PERBANDINGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN
PBL DAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TENTANG
POLUSI LINGKUNGAN DI SMK NEGERI 4
LHOKSEUMAWE
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelas Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
KHAIRIAH ATA
NIM. 8106173030
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
PERBANDINGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN
PBL DAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TENTANG
POLUSI LINGKUNGAN DI SMK NEGERI 4
LHOKSEUMAWE
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelas Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
KHAIRIAH ATA
NIM. 8106173030
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
i ABSTRAK
KHAIRIAH ATA. Perbandingan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa tentang Polusi Lingkungan Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran PBL
dan Inquiry di SMK Negeri 4 Lhokseumawe. Tesis. Medan: Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan, Desember 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar, kemampuan berpikir kritis, dan hubungan hasil belajar dengan kemampuan berpikir kritis siswa tentang polusi lingkungan yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran PBL dan strategi pembelajaran inquiry di SMK Negeri 4 Lhokseumawe. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling. Kelas A dibelajarkan dengan strategi pembelajaran PBL (problem based learning) dan kelas B dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inquiry (guided inquiry). Instrumen penelitian menggunakan tes hasil belajar bentuk pilihan ganda dan tes kemampuan berpikir kritis. Teknik analisis data menggunakan uji t tidak berpasangan dan uji korelasi Pearson pada taraf signifikansi α=0,05 dengan bantuan aplikasi SPSS ver.19.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan PBL lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan inquiry (2,08:2) walaupun secara statistik tidak berbeda nyata (t =1,304; P = 0,199 > 0,05), kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan PBL lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan inquiry (2,01:2) walaupun secara statistik tidak berbeda nyata (t = 0,119; P =0,906 > 0,05), dan terdapat hubungan positif yang signifikan antara hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan PBL dan inquiry di SMK Negeri 4 Lhokseumawe (rPBL= 0,641,P= 0,001; rinq=0,677,P=0,000).
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan kepada guru untuk dapat menerapkan strategi pembelajaran PBL dalam pembelajaran biologi tentang polusi lingkungan dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa.
ii ABSTRACT
KHAIRIAH ATA. The Comparison of Students’ Biology Achievement and
Critical Thinking Skills about Environmental Pollution by Using PBL and Inquiry
Learning Strategies in SMK Negeri 4 Lhokseumawe. Thesis. Medan: Biology Study
Program, Postgraduate School, The State University of Medan, December 2012.
The objectives of this research are to know the difference of students’ biology learning achievement, critical thinking skills, and the relationship between biology learning achievement with critical thinking skills about environmental pollution by using PBL and inquiry learning strategies in the twelfth grade of SMK Negeri 4 Lhokseumawe. This research used quasi-experimental method which samples were chosen by using random cluster sampling technique. Class A was taught by using PBL (problem based learning) learning strategy and class B was taught by using inquiry learning strategy (guided inquiry). The research instruments consisted of the students’ achievement test and critical thinking skills test. Data were analyzed using the formula independent sample t test and Pearson correlation test at the level of significance α = 0.05 by using SPSS ver.19. The results showed that the students’ learning achievement taught by using PBL are higher than students taught by using inquiry (2,08:2), although there was no statistically significant different (t = 1.304, P = 0,199> 0,05), the students’ critical thinking skills taught by using PBL are higher than the students learnt by using inquiry (2,01:2) although there was no statistically significant different (t = 0.119, P = 0,906> 0,05), and there is a significant positive relationship between students’ learning achievement and critical thinking skills about environmental pollution taught by using PBL and inquiry learning strategies (rPBL= 0,641, P = 0,001; rinq=0,677,P=0,000). In following up of this research,
the teachers are expected to use PBL learning strategy in biology about environmental pollution in order to improve students’ learning achievement and critical thinking skills.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul “Perbandingan Penerapan Strategi
Pembelajaran PBL dan Inquiry Terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Tentang Polusi Lingkungan di SMK Negeri 4 Lhokseumawe” dengan baik. Tesis ini disusun guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan. Shalawat dan salam selalu dipersembahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.
