14
ميجرلا ناطيشلا نم هللاب ذوعا ميحرلا نمحرلا هللا مسب
Manajemen budaya dan
Manajemen budaya dan
lingkungan pada madrasah dan
lingkungan pada madrasah dan
sekolah
sekolah
Ali Rohmad – 2014 M
Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
Selama Perkuliahan Berlangsung,
setiap alat telekomunikasi semisal HP wajib dimatikan demi aktualisasi interaksi-edukatif.
(amanat kode etik mahasiswa)
Manajemen budaya dan
Manajemen budaya dan
lingkungan pada madrasah dan
lingkungan pada madrasah dan
sekolah
sekolah
Arah bahasan :
Arah bahasan :
1. pengertian.
1. pengertian.
2. landasan.
2. landasan.
3. tujuan.
3. tujuan.
... ... duludulu orang berpendapat budaya meliputi orang berpendapat budaya meliputi segala manifestasi dari kehidupan manusia segala manifestasi dari kehidupan manusia yang berbudi luhur dan yang bersifat rohani, yang berbudi luhur dan yang bersifat rohani, seperti : agama, kesenian, filsafat, ilmu
seperti : agama, kesenian, filsafat, ilmu
pengetahuan, tata negara dan sebagainya. pengetahuan, tata negara dan sebagainya. Tetapi pendapat tersebut sudah sejak lama Tetapi pendapat tersebut sudah sejak lama disingkirkan.
disingkirkan. Dewasa iniDewasa ini budaya diartikan budaya diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang sebagai manifestasi kehidupan setiap orang dan setiap kelompok orang-orang. Kini
dan setiap kelompok orang-orang. Kini budaya dipandang sebagai sesuatu yang budaya dipandang sebagai sesuatu yang
lebih dinamis, bukan sesuatu yang kaku dan lebih dinamis, bukan sesuatu yang kaku dan statis. Budaya tidak diartikan sebagai sebuah statis. Budaya tidak diartikan sebagai sebuah kata benda, kini lebih dimaknai sebagai
kata benda, kini lebih dimaknai sebagai
sebuah kata kerja yang dihubungkan dengan sebuah kata kerja yang dihubungkan dengan kegiatan manusia.
Edgar Schein (2002) dalam tulisannya Edgar Schein (2002) dalam tulisannya tentang
tentang Organizational Culture & Organizational Culture & Leadership
Leadership mendefinisikan budaya mendefinisikan budaya organisasi
organisasi ((organizational cultureorganizational culture) ) sebagai:
sebagai: “A pattern of shared basic “A pattern of shared basic
assumptions that the group learned as it assumptions that the group learned as it
solved its problems of external adaptation solved its problems of external adaptation
and internal integration, that has worked and internal integration, that has worked
well enough to be considered valid and, well enough to be considered valid and,
therefore, to be taught to new members as therefore, to be taught to new members as
the correct way you perceive, think, and the correct way you perceive, think, and
feel in relation to those problems”. feel in relation to those problems”.
...
...
kata kunci dari pengertian budaya
kata kunci dari pengertian budaya
yaitu
yaitu
shared basic
shared basic
assumptions
assumptions
atau
atau
menganggap pasti terhadap sesuatu.
menganggap pasti terhadap sesuatu.
...
...
bahwa asumsi meliputi
bahwa asumsi meliputi
beliefs
beliefs
(keyakinan) dan
(keyakinan) dan
value
value
(nilai).
(nilai).
Beliefs
Beliefs
merupakan asumsi dasar tentang
merupakan asumsi dasar tentang
dunia dan bagaimana dunia berjalan.
dunia dan bagaimana dunia berjalan.
...
...
Value (nilai) merupakan suatu
Value (nilai) merupakan suatu
ukuran normatif yang mempengaruhi
ukuran normatif yang mempengaruhi
manusia untuk melaksanakan
manusia untuk melaksanakan
Moh Surya (1995)
Moh Surya (1995)
:
:
“…setiap orang
“…setiap orang
mempunyai berbagai pengalaman
mempunyai berbagai pengalaman
yang memungkinkan dia berkembang
yang memungkinkan dia berkembang
dan belajar. Dari pengalaman itu,
dan belajar. Dari pengalaman itu,
individu mendapatkan
individu mendapatkan
patokan-patokan umum untuk bertingkah laku.
patokan umum untuk bertingkah laku.
