PENGARUH REGULASI PADA BIDANG EKONOMI
DIGITAL TERHADAP PERPAJAKAN DI INDONESIA
DIBUAT OLEH :
ANDIKA MUHARAM
55416120025
Dosen: DR IR IWAN KRISNADI MBA
MATA KULIAH REGULASI DAN HUKUM ICT
SEMESTER 2
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
PENGARUH REGULASI PADA BIDANG EKONOMI DIGITAL
TERHADAP PERPAJAKAN DI INDONESIA
Andika Muharam – 55416120025
Jurusan Magister Teknik Elektro Universitas Mercu Buana, Menteng, Jakarta, Indonesia Dosen : DR. Ir., Iwan Krisnadi, MBA
Abstrak
Ekonomi Digital merupakan suatu hal yang menandakan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi saat ini, ditandai dengan semakin pesatnya perkembangan bisnis atau transaksi perdagangan yang menggunakan internet sebagai medianya dalam berkomunikasi, kolaborasi dan bekerjasama antar perusahaan atau individu. Konsep ekonomi digital pertama kali di perkenalkan oleh Tapscott (1998) yaitu sebuah sosiopolitik dan sistem ekonomi yang mempunyai karakteristik sebagai sebuah ruang intelijen, meliputi informasi, berbagai akses instrument informasi, kapasitas informasi dan pemrosesan informasi. Komponen ekonomi digital yang berhasil diidentifikasi pertama kalinya yaitu industri TIK, aktivitas e-commerce, distribusi digital barang dan jasa.
Pada komponen-komponen tersebut terdapat peluang bisnis baru dalam era digital, yaitu bidang periklanan dengan konten iklan digital. Semangat kemunculan internet adalah memberikan efisiensi, salah satunya memberikan layanan gratis untuk berbagai hal, termasuk mengiklan. Berbeda dengan bisnis konvensional, semuanya dilakukan dalam step yang panjang, sehingga memerlukan transaksi di sana-sini, yang bisa saja dikenakan pajak. Para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terangkat produknya berkat kemajuan internet. Mereka dengan mudah memasarkan produk mereka tanpa harus memikirkan jangkauan pasar, platform dan juga proses transaksi yang berbelit.
Selain itu, dari sisi dinamika ekonomi, bahwa media sosial memberi pengaruh besar bagi perilaku belanja masyarakat. Iklan televisi bukan lagi acuan untuk pemasaran yang efektif. Ada namanya pemasaran endorser. Dari mulai baju, gadget, kuliner, mobil bahkan klinik kecantikan telah menggunakan selebritis media sosial sebagai endorser. Dengan imbalan uang atau pun diskon khusus bahkan produk gratis dari produsen kepada para endorser, semua itu merupakan bentuk tambahan kemampuan ekonomi yang harus dikenakan pajak.
Sehingga diperlukan suatu regulasi dalam bidang ekonomi digital yang tidak terlalu menekan pengusaha beserta masyarakat, tetapi juga tidak merugikan negara dalam hal perpajakan.
Kata kunci : Regulasi, Ekonomi Digital, Pajak
I. PENDAHULUAN internet sebagai medianya dalam berkomunikasi, kolaborasi dan Ekonomi digital merupakan suatu bekerjasama antar perusahaan atau hal yang menandakan perkembangan individu.
sebagai sebuah ruang intelijen, meliputi profit sharing pemilik mobile store dengan informasi, berbagai akses instrument pembuat aplikasi mobile, jika aplikasi informasi, kapasitas informasi dan tersebut banyak dibeli oleh pengguna pemrosesan informasi. Komponen internet.
ekonomi digital yang berhasil diidentifikasi pertama kalinya yaitu industri TIK, aktivitas e-commerce, distribusi digital barang dan jasa.
Adapun konsep ekonomi digital menutur Zimmerman (2000) menurutnya konsep tersebut sering digunakan untuk menjelaskan dampak global teknologi
Gambar 1. Perilaku Pengguna Internet di Indonesia berdasarkan perangkat yang dipakai.