Pada kesempatan ini, penulis dengan kerendahan hati menyampaikan
ungkapan rasa terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih secara khusus penulis
sampaikan kepada Ibu Dr. Elly Djulia, M. Pd., dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap,
M. Si., selaku Dosen Pembimbing, yang tulus dan penuh perhatian memberikan
arahan, bimbingan, motivasi, dan waktunya kepada penulis sejak awal penulisan
sampai penyelesaian tesis ini.
Penulis juga menyampaikan ungkapan rasa terima kasih kepada Bapak
Dr. Hasruddin, M.Pd., Bapak Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si, dan Bapak Dr.
Syahmi Edi, M.Si., selaku narasumber dan tim penguji, yang telah memberikan
masukan dan saran untuk kesempurnaan tesis ini. Terima kasih kepada Bapak Dr.
Rachmat Mulyana, M.Si. dan Bapak Drs. Zulkifli Simatupang, M.Pd., selaku
iv
banyak memberi masukan dan saran untuk kesempurnaan instrumen penelitian
ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kepala SMK Negeri
4 Lhokseumawe, seluruh guru, dan siswa/i atas bantuan dan kerjasamanya.
Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi kelas A
angkatan XIX dan seluruh keluarga besar Program Studi Pendidikan Biologi
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, serta semua pihak yang telah
membantu proses pelaksanaan penelitian untuk penulisan tesis ini.
Cinta dan terimakasih yang tulus kepada abati Abubakar, S. Pd., ummi
Cut Nurul Husna, A. Ma. Pd., ‘ammati Maryam Taib, S. Pd., kakanda akhi
Khairuddin Aba, M. A., adinda akhi Khairun Nasir, S. Pd., akhi Syukri Aba, ukhti
Fadhilah Ata, dan seluruh keluarga besar atas doa dan pengorbanan tak terhingga,
untuk segala pengertian, perhatian, dan motivasi.
Menyadari akan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka saran
dan kritik yang bersifat konstruktif dan inovatif dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Hanya kepada Allah SWT kita berserah,
semoga kita semua berhasil mencapai apa yang dicita-citakan serta melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.
Medan, Desember 2012 Penulis,
v
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 5
1.3. Batasan Masalah... 5
1.4. Rumusan Masalah ... 6
1.5. Tujuan Penelitian ... 6
1.6. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 8
2.1. Kerangka Teoritis ... 8
2.1.1. Belajar dan Hasil Belajar ... 8
2.1.2. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 12
2.1.2.1 Strategi Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) 14 2.1.2.2 Strategi Pembelajaran Inquiry (Guided Inquiry) ... 20
2.1.3. Kemampuan Berpikir Kritis (Critical Thinking) ... 26
2.2. Penelitian Relevan ... 31
2.3. Kerangka Berpikir ... 32
2.4. Hipotesis Penelitian ... 37
BAB III. METODE PENELITIAN... 39
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39
3.2. Populasi dan Sampel ... 39
3.3. Variabel Penelitian ... 39
3.4. Jenis dan Desain Penelitian ... 40
3.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 40
3.6. Definisi Operasional... 46
3.7. Pengontrolan Variabel ... 46
3.8. Teknik Pengumpulan Data ... 48
3.8. Teknik Analisis Data ... 55
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 57
4.1. Hasil Penelitian ... 57
4.1.1. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa ... 57
vi
4.2. Analisis Data ... 59
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61
4.4. Keterbatasan Penelitian ... 78
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 80
5.1. Simpulan ... 80
5.2. Implikasi ... 80
5.3. Saran ... 82
vii DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus dan sistem Penilaian ………... 87
Lampiran 2. RPP Kelas PBL ………... 90
Lampiran 3. RPP Kelas Inquiry ………... 102
Lampiran 4. LKS Kelas PBL ………... 114
Lampiran 5. LKS Kelas Inquiry ……….. 128
Lampiran 6. Tes Hasil Belajar (Valid) ……… 143
Lampiran 7. Tes Kemampuan Berpikir Kritis (Valid) ……… 147
Lampiran 8. Kunci Jawaban Tes ………. 152
Lampiran 9. Hasil Uji Validitas Instrumen ………. 153
Lampiran 10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ………. 159
Lampiran 11. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ………. 160
Lampiran 12. Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen ……… 162
Lampiran 13. Data Hasil Penelitan ……… 167
Lampiran 14. Hasil Analisis Data Penelitian (SPSS Ver. 19.0 for Windows) ………. 168
Lampiran 15. Dokumentasi Penelitian………... 176
Lampiran 16. Surat Pernyataan Validasi Instrumen Penelitian ……. 179
Lampiran 17. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Tesis ……….. 182
Lampiran 18. Surat Izin Melakukan Penelitian dari PPs UNIMED... 183
Lampiran 19. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah .………... 184
Lampiran 20. Undangan Ujian Tesis ………. 185
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi
pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan mental
siswa. Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk
pengalaman belajar siswa yang dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap
konsep pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik profesional diharapkan
mampu memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan
materi pelajaran sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis
siswa.
