• Tidak ada hasil yang ditemukan

Revisi Makalah CPM dan PERT.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Revisi Makalah CPM dan PERT.pdf"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

REVISI

METODE MANAJEMEN BIDANG KESEHATAN CPM DAN PERT

DISUSUN OLEH: KELOMPOK V

Inka Kartika Ningsih (101511123041) Elly Nu’ma Zahroti (101511123085) Dwi Trisana Wardanis (101511123123)

AJ IKM SEMESTER III PEMINATAN AKK FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Manajemen Mutu Jasa Bidang Kesehatan ini dengan tepat waktu. Topik yang kami bahas mengenai metode PERT dan CPM..

Adapun maksud dan tujuan kami dalam menyelesaikan tugas ini adalah untuk menambah pengetahuan kami mengenai materi tersebut. Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami, Dr. Setya Haksama, drg., M. Kes atas bimbingan beliau hingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari bahwa tugas yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan tugas kami selanjutnya. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan tugas ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar tugas ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Surabaya, November 2016 Tim Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 CPM dan PERT ... 4

2.10 Persamaan CPM dan PERT ... 17

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN OPERASIONAL... 18

3.1 Kerangka Konseptual CPM dan PERT ... 18

3.2 Kerangka Operasional CPM dan PERT ... 19

BAB IV LANGKAH PENGUKURAN DAN HASIL ANALISIS... 20

BAB V PENUTUP... 26

5.1 Kesimpulan ... 26

5.2 Saran ... 26

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Proyek adalah suatu kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan alokasi sumberdaya terbatas dan dimaksudkan untuk melaksanakan suatu tugas yang telah ditentukan (Raharja, 2014).

Pengelolaan proyek berskala besar, seperti konstruksi bangunan, memerlukan perencanaan, penjadwalan, dan pengoordinasian yang hati-hati dari berbagai aktivitas yang saling berkaitan. Perencanaan dan penjadwalan yang baik dari suatu proyek menentukan keberhasilan tahapan proyek berikutnya, yaitu pengendalian. Perencanaan dan penjadwalan selalu menjadi isu dalam manajemen proyek karena akan berpengaruh pada keberhasilan sebuah proyek, terutama dalam memenuhi lingkup waktu, lingkup pekerjaan dan lingkup biaya (Syahrizal, 2016).

Kesalahan seorang manajer program dalam perencanaan penjadwalan kegiatan dan aktivitas proyek akan mengakibatkan proyek berjalan molor dan secara tidak langsung mengakibatkan penambahan biaya. Sedangkan kesepakatan di awal terjadi karena adanya ketetapan tentang batasan yang harus dipenuhi baik dari sisi biaya, waktu maupun ruang lingkup pekerjaan. Terdapat banyak tools dan aplikasi pendukung yang bisa digunakan dalam perencanaan dan penjadwalan aktivitas-aktivitas sebuah proyek yang kesemuanya bertujuan untuk optimalisasi pekerjaan sebuah proyek sehingga akan ada efisiensi dari sisi biaya maupun waktu pelaksanaan, diantaranya adalah CPM dan PERT (Sahid, 2012).

(5)

1.1 Rumusan Masalah

Bagaimanakah penggunaan metode CPM dan PERT di bidang kesehatan.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana mengaplikasikan metode CPM dan PERT di bidang kesehatan.

1.3 Manfaat

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERT DAN CPM

CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) merupakan alat analisis proyek yang sudah banyak dikenal di bidang manajemen. Proyek terdiri atas serangkaian kegiatan dan beberapa diantara kegiatan tersebut saling terkait. Suatu kegiatan hanya dapat dilakukan setelah kegiatan sebelumnya selesai dilakukan. Serangkaian kegiatan tersebut dapat digambarkan dalam sebuah diagram.

CPM merupakan sebuah model ilmu manajemen untuk perencanaan dan pengendalian sebuah proyek, yang dikembangkan sejak tahun 1957 oleh perusahaan Du Pont untuk membangun suatu pabrik kimia dengan tujuan untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya dengan maksud pekerjaan-pekerjaan yang telah dijadwalkan itu dapat diselesaikan secara tepat waktu serta tepat biaya (Siswanto, 2007). Secara terpisah, pada tahun 1958, Booz, Allen, dan Hamilton menemukan sebuah metode penjadwalan yang diberi nama diagram PERT, merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review Technique. Diagram PERT dapat digunakan untuk mempermudah proses perencanaan dan penjadwalan untuk proyek dengan kapasitas besar dan kompleks karena mampu mengatasi ketidakpastian dalam proyek tanpa perlu tahu durasi dari setiap aktifitas.

