• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Penjadwalan Dinamis Mahasiswa Baru Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: Registrasi Ulang Mahasiswa Baru Universitas Sumatera Utara) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Penjadwalan Dinamis Mahasiswa Baru Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: Registrasi Ulang Mahasiswa Baru Universitas Sumatera Utara) Chapter III V"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

ANALISIS DATA DAN PERANCANGAN

3.1 Analisis Data dan Sistem dengan Metode Algoritma Genetika

Dalam penelitian ini data yang diambil adalah data-data Mahasiswa Registrasi

Ulang Mahasiswa Baru Universitas Sumatera Utara 2015.

Metode yang digunakan adalah algoritma genetika karena dapat menyelesaikan permasalahan penjadwalan registrasi ulang. Algoritma genetika merupakan metode pencarian dimana dalam proses encoding (pengkodean) menghasilkan string yang kemudian disebut kromosom yang terdiri dari sekumpulan bit-bit, pohon, array bilangan real, daftar aturan, elemen permutasi, elemen program, atau representasi

lainnya. Bit-bit ini dikenal sebagai penyusun sebuah kromosom. Jadi satu kromosom terdiri dari gen-gen. Gen dalam kasus ini adalah urutan tabel mahasiswa, jadwal ruangan dan waktu telah dikodekan terlebih dahulu sehingga membentuk suatu kromosom, berarti bahwa panjang kromosom akan sesuai dengan jumlah penjadwalan. Sedangkan individu merupakan kumpulan kromosom, dalam kasus ini satu individu memiliki satu kromosom. Sedangkan populasi, merupakan kumpulan individu yang telah ditentukan jumlahnya oleh user.

3.2Analisis Sistem

3.2.1 Perancangan Penelitian

Analisis suatu sistem bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada

pada sistem tersebut. Analisis ini sangat diperlukan sebagai dasar perancangan

sistem sebelum dibangun. Analisis sistem mencakup beberapa bagian yaitu

analisa data, deskripsi system penjadwan, perancangan desain dan implementasi

(2)

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian eksperimen,

dengantahapan penelitian seperti berikut:

1. Identifikasi Masalah / Analisis Data

Tahap ini untuk mengumpulkan data yang diperlukan sebagai bahan masukan

(input) untuk membuat penjadwalan dengan algoritma genetika yaitu data

mahasiswa, jumlah ruangan, muatan ruangan, waktu proses permahasiswa,

jam mulai, jalur masukyang ada.

2. Penentuan parameter – parameter / nilai variabel

3. Perancangan system yang menerapkan parameter – parameter / nilai variabel

Untuk perancangan sistem penjadwalan registrasi ini terdiri dari tiga tahapan

yaitu:

a. Perancangan Algoritma Genetika

Proses ini untuk mengolah data input adalah dengan algoritma genetika.

Output yang dihasilkan sesuai dengan apa yang diharapkan.

b. Perancangan Desain

Tahap ini terdiri dari 3 bagian yaitu permodelan proses dan data

bertujuan untuk merancang diagram arus data (DAD), entity relationship

diagram (ERD) dan tabel database, serta perancangan user interface

bertujuan untuk merancang interface/tampilan input dan output sistem

pada layar dengan menggunakan prinsip-prinsip GUI (Graphical User

Interface) yang mudah dipahami oleh pengguna sistem.

c. Perancangan Sistem Penjadwalan

Mengimplementasikan rancangan sistem ke dalam modul program

(coding program). Pada proses ini akan mengkonversikan perancangan

ke dalam kegiatan operasi coding dengan menggunakan bahasa

pemograman tertentu yang dilandasi pada penggunaan algoritma

(3)

4. Eksperimen dan Pengujian Metode (Method Test and Experiment)

Menguji apakah aplikasi telah siap digunakan dan berfungsi dengan baik.

Proses pengujian dilakukan pada logika internal untuk memastikan semua

pernyataan sudah diuji. Pengujian eksternal fungsional untuk menemukan

kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input akan memberikan hasil

yang aktual sesuai yang dibutuhkan. Pengujian pada penelitian ini mengambil

data penjadwalan registrasi ulang Universitas Sumatera Utara tahun 2015.

