• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dekade terakhir ini atau sering juga disebut sebagai era globalisasi, batas nonfisik antar negara semakin sulit untuk membedakannya dan bahkan cenderung tanpa batas (borderless state). Dampak yang sangat terasa dengan terjadinya globalisasi yakni arus informasi yang begitu cepat sampai ke tangan masyarakat. Jadi tidak mengherankan, jika berbagai pihak khususnya di kalangan pebisnis yang berlomba untuk memperbaharui informasi dengan cepat.

Hal ini semua tentu berkat kemajuan teknologi yang terus digunakan dan dikembangkan oleh para ahlinya. Dengan semakin dekatnya batas antar negara dengan negara lain maka keadaan ini secara langsung akan memberikan peluang bagi setiap negara untuk berinvestasi, terlebih lagi hampir semua negara dewasa ini sudah membuka diri juga bagi para investor asing juga sangat terbuka luas1.

Negara Indonesia ialah salah satu negara yang telah membuka diri sebagai negara yang memiliki potensi wilayah alam yang sangat menjanjikan untuk kegiatan penanaman modal (investasi) yang tentunya menguntungkan bagi negara maupun bagi investor kegiatan penanaman modal pada umumnya ialah sebuah kegiatan usaha yang dilakukan dengan memberikan sejumlah saham atau modal pada suatu waktu tertentu untuk mendapatkan hasil atau keuntungan dari kegiatan tersebut.

1

(2)

Bagi Indonesia, kegiatan investasi langsung baik yang berbentuk investasi asing langsung (foreign direct investment) maupun investasi langsung dalam negeri (penanaman modal dalam negeri), mempuyai kontribusi secara langsung bagi pembangunan. Investasi langsung akan semakin mendorong pertumbuhan ekonomi, alih teknologi dan pengetahuan, serta menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi angka pengangguran dan mampu meningkatkan daya beli masyarakat.2

Manfaat yang dimaksud dari kegiatan penanaman modal (investasi) ini bagi suatu negara yaitu untuk meningkatkan pemasukan negara penerima investasi, mempercepat pembangunan nasional serta memberikan lapangan pekerjaan bagi rakyat, manfaat lain yang akan dirasaan bagi suatu negara penerima investasi yang dimaksudkan ialah dapat menyerap tenaga kerja di negara penerima modal; dapat menciptakan demand bagi produk dalam negeri sebagai bahan baku; menambah devisa apalagi investor asing yang berorientasi ekspor; dapat menambah penghasilan negara dari sektor pajak; adanya alih teknologi (transfer of technology) maupun alih pengetahuan (transfer of know how). Dilihat dari sudut pandang ini terlihat bahwa, kehadiran investor cukup

berperan dalam pembangunan ekonomi di daerah di mana investasi langsung menjalankan aktivitasnya.3

Arti penting dari kegiatan penanaman modal maupun kehadiran investor menurut Gunarto Suhardi yaitu “Investasi langsung lebih baik jika dibandingkan

2

Mengenal keterkaitan antara investasi, pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan lihat World Bank, World Development Report 2005, A Better Investment Climate for Everyone, 2004, hlm. 24-30.

3

(3)

dengan investasi portofolio, karena investasi langsung lebih permanen”. Selain itu investasi langsung :

1. Memberikan kesempatan kerja bagi penduduk.

2. Mempunyai kekuatan penggandaan dalam ekonomi lokal. 3. Memberikan risidu baik berupa peralatan maupun alih teknologi

4. Bila produksi di ekspor memberikan jalur atau jalan pemasaran yang dapat dirunut oleh pengusaha lokal di samping seketika memberikan tambahan devisa dan pajak bagi negara.