Ringkasnya, CPM adalah suatu teknik analisis untuk perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek dengan metode jalur kritis dengan taksiran tunggal untuk lama satu aktivitas. Arah perhitungan CPM ialah perhitungan maju dan perhitungan mundur. Sedangkan PERT adalah suatu teknik analisis untuk mengasumsikan ketidakpastian lama waktu aktivitas yang digambarkan dengan probabilitas tertentu dan memerlukan tiga waktu taksiran untuk satu aktivitas. PERT juga memperkenalkan parameter lain yang mencoba mengukur ketidakpastian tersebut secara kuantitatif seperti standar deviasi dan varians (Imam, 1999).

(7)

2.1.1 Definisi CPM

Menurut Levin dan Kirkpatrick (1972), metode Jalur Kritis (Critical Path Method) yakni metode untuk merencanakan dan mengawasi proyek. CPM merupakan sistem yang paling banyak dipergunakan diantara semua sistem lain yang memakai prinsip pembentukan jaringan. Di dalam CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.

Menurut Jesse dan Desirae (2009) Critical Path Method adalah salah satu metode analisis yang berbasis algoritma yang digunakan untuk penjadwalan serangkaian proses kegiatan. Hal ini penting karena CPM merupakan alat penting untuk manajemen proyek yang efektif.

Critical Path Method (CPM) merupakan metode untuk mentranlasikan atau menerjemahkan kebutuhan proyek ke dalam system matematik dengan memperhatikan tahapan umum yang rutin diaplikasikan antara lain : perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian/monitoring.

Jalur Metode Kritis (CPM) adalah teknik untuk menganalisis proyek dengan menentukan urutan terpanjang tugas atau urutan tugas sesuai dengan tingkat kekenduran melalui jaringan proyek (Newbold, 1998).

Jadi CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan.

Pada tahap penjadwalan, CPM menyediakan metode yang realistis dalam menentukan bagaimana mencapai tujuan dari proyek dan untuk mengkomunikasikan serta mendokumentasikan rencana proyek secara jelas dan ringkas. Tahap monitoring membantu manajemen untuk fokus terhadap apa yang paling dibutuhkan (Anderson, 1986)

(8)

2.1.2 Definisi PERT

PERT, Project Evaluation and Review Technique, adalah suatu alat bantu untuk melakukan perencanaan dan penjadwalan pada banyak tugas yang saling terkait dalam suatu proyek yang besar dan kompleks. PERT dibuat selama pembuatan kapal selam Polaris di USA pada tahun 1950, yang merupakan salah satu proyek terkompleks pada saat itu. Saat ini, teknik PERT digunakan secara rutin pada setiap proyek besar seperti pembangunan software, konstruksi gedung dan sebagainya (Chinneck, 2016).

Penundaan sebuah proyek dan gangguan produksi akan dapat diantisipasi dan dikurangi dengan metode PERT. Metode tersebut juga dapat mengkoordinasikan berbagai bagian pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek (Dannyanti,2010). Selain itu PERT dapat membantu menentukan jadwal suatu proyek beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu dan tepat biaya (Syahrizal, 2016).

Di dalam buku Construction Project Scheduling and Control-2nd ed, Saleh Mubarak (2010) mengemukakan bahwa PERT is an event-oriented network analysis technique used to estimate project duration when individual activity duration

estimates are highly uncertain.Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode yang dapat membantu dalam melakukan penjadwalan dan penganggaran suatu proyek adalah PERT, dengan mempertimbangkan banyaknya aktivitas proyek yang saling terkait namun memiliki ketidakpastian waktu penyelesaian yang cukup tinggi.

