• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kadar Hemoglobin Glikosilat (HbA1c) Dengan Kandidiasis Kutis Pada Pasien Diabetes tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kadar Hemoglobin Glikosilat (HbA1c) Dengan Kandidiasis Kutis Pada Pasien Diabetes tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Kandidiasis kutis adalah penyakit infeksi pada kulit yang disebabkan oleh organisme genus Candida. Genus Candida yang paling patogen adalah Candida albicans, diikuti berurutan oleh Candida stellatoidea, Candida tropicalis, Candida parapsilosis, Candida krusei, dan Candida guillermondii.1-5

Spesies yang paling sering menyebabkan penyakit ini adalah Candida albicans.

Infeksi terjadi bergantung pada interaksi antara patogenisitas organisme dan mekanisme pertahanan tubuh pejamu 1-5 Candida albicans sering ditemukan sebagai komensal dan mengadakan kolonisasi pada tubuh manusia. Pada kulit normal sangat jarang didapat, kecuali kadang-kadang ditemukan pada daerah intertriginosa.1-5 Jenis-jenis kandidiasis kutis meliputi kandidiasis kutis intertriginosa, kandidiasis kutis perianal, kandidiasis kutis generalisata, onikomikosis kandida/paronikia kandida dan kandidiasis kutis granulomatosa.1,2,5 Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. 1,2,5,6

Diagnosis kandidiasis kutis umumnya dapat ditegakkan dengan adanya gejala klinis yang khas yaitu makula eritematosa, maserasi dikelilingi lesi satelit berupa papul, vesikel, atau pustul yang kemudian pecah meninggalkan skuama kolaret dan pemeriksaan mikroskop langsung, kultur, slide culture, pemeriksaan lampu Wood, biopsi dan histopatologi, pemeriksaan serologi dan pemeriksaan dengan menggunakan PCR.1,4-7

(2)

Status metabolik pasien DM memberikan keuntungan berupa pemenuhan kebutuhan nutrisi spesifik serta mempermudah pertumbuhan jamur khususnya spesies Candida.14 Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketiadaan absolut insulin atau penurunan relatif insensitivitas sel terhadap insulin.15 DM dikelompokkan menurut sifatnya yaitu DM tergantung insulin (DM tipe 1), DM tidak tergantung insulin (DM tipe 2), tipe lain dan DM gestasional.15,16

Berdasarkan bukti epidemiologi terkini, jumlah pasien DM di seluruh dunia mencapai 200 juta, dan diperkirakan meningkat lebih dari 330 juta pada tahun 2025.15 Di Indonesia menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia (2003), diperkirakan jumlah pasien DM sekitar 13,7 juta orang, dan menjadi penyebab kematian utama kedua pada penduduk usia 45 sampai 54 tahun. 15 Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan menurut data dari rekam medis pada tahun 2011 didapatkan 3.976 pasien DM tipe 2 dengan 274 diantaranya adalah pasien baru.

Peningkatan angka harapan hidup dan pertumbuhan populasi yang tinggi disertai peningkatan angka obesitas yang dikaitkan dengan urbanisasi, gaya hidup dan ketergantungan pada makanan olahan, kesemuanya meningkatkan jumlah pasien DM dan resiko komplikasi pada DM.15-17 Komplikasi DM dapat mengenai semua organ termasuk kardiovaskular, renal, sistem saraf, mata dan kulit.15

Komplikasi yang timbul tidak hanya berhubungan dengan lamanya DM yang diderita, tetapi juga dengan kontrol glikemiknya. Lebih dari sepertiga pasien DM mengalami komplikasi kutaneus selama perjalanan diabetiknya.15-17

(3)

disebabkan bakteri kemudian jamur dan virus, dan umumnya diperberat dengan kadar glukosa darah yang tinggi.16,17

Dermatomikosis superfisial dapat disebabkan oleh jamur dermatofita, Candida

dan Malassezia furfur.16-18 Ahmed dkk (2008) menyatakan bahwa infeksi bakteri, virus dan jamur lebih sering terjadi pada pasien DM daripada populasi umum.17 Nasreen dkk (2009) dalam penelitiannya menyatakan infeksi kandidiasis merupakan urutan kedua terjadi pada pasien DM tidak terkontrol setelah tinea pedis.16

Gangguan fungsi polimorfonuklear (PMN) paling jelas terlihat pada pasien DM tidak terkendali. Terdapat tiga aspek fungsi leukosit yang mengalami gangguan yaitu kemotaksis, fagositosis, dan penurunan aktivitas selular .14

