• Tidak ada hasil yang ditemukan

E COMMERCE PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "E COMMERCE PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (2)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

E- COMMERCE PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

E- Commerce in Islamic Economic Perspektive

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Zein Muttaqin S.E.I., M.A.

disusun oleh :

Miqdam Maufur 13423118

Dina Amalia 14423204

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

(2)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahim,

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala Puji Syukur teruntuk Ilahi Rabbi, shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah atas Rasulullah SAW. Seluruh keluarga, kerabat, dan sahabatnya. Aamiin.

Syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena akhirnya penyusun dapat meyelesaikan makalah yang berjudul “E-Commerce Perspektif Ekonomi Islam” di Prodi Ekonomi Islam, Fakutas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia, sebagai tugas dari mata kuliah “Bahasa Indonesia” tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, penyusun ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Zein Muttaqin selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu penyusun berharap pembaca dapat memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Penyusun juga berharap makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat, terutama bagi yang membutuhkannya.

Akhirnya, semoga Allah meridhoi kegiatan penyusunan makalah ini dan memberikan manfaat bagi kita semua yang membacanya.

Yogyakarta, 7 Desember 2016

ttd,

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan masalah...2

C. Tujuan...2

D. Manfaat...2

BAB II...3

PEMBAHASAN...3

A. Definisi E-Commerce...3

B. Ruang Lingkup E-Commerce...3

C. Proses Bisnis dan Mekanisme Transaksi E-Commerce...4

D. Pinsip Muammalah dalam Islam...6

E. Transaksi As-Salam...8

F. Persamaan dan Perbedaan E- Commerce dengan As Salam...11

BAB III...13

PENUTUP...13

A. Kesimpulan...13

B. Saran...13

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman maka berkembang pula sistem teknologi dan informasi. Hal ini semakin memudahkan manusia beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi dan informasi ini dunia. Teknologi internet mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perekonomian dunia. Internet membawa perekonomian dunia memasuki babak baru yang lebih populer dengan istilah digital economics / ekonomi digital. Kebaradaannya ditandai dengan semakin maraknya kegiatan perekonomian yang memanfaatkan internet sebagai media komunikasi, kolaborasi, dan kooperasi. Perdagangan misalnya, semakin banyak mengandalkan perdagangan elektronik / electronic commerce (e-commerce). [ CITATION Asn04 \l 1057 ] bisnis skala besar diseluruh dunia, terutama di Amerika serikat, menggunakan suatu bagian tertentu dari perdagangan elektronik (electronic commerce) untuk mengendalikan transaksi antar bisnis. EDI ( Electronic Data Interchange ), yang memungkinkan pertukaran dokumen antar bagian dalam suatu perusahaan dengan bentuk yang terstandarisasi di jaringan pribadi, telah dimulai pada sekitar tahun 1960-an di Amerika Serikat. Kemudian transaksi perbankan skala besar telah lama menggunakan jaringan terdedikasi (Dedicate Networks) untuk metode-metode pertransferan dana dengan menggunakan sistem EFT (Electronic Fund Transfer), yang merupakan metode pertransferan dana secara elektonik, yang dirancang untuk mengoptimalkan pembayaran yang dilakukan secara elektronik.[ CITATION Nug06 \l 1057 ]

(5)

lakukan di 10 kota besar di Indonesia terhadap 1.213 orang dengan usia antara 18-45 tahun melalui metode phone survey. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memprediksi pertumbuhan penduduk di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 255.461.700 orang, sementara pertumbuhan pengguna internet pada tahun ini versi Asosiasi Penyelenggara Jasa Intenet Indonesia (APJII) adalah sekitar 139 juta pengguna. Hal tersebut juga merujuk pada target Kementrian Komunikasi dan Informasi yang menargetkan di tahun 2015 jumlah pengguna internet sekitar 150 juta pengguna[ CITATION BIS15 \l 1057 ].