informasi dan komunikasi, tidak hanya Badan Pusat Statistik melansir pada internet tetapi juga pada bidang konsumsi rumah tangga Indonesia pada ekonomi. Menjadi sebuah pandangan kuartal II 2017 hanya tumbuh tipis 0,01 tentang interaksi antara perkembangan persen menjadi 4,95 persen dibanding inovasi da kemajuan tekologi yang 4,94 persen pada kuartal I. Salah satu berdampak pada ekonomi makro faktor adalah kelas menengah menahan maupun mikro. Sektor meliputi barang belanja barang dan jasa. Sensus dan jasa saat pengembangan, produksi, ekonomi akan sulit menjangkau sentra penjualan atau suplainya tergantung ekonomi yang berbasis penjualan online. kepada teknologi digital. Sehingga diperlukan suatu
Selain itu ada pula pengertian regulasi yang nyata dalam bidang ekonomi digital menurut PC Magazine ekonomi digital terutama pada sub adalah “The Impact of information bidang iklan digital, agar dapat ditentukan technology on the economy” yang pajak yang sesuai bagi pelaku usaha dan memiliki arti lebih menonjolkan pada pengguna secara adil yang tidak penerapan TIK pada bidang ekonomi. memberatkannya, namun tidak
Dari sisi dinamika ekonomi, bahwa merugikan negara dalam hal media sosial memberi pengaruh besar perpajakannya.
bagi perilaku belanja masyarakat. Iklan televisi bukan lagi acuan untuk II. MANFAAT DAN TUJUAN
pemasaran yang efektif. Ada namanya
pemasaran endorser. Dari mulai baju, Adapun manfaat dan tujuan dari gadget, kuliner, mobil bahkan klinik materi pembahasan adalah sebagai kecantikan telah menggunakan selebritis berikut :
media sosial sebagai endorser. Dengan 1. Dapat diketahui pengaruh regulasi imbalan uang atau pun diskon khusus dalam bidang Ekonomi Digital bahkan produk gratis dari produsen terhadap perpajakan di Indonesia. kepada para endorser, semua itu 2. Regulasi diharapkan tepat sasaran merupakan bentuk tambahan untuk pengenaan pajak bagi pelaku kemampuan ekonomi yang harus usaha.
dikenakan pajak. 3. Regulasi dapat menjadi fasilisator Pemasaran online dengan model antara pelaku usaha dan/ atau profit sharing menjadi fenomena lain pengguna periklanan digital dengan yang harus ditangkap DJP. Pengunggah Ditjen Pajak (DJP).
video di platform sharing video gratis, jika videonya banyak iklan, maka akan
III. PERMASALAHAN informasi yang begitu pesat serta menyentuh hampir setiap aspek Adapun permasalahan yang terjadi kehidupan. Dan kelak tidak ada satu saat ini sehingga diperlukan regulasi, negara pun di dunia yang bisa adalah sebagai berikut : menghindar dari keterkaitan dan
1. Aturan pengenaan penghasilan keterlibatan teknologi informasi dalam transaksi online apakah kena pajak, kegiatan perekonomian. Hal ini
karena tidak terikat dengan tempat dibuktikan bahwa dari beberapa negara penjualan konvensional. telah menempatkan sektor teknologi 2. Mengenai pengawasan kewajiban informasi sebagai motor penggerak
perpajakan oleh pelaku transaksi pembangunan yang sangat penting. online dan masyarakat umumnya. Dikutip dari pernyataan 3. Bagaimana capturing data ekonomi Kementerian Perdagangan yang akan digital (termasuk underground segera menerbitkan Peraturan ekonomi) untuk kepentingan pajak. Pemerintah (PP) yang mengatur regulasi 4. Bagi sesorang yang memasarkan perdagangan secara elektronik (e-produk
berupa barang/ jasa melalui commerce) patut diapresiasi. Dalam
media sosial yang menjadi endorser, pernyataannya ke media, Kementerian apakah harus membayar pajak atas Perdagangan mengakui bahwa kesulitan
produk barang dan jasa yang di- untuk menyusun PP e-commerce ini endorse. adalah mengenai pengenaan pajaknya.
Apakah, atas transaksi berbasis e-
IV. METODOLOGI commerce ini nantinya akan dikenakan
pajak atau tidak. Sementara itu, Ditjen
Metode dalam pembahasan ini Pajak (DJP) dengan tegas menyatakan mengacu pada pengumpulan produk bahwa e-commerce adalah merupakan hukum yang sudah ada dan transaksi perdagangan barang dan/atau pengumpulan data mengenai jasa lainnya, tetapi hanya berbeda dalam permasalahan yang ada dan hal cara atau alat yang digunakan saja.
memperhatikan suatu aturan manajemen Sehingga, perlakukan pajak e-commerce regulasi yang ada, yaitu Efisiensi secara sama dengan perlakuan pajak atas Teknis, Efisiensi secara Ekonomi dan perdagangan lainnya, termasuk tidak
Efisiensi secara Fungsi. Jika sudah ada aturan khusus perpajakan yang terpenuhi, maka didapatkan suatu benefit mengatur transaksi e-commerce ini.