2.2 Sejarah CPM dan PERT

CPM dan PERT merupakan Metode Jalur Kritis, yang disebut sebagai Critical Path Analysis (CPA) yang dikembangkan di tahun 1950 oleh DuPont Perusahaan dan Remington Rand Corporation. Ini secara khusus dikembangkan untuk mengelola proyek pembangkit listrik pemeliharaan. Mereka ingin mengembangkan alat manajemen yang akan membantu dalam penjadwalan kimia tanaman menutup down untuk pemeliharaan dan kemudian restart mereka sekali pemeliharaan selesai. Metode CPM menyelamatkan satu perusahaan juta dolar pada tahun pertama penggunaan.

(9)
(10)

2.3 Tujuan CPM dan PERT

Berdasarkan definisi CPM dan PERT yang telah dipaparkan, tujuan dari kedua metode tersebut adalah untuk merencanakan dan menjadwalkan suatu proyek serta untuk mengawasi dan mengevaluasi. Sehingga dapat mengurangi penundaan pekerjaan, mengurangi gangguan, dan mengurangi konflik produksi pada sebuah proyek (Dwinovi, 2012).

2.4 Manfaat CPM dan PERT

CPM dan PERT akan menghasilkan sebuah diagram yang menunjukan rangkaian berbagai aktivitas dalam pengerjaan suatu proyek termasuk jalur kritis. Diagram tersebut mempermudah proses perencanaan dan penjadwalan untuk proyek dengan kapasitas besar dan kompleks karena mampu mengatasi ketidakpastian dalam proyek tanpa perlu tahu durasi dari setiap aktifitas (Syahrizal, 2016). Namun, tidak hanya berlaku pada proyek besar, CPM dan PERT dapat diaplikasikan di setiap proyek karena bermanfaat untuk (Purnomo, 2004):

1. Perencanaan suatu proyek yang kompleks.

2. Penjadwalan-penjadwalan pekerjaan dalam urutan yang praktis dan efisien. 3. Mengadakan pembagian kerja dari tetangga kerja dan sumber dana yang tersedia. 4. Menentukan antara waktu dan biaya.

2.5 Elemen CPM dan PERT

(11)

Tabel 2.1 Elemen Jaringan CPM dan PERT

Anak Panah/Busur

Mewakili sebuah kegiatan/aktivitas/tugas yang dibutuhkan suatu proyek. Setiap kegiatan memiliki jangka waktu tertentu dalam pemakaian sumber daya (tenaga, peralatan, material, biaya). Kepala anak panah menunjukkan arah setiap kegiatan. Panjang maupun kemiringan anak panah tidak memiliki arti sehingga tidak perlu menggunakan skala.

Lingkaran kecil/Node Mewakili sebuah kejadian/peristiwa/event. Kejadian didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan. Sebuah kejadian mewakili satu titik dalam waktu yang menyatakan ES, EF, LS, LF, dan lama kegiatan (expected time)

Anak Panah terputus-putus

Menyatakan kegiatan semu atau dummy activity. Dummy berguna untuk membatasi mulainya kegiatan, hanya, kegiatan dummy tidak memakan waktu dan sumber daya, jadi waktu kegiatan dan biaya sama dengan nol.

Anak Panah Tebal

Merupakan kegiatan pada jalur kritis, yakni jalur yang memiliki rangkaian kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan waktu penyelesaian proyek yang tercepat (Taha, 2007)

(Syahrizal, 2016)

(12)

(Dannyanti, 2010) Gambar 2.2 Perbedaan AON dan AOA

(13)

Gambar 2.3 Titik dalam AON

ES (Earliest Start) adalah waktu terdahulu suatu kegiatan dapat dimulai, dengan asumsi semua pendahulu sudah selesai.

EF (Earliest Finish) adalah waktu terdahulu suatu kegiatan dapat selesai.

LS (Latest Start) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek

LF (Latest Finish) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek.

2.6 Penjadwalan Proyek

Probabilitan penjadwalan proyek dapat dilakukan dengan metode PERT di saat terdapat ketidakpastian dalam proyek tanpa perlu tahu durasi dari setiap aktifitas.

(14)

Jelasnya, tujuan dari penggunaan tiga angka estimasi adalah untuk memberikan rentang waktu yang paling lebar dalam melakukan estimasi rentang waktu kegiatan. Ketiga estimasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Optimistic Time (a)

Kurun waktu optimistik adalah durasi yang tercepat untuk menyelesaikan suatu kegiatan jika segala sesuatunya berjalan dengan baik. Durasi yang digunakan hanya sekali dalam seratus kali kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama.