5. Lebih tahan terhadap fluktuasi bunga dan valuta asing.

6. Memberikan perlindungan politik dan keamanan wilayah karena bila investor berasal dari negara kuat niscaya bantuan keamanan juga akan diberikan.4

Secara umum diketahui bahwa kegiatan penanaman modal (investasi) khususnya yang berlokasi di negara-negara berkembang atau sedang berkembang, membuat investor sangat merasa khawatir karena memikirkan banyak resiko yang mungkin akan timbul apabila melakukan investasi di negara yang tidak tepat, hal itu disebabkan oleh banyak hal diantaranya : keadaan politik, sosial, dan ekonomi dari negara-negara berkembang atau sedang berkembang belum stabil, keamanan serta infrastruktur yang kurang memadai dan tidak adanya kepastian hukum bagi para investor dalam investasi. Hal inilah yang menjadi masalah yang dapat menjadi penghambat dalam kegiatan penanaman modal (investasi)5.

Dapat dimaklumi mengapa investor membutuhkan adanya kepastian hukum serta infrastruktur yang memadai, sebab dalam melakukan investasi selain

4

Gunarto Suhadi, Beberapa Elemen Penting dalam Hukum Perdagangan Internasional (Yogyakarta: Penerbit Univesitas Atmajaya, 2004), hlm. 45.

(4)

tunduk pada peraturan hukum serta ketentuan hukum di bidang investasi, juga ada ketentuan lain yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Ketentuan tersebut, antara lain berkaitan dengan perpajakan, ketenagakerjaan, dan masalah pertanahan. Semua ketentuan ini akan menjadi pertimbangan bagi investor dalam melakukan kegiatan investasi.6 Sebagai mana yang dikemukakan oleh Charles Himawan yaitu ;

“Peraturan-peraturan itu kadang-kadang demikian banyaknya sehingga menimbulkan kekaburan akan hukum yang berlaku. Untuk memanfaatkan modal

multinasional secara maksimal diperlukan kejernihan hukum.” Selanjutnya dikemukakan: “Apabila hukum yang berwibawa berarti hukum yang ditaati orang, baik orang yang membuat hukum itu maupun terhadap siapa hukum itu ditujukan, akan terlihat disini kaitan antara manusia dan hukum. Dirasakan pula perlunya hukum yang berwibawa untuk menunjang pembangunan. Dalam konteks yang berlainan diamati perlunya kepastian hukum untuk menjamin arus modal (capital flow) ke Indonesia”.7

Indonesia saat ini masih digolongkan ke dalam kategori negara yang berkembang, karena Indonesia masih membutuhkan bantuan berupa modal yang diinvestasikan oleh pihak asing maupun swasta. Dana yang diperoleh ini akan digunakan oleh pemerintah dalam membangun maupun menciptakan sebuah lokasi wilayah yang bermanfaat dari segi geostrategis ataupun geoekonomis. Secara langsung kegiatan inilah yang akan berfungsi untuk meningkatkan perekonomian negara.8 Namun faktanya banyak wilayah di negara kesatuan Republik Indonesia yang belum optimal dalam hal pemanfaatan oleh pemerintah.

Hal ini dikarenakan wilayah yang masih sulit untuk dijangkau atau diakses

(5)

oleh angkutan baik udara, laut, maupun darat. Secara langsung hal ini menyebabkan investor enggan menanamkan modalnya di wilayah tersebut karena berbagai alasan. Untuk itulah perlu pembangunan infrastruktur oleh pemerintah guna menunjang atau meningkatkan nilai tambah wilayah yang akan dijadikan sumber potensial bagi ekonomi nasional.

Secara nasional masih banyak terjadi ketidakmerataan terhadap pembangunan nasional, seperti di wilayah Papua, Sulawesi dan Kalimantan yang saat ini masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Pembangunan cenderung hanya berpusat pada wilayah besar dan padat penduduk, seperti Jakarta atau Medan yang saat ini sedang mengalami pembangunan yang besar-besaran namun hanya cenderung berpusat pada wilayah perkotaan saja. Hal ini tentu akan berakibat pada kurangnya lahan yang akan dijadikan untuk pemukiman umum sementara jumlah penduduk semakin hari semakin bertambah.

