP yang baru akan melakukan pemeriksaaan terhadap sistem pembukuan dan menilai rendah standar mutu pembukuan perusahaan mereka. Hal ini dapat
menyebabkan keterlambatan dalam penyajian laporan keuangan
yang mengakibatkan perusahaan menanggung biaya denda
10
3.5Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien terhadap auditor switching.
Pada pengujian statistik variabel ukuran perusahaan klien menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,283 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,259. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka H5 ditolak. Berarti ukuran perusahaan klien tidak dapat mempengaruhi
perusahaan dalam melakukan auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aminah, Werdhaningtyas dan Tarmizi (2017) dan Aprianti dan Hartaty (2015),tetapi tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kurniaty, Hasan dan Anisma (2014), Juliantari dan Rasmini (2013).
Penelitian ini tidak dapat membuktikan adanya pengaruh ukuran perusahaan klien terhadap auditor switching. Hal tersebut menunjukkan bahwa, klien-klien dengan total aset kecil cenderung memilih KAP yang bukan tergolong Big Four. Sedangkan klien-klien dengan total aset besar tetap memilih KAP Big Four sebagai auditornya, yang mencerminkan kesesuaian antara ukuran KAP dengan ukuran kliennya. Alasan lain mungkin karena perusahaan kecil dalam penelitan ini telah menggunakan jasa KAP Non Big Four dan perusahaan besar dalam penelitian ini juga telah menggunakan jasa KAP Big Four sehingga tidak ada kecenderungan perusahaan melakukan auditor switching.
4. PENUTUP
Hasil penelitian diketahui pengaruh ukuran KAP, opini audit, pergantian manajemen, financial distress, dan ukuran perusahaan klien terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur dan perusahaan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2016. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik (logistik regression) dengan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Ver. 20. Data sampel perusahaan sebanyak 87 pengamatan perusahaan manufaktur dan perusahaan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2016.
11
Penelitian ini didapatkan simpulan bahwa pertama, ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur dan perusahaan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-2016. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai signifikan yang lebih besar dari α = 5% (0,433> 0,05). Kedua, OPINI audit berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur dan perusahaan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-2016. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari α = 5% (0,000 < 0,05). Ketiga, pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap
auditor switching pada perusahaan manufaktur dan perusahaan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-2016. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari α = 5% (0,729 > 0,05). Keempat, financial distress tidak berpengaruh terhadap
auditor switching pada perusahaan manufaktur dan perusahaan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-2016. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari α = 5% (0,788> 0,05). Kelima, ukuran perusahaan klien tidak berpengaruh terhadap
auditor switching pada perusahaan manufaktur dan perusahaan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-2016. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai signifikansi yang lebih besar dariα = 5% (0,259> 0,05)
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, Werdhaningtyas dan Rosmiati Tarmizi. 2017. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching pada perusahaan yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015”. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 8, No.1, Hal. 36-50.
Andrew, Ekadjaja Agustin, dan Malem Ukur Tarigan. 2016. ‘‘Analisis Empiris Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi A uditor Switching Di Indonesia’’.
Jurnal A kuntansi, Vol. 16, No. 2.
Anisykurlillah, Indah dan Luki Arsih. 2015. ‘‘Pengaruh Opini Going
Concern,Ukuran KAP dan Profitabilitas Terhadap A uditor Switching’’. A ccounting A nalysis Journal, Vol. 4, No.3.
12
Aprianti, Siska dan Sri Hartaty. 2016. ‘‘Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Klien Terhadap
A uditor Switching’’. Jurnal A kuntansi Politeknik Sekayu (A CSY ), Vol. IV, No. 1, Hal. 45-46.
Aprillia, Ekka. 2013. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching”. Accounting Analysis Journal, Vol. 2 (2).
Effendi, Mareti dan Sri Rahayu. 2015. ‘‘Analisis Pengaruh Opini Audit, Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), Ukuran Perusahaan Klien, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap A uditor Switching’’. Jurnal A kuntansi dan Keuangan, Vol. 4, No. 1.
