• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KETERLIBATAN KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KETERLIBATAN KERJA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KETERLIBATAN KERJA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Oleh:

Dwi Jumalia Oktaviana F 100 120 107

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KETERLIBATAN KERJA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

Dwi Jumalia Oktaviana F 100 120 107

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Drs. Mohammad Amir, M.si, Psi NIK.250

(3)

ii

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KETERLIBATAN KERJA

Diajukan oleh : Dwi Jumalia Oktaviana

F 100 120 107

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada 6 September 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

Penguji Utama

Drs. Mohammad Amir, M.Si, Psi

Penguji Pendamping I

Dra. Zahrotul Uyun, M.Si, Psi

Penguji Pendamping II Santi Sulandari, S.Psi, M.Ger

Dekan,

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 15 Agustus 2016

Penulis

Dwi Jumalia Oktaviana

(5)

1

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KETERLIBATAN KERJA

Dwi Jumalia Oktaviana Dwijumo2010@gmail.com

Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstrak

Setiap organisasi memiliki tujuan untuk mencapai kinerja yang seoptimal mungkin, namun masih terdapat masalah didalam nya. Berdasarkan interview pada dua satpam mereka mengatakan ada beberapa karyawan tidak terlibat sepenuhnya dalam menyelesaikan pekerjaan karena menganggap perkerjaan tersebut berat. Perusahaan harus melihat keterlibatan kerja setiap karyawan untuk menempatkan pada suatu jabatan agar menghasilkan suatu kinerja yang maksimal agar semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Tujuan penelitian ini (1) untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan keterlibatan kerja, (2) untuk mengetahui tingkat beban kerja, (3) untuk mengetahui tingkat keterlibatan kerja, (4) untuk mengetahui peranan beban kerja terhadap keterlibatan kerja. Penelitian ini menggunakan teknik cluster non-random sampling pada karyawan unit BAU, FKIP, Satpam, Perpustakaan, Fakultas teknik dengan jumlah 60 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah skala beban kerja dan skala keterlibatan kerja. Sedangkan teknik analisis data menggunakan Product Moment dari Pearson. Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara beban kerja dengan keterlibatan kerja. Beban kerja tergolong rendah sedangkan untuk keterlibatan kerja tergolong tinggi.Beban kerja berperan sebesar 48,4% terhadap keterlibatan kerja dan sisanya diperoleh dari variabel lainnya.

(6)

2

RELATIONSHIP BETWEEN THE COST OF WORK WITH EMPLOYEE ENGAGEMENT

Dwi Jumalia Oktaviana Dwijumo2010@gmail.com

Faculty of Psychology

Muhammadiyah University of Surakarta

Abstract

Every organization has a goal to achieve optimum performance, but still there are problems between them. According to the interviews on the two guards they say there are some employees are not fully engaged in completing the work because they think these jobs are heavy. Companies should look at the work engagement of each employee to put in a position to produce a maximum performance so that all work can be done properly. The purpose of this study (1) to determine the relationship between workload with job involvement, (2) to determine the level of workload, (3) to determine the level of job involvement, (4) to determine the role of the workload of the job involvement. This study uses a cluster of non-random sampling at BAU unit employees, Guidance and Counseling, Security Guard, Library, Faculty of engineering with the number of 60 people. Data collection tool that is used to obtain the data in this study is the scale of the workload and job involvement scale. Data analysis technique using Pearson Product Moment. Based on the analysis of product moment correlation indicates that there is a significant negative relationship between workload with job involvement. The workload is relatively low, while for work engagement is high. The workload of a role by 48.4% against the involvement of labor and the rest obtained from other variables.

(7)

3 1. PENDAHULUAN

Setiap organisasi memiliki tujuan untuk mencapai kinerja yang seoptimal mungkin. Manajemen suatu organisasi yang baik dapat terwujud apabila tujuan organisasi telah tercapai. Tujuan organisasi tersebut merupakan bagian dari penerapan fungsi organisasi yaitu menempatkan karyawan yang tepat pada jabatan yang tepat pula. Meskipun suatu organisasi mulai dari saat perekrutan sampai penempatan karyawan sudah selektif, namun pada kenyataannya masih terdapat masalah yang tidak diinginkan pada saat menjalankan operasional yang dapat menghambat kinerja karyawan. Karena itu perusahaan harus melihat keterlibatan kerja setiap karyawan untuk menempatkan pada suatu jabatan agar menghasilkan suatu tingkat kinerja yang maksimal agar semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.