Keadaan ini dapat menjadi salah satu faktor penghambat dalam investasi nasional serta pembangunan nasional, yang menyebabkan ketertinggalan serta kemerosotan ekonomi di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena hanya wilayah tertentu saja yang menjadi pusat perhatian pemerintah dalam hal pembangunan, sementara banyak wilayah di Indonesia yang punya nilai potensial jika dimanfaatkan dengan baik serta dikelola oleh pihak-pihak yang tentunya bertanggung jawab atas pengembangan wilayah tersebut.

(6)

dengan pembangunan di sektor-sektor ekonomi yang terdapat di negara kita ini, seperti sektor pertanian, kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, industri, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain.9

Pelaksanaan pembangunan nasional seperti yang diketahui membutuhkan modal yang cukup besar dan tersedia pada waktu yang tepat. Modal dapat disediakan oleh pemerintah dan oleh masyarakat luas, khususnya dunia usaha swasta. Keadaan yang ideal, dari segi nasionalisme adalah apabila kebutuhan akan modal tersebut sepenuhnya dapat disediakan oleh kemampuan modal dalam negeri sendiri, apakah itu oleh pemerintah dan atau dunia usaha swasta dalam negeri. Dalam hal ketersediaan modal yang dapat dikerahkan untuk melaksanakan pembangunan nasional dirasakan tidak memadai, sehingga pemerintah merasa perlu melakukan berbagai kebijaksanaan dan pendekatan kepada negara-negara yang dapat memberikan bantuaanya kepada Indonesia.

Adapun upaya yang dilakukan pemerintah dalam menarik minat investor asing maupun domestik yaitu dengan menciptakan iklim usaha yang memadai, artinya dilihat dari perspektif hukum ada aturan yang jelas. Itulah sebabnya mengapa para pemimpin pemerintahan mengadakan berbagai pertemuan internasional untuk menyatukan persepsi dalam merusmuskan norma-norma terkait investasi. Dengan kata lain, dengan adanya pertemuan baik secara bilateral maupun multilateral yang wujud konkretnya dalam perjanjian internasional bisa diangkat menjadi hukum nasional dengan mengadopsi norma atau nilai yang terkandung dalam tatanan global.10

9

(7)

Guna pencapaian percepatan pembangunan ekonomi nasional dan untuk mewujudkan kedaulatan politik dan ekonomi Indonesia diperlukan peningkatan penanaman modal untuk mengolah potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi rill dengan menggunakan modal dalam negeri maupun modal luar negeri maka pemerintah mengesahkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (selanjutnya disebut UUPM) sebagai salah satu bentuk upaya atau apresiasi pemerintah bagi pengembangan iklim investasi di Indonesia.

Berdasarkan Pasal 31 UUPM Tahun 200711 pemerintah juga mengamanatkan tentang Kawasan Ekonomi Khusus yang diperuntukan untuk kegiatan investasi, yang kemudian dijadikan dasar hukum perlunya diatur kebijakan tersendiri mengenai Kawasan Ekonomi Khusus (selanjutnya disebut KEK) dalam suatu Undang-undang yang ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang KEK (selanjutnya disebut UU KEK), diikuti peraturan penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus yaitu Tentang Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 Jo Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 (selanjutnya disebut PP Penyelenggara KEK).

Pengesahan undang-undang tentang KEK ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam hal urbanisasi, ketidakmerataan pembangunan serta penyerapan tenaga kerja, pembentukan KEK juga diharap dapat meningkatkan nilai investasi, mendorong kegiatan ekspor serta pertumbuhan wilayah nasional secara merata dan seimbang.12

11

Pasal 31, Undang-undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal L.N.No.67 Tahun 2007.

(8)

Konsistensi pemerintah terkait pengembangan wilayah khusus untuk sektor ekonomi tersebut memang telah terbukti dengan diterbitkannya UU KEK dan melalui pembentukan Undang-Undang ini pemerintah berharap regulasi ini akan menjadi sebuah angin segar bagi siklus investasi nasional dan dengan terbentunya Undang-Undang ini maka semakin terbuka peluang bagi setiap wilayah untuk mengajukan pengembangan wilayahnya.

