• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inventarisasi Pohon Di Hutan Pinang Makmur Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inventarisasi Pohon Di Hutan Pinang Makmur Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

INVENTARITATION OF TREES IN THE FOREST ON PINANG MAKMUR TIMPEH DHARMASRAYA

INVENTARISASI POHON DI HUTAN PINANG MAKMUR KECAMATAN TIMPEH KABUPATEN DHARMASRAYA

Elza Safitri*, Rizki, Wiwin Lena Sari

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Jl. Gunung Pangilun, Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia. Telp./Fax. (0751) 7053731/ (0751) 7053826. Email : [email protected]

Manuskript diterima: 23 Mei 2016. Revisi disetujui: 24 Juni 2016

ABSTRACT

Forest is an association of growing plants that mostly consists of trees or woody vegetation which occupies an areal. Forest have benefits for human, the benefits obtained if the forest is guaranteed ecosystem in order to function be optimally. Pinang Makmur is a forest located in subdistrict Timpeh Dharmasraya. The forest is a variety of disorders including agricultural land clearing and tree felling carried out by people who were around the forest.Activities of this, population has created damage in some place, forming a gap. Deforestation is feared to threaten the species diversity, especially trees. This regard it has conducted research on an inventory of trees in the forest Pinang Makmur subdistrict Timpeh Dharmasraya. This research has been conducted in September 2015 in the forest Pinang Makmur subdistrict Timpeh Dharmasraya using mechanical plots method, with purposive sampling. The result showed 31 family and 217 individu. Family forest trees most estabilished to the family Euphorbiaceae.

Keyword: diversity, purposive sampling, familyEuphorbiaceae

ABSTRAK

Hutan merupakan asosiasi dari tumbuh-tumbuhan yang sebagian besar terdiri atas pohon-pohon atau vegetasi berkayu yang menempati suatu areal. Hutan memiliki manfaat bagi manusia, manfaat tersebut diperoleh apabila hutan terjamin ekosistemnya sehingga dapat berfungsi secara optimal. Hutan Pinang Makmur merupakan hutan yang terletak di Kecamatan Timpeh Kenagarian Tabek Dharmaraya. Hutan ini mengalami berbagai gangguan diantaranya pembukaan lahan pertanian dan penebangan pohon yang dilakukan oleh penduduk yang berada di sekitar hutan. Aktivitas penduduk ini telah menciptakan kerusakan di beberapa tempat sehingga terbentuk gap atau ruang terbuka. Kerusakan hutan dikhawatirkan akan mengancam keanekaragaman jenis (diversity) tumbuhan terutama pohon. Sehubungan dengan hal tersebut maka telah dilakukan penelitian tentang inventarisasi pohon di hutan Pinang Makmur Kecamatan Timpeh

BioCONCETTA

Vol. II No.1 Tahun 2016

ISSN: 2460-8556/E-ISSN:2502-1737

BioCONCETTA: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi

(2)

Kabupaten Dharmasraya. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September 2015 di Hutan Pinang Makmur Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya dengan menggunakan metode garis berpetak. Teknik penentuan lokasi dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan 217 individu dengan 31 familia pohon di hutan Pinang Makmur Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya. Individu terbanyak didapatkan pada famili Euphorbiaceae dengan 26 individu. Diikuti oleh familia Olacarceae dengan 24 individu, Moraceae 23 individu, Verbenaceae 21 individu dan Leguminosae 18 individu dan indidu dari familia lain ditemukan dalam jumlah sedikit.

Kata kunci : keanekaragaman, purposive sampling, famili Euphorbiaceae

PENDAHULUAN

Hutan merupakan kumpulan dari pepohonan yang tumbuh rapat beserta vegetasi berkayu pada suatu tempat. Hutan memiliki berbagai fungsi antara lain: sebagai mengatur tata air, mencegah banjir dan erosi, memelihara kesuburan tanah, memenuhi produksi hasil hutan, membantu pembangunan ekonomi nasional, melindungi suasana iklim serta memberi keindahan alam pada umumnya dan khususnya dalam bentuk cagar alam, suaka marga satwa, dll., serta hutan merupakan salah satu unsur basis strategis pertahanan nasional (Arief, 2011).

Pemanfaatan hutan secara berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan hutan. Kekayaan dan potensi hutan seringkali menjadi ancaman yang dapat mengurangi luasan hutan. Kerusakan ekosistem hutan bisa terjadi karena faktor alami dan faktor kegiatan manusia, faktor alami misalnya banjir, tanah longsor, tsunami dan gunung meletus, sedangkan kerusakan karena faktor manusia misalnya kegiatan pembakaran hutan, ladang berpindah, perburuan, penebangan hutan, beberapa kegiatan pertanian, industrialisasi dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Berbagai kegiatan yang disebabkan oleh manusia berdampak kurang baik terhadap vegetasi hutan, diantaranya terjadi perubahan komposisi tumbuhan pada berbagai strata pertumbuhan.

