• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Keluarga Dalam Proses Adaptasi Sosial Mantan Rehabilitasi Narkoba Dimasyarakat Kota Rantau Prapat Kabupaten Labuhan Batu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Keluarga Dalam Proses Adaptasi Sosial Mantan Rehabilitasi Narkoba Dimasyarakat Kota Rantau Prapat Kabupaten Labuhan Batu"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahaya Narkoba

Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti

perasaan Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi

seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ker dalam tubuh

manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain

sebagainya (Apandi, 2010).

Narkoba adalah obat, bahan, dan zat bukan makanan, yang jika diminum,

dihisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan berpengaruh pada kerja otak (susunan

saraf pusat) dan sering menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, kerja otak

berubah (meningkat atau menurun), demikian pula fungsi vital organ tubuh yang

lain (jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain) (Martono & Joewana,

2008).

Narkoba yang ditelan masuk kedalam lambung, kemudian ke pembuluh

darah. Jika dihisap atau dihirup, zat diserap masuk ke dalam pembuluh darah

melalui saluran hidung dan paru-paru. Jika zat disuntikkan, zat itu langsung

masuk kedalam aliran darah dan darah membawa zat itu ke otak (Martono &

Joewana, 2008).

Semua jenis narkoba mengubah perasaan dan cara berpikir seseorang,

tergantung pada jenisnya. Narkoba menyebabkan antara lain:

- Perubahan pada suasana hati (menenangkan, rileks, gembira, rasa

bebas).

(2)

- Perubahan perilaku (meningkatkan keakraban, menghambat nilai,

lepas kendali) (Martono & Joewana, 2008).

Narkoba dapat membuat seseorang ketergantungan ketika

mengkonsumsinya. Menurut Martono & Joewana (2008), ketergantungan narkoba

adalah penyakit kronis, yang ditandai adanya gangguan fisik, psikologis, dan

sosial akibat pemakaian narkoba secara terus menerus dan berlebihan. Disebut

penyakit, bukan kelemahan moral, meskipun ada unsur moral pada awalny.

Sebagai penyakit dapat dijelaskan gejalanya yang khas yang berulang kali

kambuh (relaps) dan berlangsung progresif, artinya makin memburuk jika tidak

diterapi dan dirawat dengan baik.

Akibat perubahan perilaku yang disebabkan oleh ketergantungan narkoba

adalah berimbas dengan interaksi sosial, seorang pecandu cenderung menikmati

barang haramnya ketimbang berkomunikasi dengan sekitarnya, seorang pecandu

lebih memilih diam dan menyendiri ketimbang bertemu dengan lingkungan

sekitarnya.

2.2 Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang

menyangkut hubungan antara orang perorang, antarkelompok manusia, serta

antara orang peroarang dan kelompok manusia. Proses sosial pada hakikatnya

adalah pengaruh timbal balik antara berbagai bidang kehidupan bersama. Lebih

lanjut Menurut Soerjono Soekanto Hakikat hidup bermasyarakat itu sebenarnya

(3)

bersama dalam aksi dan tindakan yang berbalas-balasan.Sehingga orang saling

menggapi tindakan mereka.( Soerjono Soekanto,2012:55)

Dengan demikian, dapat pula diartikan bahwa masyarakat merupakan

jaringan relasi-relasi hidup yang timbal balik. Yang satu berbicara, yang lain

mendengarkannya; yang satu bertanya, yang lainnya menjawab; yang satu

memberi perintah, yang lainnya menaati; yang satu berbuat jahat, yang lain

membalas dendam; dan yang satu mengundang, yang lainnya datang. Jadi selalu

tampak bahwa orang saling mempengaruhi.Dan hasil interaksi inilah sangat

ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan oleh pihak-pihak

yang terlibat dalam interaksi ini. (Dewi Wualansari,2009:35. 2.2)

2.2.1 Syarat- syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, syarat-syarat terjadinya interaksi sosial yaitu

adanya kontak sosial dan adanya komunikasi.