Misalnya, bagaimana cara berhadapan
Misalnya, bagaimana cara berhadapan
dengan orang lain, bagaimana
dengan orang lain, bagaimana
menghormati orang lain, bagimana
menghormati orang lain, bagimana
memilih tindakan yang tepat dalam
memilih tindakan yang tepat dalam
satu situasi, dan sebagainya.
satu situasi, dan sebagainya.
Patokan-patokan ini cenderung dilakukan
patokan ini cenderung dilakukan
dalam waktu dan tempat tertentu.”
dalam waktu dan tempat tertentu.”
nilai mempunyai fungsi :
nilai mempunyai fungsi :
(1) nilai sebagai standar;
(1) nilai sebagai standar;
(2) nilai sebagai dasar penyelesaian
(2) nilai sebagai dasar penyelesaian
konflik dan pembuatan keputusan;
konflik dan pembuatan keputusan;
(3) nilai sebagai motivasi;
(3) nilai sebagai motivasi;
(4) nilai sebagai dasar penyesuaian
(4) nilai sebagai dasar penyesuaian
diri; dan
diri; dan
Dalam budaya organisasi ditandai
Dalam budaya organisasi ditandai
adanya
adanya
sharing
sharing
atau berbagi nilai dan
atau berbagi nilai dan
keyakinan yang sama dengan seluruh
keyakinan yang sama dengan seluruh
anggota organisasi. Misalnya berbagi
anggota organisasi. Misalnya berbagi
nilai dan keyakinan yang sama
nilai dan keyakinan yang sama
melalui pakaian seragam. Namun
melalui pakaian seragam. Namun
menerima dan memakai seragam
menerima dan memakai seragam
saja tidaklah cukup. Pemakaian
saja tidaklah cukup. Pemakaian
seragam haruslah membawa rasa
seragam haruslah membawa rasa
bangga, menjadi alat kontrol dan
bangga, menjadi alat kontrol dan
membentuk citra organisasi.
membentuk citra organisasi.
Edgar Schein (2002)Edgar Schein (2002),, budaya organisasi budaya organisasi dapat dibagi ke dalam dua dimensi yaitu :
dapat dibagi ke dalam dua dimensi yaitu :
1.
1. Dimensi Dimensi external environmentsexternal environments; yang ; yang didalamnya terdapat lima hal esensial
didalamnya terdapat lima hal esensial
yaitu: (a)
yaitu: (a) mission and strategymission and strategy; (b) ; (b) goalsgoals; ; (c)
(c) means to achieve goalsmeans to achieve goals; (d) ; (d)
measurement
measurement; dan (e) ; dan (e) correction.correction.
2.
2. Dimensi Dimensi internal integrationinternal integration yang di yang di
dalamnya terdapat enam aspek utama,
dalamnya terdapat enam aspek utama,
yaitu : (a)
yaitu : (a) common languagecommon language; (b) ; (b) group group boundaries for inclusion and exclusion
boundaries for inclusion and exclusion; (c) ; (c)
distributing power and status
distributing power and status; (d) ; (d)
developing norms of intimacy, friendship, developing norms of intimacy, friendship,
and love
and love; (e) ; (e) reward and punishmentreward and punishment; dan ; dan (f)
(f) explaining and explainable : ideology explaining and explainable : ideology and religion.