Hutan Pinang Makmur merupakan salah satu hutan yang terdapat di Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya. Penduduk di sekitar Hutan Pinang Makmur ini memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di hutan sehingga ekosistem hutan menjadi terganggu. Penebangan pohon yang dilakukan penduduk telah menciptakan kerusakan di beberapa tempat sehingga terbentuk gap/ruang terbuka. Selain itu, penduduk juga melakukan alih fungsi hutan menjadi lahan

(3)

pertanian yang ditanami sawit dan karet. Kerusakan hutan dikhawatirkan dapat mengancam keanekaragaman tumbuhan terutama pohon.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka telah dilakukan penelitian tentang inventarisasi pohon di Hutan Pinang Makmur Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis pohon yang ada di hutan Pinang Makmur Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan pada Bulan September-Oktober 2015 di Hutan Pinang Makmur Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya, dan identifikasi sampel di laboratorium Botani program studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode garis berpetak dengan ukuran petak 20x20 m (Onrizal dan Kusmana, 2004) dengan panjang transek 200 m. Penentuan areal lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Alat yang digunakan pada penelitian ini meteran, tali raffia, pancang, parang, kantong plastik besar, kertas koran, label, kamera dan alat tulis. Sampel diidentifikasi dengan menggunakan buku acuan Singh (2010), Partomiharjo dkk., (2014), Hartini dan Puspitaningtyas (2009) dan Lawrence (1964). Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif.

HASIL

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di hutan Pinang Makmur Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya didapatkan 31 familia dengan 217 individu pohon dengan jumlah individu dari masing-masing familia dapat terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Jumlah individu pohon dari Familia ditemukan di Hutan Pinang Makmur Kecamatan Timpeh

Kabupaten Dharmasraya 0 5 10 15 20 25 30 A n a ca rd ia ce a A n n o n a ce a e A p o cy n a ce a e B u rce ra ce a e B o m b a ca ce a e C a e sa lp in ia ce a e C e la str a ce a e C e n tr o p la ca ce a e C h ry so b a la n a c C o m b re ta ce a e D a ti sta ce a e D il le n ia ce a e D ip te ro ca rp a ce E la e o ca rp a ce a e E u p h o rb ia ce a e La u ra ce a e Le g u m in o sa e Ly th ra ce a e M a lv a ce a e M e n is p e rm a ce a e M o ra ce a e M y rta ce a e M y ri st ic a ce a e O ch n a ce a e O la ca rc e a e R u b ia ce a e S a p in d a ce a e S a p o ta ce a e S te rc u la ri a ce a e T h e a ce a e V e rb e n a ce a e ju m la h in d iv id u

(4)

Familia pohon yang ditemukan dari hasil inventarisasi di hutan Pinang Makmur Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya sebanyak 16 familia. Jumlah individu pohon yang paling banyak ditemukan adalah dari familia Euphorbiaceae sebanyak 27 individu, Olacarceae (24 individu), Moraceae (23 individu) dan Verbenaceae (21 individu).

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang didapatkan pada Hutan Pinang Makmur Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya diperoleh 217 individu pohon dengan 31 familia dalam pengamatan seluas 4000 m2. Jumlah didapatkan berbeda dengan jumlah yang didapatkan pada penelitian Okvia (2008) di hutan Batu Busuk Kelurahan Lambuang Bukit Kecamatan Pauah Padang didapatkan 152 individu dengan areal penelitian seluas 2400 m2 dan penelitian Yuhendri (2013) didapatkan 400 individu dengan areal penelitian seluas 1000 m2. Perbedaan jumlah individu pohon pada lokasi yang berbeda dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang dimiliki oleh masing-masing lokasi. Menurut Konzlowski (1960

dalam Okvia, 2008) menyebutkan bahwa jumlah individu suatu tumbuhan erat hubungannya dengan lingkungan yang meliputi faktor iklim, geografis dan faktor biotik.

Tullalesy (2012) menunjukkan jumlah jenis vegetasi pohon yang dijumpai di sepanjang pesisir pantai sampai pada tipe hutan hujan di pegunungan di Kabupaten Seram Bagian Barat adalah sebanyak 80 jenis dengan 38 famili. Roemantyo (2011) menemukan 93 jenis, 37 famili dan 84 genera di Kawasan Labuan Lalang Taman Nasional Bali Barat. Jumlah familia yang didapatkan di kabupaten Seram bagian Barat dan Kawasan Labuan Lalang ini berbeda dengan jumlah familia yang didapatkan pada hutan Pinang Makmur Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan faktor lingkungan. Lingkungan merupakan faktor pembatas bagi tumbuhan baik lingkungan abiotik maupun lingkungan biotik.