5. Evaluasi dan Validasi Hasil (Result Evaluation and Validation).

3.2.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara langsung bersumber dari

USU, dokumentasi, studi kasus, buku, jurnal dan informasi lainnnya yang ada

hubungannya dengan masalah yang diteliti. Data sekunder pada penelitian ini

adalah data penjadwalan yang selama ini dibuat oleh USU.

b. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari penelitian. Data primer dalam

penelitian ini adalah data ruangan, data mahasiswa, waktu proses, data shift,

dan aturan-aturan untuk penjadwalan.

3.2.3 Data Identitas Mahasiswa

Data jadwal Mahasiswa diambil dari Universitas Sumatera Utara yang dilakukan

sebagai objek penelitian sebagai bahan dasar sampel sistem. Data tersebut

kemudian dimasukkan ke dalam database berupa bahan dasar sebagai data

penjadwalan nantinya terhadap sistem. Semua data tersebut digunakan ketika

aplikasi dijalankan. Database identitas Mahasiswa ditetapkan sebagai

(4)

SNMPTN dan BIDIK MISI, yang berisi tentang identitas Mahasiswa dan jalur

lulus.

Parameter – parameter yang diperlukan dalam masalah algoritma genetika di

registrasi ulang yaitu:

1. Jumlah Mahasiswa

a. Jalur SNMPTN : 2.611

b. Jalur BIDIK MISI : 468 Mahasiswa

2. Jumlah Ruangan

a. Jalur SNMPTN : 10 ruangan

b. Jalur BIDIK MISI : 2 ruangan

3. Kapasitas Ruangan

a. Jalur SNMPTN : 20 kursi

b. Jalur BIDIK MISI : 20 kursi

4. Waktu Proses/mahasiswa

a. Jalur SNMPTN : 1 menit

b. Jalur BIDIK MISI : 1.3 menit

5. Shift/hari

a. Shift Pagi (shift 1) : 09.00-12.00

b. Shift Sore (shift 2) : 13.00-16.00

Tabel 3.1 Data Mahasiswa Jalur SNMPTN

No Nama Asal Sekolah Nomor

Test/Ujian

1 Anne Tarmiya SMU Sutomo 1, Medan 4150120717

2 Nasri SMU WR Supratman 2, Medan 4150100928

3 Fitri Sri Rahma MA Negeri, Lubuk Pakam 4150126891

.

(5)

Tabel 3.2 Data Mahasiswa Jalur BIDIKMISI

No Nama Asal Sekolah Nomor

Test/Ujian

1 Theresia Magdalena SMU Negeri 17, Medan 4150417606

2 Rofikhatul Husna MAN Tanjung Morawa 4150190417

3 Masna Arisah SMAN PlusMandailingNatal 4150325375

.

468 Silvia Maura Smu Negeri 1, Kutacane 4150080743

3.2.4 Data Penjadwalan Mahasiswa dan Menentukan Ruangan

Database penjadwalan dan ruangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

ditetapkan sebagai database jadwal registrasi ulang mahasiswa dimana

merupakan data setiap mahasiswa baik itu jalur regular dan Bidikmisi, yang berisi

tentang jadwal kegiatan mahasiswa tersebut dalam menjalankan registrasi ulang

tersebut.

Tabel 3.3 Data Penjadwalan dan Ruangan registrasi ulang mahasiswa jalur

SNMPTN

(6)

Tabel 3.4 Data Penjadwalan dan Ruangan registrasi ulang mahasiswa jalur

BIDIKMISI

No Nama Jadwal Jam Ruangan

1 Theresia Magdalena 09.00-10.00 WIB RB1

2 Rofikhatul Husna 10.00-11.00 WIB RB3

3 Masna Arisah 14.00-15.00 WIB RB6

468 Silvia Maura Smu Negeri 1, Kutacane RR10

3.3 Proses Penjadwalan dengan Algoritma Genetika

3.3.1 Rancangan Sistem

Proses rancangan sistem algoritma genetika pada penjadwalan registrasi terdiri

dari proses data input, Pembentukan Kromosom dari Populasi, Evaluasi Fitness,

Seleksi Proses, Perkawinan Silang (Crossover), Proses Mutasi dan Kondisi

selesai. Rancangansistem dapat dijelaskan melalui flowchart. Flowchart adalah

bagan-bagan yang menggambarkan langkah-langkah suatu masalah. Dibawah ini

(7)

flowchart algoritma genetika untuk menetukan permasalahan penjadwalan

registrasi.

