• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN MEDIA FLASHCARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR | Siti Kamsiyati | Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO) 10278 21908 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN MEDIA FLASHCARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR | Siti Kamsiyati | Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO) 10278 21908 1 PB"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1) Mahasiswa PGSD FKIP UNS Didaktika Dwija Indria

2), 3) Dosen PGSD FKIP UNS ISSN: 2337-8786

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN MEDIA FLASHCARD UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Isti Jabah Giya Fahmi1), Endang Sri Markamah2), Siti Kamsiyati3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi No. 449 Surakarta

e-mail:

1) istijabahgiya@gmail.com 2) endangsri54@staff.uns.ac.id 3) siti_pgsd_fkip@yahoo.co.id

Abstract: The purpose of the research is to describe the implementation of Team Assisted Individualization learning model with flashcard media in improving the ability in calculating fractions in the fourth grade students of SDN Kedung Bolong Gunungkidul of the academic year 2016/2017. This research took classroom action research (CAR) which was conducted in two cycles. Each cycle consists of four phases, there are planning, acting, observing, and reflecting. The subjects of this research were the teacher and the students as many as 24 students in the fourth grade of SDN Kedung Bolong Gunungkidul of the academic year 2016/2017. The data collecting techniques were observation, interview, test, and content analysis. The data validities used triangulation of resources, triangulation of technique, and validity of the content. The analysis techniques were critical analysis, comparative descriptive, and interactive analysis. The result of the research, showed an increased ability in calculating fractions before action until the second cycle. The average value in calculating fractions among students was 60,75 with subject completion rate of 12,5%. In the first cycle, the average value increased to 77,71 with subject completion rate 66,67%. In the second cycle, the average value increased to 85,38 with subject completion rate of 83,33%. Based on the results of the research, it can be concluded that the implementation of Team Assisted Individualization learning model with flashcard media can improve the ability in calculating fractions in the fourth grade of SDN Kedung Bolong Gunungkidul of the academic year 2016/2017.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization dengan media flashcard dalam rangka meningkatkan kemampuan menghitung pecahan siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul tahun ajaran 2016/2017. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan selama dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, dimulai dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa yang berjumlah 24 dan guru kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul tahun ajaran 2016/2017. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes, dan kajian dokumen. Validitas data penelitian menggunakan triangulasi sumber, validitas isi, dan triangulasi teknik. Teknik analisis data adalah teknik analisis kritis, deskriptif komparatif, dan analisis interaktif. Hasil tindakan penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menghitung pecahan dari pratindakan hingga siklus II. Nilai rata-rata tes pratindakan yaitu 60,75 dengan ketuntasan klasikal 12,5%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas naik menjadi 77,71 dengan ketuntasan klasikal mencapai 66,67%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat meningkat menjadi 85,38 dan ketuntasan klasikal mencapai 83,33%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization dengan media flashcard dapat meningkatkan kemampuan menghitung pecahan pada siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul tahun ajaran 2016/2017.

Kata Kunci: Team Assisted Individualization, flashcard, kemampuan menghitung pecahan

Matematika merupakan salah satu dari serangkaian mata pelajaran yang diajarkan di SD. Guru SD harus mengajarkan matematika kepada siswa dengan berbagai cara supaya siswa mampu memahami materi dengan baik. Matematika bersifat simbolis dan abs-trak, Sejalan dengan pendapat Sundayana (2015: 3) bahwa “selain bahasa simbolis, ma-tematika juga merupakan ilmu yang kajian

objeknya bersifat abstrak”. Pengajaran

(2)

Didaktika Dwija Indria

Permasalahan matematika yang ada da-lam kehidupan sehari-hari bukan hanya berisi tentang bilangan utuh, namun juga bilangan yang tidak utuh, atau yang disebut juga de-ngan pecahan. Melalui kegiatan pembela-jaran di kelas, diharapkan siswa dapat me-nerapkan materi yang telah dipelajari untuk memecahkan permasalahan dalam kehidu-pannya. Jadi kondisi ideal bagi siswa yaitu menguasai materi pecahan.

Kenyataan yang didapat di lapangan ber-dasarkan wawancara dengan guru kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul pada hari Kamis, 8 Desember 2016, matematika men-jadi salah satu mata pelajaran yang dirasa sulit bagi siswa. Siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal latihan. Pembelajaran ma-tematika pada materi menghitung pecahan khususnya pada penjumlahan dan pengurang-an pecahpengurang-an dipengurang-anggap sulit oleh siswa. Ber-dasarkan wawancara dengan guru kelas, be-berapa hal yang menjadi masalah pada mata pelajaran matematika di antaranya: 1) siswa kurang teliti dalam menghitung, meski telah dijelaskan cara mengerjakan soal, 2) model pembelajaran yang digunakan dalam pem-belajaran kurang inovatif. 3) belum ada peng-gunaan media dalam pelaksanaan pembela-jaran matematika.