2.2.1.1. Kontak Sosial

Kontak sosial berasal dari bahasa latincon atau cum (yang artinya

bersama-sama) dan tango yang artinya menyentuh). Jadi artinya secara

harfiah bersama-sama menyentuh.Secara fisik, kontak sosial baru terjadi

apabila terjadi hubungan badaniah, sedangkan dalam gejala sosial tidak

selalu berarti hubungan badaniah.Kontak sosial dapat bersifat positif atau

negatif.Bersifat positif mengarah pada kerjasama, dan yang bersifat negatif

mengarah pada suatu pertentangan. Kontak sosial juga akan bersifat

primer dan sekunder apabila yang mengadakan hubungan langsung

bertemu dan berhadapan muka, Adapun kontak sekunder merupakan

(4)

teknologi dewasa ini, orang-orang dapat berhubungan satu dengan yang

lainnya melalui telefon, telegraf, radio, termasuk TV dan tidak

memerlukan suatu hubungan badaniah.

2.1.1.2. Komunikasi

Komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada

perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah

atau sikap), persaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang

tersebut. Orang yang bersangkutan tersebut kemudian memberikan reaksi

terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.

Dengan adanya komunikasi tersebut, sikapsikap dan perasaan-persaan

suatu kelompok manusia atau orang-perseorangan dapat diketahui oleh

kelompok lain atau orang lainnya. Hal itu merupakan bahan untuk

menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, Interaksi Sosial akan berlangsung apabila

terjadi saling aksi dan reaksi antara kedua belah pihak. Interaksi sosial tidak akan

terjadi jika manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang

sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya sebagai akibat

hubungannya tersebut (Soerjono Soekanto, 2012:58-61). Berlangsungnya suatu

proses interaksi terutama antara individu dan kelompok didasari oleh beberapa

(5)

1. Imitasi

Imitasi sangat kuat peranannya dalam interaksi sosial.Tampak jelas dalam

dunia mode, adat istiadat, dunia usaha, perilaku kejahatan dan lain

sebagainya.Faktor ini sangat berperan dalam pergaulan masyarakat.

2. Sugesti

Faktor sugesti yang dimaksudkan, sugesti secara psikologi dimana

seorang individu menerima cara penglihatan atau pedoman tingkah laku

dari orang lain tampak kritik. Sugesti ini merupakan proses pengoperan

atau penerimaan sesuatu hal yang dilakukan seseorang atau masyarakat

tampak kritik atau penelitian lebih cermat.

3. Identifikasi

Faktor identifikasi dimaksudnya adalah dorongan untuk yang

berproses tidak saja lahiriah, tetapi juga meliputi batiniah. Pada tahap

proses ini terjadi berlangsung tidak sadar, irasional untuk melengkapi

norma yang berlangsung mulai dari lingkungan terkecil sampai pada

masyarakat umum yang saling mengambil norma-norma, sikap perilaku,

nilai-nilai dan lain sebagainya dari sekelilingnya yang secara umum dapat

merubah masyarakat.

4. Simpati

Faktor yang dimaksudkan adanya persaan yang terdapat didalam

diri seseorang dimanapun ia berada yang merasa tertarik kepada orang

lain. Prosesnya berdasarkan persaan semata-mata dan tidak melalui

(6)

Akibat rusaknya interaksi sosial akibat ketergantungan narkoba maka

diusahakan berbagai usaha pemulihan kepada si pecandu. Menurut Martono &

Joewana (2008), pemulihan adalah suatu proses yang dinamis dan progresif,

sebagai perjalanan panjang dan menyakitkan, dari ketergantungan seseorang

terhadap narkoba. Usaha pertama yang diberikan oleh keluarga adalah

melepaskan si pecandu dari pengaruh langsung penyalahgunaan narkoba, usaha

ini dapat dilanjutkan dengan memasukkan si pecandu kedalam panti rehabilitasi

sebagai sarana pecandu memperbaiki fisik, psikologis, dan sosialnya.

2.3 Rehabilitasi

Terapi dan rehabilitasi merupakan suatu rangkaian proses pelayanan yang

diberikan kepada pecandu, untuk melepaskannya dari ketergantungannya pada

narkoba, sampai ia dapat menikmati kehidupan bebas tanpa narkoba. Pelayanan

biasanya diberikan oleh tim tenaga profesional yang berpengalaman dan terlatih

(Martono & Joewana, 2008).

Ada beberapa jenis sarana rehabilitasi, yaitu rehabilitasi sosial, rehabilitasi

spiritual, dan rehabilitasi psikososial. Ada yang dikelola pemerintah dan ada pula

yang dikelola pihak swasta (Martono & Joewana, 2008).