Kawasan Ekonomi Khusus merupakan kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasiliatas tertentu. Fungsi atau manfaat dari pembentukan KEK ini adalah untuk melakukan dan mengembangkan kegiatan usaha di bidang perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan energi, transportasi, maritim, dan perikanan, pos dan telekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain.

(9)

ekonomi nasional tentunya dengan pengelolaan yang tepat baik oleh pemerintah pusat, daerah, maupun sektor swasta.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penyusun skripsi ini tertarik untuk membahas mengenai bagaimanakah penyelenggaraan KEK di Indonesia, serta pengaturan kegiatan penanaman modal dalam KEK hingga analisis secara yuridis mengenai penerapan prinsip keseimbangan kemajuan dalam penanaman modal pada UU KEK dalam upaya pengembangan KEK sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penyelenggaraan kawasan ekonomi khusus berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 dan peraturan pelaksananya?

2. Bagaimanakah pengaturan kegiatan penanaman modal di dalam kawasan ekonomi khusus?

3. Bagaimanakah penerapan prinsip keseimbangan kemajuan dalam Penanaman Modal berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta peraturan pelaksanaanya?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk lebih memahami tentang penyelenggaraan kawasan ekonomi khusus di

(10)

2. Untuk mengetahui pengaturan hukum terhadap kegiatan penanaman modal di dalam Kawasan Ekonomi Khusus.

3. Untuk mengetahui penerapan prinsip keseimbangan kemajuan dalam penanaman modal berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus.

Selain beberapa tujuan, sebuah penelitian juga diarahkan agar banyak berdaya guna dan banyak memiliki manfaat. Adapun beberapa manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini terdiri dari kegunaan teoritis dan kegunaan praktis adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan teoritis

Sebagai sumbangan pemikiran pengembangan bidang ilmu hukum pada umumnya dan ilmu hukum ekonomi di bidang hukum investasi khususnya penanaman modal di negara Indonesia.

2. Kegunaan praktis

Sebagai sumbangan dan acuan bagi sistem hukum di Indonesia terutama dalam mengembangkan potensi wilayah menjadi KEK sehingga dapat menjadi sebuah kawasan strategis bagi para investor dalam kegiatan penanaman modal di Indonesia dan meningkatkan iklim investasi nasional.

D. Keaslian Penulisan

Guna melengkapi sekaligus dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh penulis selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara maka penulis menuangkannya dalam sebuah

(11)

Kemajuan Dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun

2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus Beserta Peraturan Pelaksananya”

Adapun judul penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik skripsi ini adalah “Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Kawasan Ekonomi Khusus Dalam

Kaitannya Dengan Upaya Meningkatkan Penanaman Modal” yang ditulis oleh

Muhammad Zeini, skripsi tersebut menekankan pada analisis terhadap produk hukum terkait KEK dalam peningkatan kegiatan penanaman modal, sedangkan skripsi ini lebih menekankan pada penerapan prinsip hukum dalam pelaksanaan kegiatan penanaman modal yang di implementasikan dalam KEK yang mulai diberlakukan pada tahun 2009.

Kegiatan investasi (penanaman modal) dibutuhkan sebuah prinsip atau asas yang dilakukan guna melengkapi penyelenggaraan kegiatan investasi tersebut, jadi di dalam skripsi ini menekankan bagaimana penerapan prinsip keseimbangan kemajuan dalam penanaman modal pada KEK yang tentu membutuhkan usaha untuk meningkatkan invstasi tersebut di Indonesia.

(12)

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Penanaman Modal (Investasi)

Pasal 1 UUPM ditegaskan bahwa penanaman modal ialah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia.13 Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan perseorangan atau badan hukum yang menanamkan modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri, sedangkan penanaman modal asing adalah kegiatan perseorangan atau badan hukum menanamkan modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

Modal asing dalam undang-undang ini tidak hanya berbentuk valuta asing, tetapi meliputi pula alat-alat perlengkapan tetap yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, penemuan-penemuan milik orang/badan asing yang dipergunakan dalam perusahaan di Indonesia dan keuntungan yang boleh ditransfer ke luar negeri tetapi dipergunakan kembali di Indonesia.

