• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekonomi Moneter Islam Analisis Jurnal 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ekonomi Moneter Islam Analisis Jurnal 4"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS JURNAL EKONOMI MONETER ISLAM

`

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

(2)

Bank Tertentu dan Makroekonomi Dinamis

Penentu Risiko kredit di Bank Islam dan Bank Konvensional

Dianalisa dari

Bank Specific and Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk in Islamic Banks and Conventional Banks

Oleh :

1. Machallafri Iskandar (E20151001) 2. Juhairiyah (E20151017)

3. Achmad Maharudin (E20151018) 4. Linda Kartini (E20151028) 5. Dika Fahrina Asyari (E20151029) 6. Alifatur Rohmah Hidayati (E20151030) 7. Bahrudin Nur Salam (E20151035)

A. Paradigma Positivistik

(3)

(1990:18) menyatakan suatu paradigma dapat dicirikan oleh respon terhadap tiga pertanyaan mendasar yaitu pertanyaan ontologi, epistomologi, dan metodologi. Sedangkan Positivistik yaitu Paradigma (fakta sosial) menganggap realitas itu sebagai sesuatu yang empiris atau benar-benar nyata dan dapat diobservasi. Dalam meneliti, peneliti dan obyek yang diteliti bersifat independen dan saling tidak berinteraksi. Cara menelitinya bisa dengan percobaan atau manipulasi sehingga dapat dikontrol obyektivitasnya. Menurut positivistik, fenomena sosial dipahami dari perspektif luar berdasarkan teori-teori yang ada. Maka dalam pandangan posivistik (perspektif makro) : (1) realitas adalah fenomena yang keberadaannya ditentukan oleh fenomena lain, (2) realitas sosial dapat diklasifikasikan dan keberadaannya dapat digambarkan dalam sebuah simbol dengan atribut tertentu.

Tujuan penelitian ini, yaitu menggunakan paradigma positivistik, biasanya bertujuan untuk melakukan eksplanasi (menjelaskan), eksplorasi (penjajakan/penyelidikan), deskripsi (penggambaran), verifikasi (pengujian) tentang fenomena mengapa peristiwa terjadi, bagaimana frekwensinya (intensitasnya), proses kejadiannya, hubungan antar variabel, rekaman perkembangan, bentuk dan polanya.

Teori sosial yang bernaung di bawah mazhab positivisme, teori fungsionalisme (strukturalisme fungsional) : teori yang membahas hubungan antara kepribadian individual manusia, sistem sosial dan sistem budaya. Tujuannya agar sebuah sistem sosial tetap bertahan dan fungsi-fungsinya dapat bertahan sebagaimana mestinya.

Teori lain yang masih satu rumpun dengan teori ini dalam memahami hakikat masyarakat, yaitu teori kolektivisme, teori holisme, teori behaviorisme dan teori organisme. Keempat teori ini cenderung menafikan keberadaan individu.

Teori konflik, yaitu perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutan-tuntutan berkenaan dengan status, kekuasaan, dan sumber-sumber kekayaan dan persediaan yang tidak mencukupi, dan pihak-pihak yang sedang berselisih tidak hanya berusaha memperoleh barang yang diinginkan, tetapi juga memojokkan, merugikan, atau menghancurkan lawan mereka.

(4)

B. Metode Riset Komparatif

Jenis riset yang dikembangkan Waeibrorheem Waemustafal Jurnal berjudul Bank Specific and Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk in Islamic Banks and Conventional Banks.menurut penulis penelitan ini adalah jenis penelitiian Komparatif sebelum itu lebih baiknya mengetaui Penelitian komparatif terlebih dahulu ,metode ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang berusaha mencari jawaban secara mendasar mengenai sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya maupun munculnya suatu fenomena atau kejadian tertentu. Penelitian komparatif merupakan penelitian yang sifatnya membandingkan, yang dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan 2 atau lebih sifat-sifat dan fakta-fakta objek yang diteliti berdasarkan suatu kerangka pemikiran tertentu. Penelitian komparatif biasanya digunakan untuk membandingkan antara 2 kelompok atau lebih dalam suatu variabel tertentu.

