• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pakar Mendiagnosa Gangguan Kelenjar Tiroid Menggunakan Metode Forward Chaining dan Dempster Shafer Berbasis Android

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pakar Mendiagnosa Gangguan Kelenjar Tiroid Menggunakan Metode Forward Chaining dan Dempster Shafer Berbasis Android"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Pakar

Secara umum sistem pakar adalah Sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Seorang pakar adalah orang memiliki keahlian dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang mempunyai pengetahuan atau kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya. Dengan sistem pakar ini, orang biasa pun dapat meyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para pakar. Ada beberapa definisi tentang sistem pakar (Hartati & Iswanti 2008), antara lain:

1. Menurut Giarratano & Riley: Sistem pakar merupakan cabang dari kecerdasan buatan (Artificial Intelegence) yang menggunakan pengetahuan-pengetahuan khusus yang dimiliki oleh seseorang ahli untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.

2. Menurut Ignizio: Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang berkaitan, dalam suatu domain tertentu, yang mana tingkat keahliannya dapat dibandingkan dengan keahlian seorang pakar.

(2)

2.1.1. Arsitektur dan Komponen Sistem Pakar

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment) (Turban, 1995). Lingkungan pengembangan digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan untuk pengguna sistem pakar. Komponen-komponen sistem pakar pada dua bagian tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1. berikut ini:

Gambar 2.1. Arsitektur Sistem Pakar (sumber: Turban, 1995)

Menurut Giarratano dan Riley dalam (Hartati & Iswanti 2008) Untuk membangun sistem pakar diperlukan komponen-komponen yang harus dimiliki yaitu sebagai berikut:

(3)

Sedangkan untuk menjadikan sistem pakar lebih menyerupai seorang pakar yang berinteraksi dengan pemakai, maka dilengkapi dengan fasilitas berikut:

1. Fasilitas penjelasan (Explanation facility)

2. Fasilitas akuisisi pengetahuan (Knowledge acquisition facility)

Penjelasan masing-masing komponen-komponen sistem pakar tersebut adalah sebagai berikut (Hartati & Iswanti 2008):

1. Antar muka pengguna (User interface) adalah komunikasi antara sistem dan pemakainya yang menggantikan seorang pakar.

2. Basis pengetahuan (Knowlegde base) adalah kumpulan pengetahuan bidang tertentu pada tingkatan pakar pada format tertentu.

3. Mesin inferensi (Inference machine) adalah otak dari sistem pakar, berupa perangkat lunak yang melakukan tugas inferensi penalaran sistem pakar, biasa dikatakan sebagai mesin pemikir (Thingking machine).

4. Memori kerja (Working memory) adalah bagian dari sistem pakar yang menyimpan fakta yang diperoleh saat dilakukan proses konsultasi.

5. Fasilitas penjelasan (Explanation facility) adalah informasi yang diberikan kepada pemakai mengenai jalannya penalaran sehingga dihasilkan suatu keputusan.

6. Fasilitas akuisisi pengetahuan (Knowledge acquisition facility) adalah pengetahuan pada sistem pakar yang diperoleh atau saat pengetahuan yang sudah ada tidak berlaku lagi.

2.1.2. Ciri-Ciri Sistem Pakar

Sistem pakar merupakan program-program praktis yang menggunakan strategi heuristik yang dikembangkan oleh manusia untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang spesifik (khusus), disebabkan oleh keheuristikannya dan sifatnya yang berdasarkan pada pengetahuan sehingga umumnya sistem pakar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (Turban, 1995):

1. Terbatas pada domain keahlian tertentu. 2. Berdasarkan pada kaidah/rule tertentu.

(4)

4. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu kemampuan dari basis pengetahuannya.

5. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai, dituntun oleh dialog dengan pemakai.

2.1.3. Manfaat dan Kelemahan Sistem Pakar

Secara garis besar, banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar, antara lain ( Kusuma, 2003):

1. Membuat seorang yang awam bekerja seperti layaknya seorang pakar.

2. Meningkatkan produktivitas akibat meningkatnya kualitas hasil pekerjaan, meningkatnya kualitas pekerjaan ini disebabkan meningkatnya efisiensi kerja. 3. Menghemat waktu kerja.