Input Data

Evaluasi Nilai Fitness Pembuatan Kromosom

dan Populasi

Seleksi

Mutasi Crossover

Cek Fitness = 1

Tid ak

Ya Mulai

Selesai

Jumlah Mahasiswa, Jumlah Ruangan, Muatan Ruangan, Waktu Proses

(8)

3.3.2 Menentukan Representasi Kromosom

Penentuan populasi awal adalah proses membangkitkan sejumlah kromosom

secara acak (random). Kromosom menyatakan salah satu alternatif solusi yang

dimungkinkan. Kromosom dapat dikatakan sama dengan individu. Ukuran

populasi tergantung pada masalah yang akan diselesaikan. Setelah ukuran

populasi ditentukan, langkah selanjutnya adalah membangkitkan populasi awal

dengan cara melakukan inisialisasi solusi yang dimungkinkan kedalam sejumlah

kromosom. Panjang satu kromosom ditentukan berdasarkan permasalahan yang

diteliti.

Karena kita sudah mendapatkan data-datanya. Kita dapat menentukan

variable-variabel yang dibutuhkan, variablenya adalah jumlah_mahasiswa,

jumlah_ruangan, waktu_proses, kapasitas_ruangan. Maka variabel-variabel

tersebut dijadikan sebagai gen-gen pembentuk kromosom. Batasan nilai variabel

jumlah_mahasiswa = 2.611 orang untuk Jalur SNMPTN dan 468 orang untuk

jalur BIDIK MISI, jumlah_ruangan = 10 ruangan, waktu_proses = 1 menit untuk

jalur SNMPTN dan 1.3 menit untuk jalur BIDIK MISI, kapasitas_ruangan 20

orang untuk SNMPTN dan BIDIK MISI.

3.3.3 Inisialisasi dan Pembuatan Populasi Awal

Sebelum kita menentukan proses insialisasi kita tentukan variable baru untuk

jumlah_ruangan, Karena jumlah_ruangan = 10 maka kita tentukan variabelnya

misalkan Rn Karena kita memiliki 10 ruangan maka kita tentukan

R1,R2,R3…R10, Proses inisialisasi dilakukan dengan cara memberikan nilai awal

(9)

Untuk ilustrasi lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar berikut.

Gambar 3.2 Ilustrasi Dekode Kromosom

Jika jalur SNMPTN

a. Jumlah Mahasiswa : 2.611 mahasiswa

b. waktu proses : 1 menit

c. Jumlah Ruangan : 10 ruangan

d. kapasitas ruangan : 20 mahasiswa

Kita misalkan P = proses, Setiap P = 200 mahasiswa, karena dalam satu proses

ada 10 ruangan berjalan secara bersamaan, setiap dalam ruangan bermuatan 20

mahasiswa.

Jadi kita dapat menententukan jumlah populasi adalah 14 kromosom, maka:

kromosom [P1] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10] = [20;20;20;20;20;20;20;20;20;20]

kromosom [P2] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [20;20;20;20;20;20;20;20;20;20]

kromosom [P3] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [20;20;20;20;20;20;20;20;20;20]

kromosom [P4] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

(10)

= [20;20;20;20;20;20;20;20;20;20]

kromosom [P5] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [20;20;20;20;20;20;20;20;20;20]

kromosom [P6] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [20;20;20;20;20;20;20;20;20;20]

kromosom [P7] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [20;20;20;20;20;20;20;20;20;20]

kromosom [P8] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [20;20;20;20;20;20;20;20;20;20]

kromosom [P9] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [20;20;20;20;20;20;20;20;20;20]

kromosom[P10] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [20;20;20;20;20;20;20;20;20;20]

kromosom[P11] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [20;20;20;20;20;20;20;20;20;20]

kromosom[P12] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [20;20;20;20;20;20;20;20;20;20]

kromosom [P13] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [20;20;20;20;20;20;20;20;20;20]

kromosom[P14] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [11;00;00;00;00;00;00;00;00;00]

