• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan dan Karakterisasi Keramik Alumina dengan Aditif Glass Bead

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembuatan dan Karakterisasi Keramik Alumina dengan Aditif Glass Bead"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembuatan keramik pada zaman dahulu hanya dilakukan dengan membakar satu

bahan saja, yaitu dengan lempung. Seni dan industri keramik telah berlangsung sejak

ribuan tahun yang lalu, proses pembuatan keramik pada zaman dahulu dengan cara

dibakar menggunakan bahan dan peralatan sederhana. Bahan yang dipakai adalah

feldspar, tanah liat dan lempeng. Hal ini disebabkan karena pengetahuan tentang

keramik belum memadai.

Seiring dengan perkembangan ilmu bahan maka proses pembuatan keramik

dari tahun ke tahun mengalami kemajuan. Keramik pada awalnya diproduksi secara

tradisional dari mineral alam, namun sekarang kegunaan keramik bermacam-macam

fungsinya, dulu hanya digunakan sebagai barang pecah belah, gerabah. Sekarang

telah menjadi industri yang cukup besar dengan aplikasi kegunaan seperti keramik

porselin salah satu bahan isolator listrik, peralat pabrik dan lain sebagainya.

Keramik merupakan paduan logam yang terikat secara ionik dan kovalen. Untuk

mendapatkan sifat-sifat keramik biasanya diperoleh dengan pemanasan pada suhu

tinggi. Ada dua pembagian keramik, yaitu:

1. Keramik tradisional

Keramik tradisional biasanya dibuat dari tanah liat.

Contoh: porselen, bata ubin, gelas dll.

2. Keramik modern

Keramik modern mempunyai ruang lingkup lebih luas dari keramik

tradisional pada kehidupan manusia.

Contoh: pemakaian pada bidang elektronik, komputer, komunikasi, aerospace

dan lain-lain. (Tri sidabutar, 2017)

Material keramik yang berbasis senyawa oksida seperti : Al2O3, ZrO2, MgO,

TiO2 memiliki keunggulan antara lain titik leburnya tinggi, keras, bersifat refraktori

(tahan suhu tinggi), kuat dan bersifat isolator. Aluminium oksida (alumina) adalah

senyawa kimia dari aluminium dan oksigen, dengan rumus kimia Al2O3. Material ini

(2)

1500℃ sampai 1700℃. Alumina mempunyai ketahanan listrik yang tinggi dan tahan

terhadap kejutan termal dan korosi. Alumina sering digunakan dalam berbagai

aplikasi karena mempunyai sifat fisika dan kimia yang tinggi seperti kekuatan yang

sangat tinggi, sangat keras, isolasi elektrik yang baik, ketahanan panas yang tinggi,

temperatur lembur yang tinggi, ketahanan abrasi dan korosi yang tinggi. Bahkan

dalam beberapa tahun terakhir permintaan alumina dengan kemurnian yang tinggi

berkembang pesat diberbagai sektor seiring dengan meningkatnya pertumbuhan

mobil, semikonduktor, komputer dan sektor lain.(Shinji fujiwara, 2007)

Alumina bagi industri keramik sama hal seperti baja bagi industri logam dan

termasuk salah satu jenis keramik yang sering digunakan. Aplikasinya sangat luas

dipakai di berbagai bidang. Di indonesia belum terdapat pabrik pemurnian atau

pengelolahan bauksit menjadi alumina. Alumina mempunyai beberapa bentuk multi

fasa, antara lain �����-Al2O3, delta-Al2O3, theta-Al2O3, dan alpha-Al2O3.

(Tumpal,2004)

Glass bead merupakan butiran kaca. Glass bead terdiri dari 74% berat SiO2,

16% Na2O, 5% berat CaO, 1% berat Al2O3, dan yang lain 4MgO. Karakteristik glass

bead memiliki suhu leleh rendah, mudah dikerjakan, juga tahan lama (William,

2003). Glass bead memiliki densitas 2,50 gr/cm3 (George, 1987). Silika atau silikon

oksidasi memiliki rumus kimia SiO2 yang terbentuk dari atom silika dan oksigen.

Silika dapat diaplikasikan dalam berbagai elektronik mekanik dan dapat dibuat

menjadi bahan keramik. Silika yang dibakar hingga suhu 500-700℃ dalam waktu 1

sampai 2 jam akan menghasilkan silika amorf dengan densitas 2.21 g/cm3. Silika

senyawa yang terdapat di alam berstruktur kristalin, sedangkan senyawa berasal dari

sintetis adalah amorf. Silika dapat ditemukan dalam tiga bentuk kristal, yaitu kuarsa,

tridimit, dan kristobalit. (Harsono, 2002).