Hiriyappa (2009) mendefinisikan keterlibatan kerja sebagai tingkat sampai sejauh mana individu mengidentifikasikan dirinya dengan pekerjaannya, secara aktif berpartisipasi di dalamnya, dan menganggap performansi yang dilakukannya penting untuk keberhargaan dirinya. Tingkat keterlibatan kerja yang tinggi akan menurunkan tingkat ketidakhadiran dan pengunduran diri karyawan dalam suatu organisasi. Sedangkan tingkat keterlibatan kerja yang rendah akan meningkatkan ketidakhadiran dan angka pengunduran diri yang lebih tinggi dalam suatu organisasi.

Dari hasil interview yang dilakukan pada tanggal 3 maret 2016 bersama 2 orang satpam, karyawan mengatakan bahwa setiap organisasi memiliki masalah dalam keterlibatan kerja misalnya, ada beberapa karyawan yang kurang terlibat sepenuhnya dalam menyelesaikan pekerjaan karena mereka menganggap pekerjaan tersebut berat. Menurut Robbins dan Judge (2011), keterlibatan kerja adalah tingkat sejauh mana seseorang memihak pekerjaannya, berpartisipasi secara aktif didalamnya dan menganggap pekerjaan tersebut penting bagi harga dirinya.

Brown (1996) keterlibatan kerja yang tinggi dapat meningkatkan efektivitas organisasi dan produktivitas dengan melibatkan karyawan sepenuhnya dalam

(8)

4

pekerjaan mereka dan dengan membuat pekerjaan menjadi pengalaman yang penuh makna bagi karyawan.

Menurut Kanungo (1982) aspek-aspek keterlibatan kerja terdiri atas; 1) Aktif berpartisipasi dalam pekerjaan, Aktif berpartisipasi dalam pekerjaan menunjukan individu terlibat dan perhatian terhadap pekerjaannya. 2) Mengutamakan pekerjaan, individu yang mengutamakan pekerjaannya akan selalu berusaha yang terbaik untuk pekerjaannya dan menganggap pekerjaannya sebagai pusat yang menarik dalam kehidupannya dan pantas untuk diutamakan. 3) Pekerjaan penting bagi harga diri, Keterlibatan kerja dapat dilihat dari sikap individu dalam pikiran mengenai pekerjaannya, dimana individu menganggap pekerjaan itu penting bagi harga dirinya.

Keterlibatan kerja diartikan sebagai kondisi mental yang positif,yang berhubungan dengan pekerjaan yang dikarakteriskkan dengan semangat, dedikasi, dan penghayatan (Schaufeli& Salanova, 2007). Menurut (Xanthopoulou. Dkk, 2007) faktor yang mempengaruhi keterlibatan kerja adalah Job Demands (tuntutan kerja). Tuntutan kerja meliputi empat aspek yaitu : beban kerja yang berlebihan

(work overload), tututan emosi (emotional demands), ketidaksesuaian emosi

(emotional dissonance), dan perubahan terkait organisasi (organizational changes).

Soeprihanto (2003) berpendapat bahwa beban kerja adalah sekumpulan kegiatan yang harus diselesaikan oleh organisasi atau pemegang jabatan dalam waktu tertentu. Mangkuprawira (2003) menyatakan bahwa apabila sebagian besar pegawai bekerja sesuai dengan standar perusahaan, maka tidak menjadi masalah. Sebaliknya, apabila karyawan bekerja dibawah standar maka beban kerja yang diemban berlebihan. Beban kerja yang diberikan oleh perusahaan akan dipersepsikan berbeda-beda oleh para karyawannya. Beban kerja akan dirasakan pada individu yang kurang memiliki kemampuan di bidang kerja yang sedang ditekuni atau banyaknya pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan tepat waktu.