Galbreath (1999, dalam Arnyana, 2006) mengemukakan bahwa pada
abad pengetahuan, modal intelektual, khususnya kecakapan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking) terutama berpikir kritis, merupakan kebutuhan sebagai
tenaga kerja yang handal. Afcariono (2008) juga menyatakan bahwa kemampuan
berpikir tinggi khususnya berpikir kritis sangat penting diajarkan di sekolah
karena keterampilan ini sangat diperlukan oleh siswa untuk sukses dalam
kehidupannya. Oleh karena itu, seorang ahli pendidikan, John Dewey, sejak awal
mengharapkan agar siswa diajarkan kecakapan berpikir kritis (Johnson, 2002).
Namun sampai saat ini, kecakapan berpikir kritis siswa belum ditangani
secara sungguh-sungguh oleh para guru di sekolah sehingga siswa masih banyak
yang kurang terampil menggunakan kemampuan berpikir kritis yang berdampak
pada hasil belajar siswa rendah. Hal ini mendukung pernyataan Ariyati (2010)
2
berpikir kritis siswa. Pada umumnya pembelajaran diarahkan untuk menghafal
dan menimbun informasi, sehingga siswa pintar secara teoritis tetapi miskin
aplikasi. Akibatnya kemampuan berpikir kritis menjadi beku, bahkan menjadi
susah untuk dikembangkan.
Permasalahan yang sama juga ditemukan di SMK Negeri 4
Lhokseumawe. Berdasarkan hasil observasi awal dan komunikasi langsung
dengan guru bidang studi IPA diketahui bahwa siswa masih memiliki kemampuan
berpikir kritis rendah yang ditunjukkan dengan minimnya aktivitas bertanya,
menjawab, menanggapi dan mengemukakan pendapat, menalar, belum terbiasa
menyelesaikan suatu masalah dengan baik, dan mencoba mengambil suatu
kesimpulan secara induksi dan deduksi masih sangat kurang dalam kegiatan
pembelajaran di kelas. Guru juga masih menggunakan strategi pembelajaran
tradisional yang didominasi ceramah sehingga proses pembelajaran berlangsung
satu arah, siswa mendengarkan dan mencatat, sekali-kali bertanya dan menjawab
pertanyaan guru.
Hal ini berdampak pada pencapaian hasil belajar IPA banyak yang belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) rata-rata yang ditetapkan sekolah
yaitu 68, terutama materi Polusi Lingkungan yang dipelajari di kelas XI, yaitu
pada tahun pelajaran 2009/2010 KKM yang ditetapkan sekolah 68, nilai rata-rata
yang diperoleh siswa adalah 65; pada tahun pelajaran 2010/2011 KKM yang
ditetapkan sekolah masih 68, nilai rata-rata siswa adalah 66,5; dan pada tahun
pelajaran 2011/2012 KKM yang ditetapkan sekolah masih 68, nilai rata-rata siswa
3
Berdasarkan data nilai rata-rata IPA yang diperoleh siswa dalam tiga
tahun terakhir tersebut, terlihat masih adanya kesenjangan antara kenyataan dan
harapan yang diharapkan tercapai dalam kurikulum SMK pada standar
kompetensi Mata Pelajaran IPA, yaitu mengenali berbagai jenis polusi dan
dampaknya terhadap manusia dan lingkungan serta memiliki kesadaran dan
mampu berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan ekosistem
lingkungan dan sumber daya alam. Standar kompetensi IPA di SMK keseluruhan
menuntut kemampuan berpikir kritis siswa untuk mampu mengenali gejala-gejala
alam, mengidentifikasi polusi dan dampaknya sehingga siswa menyadari
pentingnya menjaga ekosistem lingkungan serta mampu menerapkan konsep IPA
untuk menyelesaikan berbagai masalah lingkungan yang berhubungan dengan
kompetensi produktif dan pengembangan diri khususnya dalam lingkungan kerja
dan umumnya dalam lingkungan masyarakat (KTSP SMK, 2008).