Faradila, Yuka dan M. Rizal Yahya. 2016. “Pengaruh Opini Audit, Financial Distress, dan Pertumbuhan Perusahaan Klien Terhadap Auditor Switching”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), Vol. 1, No.1, Hal. 81-100.
Ghozali, Imam. 2011. A plikasi A nalisis Multivariate dengan Program SPSS 19.
Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Halim, Abdul. 2008. A uditing Dasar- Dasar A udit Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Jensen, M.C and Meckling, W.H., 1976. ‘‘The Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost And Ownership Structures’’. Journal Of Financial Economics, Vol.3.pp: 305-360.
Juliantari, Ni Wayan Ari dan Ni Ketut Rasmini. 2013. “Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 3, No. 3, Hal. 231-246.
Kurniaty, V. 2014. ‘‘Pengaruh Pergantian Manajemen, Opini Audit, Financial Distress, Ukuran KAP, Dan Ukuran Perusahaan Klien Terhadap A uditor Switching Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Di Bursa Efek Indonesia’’. Jom Fekon, Vol. 1, No. 2.
Mas Ruroh, Farida dan Diana Rahmawati. 2016. ‘‘Pengaruh Pergantian
Manajemen, Kesulitan Keuangan, Ukuran KAP, dan A udit Delay
Terhadap A uditor Switching (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015)’’. Jurnal Nominal, Vol. V, No. 2.
Menteri Keuangan, 2003. Keputusan Menteri Keuangan Nomor:
359/KMK.06/2003 tentang ‘‘Jasa A kuntan Publik’’ dan Perubahan atas Keputusan Menteri KeuanganNomor:423/KMK.06/2002, Jakarta.
Menteri Keuangan, 2008. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang ‘‘Jasa A kuntan Publik’’, Jakarta.
13
Menteri Keuangan, 2015. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2015 tentang ‘‘Praktik A kuntan Publik’’, Jakarta.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Enam. Salemba Empat. Jakarta.
Nugroho, Dwi Satriyo Adi dan Imam Ghozali. 2015. ‘‘Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor Oleh Klien’’. Diponegoro Journal Of A ccounting, Vol. 4, No. 4, Hal. 1.
Pinto, Timtom Bagus Pradhana dan Gayatri. 2016. “ Kemampuan Pertumbuhan
Perusahaan Memoderasi Pengaruh Financial Distress Terhadap Auditor Switching”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 15, No. 1, Hal. 695-726.
Pradhana, Made Aditya Bayu dan I.D.G. Dharma Suputra. 2015. “Pengaruh Audit
Fee, Going Concern, Financial Distress, Ukuran Perusahaan, Pergantian Manajemen Pada Pergantian Auditor”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 11, No.3, Hal. 713-729.
Putra, I Gusti Bagus Bayu Pratama, dan I Ketut Suryanawa. 2016. ‘‘Pengaruh
Opini Audit Dan Reputasi KAP pada A uiditor Switching Dengan
Financial Distress Sebagai Variabel Pemoderasi’’. E-Jurnal A kuntansi Universitas Udayana, Vol. 14, No. 2.
Putra, Robby Aditya dan Ita Trisnawati. 2016. ‘‘Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor’’. Jurnal Bisnis dan A kuntansi, Vol. 18, No. 1, Hal. 94-102.
Salim, Apriyeni dan Sri Rahayu. 2014. “Pengaruh Opini Audit, Ukuran KAP,
Pergantian Manajemen, dan Financial Distress Terhadap Auditor
Switching” (Studi Kajian pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012). e-Proceeding of Management, Vol. 1, No.3.
Satriantini, Putu Diah, Ni Kadek Sinarwati, dan Lucy Sri Musmini. 2014. “Pengaruh Pergantian Manajemen, Opini Audit, dan Ukuran KAP Terhadap Pergantian KAP Pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI periode 2009-2013”. E-Journal Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2, No.1.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Wea, Alexandros Ngala Solo dan Dewi Murdiawati. 2015. “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Auditor Switching Secara Voluntary Pada Perusahaan
Manufaktur”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol. 22, No. 2, Hal. 154-170.