Beban dapat berupa beban fisik maupun beban mental. Beban fisik dapat dilihat dari seberapa banyak karyawan menggunakan kekuatan fisiknya, Sedangkan beban kerja mental dapat dilihat dari seberapa besar aktivitas mental yang dibutuhkan untuk mengingat hal-hal yang diperlukan, konsentrasi,

(9)

5

mendeteksi permasalahan, mengatasi kejadian yang tak terduga dan membuat keputusan dengan cepat yang berkaitan dengan pekerjaan dan sejauhmana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu. Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu pekerjaan merupakan beban kerja bagi karyawannya jika memiliki beban kerja fisik maupun mental. Beban kerja yang dirasakan oleh seorang pekerja dapat menjadi faktor penekan yang menghasilkan kondisi-kondisi tertentu, sehingga menuntut manusia memberikan energi atau perhatian (konsentrasi) yang lebih yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu (Nurmianto, 2003).

Menurut Wirnata (2009) menyatakan bahwa beban kerja dapat dilihat dari 3 aspek yaitu: 1) Aspek fisik, Aspek fisik meliputi beban kerja berdasarkan kriteria-kriteria fisik manusia, yaitu posisi kerja, proses kerja, tata letak kerja, dan mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu, tangan, punggung, dll. 2) Aspek mental, Aspek mental merupakan perhitungan beban kerja dengan mempertimbangkan aspek mental (psikologis). Aspek mental lebih menekankan pada hubungan interpersonal yang dapat mempengaruhi keserasian dan produktifitas kerja bagi karyawan. 3) Aspek penggunaan waktu, Aspek pemanfaatan waktu lebih mempertimbangkan pada aspek penggunaan waktu untuk bekerja.

Beban kerja yang meningkat menjadikan penilaian kinerja yang dilakukan oleh manajemen menjadi sangat penting karena berkaitan dengan prestasi serta keterlibatan kerja karyawan. Faktor yang mempengaruhi beban kerja yaitu kondisi tempat kerja serta tuntutan pekerjaan yang tinggi. Banyaknya tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan menyebabkan keterlibatan kerja menjadi persoalan yang perlu dipertimbangkan oleh karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui masalah keterlibatan karyawan merupakan masalah yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. Beban kerja yang banyak dapat menurunkan keterlibatan karyawan dalam bekerja. Atas dasar permasalahan tersebut, maka penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu : “ Apakah ada hubungan antara beban kerja dengan keterlibatan kerja?”. Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penulis ingin membuktikan secara

(10)

6

empirik dengan mengambil judul penelitian: “ Hubungan antara beban kerja denan keterlibatan kerja”.

2. METODE

Jenis penelitian ini yaitu menggunakan penelitian kuantitatif. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta bagian/unit yang diambil adalah pada karyawan Perpustakaan, karyawan Tata Usaha Fakuktas Teknik, karyawan Tata Usaha Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, karyawan Badan Administrasi Umum dan satpam. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster non random

sampling. Untuk mendapatkan data menggunakan skala keterlibatan kerja dan

skala beban kerja. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 60 orang. Teknik analisis data dengan menggunakan korelasi product moment.

3. HASILDANPEMBAHASAN 3.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Tabel 1. Blueprint skala keterlibatan kerja setelah uji validitas

ASPEK Jumlah Aitem Valid

Favorable Unfavorable

Aktif berpartisipasi dalam pekerjaan. 8 2

Mengutamakan pekerjaan. 10 2

Pekerjaan penting bagi harga diri. 6 2

JUMLAH 24 6

Hasil analisis skala keterlibatan kerja menunjukkan terdapat 30 aitem

Tabel 2. Blueprint skala beban kerja setelah uji validitas

Aspek Aitem Sahih

Favorable Unfavorable

Fisik 3 4

Mental / psikologis 6 7

Penggunaan waktu 5 6

Jumlah 14 17

(11)

7

Table 3. Hasil Reliabilitas Skala Beban Kerja dan Skala Keterlibatan Variabel Nilai Koefisiensi Jumlah Keterlibatan kerja Alpha (ɑ) = 0,870 Valid = 18 Beban kerja Alpha (ɑ) = 0,907 Valid = 24

Hasil analisis uji reliabilitas skala keterlibatan kerja menunjukan bahwa terdapat 18 aitem yang valid dan skala beban kerja menunjukan bahwa terdapat 24 aitem yang valid.