Jika jalur BIDIK MISI

a. Jumlah Mahasiswa : 468mahasiswa

b. waktu proses : 1.3 menit

c. Jumlah Ruangan : 2 ruangan

d. kapasitas ruangan : 20 mahasiswa

Kita misalkan P = proses, Setiap P = 40 mahasiswa, karena dalam satu proses ada

2 ruangan berjalan secara bersamaan, setiap dalam ruangan bermuatan 20

(11)

Maka P = Jumlah Ruangan x Muatan Ruangan

= 2 x 20

= 40

Jadi, untuk P ada: P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6 + P7 + P8 + P9 + P10 + P11 +

P12 = 468 mahasiswa.

Jadi kita dapat menententukan jumlah populasi adalah 12 kromosom, maka:

kromosom [P1] = [R1;R2] = [20;20]

kromosom [P2] = [R1;R2] = [20;20]

kromosom [P3] = [R1;R2]= [20;20]

kromosom [P4] = [R1;R2] = [20;20]

kromosom [P5] = [R1;R2] = [20;20]

kromosom [P6] = [R1;R2] = [20;20]

kromosom [P7] = [R1;R2] = [20;20]

kromosom [P8] = [R1;R2] = [20;20]

kromosom [P9] = [R1;R2] = [20;20]

kromosom[P10] = [R1;R2] = [20;20]

kromosom[P11] = [R1;R2] = [20;20]

kromosom[P12] = [R1;R2] = [20;08]

Untuk menentukan populasi awal dilakukan dengan mengacak secara random

nomor antrian dari tabel-tabel yang telah di tentukan yakni tabel kode gen

mahasiswa dalam satu shift dan tabel slot waktu. Jumlah kromosom yang akan di

inisialisasi dalam populasi awal ini adalah sebanyak 14 kromosom untuk jalur

(12)

Tabel 3.5 Kode Gen Proses

SNMPTN BIDIK MISI

No_Antrian_Gen Proses No_Antrian_Gen Proses

1-200 P1 1-40 P1

Tabel 3.6 Slot Waktu SNMPTN

No_Antrian_Proses Jam Mulai Jam Selesai

(13)

Tabel 3.7 Slot Waktu BIDIK MISI

No_Antrian_Proses Jam Mulai Jam Selesai

P1 09.01 09.26

3.3.4 Evaluasi Nilai Fitness

Suatu individu dievaluasi berdasarkan suatu fungsi tertentu sebagai ukuran

performansinya. Didalam evolusi alam, individu yang bernilai fitness tinggi yang

akan bertahan hidup. Sedangkan individu yang bernilai fitness rendah akan mati.

Fungsi yang digunakan untuk mengukur nilai kecocokan atau derajat

optimalitas suatu kromosom disebut dengan fitness function (Sam’ani, 2012).

Nilai yang dihasilkan dari fungsi tersebut menandakan seberapa optimal solusi

yang diperoleh. Nilai yang dihasilkan oleh fungsi fitness merepresentasikan

seberapa banyak jumlah persyaratan yang dilanggar, sehingga dalam kasus

penjadwalan semakin kecil jumlah pelanggaran yang dihasilkan maka solusi yang

dihasilkan akan semakin baik. Untuk setiap pelanggaran yang terjadi akan

diberikan nilai 1. Agar tidak terjadi nilai fitness yang tak terhingga maka jumlah

total semua pelanggaran akan ditambahkan 1.

Rumus fitness yang digunakan, (Sam’ani, 2012) adalah sebagai berikut:

������� = 1

(14)

Keterangan:

MT = Banyaknya Mahasiswa Melakukan Pelanggaran / Mahasiswa Terlambat

Terdapat batasan yang tidak boleh dilanggardalam penjadwalan adalah bagi yang

terlambat jadwalnya akan di undur agar tidak mengganggu jadwal yang lain.

