• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PBL DAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TENTANG POLUSI LINGKUNGAN DI SMK NEGERI 4 LHOKSEUMAWE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PBL DAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TENTANG POLUSI LINGKUNGAN DI SMK NEGERI 4 LHOKSEUMAWE."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN

PBL DAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TENTANG

POLUSI LINGKUNGAN DI SMK NEGERI 4

LHOKSEUMAWE

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelas Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

KHAIRIAH ATA

NIM. 8106173030

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)

PERBANDINGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN

PBL DAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TENTANG

POLUSI LINGKUNGAN DI SMK NEGERI 4

LHOKSEUMAWE

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelas Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

KHAIRIAH ATA

NIM. 8106173030

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

KHAIRIAH ATA. Perbandingan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa tentang Polusi Lingkungan Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran PBL

dan Inquiry di SMK Negeri 4 Lhokseumawe. Tesis. Medan: Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan, Desember 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar, kemampuan berpikir kritis, dan hubungan hasil belajar dengan kemampuan berpikir kritis siswa tentang polusi lingkungan yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran PBL dan strategi pembelajaran inquiry di SMK Negeri 4 Lhokseumawe. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling. Kelas A dibelajarkan dengan strategi pembelajaran PBL (problem based learning) dan kelas B dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inquiry (guided inquiry). Instrumen penelitian menggunakan tes hasil belajar bentuk pilihan ganda dan tes kemampuan berpikir kritis. Teknik analisis data menggunakan uji t tidak berpasangan dan uji korelasi Pearson pada taraf signifikansi α=0,05 dengan bantuan aplikasi SPSS ver.19.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan PBL lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan inquiry (2,08:2) walaupun secara statistik tidak berbeda nyata (t =1,304; P = 0,199 > 0,05), kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan PBL lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan inquiry (2,01:2) walaupun secara statistik tidak berbeda nyata (t = 0,119; P =0,906 > 0,05), dan terdapat hubungan positif yang signifikan antara hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan PBL dan inquiry di SMK Negeri 4 Lhokseumawe (rPBL= 0,641,P= 0,001; rinq=0,677,P=0,000).

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan kepada guru untuk dapat menerapkan strategi pembelajaran PBL dalam pembelajaran biologi tentang polusi lingkungan dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa.

(7)

ii ABSTRACT

KHAIRIAH ATA. The Comparison of Students’ Biology Achievement and

Critical Thinking Skills about Environmental Pollution by Using PBL and Inquiry

Learning Strategies in SMK Negeri 4 Lhokseumawe. Thesis. Medan: Biology Study

Program, Postgraduate School, The State University of Medan, December 2012.

The objectives of this research are to know the difference of students’ biology learning achievement, critical thinking skills, and the relationship between biology learning achievement with critical thinking skills about environmental pollution by using PBL and inquiry learning strategies in the twelfth grade of SMK Negeri 4 Lhokseumawe. This research used quasi-experimental method which samples were chosen by using random cluster sampling technique. Class A was taught by using PBL (problem based learning) learning strategy and class B was taught by using inquiry learning strategy (guided inquiry). The research instruments consisted of the students’ achievement test and critical thinking skills test. Data were analyzed using the formula independent sample t test and Pearson correlation test at the level of significance α = 0.05 by using SPSS ver.19. The results showed that the students’ learning achievement taught by using PBL are higher than students taught by using inquiry (2,08:2), although there was no statistically significant different (t = 1.304, P = 0,199> 0,05), the students’ critical thinking skills taught by using PBL are higher than the students learnt by using inquiry (2,01:2) although there was no statistically significant different (t = 0.119, P = 0,906> 0,05), and there is a significant positive relationship between students’ learning achievement and critical thinking skills about environmental pollution taught by using PBL and inquiry learning strategies (rPBL= 0,641, P = 0,001; rinq=0,677,P=0,000). In following up of this research,

the teachers are expected to use PBL learning strategy in biology about environmental pollution in order to improve students’ learning achievement and critical thinking skills.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah

memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis yang berjudul “Perbandingan Penerapan Strategi

Pembelajaran PBL dan Inquiry Terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Tentang Polusi Lingkungan di SMK Negeri 4 Lhokseumawe” dengan baik. Tesis ini disusun guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan. Shalawat dan salam selalu dipersembahkan kepada

Rasulullah Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.