Rendahnya kemampuan menghitung pe-cahan pada siswa kelas IV SDN Kedung Bo-long juga diperkuat oleh hasil tes pratindakan yang dilakukan pada Kamis, 5 Januari 2017. Hasil tes menunjukkan banyak siswa yang nilainya masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran matematika adalah 75. Dari 24 siswa, 21 siswa atau 87,5 % siswa mem-punyai nilai di bawah KKM, sedangkan 3 siswa atau 12,5% sudah melampaui KKM. Hasil tes pratindakan tersebut membuktikan bahwa sebagian besar siswa masih kurang dalam kemampuannya menghitung pecahan. Jika hal ini dibiarkan, tentu akan berpengaruh terhadap kehidupan siswa, mengingat dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa per-masalahan yang melibatkan pecahan, karena tidak semua benda bernilai utuh.

Langkah yang dapat digunakan oleh gu-ru agar siswa mampu melakukan operasi hi-tung pecahan adalah dengan memilih model pembelajaran dan media yang sesuai dengan

materi pecahan. Salah satu model pembela-jaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI), yang memungkin-kan siswa bekerjasama dan saling mengajari temannya yang kesulitan. Lestari dan Yudha-negara (2015: 49) mengungkapkan bahwa TAI merupakan salah satu model pembelajar-an kooperatif ypembelajar-ang mengkombinasikpembelajar-an ke-unggulan pembelajaran kooperatif dan pem-belajaran individual. Model pempem-belajaran ini berfokus pada perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan dan pencapaian prestasi siswa.

Model pembelajaran TAI merupakan model pembelajaran yang menerapkan bim-bingan siswa kepada temannya. Siswa yang pandai memberikan pengajaran kepada siswa yang lemah. Model pembelajaran TAI me-mungkinkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, namun tetap memperhatikan pen-capaian kompetensi tiap individu, mengingat matematika merupakan salah satu mata pela-jaran yang dianggap sulit, namun tetap harus dikuasai oleh setiap siswa.

Pelaksanaan model pembelajaran TAI ini dikolaborasikan dengan salah satu media pembelajaran visual, yaitu flashcard. Media pembelajaran ini bertujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran yang sulit menjadi lebih mudah dipahami dan me-ngasah daya kreatif siswa. Menurut Arsyad (2015: 115), media flashcard adalah kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan de-ngan gambar itu. Media flashcard akan men-jadikan pembelajaran lebih menarik, siswa dapat bermain sambil belajar. Selain bahan pembuatan flashcard mudah ditemui, media

flashcard juga mudah dibawa ke mana saja, dan mudah digunakan oleh siswa, sehingga tidak memberatkan siswa dalam penggunaan-nya.

(3)

Didaktika Dwija Indria

Dari pendapat Lestari dan Yudhanegara di atas tentang model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI), dapat di-simpulkan bahwa, model pembelajaran TAI mengkombinasikan keunggulan pembelajar-an kooperatif dpembelajar-an pembelajarpembelajar-an individual. Meskipun siswa belajar bersama dalam ke-lompok, namun keberhasilan setiap individu juga mempengaruhi keberhasilan kelompok-nya. Sedangkan pendapat Arsyad tentang media pembelajaran flashcard, dapat disim-pulkan bahwa flashcard merupakan kartu yang berisi gambar, teks, atau simbol yang memungkinkan siswa bermain sambil bela-jar. Contoh permainan flashcard pada pem-belajaran matermatika misalnya domino ma-tematika.

Berdasarkan uraian latar belakang masa-lah, dapat dirumuskan masalah sebagai beri-kut: Bagaimana penerapan model pembela-jaran Team Assisted Individualization dengan media Flashcard dalam rangka meningkat-kan kemampuan menghitung pecahan pada siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gu-nungkidul tahun ajaran 2016/2017?

Tujuan penelitian ini adalah untuk: Men-deskripsikan penerapan model pembelajaran

Team Assisted Individualization dengan me-dia Flashcard dalam rangka meningkatkan kemampuan menghitung pecahan pada siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul tahun ajaran 2016/2017.