Fred Luthan (1995)Fred Luthan (1995),, enam karakteristik dari budaya enam karakteristik dari budaya
organisasi : (1)
organisasi : (1) obeserved behavioral regularitiesobeserved behavioral regularities;; yakni keberaturan cara bertindak dari para anggota
yakni keberaturan cara bertindak dari para anggota
yang tampak teramati;
yang tampak teramati; (2)(2) norms norms; yakni berbagai ; yakni berbagai standar perilaku yang ada, termasuk di dalamnya
standar perilaku yang ada, termasuk di dalamnya
tentang pedoman sejauh mana suatu pekerjaan
tentang pedoman sejauh mana suatu pekerjaan
harus dilakukan; (3)
harus dilakukan; (3) dominant valuesdominant values; yaitu adanya ; yaitu adanya nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh seluruh
nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh seluruh
anggota organisasi, misalnya tentang kualitas
anggota organisasi, misalnya tentang kualitas
produk yang tinggi, absensi yang rendah atau
produk yang tinggi, absensi yang rendah atau
efisiensi yang tinggi; (4)
efisiensi yang tinggi; (4) philosophyphilosophy; yakni adanya ; yakni adanya kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan
kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan
keyakinan organisasi dalam memperlakukan
keyakinan organisasi dalam memperlakukan
pelanggan dan karyawan (5)
pelanggan dan karyawan (5) rulesrules; yaitu adanya ; yaitu adanya pedoman yang ketat, dikaitkan dengan kemajuan
pedoman yang ketat, dikaitkan dengan kemajuan
organisasi (6)
organisasi (6) organization climateorganization climate; merupakan ; merupakan perasaan keseluruhan (
perasaan keseluruhan (an overall “feeling”an overall “feeling”) yang ) yang tergambarkan dan disampaikan melalui kondisi tata
tergambarkan dan disampaikan melalui kondisi tata
ruang, cara berinteraksi para anggota organisasi,
ruang, cara berinteraksi para anggota organisasi,
dan cara anggota organisasi memperlakukan dirinya
dan cara anggota organisasi memperlakukan dirinya
dan pelanggan atau orang lain
dan pelanggan atau orang lain
John P. Kotter dan James L. Heskett
John P. Kotter dan James L. Heskett
(1998)
(1998)
,
,
tiga konsep budaya
tiga konsep budaya
organisasi yaitu : (1) budaya yang
organisasi yaitu : (1) budaya yang
kuat; (2) budaya yang secara
kuat; (2) budaya yang secara
strategis cocok; dan (3) budaya
strategis cocok; dan (3) budaya
Organisasi yang memiliki budaya yang kuat Organisasi yang memiliki budaya yang kuat ditandai dengan adanya kecenderungan
ditandai dengan adanya kecenderungan
hampir semua manajer menganut bersama
hampir semua manajer menganut bersama
seperangkat nilai dan metode menjalankan
seperangkat nilai dan metode menjalankan
usaha organisasi. Karyawan baru
usaha organisasi. Karyawan baru
mengadopsi nilai-nilai ini dengan sangat
mengadopsi nilai-nilai ini dengan sangat
cepat. Seorang eksekutif baru bisa saja
cepat. Seorang eksekutif baru bisa saja
dikoreksi oleh bawahannya, selain juga oleh
dikoreksi oleh bawahannya, selain juga oleh
bossnya, jika dia melanggar norma-norma
bossnya, jika dia melanggar norma-norma
organisasi. Gaya dan nilai dari suatu budaya
organisasi. Gaya dan nilai dari suatu budaya
yang cenderung tidak banyak berubah dan
yang cenderung tidak banyak berubah dan
akar-akarnya sudah mendalam, walaupun
akar-akarnya sudah mendalam, walaupun
terjadi penggantian manajer.
terjadi penggantian manajer.
Budaya yang strategis cocok secara
Budaya yang strategis cocok secara
eksplisit menyatakan bahwa arah
eksplisit menyatakan bahwa arah
budaya harus menyelaraskan dan
budaya harus menyelaraskan dan
memotivasi anggota, jika ingin
memotivasi anggota, jika ingin
meningkatkan kinerja organisasi.
meningkatkan kinerja organisasi.
Konsep utama yang digunakan di sini
Konsep utama yang digunakan di sini
adalah “kecocokan”. Jadi, sebuah
adalah “kecocokan”. Jadi, sebuah
budaya dianggap baik apabila cocok
budaya dianggap baik apabila cocok
dengan konteksnya. Adapun yang
dengan konteksnya. Adapun yang
dimaksud dengan konteks bisa berupa
dimaksud dengan konteks bisa berupa
kondisi obyektif dari organisasinya atau
kondisi obyektif dari organisasinya atau
strategi usahanya.