Masalah terbesar dalam pelayanan rehabilitasi adalah tingginta tingkat

kekambuhan (60%-80%). Menurut PBB, efektifitas rehabilitasi dapat

ditingkatkan, jika pecandu di tengah keluarga atau masyarakat dan menjalani

pemulihan dengan dukungan kelompok. Oleh sebab itu keluarga adalah satu-satu

nya sarana yang paling efektif bagi pecandu untuk mengembalikan pecandu ke

(7)

Adapun macam-macam rehabilitasi yang dapat diterapkan pada pecandu

narkoba antara lain : (Sumber: Media Informasi dan Komunikasi Badan Narkotika

Nasional)

a) Rehabilitasi kehidupan beragama

b) Rehabilitasi Fisik

c) Rehabilitasi rasa percaya diri dan harga diri

d) Rehabilitasi vokasional/ketrampilan

e) Rehabilitasi edukasional/pendidikan

f) Rehabilitasi sosial

2.4 Keluarga

2.4.1 Definisi Keluarga

Berikut adalah pengertian keluarga berdasarkan beberapa ahli :

1. Menurut Burgess & Locke (Duvall & Miller, 1985), Keluarga adalah

sekelompok orang dengan ikatan perkawinan, darah, atau adopsi; terdiri

dari satu orang kepala rumah tangga, interaksi dan komunikasi satu sama

lainnya dalam peran suami istri yang saling menghormati, ibu dan ayah,

anak laki-laki dan perempuan, saudara laki-laki dan perempuan, dan

menciptakan serta mempertahankan kebudayaannya. Keluarga merupakan

suatu kelompok sosial yang bersifat langgeng berdasarkan hubungan

pernikahan dan hubungan darah. Keluarga adalah tempat pertama bagi

anak, lingkungan pertama yang memberi penampungan baginya, tempat

anak akan memperoleh rasa aman (Gunarsa, 2002).

2. Menurut McDaniel, secara umum keluarga dapat dilihat sebagai

(8)

ikatan secara hukum antara masing– masing anggotanya. Tolki-Nikkonen

mengatakan bahwa dalam literatur sosiologi 1990-an, keluarga diartikan

sebagai suatu unit yang paling sedikit memiliki satu orang dewasa dan

anak yang hidup bersama – sama (Numerals, 2000).

3. Menurut Megawangi (Maryam, 2002), keluarga adalah wahana untuk

mendidik, mengasuh dan mensosialisasikan anak, mengembangkan

kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di

masyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan dan lingkungan yang

sehat guna tercapainya keluarga sejahtera.Dengan demikian, keluarga

dapat dimengerti sebagai sekelompok orang yang terikat oleh ikatan darah

atau hukum, terdiri dari dua orang dewasa yang memiliki hubungan intim

atau sedikitnya memiliki satu orang tua dan anak, melangsungkan hidup

bersama-sama dengan menciptakan dan mempertahankan kebudayaannya.

4. Menurut Khairuddin (1997), keluarga adalah merupakan kelompok primer

yang terpenting dalam masyarakat. Secara historis keluarga terbentuk

paling tidak dari satuan yang merupakan organisasi terbatas, dan

mempunyai ukuran yang minimum, terutama pihak pihak yang pada

awalnya mengadakan suatu ikatan. Dengan kata lain, keluarga tetap

(9)

2.4.2 Ciri-Ciri Keluarga

Keluarga pada dasanya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dassri

suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan

dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Walaupun sulit untuk menentukan

atau mencari persamaan-persamaan dan ciri-ciri pada semua keluarga, paling

tidak kita dapat menentukan ciri-ciri keluarga secara umum dan khusus, yang

akan terdapat pada keluarga dalam bentuk dan tipe apapun (Khairuddin, 1997).

1. Ciri-Ciri Umum

Ciri-ciri umum keluarga antara lain seperti yang dikemukakan oleh

Mac Iver :

1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan

2. Berbentuk perkawinan atas susunan kelembagaan yang berkenaan

dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.

3. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota

kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap

kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk

mempunyai keturunan dan membesarkan anak.

4. Mempunyai tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang

walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah menjadi

kelompok keluarga (Khairuddin, 1997).