Penelitian komparatif bersifat “expost facto”, yang artinya data dikumpulkan sesudah peristiwa atau isu yang diteliti terjadi. Expost facto merupakan penelitian emperis yang sistematis yang mana peneliti tidak mengendalikan variabel bebasnya secara langsung, karena variabel bebas tersebut sudah terjadi di masa lampau atau karena variabel bebas pada dasarnya tidak bisa dimanipulasi.Peneliti tidak memberikan perlakuan dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat antar variabelnya. Penelitian ini juga dikenal sebagai Penelitian Kausal Komparatif. Penelitian kasual komparatif yaitu penelitian yang berusaha untuk menentukan penyebab atau alasan mengapa terdapat perbedaan pada tingkah laku atau status suatu kelompok maupaun individual.Penelitian jenis ini kelihatannya memiliki persamaan dengan penelitian korelasi, akantetapi keduanya berbeda.Perbedaannya yaitu penelitian kausal komparatif berusaha untuk mengungkap hubungan sebab akibat sedangkan pada penelitian korelasi tidak dan hanya mencari hubungan saja.

(5)

biasanya tidak dapat dimanipulasi akan tetapi bisa dimanipulasi (contohnya metode mengajar).

Hubungan sebab akibat pada penelitian kasual komparatif lebih lemah bila dibandingkan dengan penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen dapat menjamin bahwa penyebab yang dicurigai atau variabel bebasnya dapat benar-benar memberikan efek terhadap variabel terikatnya.

Penelitian komparatif dapat digunakan apabila telah terpenuhi syarat sebagai berikut: Tidak memungkinkan untuk melakukan Metode eksperimental yang dianggap lebih kuat, apabila penelitian tidak mungkin mengontrol, memilih, dan memanipulasi factor yang penting dalam mempelajari hubungan sebab - akibat secara langsung, pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas, sangatlah terlalu dibuat – buat dan tidak realistis, serta mencegah adanya interaksi yang normal antar variabel – variabel lain yang berpengaruh, dan pengontrolan yang dilakukan di laboratorium untuk beberapa tujuan penelitian dianggap mahal, tidak praktis, atau secara etika dipertanyakan.

Desain dasar penelitian komparatif sangat sederhana dan meskipun variabel bebas tidak dimanipulasi, terdapat prosedur kontrol yang dapat diterapkan.Penelitian komparatif juga melibatkan variasi teknik statistik yang luas.Desain dasar penelitian komparatif melibatkan pemilihan 2 kelompok yang berbeda pada beberapa variabel bebas dan membandingkan mereka pada beberapa variabel terikat. Kedua kelompok kemungkinan berbeda, 1 kelompok mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain atau 1 kelompok mempunyai pengalaman yang tidak dimiliki kelompok lain. Ataupun kedua kelompok berbeda dalam hal tingkatan; satu kelompok mempunyai lebih dari satu karakteristik dari pada kelompok lain atau kedua kelompok kemungkin mempunyai perbedaan jenis pengalaman.

1. Tujuan Penelitian Komparatif

Secara umum, tujuan penelitian komparatif yaitu untuk menemukan persamaan dan perbedaan tentang dua hal atau lebih. Selain itu, penelitian komparatif juga mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut: membandingkan persamaan dan perbedaan 2 atau lebih fakta dan sifat objek yang diteliti, membuat generalisasi tingkat perbandingan, menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih, menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat.

(6)

Pada Penelitian Komparatif memiliki prosedur yang tidak jauh beda dengan penelitian lainnya, berikut ini prosedurnya yang harus dilakukan:

a. Penentuan masalah penelitian

Pada tahap perumusan masalah penelitian atau pertanyaan penelitian, peneliti berspekulasi dengan apa yang menjadi penyebab fenomena yang berdasarkan pada hasil penelitian sebelumnya, teori, atau pengamatan langsung. b. Penentuan kelompok yang mempunyai karakteristik yang akan diteliti.

Peneliti harus menentukan kelompok yang seperti apa yang akan diteliti disesuaikan dengn isu atau masalah yang akan diangkat.

c. Pemilihan kelompok pembanding.