Secara umum penananaman modal dalam negeri adalah perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia. Secara umum investasi digolongkan atas dua jenis, yaitu ;

13

(13)

a. Direct Investment , yaitu investasi secara langsung dimana investor hadir dan langsung melihat fisik tempat tujuan invesrasi dengan membawa seluruh sumber daya yang dipergunakan dan mengendalikan usahanya secara langsung,

b. Portofolio Investment , yaitu investor tidak perlu hadir secara fisik melainkan hanya membeli saham dengan tujuan untuk mendapat keuntungan melalui penjualan kembali saham tersebut.14

Investasi langsung (direct investment) secara umum mengharuskan pemilik modal (investor) untuk hadir pada kegiatan investasi,hal ini dimaksudkan agar kegiatan investasi yang berlangsung dapat dijalankan secara langsung dan diawasi oleh pemeilik modal (investor). Dengan hadirnya atau tepatnya dengan didirikannya badan usaha yang berstatus sebagai penanam modal asing (PMA), maka badan usaha tersebut harus tunduk kepada ketentuan hukum di Indonesia.15

Jenis investasi ini pula para investor akan mendapat keuntungan berupa dapat melihat langsung lokasi atau wilayah yang akan dijadikan tempat investasi serta menentukan rencana tata ruang wilayah bagi tempat investasi. Oleh karena itu sekalipun secara teoritis dapat dipilah antara penanaman modal secara langsung dan tidak langsung, namun dilihat dari segi manfaat yang bisa diambil oleh negara penerima modal, maka kehadiran investasi langsung lebih menguntungkan bagi negara penerima modal, sebab kehadiran investasi langsung

14 Hendrik Untung, Hukum Investasi (Jakarta: Penerbit Sinar Grafika, 2010), hlm. 12.

15

(14)

dapat menjadi penggrerak roda pekonomian negara tersebut. Selain itu, dengan kehadiran investor asing dapat menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi pemerintah maupun masyarakat.

Berdasarkan hal di atas seperti yang diungkapkan oleh Gunarto Suhadi :

“Investasi langsung lebih baik dibandingkan investasi portofolio, karena investasi

langsung lebih permanen. Selain itu investasi langsung memberikan kerja bagi penduduk, mempunyai kekuatan penggandaan ekonomi lokal, memberikan risidu yang baik berupa peralatan maupun alih teknologi, tambahan devisa dan pajak bagi negara, tahan terhadap fluktuasi dan valuta asing, memberikan perlindungan

kepada investor”.16

Maka dapat dikatakan bahwa FDI lebih menguntungkan daripada investasi tidak langsung.17

2. Prinsip-prinsip hukum investasi

Guna menjalankan kegiatan investasi diperlukan prinsip atau asas yang menjadi dasar dalam penyelenggaraan kegiatan investasi, selain prinsip atau asas yang ada dalam Undang-undang penanaman modal terdapat juga beberapa prinsip yang dikenal dalam hukum investasi18, yaitu;

a. Prinsip ekonomis

Yaitu asas yang menyatakan bahwa hukum investasi memiliki nilai

16 Gunarto Suhadi, Beberapa Elemen Penting dalam Hukum Perdagangan Internasional (Yogyakarta: Penerbit Universitas Atmajaya, 2004), hlm. 45.