pada pengguna/ pelaku usaha, pada Yang menjadi tantangannya ekonomi, dan pada masyarakat. adalah bagaimana cara efektif untuk
mengenakan pajak atas transaksi e-
V. PEMBAHASAN commerce ini. Potensi pajaknya sangat
besar, namun seringkali luput dikenakan
Perkembangan teknologi informasi pajak karena sifat transaksinya yang dan komunikasi (TIK) terasa pada setiap unik. Menurut catatan International Data aspek kehidupan masyarakat, karena Corporation (IDC) yang dikutip Kompas
komunikasi adalah salah satu kebutuhan (5/10/2012), nilai perdagangan lewat yang mendasar. Teknologi internet internet di Indonesia tahun 2011
berkembang dan menyatu dalam sebuah mencapai 3,4 miliar dolar AS atau sekitar ‘dunia’ atau ‘ruang maya’ atay sebuah 30 triliun rupiah. Bahkan, menurut dunia tempat orang berkomunikasi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), melakukan berbagai aktivitas mayoritas transaksi e-commerce tidak ekonomi/bisnis. Telah kita ketahui membayar pajak meskipun nilai
100 triliun rupiah (Antrara News.com, 12 Pemerintah beserta Ditjen Pajak (DJP)
April 2014). dibawah Kementerian Keuangan.
5.1. Pajak e-Commerce
Definisi perdagangan secara elektronik atau dikenal dengan electronic commerce (e- commerce) adalah segala bentuk transaksi bisnis yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Namun, seiring perkembangan waktu, definisi e- commerce menjadi meluas. Saat ini, e-commerce diartikan tidak hanya penjualan dan pembelian melalui internet semata tetapi juga mencakup pelayanan pelanggan online dan pertukaran dokumen bisnis.
Namun, transaksi e-commerce Gambar 2. Prinsip dasar Regulator
seringkali tidak sederhana seperti pada Dengan melihat prinsip dasar model yang disebutkan tadi. tersebut, regulator diperlukan untuk Setidaknya, akan terjadi kondisi dimana menyambut teknologi yang datang dan transaksi e-commerce akan sulit menunjang aktifitas yang ada di pasar. dikenakan pajaknya, karena : Salah satunya ada kegiatan ekonomi
1. Transaksi melalui e-commerce digital, yaitu e-commerce. Karena mampu menembus batas geografis transaksi e-commerce tidak mengenal antar negara (borderless). batas negara, tidak ada bentuk fisik yang
2. Bentuk barang atau jasa yang dijual belikan dan tidak ada persyaratan diperjualbelikan dapat berformat khusus, maka pengenaan PPh dan PPN
digital seperti piranti lunak komputer, dalam transaksi e- commerce harus musik, majalah atau lainnya. memperhatikan beberapa hal penting. Sehingga, dapat dikatakan bahwa Antara lain :
transaksi fisik tidak diperlukan lagi 1. Bagaimana menentukan dan digantikan dengan perpindahan keberadaan perusahaan e- bentuk digital saja. commerce tersebut, ketika tidak 3. Transaksi e-commerce terjadi begitu berlokasi di Indonesia.
cepat di seluruh dunia dalam waktu Karena seringkali perusahaan singkat. Untuk itulah, tantangan tersebut secara fisik tidak nyata sebenarnya dalam mengenakan namun dapat menjalankan
pajak transaksi e-commerce adalah aktifitasnya di Indonesia. Amerika bagaimana membuat aturan khusus Serikat (AS) pernah menghapuskan yang mampu menangkap potensi pajak e-commerce ini karena
pajak atas transaksi e-commerce kesulitan mendefiniskan keberadaan dengan kondisi-kondisi tadi. lokasi perusahaan e-commerce.
5.2. Tantangan bagi Regulator
Namun, karena transaksi online meningkat tajam, hingga mencapai
Dalam hal ini, badan yang
jutaan dollar AS, maka pemerintah AS terpaksa mengenakan pajak atas berfungsi sebagai regulator adalah transaksi e-commerce atau dikenal
walaupun bertentangan dengan Sehingga, tidak ada (lagi) transaksi prinsip kehadiran fisik perusahaan. e-commerce yang terlewat 2. Negara mana yang berhak mem- pengenaan pajaknya.
pajaki transaksi e- commerce.