Setelah memperoleh kelompok yang akan diteliti langkah berikunya memilih kelompok pembanding dengan mempertimbangkan karakteristik yang membedakan dengan kelompok penelitian. Kelompok ini harus dideskripsikan secara jelas dan didefinisikan secara operasional untuk masing-masing kelompok yang mewakili populasi yang berbeda.Tidak lupa untuk mengontrol variabel ekstra guna membantu menjamin kesamaan kedua kelompok.

d. Pengumpulan data.

Dalam tahap pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yang harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. e. Analisis data

Pada tahap terakhir yaitu analisis data, analisis data dimulai dengan analisis statistik deskriptif yaitu menghitung rata-rata dan simpangan baku. Kemudian dilakukan analisis yang mendalam dengan statistik inferensial. Teknik yang dapat digunakan sebagai analisis data dalam penelitian komparatif yaitu sebagai berikut:

 Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik statistiks :

binomial dan chi kuadrat satu sampel.

 Apabila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik : run

test.

 Apabila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu

sampel.

(7)

akurat. Dari jurnal Specific and Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk in Islamic Banks and Conventional Banks menunjukanini menunjukkan hasil dari membandingkan perbedaan dari faktor-faktor penentu risiko kredit antara bank syariah dan bank konvensional dari perspektif bank faktor spesifik dan variabel makroekonomi. Temuan ini menunjukkan hanya empat dari empat belas variabel menunjukkan

perbedaan signifikan antara bank syariah dan bank konvensional misalnya, DTAR, DER, MGT dan ROA. Ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam hal solvabilitas, leverage, efisiensi manajemen dan profitabilitas antara bank syariah dan bank

konvensional sementara CR, RSL, LLP, LEV, REGCAP, UKURAN, FINANCE, ATMR, EM dan CAIR, ini variabel menunjukkan signifikan berbeda antara bank syariah dan bank konvensional. Selain itu, bank model faktor spesifik menunjukkan bahwa angka variabel menunjukkan tanda koefisien perbedaan dan signifikan dalam pengaruh mereka pada risiko kredit misalnya, REGCAP (-) untuk bank konvensional (+) bank syariah, ukuran (+) untuk bank konvensional (-) bank syariah, DER (+) untuk bank konvensional (-) bank syariah, EM (-) untuk bank konvensional (+) bank syariah dan cair (-) untuk bank konvensional (+) bank syariah.

C. Metode Kuantitatif

Berangkat dari jenis paradigma dan jenis riset yang digunakan dalamSpecific and Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk in Islamic Banks and Conventional Banks, maka menurut paradigma, hemat penulis, penelitian ini adalah penelitian Quantitatif. Jenis penelitian Komparatif merupakan penelitian Quantitatif yang menggunakan seperangkat prosedur yang sistematis untuk menyusun secara deduktif teori tentang suatu fenomena.

(8)

dipertanggungjawabkan kesahihannya demi tercapainya ketepatan data dan ketepatan penggunaan model hubungan variabel bebas dan variabel tergantung (Suparlan, 1997).

Penelitian kuantitatif umumnya merupakan penelitian yang memiliki jumlah dalam penelitiannya. Banyak, sedikit atau besar, kecil yang dijabarkan dalam bentuk angka-angka yang merupakan bagian utama dari sebuah penelitian kuantitatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perkembangan atau segala hal tentang fenomena yang terjadi pada alam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini biasanya menggunakan metode seperti wawancara, survey, mengisi kuisioner, dan sebagainya.

Penelitian kuantitatif tebagi dua yakni penelitian eksperimen dan non-eksperimen. Dalam penelitian eksperimen, ada banyak jenis penelitian, diantaranya adalah penelitian eksperimen murni, penelitian eksperimen semu, dan penelitian tindak kaji (action research). Peneltian eksperimen murni adalah penelitian yang dicirikan 4 hal, yaitu adanya perlakuan, adanya kelompok kontrol, adanya ukuran keberhasilan, dan random sampling (pengambilan sampel secara acak). Penelitian eksperimen semu merupakan penelitian eksperimen yang tidak dapat memenuhi keempat ciri (di eksperimen murni), dengan kata lain salah satu ciri yang ada di penelitian eksperimen murni tidak dapat dilakukan. Penelitian tindak kaji (action research) adalah penelitian yang proses penelitiannya bersiklus dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas secara berkelanjutan. Yang dimaksud bersiklus adalah penelitian tidak akan berhenti sampai terjadi perbaikan kualitas (tujuan penelitian tercapai).