Pada kesempatan ini, penulis dengan kerendahan hati menyampaikan

ungkapan rasa terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih secara khusus penulis

sampaikan kepada Ibu Dr. Elly Djulia, M. Pd., dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap,

M. Si., selaku Dosen Pembimbing, yang tulus dan penuh perhatian memberikan

arahan, bimbingan, motivasi, dan waktunya kepada penulis sejak awal penulisan

sampai penyelesaian tesis ini.

Penulis juga menyampaikan ungkapan rasa terima kasih kepada Bapak

Dr. Hasruddin, M.Pd., Bapak Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si, dan Bapak Dr.

Syahmi Edi, M.Si., selaku narasumber dan tim penguji, yang telah memberikan

masukan dan saran untuk kesempurnaan tesis ini. Terima kasih kepada Bapak Dr.

Rachmat Mulyana, M.Si. dan Bapak Drs. Zulkifli Simatupang, M.Pd., selaku

(9)

iv

banyak memberi masukan dan saran untuk kesempurnaan instrumen penelitian

ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kepala SMK Negeri

4 Lhokseumawe, seluruh guru, dan siswa/i atas bantuan dan kerjasamanya.

Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi kelas A

angkatan XIX dan seluruh keluarga besar Program Studi Pendidikan Biologi

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, serta semua pihak yang telah

membantu proses pelaksanaan penelitian untuk penulisan tesis ini.

Cinta dan terimakasih yang tulus kepada abati Abubakar, S. Pd., ummi

Cut Nurul Husna, A. Ma. Pd., ‘ammati Maryam Taib, S. Pd., kakanda akhi

Khairuddin Aba, M. A., adinda akhi Khairun Nasir, S. Pd., akhi Syukri Aba, ukhti

Fadhilah Ata, dan seluruh keluarga besar atas doa dan pengorbanan tak terhingga,

untuk segala pengertian, perhatian, dan motivasi.

Menyadari akan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka saran

dan kritik yang bersifat konstruktif dan inovatif dari berbagai pihak sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Hanya kepada Allah SWT kita berserah,

semoga kita semua berhasil mencapai apa yang dicita-citakan serta melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.

Medan, Desember 2012 Penulis,

(10)

v

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Batasan Masalah... 5

1.4. Rumusan Masalah ... 6

1.5. Tujuan Penelitian ... 6

1.6. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 8

2.1. Kerangka Teoritis ... 8

2.1.1. Belajar dan Hasil Belajar ... 8

2.1.2. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 12

2.1.2.1 Strategi Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) 14 2.1.2.2 Strategi Pembelajaran Inquiry (Guided Inquiry) ... 20

2.1.3. Kemampuan Berpikir Kritis (Critical Thinking) ... 26

2.2. Penelitian Relevan ... 31

2.3. Kerangka Berpikir ... 32

2.4. Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III. METODE PENELITIAN... 39

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

3.2. Populasi dan Sampel ... 39

3.3. Variabel Penelitian ... 39

3.4. Jenis dan Desain Penelitian ... 40

3.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 40

3.6. Definisi Operasional... 46

3.7. Pengontrolan Variabel ... 46

3.8. Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.8. Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1. Hasil Penelitian ... 57

4.1.1. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa ... 57

(11)

vi

4.2. Analisis Data ... 59

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

4.4. Keterbatasan Penelitian ... 78

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 80

5.1. Simpulan ... 80

5.2. Implikasi ... 80

5.3. Saran ... 82

(12)

vii DAFTAR GAMBAR

Halaman

(13)

ix DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus dan sistem Penilaian ………... 87

Lampiran 2. RPP Kelas PBL ………... 90

Lampiran 3. RPP Kelas Inquiry ………... 102

Lampiran 4. LKS Kelas PBL ………... 114

Lampiran 5. LKS Kelas Inquiry ……….. 128

Lampiran 6. Tes Hasil Belajar (Valid) ……… 143

Lampiran 7. Tes Kemampuan Berpikir Kritis (Valid) ……… 147

Lampiran 8. Kunci Jawaban Tes ………. 152

Lampiran 9. Hasil Uji Validitas Instrumen ………. 153

Lampiran 10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ………. 159

Lampiran 11. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ………. 160

Lampiran 12. Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen ……… 162

Lampiran 13. Data Hasil Penelitan ……… 167

Lampiran 14. Hasil Analisis Data Penelitian (SPSS Ver. 19.0 for Windows) ………. 168

Lampiran 15. Dokumentasi Penelitian………... 176

Lampiran 16. Surat Pernyataan Validasi Instrumen Penelitian ……. 179

Lampiran 17. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Tesis ……….. 182

Lampiran 18. Surat Izin Melakukan Penelitian dari PPs UNIMED... 183

Lampiran 19. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah .………... 184

Lampiran 20. Undangan Ujian Tesis ………. 185

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi

pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan mental

siswa. Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

pengalaman belajar siswa yang dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap

konsep pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik profesional diharapkan

mampu memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan

materi pelajaran sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis

siswa.