Budaya yang adaptif berangkat dari logika bahwa Budaya yang adaptif berangkat dari logika bahwa hanya budaya yang dapat membantu organisasi
hanya budaya yang dapat membantu organisasi
mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan
mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan
lingkungan, akan diasosiasikan dengan kinerja yang
lingkungan, akan diasosiasikan dengan kinerja yang
superiror sepanjang waktu.
superiror sepanjang waktu. BBudaya adaptif ini udaya adaptif ini
merupakan sebuah budaya dengan pendekatan yang
merupakan sebuah budaya dengan pendekatan yang
bersifat siap menanggung resiko, percaya, dan
bersifat siap menanggung resiko, percaya, dan
proaktif terhadap kehidupan individu. Para anggota
proaktif terhadap kehidupan individu. Para anggota
secara aktif mendukung usaha satu sama lain untuk
secara aktif mendukung usaha satu sama lain untuk
mengidentifikasi semua masalah dan
mengidentifikasi semua masalah dan
mengimplementasikan pemecahan yang dapat
mengimplementasikan pemecahan yang dapat
berfungsi. Ada suatu rasa percaya (
berfungsi. Ada suatu rasa percaya (confidenceconfidence) yang ) yang dimiliki bersama. Para anggotanya percaya, tanpa
dimiliki bersama. Para anggotanya percaya, tanpa
rasa bimbang bahwa mereka dapat menata olah
rasa bimbang bahwa mereka dapat menata olah
secara efektif masalah baru dan peluang apa saja
secara efektif masalah baru dan peluang apa saja
yang akan mereka temui. Kegairahan yang menyebar
yang akan mereka temui. Kegairahan yang menyebar
luas, satu semangat untuk melakukan apa saja yang
luas, satu semangat untuk melakukan apa saja yang
dia hadapi untuk mencapai keberhasilan organisasi.
dia hadapi untuk mencapai keberhasilan organisasi.
Budaya adalah dasar terbentuknya
Budaya adalah dasar terbentuknya
kepribadian manusia, dari budaya dapat
kepribadian manusia, dari budaya dapat
terbentuk identitas seseorang, identitas
terbentuk identitas seseorang, identitas
masyarakat bahkan identitas lembaga
masyarakat bahkan identitas lembaga
pendidikan. h. 175
…
… budaya organisasi ialah, sistem nilai, budaya organisasi ialah, sistem nilai,
norma, atau aturan, falsafah, kepercayaan
norma, atau aturan, falsafah, kepercayaan
dan sikap (perilaku) yang dianut bersama
dan sikap (perilaku) yang dianut bersama
para anggota yang berpengaruh terhadap
para anggota yang berpengaruh terhadap
pola kerja serta pola manajemen
pola kerja serta pola manajemen
organisasi. hal. 180
Nilai-nilai yang dikembangkan di
Nilai-nilai yang dikembangkan di
sekolah, tentunya tidak dapat
sekolah, tentunya tidak dapat
dilepaskan dari keberadaan sekolah
dilepaskan dari keberadaan sekolah
itu sendiri sebagai organisasi
itu sendiri sebagai organisasi
pendidikan, yang memiliki peran dan
pendidikan, yang memiliki peran dan
fungsi untuk berusaha
fungsi untuk berusaha
mengembangkan, melestarikan dan
mengembangkan, melestarikan dan
mewariskan nilai-nilai budaya kepada
mewariskan nilai-nilai budaya kepada
Penampilan sekolah Islam harus berperan
Penampilan sekolah Islam harus berperan
kreatif dan aktif untuk mengembangkan
kreatif dan aktif untuk mengembangkan
kebudayaan yang menjadi teladan bagi
kebudayaan yang menjadi teladan bagi
masyarakat sekitarnya. Karena itu kepala
masyarakat sekitarnya. Karena itu kepala
sekolah Islam harus dapat menciptakan
sekolah Islam harus dapat menciptakan
suasana yang Islamiy, aman, tenteram,
suasana yang Islamiy, aman, tenteram,
damai dan sejahtera, agar semua program
damai dan sejahtera, agar semua program
dapat berjalan lancar h. 187
Kultur akademis
Kultur akademis lebih diwarnai / dominan lebih diwarnai / dominan segala hal yang berbau akademis bukan
segala hal yang berbau akademis bukan
lainnya. Kultur ini tidak dapat dibuat atau
lainnya. Kultur ini tidak dapat dibuat atau
ditentukan oleh atasan ( pimpinan )
ditentukan oleh atasan ( pimpinan )
melainkan harus digali dan dibangun
melainkan harus digali dan dibangun
bersama. Yayasan dan pimpinan sekolah
bersama. Yayasan dan pimpinan sekolah
lebih berperan untuk menjadi agen
lebih berperan untuk menjadi agen
pendukung sehingga kultur yang sudah
pendukung sehingga kultur yang sudah
terbentuk dapat terjaga.