Pada pasien DM defek fungsi fagositosis berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa darah dan dapat dikoreksi dengan menurunkan kadar glukosa tersebut sampai mencapai kadar normal.11-15Fagositosis dan kemotaksis merupakan peristiwa yang bergantung pada metabolisme yang adekuat. Pada pasien DM terdapat kekacauan metabolik sehingga mengganggu proses fagositosis dan kemotaksis .15

Pada pasien DM tidak terkendali terjadi penekanan sistem imunitas seluler dan insufisiensi vaskular. Kelainan pembuluh darah kecil (mikroangiopati diabetik) akan meningkatkan kerentanan terhadap semua jenis infeksi kulit karena mengurangi aliran darah ke jaringan perifer serta menurunkan kemampuan granulosit, antibodi dan faktor lain dalam plasma untuk mencapai daerah infeksi.10-11,14,15

(4)

bulan sebelumnya. Pemeriksaan kadar HbA1c telah diterima sebagai uji yang menggambarkan status pengendalian kadar glukosa darah (status glikemik). Jika kadarnya sama dengan atau lebih dari 7% mengindikasikan peningkatan perubahan progresifitas kearah komplikasi diabetes, terutama komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular.15 Mujtaba dan Saifullah (2009) menyatakan bahwa infeksi kulit pada DM tipe 2 berhubungan dengan kontrol glikemik yang rendah (HbA1c tinggi).7 Eckhard dkk (2007) menyatakan prevalensi infeksi jamur superfisial meningkat pada DM tipe 2 dibanding kontrol normal, prevalensi infeksi jamur meningkat pada DM tipe 2 dengan peningkatan kadar HbA1c.2 Mahler dan Adler (1998) menunjukkan kerentanan infeksi pada pasien DM, baik infeksi bakteri maupun infeksi jamur meningkat karena kontrol glikemik yang rendah.13 Berbeda dengan hasil seluruh penelitian diatas Suheyla dkk (2006) menunjukkan tidak ada hubungan antara kadar HbA1c dengan frekuensi infeksi jamur superfisial pada pasien DM dibandingkan dengan kontrol.11

Berdasarkan beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang kontrol glikemik pada pasien DM dan kerentanan terhadap infeksi jamur belum sepenuhnya memberikan hasil yang konsisten. Oleh sebab itu pemeriksaan kadar HbA1c pada pasien DM perlu dilakukan dalam keberhasilan terapi, mencegah rekurensi, menurunkan komplikasi dan peningkatan kualitas hidup pasien DM.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan kadar HbA1c dengan kandidiasis kutis pada pasien DM tipe 2 ?

1.3 Hipotesis

Ada hubungan kadar HbA1c dengan kandidiasis kutis pada pasien DM tipe2.

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum :

Menganalisis hubungan kadar HbA1c dengan kandidiasis kutis pada pasien DM tipe 2 di RSUP.HAM.

1.4.2 Tujuan Khusus :

1.4.2.1 Untuk mengetahui kadar HbA1c pada pasien yang menderita DM tipe 2 dengan kandidiasis kutis di RSUP. HAM.

1.4.2.2 Untuk mengetahui kadar HbA1c pada pasien yang menderita DM tipe 2 dengan non kandidiasis di RSUP. HAM.

1.4.2.3 Untuk mengetahui jenis-jenis kandididasis kutis pada pasien DM tipe 2 di RSUP. HAM.

(6)

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Bidang akademik/ilmiah

Membuka wawasan mengenai peranan kontrol glikemik (HbA1c) pada pasien kandidiasis kutis dengan DM tipe 2

1.5.2 Bidang pelayanan masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kontrol glikemik secara teratur untuk menurunkan resiko kelainan kulit dan mencegah komplikasi pada pasien DM tipe 2.

1.5.3 Bidang pengembangan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Keuntungan program aplikasi ini adalah hanya dengan memasukkan jumlah emas, perak, uang ataupun hasil pertanian yang ingin kita zakatkan, maka terdapatlah jumlah zakat yang

[r]

Pesatnya kemajuan teknologi yang telah mampu menemukan suatu alat canggih berupa komputer yang terbukti dengan salah satu kemampuannya dalam memproses data dengan cepat dan tepat

Pembahasan masalah ini yang akan dibahas adalah mengenai cara pembuatan dari mulai menentukan struktur navigasi, membuat peta navigasi, membuat disain antarmuka, pembentukan

[r]

Perkembangan teknologi komunikasi saat ini sangat pesat, salah satunya adalah dengan adanya teknologi ponsel yang dapat memudahkan orang untuk melakukan komunikasi dengan

Dalam penulisan ilmiah ini penulis hanya membatasi pada tujuh keajaiban dunia saja, yang diantaranya adalah Candi Borobudur, Menara Pisa, Grand Canyon, Piramida, Taj Mahal, Tembok

[r]