Galbreath (1999, dalam Arnyana, 2006) mengemukakan bahwa pada

abad pengetahuan, modal intelektual, khususnya kecakapan berpikir tingkat tinggi

(higher order thinking) terutama berpikir kritis, merupakan kebutuhan sebagai

tenaga kerja yang handal. Afcariono (2008) juga menyatakan bahwa kemampuan

berpikir tinggi khususnya berpikir kritis sangat penting diajarkan di sekolah

karena keterampilan ini sangat diperlukan oleh siswa untuk sukses dalam

kehidupannya. Oleh karena itu, seorang ahli pendidikan, John Dewey, sejak awal

mengharapkan agar siswa diajarkan kecakapan berpikir kritis (Johnson, 2002).

Namun sampai saat ini, kecakapan berpikir kritis siswa belum ditangani

secara sungguh-sungguh oleh para guru di sekolah sehingga siswa masih banyak

yang kurang terampil menggunakan kemampuan berpikir kritis yang berdampak

pada hasil belajar siswa rendah. Hal ini mendukung pernyataan Ariyati (2010)

(15)

2

berpikir kritis siswa. Pada umumnya pembelajaran diarahkan untuk menghafal

dan menimbun informasi, sehingga siswa pintar secara teoritis tetapi miskin

aplikasi. Akibatnya kemampuan berpikir kritis menjadi beku, bahkan menjadi

susah untuk dikembangkan.

Permasalahan yang sama juga ditemukan di SMK Negeri 4

Lhokseumawe. Berdasarkan hasil observasi awal dan komunikasi langsung

dengan guru bidang studi IPA diketahui bahwa siswa masih memiliki kemampuan

berpikir kritis rendah yang ditunjukkan dengan minimnya aktivitas bertanya,

menjawab, menanggapi dan mengemukakan pendapat, menalar, belum terbiasa

menyelesaikan suatu masalah dengan baik, dan mencoba mengambil suatu

kesimpulan secara induksi dan deduksi masih sangat kurang dalam kegiatan

pembelajaran di kelas. Guru juga masih menggunakan strategi pembelajaran

tradisional yang didominasi ceramah sehingga proses pembelajaran berlangsung

satu arah, siswa mendengarkan dan mencatat, sekali-kali bertanya dan menjawab

pertanyaan guru.

Hal ini berdampak pada pencapaian hasil belajar IPA banyak yang belum

mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) rata-rata yang ditetapkan sekolah

yaitu 68, terutama materi Polusi Lingkungan yang dipelajari di kelas XI, yaitu

pada tahun pelajaran 2009/2010 KKM yang ditetapkan sekolah 68, nilai rata-rata

yang diperoleh siswa adalah 65; pada tahun pelajaran 2010/2011 KKM yang

ditetapkan sekolah masih 68, nilai rata-rata siswa adalah 66,5; dan pada tahun

pelajaran 2011/2012 KKM yang ditetapkan sekolah masih 68, nilai rata-rata siswa

(16)

3

Berdasarkan data nilai rata-rata IPA yang diperoleh siswa dalam tiga

tahun terakhir tersebut, terlihat masih adanya kesenjangan antara kenyataan dan

harapan yang diharapkan tercapai dalam kurikulum SMK pada standar

kompetensi Mata Pelajaran IPA, yaitu mengenali berbagai jenis polusi dan

dampaknya terhadap manusia dan lingkungan serta memiliki kesadaran dan

mampu berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan ekosistem

lingkungan dan sumber daya alam. Standar kompetensi IPA di SMK keseluruhan

menuntut kemampuan berpikir kritis siswa untuk mampu mengenali gejala-gejala

alam, mengidentifikasi polusi dan dampaknya sehingga siswa menyadari

pentingnya menjaga ekosistem lingkungan serta mampu menerapkan konsep IPA

untuk menyelesaikan berbagai masalah lingkungan yang berhubungan dengan

kompetensi produktif dan pengembangan diri khususnya dalam lingkungan kerja

dan umumnya dalam lingkungan masyarakat (KTSP SMK, 2008).