METODE

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan dari peneliti-an ini adalah untuk mendeskripsikpeneliti-an pene-rapan model pembelajaran Team Assisted In-dividualization dengan media Flashcard da-lam meningkatkan kemampuan menghitung pecahan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 24 siswa. Terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

Data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber. Arikunto (2013: 172) ber-pendapat bahwa, “yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek

dari mana data dapat diperoleh”. Dalam

pe-nelitian ini, data yang didapatkan bersumber dari guru dan siswa kelas IV SDN Kedung

Bolong Gunungkidul tahun ajaran 2016/ 2017, dan data yang berupa dokumen.

Teknik yang digunakan dalam pengum-pulan data yaitu observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik ana-lisis interaktif Miles dan Huberman (Sugi-yono, 2014: 92) yang meliputi empat tahap yaitu: pengumpulan data, reduksi data, pe-nyajian data, dan penarikan kesimpulan. Se-lain teknik analisis interaktif, teknik analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini juga menggunakan teknik analisis deskriptif kom-paratif dan teknik analisis kritis.

HASIL

Berdasarkan hasil kegiatan observasi, wawancara, dan tes pada kondisi awal, dapat disimpulkan bahwa nilai kemampuan meng-hitung pecahan siswa masih rendah. Hal ini terbukti dari sebagian besar siswa di kelas IV SDN Kedung Bolong masih belum mencapai

KKM yang ditetapkan yaitu ≥ 75. Hasil se

-lengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Ke-mampuan Menghitung Pecahan Pratindakan

Berdasarkan Tabel 1. tentang nilai siswa dalam menghitung pecahan pratindakan, jumlah siswa tuntas sebanyak 3 siswa dan tidak tuntas 21 siswa. Data hasil analisis nilai tes menghitung pecahan pratindakan seleng-kapnya dijelaskan pada Tabel 2 di bawah ini.

(4)

Didaktika Dwija Indria

Tabel 2. menunjukkan bahwa nilai teren-dah adalah 45, nilai tertinggi 75, nilai rata-rata 60,75. Jumlah siswa yang tuntas adalah 3 siswa dengan KKM 75. Persentase ketuntas-an kemampuketuntas-an menghitung pecahketuntas-an siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul sebesar 12,5% atau 3 siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 21 siswa atau 87,5%.

Nilai kemampuan menghitung pecahan siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gu-nungkidul dengan penerapan model pem-belajaran Team Assisted Individualization de-ngan media flashcard pada siklus I me-nunjukkan adanya peningkatan. hasil seleng-kapnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Tes

Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu sebanyak 8 siswa dengan per-sentase 33,33%. Siswa yang mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 16 siswa dengan persentase 66,67%. Data tentang kemampuan meng-hitung pecahan pada siklus I dapat dibuat tabel untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa sebagai berikut: sentase ketuntasan kemampuan menghitung pecahan siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul sebesar 66,67% atau 16 siswa. masuk dalam kategori baik.

Pada siklus II nilai kemampuan meng-hitung pecahan siswa kelas IV SDN Kedung Bolong mengalami peningkatan dibanding-kan pratindadibanding-kan dan siklus I. hasil selengkap-nya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Tes

Berdasarkan Tabel 5. dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu sebanyak 4 siswa dengan

per-sentase 16,67%. Siswa yang mendapat nilai ≥

(5)

Didaktika Dwija Indria

Berdasarkan data-data yang diperoleh untuk mengukur kemampuan menghitung pe-cahan siswa pada siklus II menunjukkan ada-nya peningkatan yang lebih baik dari siklus sebelumnya. Pembelajaran melalui penerap-an model pembelajarpenerap-an Team Assisted Indivi-dualization (TAI) dengan media flashcard

dapat dikatakan berhasil. Meskipun ketuntas-an yketuntas-ang diperoleh tidak 100%, tetapi dapat dikategorikan berhasil, karena ketuntasan klasikal telah memenuhi 80% siswa dari indi-kator kinerja yang telah ditentukan. Lebih rinci peningkatan persentase ketuntasan ke-mampuan menghitung pecahan pada pra-tindakan, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7. Perbandingan Ketuntasan

Antar-Berdasarkan Tabel 7. di atas, tingkat ke-tuntasan klasikal kemampuan menghitung pecahan pada siklus II mengalami pening-katan dibandingkan dengan siklus I dan pra-tindakan. Ketuntasan pratindakan sebesar 12,5% atau 3 siswa. Kemudian meningkat pada siklus I menjadi 66,67% atau 16 siswa, dan meningkat lagi pada siklus II dengan per-senatse ketuntasan sebesar 83,33% atau 20 siswa. Dengan hasil persentase ketuntasan klasikal tersebut, dapat disimpulkan bahwa tindakan pada siklus II telah berhasil men-capai indikator kinerja penelitian yang di-tetapkan yaitu sebesar 80%.