17 Irham Fahmi, Manajemen Investasi (Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2012), hlm. 5. 18

(15)

yang bersifat ekonomis, dalam hal ini setiap kegiatan investasi tentu memiliki nilai yang telah diperhitungkan sebelumnya oleh investor sebelum melakukan kegiatan investasi tersebut.

b. Prinsip hukum internasional

Hukum investasi dalam asas ini wajib memperhatikan nilai-nilai yang berlaku dalam dunia internasional, dalam asas ini ditekankan prinsip yang mengedepankan kepentingan masyarakat internasional sebelum melakukan investasi, karena diketahui bahwa invetasi bukan hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga dapat berasal dari luar negeri (modal asing).

c. Prinsip demokrasi ekonomi

Yaitu penanaman modal dilakukan secara bebas dan terbuka untuk investor asing. Asas ini menjadi sangat penting karena asas ini mendukung adanya pasar bebas di dalam kegiatan investasi. Pasar bebas sendiri mempunyai makna adanya suatu perdagangan yang melintasi batas antarnegara, baik yang berkenaan dengan impor maupun ekspor, yang tidak dibatas-batasi atau di intervensi dengan pengenaan tarif, kuota, subsidi dan batasan lainnya yang dapat menghambat arus barang perdagangan lokal maupun internasional.19

d. Prinsip kemanfaatan

Yaitu agar setiap hasil dari kegiatan investasi dapat dipergunakan untuk kesejahteraan masyarakat dan kepentingan nasional suatu negara,

19

(16)

dan hasil dari kegiatan investasi ini seluruhnya di tangani oleh pemerintah dan dibantu oleh Badan Pengelolaan Penanaman Modal (BKPM).

e. Prinsip kepastian hukum

Yaitu asas atau prinsip yang memberikan jaminan bagi para investor untuk melakukan kegiatan penanaman modal, serta sebagai tindakan proteksi oleh pemerintah terhadap perbuatan atau tindakan melawan hukum yang merugikan negara.

3. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Menurut UUPM dalam Pasal 31 telah menyebutkan adanya pengaturan tentang KEK sebagai suatu bagian dari kegiatan penanaman modal di Indonesia. Cikal bakal dari kegiatan KEK sudah ada dengan diundangkannya Undang-undang tentang Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

Selain itu praktek yang mengarah kepada kegiatan KEK sudah ada dengan ditandatanganinya MoU antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Singapura, walaupun telah ada MoU tersebut namun tetap dibutuhkan payung hukum yang lebih komperhensif untuk mengatur masalah investasi yang berkaitan dengan KEK.

Upaya pemerintah untuk mengembangkan daerah tertentu sebagai bagian dari KEK pernah diungkapkan oleh Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI.20 Pembentukan KEK merupakan upaya pemerintah untuk mempercepat peningkatan ekspor dan investasi, sehingga diperlukan berbagai kebijakan khusus. Hal ini juga sebagai upaya untuk

(17)

menandingi negara pesaing utama yaitu Tiongkok, Vietnam, Malaysia, dan Thailand.21 Kebijakan khusus yang dimaksud dalam bentuk fasilitas khusus di berbagai bidang yang akan memberikan kemudahan bagi para investor dalam hal kegiatan penanaman modal di Indonesia yang tetap tunduk pada peraturan atau ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.

F. Metode Penulisan

Dalam skripsi ini untuk membahas masalah sangat membutuhkan adanya data dan keterangan yang dapat dijadikan bahan analitis. Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data dan keterangan tersebut penulis menggunakan metode sebagai berikut.

1. Spesifikasi penelitian

Tipe penelitian hukum yang dilakukan adalah yuridis normative dengan pertimbangan bahwa titik tolak penelitian analisis terhadap peraturan perundang-undang tentang penanaman modal baik dalam hukum ekonomi maupun dalam kerangka hukum nasional Indonesia sendiri. Maka tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian juridis normatif, yakni penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif mengenai KEK dalam kegiatan penanaman modal di Indonesia. Hal ini ditempuh dengan melakukan penelitian kepustakaan. Oleh karena tipe penelitian yang digunakan adalah yuridis normative maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan.