Materi IPA SMK khususnya di kelas XI tentang polusi lingkungan

merupakan salah satu materi penting yang harus dipelajari siswa karena

berhubungan dengan aplikasi sains dalam dunia kerja dan kehidupan

sehari-sehari. Namun, pada prakteknya proses pembelajaran tentang polusi lingkungan

yang dilakukan oleh guru di dalam kelas masih berorientasi guru (teacher center)

sehingga masih belum mampu mengaktifkan siswa secara optimal dalam kegiatan

belajar dan belum mampu membiasakan siswa siswa untuk berpikir kritis.

Agar pembelajaran di kelas menjadi efektif dan siswa terlibat secara aktif

dalam proses pembelajaran serta dapat melatih kemampuan berpikir kritis maka

guru perlu memilih dan menerapkan strategi pembelajaran ideal yang mampu

(17)

4

peran guru dalam proses pembelajaran adalah membantu agar proses

pembentukan pengetahuan oleh siswa dapat berjalan dengan baik, sehingga siswa

terbiasa dan mampu mempertanggungjawabkan pemikirannya serta terlatih untuk

menjadi pribadi yang mengerti, kritis, kreatif dan rasional.

Di antara banyak strategi pembelajaran yang ada, strategi pembelajaran

berbasis masalah (Problem Based Learning) dan strategi pembelajaran inquiry

(guided inquiry) yang memiliki dasar filosofi kontsruktivisme, mampu

mendorong siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dan melatih

kemampuan berpikir kritis.

Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa PBL dirancang berdasarkan

masalah riil kehidupan yang bersifat iil-structured, terbuka, dapat membangkitkan

minat siswa, nyata, dan sesuai untuk membangun kemampuan intelektual, dan

dapat melatih kecakapan berpikir tingkat tinggi siswa. Inquiry juga dilaporkan

dapat melatih siswa memecahkan masalah, meningkatkan pemahaman terhadap

sains, mengembangkan keterampilan belajar sains, dan literasi sains, dan dapat

melatih kecakapan berpikir siswa (Zion, Shafira dkk, 2004; Chin dan Chia, 2005;

Arnyana, 2006). Dengan kelebihan yang ada dalam PBL dan inquiry, maka perlu

diterapkan strategi pembelajaran ini di sekolah sebagai solusi agar siswa lebih

diberdayakan dan aktif dalam aktivitas belajar sehingga dapat melatih kemampuan

berpikir kritis yang diharapkan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, perlu dilakukan studi komparatif untuk

untuk mengetahui sejauh mana kedua strategi pembelajaran ini (PBL dan inquiry)

dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa terutama di

(18)

5

judul “Perbandingan Penerapan Strategi Pembelajaran PBL dan Inquiry Terhadap

Hasil Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Tentang Polusi Lingkungan

di SMK Negeri 4 Lhokseumawe.”

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan, ditemukan beberapa

identifikasi masalah yaitu: (1) Hasil belajar IPA siswa kelas XI SMK masih

tergolong rendah; (2) Kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah; (3) Materi

polusi lingkungan berhubungan dengan kehidupan nyata menuntut kemampuan

berpikir kritis siswa belum dibelajarkan secara optimal; (4) Keaktifan siswa dalam

kegiatan pembelajaran belum meningkat; (6) Guru masih cenderung mendominasi

proses pembelajaran di kelas; dan (7) Belum adanya inovasi yang menerapkan

PBL dan inquiry khususnya pada materi polusi lingkungan.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat keluasan ruang lingkup permasalahan seperti yang telah

diidentifikasi, maka penelitian ini perlu dibatasi supaya apa yang diteliti menjadi

lebih terfokus pada permasalahan yang mendasar dan memberikan dampak yang

luas terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis apabila permasalahan

ini diteliti. Penelitian ini dibatasi pada: Penerapan strategi pembelajaran PBL

berbasis literatur dan lingkungan, serta inquiry (guided inquiry) dalam

pembelajaran IPA materi polusi lingkungan yang membahas jenis polusi dan

dampaknya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, hasil belajar siswa pada

(19)

6

sembilan aspek yang dikembangkan oleh Tsui (2002), dan subjek penelitian

dibatasi pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Lhoksemawe.

