HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KINERJA TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO
Yuckho V.R. Silanno*, Nova Kapantow*, Johan Josephus*
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK
Beban kerja merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan tugas, lingkungan kerja dimana digunakan sebagai tempat kerja. Mengingat kerja manusia bersifat fisik dan mental, makan masing-masing mempunyai tingkat pembebanan yang berbeda -beda. Kinerja mempengaruhi secara kualitas dan kuantitas dalam melaksanakan tugasnya . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Bahu. Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan desain studi potong lintang. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Bahu Kota Manado pada bulan Mei-oktober 2014. Total populasi adalah 50 Tenaga Kesehatan dan sampel pada penelitian ini adalah 40 tenaga kesehatan yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, untuk pertanyaan beban kerja di isi oleh tenaga kesehatan dan pertanyaan kinerja diisi oleh Kepala Puskesmas. Pengolahan data dengan menggunakan program komputer, dengan analisis statistik menggunakan Uji chi square yang disajikan dalam bentuk tabel. Dari hasil olah data diperoleh bahwa tenaga kesehatan yang memiliki beban kerja berat berjumlah 13 responden (32,5%), beban kerja ringan 27 responden (67,5%) dan kinerja baik 33 responden (82,5%), kinerja tidak baik 7 responden (17,5%), dengan α = 0,003. Terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Bahu Kota Manado. Tenaga kesehatan harus memperhatikan kondisi tubuh dalam melaksanakan aktifitas kerja yang dilakukan setiap hari, dan harus disesuaikan antara beban kerja dengan kemampuan kerja agar tidak menimbulkan beban kerja yang berlebihan sehingga dapat mempengaruhi kinerja tenaga kesehatan.
Kata Kunci: Beban Kerja, Kinerja Tenaga Kesehatan
ABSTRACT
Load of work comes from the interaction between work demand and work environment. The load itself has its level because mostly the work that people does is from physical or mental. Performance can influence people while working and also can influence its quality and quantity. The goal of this research is to know the connection between the load of work and performance of health workers specifically in Puskesmas Bahu. In this research is observational analytic that is designed with cross-sectional study design. This resea rch is conducted at Puskesmas Bahu, Manado City, and During May-October 2014. Population of workers is 50 and the sample is from 40 workers who are fulfilling the criteria of Inclusion and Exclusion. Data collection is taken by using questionnaire. For the questions of work load, the answers are from the workers, yet, the question about performance is coming from the head of Public Health Center. Result: data processing is got by using computer program and statistical data is got by using Chi Square test that is shown in a table form. From the data, it is known that there are 13 workers that have high work load (32,5%), 27 workers that have light work load (67,5%) and the best performance is got by 33 workers (82,5%), worse performance is got by 7 workers (17,5%) with the a = 0,003. There is an important connection between work load and performance in Puskesmas Bahu. There is an important connection between work load and performance in Puskesmas Bahu. Health workers have to give some attention to their condition while doing the routines every day and also workers must do the work by considering their condition and health, this will make the work easier and will not make work load that will influence their performance.
PENDAHULUAN
Kebijakan pembangunan kesehatan
ditujukan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi seluruh
masyarakat termasuk masyarakat pekerja.
(Kemenkes, 2013). Menurut
Undang-undang kesehatan No 36 Tahun 2009
Pasal 164 Ayat 1 mengatakan bahwa
upaya kesehatan kerja ditujukan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerja. Penyelenggaraan upaya
kesehatan kerja di Puskesmas merupakan
bagian dari upaya pencapaian tujuan di
atas dan merupakan upaya
pengembangan sesuai dengan keadaan
dan permasalahan yang ada di wilayah
Puskesmas atau spesifik lokal sehingga
untuk saat ini upaya kesehatan kerja lebih
difokuskan pada puskesmas di kawasaan
industri. Upaya kesehatan kerja
diharapkan dapat diintegrasikan dalam
pokok kegiatan yang wajib dilaksanakan
di Puskesmas. (Kemenkes, 2013)
Sumber daya manusia kesehatan
adalah tenaga kesehatan profesi termasuk
tenaga kesehatan strategis dan tenaga
kesehatan non profesi serta tenaga
pendukung/penunjang kesehatan yang
terlibat dan bekerja serta mengabdikan
dirinya seperti dalam upaya manajemen
kesehatan. (Kemenkes, 2009). Upaya
pemenuhan kebutuhan sumber daya
jumlah jenis maupun kualitas tenaga
kesehatan yang di butuhkan. Selain itu,
distribusi tenaga kesehatan masih belum
merata. Jumlah dokter Indonesia masih
termasuk rendah yaitu 19 per 100.000
penduduk bila dibandingkan dengan
negara lain di ASEAN, seperti filipina 58
per 100.000 penduduk dan malaysia 70
per 100.000 pada tahun 2007. (Depkes,
2009)
Kinerja (prestasi kerja) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Faktor yang mempengaruhi
kinerja adalah faktor individu dan faktor
lingkungan. (Mangkunegara, 2012).