Kultur yang ada dibagi atas 3 level : Kultur yang ada dibagi atas 3 level :
level paling atas adalah level paling atas adalah artifacts artifacts (hasil yang (hasil yang
tampak nyata dan dapat diperiksa dari
tampak nyata dan dapat diperiksa dari
aktifitas-aktifitas yang ada dalam
aktifitas-aktifitas yang ada dalam value value dan dan
assumptions
assumptions))
Level dibawahnya adalah Level dibawahnya adalah value value (prinsip-prinsip (prinsip-prinsip
sosial, filosofi, tujuan dan standar yang
sosial, filosofi, tujuan dan standar yang
dipertimbangkan mempunyai nilai instrinsik)
dipertimbangkan mempunyai nilai instrinsik)
Dan intinya adalah Dan intinya adalah assumptions assumptions (menyajikan (menyajikan
kepercayaan tentang realita dan
kepercayaan tentang realita dan human human nature
ARTIFACT’S
VALUES
Religious-Falsafah aturan … kode etik
tata tertib
The Cultural Dynamics Model
The Cultural Dynamics Model
Values
Assumptions
Symbols
Artifacts
Man
ifesta
tion Realiz
ation
Sym boliz
ation
Inte
karakteristik budaya organisasi di sekolah
karakteristik budaya organisasi di sekolah : :
(1)
(1)
obeserved behavioral regularities;
obeserved behavioral regularities;
(2)
(2)
norms;
norms;
(3)
(3)
dominant value
dominant value
;
;
(4)
(4)
philosophy
philosophy
;
;
(5)
(5)
rules
rules
dan
dan
(6)
1.
1. Obeserved behavioral regularities Obeserved behavioral regularities budaya budaya organisasi di sekolah ditandai dengan
organisasi di sekolah ditandai dengan adanya keberaturan cara bertindak dari adanya keberaturan cara bertindak dari
seluruh anggota sekolah yang dapat seluruh anggota sekolah yang dapat
diamati. Keberaturan berperilaku ini dapat diamati. Keberaturan berperilaku ini dapat
berbentuk acara-acara ritual tertentu, berbentuk acara-acara ritual tertentu,
bahasa umum yang digunakan atau bahasa umum yang digunakan atau
simbol-simbol tertentu, yang mencerminkan simbol tertentu, yang mencerminkan
nilai-nilai yang dianut oleh anggota sekolah. nilai yang dianut oleh anggota sekolah.
2.
2. NormsNorms; budaya organisasi di sekolah ; budaya organisasi di sekolah
ditandai pula oleh adanya norma-norma ditandai pula oleh adanya norma-norma
yang berisi tentang standar perilaku dari yang berisi tentang standar perilaku dari
anggota sekolah, baik bagi siswa maupun anggota sekolah, baik bagi siswa maupun
guru. Standar perilaku ini bisa berdasarkan guru. Standar perilaku ini bisa berdasarkan
pada kebijakan intern sekolah itu sendiri pada kebijakan intern sekolah itu sendiri
maupun pada kebijakan pemerintah maupun pada kebijakan pemerintah..
3.