1.4. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah yang ada, maka masalah dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa tentang polusi

lingkungan yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran PBL dan strategi

pembelajaran inquiry di SMK Negeri 4 Lhokseumawe?

2) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa

tentang polusi lingkungan yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran

PBL dan strategi pembelajaran inquiry di SMK Negeri 4 Lhokseumawe?

1.5. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan dilakukannya penelitian ini

adalah untuk mengetahui:

1) Perbedaan hasil belajar siswa tentang polusi lingkungan yang dibelajarkan

dengan strategi pembelajaran PBL dan strategi pembelajaran inquiry di SMK

Negeri 4 Lhokseumawe.

2) Perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa tentang polusi lingkungan yang

dibelajarkan dengan strategi pembelajaran PBL dan strategi pembelajaran

(20)

7

1.6. Manfaat Penelitian

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi guru dalam upaya merencanakan dan memilih strategi

pembelajaran pada materi IPA lainnya yang sesuai dengan kompetensi dan tujuan

yang diharapkan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan

hasil belajar siswa, serta bermanfaat juga bagi siswa agar dapat menumbuh

kembangkan atau meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar IPA.

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi

bagi penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan dalam

(21)

80

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian analisis data, maka dapat

diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa tentang polusi

lingkungan yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran PBL dengan siswa

yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inquiry di SMK Negeri 4

Lhokseumawe. Namun demikian hasil belajar siswa tentang polusi lingkungan

yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran PBL lebih baik daripada siswa

yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inquiry.

2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa

tentang polusi lingkungan yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran

PBL dengan siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inquiry di

SMK Negeri 4 Lhokseumawe. Namun demikian kemampuan berpikir kritis

siswa tentang polusi lingkungan yang dibelajarkan dengan strategi

pembelajaran PBL lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan strategi

pembelajaran inquiry.

5.2.Implikasi

Proses pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di SMK memiliki

peran penting dalam menghasilkan siswa yang berkualitas, yaitu manusia yang

mampu berpikir kritis, kreatif, logis, dan berinisiatif dalam menanggapi isu dan

(22)

81

diakibatkan oleh aktivitas manusia sehari-hari. Oleh karena itu untuk mempelajari

IPA diperlukan adanya kemampuan berpikir kritis pada diri siswa agar dapat

mempelajari IPA dengan mudah dan mampu menyelesaikan masalah berdasarkan

aturan, pola, atau logika tertentu.

Maka seorang guru dituntut untuk dapat merancang perencanaan dan

memilih strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi sehingga siswa

dapat ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih

mudah memahami materi. Untuk mengoptimalkan siswa aktif dalam belajar, maka

kegiatan pembelajaran harus berorientasi kepada siswa, sehingga guru dapat

menggunakan strategi pembelajaran yang mengarahkan siswa aktif di antaranya

strategi pembelajaran PBL dan inquiry.

Penerapan strategi pembelajaran PBL maupun inquiry di dalam kelas

bukanlah hal yang mudah, sehingga guru harus merancang perencanaan

pembelajaran dan menyediakan alokasi waktu yang sesuai agar semua materi

yang dibelajarkan kepada siswa dapat tersampaikan dengan baik dan benar, serta

mampu dipahami dan diingat siswa serta dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari. Siswa juga diharapkan untuk berpartisipasi aktif dalam belajar dan

mampu berpikir kritis. Guru sebagai fasilitator harus menyediakan sarana dan

sumber belajar yang memadai kepada siswa, mengatur lingkungan belajar yang

kondusif, sehingga siswa merasa senang dan nyaman belajar.

Melalui penerapan strategi pembelajaran PBL dan inquiry, diharapkan

dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar serta mampu mengasah dan

melatih kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan berbagai

(23)

82

5.3.Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak

lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Hendaknya dalam mengajarkan materi IPA khususnya polusi lingkungan,

guru tidak hanya menyampaikan konsep-konsep saja, namun diharapkan dapat

merancang dan menggunakan strategi pembelajaran yang dapat mengarahkan

siswa untuk terlibat aktif dalam belajar dan melatih kemampuan berpikir kritis

siswa. Dalam hal ini guru dianjurkan menggunakan strategi pembelajaran

PBL.