2. Most Likely Time (m)

Kurun waktu paling mungkin atau realistik adalah durasi yang paling sering terjadi dibanding dengan yang lain bila kegiatan dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama.

3. Pessimistic Time (b)

Kurun waktu pesimistik adalah durasi yang paling lama untuk menyelesaikan kegiatan, bila segala sesuatunya serba tidak baik. Durasi disini dilampaui hanya sekali dalam seratus kali, bila kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama

Selanjutnya ketiga perkiraan waktu itu dirumuskan menjadi satu angka yang disebut (te) atau kurun waktu yang diharapkan (expected duration time). Dalam menentukan nilai (te) dipakai asumsi bahwa kemungkinan terjadinya peristiwa optimistik (a) dan pesimistik (b) adalah sama. Sedangkan kemungkinan terjadinya peristiwa paling mungkin adalah empat kali lebih besar dari kedua peristiwa optimistik dan pesimistik sehingga apabila dijumlah akan bernilai 6 (enam) sesuai dengan rentang kurva distribusi peristiwa yang telah di standarkan. Sehingga didapat rumus sebagai berikut:

� = + 4� +6

Lalu varians waktu penyelesaian kegiatan dapat dihitung dengan rumus di bawah ini:

(15)

PERT menggunakan varians kegiatan jalur kritis untuk membantu menentukan varians proyek keseluruhan. Varians proyek dihitung dengan menjumlahkan varians kegiatan kritis:

2.7 Jalur Kritis (Critical Path)

Jalur kritis adalah sebuah rangkaian aktivitas-aktivitas dari sebuah proyek yang tidak bisa ditunda waktu pelaksanaannya dan menunjukan hubungan yang saling berkaitan satu dengan yang lain (Heizer dan Render, 2006). Suatu proyek bisa menghasilkan lebih dari satu jalur kritis. Semakin banyak jalur kritis dalam suatu proyek, maka akan semakin banyak aktivitas yang harus diawasi secara intensif. Jalur kritis yang mempunyai akumulasi durasi waktu yang paling lama akan digunakan sebagai estimasi waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.

Dannyanti (2010) menjelaskan bahwa dalam dalam melakukan analisis jalur kritis, digunakan dua proses two-pass, terdiri atas forward pass dan backward pass. ES dan EF ditentukan selama forward pass, LS dan LF ditentukan selama backward pass. ES (Earliest Start) adalah waktu terdahulu suatu kegiatan dapat selesai. LS (Latest Start) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek. LF (Latest Finish) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek.

Setelah waktu terdahulu dan waktu terakhir dari semua kegiatan dihitung, kemudian jumlah waktu slack (slack time) dapat ditentukan. Slack adalah waktu yang dimiliki oleh sebuah kegiatan untuk bisa diundur, tanpa menyebabkan keterlambatan proyek keseluruhan (Heizer dan Render, 2006).

ES = Max {EF semua pendahulu langsung} EF = ES + Waktu kegiatan

(16)

Dengan menggunakan konsep te, maka jalur kritis dapat diidentifikasi. Pada jalur kritis berlaku slack = 0 (Soeharto, 1999).

Gambar 2.4 Contoh perhitungan ES dan EF (sumber: Prasetya, 2009)

Penjelasan:

a. ES dari A = 0 diperoleh dari EF sebelumnya (mulai) = 0 b. EF dari A = 2 diperoleh dari ES = 0 + waktu dari A (2)

c. Apabila ada dua jalur untuk ES, pilihlah EF yang paling maksimum

Gambar 2.5 Contoh perhitungan LS dan LF (sumber: Prasetya, 2009)

Penjelasan :

a. LS dan LF dari F diperoleh dari ES = 11 dan EF=17 (contoh dari forward pass) b. LF dari E = 11 diperoleh dari LS sebelumnya (F) = 11

c. LS dari E = 8 diperoleh dari LF = 11 – waktu dari E (3)

(17)

Manfaat yang didapat jika mengetahui lintasan kritis adalah sebagai berikut (Dannyanti, 2010):

1. Penundaan pekerjaan pada lintasan kritis menyebabkan seluruh pekerjaan proyek tertunda penyelesaiannya.

2. Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang ada pada lintasan kritis dapat dipercepat.