4. Menyederhanakan pekerjaan.

5. Merupakan arsip terpercaya dari sebuah keahlian, sehingga bagi pemakai sistem pakar seolah-olah berkonsultasi langsung dengan sang pakar, meskipun mungkin sang pakar telah tiada.

6. Memperluas jangkauan, dari keahlian seorang pakar. Di mana sebuah sistem pakar yang telah disahkan, akan sama saja artinya dengan seorang pakar yang tersedia dalam jumlah besar (dapat diperbanyak dengan kemampuan yang persis sama), dapat diperoleh dan dipakai di mana saja.

Di samping memiliki beberapa manfaat, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain ( Kusuma, 2003):

1. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal. 2. Sulit dikembangkan. Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan

pakar di bidangnya.

3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar.

2.1.4. Representasi Pengetahuan

(5)

dapat diakses oleh prosedur pemecahan masalah (Kusrini, 2006). Beberapa model representasi pengetahuan yang penting (Kusrini, 2006) adalah:

1. Logika (logic) yaitu Logika merupakan suatu pengkajian ilmiah tentang serangkaian penalaran, sistem kaidah, dan prosedur yang membantu proses penalaran. Bentuk logika komputasional ada dua macam yaitu logika proposional dan predikat.

2. Jaringan semantik (Semantic nets) yaitu Representasi jaringan semantik merupakan penggambaran grafis dari pengetahuan yang memperlihatkan hubungan hirarkis dari objek-objek yang terdiri atas simpul (node) dan penghubung (link).

3. Object-Atributte-Value (OAV) yaitu Objek dapat berupa bentuk fisik atau konsep, Atribut adalah karakteristik atau sifat dari objek tersebut, Value (nilai besaran spesifik dari atribut tersebut yang berupa numeric, string atau boolean).

4. Bingkai ( Frame) yaitu Bingkai berupa ruang (slots) yang berisi atribut untuk mendeskripsikan pengetahuan yang berupa kejadian. Bingkai memuat deskripsi sebuah objek dengan menggunakan tabulasi informasi yang berhubungan dengan objek.

5. Kaidah Produksi (Production rule) yaitu Kaidah menyediakan cara formal untuk merepresentasikan rekomendasi, arahan, atau strategi dalam bentuk jika-maka (If-Then) yang menghubungkan anteseden dengan konsekuensi.

2.1.5. Metode Inferensi

Bagian mesin inferensi merupakan bagian yang mengatur proses penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar serta mengarahkannya menuju solusi yang terbaik yang dapat dilakukan berdasarkan basis pengetahuan. Metode inferensi (Hartati & Iswanti 2008 ) antara lain:

1. Pelacakan ke depan (Forward chaining)

(6)

dahulu kemudian menuju konklusi atau derived information (then) atau dapat dimodelkan sebagai berikut:

IF (informasi masukan) THEN (konklusi)

Proses pelacakan pada forward chaining dapat ditunjukkan oleh gambar 2.2. berikut ini:

Gambar 2.2. Proses Forward Chaining (Sumber: Arhami, 2005)

2. Pelacakan ke belakang (Backward chaining)

Runut balik merupakan proses perunutan yang merupakan kebalikan dari runut maju. Proses penalaran runut balik dimulai dengan tujuan/goal kemudian merunut balik kejalur yang akan mengarahkan ke goal tersebut, mencari bukti-bukti bahwa bagian kondisi terpenuhi. Jadi secara umum runut balik itu diaplikasikan ketika tujuan atau hipotesis yang dipilih itu sebagai titik awal penyelesaian masalah. Disebut juga goal-driven search. Runut balik dimodelkan sebagai berikut:

TUJUAN, IF (kondisi)

Proses pelacakan pada backward chaining dapat ditunjukkan oleh gambar 2.3. berikut ini:

(7)

Gambar 2.3. Proses Backward Chaining (Sumber : Arhami, 2005)

2.2. Algoritma Dempster Shafer

Teori dempster shafer (Jannah, 2011) adalah suatu teori matematika untuk pembuktian berdasarkan belief functions and plausible reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa. Teori ini dikembangkan oleh Arthur P. Dempster dan Glenn Shafer merupakan metode penalaran non monotonis yang digunakan untuk mencari ketidak konsistenan akibat adanya penambahan maupun pengurangan fakta baru yang akan merubah aturan yang ada. Secara umum teori dempster shafer ditulis dalam suatu interval (Kusuma, 2003) :

[Belief, Plausibility]

1. Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence (bukti) dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian. Dimana nilai belief (Bel) yaitu (0-0.9).