Dari data yang ada akan menghasilkan nilai fitness sebagai berikut:

Fitness Kromosom A = 1

1+( 0 ) = 1

Fitness Kromosom B = 1

1+( 1 ) = 0,5

Penetapan nilai fitness kromosom hanya digunakan untuk menghitung fitness

jadwal ruangan dan mahasiswa. Adapun cara penetapan nilai fitness kromosom

adalah sebagai berikut:

a. Untuk setiap tidak terjadi keterlambatan akan diberikan nilai 0

b. Untuk setiap terjadi keterlambatan akan diberikan nilai 1

3.3.5 Seleksi

Proses seleksi bertujuan untuk memilih individu-individu yang akan dipilih untuk

proses persilangan dan mutasi, sehingga akan diperoleh calon induk yang baik.

Induk yang baik akan menghasilkan keturunan yang baik. Langkah pertama dalam

seleksi yaitu pencarian nilai fitness. Masing-masing individu dalam suatu wadah

seleksi akan menerima probabilitas reproduksi yang tergantung pada nilai objektif

dirinya sendiri terhadap nilai objektif dari semua individu dalam wadah seleksi

tersebut.

Pembentukan susunan kromosom pada suatu populasi baru dilakukan

dengan menggunakan metode seleksi roulette-wheel. Sesuai dengan namanya,

metode ini menirukan permainan roulette-wheel dimana masing-masing

(15)

lebih besar menempati potongan lingkaran yang lebih besar dibandingkan dengan

kromosom bernilai fitness rendah.

Langkah pertama metode ini adalah dengan menghitung total nilai fitness

seluruh kromosom seperti tabel:

Tabel 3.8 Nilai Fitness

Kromosom Nilai Fitness

A 1

B 0.5

Total Nilai Fitness 1.5

Langkah kedua adalah menghitung probabilitas setiap kromosom dengan cara membagi nilai fitness tiap kromosom dengan total nilai fitness.

Rumus untuk mencari probabilitas: P[i] = fitness[i] / total_fitness (5)

Sehingga didapatkan hasil seperti table:

Tabel 3.9 Probabilitas tiap kromosom

Kromosom Probabilitas

A 1 / 1.5 = 0.66

B 0.5 / 1.5 = 0.33

Total Probabilitas 1

Langkah ketiga adalah menempatkan masing-masing kromosom pada interval nilai [0 – 1]. Dapat dilihat pada table:

Tabel 3.10 Interval tiap kromosom

Kromosom Interval Nilai

A 0 - 0.66

B 0.67- 1

3.3.6 Crossover

Pindah silang (CrossOver) digunakan sebagai metode pemotongan kromosom

secara acak (random) dan merupakan penggabungan bagian pertama dari

(16)

Pindah silang bisa dilakukan hanya jika suatu bilangan acak (random)

yang dibangkitkan untuk kromosom kurang dari probabilitas pindah silang (Pc)

yang ditentukan. Menurut (Suyanto, 2005) Pc umumnya diset mendekati 1,

misalnya 0,5.

Metode pindah silang yang paling umum digunakan adalah pindah silang

satu titik potong (one-point crossover). Suatu titik potong dipilih secara acak

(random), kemudian bagian pertama dari kromosom induk 1 digabungkan dengan

bagian kedua dari kromosom induk 2. Bilangan acak (random) yang dibangkitkan

untuk menentukan posisi titik potong adalah [1-N] dimana N merupakan

banyaknya jumlah gen dalam satu kromosom.

Dimisalkan dari contoh yang ada nilai untuk kromosom P1 dan P3 kurang

dari Pc yang ditetapkan serta bilangan acak (random) untuk posisi perpindahan

adalah pada posisi P1 gen ke 4 dan 7, P3 gen ke 1 dan 10. maka proses pindah

silangnya adalah:

kromosom [P1] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [20;20;20;20;20;20;20;20;20;20]

kromosom [P3] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [20;20;20;20;20;20;20;20;20;20]

Agar lebih mudah kita akan menambahkan variabel agar mudah

membedakannya:

kromosom [P1] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [A20;B20;C20;D20;E20;F20;G20;H20;I20;J20]

kromosom [P3] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [Q20;R20;S20;T20;U20;V20;W20;X20;Y20;Z20]