3.2 Uji asumsi

Tabel 4. Uji normalitas

VARIABEL

NILAI

Kolmogorov-Smirnov Z Signifikansi

Keterlibatan Kerja 0,955 0,322

Hasil analisis data menunjukan variabel keterlibatan kerja memiliki sebaran distribusi normal atau dapat mewakili subjek dalam populasi tersebut.

Tabel 5. Uji linieritas NILAI F (deviation from

linearity) Signifikansi

Linier 1,475 0,146

Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel bebas (beban kerja) dan variabel tergantung (keterlibatan kerja) memenuhi sebaran data linier.

(12)

8 3.3 Uji hipotesis

Tabel 6. Uji hipotesis

NILAI

Pearson Signifikansi

Hipotesis -0,696 0,000

Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara beban kerja dengan keterlibatan kerja. Semakin tinggi beban kerja yang diterima maka semakin rendah keterlibatan yang dimiliki, demikian sebaliknya semakin rendah beban kerja yang diterima maka semakin tinggi keterlibatan kerja yang dimiliki.

3.4 Kategorisasi

Tabel 7. Kategorisasi keterlibatan kerja

Skor Interval Kategorisasi Rerata Empirik Rerata Hipotetik F Prosentase 18≤x≥28,8 Sangat rendah 0 0% 28,8≤x≥39,6 Rendah 0 0% 39,6≤x≥50,4 Sedang 45 1 2% 50,4≤x≥61,2 Tinggi 57,10 44 73% 61,2≤x≥72 Sangat tinggi 15 25% Jumlah 60 100%

Berdasarkan kategori skala keterlibatan kerja, diketahui bahwa terdapat 0 orang (0%) yang memiliki keterlibatan kerja sangat rendah, 0 orang (0%) yang memiliki keterlibatan kerja rendah, 1 orang (2%) yang memiliki keterlibatan kerja sedang, 44 orang (73%) yang memiliki keterlibatan kerja tinggi, dan 15 orang (25%) yang memiliki keterlibatan kerja sangat tinggi.

(13)

9

Tabel 8. Kategorisasi beban kerja

Skor Interval Kategori Rerata empiric Rerata Hipotetik F Prosentase 24≤x≥38,4 Sangat rendah 12 20% 38,4≤x≥52,8 Rendah 45,20 43 72% 52,8≤x≥67,2 Sedang 60 5 8% 67,2≤x≥81,6 Tinggi 0 0% 81,6≤x≥96 Sangat tinggi 0 0% Jumlah 60 100%

Berdasarkan kategori skala beban kerja diketahui bahwa terdapat 12 orang (20%) memiliki beban kerja yang sangat rendah, 43 orang (72%) memiliki beban kerja yang rendah, 5 orang (8%) memiliki beban kerja yang sedang, 0 orang (0%) memiliki beban kerja yang tinggi dan 0 orang (0%) memiliki beban kerja yang sangat tinggi.

3.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis product moment dari Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (r) -0,696; p = 0,000 (p<0,01) artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara beban kerja dengan keterlibatan kerja. Semakin tinggi beban kerja yang diterima maka semakin rendah keterlibatan kerja yang dimiliki karyawan, sebaliknya semakin rendah beban kerja yang diterima maka semakin tinggi keterlibatan kerja yang dimiliki karyawan.