BMI Research Head, Yoanita Shinta Devi mengungkapkan, “Pasar belanja online di Indonesia akan tumbuh hingga 57% pada tahun 2015, atau meningkat sekitar dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu”. Dilihat dari perputaran uang nya, hasil riset BMI juga menyebutkan nilai belanja online paa 2014 mencapai 21 triliun, dengan nilai belanja rata-rata per orang dalam setahun sekitar Rp. 825 ribu. “Dengan asumsi nilai belanja yang sama, maka pada tahun 2015 diprediksi akan meningkat hingga mencapai 50 triliun. Ini merupakan kondisi yang positif bagi pertumbuhan bisnis pasar belanja online Indonesia,” tutur Yoanita[ CITATION BIS151 \l 1057 ].

Saat ini, dengan semakin maraknya pengguna Internet, perdaganagn secara elektronik (e-commerce) dilakukan oleh bisnis-bisnis dengan berbagai ukuran. Maka dapat diperhatikan perkembangan teknologi informasi, sadar atau tidak, telah memberikan dampak terhadap perkembangan hukum, ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Khususnya di bidang perekonomian, perkembangan teknologi informasi telah melahirkan model transaksi baru dalam dunia perdagangan. Maka dari itu, makalah ini disusun untuk memberikan sedikit pemahaman mengenai transaksi bisnis menggunakan internet atau e-commerce yang dikaitkan dengan perspektif islam.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan transaksi bisnis e-commerce ? 2. Bagaimana transaksi bisnis e-commerce perspektif islam ? C. Tujuan

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan e-commerce

2. Menjelaskan transaksi bisnis e-commerce perspektif ekonomi Islam D. Manfaat

1. Pembaca mampu memahami e-commerce

2. Pembaca mampu memahami e-commerce perspektif ekonomi Islam

(6)

PEMBAHASAN A. Definisi E-Commerce

Menurut Asnawi (2004), e-commerce merupakan suatu transaksi komersial yang dilakukan antara penjual dan pembeli atau dengan pihak lain dalam hubungan perjanjian yang sama untuk mengirimkan sejumlah barang, pelayanan, atau peralihan hak. Transaksi komersial ini terdapat didalam media elektronik yang secara fisik tidak memerlukan pertemuan para pihak yang bertransaksi, dan keberadaan media ini dalam public network atas sistem yang berlawanan dengan private network (sistem tertutup).

Berikut adalah karakteristik e-commerce : 1. Terjadinya transaksi anatara dua belah pihak 2. Adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi

3. Internet merupakan media utama dalam proses atau mekanisme perdagangan tersebut.

Dari karakteristik tersebut terlihat jelas bahwa pada dasarnya e-commerce merupakan dampak dari perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi, dan secara signifikan mengubah cara manusia melakukan interaksi dengan lingkungannya, yang dalam hal ini terkait dengan mekanisme dagang.

E. Ruang Lingkup E-Commerce

E-commerce sebagai suatu cara untuk melakukan aktivitas perekonomian dengan infrastruktur internet memiliki jangkauan penerapan yang sangat luas. Seperti halnya internet, dimanapun dan siapapun dapat melakukan aktivitas apapun termasuk aktivitas ekonomi, e-commerce memiliki sekmentasi penerapan yang luas. Secara garis besar e-commerce saat ini diterapkan untuk melaksanakan aktivitas ekonomi business to business, business to consume, dan consumer to consumer.[ CITATION Atm02 \l 1057 ] 1. Business to business

Menurut Purbo dan Wahyudi (2001) Business to business merupakan sistem komunikasi bisnis online antar pelaku bisnis atau dengan kata lain transaksi secara elektronik antar perusahaan (pelaku bisnis) dan dalam kapasitas atau volume produk yang besar. Para pengamat e-commerce mengaui bahwa akibat terpenting dengan adanya sistem komersial yang berbasis web tampak pada aspek business to business. Aktivitas e-commerce dalam ruang lingkup ini ditujukan untuk menunjang kegiatan para pelaku bisnis itu sendiri.