(8)

Menurut Giarratano dan Riley dalam (Prijodiprojo & Wahyuni, 2013 ) fungsi belief dapat diformulasikan dan ditunjukkan pada persamaan (2.1):

……….... (2.1)

Dan Plausibility dinotasikan pada persamaan (2.2):

………... (2.2)

Dimana:

Bel (X) = Belief (X) Pls (X) = Plausibility (X) m (X) = Mass function dari (X) m (Y) = Mass function dari (Y)

Teori dempster shafer menyatakan adanya frame of discrement yang dinotasikan dengan simbol (ϴ). Frame of discrement merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis sehingga sering disebut dengan environment yang ditunjukkan pada persamaan (2.3):

………... (2.3) Dimana :

θ = Frame of discrement atau environment θ1,…,θN = element/unsur bagian dalam environment

(9)

Mass function (m) dalam teori dempster shafer adalah tingkat kepercayaan dari suatu evidence (gejala), sering disebut dengan evidence measure sehingga dinotasikan dengan (m). Tujuannya adalah mengaitkan ukuran kepercayaan elemen-elemen θ. Tidak semua evidence secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Untuk itu perlu adanya probabilitas fungsi densitas (m). Nilai m tidak hanya mendefinisikan

elemen-elemen θ saja, namun juga semua subset-nya. Sehingga jika θ berisi n elemen, maka subset θ adalah 2n. Jumlah semua m dalam subset θ sama dengan 1. Apabila tidak ada informasi apapun untuk memilih hipotesis, maka nilai:

m{θ} = 1,0

Apabila diketahui X adalah subset dari θ, dengan m1 sebagai fungsi densitasnya,

dan Y juga merupakan subset dari θ dengan m2 sebagai fungsi densitasnya, maka

dapat dibentuk fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3, yaitu ditunjukkan pada

persamaan (2.4):

………... (2.4)

Dimana :

m3 (Z) = Mass function dari evidence Z

m1 (X) = Mass function dari evidence X, yang diperoleh dari nilai keyakinan suatu

evidence dikalikan dengan nilai disbelief dari evidence tersebut.

m2 (Y) = Mass function dari evidence Y , yang diperoleh dari nilai keyakinan suatu

evidence dikalikan dengan nilai disbelief dari evidence tersebut.

2.3. Android

(10)

konsorsium dari 34 perusahaan hardware, software dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualqomm, T-Mobile dan Nividia. Pada saat perilisan perdana android, 5 November 2007, android bersama open handset alliance menyatakan mendukung pengembangan standar terbuka pada perangkat seluler. Di lain pihak, Google merilis kode–kode android di bawah lisensi apache, sebuah lisensi perangkat lunak dan standar terbuka perangkat seluler. Android memiliki dua distributor, yaitu Google Mail Service (GMS) dan Open Handset Distributor (OHD).

GMS adalah distributor android yang mendapatkan dukungan penuh dari Google, sedangkan OHD adalah distributor android tanpa dukungan langsung dari Google. Saat ini sudah banyak bermunculan vendor-vendor untuk smartphone, yaitu

diantaranya: HTC, Motorola, Samsung, LG, HKC, Huawei, Archos, Webstation Camangi, Dell, Nexus, SciPhone, WayteQ, Sony Ericsson, Acer, Philips, T-Mobile,

Nexian, IMO, Asus dan lainnya vendor yang meproduksi smartphone Android (Pratama, 2011).

2.3.1. Kelebihan Android

1. Lengkap (Complete platform): Android dikatakan lengkap karena android menyediakan tools untuk membangun software yang sangat lengkap dibanding dengan platform lain. Para pengembang dapat melakukan pendekatan yang komprehensif ketika mereka mengembangkan suatu aplikasi pada platform android.

2. Terbuka (Open source platform): Platform android diciptakan dibawah lisensi open source, dimana para pengembang bebas untuk mengembangkan aplikasi pada platform ini. Android menggunakan linux kernel 2.6.