Menurut Robbins dan Judge (2011), keterlibatan kerja adalah tingkat sejauh mana seseorang memihak pekerjaannya, berpartisipasi secara aktif didalamnya dan menganggap pekerjaan tersebut penting bagi harga dirinya. Hasil kategorisasi skala keterlibatan kerja menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki tingkat keterlibatan kerja yang tinggi dengan nilai empirik sebesar 57,10 dan nilai hipotetik sebesar 45 dengan presentase 73%. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Brown (1996) keterlibatan kerja yang tinggi dapat meningkatkan efektivitas organisasi dan produktivitas dengan melibatkan karyawan sepenuhnya dalam pekerjaan mereka dan dengan membuat pekerjaan menjadi pengalaman yang

(14)

10

penuh makna bagi karyawan. Dengan tingginya tingkat keterlibatan kerja yang dimiliki karyawan, diharapkan dapat membuat para karyawan menunjukkan sikap kerja yang penuh perhatian terhadap tugasnya, sangat memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugasnya yang pada akhirnya memberikan dampak positif bagi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hasil diatas menunjukkan bahwa keterlibatan kerja dipengaruh oleh beban kerja yang diberikan kepada para karyawan.Soeprihanto (2003) berpendapat bahwa beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja seseorang sudah ditentukan dalam bentuk standar kerja perusahaan menurut jenis pekerjaannya. Apabila sebagian besar karyawan bekerja sesuai dengan standar perusahaan maka tidak menjadi masalah karena para karyawan akan memihak secara psikologis terhadap pekerjaannya dan menganggap tingkat kinerjanya penting bagi harga diri. Sebaliknya, apabila karyawan bekerja diatas standar maka beban kerja yang diemban terasa berlebihan sehingga karyawan akan kurang memihak kepada pekerjaannya.

Hasil kategorisasi skala beban kerja menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki tingkat beban kerja yang rendah, dengan nilai empirik sebesar 45,20 dan nilai hipotetik sebesar 60 berada pada rentang nilai 38,4-52,8 dengan presentase 72%. Hasil ini menunjukkan bahwa karyawan pada unit BAU, FKIP, Perpustakaan, Fakultas Teknik, dan satpam memiliki beban kerja yang rendah.

Setiap karyawan harus mengetahui dan memahami tugas-tugasnya, juga kaitan pekerjaan sendiri dengan tugas orang lain. Setiap tugas harus sesuai dengan potensi dan kemampuan karyawan agar dapat bertanggung jawab atas tugasnya. Beban kerja yang dirasakan oleh seorang karyawan menjadi faktor penekan yang menghasilkan kondisi-kondisi tertentu, sehingga menuntut karyawan untuk terlibat dalam memberikan energi atau perhatian yang lebih yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu (Nurmianto, 2003).

Variabel beban kerja memberikan sumbangan efektif terhadap keterlibatan kerja sebesar 48%, sedangkan 52% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Faktor lain yang dimungkinkan dapat menjadi variabel yang mempengaruhi tingkat

(15)

11

keterlibatan kerja pada karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta seperti diungkapkan oleh Brown (1996) antara lain faktor situasional seperti persepsi terhadap kompensasi, kondisi pekerjaan, hubungan interpersonal dan karakteristik pekerjaan. Apabila tidak mampu memenuhinya, maka hal tersebut akan berdampak negatif terhadap keterlibatan kerja pada karyawan.

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki kekurangan dalam melaksanakan penelitian antara lain: proses pengambilan data awal kurang akurat karena hanya melakukan wawancara dengan 2 orang karyawan, sehingga data awal yang diperoleh kurang akurat. Proses penyebaran skala penelitian dilakukan dengan bantuan pihak perusahaan dalam jangka waktu pengisian selama 18 hari. Peneliti tidak dapat langsung mendampingi proses pengambilan data dikarenakan alasan teknis dan prosedur perusahaan. Kondisi ini menyebabkan adanya keragu-raguan terhadap kualitas jawaban yang diberikan oleh subjek penelitian.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan atas hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa, ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara beban kerja dan keterlibatan kerja. Tingkat keterlibatan kerja karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta tergolong tinggi. Tingkat beban kerja karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta tergolong rendah. Beban kerja berperan terhadap keterlibatan kerja sebesar 48,4%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang diperoleh dan pembahasan, maka penulis memberikan sumbangan saran yang diharapkan dapat bermanfaat, yaitu: 1) Bagi pimpinan, sebagai pemegang jabatan di kantor diharapkan memperhatikan kinerja karyawan dan tidak memberikan beban kerja diluar kemampuan karyawan, serta menegur karyawan yang memberikan pekerjaan ke karyawan lain. 2) Bagi karyawan diharapkan mampu meningkatkan kinerja dengan berusaha mengetahui dan memahami tugas-tugasnya, juga kaitan pekerjaan sendiri dengan tugas orang lain. 3) Bagi peneliti selanjutnya, peneliti lain yang tertarik untuk mengadakan penelitian yang sama diharapkan