Materi IPA SMK khususnya di kelas XI tentang polusi lingkungan
merupakan salah satu materi penting yang harus dipelajari siswa karena
berhubungan dengan aplikasi sains dalam dunia kerja dan kehidupan
sehari-sehari. Namun, pada prakteknya proses pembelajaran tentang polusi lingkungan
yang dilakukan oleh guru di dalam kelas masih berorientasi guru (teacher center)
sehingga masih belum mampu mengaktifkan siswa secara optimal dalam kegiatan
belajar dan belum mampu membiasakan siswa siswa untuk berpikir kritis.
Agar pembelajaran di kelas menjadi efektif dan siswa terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran serta dapat melatih kemampuan berpikir kritis maka
guru perlu memilih dan menerapkan strategi pembelajaran ideal yang mampu
4
peran guru dalam proses pembelajaran adalah membantu agar proses
pembentukan pengetahuan oleh siswa dapat berjalan dengan baik, sehingga siswa
terbiasa dan mampu mempertanggungjawabkan pemikirannya serta terlatih untuk
menjadi pribadi yang mengerti, kritis, kreatif dan rasional.
Di antara banyak strategi pembelajaran yang ada, strategi pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) dan strategi pembelajaran inquiry
(guided inquiry) yang memiliki dasar filosofi kontsruktivisme, mampu
mendorong siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dan melatih
kemampuan berpikir kritis.
Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa PBL dirancang berdasarkan
masalah riil kehidupan yang bersifat iil-structured, terbuka, dapat membangkitkan
minat siswa, nyata, dan sesuai untuk membangun kemampuan intelektual, dan
dapat melatih kecakapan berpikir tingkat tinggi siswa. Inquiry juga dilaporkan
dapat melatih siswa memecahkan masalah, meningkatkan pemahaman terhadap
sains, mengembangkan keterampilan belajar sains, dan literasi sains, dan dapat
melatih kecakapan berpikir siswa (Zion, Shafira dkk, 2004; Chin dan Chia, 2005;
Arnyana, 2006). Dengan kelebihan yang ada dalam PBL dan inquiry, maka perlu
diterapkan strategi pembelajaran ini di sekolah sebagai solusi agar siswa lebih
diberdayakan dan aktif dalam aktivitas belajar sehingga dapat melatih kemampuan
berpikir kritis yang diharapkan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan fakta-fakta di atas, perlu dilakukan studi komparatif untuk
untuk mengetahui sejauh mana kedua strategi pembelajaran ini (PBL dan inquiry)
dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa terutama di
5
judul “Perbandingan Penerapan Strategi Pembelajaran PBL dan Inquiry Terhadap
Hasil Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Tentang Polusi Lingkungan
di SMK Negeri 4 Lhokseumawe.”
1.2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan, ditemukan beberapa
identifikasi masalah yaitu: (1) Hasil belajar IPA siswa kelas XI SMK masih
tergolong rendah; (2) Kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah; (3) Materi
polusi lingkungan berhubungan dengan kehidupan nyata menuntut kemampuan
berpikir kritis siswa belum dibelajarkan secara optimal; (4) Keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran belum meningkat; (6) Guru masih cenderung mendominasi
proses pembelajaran di kelas; dan (7) Belum adanya inovasi yang menerapkan
PBL dan inquiry khususnya pada materi polusi lingkungan.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat keluasan ruang lingkup permasalahan seperti yang telah
diidentifikasi, maka penelitian ini perlu dibatasi supaya apa yang diteliti menjadi
lebih terfokus pada permasalahan yang mendasar dan memberikan dampak yang
luas terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis apabila permasalahan
ini diteliti. Penelitian ini dibatasi pada: Penerapan strategi pembelajaran PBL
berbasis literatur dan lingkungan, serta inquiry (guided inquiry) dalam
pembelajaran IPA materi polusi lingkungan yang membahas jenis polusi dan
dampaknya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, hasil belajar siswa pada
6
sembilan aspek yang dikembangkan oleh Tsui (2002), dan subjek penelitian
dibatasi pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Lhoksemawe.