3. Bebas (Free platform): Android adalah platform mobile yang tidak memiliki batasan dalam mengembangkan aplikasinya. Tidak ada lisensi dalam mengembangkan aplikasi android. Android dapat didisribusikan dan diperdagangkan dalam bentuk apapun (Pratama, 2011).

2.3.2. Android SDK ( Software Development Kit )

(11)

SDK telah menjadi alat bantu dan API ( Application Programming Interface ) untuk mengembangkan aplikasi bebasis android. Android SDK bersifat gratis dan bebas distribusikan karena android bersifat open source. Basic4android merupakan sebuah editor, secara default editor ini belum bisa dipakai untuk men-develop android. Agar bisa digunakan untuk membuat aplikasi android maka terlebih dahulu harus di-install SDK Android (StKamurt Development Kit). Setelah di-install android SDK berisi dua tools yaitu AVD (Android Virtual Device) manager digunakan untuk membuat emulator android. SDK Manager adalah download manager komponen-komponen android. (Pratama, 2011).

2.3.3. JDK (Java Development Kit)

JDK (Java Development Kit) adalah sekumpulan program kecil yang akan sangat membantu untuk para pengembang aplikasi dalam merancang dan melakukan testing program. JDK dapat di lihat dengan cara mengakses lewat command line. Java development kit merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan proses kompilasi dari kode java menjadi bytecode yang dapat dimengerti dan dapat dijalankan oleh java runtime environtment. Java development Kit wajib ter-install pada komputer yang akan melakukan proses pembuatan aplikasi berbasis java. Namun java development kit tidak wajib ter-install di komputer yang akan menjalankan aplikasi yang dibangun menggunakan java. (Khannedy, 2013)

Gambar 2.4. Konfigurasi Pengembangan Android

SDK

JDK

B4A

Android

(12)

2.3.4. Versi Android

Berikut adalah perkembangan versi Android (Pratama, 2011): 1. Android versi awal (2007 – 2008)

Pada September 2007 google mengajukan hak paten aplikasi telepon seluler. Google mengenalkan Nexus One, salah satu jenis telepon pintar GSM yang menggunakan android sistem operasinya. Telepon seluler ini diproduksi oleh HTC Corporation dan tersedia di pasaran pada 5 Januari 2008. Pada 9 Desember 2008, diumumkan anggota baru yang bergabung dalam program kerja Android ARM Holdings, Atheros Communications, diproduksi oleh Asustek Computer Inc, Garmin Ltd, Softbank, Sony Ericsson, Toshiba Corp, dan Vodafone Group Plc.

2. Android versi 1.1

Pada 9 Maret 2009, Google merilis android versi 1.1. Android versi ini dilengkapi dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search (pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email. 3. Android versi 1.5 ( Cupcake )

Pada pertengahan Mei 2009, google kembali merilis telepon seluler dengan menggunakan android dan SDK (Software Development Kit) dengan versi 1.5 (cupcake). Terdapat beberapa pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera, mengunggah video ke youtube dan gambar ke picasa langsung dari telepon, dukungan bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara otomatis ke headset bluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan sistem.

4. Android versi 1.6 ( Donut )

Donut (versi 1.6) dirilis pada September dengan menampilkan proses pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus, kamera, camcorder dan galeri yang dintegrasikan.

5. Android versi 2.0 / 2.1 ( Eclair )

(13)

peningkatan google maps 3.1.2, perubahan UI dengan browser baru dan dukungan HTML 5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP, digital Zoom, dan Bluetooth 2.1. Dengan semakin berkembangnya dan semakin bertambahnya jumlah handset android, semakin banyak pihak ketiga yang berminat untuk menyalurkan aplikasi mereka kepada sistem operasi android. Aplikasi terkenal yang diubah ke dalam sistem operasi android adalah Shazam, Backgrounds, dan WeatherBug.

6. Android versi 2.2 ( Froyo : Frozen Yoghurt )

Pada 20 Mei 2010, android versi 2.2 (Froyo) diluncurkan. Perubahan-perubahan umumnya terhadap versi-versi sebelumnya antara lain dukungan Adobe Flash 10.1, kecepatan kinerja dan aplikasi 2 sampai 5 kali lebih cepat,

intergrasi V8 JavaScript engine yang dipakai google chrome yang mempercepat kemampuan rendering pada browser, pemasangan aplikasi dalam SD card, kemampuan WiFi hotspot portabel, dan kemampuan auto update dalam aplikasi android market.