(7)

Business to consumer dalam e-commerce merupakan suatu transaksi bisnis secara elektronik yang dilakukan pelaku usaha dan pihak konsumen untuk memenuhi suatu kebtuhan tertentu dan pada saat tertentu [ CITATION Atm02 \l 1057 ]. Banyak cara yang digunakan untuk melakukan pendekatan dengan pihak konsumen, antara lain dengan mekanisme toko online atau bisa juga dengan menggunakan konsep portal seperti yang sedang meledak di Indonesia pada saat ini, seperti LAZADA, Traveloka, dll.

3. Consumer to consumer

Consumer to consumer merupakan transaksi bisnis secara elektronik yang dilakukan antar konsumen untuk memenuhi suatu kebutuhan tertantu dan pada saat tertentu pula [ CITATION Dia01 \l 1057 ]. Segmentasi consumer to consumer ini sifatnya lebih khusus karena transaksi dilakukan oleh konsumen ke konsumen yang memerlukan transaksi. Seperti OLX, Toko Pedia, dll.

F. Proses Bisnis dan Mekanisme Transaksi E-Commerce

Ada beberapa tahapan dalam transaksi e- commerce menurut Syafruddin (2013) yaitu:

1. Information sharing. Dalam proses ini prinsip penjual adalah mencari dan menjaring calon pembeli sebanyak-banyaknya. Sementara pembeli berusaha sedapat mungkin mencari informasi produk atau jasa yang dibutuhkan.

2. Pemesanan produk atau jasa secara elektronik. Kedua belah pihak yang melakukan transaksi akan membuat perjanjian. Aktivitas pembelian antara penjual dan pembeli ini biasanya dilakukan melalui jaringan tertentu seperti EDI (Eletctronik data Interchange) atau ekstranet.

(8)

Gambar 1. Ilustrasi Transaksi E-Commerce

Penjelasan dari ilustrasi di atas adalah sebagai berikut:

1. Pembeli menentukan spesifikasi barang yang akan di beli (biasanya gambar barang atau contoh barang dipampang di suatu situs);

2. Pembeli melakukan pemesanan barang dengan tertentu sesuai harga yang tertera;

3. Pembeli membayar harga sesuai dengan kesepakatan, biasanya dengan cara transfer yang melibatkan pihak bank atau melalui internet atau sms banking

Menurut Mustofa (2012), ilustrasi lain dari proses transaksi elektonik adalah sebagai berikut:

1. Konsumen meletakkan barang belanjaannya dengan memilih item dari sebuah situs dan memasukkannya dalam troli belanja, ketika pembeli melakukan request, maka situs akan me-replay berdasarkan total barang yang dipesan, harga jumlah, total harga dan sampai nomor urut transaksi; 2. Pembeli mengirimkan pemesanan barang, termasuk di dalamnya

melengkapi data pembayaran. Informasi pembayaran ini akan terenkripsi menggunakan pipeline Software socket Layer (SSL) yang terpasang antara browser Web pembeli dan sertifikat Web SSL penjual;

(9)

4. Penjual mengonfirmasi dan segera mengirimkan barang atau jasa kepada pembeli;

5. Selanjutnya penjual me-request pembayaran, mengirimkan request tersebut ke payment gateway yang menangani proses pembayaran menggunakan processor.

6. Transaksi disetel atau diteruskan oleh pihak bank untuk segera mendeposit saldo rekening penjual di bank.

Model transaksi di atas melibatkan beberapa pihak, yaitu:

1. Pembeli, biasanya memiliki infrastruktur pemegang kartu pembayaran elektronik seperti kartu kredit atau ATM;

2. Isuuer (perusahan yang mengeluarkan kartu kredit bagi pembeli), merupakan bank yang menyediakan perangkat pembayaran kepada pembeli. Issuer ini bertanggung jawab terhadap pembayaran debet cardholder (pemegang kartu);

3. Merchant (penjual atau pelaksana bisnis), merupakan situs e-commerce yang menjual berbagai produk dan jasa kepada para pemegang kartu di situs web. Seorang merchant yang membuka diri untuk menerima pembayaran secara elektronik menggunakan kartu harus memiliki merchant account internet melalui pihak acquirer;