Beban kerja merupakan sesuatu yang
muncul dari interaksi antara tuntutan
tugas-tugas, lingkungan kerja dimana
digunakan sebagai tempat kerja,
keterampilan, perilaku dan persepsi dari
pekerja. (Tarwaka, 2010). Beban kerja
karyawan perlu diperhatikan agar tidak
terjadi over yang dapat menimbulkan
stres dan dapat berakibat pada
menurunya kinerja karyawan.
(Mudayana, 2012)
Berdasarkan hasil wawancara
dengan salah satu pegawai yang ada di
Puskesmas Bahu bahwa pekerjaan yang
dilakukan tenaga kesehatan masih
jumlah pasien meningkat dan fasilitas
yang mendukung aktivitas kerja masih
kurang baik, membuat pekerjaan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak
maksimal, jika berkelanjutan akan
mempengaruhi kinerja tenaga kesehatan
yang berujung pada penurunan kualitas
pelayanan. Mengingat kerja manusia
bersifat mental dan fisik, maka
masing-masing mempunyai tingkat pembebanan
yang berbeda-beda. (Tarwaka, 2010)
Berdasarkan uraian diatas
peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan antara beban
kerja dengan kinerja tenaga kesehatan di
Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang,
Manado.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
observasional analitik dengan desain
Cross sectional study atau studi potong lintang. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Mei sampai Oktober 2014 di
Puskesmas Bahu Kota Manado.
Penelitian ini dilakukan pada semua
Tenaga Kesehatan yang ada di
Puskesmas Bahu. Jumlah populasi
responden dari penelitian ini berjumlah
50 orang tenaga kesehatan dan sampel
pada penelitian ini 40 orang tenaga
kesehatanyang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi. Pengumpulan data beban
kerja tenaga kesehatan dilakukan oleh
peneliti melalui wawancara langsung
pada responden dan menjalankan
kuesioner beban kerja pada responden.
Pengumpulan data kinerja tenaga
kesehatan dilakukan oleh peneliti melalui
wawancara langsung dengan Kepala
Puskesmas Bahu dan memberikan
kuesioner kepada Kepala Puskesmas
untuk menilai kinerja tenaga kesehatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan di
Puskesmas Bahu maka di peroleh sampel
40 responden dari populasi 50 responden.
Seluruh responden yang menjadi sampel
penelitian merupakan tenaga kesehatan.
Pengambilan data pada 40 responden
yang bersedia menjadi subjek penelitian
berkisar 25 – 60 tahun. Umur responden
dikelompokan menjadi 4 kelompok umur
yang pada umur 25 – 34 tahun memiliki
presentase terbanyak yaitu 14 responden
(35 %), sedangkan pada umur 55 – 60
tahun memiliki persentase terkecil yaitu
sebesar 3 responden (7,5%). Menurut
sumamur (1984) dalam tarwaka 2010,
bahwa kemampuan kerja seorang tenaga
kerja berbeda antara satu dengan yang
lain dan tergantung dari salah satu faktor
yaitu umur tenaga kerja yang
bersangkutan. Dalam penelitian ini
karakteristik responden menurut jenis
kelamin memiliki presentase mulai dari
33 responden (82,5%) dan presentase
jenis kelamin laki-laki berjumlah 7
responden (17,5%).
Adanya tingkat pembebanan yang
berbeda-beda dan tingkat pembebanan
yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan
intensitas masa kerja meningkat yang
memungkinkan terjadinya pembebanan
yang optimum yang dirasakan pekerja
(Tarwaka, 2010). Masa kerja responden
dari hasil pengumpulan data memiliki
presentase terbesar pada masa kerja 1 –
10 tahun dengan presentase 17 responden
(42,5%) dan masa kerja 31 – 35 tahun
dengan presentase terkecil 3 responden
(7,5%). Tingkat pendidikan responden
dari hasil pengumpulan data memiliki
presentase terbesar diploma 22 responden
(55%) dan presentase terkecil magister 1
responden (2,5%).