2. Ciri-Ciri khusus

Organisasi keluarga ini dalam beberapa hal tidaklah sama dengan

(10)

organisasi lazimnya, keluarga juga memiliki ciri-ciri umum sebagai

berikut :

 Kebersamaan, keluarga merupakan bentuk yang hampir

universal diantara bentuk-bentuk organisasi sosial lainnya. Dia

dapat ditemui dalam semua masyarakat, pada semua tingkat

perkembangan sosial dan tedapat pada tingakatan manusia

yang paling rendah sekalipun. Diantara beribu-ribu spesies

mahluk manusia. Hampir setiap keadaan manusia mempunyai

keanggotaan dari beberapa keluarga.

 Dasar-dasar emosional, hal imi didasarkan pada suatu

kompleks dorongan-dorongan yang sangat mendalam dari sifat

organis kita, seperti perkawinan, menjadi ayah, kesetiaan akan

material, dan perhatian orang tua.

 Pengaruh perkembangan, hal ini merupakan lingkungan

kemasyarakatan yang paling awal dari semua bentuk

kehidupan yang lebih tinggi. Pada khususnya hal ini

membentuk karakter individu lewat pengaruh

kebiasaan-kebiasaan organis maupun mental.

 Ukuran yang terbatas, keluarga merupakan skala yang paling

kecil dari semua organisasi formal yang merupakan struktur

sosial, dan khususnya dalam masyarakat yang beradab, dimana

keluarga secara utuh terpisah dalam kelompok kekerabatan.

 Posisi inti dalam struktur sosial, keluarga merupakan inti dari

(11)

sederhana, maupun di dalam masyarakat yang lebih maju, yang

mempunyai tipe masyarakat partriakal, struktur sosial secara

keseluruhan dibentuk dari satuan-satuan keluarga.

 Tanggung jawab para anggota, keluarga memiliki

tuntutan-tuntutan yang lebih besar dan kontinyu daripada yang biasa

dilakukan oleh asosiasi-asosiasi lainnya. Kehidupan keluarga

juga mengakar secara mendalam pada dorongan-dorongan

pokok seperti yang diartikan dalam hal ini.

Dorongan-dorongan ini mengarahkan laki-laki kedalam tanggung jawab

yang semakin besar terhadap keluarga dan menopang mereka

dalam memenuhi tugas-tugas yang tidak dapat mereka

perhitungkan.

 Aturan kemasyarakatan, hal ini khususnya terjaga dengan

adanya hal-hal yang tabu di dalam masyarakat dan

aturan-aturan sah yang dengan kaku menentukan kondisi-kondisinya.

Pada masyarakat modern keluarga merupakan salah satu

asosiasi yang dengan persetujuan kelompok dapat dengan

bebas masuk tetapi tidak bebas untuk meninggalkan atau

membubarkannya, walaupun dengan persetujuan bersama.

 Sifat kekekalan dan kesementaraannya, sebagai institusi

keluarga merupakan suatu yang demikian permanen dan

universal, dan sebagai asosiasi merupakan organisasi yang

(12)

seluruh organisasi-organisasi penting lainnya dalam

masyarakat (Khairuddin, 1997).

2.4.3 Fungsi Keluarga

Menurut Soelaeman (1994), fungsi keluarga adalah sangat penting

sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan satu dengan yang lainnya. Jenis-jenis

fungsi keluarga adalah :

a) Fungsi Edukatif

Adapun fungsi yang berkaitan dengan pendidikan anak

serta pembinaan anggota keluarga.Keluarga merupakan lingkungan

pendidikan yang pertama dan utama bagi anak.

b) Fungsi Sosialisasi

Tugas keluarga dalam mendidik anaknya tidak saja

mencakup pengembangan individu agar menjadi pribadi yang

mantap akan tetapi meliputi upaya membantunya dan

mempersiapkannya menjadi anggota masyarakat yang baik. Orang

tua dapat membantu menyiapkan diri anaknya agar dapat

menempatkan dirinya sebagai pribadi yang mantap dalam

masyarakatnya dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakatnya

dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat yang konstruktif.