7. Android versi 2.3 ( Gingerbread )

Pada 6 Desember 2010, android versi 2.3 (gingerbread) diluncurkan. Perubahan-perubahan umum yang didapat dari android versi ini antara lain peningkatan kemampuan permainan (gaming), peningkatan fungsi copy paste, layar antar muka (user interface) didesain ulang, dukungan format video VP8 dan WebM, efek audio baru (reverb, equalization, headphone).

8. Android versi 3.0 / 3.1 ( Honeycomb )

Android honeycomb dirancang khusus untuk tablet. Android versi ini mendukung ukuran layar yang lebih besar. User interface pada honeycomb juga berbeda karena sudah didesain untuk tablet. Honeycomb juga mendukung multiprosesor dan juga akselerasi perangkat keras (hardware) untuk grafis. Tablet pertama yang dibuat dengan menjalankan honeycomb adalah Motorola Xoom.

9. Android versi 4.0 ( Ice Cream )

Android versi 4.0 akan dirilis akhir tahun 2011. Setelah kita ketahui versi Android ini perlu diketahui bahwa nama lain dari versi-versi tersebut diambil

(14)

2.4. Basic4Android

Basic4android adalah alat pengembangan aplikasi yang cepat untuk aplikasi android asli, dikembangkan dan dipasarkan oleh Anywhere Software Ltd. Basic4android menghasilkan aplikasi android standar yang dapat di-upload ke aplikasi toko seperti Google Play, Samsung Apps dan Amazon AppStore. Basic4android adalah sebuah alternatif untuk pemrograman dengan java dan SDK android dan termasuk desainer visual yang menyederhanakan proses membangun antarmuka pengguna yang menargetkan ponsel dan tablet dengan ukuran layar yang berbeda. Program disusun dapat diuji di AVD manager emulator atau B4A Bridge, yang memungkinkan pengujian dalam smartphone.

Basic4android mempunyai development tool sederhana yang powerful untuk

membangun aplikasi android. Bahasa Basic4Android sendiri mirip dengan visual basic dan visual basic.Net meskipun disesuaikan dengan lingkungan android asli. Basic4android berorientasi objek dan bahasa event driven. Aplikasi android (APK) yang di-compile oleh Basic4Android adalah aplikasi android native/asli dan tidak ada extra runtime seperti di visual basic yang ketergantungan file msvbvm60.dll, yang pasti aplikasi yang di-compile oleh Basic4Android adalah no dependencies (tidak ketergantungan file lain). IDE Basic4Android hanya fokus pada development android. (Hidayat, 2013)

(15)

Basic4android termasuk designer GUI untuk aplikasi android yang powerful dengan dukungan built-in untuk multiple screens dan orientations, serta tidak dibutuhkan lagi penulisan XML yang rumit. Basic4android memiliki kekayaan dalam satuan libraries (perpustakaan) yang membuatnya menjadi lebih mudah untuk mengembangkan macam-macam aplikasi android yang advanced. Library-nya adalah SQL databases, GPS Serial ports (Bluetooth), Camera, XML parsing, Web services (HTTP), Services (background tasks), JSON, Animations, Network (TCP dan UDP), Text To Speech (TTS), Voice Recognition, WebView, AdMob (ads), Charts, OpenGL, Graphics, dan masih banyak lagi. (Hidayat, 2013)

Gambar 2.6. Designer Basic4android (Sumber: Hidayat, 2013)

2.5. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini terletak bagian depan leher bagian depan. Kelenjar ini memiliki dua bagian (lobus), kanan dan kiri, yang masing-masing panjangnya 5 cm dan menyatu di garis tengah. Beratnya kurang dari 30 gram. Walaupun berukuran kecil, kelenjar tiroid sangat penting untuk mengatur metabolisme dan bertanggung jawab atas normalnya kerja setiap sel tubuh (Semiardji, 2003).