3. Pengawasan atau kontrol dapat dikontrol melalui penyelesaian jalur kritis yang tepat dalam penyelesaiannya dan kemungkinan di trade off (pertukaran waktu dengan biaya yang efisien) dan crash program (diselesaikan dengan waktu yang optimum dipercepat dengan biaya yang bertambah pula) atau dipersingkat waktunya dengan tambahan biaya lembur.

4. Time slack atau kelonggaran waktu terdapat pada pekerjaan yang tidak melalui lintasan kritis. Ini memungkinkan bagi manajer/pimpro untuk memindahkan tenaga kerja, alat, dan biaya ke pekerjaan-pekerjaan di lintasan kritis agar efektif dan efisien

2.8 Langkah dasar CPM dan PERT

CPM dan PERT memiliki enam langkah dasar yang sama (Gray dan Larson, 2006), yaitu:

1. Mengidentifikasi proyek dan menyiapkan struktur pecahan kerja

2. Membangun hubungan antara kegiatan, memutuskan kegiatan mana yang harus terlebih dahulu dan mana yang mengikuti yang lain

3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan 4. Menetapkan perkiraan waktu dan atau biaya untuk setiap kegiatan 5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan (jalur kritis)

Jalur kritis didapat melalui penghitungan slack dengan mengurangi LS dan ES atau LF dan EF

(18)

2.9 Perbedaan CPM dan PERT

Meskipun CPM dan PERT memiliki tujuan, elemen atau komponen jaringan, serta cara analisis data yang sama, namun terdapat beberapa perbedaan sebagai berikut:

1. PERT merupakan teknik manajemen proyek yang menggunakan tiga perkiraan waktu untuk tiap kegiatan yaitu waktu tercepat, terlama, serta terlayak. CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu proyek.

2. PERT menekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya.

3. Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil), sedangkan pada CPM tanda panah adalah kegiatan. Meskipun demikian, CPM dan PERT mempunyai tujuan yang sama dimana analisis yang digunakan adalah sangat mirip yaitu dengan menggunakan diagram anak panah.

4. PERT memusatkan perhatian pada penemuan waktu penyelesaian kegiatan yang bersifat probabilistik sehingga waktu penyelesaian proyek bisa dianalisis dengan menggunakan hukum-hukum statistik. CPM lebih memusatkan perhatiannya pada penemuan waktu percepatan suatu kegiatan dengan biaya minimum agar proyek bisa selesai dalam waktu tertentu, contohnya mengerahkan sumberdaya tambahan untuk memperpendek durasi pekerjaan.

5. PERT digunakan pada proyek yang taksiran waktu kegiatannya tidak bisa dipastikan, misal kegiatan tersebut belum pernah dilakukan atau memiliki variasi waktu yang besar. CPM digunakan apabila taksiran waktu pengerjaan setiap kegiatan dapat diketahui dengan baik, dimana penyimpangannya relatif kecil atau dapat diabaikan.

6. PERT events oriented, menggunakan pendekatan activity on node (AON). Contoh :

(19)

7. PERT mencurahkan perhatiannya di area penelitian dan pengembangan program. CPM terutama digunakan untuk program konstruksi.

8. PERT mengasumsikan sebuah distribusi probabilitas untuk waktu di tiap kegiatan sehingga kelengkapan perkiraan waktu untuk semua kegiatan diperlukan.

2.10 Persamaan CPM dan PERT

1. Menggunakan diagram anak panah untuk menggambarkan kegiatan, perencanaan, dan pengendalian proyek.

2. Mengenal istilah jalur kritis dan float (slack).

3. Memerlukan prasyarat dalam melaksanakan kegiatan.

(20)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konseptual CPM dan PERT

Perencanaan dan penjadwalan beberapa aktivitas sebuah proyek yang kesemuanya

bertujuan untuk optimalisasi pekerjaan sebuah proyek, sehingga akan ada efisiensi dari sisi

biaya maupun waktu pelaksanaan, dapat dilakukan lebih strategis dengan menggunakan

(critical path method/CPM) dan Program Evaluation and Review Technique (PERT). Kerangka

konseptual dari CPM dan PERT berdasarkan hal tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual CPM dan PERT

(21)

3.2 Kerangka Operasional CPM dan PERT

Gambar 3.2 Kerangka Operational CPM dan PERT

Kerangka operasional tersebut menunjukkan bagaimana CPM dan PERT dapat diaplikasikan, yaitu dengan cara mengidentifikasi proyek dan menyiapkan struktur pecahan kerja, membangun hubungan antara kegiatan, memutuskan kegiatan mana yang harus terlebih dahulu dan mana yang mengikuti yang lain, menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan, menetapkan perkiraan waktu dan atau biaya untuk setiap kegiatan, menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan (jalur kritis). Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek.