2. Penerapan strategi pembelajaran PBL dan inquiry yang diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa dapat

dikembangkan dan dimodifikasi lebih luas pada materi IPA, dan mata

pelajaran lainnya;

3. Kepada para peneliti pendidikan untuk melakukan penelitian lanjutan tentang

pengaruh penerapan strategi pembelajaran terhadap hasil belajar dan

kemampuan berpikir kritis siswa, serta mengkaji faktor-faktor lain yang

mempengaruhi hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa secara

menyeluruh dalam jangka waktu yang lebih lama dan pada lingkup yang lebih

luas. Sehingga menambah cakrawala dan wawasan, serta dapat bermanfaat

sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi dunia pendidikan

(24)

83

DAFTAR PUSTAKA

Afcariono, M. 2008. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan Inovatif, Volume 3, Nomor 2, Maret 2008.

Amir, M. T. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Ariyati, E. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Matematika dan IPA, Vol. 1, No. 2, Juli 2010.

Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Arnyana, I. B. P. 2006. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas PMIPA, IKIP Negeri Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 Th. XXXIX Juli 2006, ISSN 0215-8250 .

Barnes, A. 1992. Mathematical Thinking. New York: McMillan Publishing Company.

Bilgin, I. 2009. The Effects of Problem-Based Learning Instruction on University Students’ Performance of Conceptual and Quantitative Problems in Gas Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2009, 5(2), 153-164, E-ISSN: 1305-8223.

Brickman, P., C. Gormally, N. Armstrong, B. Hallar. 2009. Effects of Inquiry-based Learning on Students’ Science Literacy Skills and Confidence. International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, Vol. 3, No. 2 (July 2009), ISSN 1931-474, Georgia Southern University, http://www.georgiasouthern.edu/ijsotl.

Baron, L. 2003. Problem Based Learning. (Online). http://www.academy@fiu.edu/atresourcesttqt.html. (Diakses pada 25 Desember 2012).

Chin, C. dan L. G. Chia. 2005. Problem-Based Learning: Using Ill-Structured Problems in Biology Project Work. Singapure: Nanyang Technological University Academic Fund. DOI 10.1002/sce.20097. Published online 18 July 2005 in Wiley InterScience (www.interscience.wiley.com).

(25)

84

Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan IPA Jilid 3 Lanjutan Pertama. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Lanjutan Pertama.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Ernawati, D. Luvfiati, M. Miarsyah, dan T. Mutiara. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMK dan MAK Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Ennis, R. H., W. L. Gardiner, R. Morrow, D. Paulus, dan L. Ringel. 1964. The Cornell Clas-Reasoning Test, Form X. Champaign: Illinois Critical Thinking Project, Department of Educational Policy Sudies, University of Illinois at Urbana-Champaign.

Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hidayat, T dan N. Istiadah. 2011. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 19 Untuk Mengolah Data Statistik Penelitian. Jakarta: Mediakita.

Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan: Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Jubjiati. 2011. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Negeri 1 Batang Kuis. Medan: Tesis Pascasarjana Unimed Medan.

Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching and Learning. California: Corwin Press, Inc.

Kamal, S. 2010. Efektivitas Penggunaan Jigsaw dan Teknik Meringkas Catatan Menggunakan Peta Pikiran (Mind Mapping) Terhadap Prestasi Belajar Biologi dan Kecakapan Sosial Mahasiswa. Medan: Tesis Pascasarjana Unimed Medan.

Kindvatter, R., W. Wile, and M. Ishler. 1996. Dynamic of Effective Teaching. London: Logman Publisher.

Klegeris, A., dan H. Hurren. 2011. Problem-Based Learning In A Large Classroom Setting: Methodology, Student Perception And Problem Solving Skills. Proceedings of Edulearn 11 Conference. 4-6 July 2011, Barcelona, Spain. ISBN:978-84-615-0441-1.

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi: Teori, Praktik, dan Penelitian. Padang: UNP Press.

(26)

85

Masek, A. dan S. Yamin. 2012. The Impact of Instructional Methods on Critical Thinking: A Comparison of Problem-Based Learning and Conventional Approach in Engineering Education. International Scholarly Research Network ISRN Education Volume 2012, Article ID 759241, 6 pages doi:10.5402/2012/759241.

Ministry of Education Malaysia. 2002. Integrated Curriculum for Secondary Schools: Curriculum Specifications Science Form 2. Curriculum Development Centre.

Pasha, K. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam SMK Kelas XI, Semester 1 dan 2 Semua Bidang Keahlian. Bekasi Barat: Wahana Bina Prestasi.