4. Acquirer, institusi keuangan yang membuatkan akun sebagai seorang merchant dan memproses otorisasi sampai pembayaran secara utuh dilakukan. Pihak acquirer ini melaksanakan otorisasi kepada merchant yang memiliki akun aktif dan melakukan transaksi pembelian dari kartu pembeli yang tidak melebihi waktu limitnya. Acquirer juga melakukan transfer pembayaran secara elektronis ke rekening pihak penjual dan selanjutnya ditagihkan pihak issuer melalui lintas jaringan pembayaran secara khusus;

5. Payment Gateway pihak ini bertindak sebagai provider pihak ketiga dan bertanggung jawab menyediakan sistem gateway pengolahan pembayaran merchant. Pihak ini bertindak sebagai interface (pengantara) antara situs e-commerce dengan sistem pengolahan keuangan dari acquirer;

G. Pinsip Muammalah dalam Islam

(10)

Ada beberapa prinsip dalam Islam yang berkaitan dengan kontrak muamalah yaitu [ CITATION Uto03 \l 1057 ] :

a. Asas kerelaan dari semua pihak yang terkait (an-taradin).Oleh karena itu setiap transaksi yang dilakukan karena unsur paksaan dan tekanan tidak sah. Kecuali dalam hal publik atau negara membutuhkan adanya transaksi jual beli barang atau jasa dengan harga standard terutama karena adanya faktor pelanggaran etika bisnis seperti penimbunan sembako.

b. Larangan praktek penipuan dan pemalsuan, temasuk dalam hal ini memakan harta orang lain secara batil. Termasuk dalam hal ini sumpah, janji iklan, penawaran dan promosi dengan barang atau jasa ataupun harga palsu.

c. Tradisi, prosedur, sistem, konvensi ,norma, kelaziman dan kebiasaan bisnis yang belaku tidak betentangan dengan prinsip syariah seperti praktek riba dan spekulasi yang merupakan asas pengikat dan komitmen dalam bisnis. Hal ini berdasarkan kaidah uuhul fiqh (alma’ruuf bainat tujjari kalmasyruti bainahum) yang artinya tradisi yang berlaku di kalangan pebisnis diakui sebagai komitmen lazim yang mengikat

d. Transaksi didasari atas dasar niat dan iktikad baik serta menghindari kelicikan dan akal-akalan (moral hazard) dengan mencari celah hukum dan ketentuan seharusnya. Ini pernah dilakukan oleh kaum Yahudi, ketika Allah melarang lemak bagi mereka. Kemudian mereka menjadikan lemak tersebut minyak dan dijual serta memakan hasil penjualannya, maka Allah melaknat mereka atas sikap culas mereka tersebut.

e. Deal atau kesepakatan dilangsungkan secara serius, konsekuen, komit dan konsisten.

f. Transaksi didasarkan atas dasar prinsip keadilan dan toleransi.

(11)

H. Transaksi As-Salam

Secara bahasa as-salam atau as-salaf berarti pesanan. Secara terminologis para ulama mendefinisikannya dengan: “Menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda, atau menjual suatu (barang) yang ciri-cirinya jelas dengan pembayaran modal lebih awal, sedangkan barangnya diserahkan kemudian hari ” [ CITATION Ant01 \l 1057 ].

Para ahli fiqh berbeda pendapat dalam mendefinisikan transaksi as-salam. Perbedaan ini didasari oleh perbedaan persyaratan yang dikemukakan oleh masing-masing mereka. An-Nawawi, mengemukakan bahwa as-salam merupakan transaksi atas sesuatu yang masih berada dalam tanggungan dengan kriteria-kriteria tertentu dan pembayaran dilakukan . Dalam definisi tadi tidak disebutkan bahwa sesuatu yang berada dalam tanggungan tersebut diserahkan kemudian, karena menurutnya transaksi as-salam juga boleh dengan penyerahan barang segera.