Sedangkan Menurut Khairuddin (1997), fungsi sosialisasi

ini menunjuk peranan keluarga dalam membentuk kepribadian

anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga itu, anak mempelajari

pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai

(13)

c) Fungsi Lindungan

Mendidik pada hakekatnya bersifat meliputi yaitu

melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik dari hidup

yang menyimpang dari norma-norma. Fungsi lindungan itu dapat

dilaksanakan dengan jalan melarang atau menghindarkan anak dari

perbuatan-perbuatan yang tidak diharapkan, mengawasi ataupun

membatasi perbuatan anak dari perbuatan-perbuatan yang tidak

diharapkan, mengawasai ataupun membatasi perbuatan anak dalam

hal tertentu, menganjurkan ataupun menyuruh untuk

perbuatan-perbuatan yang diharapkan, memberi contoh dan teladan dalam

hal-hal yang diharapkan.

d) Fungsi Afeksi

Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan

kemesraan dan afeksi. Hubungan afeksi ini tumbuh sebagai akibat

hubungan cinta kasih yang menjadi dasar perkawinan. Dari

hubungan cinta kasih ini lahirlah hubungan persaudaraan,

persahabatan, kebiasaan, identifikasi, persamaan pandangan

mengenai nilai-nilai (Khairuddin, 1997).

Pada saat anak masih kecil perasaannya memegang peranan

penting dapat merasakan ataupun menangkap suasana yang

meliputi orangtuanya pada saat anak berkomunikasi dengan

(14)

keluarganya. Kehangatan yang terpancar dari keseluruhan gerakan,

ucapan, mimik serta perbuatan orangtua, juga rasa kehangatan dan

keakraban itu menyangkut semua pihak yang tergolong anggota

keluarga.

e) Fungsi Religius

Keluarga berkewajiban memperkenalkan anak dan anggota

keluarga pada kehidupan beragama.Tujuan bukan sekedar untuk

mengetahui kaidah-kaidah agama melainkan untuk menjadi insan

beragama.Pendidikan dalan keluarga berlangsung melalui

identifikasi anak kepada orangtua.

f) Fungsi Ekonomi

Pelaksanaan fungsi ekonomi keluarga oleh dan untuk

semua anggota keluarga mempunyai kemungkinan menambah

saling mengerti, solidaritas, tanggung jawab bersama keluarga itu

serta meningkatkan rasa kebersamaan dan keterikatan antara

sesama anggota keluarga.

g) Fungsi Rekreasi

Rekreasi itu apabila ia menghayati suatu suasana yang

tenang dan damai, jauh dari ketegangan batin, segar dan santai dan

kepada yang bersangkutan diberikan perasaan bebas terlepas dari

ketegangan dan kesibukan sehari-hari.

(15)

Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak. Fungsi

biologis orang tua ialah melahirkan anak. Fungsi ini merupakan

dasar kelangsungan hidup masyarakat. (Khairuddin, 1997).

Fungsi ini berhubungan dengan pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan biologis anggota keluarga. Diantaranya kebutuhan-kebutuhan akan

keterlindungan fisik, kesehatan, rasa lapar, haus, kedinginan,

kepanasan, kelelahan bahkan juga kenyamanan dan kekerasan

fisik.

2.4.4. Keluarga Utuh

Istilah utuh yang digunakan kepada sebuah keluarga dimana anak

tinggal dalam suatu kesatuan dengan kedua orang tua biologisnya

(Gudman & Pina, 2002). Dalam Oxford Pocket Dictionary of current

English, pengertian keluarga utuh adalah keluarga inti dimana

keanggotaan tetap konstan, tanpa hadirnya perceraian atau faktor-fakor

yang memisahkan.

Menurut Ahmadi (1991), keluarga utuh merupakan suatu kesatuan sosial

yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Orientasi dan suasana

keluarga timbul dari komitmen antara suami-istri dan komitmen mereka

dengan anak-anaknya. Keluarga inti terdiri dari orang tua dan anak yang

merupakan kelompok primer yang terikat satu sama lain karena hubungan

keluarga ditandai oleh kasih sayang, perasaan yang medalam, saling

mendukung, dan kebersamaan dalam kegiatan-kegiatan pengasuhan.

(16)

keluarga yang paling penting dalam membentuk keluarga yang utuh dan

sejahtera (Gunarsa, 2003).