(16)

badan, tetapi pada orang dewasa sekitar 15-25 gr. Pada sekitar 48% orang, lobus kanan dari kelenjar ini didapati lebih besar dari kiri, sedang pada 12% orang didapati lobus kiri lebih besar dari kanan. Kelenjar tiroid mempunyai suplai darah yang kaya. Aliran darah ke kelenjar tiroid adalah sekitar 5ml/g/menit (Sari, 2007).

Gambar 2.7. Kelenjar Tiroid (Sumber: Semiardji, 2003 )

Kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) dan

menyalurkan hormon tersebut ke dalam aliran darah. Terdapat 4 atom yodium di setiap molekul T4, karena itu disebut T4, dan 3 atom yodium pada setiap molekul T3.

Hormon T4 mulai aktif setelah berubah menjadi T3 dengan cara pengurangan 1 atom

yodium. Yodium merupakan unsur penting hormon tersebut. Pada beberapa daerah yang kekurangan yodium pada makanannya, seperti di pegunungan, Jumlah yodium untuk kelenjar tiroid tidak cukup untuk membuat T3 dan T4. Untuk mengimbangi

kekurangan tersebut kelenjar tiroid bekerja lebih aktif sehingga membesar dan mudah terlihat. Pada orang sehat, kadar hormon T3 dan T4 dipertahankan pada batas normal

oleh Thyriod-stimulating hormone (TSH). TSH diproduksi oleh kelenjar hipofisis anterior, yaitu suatu bagian otak tepat dibelakang mata. Bila kadar hormon tiroid turun, produksi TSH akan meningkat, dan sebaliknya ketika kadar hormon tiroid meningkat, produksi TSH akan menurun. (Semiardji, 2003).

(17)

banyak mengeluarkan hormon disebut hipertiroidisme, maka kelenjar tiroid akan mengalami gangguan. Gangguan kelenjar Gangguan kelenjar tiroid antara lain:

2.5.1. Hipertiroidisme

Hipertiroid (Semiardji, 2003) adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan jumlah produksi dan jumlah hormon tiroid dalam tubuh, dengan kata lain kelenjar tiroid bekerja lebih aktif, dinamakan dengan thyrotoksikosis. Dimana berarti terjadi peningkatan level hormon tiroid yang ekstrim dalam darah. Pada sebagian besar pasien Tiroid hiperaktif (hipertiroidisme) terjadi akibat adanya sejenis anti bodi dalam darah yang merangsang kelenjar tiroid, sehingga tidak hanya produksi hormon yang berlebihan, tetapi juga ukuran kelenjar tiroid menjadi besar. Penyebab adanya antibodi tersebut belum diketahui, mungkin ada kaitannya dengan faktor keturunan.

Gejala Hipertiroid antara lain: a. Mudah mengalami lelah dan lesu b. Otot dan sendi keram, nyeri dan kaku c. Sensitif terhadap panas (palpitasi) d. Mengalami gangguan cerna diare

e. Kelopak mata tertarik, sehingga mata tampak melotot f. Nafsu makan meningkat, tapi berat badan menurun

g. Mudah gelisah, cemas, lekas marah, susah tidur (hiperkinesis) h. Kulit lembap dan hangat

Pengobatan:

a. Obat anti tiroid

Ada dua macam yang digunakan, yaitu PTU (propiltiourasil) dan metimazol. Obat-obatan ini dapat mengurangi produksi hormon tiroksin dari kelenjar tiroid. PTU tersedia dalam bentuk tablet 50 dan 100 mg, sedangkan metimazol dalam bentuk tablet 5 dan 20 mg.

b. Operasi/pembedahan

(18)

c. Yodium radioaktif

Yodium radioaktif diberikan dalam bentuk kapsul atau minuman yang rasanya seperti air biasa. Obat ini diminum di rumah sakit, di unit radiologi.

2.5.2. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme merupakan keadaan klinik yang disebabkan oleh kekurangan hormon tiroid. Hipotiroid terjadi apabila kelenjar tiroid berhenti atau kurang memproduksi hormon tiroid. (Semiardji, 2003).