Menurut al-Qurthubi, as-salam merupakan transaksi jual beli atas sesuatu yang diketahui dan masih berada dalam tanggungan dengan kriteria-kriteria tertentu dan diserahkan kemudian dengan pembayaran harga segera/tunai atau dihukumkan sama dengan segera/tunai.

Menurut pendapat kebanyakan ahli fiqh transaksi as-salam boleh namun bertentangan dengan qiyas. Hal ini merupakan suatu dispensasi untuk kemashlahatan dan kemudahan bagi manusia dari kaidah larangan memperjualbelikan sesuatu yang tidak ada yang diambil dari hadist.

Terlepas dari perbedaan pendapat di atas, transaksi as-salam boleh dilaksanakan sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah atas dasar, bahwa: 1. Di dalam transaksi as-salam terdapat unsur yang sejalan dengan upaya

merealisasikan kemaslahatan perekonomian (mashlahah al-iqtishadiyyah). 2. Transaksi as-salam merupakan rukhsah (suatu dispensasi atau sesuatu yang

meringankan) bagi manusia.

3. Transaksi as-salam memberikan kemudahan kepada manusia

Bai` As-salam harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya [ CITATION Ant01 \l 1057 ]:

1. Pembayaran dilakukan di muka (kontan)sebagaimana dapat dipahami dari namanya, yaitu as salam yang berarti penyerahan, atau as salaf, yang artinya mendahulukan, maka para ulama' telah menyepakati bahwa pembayaran pada akad as salam harus dilakukan di muka atau kontan. 2. Dilakukan pada barang-barang yang memiliki kritera yang jelas diketahui

bahwa akad salam ialah akad penjualan barang dengan kriteria tertentu dan pembayaran di muka.

(12)

4. Penentuan tempo penyerahan barang pesanan tidak aneh bila pada akad salam, kedua belah pihak diwajibkan untuk mengadakan kesepakatan tentang tempo pengadaan barang pesanan.

5. Barang pesanan tersedia di pasar pada saat jatuh tempopada saat menjalankan akad salam.

6. Barang pesanan adalah barang yang pengadaannya dijamin pengusaha yang dimaksud dengan barang yang terjamin adalah barang yang dipesan tidak ditentukan selain kriterianya.

Dalam pembahasan ini, akan diuraikan unsur-unsur yang harus ada dalam transaksi as-salam yaitu pertama tentang sighat transaksi, kedua tentang pelaku transaksi dan ketiga tentang obyek transaksi [ CITATION Ant01 \l 1057 ] :

1. Sighat transaksi.

Sighat merupakan pernyataan ijab kabul. Ijab merupakan pernyataan yang keluar terlebih dahulu dari salah seorang yang melakukan transaksi yang menunjukkan atas keinginan untuk melakukan transaksi. Sedangkan kabul pernyataan dari pihak kedua yang menunjukkan atas kerelaan nya menerima pernyataan pertama.

Pernyataan ijab kabul ini dapat dilakukan dengan cara lisan, tulisan atau isyarat yang memberi pengertian dengan jelas tentang adanya ijab kabul dan dapat juga berupa perbuatan yang telah menjadi kebiasaan dalam ijab kabul.. al-kasani berpendapat bahwa tulisan sama dengan ungkapan bagi orang yang tidak hadir dan seakan-akan dia sendiri yang hadir. Dengan demikian transaksi assalam dapat dilakukan dengan segala macam pernyataan yang dapat dipahami oleh kedua belah pihak yang melakukan transaksi baik dalam bentuk perkataan, perbuatan, isyarat maupun dalam bentuk tulisan.

2. Pelaku transaksi

Pelaku transaksi atau pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi salam sama dengan jual beli pada umumnya yaitu pembeli/pemesan atau juga disebut dengan rab assalam atau muslim dan penjual yang disebut dengan muslam ilaihi.

Ulama fiqih sepakat bahwa orang yang mengadakan transaksi jual beli harus orang yang memiliki kecakapan melakukan tindakan-tindakan hukum. Oleh karena itu tidak sah jual beli yang dilakukan oleh anak kecil yang belum berakal, orang gila, rusak akalnya , mabuk, orang sedang tidur, pingsan , pemboros dan dungu.