1.4. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah yang ada, maka masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa tentang polusi
lingkungan yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran PBL dan strategi
pembelajaran inquiry di SMK Negeri 4 Lhokseumawe?
2) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa
tentang polusi lingkungan yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran
PBL dan strategi pembelajaran inquiry di SMK Negeri 4 Lhokseumawe?
1.5. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1) Perbedaan hasil belajar siswa tentang polusi lingkungan yang dibelajarkan
dengan strategi pembelajaran PBL dan strategi pembelajaran inquiry di SMK
Negeri 4 Lhokseumawe.
2) Perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa tentang polusi lingkungan yang
dibelajarkan dengan strategi pembelajaran PBL dan strategi pembelajaran
7
1.6. Manfaat Penelitian
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi guru dalam upaya merencanakan dan memilih strategi
pembelajaran pada materi IPA lainnya yang sesuai dengan kompetensi dan tujuan
yang diharapkan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
hasil belajar siswa, serta bermanfaat juga bagi siswa agar dapat menumbuh
kembangkan atau meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar IPA.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
bagi penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan dalam
80
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1.Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian analisis data, maka dapat
diambil beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa tentang polusi
lingkungan yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran PBL dengan siswa
yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inquiry di SMK Negeri 4
Lhokseumawe. Namun demikian hasil belajar siswa tentang polusi lingkungan
yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran PBL lebih baik daripada siswa
yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inquiry.
2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa
tentang polusi lingkungan yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran
PBL dengan siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inquiry di
SMK Negeri 4 Lhokseumawe. Namun demikian kemampuan berpikir kritis
siswa tentang polusi lingkungan yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran PBL lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran inquiry.
5.2.Implikasi
Proses pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di SMK memiliki
peran penting dalam menghasilkan siswa yang berkualitas, yaitu manusia yang
mampu berpikir kritis, kreatif, logis, dan berinisiatif dalam menanggapi isu dan
81
diakibatkan oleh aktivitas manusia sehari-hari. Oleh karena itu untuk mempelajari
IPA diperlukan adanya kemampuan berpikir kritis pada diri siswa agar dapat
mempelajari IPA dengan mudah dan mampu menyelesaikan masalah berdasarkan
aturan, pola, atau logika tertentu.
Maka seorang guru dituntut untuk dapat merancang perencanaan dan
memilih strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi sehingga siswa
dapat ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih
mudah memahami materi. Untuk mengoptimalkan siswa aktif dalam belajar, maka
kegiatan pembelajaran harus berorientasi kepada siswa, sehingga guru dapat
menggunakan strategi pembelajaran yang mengarahkan siswa aktif di antaranya
strategi pembelajaran PBL dan inquiry.
Penerapan strategi pembelajaran PBL maupun inquiry di dalam kelas
bukanlah hal yang mudah, sehingga guru harus merancang perencanaan
pembelajaran dan menyediakan alokasi waktu yang sesuai agar semua materi
yang dibelajarkan kepada siswa dapat tersampaikan dengan baik dan benar, serta
mampu dipahami dan diingat siswa serta dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Siswa juga diharapkan untuk berpartisipasi aktif dalam belajar dan
mampu berpikir kritis. Guru sebagai fasilitator harus menyediakan sarana dan
sumber belajar yang memadai kepada siswa, mengatur lingkungan belajar yang
kondusif, sehingga siswa merasa senang dan nyaman belajar.