Hasil pindah silang kedua kromosom tersebut adalah:

kromosom [P1] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [A20;B20;C20;Q20;E20;F20;Z20;H20;I20;J20]

(17)

3.3.7 Mutasi

Proses mutasi adalah suatu proses kemungkinan memodifikasi informasi gen-gen

pada suatu kromosom Perubahan ini dapat membuat solusi duplikasi menjadi

memiliki nilai fitness yang lebih rendah maupun lebih tinggi daripada solusi

induknya. Jika ternyata diperoleh solusi yang memiliki fitness yang lebih tinggi

maka hal itulah yang diharapkan. Tetapi jika diperoleh solusi dengan nilai fitness

yang lebih rendah maka bisa jadi pada iterasi berikutnya diperoleh solusi hasil

mutasi yang lebih baik nilai fitnessnya daripada solusi induknya. Untuk semua

gen yang ada, jika bilangan acak (random) yang dibangkitkan kurang dari

probabilitas mutasi (Pmut) yang telah ditentukan maka beberapa informasi gen

akan dirubah dengan menggunakan metode pengkodean nilai. Pada umumnya

diset antara [0 – 1], misalnya 0,1 (Suyanto, 2005).

Untuk memilih posisi gen yang mengalami mutasi dilakukan dengan cara

membangkitkan bilangan integer acak antara 1 sampai total_gen, yaitu untuk jalur

SNMPTN 1 sampai 140 dan untuk jalur BIDIKMISI 1 sampai 24. Probabilitas

mutasi ditetapkan 0,1 maka diharapkan mutasi yang terjadi adalah: 0,1 x 140 = 14

(SNMPTN) dan 0,1 x 12 = 1,2 (BIDIKMISI), 2 gen yang akan mengalami mutasi.

Selanjutnya dilakukan iterasi sebanyak jumlah total gen [0-140] dan [0-12]

membangkitkan bilangan acak untuk tiap iterasi antara [0-1]. Diasumsikan gen

yang mendapatkan bilangan dibawah probabilitas mutasi adalah gen 2 (P1) dan 3

(P3) dari (SNMPTN). Informasi dalam gen yang akan dirubah adalah waktu dan

ruangan, maka hasil mutasi pada kromosom tersebut adalah:

Agar lebih mudah kita akan merubah variabel agar mudah membedakannya:

Sebelum Mutasi

a. kromosom [P1] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [A20;B20;C20;D20;E20;F20;G20;H20;I20;J20]

b. kromosom [P3] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

(18)

Sesudah Mutasi

Kromosom [Pn] = [R1;R2;R3;R4;R5;R6;R7;R8;R9;R10]

= [B20;D20;E20;H20;J20;Q20;S20;T20;U20;V20]

Hasil kromosom ( P2, P4, P5, P6…P14) memiliki nilai fitness terbaik karena tidak

terdapat pelanggaran yang telah ditetapkan dan merupakan solusi yang

diinginkan.

3.4. Diagram Proses Penentuan Jadwal Dinamis

Diagram bertujuan untuk menggambarkan prosespenentuan jadwal dinamis pada

sistem yang dibuat.

Hadir Terlambat

Mulai

Pembuatan Jadwal

Cek Jadwal

Proses Pengambilan Berkas

(19)
(20)

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Tahapan yang dilakukan setelah analisis dan perancangan sistem adalah

implementasi dan pengujian sistem. Tahapan ini diperlukan untuk mengetahui

apakah media teknologi informasi tersebut berhasil atau tidak. Berikut merupakan

hasil implementasi dan pengujian dari sistem yang sudah dibangun.

Data yang telah diproses dalam bahasa program dengan algoritma genetika akan

diimplementasikan. Implementasi adalah menerapkan tahap algoritma dan

perancangan ke dalam bentuk bahasa program. Hasil implementasi penjadwalan

registrasi ulang dengan algoritma genetik sebagai berikut.