Faktor penyebabnya akibat penurunan fungsi kelanjar tiroid, yang dapat terjadi kongenital atau seiring perkembangan usia. Pada kondisi ini hipotiroid dilihat dari adanya penurunan konsentrasi hormon tiroid dalam darah disebabkan peningkatan kadar TSH (Tyroid Stimulating Hormone). Hipotiroidisme adalah suatu sindroma klinis akibat dari defisiensi hormon tiroid, yang kemudian mengakibatkan perlambatan proses metabolik. Hipotiroidisme pada usia dewasa menyebabkan perlambatan umum organisme terutama pada otot dan kulit yang menimbulkan gambaran klinis miksedema. Sehingga pada awalnya penderita atau keluarganya tidak menyadari atau bahkan menganggapnya sebagai efek penuaan. (Anwar, 2005).

Gejala Hipotiroid antara lain: a. Penambahan berat badan b. Sensitif terhadap udara dingin c. Masalah mental

d. Penurunan kemampuan berbicara e. Masalah jantung

f. Konstipasi (sulit buang air besar) g. Masalah kulit dan rambut

Pengobatan:

(19)

perhari untuk 3-4 minggu, lalu ditingkatkan menjadi 100 mikrogram perhari untuk 3-4 minggu berikutnya, kemudian 150 mikrogram perhari. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan darah setelah tiga minggu memulai pengobatan untuk mengetahui apakah perlu penyesuaiaan dosis obat. Tujuannya untuk memperbaiki kadar T4 dan TSH menjadi normal. Penderita akan merasa lebih baik dalam 2-3 minggu; berat badan menurun, bengkat di mata akan hilang, namun tekstur kulit dan rambut membutuhkan 3-6 minggu untuk kembali normal (Semiardji, 2003).

2.6. Unified Modeling Language (UML)

Unified modeling language atau disingkat UML (Pressman, 2010) merupakan bahasa

standar yang digunakan untuk memvisualisasikan, menspesifikasikan, menkonstruksikan, serta mendokumentasikan sebuah sistem software. UML merupakan suatu kumpulan teknik terbaik yang telah terbukti sukses dalam memodelkan sistem yang besar dan kompleks. UML tidak hanya digunakan dalam proses pemodelan perangkat lunak, namun hampir dalam semua bidang yang membutuhkan pemodelan.

Diagram UML merupakan representasi grafis parsial (tampilan) dari model sistem di bawah desain, implementasi, atau sudah ada. UML diagram mengandung elemen grafis (simbol). UML node terhubung dengan tepi (juga dikenal sebagai jalur atau arus) yang mewakili unsur-unsur dalam model UML dari sistem yang dirancang. UML model sistem juga mungkin berisi dokumentasi lainnya seperti penggunaan kasus ditulis sebagai teks template.

2.6.1. Use Case Diagram

(20)

dari satu actor. Untuk menjabarkan use case dalam sistem, sangat baik bila dimulai dengan memperhatikan actor dan actions/aksi yang mereka lakukan dalam sistem. Setiap use case menggambarkan suatu urutan interaksi antara actor dengan sistem. Sebuah use case harus memberikan sejumlah nilai pada satu actor.

2.6.2. Sequence Diagram

Sequence diagram (Fowler, 2004) menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertical (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untu menghasilkan output tertentu.

2.6.3. Activity Diagram

Activity diagram (Fowler, 2004) adalah teknik untuk menggambarkan logika prosedural, proses bisnis, dan jalur kerja. Dalam beberapa hal, diagram ini memainkan peran mirip sebuah diagram alir, tetapi perbedaan prinsip antara diagram ini dan notasi diagram alir adalah diagram ini mendukung behavior paralel.

2.7. Penelitian Yang Sudah Ada

1. African Trypanosomiasis Detection Using Dempster Shafer Theory Penulis : Andino Maseleno dan Md. Mahmud Hasan

Organisasi kesehatan dunia melaporkan bahwa Afrika trypanosomiasis mempengaruhi populasi sebagian besar miskin yang tinggal di daerah pedesaan terpencil Afrika yang bisa berakibat fatal jika tidak diobati dengan benar. Makalah ini menyajikan teori dempster shafer untuk mendeteksi trypanosomiasis Afrika. Penghapusan berkelanjutan trypanosomiasis Afrika sebagai masalah kesehatan masyarakat adalah layak dan memerlukan upaya terus menerus dan pendekatan inovatif. Dalam penelitian ini, kami menerapkan teori dempster shafer untuk mendeteksi trypanosomiasis Afrika dan menampilkan hasil proses deteksi. Kami menjelaskan

(21)

pembengkakan kelenjar getah bening, gangguan tidur, meningitis dan arthritis. Teori dempster shafer untuk mengukur tingkat kepercayaan, pendekatan kami menggunakan teori dempster shafer menggabungkan keyakinan dalam kondisi ketidakpastian dan ketidaktahuan, dan memungkinkan pengukuran kuantitatif keyakinan dan masuk akal dalam hasil identifikasi kami.