Penelitian non-eksperimen merupakan penelitian yang dalam proses penelitiannya tidak ada perlakuan. Penelitian non-eksperimen terbagi menjadi banyak jenis penelitian, akan tetapi yang paling sering dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif, jenis penelitian survei, jenis penelitian korelasi, dan jenis penelitian komparasi. Jenis penelitian deskripsi adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa. Jenis penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Jenis penelitian korelasi adalah penelitian yang menghubungkan satu/lebih variabel bebas dengan satu variabel terikat tanpa ada upaya untuk mempengaruhi. Dan jenis penelitian komparasi adalah penelitian yang membandingkan satu kelompok sampel dengan kelompok sampel lainnya berdasarkan variabel/ukuran tertentu.

D. Analisis

(9)

a. Reasoning

Setalah, membaca, mengamati dan menganalisa struktur tulisan yag ditulis oleh Waibrorheem Waemustafa dan Suriani Sukri dengan tema Bank Specific and Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk in Islamic Banks and Conventional Bank, menurut hemat penulis setidaknya alur penelitian yang dirangkai terdapat empat alur,

Pertama, peneliti berangkat dari faktor-faktor penentu spesifik

makroekonomi dan bank risiko kredit di Bank Islam dan Konvensional. Analisis regresi multivariat diterapkan pada sampel 15 bank konvensional dan 13 Bank Islam di Malaysia selama periode antara tahun 2000 dan 2010.

Kedua, menunjukkan bahwa bank-bank penentu spesifik risiko kredit dipengaruhi unik pembentukan risiko kredit dari bank syariah dan konvensional.

Ketiga, menemukan bahwa pembiayaan sektor berisiko; modal peraturan (REGCAP) dan Kontrak Islam yang signifikan untuk risiko kredit dari bank syariah.

Keempat, pinjaman penyisihan kerugian, utang-ke-rasio total aset, REGCAP, ukuran, manajemen laba dan likuiditas merupakan faktor signifikan yang

mempengaruhi risiko kredit. Adapun faktor-faktor ekonomi makro hanya Inflasi dan M3 yang signifikan untuk risiko kredit bagi bank syariah dan konvensional. b. Dasar Toeritik

Ii788

Pertama, Vodová (2003) menjelaskan kerugian besar muncul karena

peminjam tidak sanggup membayar pinjaman, mereka berkontribusi kepailitan dan bahkan kebangkrutan yang mengarah ke krisis perbankan.

Kedua, Pappas et al. (2012) menjelaskan bahwa banyak skeptis merasa bahwa bank syariah dan praktek bank konvensional yang identik,

Ketiga, Kolapo et al. (2012) dan Kithinji (2010) menjelaskan pembentukan risiko kredit meliputi, kebijakan yang tidak pantas kredit, praktek pinjaman yang buruk, kapasitas kelembagaan yang terbatas, tingkat suku bunga stabil, manajemen yang buruk, hukum yang tidak pantas, pinjaman langsung, perizinan besar bank, modal yang rendah dan risiko likuiditas , kelemahan dipenilaian kredit,

(10)

sehubungan dengan bank faktor spesifik dan faktor ekonomi makro yang mempengaruhi risiko kredit di perbankan syariah dan bank konvensional.

Keempat, Boumediene (2011) menunjukkan bahwa risiko kredit terjadi dalam pembiayaan Murabahah bank syariah 'ketika pelanggan memilih untuk membatalkan untuk membeli komoditas yang menyebabkan bank untuk bertanggung jawab atas kerugian sedangkan gagal untuk menyelesaikan

pembayaran angsuran untuk barang sebagaimana diatur juga menyebabkan risiko kredit untuk bank syariah.