21

(18)

Pendekatan tersebut melakukan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan penanaman modal serta KEK. 2. Data penelitian

Materi dalam skripsi ini diambil dari data seperti dimaksud dibawah ini : a. Bahan hukum primer, yaitu :

Ketentuan peraturan perundang-undangan dalam kerangka hukum nasional Indonesia yakni UUPM, dan diikuti UU KEK dan diikuti dengan PP Penyelenggaraan KEK.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu :

Bahan-bahan yang berkaitan erat dengan bahan hukum primer dan dapat digunakan untuk menganalisis dan memahami bahan hukum primer yang ada. Semua dokumen yang dapat menjadi sumber informasi mengenai prinsip keseimbangan kemajuan dalam penanaman modal serta kawasan ekonomi khusus, seperti seminar atau makalah dari pakar hukum, koran, majalah, artikel, dan juga sumber-sumber lain yakni internet yang memiliki kaitan erat dengan permasalahan yang dibahas.

c. Bahan hukum tersier, yaitu :

Mencakup kamus bahasa untuk pembenahan tata Bahasa Indonesia dan juga sebagai alat bantu pengalih bahasa beberapa istilah asing yang digunakan dalam skripsi ini.

3. Teknik pengumpulan data

(19)

data yang terdapat dalam buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, hasil seminar, dan sumber-sumber lain yang terkait masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

4. Analisis data

Data yang diperoleh dari penelusuran kepustakaan, dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Metode deskriptif yaitu menggambarkan secara menyeluruh tentang apa yang menjadi pokok permasalahan. Kualitatif yaitu metode yang diperoleh menurut kualitas kebenarannya kemudian dihubungkan dengan teori yang diperoleh dari penelitian kepustakaan sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan yang diajukan.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 (Lima) Bab yang masing-masing memiliki sub-babnya tersendiri, yang secara garis besarnya dapat diuraikan sebagai berikut

Bab I merupakan bab Pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan secara umum keadaan-keadaan berhubungan dengan objek penelitian seperti Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

(20)

memaparkan tentang kawasan ekonomi khusus Indonesia, penyelenggaraan KEK sesuai dengan amanat dalam Undang-undang tentang kawasan ekonomi khusus, dan tata cara pengadaan badan usaha pembangunan dan pengelolaan KEK

Bab III berjudul Pengaturan Terhadap Kegiatan Penanaman Modal Dalam Kawasan Ekonomi Khusus, pada bab ini akan diuraikan pengertian dan asas-asas dalam penyelenggaraan kegiatan penanaman modal serta perbedaan penanaman modal berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 dengan penanaman modal pada KEK, dan keuntungan penanaman modal dalam KEK tersebut.

Bab IV berjudul Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan Dalam Penanaman Modal Pada Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus Beserta Peraturan Pelaksananya, pada bab ini akan disajikan hasil analisa dari penelitian mengenai Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal, serta pengembangan KEK sebagai program peningkatan iklim investasi nasional, dan membahas tentang penerapan prinsip keseimbangan kemajuan dalam penanaman modal pada KEK berdasarkan Undang-undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang KEK beserta peraturan pelaksananya.

Referensi

Dokumen terkait

Data menunjukkan bahwa pengaruh orientasi instrinsik terhadap daya pikir mencapai 5,1%. Walau terkesan sangat sedikit, dimana 94,9% lainnya dipengaruhi oleh faktor

UP3AD Kota Semarang II pada khususnya dan DPPAD Provinsi Jawa Tengah pada umumnya mengenai pelaksanaan pemungutan pajak daerah dari sektor PKB dan alternatif

Tujuan penelitian ini yakni menganalisis dampak positif-negatif adanya dana rentenir dalam menunjang usaha dagang ibu rumah tangga pedagang serta upaya yang dilakukan oleh

Untuk memudahkan dalam menganalisis data, maka variabel yang digunakan diukur dengan mempergunakan model skala 5 tingkat (likert) yang memungkinkan pemegang polis dapat

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa tindak tutur ilokusi pada aktor dalam pementasan drama

Bahwa pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut di atas awalnya terdakwa berangkat dari rumah dengan tujuan mengambil uang dari kotak amal yang berada di

Ada pun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “apakah melalui penerapan strategi Multiple Intelligence dapat meningkatkan aktivitas belajar

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penting bagi kita semua baik orang tua, Guru dan murid untuk mengerti akan pentingnya pendidikan Agama Islam