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan pada 40 orang tenaga
kesehatan puskesmas bahu didapati 13
responden (32,5%) yang memiliki beban
kerja berat dan 27 responden (67,5%)
memiliki beban kerja ringan. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh
Haryantidan kawan – kawan (2013)
menggunakan desain deskriptif korelasi
mengenai hubungan beban kerja dan
stres kerja perawat di instalasi gawat
darurat RSUD kabupaten semarang
dengan hasil penelitian didapatkan beban
kerja perawat sebagian besar tinggi yaitu
sebanyak 27 responden (93,1%) dan stres
kerja perawat sebagian besar adalah stres
sedang sebanyak 24 responden (82,8%).
Tabel 1. Distribusi Responden
Berdasarkan Beban Kerja
Tenaga Kesehatan.
Beban kerja n %
Beban kerja berat 13 32,5
Beban kerja ringan 27 67,5
Total 40 100
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan pada 40 orang tenaga
kesehatan puskesmas bahu didapati 33
responden (82,5%) untuk kinerja baik
dan 7 responden (17,5%) untuk kinerja
tidak baik. Kasim (2013) dalam
penelitiannya yang berjudul disiplin
waktu dengan kinerja pelayanan
kesehatan di puskesmas Tataba Kec.
Buko Kabupaten Banggai Kepulauan
menyatakan bahwa kinerja pelayanan
kesehatan yang baik dipengaruhi oleh
disiplin waktu yang baik. Sebaliknya,
jika disiplin waktu yang kurang baik,
dapat mempengaruhi kinerja pelayanan
kesehatan.
Tabel 2. Distribusi Responden
Berdasarkan Kinerja
Tenaga kesehatan.
Kinerja n %
Kinerja baik 33 82,5
Kinerja tidak baik 7 17,5
Total 40 100
Untuk melihat hubungan antara beban
hipotesis dengan menggunakan uji chi square dengan melihat nilai Fisher’s
Exact Test. Hasil uji dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hubungan beban kerja dan
kinerja tenaga kesehatan.
Beban kerja
Kinerja
Nilai P
Kinerja tidak baik Kinerja baik
n % n % %
Beban kerja berat 6 46,2 7 53,8 100
0,003
Beban kerja ringan 1 3,7 26 96,3 100
Total 7 33 40
*Uji Fisher Exact
Berdasarkan tabel 3 di atas
menunjukan bahwa beban kerja berat
sebanyak 6 responden (46,2%) memiliki
kinerja tidak baik, dan beban kerja
ringan sebanyak 1 responden (3,7%)
memiliki kinerja tidak baik. Beban kerja
berat sebanyak 7 responden ( 53,8%)
memiliki Kinerja baik dan beban kerja
ringan dengan kinerja baik sebanyak 26
responden (96,3%).
Hasil uji statistik diperoleh
dengan menggunakan uji khi kuadrat
(chi-squer) dan melihat nilai Fisher’s
Exact Test denganbantuan program
komputer menghasilkan nilai p 0,003 (p
<0,05). Sehingga ada hubungan antara
beban kerja dengan kinerja tenaga
kesehatan di puskesmas bahu.
Penelitian yang mendukung
hasil penelitian ini yang dilakukan oleh
Febriyanti (2013) tentang Hubungan
antara Beban kerja dengan Kinerja pada
karyawan balai permasyarakatan kelas 1
jakarta selatan (BAPAS) di Jakarta
Timur. Hasil penelitian menunjukan
terdapat hubungan antara beban kerja
dengan kinerja pada karyawan Balai
Pemasyarakatan Kelas 1 jakarta selatan.
Penelitian yang dilakukan oleh Solikhah
(2012) tentang Hubungan Kelelahan
kerja dengan kinerja perawat di bangsal
rawat inap rumah sakit islam fatimah
kabupaten cilacap tergolong dalam
tingkat kelelahan yang tinggi dengan
persentase tingkat kelelahan 63,8%.
Meningkatnya kelelahan dapat memicu
menurunnya kinerja.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan di Puskesmas Bahu Kota
Manado mengenai hubungan antara
beban kerja dengan kinerjatenaga
kesehatan, maka dapat ditarik
1. Beban kerja tenaga kesehatan yang
memiliki beban kerja berat
sebanyak 32,5% dan beban kerja
ringan 67,5%.