Kelima, Samad (2004) melaporkan bahwa bank syariah praktis menanggung ada risiko ketika terlibat dalam pembiayaan Murabahah karena didukung oleh aset sebagai jaminan sebagai akibat dari risiko yang dialihkan ke pelanggan

Keenam, Swartz (2013) menurutnya Murabahah pembiayaan terkena risiko kredit ketika klien gagal memenuhi kewajiban pembayaran dijadwalkan untuk aset, yang telah disampaikan oleh bank

Ketujuh, Ali (2004) menemukan bahwa likuiditas memberikan kontribusi untuk jumlah kegagalan dalam bank syariah dan bank konvensional sama walaupun memiliki akses ke likuiditas eksternal bank konvensional c. Penelitian Terdahulu

Menurut hemat penulis, setidaknya terdapat enam penelitian terdahulu yang ditulis berbagai tokoh yaitu,

Pertama, Hameeda Abu Hussain, Jasim Al-Ajmi (2012), dalam jurnalnya yang berjudul “Risk management practices of conventional and Islamic banks in Bahrain”. Dari jurnal penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis yang paling penting dari resiko yang dihadapi bank yang beroperasi di Bahrain adalah resiko kredit, diikuti oleh likuiditas dan resiko operasional. Bank syariah menghadapi resiko tingkat yang lebih tinggi dibanding bank konvensional. Hal ini ditemukan bahwa bank syariah menghadapi likuiditas yang lebih tinggi, operasional, pemukiman, Negara dan risiko residual daripada bank-bank konvensional.

(11)

resiko operasional.Namun resiko utama yang dihadapi UEA bank umum adalah resiko kredit.

Ketiga, Muhammad Eris Heryanto (2013) dalam jurnalnya “Ánalisis Perbandingan Kredit Macet antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional” yang hasilnya Terdapat beda signifikan antara NPL dengan signifikansinya lebih kecil dari 0.05. Dimana tingkat rasio NPF dari tahun 2004 hingga 2011 memiliki rata-rata lebih baik bila dibandingkan dengan rasio NPL

Kempat, Nursella dan Ferry Idroes (2012) dalam jurnalnya “Analisis Perbandingan Tingkat Risiko Pembiayaaan Murabahah dengan Risiko Pembiayaan Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah” Berdasarkan perhitungan

dengan metode Internal Model CreditRisk+ Nilai risiko (expected loss) dengan metode internal lebihkecil dari pada nilai risiko (ATMR) yang diperoleh dengan metode standar. Artinya perhitungan nilai risiko dengan metode internal lebih bagus dari pada nilai risiko yang diperoleh dengan metode standar.

Kelima, penelitian milik Umar Hasan Bashori (2008) dalam skripsinya yang berjudul “Manajemen Resiko Bank Syariah; Pendekatan Normatif Tentang Bagi Hasil” dari penelitian yang dilakukan menjelaskan bahwa bank-bank syariah menghadapi resiko-resiko bank seperti: resiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, hokum, reputasi, stratejik, kepatuhan. Sementara system bagi hasil bank menghadapi resiko disamping resiko-resiko sebelumnya investasi ekuitas dan resiko tingkat return. Resiko yang dihadapi bank syariah akan memiliki fitur khusus meskipun jenis resikonya sama dengan bank konvensional, karena resiko itu berasal dari fittur instrumen keuangan yang digunakan bank syariah.

(12)

Berangkat dari penelitian terdahulu yang ada diatas, menurut hemat penulis, terdapat dua kontruksi pemikiran tokoh terdahulu yang dikembangkan oleh Waibrorheem Waemustafa dan Suriani Sukri, yaitu

Pertama, Nursella dan Ferry Idroes (2012) dalam jurnalnya “Analisis Perbandingan Tingkat Risiko Pembiayaaan Murabahah dengan Risiko Pembiayaan Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah” Berdasarkan perhitungan dengan metode

Internal Model CreditRisk+ Nilai risiko (expected loss) dengan metode internal lebih kecil dari pada nilai risiko (ATMR) yang diperoleh dengan metode standar. Artinya perhitungan nilai risiko dengan metode internal lebih bagus dari pada nilai risiko yang diperoleh dengan metode standar.