PEMBAHASAN

Berdasarkan deskripsi pratindakan, hasil tindakan dan deskripsi perbandingan antar-siklus, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menghitung pecahan mengala-mi peningkatan setiap siklusnya dan pada siklus II telah mencapai indikator kinerja. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan mo-del pembelajaran Team Assisted Individuali-zation (TAI) dengan media flashcard dapat

meningkatkan kemampuan menghitung pe-cahan pada siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul tahun ajaran 2016/ 2017.

Setelah dilaksanakan tindakan dan ana-lisis data, dapat diketahui bahwa terdapat pe-ningkatan yang signifikan terhadap kemam-puan menghitung pecahan siswa. Pening-katan kemampuan menghitung pecahan pada penelitian ini terlihat dari meningkatnya nilai rata-rata yang diperoleh. Nilai rata-rata pra-tindakan adalah 60,75 pada siklus I kat menjadi 77,71 dan pada siklus II mening-kat lagi menjadi 85,38. Ketuntasan kemam-puan menghitung pecahan pada pratindakan sebanyak 3 siswa atau 12,5% yang mendapat

nilai ≥ 75. Setelah dilaksanakan siklus I

ke-tuntasan siswa mengalami peningkatan men-jadi 16 siswa atau 66,67%. Pada siklus II me-ningkat menjadi 20 siswa atau 83,33%.

Peningkatan kemampuan menghitung pecahan siswa kelas IV SDN Kedung Bolong karena disebabkan oleh beberapa hal. Faktor utama yaitu penerapan model pembelajaran TAI dan media flashcard. Penerapan model pembelajaran Team Assisted Individuali-zation (TAI) dan media flashcard membe-rikan pengaruh terhadap kemampuan meng-hitung pecahan siswa kelas IV. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Huda (2015: 200) yang mengemukakan beberapa manfaat mo-del pembelajaran TAI, salah satunya yaitu memungkinkan siswa untuk bekerja dengan siswa-siswa lain yang berbeda sehingga ter-cipta sikap positif antarsiswa. Selain model pembelajaran TAI, pembelajaran menghitung pecahan juga menggunakan media flashcard.

Salah satu kelebihan media flashcard menu-rut Indriana (2011: 69) yaitu menyenangkan digunakan sebagai media pembelajaran, bah-kan bisa digunabah-kan dalam bentuk permainan. Kolaborasi antara model pembelajaran TAI dengan media flashcard menjadikan pem-belajaran matematika lebih menyenangkan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pem-belajaran Team Assisted Individualization

(6)

Didaktika Dwija Indria

siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gu-nungkidul tahun ajaran 2016/2017. Pada pratindakan nilai rata-rata kemampuan meng-hitung pecahan yang diperoleh 60,75. Pada siklus I nilai rata-rata menghitung pecahan meningkat menjadi 77,71 dan pada siklus II meningkat menjadi 85,38. Ketuntasan kla-sikal menghitung pecahan juga mengalami

peningkatan. Pada pratindakan, ketuntasan klasikal dalam menghitung pecahan dengan

KKM ≥ 75 sebesar 12,5% atau 3 siswa. Pada

siklus I jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 66,67% atau 16 siswa dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 83,33% atau 20 siswa. Dengan indikator kinerja 80%, maka penelitian ini dinyatakan telah berhasil.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arsyad, A. (2015). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Huda, M. (2015). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: DIVA Press

Lestari, K.A. & Yudhanegara, M.R. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Ke-mampuan Menghitung Pecahan

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan usaha-usaha untuk membongkar pemahaman terhadap teks agama yang selama ini dijadikan sebagai alat legitimasi bagi pola pikir

STUDI ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN UNTUK PENGEMBANGAN DESAIN PROGRAM DIKLAT MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.. Universitas Pendidikan Indonesia

Manusia dalam pandangan Islam mempunyai aspek jasmani yang tidak dapat dipisahkan dari aspek rohani tatkala manusia masih hidup didunia.. Manusia mempunyai

Dengan menggunakan Metode Rekayasa Nilai, hasil sementara dari penelitian ini adalah pada tahap informasi diperoleh dua fungsi dalam pelayanan hotel yaitu pelayanan dan fasilitas,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan metode forecasting kemudian dilanjutkan dengan perhitungan persediaan dengan metode

The analysis of the teaching and learning process on this study that has been going on there are some didactical situational changes in anticipation of the broken didactical

The results showed: (1) pre-service mathematics teachers' conception of lower-order and higher-order thinking more emphasis on the different between the easy and

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Motivasi Kerja Guru mempunyai hubungan yang sedang dan signifikan dengan Kinerja Guru dan secara bersama-sama dengan disiplin