Identifikasi Aktivitas dan Durasi

Identifikasi Aktivitas Terdahulu

Gambarkan Diagram Network

Menetapkan perkiraan waktu Membuat Jalur

Kritis

Untuk membantu

(22)

BAB IV

LANGKAH PENGUKURAN DAN HASIL ANALISIS

4.1 Studi Kasus

Terdapat sebuah proyek pembangunan RS internasional karena ingin meningkatkan pelayanan melalui perbaikan sarana dan prasarana yang ada di RS. Berikut beberapa kegiatan yang akan dilakukan untuk memenuhi proyek tersebut:

1. Membangun komponen internal 2. Memodifikasi atap dan lantai 3. Membangun tumpukan

4. Menuangkan beton dan memasang rangka 5. Membangun pembakar temperature tinggi 6. Memasang sistem kendali polusi

7. Membangun alat pencegah polusi udara 8. Pemeriksaan dan pengujian

Dengan batas waktu penyelesaian proyek selama 26 minggu, maka dapat dilakukan perhitungan waktu pelaksanaan proyek berdasarkan metode PERT-CPM.

4.2 Langkah Analisa PERT-CPM

1. Menentukan waktu aktifitas (optimistic time, pessimistic time, most likely time) Optimistic time (a) merupakan waktu terpendek kejadian yang mungkin dapat diselesaikan

Pessimistic time (b) merupakan waktu terpanjang kejadian yang mungkin dibutukan dalam penyelesaian proyek/kegiatan dengan asumsi bahwa segalanya bisa saja berjalan tidak sesuai rencana.

(23)

2. Menentukan expected time

Expected time merupakan waktu yang diharapkan untuk dapat menyelesaikan aktifitas. Expected time dapat dihitung menggunakan rumus:

� = + 4� +6

(24)

3. Menghitung varians dari tiap kegiatan

Varians dari tiap kegiatan dapat dihitumh menggunakan rumus:

(25)

4. Menentukan Critical Path dengan menghitung Earliest Start Time, Earliest Finish Time, Last Start Time, dan Last Finish Time

5. Menghitung Slack atau kelonggaran waktu tiap kegiatan Slack dapat dihitung dengan rumus: LF- EF atau LS-ES

(26)

6. Identifikasi Critical Path

Garis anak panah berwarna merah menunjukkan adanya critical path dalam kegiatan tersebut.

7. Menghitung probabilitas Waktu Penyelesaian

(27)

Selanjutnya menghitung nilai deviasi normal (Z) dengan rumus:

Z = (Batas waktu-waktu penyelesaian yang diharapkan)/Standar deviasi Hasilnya dibaca pada table Z untuk melihat besar kemungkinan waktu penyelesaian proyek.

4.3 Hasil Pengukuran

(28)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) merupakan alat analisis proyek yang sudah banyak dikenal di bidang manajemen. Proyek terdiri atas serangkaian kegiatan dan beberapa diantara kegiatan tersebut saling terkait. Suatu kegiatan hanya dapat dilakukan setelah kegiatan sebelumnya selesai dilakukan. Serangkaian kegiatan tersebut dapat digambarkan dalam sebuah diagram.

CPM adalah suatu teknik analisis untuk perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek dengan metode jalur kritis dengan taksiran tunggal untuk lama satu aktivitas. Arah perhitungan CPM ialah perhitungan maju dan perhitungan mundur. Sedangkan PERT adalah suatu teknik analisis untuk mengasumsikan ketidakpastian lama waktu aktivitas yang digambarkan dengan probabilitas tertentu dan memerlukan tiga waktu taksiran untuk satu aktivitas. PERT juga memperkenalkan parameter lain yang mencoba mengukur ketidakpastian tersebut secara kuantitatif seperti standar deviasi dan varians (Imam, 1999).