Kedua, Dwi rahmawati (2013) dalam skripsinya yang berjudul “Unsystematic Risiko Kredit pada Bank Syariah di Indonesia” Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, variabel ekspansi pembiayaan, kualitas pembiayaaan, modal penyangga, rasio modal, ukuran, secara bersama-sama berpengaruh terhadap risiko kredit sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Variabel-variabel tersebut dapat menjelaskan sebesar 68,7% sedangkan sisanya 31,36% dijelaskan variable lain yang mempunyai pengaruh namun tidak diamati dalam penelitian ini. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap risiko kredit adalah kualitas pembiayaan, yaitu dapat menjelaskan sebesar 31,36%.

2. Variable Penelitian

Penulis mengategorikan variable yang ada di dalam artikel/jurnal Bank Specific and Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk in Islamic Banks and Conventional Banks ini menjadi da kategori variable. Yang pertama, variable judul, kedua, variable ulasan. Menurut penulis terdapat tiga variable judul, pertama; bank specific, kedua; macroeconomics dynamic determinants dan ketiga; credit risk. Sedangkan berangkat dari ulasan yang di kembangkan oleh Waibrorheem Waemustafa dan Suriani Sukri, hemat penulis terdapat lima variabel ulasan, pertama; Bank Syariah, kedua; Bank Konvensional, ketiga; Makro Ekonomi, keempat; Kredit, kelima; Resiko.

3. Hipotesis

(13)

Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk in Islamic Banks and Conventional Banks, hemat penulis setidaknya terdapat tiga hipotesis yaitu,

Pertama, tiga dari variable tertentu bank dari 14 variable yang signifikan yang berubungan dengan resiko kredit bagi bank syariah adalah ISCON, RSF dan REGCAP.

Kedua, diantara 14 variable tertentu internal bank, 7 variable yang signifikan yaitu LLP, DTAR, RegCap, Ukuran, Aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR), Multiplayer, Equitas dan Cair.

Ketiga, satu-satunya variable eksternal yaitu inflasi yang secara signifikan berubungan dengan resiko kredit bank konvensional selama periode penelitian 2000-2010.

4. Hasil temuannya, apakah teori didukung atau terbantahkan

Untuk menganalisa temuan yang dimunculkan oleh Waibrorheem Waemustafa dan Suriani Sukri, maka terkait dengan penelitian terdahulu penulis menilai bahwa .,Hameeda Abu Hussain, Jasim Al-Ajmi (2012), dalam jurnalnya yang berjudul “Risk management practices of conventional and Islamic banks in Bahrain”. Dari jurnal penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis yang paling penting dari resiko yang dihadapi bank yang beroperasi di Bahrain adalah resiko kredit, diikuti oleh likuiditas dan resiko operasional. Bank syariah menghadapi resiko tingkat yang lebih tinggi dibanding bank konvensional. Hal ini ditemukan bahwa bank syariah menghadapi likuiditas yang lebih tinggi, operasional, pemukiman, Negara dan risiko residual daripada bank-bank konvensional. Maka terkait dengan penelitian terdahulu penulis menilai bahwa Waibrorheem Waemustafa dan Suriani Sukri, dengan dasar yang dibangun dan di kembangkan maka penulis tidak menemukan perubahan signifikan yang berbeda yang dikembangkan pendahulunya. Oleh karena itu penelitian ini tidak membantah hipotetis yang dikeluarkan para peneliti terdahulu dan cenderung mendukung beberapa penelitian terdahulu sebagaimana tersurat di atas.

5. Keterbatasan penelitian

Dari berangkat dari pemahaman penulis terhadap pemahaman artikel/jurnal Bank Specific and Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk in Islamic Banks and Conventional Banks yang ditulis Waibrorheem Waemustafa dan Suriani Sukri setidaknya terdapat 3 keterbatasan yaitu,

(14)

penelitian ini kurang menunjukkan bahwa ada variabel lain yang unik mempengaruhi risiko kredit bank syariah.

Kedua, peneliti kurang membahas secara mendalam dan focus tentang hal-hal yang sehausnya ia bahas.

Ketiga, dalam mejelaskan, bahasanya menggunakan asumsi atau kata fakta yang sulit untuk dipahami oleh pembaca yang baru sehingga tidak sedikit para pembaca yang ambigu tentang isi artikel jurnal ini.