2.4.5.Peranan Yang Diharapkan Dari Orangtua

Menurut soerjono soekanto (1992) dalam bukunya “Sosiologi

Keluarga” peranan yang diharapkan dari orang tua kepada anak dibagi

menjadi dua yaitu peran dari seorang ayah dan peran seorang ibu.

a) Peranan Ayah

Di indonesia, seorang ayah dianggap sebagai kepala

keluarga yang diharapkan mempunyai sifat-sifat kepemimpinan

yang mantap. Sesuai dengan ajaran-ajaran tradisional (= Jiwa),

maka seseorang pemimpin harus dapat memberikan teladan yang

baik (”ing ngarso sung tulodo”), memberikan semangat sehingga

pengikut itu kreatif (“ing madyo bangun karso”), dan membimbing

(“tut wuri handayani”). Sebagai seorang pemimpin didalam rumah

tangga, maka seorang ayah harus mengerti serta memahami

kepentingan-kepentingan dari keluarga yang dipimpinnya

(“Manunggaling kawulo lan gusti”).

b) Peranan Ibu

Kiranya kenyataan menunjukkan, bahwa peranan ibu pada

masa anak-anak adalah besar sekali. Sejak dilahirkan, peranan

tersebut tampak dengan nyata sekali, sehingga dapat dikatakan

(17)

peranan yang besar sekali (bahkan lebih besar daripada seorang

ayah). Ibu harus mengambil keputusan-keputusan yang cepat dan

tepat.

2.5. Penelitian Terdahulu 2.5.1 Penelitian Pertama

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan telah mengilhami

penelitian ini, baik sebagai referensi, pembanding maupun sebagai

dasar pemilihan topik penelitian.

Hasil penelitian dari Kembaren (2014), menyimpulkan bahwa

berdasarkan identitas responden yang menjadi informanya adalah

laki-laki, dan masing-masing responden ada yang masih memiliki orang tua

dan ada responden yang salah satu kedua orang tuanya sudah

meninggal. Rata-rata jenis bentuk narkoba yang dikonsumsi oleh

respondennya adalah ganja atau narkotika golangan I, dengan alasan

responden mengkonsumsi narkoba tersebut, yaitu lebih didominasi oleh

tawaran ataupun ajakan dari saudara kandung. Untuk status

penyalahgunaan narkotika responden 1 memiliki status penyalahgunaan

narkoba selama 14 tahun, responden 2 memiliki status selama 4 tahun

dan responden 3 selama 4 tahun sebelum memasuki rehabilitasi.

Status kedudukan responden 1, yaitu sebagi anak kandung

dalam keluarganya dan merupakan anak bungksu laki-laki dari 2

bersaudara.Responden ini dibesarkan oleh ibu dan sudah ditinggalkan

(18)

menggunakan narkoba sejak tahun 1998 hingga 2012 atau kurang labih

14 tahun tahun. Untuk jenis narkoba yang dikonsumsi yaitu heroin,

ekstasi, shabu, lexotan atau pil bk dan ganja. Alasan responden 1

menggunakan narkoba kerena responden 1 bersaudara kandung dengan

para pengguna narkoba atau junkie dan narkoba yang didapat langsung

dari Bandar atau BD. Untuk sistem pola asuh orang tua responden,

Kembaren mendapatkan informasi bahwa menurut responden 1 bahwa

ibu responden tidak pernah memaksa atau kurang tegas dalam

memberikan kesempatan dalam hal keputusan yang diambil

anak-ankanya, memberi kebebasan untuk melakukan setiap yang diinginkan

responden dan sangat diberi kepercayaan bahkan sekalipun responden

ketahuan tidak membayarkan uang untuk cicilan sepeda motornya.

Ketegasan dalam aturan dirumah dan tidak pernah memukul saat

melakukan kesalahan hanya memberikan nasehat dengan

kata-kata.Menurut responden 1 ibu responden adalah orang yang aktif dalam

mengikuti kegiatan kebudayaan atau adat dalam sukunya dan ibunya

adalah seseorang yang patut dicontoh teladan dalam merawat,

membesarkan dan mendukung responden.