4.1 Implementasi Sistem

Sesuai dengan hasil analisis dan perancangan sistem yang telah dibuat,

dilakukanlah implementasi perancangan menjadi aplikasi penjadwalan yang

ditujukan membantu dalam menentukan penjadwalan registrasiulang dengan

menggunakan Algoritma Genetika ke dalam bahasa pemrograman HTML, PHP,

CSS dan MySQL.

4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak yang Digunakan

Sistem dibuat di dalam lingkungan perangakat keras yang memiliki spesifikasi

sebagai berikut:

1. Processor CORE i7-4700HQ CPU @ 2.40GHz.

2. Memory RAM yang digunakan 8 GB.

(21)

Selain perangkat keras, sistem juga dibuat dalam lingkungan spesifikasi perangkat

lunak sebagai berikut:

1. System type Windows 10 Enterprise N 64-bit.

2. Sublime Text.

3. XAMPP.

4. Maxthon dan UC Browser

4.1.2 Tampilan-Tampilan Desain Aplikasi Penjadwalan

Tampilan halaman utama aplikasi merupakan tampilan desain Admin ketika

aplikasi dijalankan. Pada tampilan utama terdapat empat Menu dimana masing

masing menu berisi halaman halaman dalam proses terbentuknya penjadwalan

registrasi ulang universitas sumatera utara dengan metode algoritma genetika.

Adapun tampilannya dapat dilihat pada gambar

Gambar 4.1.Ketika program belum dijalankan

Pada gambar diatas tampak halaman utama pada penjadwalan registrasi

ulang unversitas sumatera utara dimana halaman didesain sebaik mungkin dengan

hasil yang tidak terlampau mencolok.

Pada halaman depan terdapat panel menu / dashboard yang berfungsi

sebagai halaman utama yang berisikan tentang informasi yang ada di sekitar

(22)

berisikan tentang semua data para calon mahasiswa yang lulus di universitas

sumatera utara. Untuk lebih jelas nya perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar 4.2. Penginputan data para calon mahasiswa

Gambar diatas berisikan tentang nama, asal sekolah, nomor tes/pendaftaran dan

jalur masuk.

Sedangkan pada panel generate jadwal adalah halaman dimana admin

dapat menginput batas-batas yang menentukan penjadwalan registrasi universitas

sumatera utara. Berikut adalah tampilan panel generate jadwal.

(23)

Gambar 4.4. Menentukan Batasan bagi jadwal yang Terlambat / Generate

Admin dapat mengubah generate / batas-batasannya sesuai dengan yang di

sediakan, misalnya jumlah ruangan 10, muatan ruangan 20, waktu proses 20

menit, jam mulai 09.00 dan jalur masuk. Jika di hari pelaksanaan registrasi tidak

diperbolehkan mengganti generatenya, itu dapat merubah jadwal yang sudah ada

dan begitu juga menentukan batasan jadwal yang terlambat.

Sedangkan pada panel cetak jadwal dimana admin mencetak semua jadwal

yang sudah dikeluarkan oleh sistem penjadwalan berdasarkan data yang sudah

diinput ke dalam sistem penjadwalan registrasi ulang. Perhatikan gambar berikut.

(24)

Apabila admin ingin mencetak jadwal, admin dapat langsung mengklik tombol

panel cetak. Setelah dicetak maka akan diinformasi universitas sumatera utara

agar setiap calon mahasiswa dapat melihat jadwal mereka di mading dan bisa di

lihat langsung secara online.

Namun sebelum admin mencetak hasil dari jadwal. Admin dapat meninjau

ulang/meriview semua jadwal terlebih dahulu sebelum dicetak dan ditempelkan ke

dalam mading universitas sumatera utara. Untuk pratinjau dari jadwal registrasi

dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4.6. Pratinjau pada jadwal

Sedangkan pada panel cetak jadwal terlambat dimana admin telah

menggenerate khusus penentuan padabatasan jadwal yang terlambat kemudian

mencetak semua jadwal berdasarkan data-data yang sudah diseleki ke dalam

(25)

Gambar 4.7. Cetak jadwal Terlambat

Hasil pembuatan jadwal baru yang sudah di seleksi dan di generate.

