• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: ALAKA: Pemahaman Negeri Hulaliu dan Pelauw Terhadap Alaka Sebagai Simbol Integrasi Negeri-Negeri Hatuhaha Amarima

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: ALAKA: Pemahaman Negeri Hulaliu dan Pelauw Terhadap Alaka Sebagai Simbol Integrasi Negeri-Negeri Hatuhaha Amarima"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1 INSTRUMEN PENELITIAN

Perspektif Negeri Hulaliu Dan Pelauw Terhadap Alaka Sebagai Simbol Integrasi Negeri-Negeri Amarima

1. Sejarah peran Alaka dalam integritas sosial masyarakat Amarima  Apa yang anda ketahui tentang sejarah Alaka?

 Sejak kapan Alaka ditemukan oleh leluhur-leluhur

 Apakah leluhur kelima negeri Amarima ini hidup bersama di Alaka?

 Mengapa mereka harus jadikan Alaka sebagai tempat tinggal saat bermigrasi dari Pulau Seram

 Berapa lamakah leluhur Amarima hidup di Alaka  Secara geografis di manakah letak Alaka,?

 Masih adakah peninggalan-peninggalan leluhur selama hidup di Alaka?  Sejak kapan Alaka menjadi simbol pemersatu bagi masyarakat Amarima,  Bagaimana Alaka menjadi simbol pemersatu bagi masyarakat Amarima,

 Dari mana dan bagaimana cerita sejarah Alaka ini bertahan secara turun temurun

2. Bentuk-bentuk penghargaan masyarakat Amarima terhadap Alaka sebagai simbol integrasi

 Bagaimana cara mengabadikan ceritera tentang Alaka sebagai simbol integrasi dari masyarakat Amarima.

 Apakah masih ada lagu-lagu atau tarian-tarian adat untuk mempersatukan negeri-negeri amarima

 Apakah lagu-lagu dan tarian ini dilakukan sejak leluhur-leluhur masih bersama-sama di Alaka

 Apakah Alaka ini masih sering dikunjungi

 Apakah negeri-negeri amarima pernah bersama-sama mengunjungi Alaka  Biasanya ke Alaka itu dalam rangka apa?

 Jika pergi ke Alaka biasanya apa yang dilakukan  Apakah ada upacara-upacara adat yang dilakukan

 Apakah upacara-upacara adat yang dilakukan desa Kristen bisa dihadiri oleh desa Islam atau sebaliknya?

3. Penghargaan terhadap Alaka masih diberlakukan oleh masyarakat Amarima  Apakah Alaka sebagai simbol integrasi dihargai?

 Apakah penghargaan Alaka sebagai simbol integrasi masih dipegang oleh masyarakat Amarima ?

(2)

2  Apakah ketika masyarakat Amarima telah tinggal di luar daerah masih adakah

persatuan-persatuan Amarima ini?

 Bagaimana cara masyarakat Amarima yang telah melakukan urbanisasi atau transmigrasi ke tempat lain menghargai Alaka sebagai simbol integrasi

 Bagaimana wujud menghargai Alaka sebagai simbol integrasi dalam kekinian

4. Fakta-fakta tentang Alaka sebagai simbol integrasi

 Selama ini pernah bahkan sering terjadi konflik yang seakan-akan, Alaka sebagai simbol integrasi ini mulai terdegradasi bahkan hilang ? bagaimana menurut anda ?  Dalam hubungannya dengan Agama yang dapat menjadi konflik, Apakah Alaka

sebagai simbol integrasi masih dihargai ?

 Apakah konflik yang terjadi di wilayah Pulau Haruku bisa merembet ke masyarakat Amarima di negeri rantau

 Apa yang bisa saja melatarbelakangi konflik atau gesekan antar negeri-negeri Amarima ini terjadi?

 Apakah ketika gesekan atau konflik ini terjadi masyarakat Amarima melupakan Alaka sebagai simbol integrasi ataukah bagaimana ?

 Bagaimana upaya dalam meredam konflik dengan dimediasi oleh Alaka sebagai simbol integrasi pada negeri-negri Amarima?

 Apakah adanya upacara-upacara adat yang dilakukan untuk mempersatukan?  Siapakah yang selalu menjadi alat mempersatukan ketika terjadi konflik?

5. Apakah peran Alaka masih bisa dihidupkan kembali? Bagaimana?  Apakah Alaka sebagai simbol integrasi masih berlaku ?

 Apakah kita masih percaya Alaka sebagai simbol integrasi?

 Apakah Alaka sebagai simbol integrasi masih bisa dihidupkan kembali dalam masyarakat Amarima?

 Bagaimana cara menghidupkan kembali Alaka sebagai simbol integrasi?

 Dalam hubungannya dengan Alaka sebagai simbol integrasi bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi individu-individu pada negeri-negeri Amarima  Apakah ada acara-acara yang bisa mempersatukan hubungan kekerabatan

(3)

3 Karakterisik Informan

No Nama Informan Usia Pendidikan

1 Waldin Latupono 70 Tahun SMA

2 Mansi Siahaya - SMA

3 Yopi Siahaya 50 Tahun SMA

4 Theu Noya 50 Tahun S1

5 Yopi Laisina 62 Tahun SMA

6 Weinand Tuanakotta 40 Tahun S2

7 Ali Latuconsina 37 Tahun S2

8 Jafar Talaohu 57 Tahun S2

9 Wem Noya 59 Tahun SMA

10 Taher Angkotasan 71 Tahun SMA

11 Ampi Laisina 58 Tahun D3

Referensi

Dokumen terkait

Informasi mengenai data ketinggian air yang dipantau menggunakan perangkat WSN dapat ditampilkan secara real time pada aplikasi sistem monitoring. Kata kunci:

Metodologi: Dilakukan Pengumpulan informasi melalui diskusi kelompok terarah dengan kelompok: kepala puskesmas, dokter, psikolog dan penanggung jawab program kesehatan

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH MELALUI SWAKELOLA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Ketentuan tersebut terdapat dalam pasal 4 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. adalah hak-hak manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun dan

DINAS KEHUTANAN OAN PERKEBUNAN KABUPATEN LEBONG JALAN RAYA OUA JALUR KOII,IPLEK PERKANTORAN TUBEI meng!mumkan Renoana umum Pengadaan Barang/Ja6a urituk pelaksnaan

Information was obtained from treatment observers (PMOs), TB patients, coordinator of TB control program at Kadipaten Sub District, the head of Kadipaten Health Center, and

september 2012 di papan pengumuman Panitla, bersasra ini kami sampaikan Ralat Pengumuman. sebagi berikut

– specifies the steps a team needs to go through to design and evaluate a user interface.. – provides management control over the design  A KEY point of the