vi ABSTRAK
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PERUSAHAAN PIALANG DALAM KEPAILITAN (STUDI PUTUSAN PENGADILAN NIAGA JAKARTA PUSAT
NOMOR 08/PDT.SUS.PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST.) Prof. Dr. Sunarmi, S.H., M.Hum.*
Tri Murti Lubis, S.H., M.H.** Bobtian Sijabat***
Kata Kunci: Perusahaan Pialang, Kepailitan
Perusahaan pialang atau juga disebut broker berperan penting dalam kegiatan transaksi di sektor pasar modal, yakni sebagai perantara pedagang efek (pembelian atau penjualan efek di bursa). Perusahaan pialang dapat dimohonkan pailit kepada pengadilan niaga sebagaimana permohonan pernyataan pailit terhadap PT. AAA Sekuritas. Undang-undang memberikan persyaratan khusus dalam kepailitan perusahaan pialang yakni harus diajukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Akan tetapi, dalam kepailitan PT. AAA Sekuritas, permohonan pernyataan pailit tidak diajukan oleh OJK, melainkan diajukan oleh nasabah/kreditor PT. AAA Sekuritas. Permasalahan yang dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimanakah pengaturan tentang pihak-pihak yang dapat mengajukan permohonan pailit dalam undang-undang kepailitan, akibat hukum terhadap kepailitan perusahaan pialang, dan pertimbangan hakim dalam Putusan Pailit Nomor 08/Pdt.Sus.Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian hukum normatif melalui penelitian kepustakaan, peraturan perundang-undangan terkait dengan kepailitan, dan putusan pengadilan niaga.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pertama, pihak-pihak yang dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit telah diatur secara tegas dalam ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UUK dan PKPU), yakni debitor sendiri, kreditor, kejaksaan untuk kepentingan umum, Bank Indonesia, OJK, dan Menteri Keuangan. Kedua, akibat hukum terhadap kepailitan perusahaan pialang adalah terhadap perusahaan pialang tetap dapat beroperasi atau dapat dibubarkan dan terhadap nasabah perusahaan pialang tetap berhak untuk menguasai harta kekayaannya karena telah terjadi pemisahaan harta antara harta perusahaan pialang dengan harta nasabah. Ketiga, dalam pertimbangan hakim pada putusan pailit PT. AAA Sekuritas telah terjadi kesalahan/kekeliruan karena tidak mempertimbangkan ketentuan Pasal 2 ayat (4) UUK dan PKPU yang mengharuskan untuk kepailitan perusahaan di sektor pasar modal harus diajukan oleh OJK. Ketentuan Pasal 2 ayat (4) UUK dan PKPU juga merupakan bentuk perlindungan hukum terhadap perusahaan pialang dalam kepailitan.
*
Dosen Pembimbing I **Dosen Pembimbing II
***Mahasiswa Fakultas Hukum USU