(26)

Berikut adalah ada perubahan jadwal karena melanggar peraturan (terlambat).

Gambar 4.9. Pratinjau pada jadwal lama

Berikut adalah perubahan jadwal bagi yang terlambat yang dimana ada

perubahan waktu dan ruangan, sebelumnya ada di ruangan RR7 pada pukul 10.20

(27)

Kemudian pada panel selanjutnya adalah cek jadwal dan cek jadwal

terlambat dimana admin mengecek atau memeriksa jadwal yang sudah

dikeluarkan, bagi calon mahasiswa datang yang tepat waktu di persilahkan

mengantri seperti yang sudah di jadwalkan, jika bagi calon mahasiswa datang

yang tidak tepat waktu (terlambat) tidak di perbolehkan masuk dalam antrian yang

sudah di tetapkan, khusus bagi yang terlambat dapat melapor ke petugas / panitia

setempat dan melihat kembali jadwal yang baru. Perhatikan gambar berikut.

Gambar 4.11. Penginputan dan pengecekan nomor pendaftaran

(28)

Gambar 4.13. Penginputan dan pengecekan nomor pendaftaran jadwal terlambat

Gambar 4.14. Informasi jadwal Terlambat

Pada tabel diatas tampak hasil dari penjadwalan dimana jadwalnya adalah

pada pukul 09.40 WIB di ruangan RR4. Pada hasil analisis diatas tampak jadwal

mahasiswa yang dijadikan sampel sebagai calon mahasiswa yang akan registrasi

(29)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang sistem penjadwalan dinamis menggunakan metode

algoritma genetika maka diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan adanya sistem penjadwalan ini, maka dapat membuat aplikasi

penjadwalan registrasi menjadi lebih mudah dipergunakan untuk membuat

program penjadwalan registrasi ulang dan bagi mahasiswa yang terlambat.

2. Sistem ini juga dapat mempermudah dalam memberi informasi kepada operator

pengawas penjadwalan registrasi ulang.

5.2 Saran

Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang sangat

bermanfaat dan dapat membantu proses penjadwalan registrasi ulang universitas

sumatera utara bagi peneliti selanjutnya, yaitu:

1. Perlunya pengembangan sistem agar setiap operator memiliki ID dan password

sehingga operator dapat memantau jadwal dalam tugasnya masing-masing.

2. Perlunya menambahkan kode barcode di setiap kartu jadwal mahasiswa,

sehingga operator tidak perlu menginput nomor registrasi mahasiswa untuk

Gambar

Tabel 3.1 Data Mahasiswa Jalur SNMPTN
Tabel 3.3 Data Penjadwalan dan Ruangan registrasi ulang mahasiswa jalur
Tabel 3.4 Data Penjadwalan dan Ruangan registrasi ulang mahasiswa jalur
Gambar 3.1 Flowchart Penjadwalan dengan Metode AG
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar unsur dan senyawa kimia limbah cangkang kerang Totok (Geloina sp.) hasil tangkapan masyarakat desa Bulupayung Cilacap di

Merujuk kepada penelitian terdahulu, organisasi yang berorientasi pasar akan mempunyai fokus pe- langgan yang kuat sehingga dapat memberikan pela- yanan dengan tingkat

Dari Gambar 16 dapat dilihat bahwa pada pengelasan sampai bilah ketiga, bentuk distorsi displacement radial (ketidakbulatan roda) dan aksial akibat pengelasan serial adalah

Hal tersebut dilakukan untuk menaikkan Bosi (derajatnya), sehingga di akui oleh masyarakat yang berda di Desa tersebut. Foto

Scanned by CamScanner... Scanned

Skripsi ini berjudul “Aplikasi Watermarking Sebagai Teknik Penyembunyian Label Hak Cipta Pada Citra Digital Dengan Metode Randomly Sequenced Pulse Position Modulated Code”

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perubahan kekuatan otot dasar panggul yang bermakna pada persalinan pervaginam, baik secara spontan,

Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan paritas ibu dengan kejadian bayi berat lahir rendah di RSU PKU Muhammadiyah Bantul tahun 2009 dengan tingkat keeratannya sangant rendah..