Melalui penerapan strategi pembelajaran PBL dan inquiry, diharapkan
dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar serta mampu mengasah dan
melatih kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan berbagai
82
5.3.Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Hendaknya dalam mengajarkan materi IPA khususnya polusi lingkungan,
guru tidak hanya menyampaikan konsep-konsep saja, namun diharapkan dapat
merancang dan menggunakan strategi pembelajaran yang dapat mengarahkan
siswa untuk terlibat aktif dalam belajar dan melatih kemampuan berpikir kritis
siswa. Dalam hal ini guru dianjurkan menggunakan strategi pembelajaran
PBL.
2. Penerapan strategi pembelajaran PBL dan inquiry yang diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa dapat
dikembangkan dan dimodifikasi lebih luas pada materi IPA, dan mata
pelajaran lainnya;
3. Kepada para peneliti pendidikan untuk melakukan penelitian lanjutan tentang
pengaruh penerapan strategi pembelajaran terhadap hasil belajar dan
kemampuan berpikir kritis siswa, serta mengkaji faktor-faktor lain yang
mempengaruhi hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa secara
menyeluruh dalam jangka waktu yang lebih lama dan pada lingkup yang lebih
luas. Sehingga menambah cakrawala dan wawasan, serta dapat bermanfaat
sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi dunia pendidikan
83
DAFTAR PUSTAKA
Afcariono, M. 2008. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan Inovatif, Volume 3, Nomor 2, Maret 2008.
Amir, M. T. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ariyati, E. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Matematika dan IPA, Vol. 1, No. 2, Juli 2010.
Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Arnyana, I. B. P. 2006. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas PMIPA, IKIP Negeri Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 Th. XXXIX Juli 2006, ISSN 0215-8250 .
Barnes, A. 1992. Mathematical Thinking. New York: McMillan Publishing Company.
Bilgin, I. 2009. The Effects of Problem-Based Learning Instruction on University Students’ Performance of Conceptual and Quantitative Problems in Gas Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2009, 5(2), 153-164, E-ISSN: 1305-8223.
Brickman, P., C. Gormally, N. Armstrong, B. Hallar. 2009. Effects of Inquiry-based Learning on Students’ Science Literacy Skills and Confidence. International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, Vol. 3, No. 2 (July 2009), ISSN 1931-474, Georgia Southern University, http://www.georgiasouthern.edu/ijsotl.
Baron, L. 2003. Problem Based Learning. (Online). http://www.academy@fiu.edu/atresourcesttqt.html. (Diakses pada 25 Desember 2012).
Chin, C. dan L. G. Chia. 2005. Problem-Based Learning: Using Ill-Structured Problems in Biology Project Work. Singapure: Nanyang Technological University Academic Fund. DOI 10.1002/sce.20097. Published online 18 July 2005 in Wiley InterScience (www.interscience.wiley.com).
84
Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan IPA Jilid 3 Lanjutan Pertama. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Lanjutan Pertama.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ernawati, D. Luvfiati, M. Miarsyah, dan T. Mutiara. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMK dan MAK Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Ennis, R. H., W. L. Gardiner, R. Morrow, D. Paulus, dan L. Ringel. 1964. The Cornell Clas-Reasoning Test, Form X. Champaign: Illinois Critical Thinking Project, Department of Educational Policy Sudies, University of Illinois at Urbana-Champaign.
Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hidayat, T dan N. Istiadah. 2011. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 19 Untuk Mengolah Data Statistik Penelitian. Jakarta: Mediakita.
Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan: Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.
Jubjiati. 2011. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Negeri 1 Batang Kuis. Medan: Tesis Pascasarjana Unimed Medan.
Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching and Learning. California: Corwin Press, Inc.
Kamal, S. 2010. Efektivitas Penggunaan Jigsaw dan Teknik Meringkas Catatan Menggunakan Peta Pikiran (Mind Mapping) Terhadap Prestasi Belajar Biologi dan Kecakapan Sosial Mahasiswa. Medan: Tesis Pascasarjana Unimed Medan.
Kindvatter, R., W. Wile, and M. Ishler. 1996. Dynamic of Effective Teaching. London: Logman Publisher.