6. Rekomendasi

a. Theorytical Recomendation

Penulis menyadari terhadap kekurangan penelitian ini. Oleh karena itu, setidaknya terdapat satu rekomendasi teoritik yang dibutuhkan untuk masa mendatang.

Pertama, perlunya peneliti menjelaskan dan mendeskripsikan lebih mendalam dai sitilah-isltilah yang digunakan dalam jurnal yang bertema Bank Specific and Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk in Islamic Banks and Conventional Banks seperti : ISCON, REGCAP, RSF, ATMR, EM, dll, menggunakan bahasa yang lebih mudah untuk dicerna masyarakat umum.

Referensi

Acharya, V.V., Engle, R., Pierret, D. (2013), Testing macroprudential stress tests: the risk of regulatory risk weights (No. w18968). National

Bureau of Economic Research.Ahmad, N.H., Ahmad, S.N. (2004), Key factors influencing credit risk of Islamic bank: A Malaysian case. The Journal of Muamalat and Islamic Finance Research, 1(1), 65-80.

Ahmad, N.H., Mohamed, A. (2004), Key risk determinants of listed

(15)

Al-Hares, O.M., AbuGhazaleh, N.M., El-Galfy, A.M. (2013), Financial performance and compliance with Basel III capital standards: conventional vs. Islamic banks. The Journal of Applied Business Research, 29(4), 1032-1041.

Arnold, I., Lemmen, J. (2001), The vulnerability of banks to government default risk in the EMU. International Finance, 4(1), 101-125.

Ali, S.S. (2004), Islamic Modes of Finance and Associated Liquidity Risks Paper prepared for Conference on Monetary Sector in Iran: structure, Performance and Challenging Issues Tehran – February, 2004.

Beltratti A., Paladino, G. (2013), Why do banks optimize risk weights? The relevance of the cost of equity capital (No. 46410). Germany: University Library of Munich.

Boumediene, A. (2011), Is credit risk really higher in Islamic banks?” The Journal of Credit Risk, 7(3), 97-129.

Cabiles, N.A.S. (2012), Credit risk management through securitization: Effect on loan portfolio choice. In Fifth PhD Conference inEconomics.

Cardone-Riportella, C., Samaniego-Medina, R., Trujillo-Ponce, A. (2010), What drives bank securitisation? The Spanish experience. Journal of Banking and Finance, 34(11), 2639-2651.

Castro, V. (2013), Macroeconomic Determinants of the Credit Risk in the Banking System: the Case of the GIPSI,” GEMF Working Papers 2013-12, GEMF.

Cornett, M.M., McNutt, J.J., Strahan, P.E., Tehranian, H. (2011), Liquidity risk management and credit supply in the financial crisis. Journal of Financial Economics, 101(2), 297-312.

Das, S., Sy, A.N. (2012), How Risky Are Banks’ Risk Weighted Assets? Evidence from the Financial Crisis (No. 12/36). Washington:

International Monetary Fund.

Demirguc-Kunt, A., Huizinga, H. (2010), Are Banks Too Big to Fail Or Too Big to Save? International Evidence from Equity Prices and CDS Spreads. Centre for Economic Policy Research. Faculdade de Economia, Universidade de Coimbra. Ghossoub, E., Reed III, R.R. (2010), Liquidity risk, economic development, and the effects of monetary policy. European Economic

Review, 54(2), 252-268.

Hamid, M.A., Azmi, S.M. (2011), The performance of banking during 2000-2009: bank Islam Malaysia Berhad and conventional banking in Malaysia. Management, 1(1), 09-19.

Haron, S. (1998), A comparative study of Islamic banking practices. Islamic Economics, 10(1), 23-52.

(16)

International Business and Economics Research Journal (IBER), 4(12), 37-52.

Idris, A.R., Asari, F.F.A., Taufiq, N.A.A., Salim, N.J., Mustaffa, R.M., Jusoff, K. (2011), Determinants of Islamic banking institutions’ profitability in Malaysia. World Applied Sciences Journal, 12, 01-07.

Ika, S.R., Abdullah, N. (2011), A comparative study of financial performance of islamic banks and conventional banks in Indonesia.

International Journal of Business and Social Science, 2(15), 199-207. Kalluci, I. (2011), Analysis of the Albanian Banking System in a Risk-Performance Framework. Bank of Greece, Euro System, Economic

Research Department-Special Paper Division.