3. Obyek transaksi

(13)

Para ahli fiqh menentukan bahwa obyek transaksi harus merupakan harta yang memiliki nilai dan manfaat menurut syara bagi pihak-pihk yang melakukan transaksi. Termasuk dalam kategori harta dalam pandangan jumhur ulama adalah jasa atau manfaat. Di samping nilai manfaat juga, benda tersebut memiliki kesucian zat. oleh karena itu dilarang melakukan transaksi terhadap barang najis seperti khamar, babi bangkai dan berhala-berhala. Namun mazhab Hanafy mengecualikan barang-barang yang dipandang kotor dan najis, selama masih dapat dimanfaatkan, maka boleh untuk diperjualbelikan. Seperti menjual kotoran binatang untuk pupuk tanaman Dengandemikian secara tegas dapat dikatakan bahwa pada dasarnya semua benda dianggap ada manfaatnya, dan oleh karena itu dapat diperjuabelikan. Kemudian terhadap benda yang dianggap tidak ada manfaatnya dan tidak boleh diperjualbelikan, jika nyata-nyata merusak atau ada ada keterangan nash yang menjelaskannya. Di samping ketentuan-ketentuan yang diatur dalam jual beli, dalam transaksi salam juga diatur tentang pembayaran atau harga (ra’s mal). Para ulama sepakat ra’s mal harus diketahui oleh para pihak dalam transaksi baik jenis maupun kadarnya.

I. Persamaan dan Perbedaan E- Commerce dengan As Salam

Mempersamakan transaksi e-commerce dengan salam tidak sepenuhnya dapat dilakukan. Dalam hal ini yang sama hanyalah ketiadaan barang semata, belum kepada sistem pembayarannya. Perbedaan mencolok mengenai sistem pembayarannya dalam salam dan e-commerce adalah pembayaran pada yang disebut pertama dilakukan dalam serah terima oleh kedua pihak yang bertransaksi. Sedang yang disebut terakhir pembayaran terjadi dengan perantaraan wakil. Aplikasi wakil dalam pembayaran ini mengambil peran pihak bank sebagai penyedia jasa inkaso atau transfer uang. Penggunaan wakil dalam pembayaran dalam transaski e-commerce dianggap sah karena telah memenuhi: ada sesuatu yang diwakilkan sesuatu yang diwakilkan mungkin untuk diwakilkan ada pihak yang mewakili akad perwakilan. Dalam hal ini pihak wakil dan yang diwakili serta sesuatu yang diwakilkan juga harus memenuhi syarat sahnya perwakilan. Pelaksanaan transaksi bisnis dalam e-commerce, secara sekilas hampir sama dengan transaksi salam dalam hal pembayaran dan penyerahan komoditi yang dijadikan sebagai obyek transaksi. Oleh karena itu untuk mengetahui dengan jelas apakah transaksi e-commerce sejajar dengan prinsip-prinsip transaksi dalam transaksi salam, maka dapat dapat dicermati melalui pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi, proses pernyataan kesepakatan dalam transaksi dan obyek transaksi[ CITATION Asn04 \l 1057 ].

(14)

Tabel 1. Persamaan dan Perbedaan E-Commerce dengan As-Salam diperlukan hal tersebut tidak akan merusak atau membatalkan transaksi, bahkan untuk keberadaan saksi sangat dianjurkan dalam transaksi ini.

2

Pernyataan

kesepatakan Adanya pernyataan kesepakatan sebagai manifestasi dari kerelaan kedua belah pihak yang bertransaksi

Dilakukan melalui media elektronik dan internet

Sumber : Haris Faulidi Asnawi, Transaksi bisnis E-Commerce Persfektif Islam Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2004

(15)

A. Kesimpulan

E-commerce merupakan suatu transaksi komersial yang dilakukan antara penjual dan pembeli atau dengan pihak lain dalam hubungan perjanjian yang sama untuk mengirimkan sejumlah barang, pelayanan, atau peralihan hak. Transaksi komersial ini terdapat didalam media elektronik yang secara fisik tidak memerlukan pertemuan para pihak yang bertransaksi, dan keberadaan media ini dalam public network atas sistem yang berlawanan dengan private network (sistem tertutup). Terdapat beberapa karakteristik dari e-commerce, yaitu terjadinya transaksi anatara dua belah pihak, adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi dan internet merupakan media utama dalam proses atau mekanisme perdagangan tersebut.