2. Kinerja tenaga kesehatan yang
memiliki kinerja baik sebanyak
82,5% dan kinerja tidak baik
sebanyak 17,5%.
3. Terdapat hubungan antara beban
kerja dengan kinerja tenaga
kesehatan di puskesmas bahu kota
manado.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan penelitian
dapat diberikan saran-saran sebaga
iberikut:
1. Diharapkan tenaga kesehatan yang
ada di puskesmas bahu perlu
memperhatikan kondisi tubuh dalam
melaksanakan aktifitas kerja yang
dilakukan setiap hari, dan harus
disesuaikan antara beban kerja
dengan kemampuan kerja agar tidak
mempengaruhi kinerja.
2. Diharapkan tenaga kesehatan yang
ada di Puskesmas Bahu dapat
mempertahankan dan meningkatkan
kinerjanya dengan beban kerja yang
telah di tetapkan dan ditugaskan.
3. Diharapkan tenaga kesehatan yang
memiliki beban kerja berlebihan dan
kinerja yang kurang untuk bias
memiliki waktu istirahat yang cukup
agar supaya dapat meningkatkan
kinerja yang baik.
4. Penelitian ini perlu dikembangkan
lebih lanjut dengan menggunakan
variabel lain untuk mengukur beban
kerja dan kinerja tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Febriyanti. B, 2013. Hubungan antara
Beban Kerja dengan Kinerja pada Karyawan Balai Permasyarakata Kelas 1 Jakarta Selatan (BAPAS) Di Jakarta Timur. Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
(JPEB) Vol. 1 No. 2 Oktober
2013 Hal. 104-116.
(Online)http://www.jpeb.net/attac
hment/article/30/07%20BAHIRA
H.pdf. Diakses pada tanggal 29
september 2014.
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2009. Sistem
Kesehatan Nasional. Jakarta. Haryanti, Aini. F, Purwaningsih. P,
2013. Hubungan antara Beban
Kerja dengan Stres Kerja Perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Semarang. Jurnal Manajemen Keperawatan Vol. 1 No. 1 Mei
2013 Hal. 48-56. (Online)
http://jurnal.unismu.ac.id/index.ph
p/JMK/article/view/949.pdf.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
81/MENKES/SK/I/2004.
Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Provinsi, Kota/Kabupaten, serta Rumah Sakit. 13 Januari 2004. Jakarta. (Online)
https://www.academia.edu/49443
61/keputusan_menteri_kesehatan_
republik_indonesia_nomor_81_m
enkes_sk_i_2004_tentang_pedom
an_penyusunan_perencanaan_su
mber_daya_manusia_kesehatan_d
i_tingkat_propinsi_kabupaten_kot
a_serta_rumah_sakit_menteri_kes
ehatan_republik_indonesia.
Diakses pada tanggal 29
september 2014
Kasim. S, 2013. Hubungan Disiplin
Waktu denganKinerja Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Tataba Kecamatan Buko Kabupaten Banggai Kepulauan. Ejournal Keperawatan (e-Kp) Vol. 1 No. 1
Agustus 2013 Hal.1-6. (Online)
http://download.portalgaruda.org/
article.php?article=141035&val=5
798.pdf. Diakses pada tanggal 29
September 2014.
Mudayana. A. A, 2012. Hubungan
Beban Kerja dengan Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul. Jurnal KESMAS
Universitas Ahmad Dahlan Vol 6.
No. 1 Januari 2012 Hal. 35-40.
(Online)
http://download.portalgaruda.org.
php?article=123532&val=5543.pd
f. Diakses pada tanggal 29
September 2014.
Mangkunegara. A. P, 2012. Evaluasi
Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama.
Solikhah. D, 2012. Hubungan Kelelahan
Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Bangsal Rawat Inap Rumah Sakit Islam Fatimah Kabupaten Cilacap. Jurnal KESMAS UAD Vol. 6 No. 2 Juni 2012 Hal.
162-232.
(Online)https://www.jogjapress.co
m.index.php/article/download.pdf
diakses pada tanggal 2 oktober
2014
Tarawaka, 2010. Ergonomi Industri
Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di tempat kerja. Surakarta: Harapan Press. Undang-undang Kesehatan Republik