Untuk responden 2, status kedudukannya dalam keluarga adalah

anak kandung dan anak kedua dari empat bersaudara.responden

dibesarkan oleh kedua orang tua yang memiliki pendidikan dan

pekerjaan yang cukup baik. Responden mengkonsumsi nsrkoba sejak

tahun 2009 hingga 2013 tau sejak duduk dibangku SMA. Jenis narkoba

(19)

responden mengkonsumsi narkoba tersebut yakni pertama, kerena

diajak oleh saudara kandung yang juga mengkonsumsi narkoba

tersebut. Kedua, orang tuan responden cukup tegas dalam memutuskan

hal-hal yang berhubungan dengan responden, dalam keluarganya

anak-anak sering dilibatkan dalam pembicaraan keluarga dan mengambil

keputusan bersama, serta anak-anaknya diberi kesempatan dalam

memebrikan pendapat. Tidak mengizinkan atau memberikan batasan

untuk menggunakan fasilitas rumah jika hanya kepentingan hiburan

bersama saudara kandung-saudara kandung responden dengan kata lain

kedisiplinan dan aturan di dalam keluarga responden sangat dijunjung

tinggi.

Sedangkan untuk responden 3 memiliki status sebagai anak

kandung dan anak bungsu dari 2 bersaudara.Responden adalah

informan dengan kategori memiliki ayah meskipun dibesarkan oleh

kedua orang tua.Respnden mengkonsumsi narkoba sejak tahun 2010

sampai 2013.Jenis narkoba yang dikonsumsi yakni jarum suntuk atau

yang paling adalah ganja.Alasan responden menggunakan narkoba

tersebut adalah, ditawari oleh saudara kandung. Rsponden

mengungkapkan bahwa ia dibesarkan dari keluarga yang kurang

harmonis, ayah responden sering memukul dan mengucapkan kata-kata

yang tidak pantas kepada anak-anaknya. Menurut responden ayahnya

tidak terlalu tegas dan tidak telalu peduli dengan aturan yang ada

didalam keluarga, memberi kebebasan kepada responden dalam

(20)

2.5.2 Penelitian Kedua

Hasil penelitian Bertha Ramona Manurung (2014). Menyimpulkan

bahwa keluarga merupakan bagian dari masyarakat terkecil dan

merupakan agen sosialisasi primer Karena dari keluargalah pendidikan

pertama kali didapatkan si anak, orangtua berperan besar dengan

pemberian pemahaman mengenai nilai dan norma pada si anak. Karena

keluarga merupakan agen sosialisasi primer. Orang tua mencurahkan

perhatiannya untuk mendidik anak supaya anak memperoleh dasar-dasar

pola pergaulan hidup yang baik, melalui penanaman disiplin dengan

berlandaskan kasih sayang, pola sosialisasi dan interaksi yang baik dalam

keluarga membuktikan bahwa adanya perhatian diantara anggota keluarga,

sehingga tidak perlu mencari perhatian dengan cara yang menyimpang

seperti mengkonsumsi narkoba. Dan harapan dari korban narkoba dan

keluarga koban atas hadirnya panti rehabilitasi supaya

penyuluhan-penyuluhan dan informasi terkait dengan bahaya narkoba cepat didengar

masyarkat luas, bukan hanya pada orang-orang yang mengkonsumsi

narkoba saja, tetapi pada seluruh masyarakat yang dapat dijangkau,

khususnya bagi anak-anak dan remaja Karena mereka adalah masa depan

keluarga dan masa depan bangsa, agar didepannya tidak terjadi penurunan

Referensi

Dokumen terkait

Konsep pada website pengendali rumah pintar ini adalah pengguna dapat mengendalikan peralatan elektronik sesuai dengan yang dimilikinya.. Dengan demikian, digunakan dua unsur

yang terdahulu yang membahas topik peningkatan kemampuan menulis berita yang relevan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan sebagai tinjauan pustaka adalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran inkuiri dan motivasi belajar

Mantra merupakan salah satu bentuk dari sastra atau tradisi lisan yang banyak ditemui dalam kehidupan masyarakat Jawa. Hutomo (1991:3) menyatakan ciri-ciri sastra lisan adalah

Penelitian ini membahas pendekatan fuzzy time series Markov chain untuk menganalisis data linguistik atau data time series sampel kecil diusulkan supaya keakuratan

Peserta didik yang mampu mengerjakan soal-soal uraian terstruktur memiliki ketuntasan belajar ≥ batas KKM, yaitu 60% (2) kesulitan peserta didik dalam mengerjakan soal-soal uraian

Bendahara Pengeluaran Satker Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Membuktikan bahwa metode Discovery Learning lebih baik dari Konvensional di lihat dari hasil penelitiannya yaitu metode Discovery Learning memang lebih meningkatkan hasil