Khan, M.A., Akhtar, W., Ullah, A., Iqbal, Z., Riasat, I. (2013), Islamic banking: an appraisal of insolvency hazard. International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management Science, 3(4), 1-10.

Kithinji, A.M. (2010), Credit Risk Management and Profitability of Commercial Banks in Kenya. Nairobi: School of Business,

University of Nairobi.Kolapo, T.F., Ayeni, R.K. Oke, M.O (2012), Credit risk and commercial 480

International Journal of Economics and Financial Issues | Vol 5 • Issue 2 • 2015

Waeibrorheem and Suriani: Bank Specific and Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk in Islamic Banks and Conventional Banks

banks’ performance in Nigeria: a panel model approach. Australian Journal of Business and Management Research, 2(2), 31-8.

Mariathasan, M., Merrouche, O. (2012), The Manipulation of Basel Risk-Weights. Evidence from 2007-10. Department of Economics

Discussion Paper Series, 621.

Mkukwana, K.K. (2013), The impact of macroeconomic factors on the risk of default: the case of residential mortgages (Doctoral Dissertation).

Pappas, V., Izzeldin, M., Fuertes, AM. (2012), A Survival Analysis of Islamic bank failure risk. Doi: 10.2139/ssrn.2070957.

Rahman, A.A., Shahimi, S. (2010), Credit risk and financing structure of Malaysian Islamic banks. Journal of Economic Cooperation and Development, 31(3), 83-105.

(17)

Rosly, S.A., Mohd-Zaini, M.A. (2008), Risk-return analysis of Islamic banks’ investment deposits and shareholders’ fund. Managerial

Finance, 34(10), 695-707.

Said, A. (2013), Risk and efficiency in Islamic banking systems: the case of selected Islamic banks in MENA region. International Journal of

Economics and Financial Issues, 3(1), 66-73.

Samad, A. (2004), Performance of interest-free Islamic banking VIS-À-VIS interest-based conventional banks of Bahrain. IIUM Journal of Economics and Management, 12(2), 2-13.

Shu, C. (2002), The impact of macroeconomic environment on the asset quality of Hong Kong’s banking sector. Hong Kong Monetary Authority Research Memorandum. p20.

Sufian, F., &, Muhamed, Z.A. (2011), The Nexus between Economic

Freedom and Islamic Bank Performance: empirical Evidence from the MENA Banking Sectors. 8th International Conference on Islamic Economics and Finance: 18th-20th December, Doha, Qatar.

Swartz, N.P. (2013), Risk management in Islamic banking. African Journal of Business Management, 7(37), 3799-3809.

Vodová, P. (2003). Credit Risk as a Cause of Banking Crises. In The Paper Prepared for the 5th International Conference Aidea Giovani,

Milan. July, 3-4. Waemustafa, W. (2013), The emergence of Islamic Banking: development, trends and challenges. IOSR Journal of Business and Management,

7(2), 67-71.

Referensi

Dokumen terkait

Abid, M.M.S., (2017), “Moral Hazard and Risk Taking Incentive in Islamic Banks, Does Franchise Value Matter”, International Journal of Islamic and Middle

Terdapat kenyataan bahawa kanak-kanak yang menguasai al-Quran akan secara tidak langsung akan menguasai bahasa Arab (Safinah, 2015). Bahasa Arab dan Al-Quran seumpama dua sisi mata

penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul ” ANALISIS KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PATI

Profitability and Banks Efficiency of Islamic. Commercial Banks

Accordingly, this study is to examine the determinants of liquidity risk of IBs by focusing on both bank-specific (unsystematic) and macroeconomic (systematic) factors in

There is a difference in the level of profitability of conventional and Islamic banks related to the digitalization of the banking system and there are

Analisis efisiensi bank yang dilakukan menggunakan SFA adalah sebuah perhitungan untuk memperoleh informasi mengenai kinerja efisiensi perbankan ketika mengelola

Influence of Bank Specific and Macroeconomic Factors on Profitability of Commercial Banks: A Case Study of Pakistan.. Banks’ Profitability in Selected Central