3. Dominant values;Dominant values; jika dihubungkan dengan jika dihubungkan dengan tantangan pendidikan Indonesia dewasa ini tantangan pendidikan Indonesia dewasa ini yaitu tentang pencapaian mutu pendidikan, yaitu tentang pencapaian mutu pendidikan,
maka budaya organisasi di sekolah maka budaya organisasi di sekolah
seyogyanya diletakkan dalam kerangka seyogyanya diletakkan dalam kerangka
pencapaian mutu pendidikan di sekolah. Nilai pencapaian mutu pendidikan di sekolah. Nilai
dan keyakinan akan pencapaian mutu dan keyakinan akan pencapaian mutu
pendidikan di sekolah hendaknya menjadi pendidikan di sekolah hendaknya menjadi
hal yang utama bagi seluruh warga sekolah. hal yang utama bagi seluruh warga sekolah.
Adapun tentang makna dari mutu pendidikan Adapun tentang makna dari mutu pendidikan
sebagai gambaran keberhasilan pendidikan sebagai gambaran keberhasilan pendidikan
dalam mengubah tingkah laku anak didik dalam mengubah tingkah laku anak didik
4.
4. PhilosophyPhilosophy; budaya organisasi ditandai ; budaya organisasi ditandai dengan adanya keyakinan dari seluruh
dengan adanya keyakinan dari seluruh
anggota organisasi dalam memandang
anggota organisasi dalam memandang
tentang sesuatu secara hakiki, misalnya
tentang sesuatu secara hakiki, misalnya
tentang waktu, manusia, dan sebagainya,
tentang waktu, manusia, dan sebagainya,
yang dijadikan sebagai kebijakan organisasi.
yang dijadikan sebagai kebijakan organisasi.
Dalam konteks MBS :
Dalam konteks MBS : “pelanggan, terutama “pelanggan, terutama siswa harus merupakan fokus dari semua
siswa harus merupakan fokus dari semua
kegiatan di sekolah. Artinya, semua in put -
kegiatan di sekolah. Artinya, semua in put -
proses yang dikerahkan di sekolah tertuju
proses yang dikerahkan di sekolah tertuju
utamanya untuk meningkatkan mutu dan
utamanya untuk meningkatkan mutu dan
kepuasan peserta didik.
kepuasan peserta didik.””
5.
5. RulesRules; budaya organisasi ditandai dengan ; budaya organisasi ditandai dengan adanya ketentuan dan aturan main yang
adanya ketentuan dan aturan main yang
mengikat seluruh anggota organisasi.
mengikat seluruh anggota organisasi.
Setiap sekolah memiliki ketentuan dan
Setiap sekolah memiliki ketentuan dan
aturan main tertentu, baik yang
aturan main tertentu, baik yang
bersumber dari kebijakan sekolah
bersumber dari kebijakan sekolah
setempat, maupun dari pemerintah, yang
setempat, maupun dari pemerintah, yang
mengikat seluruh warga sekolah dalam
mengikat seluruh warga sekolah dalam
berperilaku dan bertindak dalam
berperilaku dan bertindak dalam
organisasi. Aturan umum di sekolah ini
organisasi. Aturan umum di sekolah ini
dikemas dalam bentuk tata- tertib sekolah
dikemas dalam bentuk tata- tertib sekolah
(
6.
6. Organization climate;Organization climate; budaya organisasi budaya organisasi
ditandai dengan adanya iklim organisasi. Di ditandai dengan adanya iklim organisasi. Di
sekolah terjadi interaksi yang saling sekolah terjadi interaksi yang saling
mempengaruhi antara individu dengan mempengaruhi antara individu dengan
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun
sosial. Lingkungan ini akan dipersepsi dan sosial. Lingkungan ini akan dipersepsi dan dirasakan oleh individu tersebut sehingga dirasakan oleh individu tersebut sehingga
menimbulkan kesan dan perasaan tertentu. menimbulkan kesan dan perasaan tertentu.
Dalam hal ini, sekolah harus dapat Dalam hal ini, sekolah harus dapat
menciptakan suasana lingkungan kerja yang menciptakan suasana lingkungan kerja yang
kondusif dan menyenangkan bagi setiap kondusif dan menyenangkan bagi setiap
anggota sekolah, melalui berbagai penataan anggota sekolah, melalui berbagai penataan
lingkungan, baik fisik maupun sosialnya. lingkungan, baik fisik maupun sosialnya.