2. The Dempster Shafer Theory Algorithm and its Application to Insect Diseases Detection

Penulis: Andino Maseleno dan Md. Mahmud Hasan

Makalah ini menyajikan teori dempster shafer untuk mendeteksi penyakit serangga. Penghapusan berkelanjutan penyakit serangga sebagai masalah kesehatan masyarakat adalah layak dan memerlukan upaya terus menerus dan pendekatan inovatif. Dalam penelitian ini, kami menggunakan teori dempster shafer untuk mendeteksi penyakit serangga dan menampilkan hasil proses deteksi. Penyakit serangga yang meliputi babesiosis, demam berdarah, lyme, malaria, dan barat Nil. Kami menjelaskan enam gejala seperti gejala utama yang meliputi demam, urin berwarna merah, ruam kulit, kelumpuhan, sakit kepala, dan arthritis. Teori dempster shafer untuk mengukur tingkat kepercayaan, pendekatan kami menggunakan teori dempster shafer menggabungkan keyakinan dalam kondisi ketidakpastian dan ketidaktahuan, dan memungkinkan pengukuran kuantitatif keyakinan dan masuk akal dalam hasil identifikasi kami.

3. Perancangan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Lambung Dengan Metode Dempster Shafer

Penulis : Jannah, M

(22)

Kepastian diagnosa terhadap penyakit lambung dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium.

4. The Analysis of Comparison of Expert System of Diagnosing Dog Disease by Certainty Factor Method and Dempster Shafer Method

Penulis: Eka Setyarini, Darma Putra dan Adi Purnawan

Sistem pakar adalah salah satu cabang dari kecerdasan buatan yang studi bagaimana "mengadopsi" cara ahli, menyimpulkan fakta, dan pengambilan keputusan. Makalah ini menyajikan perbandingan antara dua metodologi, Metode certainty factor dan metode dempster shafer untuk mengidentifikasi penyakit anjing. Memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dapat dilakukan dengan mengetahui umum penyakit anjing dan menyadari pencegahan yang tepat dan pengobatan. Dalam tulisan ini digunakan 74 gejala fisik penyakit untuk menemukan 17 jenis penyakit umum anjing.

5. Prototype Sistem Pakar untuk Mendeteksi Tingkat Resiko Penyakit Jantung Koroner dengan Metode Dempster Shafer (Studi Kasus: RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta)

Penulis: Elyza Gustri Wahyuni dan Widodo Prijodiprojo

(23)

6. Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Tulang Pada Manusia Menggunakan Metode Dempster Shafer Berbasis Wap Dengan Wml Dan Php

Penulis : Yarni, N

Gambar

Gambar 2.1. Arsitektur Sistem Pakar (sumber: Turban, 1995)
Gambar 2.2.  Proses Forward Chaining (Sumber: Arhami, 2005)
Gambar 2.3. Proses Backward Chaining (Sumber : Arhami, 2005)
Gambar 2.4. Konfigurasi Pengembangan Android
+3

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin,

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014

Akan ditulis dalam bahasa Inggris dan diterbitkan pada proseding Konferensi Internasional

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014

Dari uraian di atas maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah ”apakah ada peningkatan karakter-karakter positif (menghargai orang lain, kejujuran, kerjasama dan

photovoltaic yang dipantau meliputi arus, tegangan, dan daya listrik modul PV, sedangkan data parameter lingkungan yang dipantau adalah radiasi matahari dan temperatur. Nilai arus

(3) Dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan setelah berlakunya Peraturan Daerah ini, penanggungjawab jenazah atau kerangka jenazah di Tempat Pemakaman Umum dan pengelola Tempat

Nilai koefisien jalurnya adalah sebesar 0,322537 yang artinya terdapat korelasi positif antara kegunaan persepsian (p erceived usefulness ) terhadap sikap menggunakan