Klegeris, A., dan H. Hurren. 2011. Problem-Based Learning In A Large Classroom Setting: Methodology, Student Perception And Problem Solving Skills. Proceedings of Edulearn 11 Conference. 4-6 July 2011, Barcelona, Spain. ISBN:978-84-615-0441-1.
Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi: Teori, Praktik, dan Penelitian. Padang: UNP Press.
85
Masek, A. dan S. Yamin. 2012. The Impact of Instructional Methods on Critical Thinking: A Comparison of Problem-Based Learning and Conventional Approach in Engineering Education. International Scholarly Research Network ISRN Education Volume 2012, Article ID 759241, 6 pages doi:10.5402/2012/759241.
Ministry of Education Malaysia. 2002. Integrated Curriculum for Secondary Schools: Curriculum Specifications Science Form 2. Curriculum Development Centre.
Pasha, K. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam SMK Kelas XI, Semester 1 dan 2 Semua Bidang Keahlian. Bekasi Barat: Wahana Bina Prestasi.
Parr, B., dan M. C. Edwards. 2004. Inquiry-Based Instruction In Secondary Agricultural Education: Problem-Solving – An Old Friend Revisited. Journal of Agricultural Education, Volume 45, Number 4, 2004.
Purba, S. 2010. Strategi Pembelajaran Kolaboratif Dalam Meningkatkan Kreativitas Belajar Mengajar. Medan: Jurnal Teknologi Pendidikan Pascasarjana Unimed Medan, Vol. 3, No. 1, April 2010, ISSN 1979-6692.
Paidi. tanpa tahun. Peningkatan Scientific Skill Siswa Melalui Implementasi Metode Guided Inquiry Pada Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Sleman. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. (diakses pada 10 September 2012).
Quitadamo, I. J., C. L. Faiola, J. E. Johnson, and M. J. Kurtz. 2008. Community-based Inquiry Improves Critical Thinking in General Education Biology. Article. CBE-Life Sciences Education, Vol. 7, 327-337, Fall 2008.
Roestiyah, N. K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusche, S. N dan K. Jason. 2011. “You Have to Absorb Yourself in It”: Using Inquiry and Reflection to Promote Student Learning and Self-knowledge. Teaching Sociology 39(4) 338– 353, American Sociological Association 2011, DOI: 10.1177/0092055X11418685, http://ts.sagepub.com (Downloaded from tso.sagepub.com at ASA-American Sociological Association on October 17, 2011).
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.
86
Syah, M. 2003. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Setiawan, N. 2008. Penerapan Pengajaran Konstektual Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X2 SMA Laboratorium
Singaraja, Bali. Jurnal Pendidikan dan Pengembangan Pendidikan, Vol. 2, 42-59.
Sukatma, dkk. 1999. Lingkungan Hidup Untuk SMK. Malang: PPPGT/VEDC Malang.
Tim Penyusun. 2008. KTSP SMK Negeri 4 Lhokseumawe. Lhokseumawe.
Tsui, L. 2002. Fostering Critical Thinking through Effective Pedagogy: Evidence from Four Institutional Case Studies. The Journal of Higher Education, 73(6):740-763.
Varughese, V. K. 2010. Research Article: Academic Achievement of International Biological Science Students Under Two Teaching Regimes. Bioscience
Education, Volume 16, Dec 2010,
www.bioscience.heacademy.ac.uk/journal/vol16/beej-16-5.pdf.
Widowati. tanpa tahun. Pengembangan Critical Thinking Melalui Penerapan Model PBL (Problem Based Learning) Dalam Pembelajaran Sains. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. (diakses pada 10 Mei 2012)
Yadaz, A., D. Subedi, M. A. Lundeberg, and C. F. Bunting. 2011. Problem-based Learning: Influence on Students’ Learning in an Electrical Engineering Course. Journal of Engineering Education, April 2011, Vol. 100, No. 2, pp. 253–280, 2011 ASEE. http://www.jee.org.
Zion, M., D. Shafira, M. Slezak, E. Link, N. Bashan, M. Brumer, T. Orian, R. Nussinovitch, B. Agrest, dan R. Mendelovici. 2004. Case Study: Biomind-A New Biology Curriculum that Enables Aunthentic Inquiry Learning. Journal of Biological Education (2004), 38 (2).