Pembentukan
Pembentukan budaya tidak dapat dilakukan dalam budaya tidak dapat dilakukan dalam waktu yang sekejap, namun memerlukan waktu
waktu yang sekejap, namun memerlukan waktu
dan bahkan biaya yang tidak sedikit untuk dapat
dan bahkan biaya yang tidak sedikit untuk dapat
menerima nilai-nilai baru dalam organisasi.
menerima nilai-nilai baru dalam organisasi.
S
Sumberumber pembentuk budaya organisasi, pembentuk budaya organisasi,
diantaranya : (1) pendiri organisasi; (2) pemilik
diantaranya : (1) pendiri organisasi; (2) pemilik
organisasi; (3) Sumber daya manusia asing; (4)
organisasi; (3) Sumber daya manusia asing; (4)
luar organisasi; (4) orang yang berkepentingan
luar organisasi; (4) orang yang berkepentingan
dengan organisasi (
dengan organisasi (stake holderstake holder); dan (6) ); dan (6) masyarakat.
masyarakat.
P
Prosesroses budaya dapat terjadi dengan cara: (1) budaya dapat terjadi dengan cara: (1) kontak budaya; (2) benturan budaya; dan (3)
kontak budaya; (2) benturan budaya; dan (3)
penggalian budaya.
Upaya untuk mengembangkan budaya Upaya untuk mengembangkan budaya
organisasi di sekolah terutama berkenaan
organisasi di sekolah terutama berkenaan
tugas kepala sekolah selaku leader dan
tugas kepala sekolah selaku leader dan
manajer di sekolah. Dalam hal ini, kepala
manajer di sekolah. Dalam hal ini, kepala
sekolah hendaknya mampu melihat
sekolah hendaknya mampu melihat
lingkungan sekolahnya secara holistik,
lingkungan sekolahnya secara holistik,
sehingga diperoleh kerangka kerja yang lebih
sehingga diperoleh kerangka kerja yang lebih
luas guna memahami masalah-masalah yang
luas guna memahami masalah-masalah yang
sulit dan hubungan-hubungan yang kompleks
sulit dan hubungan-hubungan yang kompleks
di sekolahnya. Melalui pendalaman
di sekolahnya. Melalui pendalaman
pemahamannya tentang budaya organisasi di
pemahamannya tentang budaya organisasi di
sekolah, maka ia akan lebih baik lagi dalam
sekolah, maka ia akan lebih baik lagi dalam
memberikan penajaman tentang nilai,
memberikan penajaman tentang nilai,
keyakinan dan sikap yang penting guna
keyakinan dan sikap yang penting guna
meningkatkan stabilitas dan pemeliharaan
meningkatkan stabilitas dan pemeliharaan
lingkungan belajarnya.
lingkungan belajarnya.
Kepala madrasah/sekolah – pendidik –
Kepala madrasah/sekolah – pendidik –
tenaga kependidikan – siswa : serius
tenaga kependidikan – siswa : serius
beribadah dan kerja keras dominan di
beribadah dan kerja keras dominan di
bidang akademik.
bidang akademik.
... lembaga pendidikan yang dapat
... lembaga pendidikan yang dapat
menawarkan prestasi akademik dan
menawarkan prestasi akademik dan
suasana religius akan memiliki daya tarik
suasana religius akan memiliki daya tarik
bagi masyarakat.
bagi masyarakat. (Asmaun Sahlan, (Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah
misi visi
tujuan sasaran operasional
Analisis
SWOT cs core beliefs core values
Kepemimpinan kamad-kasek
yang kompeten terapkan MBS - Manstra
budaya organisasi
evaluasi (umpan balik)
Pemimpin = pemimpi masa depan peserta didik
Pedoman
Kode etik
(Renstra-RKT)
fungsi reseptif mns sbg هل لااا دبع
fungsi direktif
mns sbg هل لااا ةفيلخ