Critical Path Method (CPM) dan Project Evaluation Review Technic (PERT) merupakan dua metode penjadwalan proyek yang menggunakan pendekatan berbeda dalam pengerjaanya. Dimana metode CPM menggunakan pendekatan deterministik sedangkan metode PERT menggunakan pendekatan probabilistik.

5.2 Saran

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Earl B &R.Stanton Hales. 1986. Critical Path Method Applied to Research Project Planning. Pacific Southwest Forest and Range Experiment Station. California

Chinneck, John W. 2016. PERT for Project Planning and Schedulling. Practical Optimization: a Gentle Introduction.

Chinneck, John W. 2016. Practical Optimization : a Gentle Introduction.

http://www.sce.carleton.ca/faculty/chinneck/po.html

Dannyanti, Eka. 2010. Optimalisasi Pelaksanaan Proyek Dengan Metode Pert Dan Cpm. Skripsi. Universitas Diponegoro

Gray, C.F., Larson, E., W. 2006. Project Management. Mc-Graw Hill Companies Inc.

Heizer, H., Render. 2006. “Operation Management”. Pearson/Prentice Hall.

Ndeo, Joakim. 2013. Analisis Durasi Proyek Jalan Dengan Penggabungan Metode CPM da PERT. Universitas Terbuka. Jakarta

Nugroho, Aryo Andri. 2007. Optimalisasi Penjadwalan Proyek pada Pembangunan Gedung Khusus ( Laboratorium) Stasiun karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semaran. Universitas Negeri semarang. Semarang

Project Management Institute (2013). A Guide to the Project Management Body of

Knowledge (5th ed.). Project Management Institute. ISBN978-1-935589-67-9.

Sahid, Dadang Syarif. 2012. Implementasi Critical Path Method dan PERT Analysis pada Proyek Global Technology for Local Community. Jurnal Teknologi Informasi dan Telematika Vol.5, Desember 2012, 14-22.

Saleh, Mubarak, 2010, Construction Project Scheduling and Control-2nd ed. United States, Pearson Education, hal 264.

Syahrizal dan Muhammad Rizki R. 2016. Evaluasi Penjadwalan Waktu Dan Biaya Proyek Dengan Metode PERT Dan CPM. Universitas Sumatera Utara Prasetya, Hary &Lukiastuti, Fitri. 2009.Manajemen Operasi. Medpress, Jakarta.

(30)

DISKUSI KELAS

Pertimbangan expected time yaitu Sumber Daya. Sehingga perlu diketahui kapasitas atau kemampuan organisasi terkait sumber daya manusia, alat, teknologi, informasi, dll.

Gambar

Tabel 2.1 Elemen Jaringan CPM dan PERT
Gambar 2.2 Perbedaan AON dan AOA
Gambar 2.3 Titik dalam AON
Gambar 2.4 Contoh perhitungan ES dan EF
+2

Referensi

Dokumen terkait

sebelumnya pernah dilakukan oleh Eka Dannyanti (2010) dengan jurnalnya yang berjudul “Optimalisasi Pelaksanaan Proyek dengan Metode PERT dan CPM : Studi kasus Twin

Perlunya dilakukan analisa metode PERT dan CPM pada proyek adalah untuk mengatasi masalah dalam waktu penyelesaian proyek karena adanya faktor eksternal yang menyebabkan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa dengan penggunaan metode PERT dan CPM dalam melakukan penjadwalan proyek dapat membantu

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai penerapan Metode PERT dan CPM dalam pelaksanaan proyek pembangunan jalan

Penulis tertarik untuk meneliti tentang penjadwalan pada proyek tersebut dengan menerapkan metode barchart, CPM, PERT dan Crashing Project dalam Penjadwalan dan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa dengan penggunaan metode PERT dan CPM dalam melakukan penjadwalan proyek dapat membantu

Pada metode PERT dan CPM langkah yang dapat dilakukan adalah dengan membuat network diagram, dimana usia proyek menjadi UREN pada SPLj nya dan SPL masing-masing kegiatan

ANALISIS PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE CPM DAN PERT PADA PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN STIKES MUTIARA MAHAKAM SAMARINDA Lianto1, Fitriyati Agustina2 Muhammad Noor Asnan3, Santi