Transaksi e-commerce dalam prakteknya hampir sama dengan transaksi salam menurut ajaran agama Islam. Jadi transaksi e-commerce menurut perspektif Islam adalah transaksi as salam. Artinya bahwa transaksi e-commerce ini secara hukum boleh dilaksanakan, apabila syarat dan rukunnya sudah terpenuhi seperti halnya transaksi as-salam. Akan tetapi transaksi as salam ini tidak sepenuhnya sama dengan transaksi e-commerce, ada beberapa persamaan dan juga perbedaan.

B. Saran

Perkembangan teknologi banyak mempengaruhi perilaku dan gaya hidup masyarakat, termasuk juga dalam jual beli. Ada beberapa dampak negatif dan positif dari perkembangan teknologi terhadap transaksi jual beli. Maka dari itu penyusun menghimbau agar pembaca lebih berhati-hati dalam bertransaksi, khususnya bertransaksi secara online. Juga prinsip-prinsip muamalah dalam islam juga dipraktikkan saat bertransaksi online ( e-commerce).

(16)

Aang Arif Wahyudi, O. (2001). Mengenal E-commerce. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani.

Asnawi, H. F. (2004). Transaksi Bisnis E-commerce Perspektif Islam. Yogyakarta: Magistra Insania Press.

Atmojo, P. D. (2002). Internet untuk bisnis I. Yogyakarta: Dirkomnet Training.

Diana, A. (2001). Mengenal E- Business. Yogyakarta: Andi.

Mustofa, I. (2012). TRANSAKSI ELEKTRONIK (E-COMMERCE). Jurnal Hukum Islam (JHI) Volume 10, 157-180.

Nugroho, A. (2006). e-Commerce (Memahami Perdagangan Modern di Dunia Maya) . Bandung: INFORMATIKA.

Syafruddin. (2013). E-COMMERCE DALAM TINJAUAN FIQH. arsip.badilag, 1-27.

Utomo, S. B. (2003). Fiqh Aktual, Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer. Jakarta: Gema Insani.

Gambar

Gambar 1. Ilustrasi Transaksi E-Commerce
Tabel 1. Persamaan dan Perbedaan E-Commerce dengan As-Salam

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian terhadap beberapa varietas padi unggul diketahui bahwa semua varietas padi unggul baik yang digiling dengan gilingan kecil, RMU maupun gilingan besar masuk

Sekolah Ramah Anak (SRA) merupakan salah satu indikator Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan

Berdasarkan hasil wawancara dengan in- forman adanya sistem rujuk balik tenaga medis merasa cukup terbantu, dokter yang merujuk dapat mengetahui perawatan yang diterima oleh pasien

Terkait dengan semakin beragamnya media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar, pemilihan media hendaknya memperhatikan beberapa prinsip, yaitu: (a)

35 Ibid... 1) Pertama, larangan menerima pinangan (khitbah). Laki-laki asing tidak diperbolehkan meminang perempuan yang sedang dalam masa iddah secara terang-terangan,

(Untuk kelancaran proses pencairan dana bantuan, Rekening BNI atas nama calon penerima harus aktif. Bagi calon penerima, ketika pengusulan tidak mencantumkan rekening BNI,

Dari gambar kurva resistansi – temperatur yang telah mengalami proses penuaan pada berbagai temperatur terlihat bahwa resistans turun dengan turunnya temperatur,

Selain melihat keindahan matahari terbit dari Puncak 1 dan 2 pananjakan Bromo serta kawah Gunung Bromo yang mengeluarkan asap belerang putih yang terkenal tersebut ,obyek wisata