Parr, B., dan M. C. Edwards. 2004. Inquiry-Based Instruction In Secondary Agricultural Education: Problem-Solving – An Old Friend Revisited. Journal of Agricultural Education, Volume 45, Number 4, 2004.

Purba, S. 2010. Strategi Pembelajaran Kolaboratif Dalam Meningkatkan Kreativitas Belajar Mengajar. Medan: Jurnal Teknologi Pendidikan Pascasarjana Unimed Medan, Vol. 3, No. 1, April 2010, ISSN 1979-6692.

Paidi. tanpa tahun. Peningkatan Scientific Skill Siswa Melalui Implementasi Metode Guided Inquiry Pada Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Sleman. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. (diakses pada 10 September 2012).

Quitadamo, I. J., C. L. Faiola, J. E. Johnson, and M. J. Kurtz. 2008. Community-based Inquiry Improves Critical Thinking in General Education Biology. Article. CBE-Life Sciences Education, Vol. 7, 327-337, Fall 2008.

Roestiyah, N. K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusche, S. N dan K. Jason. 2011. “You Have to Absorb Yourself in It”: Using Inquiry and Reflection to Promote Student Learning and Self-knowledge. Teaching Sociology 39(4) 338– 353, American Sociological Association 2011, DOI: 10.1177/0092055X11418685, http://ts.sagepub.com (Downloaded from tso.sagepub.com at ASA-American Sociological Association on October 17, 2011).

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.

(27)

86

Syah, M. 2003. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Setiawan, N. 2008. Penerapan Pengajaran Konstektual Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X2 SMA Laboratorium

Singaraja, Bali. Jurnal Pendidikan dan Pengembangan Pendidikan, Vol. 2, 42-59.

Sukatma, dkk. 1999. Lingkungan Hidup Untuk SMK. Malang: PPPGT/VEDC Malang.

Tim Penyusun. 2008. KTSP SMK Negeri 4 Lhokseumawe. Lhokseumawe.

Tsui, L. 2002. Fostering Critical Thinking through Effective Pedagogy: Evidence from Four Institutional Case Studies. The Journal of Higher Education, 73(6):740-763.

Varughese, V. K. 2010. Research Article: Academic Achievement of International Biological Science Students Under Two Teaching Regimes. Bioscience

Education, Volume 16, Dec 2010,

www.bioscience.heacademy.ac.uk/journal/vol16/beej-16-5.pdf.

Widowati. tanpa tahun. Pengembangan Critical Thinking Melalui Penerapan Model PBL (Problem Based Learning) Dalam Pembelajaran Sains. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. (diakses pada 10 Mei 2012)

Yadaz, A., D. Subedi, M. A. Lundeberg, and C. F. Bunting. 2011. Problem-based Learning: Influence on Students’ Learning in an Electrical Engineering Course. Journal of Engineering Education, April 2011, Vol. 100, No. 2, pp. 253–280, 2011 ASEE. http://www.jee.org.

Zion, M., D. Shafira, M. Slezak, E. Link, N. Bashan, M. Brumer, T. Orian, R. Nussinovitch, B. Agrest, dan R. Mendelovici. 2004. Case Study: Biomind-A New Biology Curriculum that Enables Aunthentic Inquiry Learning. Journal of Biological Education (2004), 38 (2).

Referensi

Dokumen terkait

Siswa mampu menyebutkan usia Nabi Muhammad saw ketika menerima wahyu yang

mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, pengolahan data dan analisis data mengenai pembelajaran menulis yang berkaitan dengan kemampuan menulis teks eksposisi

Salah satu bagian dari pelaminan, banta gadang menjadi simbol prestise bagi keluarga yang mengadakan pesta perkawinan. Jumlah banta gadang yang berdiri pada pelaminan

In order to have a clear description of the problem under the study of teaching functional expression for the grade students of MTs Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

/2015 tanggal 21 September 2015, pekerjaan Penyusunan Masterplan Penyelenggaraan Pekan Olah Raga Provinsi Sumatera Selatan di Kabupaten Muara Enim, maka peserta yang

Penggunaan dadah mengatasi lain-lain keperluan hidup seperti makan, minum, keluarga dan sebagainya, mengalami gejala tarikan sekiranya tidak ambil dadah untuk

Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru pada Pembelajaran IPA melalui Pendekatan Inkuiri berbantu Papan Inkuiri Siklus I dan II. No Kegiatan