(16)

12

memperluas populasi atau ruang lingkup penelitian, sehingga generalisasinya menjadi lebih luas, Memperbaiki kelemahan serta kekurangan yang ada dalam penelitian kali ini, serta memilih situasi kondisi yang tepat dalam melaksanakan penelitian, Menyertakan variabel atau faktor-faktor lain yang mempengaruhi keterlibatan kerja, dengan kata lain penelitian tidak hanya menggunakan dua variabel dalam penelitian selanjutnya agar mendapatkan hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, S,P. 1996. A Meta-Analysis and Review of Organizational Research on Job Involvement. Psychological Buletin, 120(2). 288-255

Hiriyappa, B. 2009.Organizational Behavior. New Delhi: New Age International Publishers.

Kanungo RN. Measurement of job and work involvement.Journalof Applied

Psychology. 1982; 67(3):341–9.

Mangkuprawira, S. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia

Nurmianto, Eko. 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya.Guna widya. Jakarta.

Robbins, S. P & Judge. T. A. 2011. Organizational Behavior. New Jersey : Pearson Education

Schaufeli, W.B., & Salanova, M. 2007. Work Engagement: An Emerging Psychological Concept and Its Implication for Organizational. Managing

Social and Ethical Issues In Organizational, 135-177

Soeprihanto,J. 2003. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan. Yogyakarta: BPFE

Wirnata, Moh. 2009. Beban Kerja. Jurnal Kesehatan. Diunduh dari http://wir- nursing.blogspot.com/2009/07/beban-kerja-perawat.Html

Xanthopoulou, D. Bakker, A. B., Demerouti, E., & Schaufeli, W. B. 2007. The role of personal resources in the job demands-resources model.

(17)

Gambar

Tabel 2. Blueprint skala beban kerja setelah uji validitas
Tabel 5. Uji linieritas  NILAI  F  (deviation from
Tabel 7. Kategorisasi keterlibatan kerja  Skor  Interval  Kategorisasi  Rerata  Empirik  Rerata  Hipotetik  F  Prosentase  18≤x≥28,8  Sangat  rendah  0  0%  28,8≤x≥39,6  Rendah  0  0%  39,6≤x≥50,4  Sedang  45  1  2%  50,4≤x≥61,2  Tinggi  57,10  44  73%  61
Tabel 8. Kategorisasi beban kerja  Skor Interval  Kategori  Rerata

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan Asas, Mekanisme dan Produktivitas Pembiayaan Murabahah, Mudharabah serta Musyarakah (Studi di Koperasi Agro Niaga Indonesia (Kanindo) Syariah Jawa Timur Cabang Dau

Tabel 6 menunjukkan bahwa hal yang paling menarik untuk diperhatikan konsumen pada produk kopi instan dalam sachet adalah rasa dari produk itu sendiri..

Dapatan data tersebut telah memberi makna pendekatan pengajaran yang digunakan oleh guru dalam kajian ini tidak mempunyai hubungan dengan tahap pencapaian pelajar dalam mata

Namun berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, peneliti belum menemukan kajian tentang konsep filsafat wujud dalam surat al-Nur dengan menggunakan teori

Simpulan dari penelitian ini adalah tidak ter- dapat perbedaan kecenderungan individu dalam melakukan kecurangan antara individu yang memiliki level moral yang tinggi

Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat khususnya Badiklatkop berperan dalam melakukan

Hubungan kadar nitrat dalam air hujan terhadap kadar nitrat dalam air sumur (a) dan hubungan antara kadar sulfat dalam air hujan dan air sumur (b) pada daerah yang

a. Pembakuan konsep, definisi, klasifikasi, dan ukuran-ukuran. Koordinasi dan atau kerjasama penyelenggaraan statistik antara BPS, instansi pemerintah, dan masyarakat