Proses sintering merupakan proses pemadatan material serbuk dengan cara

membentuk ikatan batas butir antar serbuk penyusunnya ikatan antar butir terjadi

akibat pemanasan dan temperatur sintering yang diatur dibawah temperatur leleh dari

partikel penyusunnya. Pada proses sinter, benda padat terjadi karena terbantuknya

ikatan-ikatan antar partikel.

Pada percobaan ini, riset akan difokuskan untuk mengetahui pengaruh

(3)

sintering dan karakterisasi keramik alumina. Aluminina disintering pada temperatur

1100℃, 1150℃, 1200℃, 1250℃, 1300℃, 1400℃. Dilakukan karakterisasi untuk

mengetahui densitas, kekerasan (hardness), penyusutan, mikroskop optik (Optical

Microscope) dan X- Ray Difraktometer (XRD).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka penulis

merumuskan berbagai hal yang menjadi masalah dalam penelitian ini,

diantaranya:

1. Berapa nilai aditif glass bead dan suhu sintering yang optimum?

2. Bagaimana pengaruh penambahan glass bead dan variasi suhu sintering pada

pembuatan keramik alumina terhadap sifat fisis dan kekerasan?

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan masalah, yaitu:

1. Bahan yang digunakan alumina (Al2O3)

2. Aditif yang digunakan glass bead

3. Variasi komposisi alumina: 95 % dan 90%

4. Variasi komposisi glass bead: 5 % dan 10%

5. Waktu milling 24 jam

6. Bahan perekat yang digunakan adalah celuna

7. Pengujian: XRD, OM, penyusutan, densitas, kekerasan

8. Suhu sintering antara lain: 1100℃, 1150℃, 1200℃, 1250℃, 1300℃, 1400℃.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui nilai aditif glass bead dan suhu sintering yang optimum.

2. Mengetahui pengaruh penambahan glass bead dan variasi suhu sintering

(4)

1.5 Manfaat penelitian

Pemahaman mengenai pengaruh alumina dengan aditif glass bead terhadap

temperatur sintering dan karakterisasi keramik alumina dapat dijadikan acuan

dalam pemilihan bahan dan penentuan parameter untuk mendapatkan

karakteristik yang lebih unggul.

1.6 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Pusat Penelitian Fisika (PPF) Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI)- Puspiptek Serpong

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan tugas akhir ini terdiri dari lima bab dengan sistematika

sebagai berikut:

BAB 1 Pendahuluan

Bab ini mencakup latar belakang penelitian, batasan masalah

yang akan diteliti, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tempat

penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB 2 Tinjauan pustaka

Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi acuan

untuk proses pengambilan data, analisa data, serta pembahasan

dari penelitian yang dilakukan.

BAB 3 Metodologi penelitian

Bab ini membahas tentang peralatan dan bahan penelitian,

diagram penelitian, prosedur penelitian dan karakterisasi

cuplikan yang dilakukan.

BAB 4 Hasil dan pembahasan

Bab ini membahas tentang hasil data penelitian dan analisa

(5)

BAB 5 Kesimpulan

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari

Referensi

Dokumen terkait

3. Perlu kiranya diteliti lebih lanjut pemanfaatan limbah padat pulp ini, baik yang berupa grit, dreg, dan biosludge sebagai bahan pembuatan keramik denggan kaolin dan persentase

suhu sintering dalam pembuatan keramik alumina hasilnya akan mendekati hasil yang diperoleh dengan eksperimen yang dapat menurunkan suhu sintering keramik alumina, dan

Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aditif kaolin dalam pembuatan keramik berpori dengan bahan dasar limbah padat pulp yaitu girt, dreg dan

Aditif MgO mampu memberikan efek pemadatan/sintering keramik beta alumina yang signifikan dengan presentase maksimum 3 %, dimana pada kondisi tersebut dengan suhu sintering 1600 o

Posisi penempatan pada tungku pembakaran dapat berpengaruh pada kematangan membran, semakin bawah membran keramik tersebut ditempatkan, maka makin lama juga pemanasan

Keramik dibuat dengan bahan dasar kaolin, alumina, debu vulkanik gunung Sinabung dan karbon aktif.. Metode yang digunakan adalah dye pressing, perbandingan kaolin

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI Al 2 O 3 TERHADAP SIFAT FISIS, MEKANIS, STRUKTUR MIKRO, DAN FASA DALAM PEMBUATAN KERAMIK BERBASIS BENTONIT.. DAN

Beberapa cara digunakan untuk mengurangi temperatur sintering keramik alumina antara lain : memperkecil ukuran butiran hingga ukuran nano atau dengan menambahkan