Individu pohon yang paling banyak ditemukan adalah dari familia Euphorbiacea dengan 27 individu. Diikuti oleh familia Olacarceae dengan 24

(5)

individu, Moraceae 23 individu, Verbenaceae 21 individu dan Leguminosae 18 individu dan familia lainnya ditemukan dalam jumlah lebih sedikit. Banyaknya jumlah individu dari familia Euphobiacea disebabkan karena famili Euphorbiacea mudah beradaptasi dengan lingkungan, family Euphorbiaceae mampu hidup di kawasan terlindung oleh spesies lain yang berukuran lebih besar maupun di tempat terbuka, oleh sebab itu Euphorbiaceae dapat hidup di hutan Pinang Makmur, dimana hutan dikawasan ini sudah mengalami gangguan seperti halnya ditemukan daerah-daerah yang terbuka (gap) yang disebabkan oleh aktivitas penduduk di sekitar hutan.

Menurut Anwar dalam Okvia (2008) menyatakan bahwa Euphorbiaceae dan Lauraceae merupakan salah satu tumbuhan yang dapat hidup di kawasan yang mengalami gangguan, dan bisa dikatakan sebagai indikator hutan yang telah mengalami gangguan.

Selain Euphorbiaceae, familia yang ditemukan dalam jumlah individu yang banyak bila dibandingkan dengan familia yang lainnya antara lain dari familia Olacarceae dengan 24 individu, Moraceae 23 individu, Verbenaceae 21 individu dan Leguminosae 18 individu. Hal ini desebabkan karena familia tersebut merupakan tumbuhan yang paling penting dalam ekosistem hutan.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil inventarisasi pohon di Hutan Pinang Makmur Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya ditemukan 31 familia dengan 217 individu pohon. Individu terbanyak ditemukan pada familia Euphorbiaceae.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, A. 2011. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta : Kanisius

Hartini, S. dan D. M. Puspitaningtyas. 2009. Keanekaragaman Tumbuhan Pulau Sumatera. Bogor: LIPI Press

Lawrence, G.H.M. 1964. Taxonomy of Vascular Plants. New York: The Macmillan Company.

Okvia. Y. 2008. Komposisi Vegetasi Pohon di Hutan Batu Busuak Kelurahan Lambuang Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang. Skripsi. Padang : STKIP PGRI.

Onrizal dan C. Kusuma.2004. Kajian Ekologi Hutan di Suaka Margasatwa Pulau Rambut Teluk . Jakarta. Jurnal Komunikasi Penelitian Vol.6.

(6)

Partomiharjo, T., D., Arifiani, B.A. Pratama, R. Mahyuni. 2014. Jenis-jenis Pohon Penting di Hutan Nusakambangan. Jakarta: LIPI Press

Roemantyo, 2011. Struktur dan Komposisi Vegetasi Hutan Semusim Habitat Curik Bali (Leucopsar rothshidi Stresemann, 1912) di Kawasan Labuan Lalang Taman Nasional Bali Barat. Jurnal Biologi Indonesia 7 (2): 361-374 (2011).

Tulalessy, A.H. 2012. Potensi Flora di Kabupaten Seram Bagian Barat. Jurnal Ekologi dan sains (Ekosains) Vol. 01 No. 01 Agustus 2012. ISSN: 2337-5329. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam (PPLH-SDA) Universitas Pattimura.

Singh, G. 2010. Plant Systematics. University of Delhi: India

Yuhendri, R. 2013. Komposisi Vegetasi Pohon di Kawasan Hutan Batu Busuak Padang. Skripsi. Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat.

Gambar

Gambar  1.  Jumlah  individu  pohon  dari  Familia  ditemukan  di  Hutan  Pinang  Makmur  Kecamatan  Timpeh  Kabupaten Dharmasraya 051015202530

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan kegiatan teknis operasional perkarantinaan terhadap media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) yang dilalulintaskan melalui Balai

Selanjutnya, pada segmen waktu berikutnya dari 65 sampai 165 menit atau segmen transien, kecepatan transfer massa air akan terus menurun dengan bertambahnya waktu

Berdasarkan pendapat di atas, yang dimaksud dengan strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada kerjasama antar warga belajar dalam

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian mengenai

Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini menunjukkan bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya secara layak karena belum

Diharapakan dengan dilakukannya penelitian ini, hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk dipraktekkan dan digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi praktisi dan

“Sistem harga pokok taksiran adalah salah satu sistem harga pokok yang ditentukan dimuka untuk mengolah produk atau jasa tertentu dengan jalan menentukan

Menurut Gujarati dan Porter (2010:149), uji signifikansi merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kesalahan dari hasil hipotesis nol dari