Hak pemajakan suatu negara hanya 5.3. Regulasi Perpajakan terkait bidang mencakup batas-batas nasional Ekonomi Digital
yang diatur dalam peraturan negara
tersebut. Namun, dalam transaksi e- Regulasi yang sudah ada commerce, dapat saja menggunakan mengenai perpajakan secara umum satelit atau server di wilayah yang adalah pada Peraturan Pemerintah bukan yuridiksinya. Pembatasan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun waktu atau time test bagi wajib pajk 2013 tentang Pajak Penghasilan atas luar negeri sebanyak 183 hari Penghasilan dari Usaha yang Diterima tampaknya tidak mempengaruhi atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki sulitnya menentukan hak pemajakan Peredaran Bruto tertentu.
e-commerce. Karena, pembatasan Menyikapi berkembang pesatnya 183 hari tersebut menjadi tidak pas bisnis e-Commerce dalam bidang apabila ukurannya menggunakan Ekonomi Digital di Indonesia, Direktorat kuantitas akses internet. Jenderal (Ditjen) Pajak tegaskan kembali 3. Definisi objek pajaknya. peraturan perpajakan terkait e- Dalam empat model transaksi yang Commerce. Peraturan perpajakan terkait disebutkan sebelumnya - semuanya e-Commerce sudah ditegaskan kembali jelas, ada barang dan/atau jasa dalam SE-62/PJ/2013 tentang yang dijual belikan dan ada Penegasan Ketentuan Perpajakan atas perpindahan barang dan/atau jasa Transaksi e-Commerce. tersebut dari penjual ke pembeli. Dalam SE-62/PJ/2013 berisi Namun, seringkali dalam membagi kegiatan e-Commerce dalam kenyataanya semua transaksi e- empat kegiatan besar, yaitu Online commerce terjadi dalam dunia maya Marketplace, Classified Ads, Daily Deals dan tidak diketahui secara jelas apa dan Online Retail.
dan PPN dalam proses bisnis jasa
penyediaan tempat dan atau waktu, VI. PENUTUP penjualan barang dan atau jasa,
serta dalam proses bisnis penyetoran 6.1. Kesimpulan
hasil penjualan kepada merchant a. Regulasi yang dipakai saat ini oleh penyelenggara mengenai perpajakan di bidang
2. Model transaksi e-commerce Classified Ads adalah kegiatan
menyediakan tempat dan/atau waktu untuk memajang iklan barang dan/atau jasa yang dilakukan oleh pengiklan melalui situs yang disediakan oleh Penyelenggaran Classified Ads. Kemudian pengiklan membayar sejumlah uang sebagai transaction fee kepada penyelenggara Classified Ads yang merupakan objek PPh dan PPN.
Ekonomi Digital adalah Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013, untuk transaksi dengan omset per tahun dibawah 4.8 milyar, dikenakan pajak 1% dari DPP (Dasar Pengenaan Pajak).
b. Pengawasan kewajiban pajak transaksi online terkendala
3. Model Daily Deals mirip dengan
kepada para pelaku usaha/ Online Marketplace namun alat
pengguna Ekonomi Digital pembayaran yang digunakan berupa
sangat diperlukan, untuk voucher. Dalam kegiatan Daily Deals,
meningkatkan jumlah terdapat kewajiban PPh dan PPN
pendapatan negara dari dalam proses bisnis jasa penyediaan
perpajakan. tempat dan atau waktu, penjualan barang dan atau jasa, serta dalam
6.2. Saran
proses bisnis penyetoran hasil
penjualan kepada merchant oleh a. Regulasi yang sudah ada (PP N0.
penyelenggara 46 Tahun 2013) dapat
4. Model Online Retail dimana kegiatan
dikembangkan kembali dan
disesuaikan dengan
menjual barang dan/atau jasa yang perkembangan teknologi yang dilakukan secara langsung oleh
ada, sehingga tepat guna dan penyelenggara Online Retail kepada
adil. pembeli di situs Online Retail.
b. Setiap orang yang melakukan Dalam kegiatan Online Retail
iklan endorse via media sosial terdapat kewajiban PPh dan PPN
agar dapat melaporkan dalam proses bisnis penjualan
penghasilannya di SPT Tahunan. barang dan atau jasa
c. Pelaku usaha agar melakukan Khusus untuk pelaku e-Commerce registrasi resmi/ melaporkan yang memiliki perederan usaha tidak rekening bank yang digunakan, lebih dari 4,8 milyar dalam satu tahun sebagai alat kontrol kewajaran pajak dapat menggunakan fasilitas PP pelaporan pajak.
Nomor 46/2013 yaitu menghitung PPH atas transaksi e- Commerce dengan menggunakan tarif tunggal yaitu 1% x Dasar Pengenaan Pajak.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto tertentu.
[2] Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Republik Indonesia Nomor SE-62/PJ/2013 tentang Penegasan Ketentuan Perpajakan atas Transaksi E-Commerce.
[3] Ansori, Aan. 2016. Digitalisasi Ekonomi Syariah. Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islam Vol.7. [4] Krisnadi, Iwan. 2016-2017. Materi
Perkuliahan Mata Kuliah Regulasi dan Hukum ICT, Universitas Mercubuana.