• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Resistensi Malathion dan Sipermethrin Terhadap Nyamuk Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue Kota Medan Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Resistensi Malathion dan Sipermethrin Terhadap Nyamuk Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue Kota Medan Tahun 2016"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang menyebabkan kematian terutama pada anak serta sering kali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) atau wabah. DBD adalah penyakit demam akut selama 2-7 hari dengan dua atau lebih manifestasi seperti sakit kepala, nyeri retro-orbital, mialgia, atralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan, leukopenia, trombositopenia. DBD disebabkan oleh virus dengue dan yang menjadi vektor adalah nyamuk Aedes aegypti (WHO, 2005).

Di Indonesia Demam Berdarah pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia (Angka Kematian (AK) : 41,3 %). Sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia. Di Indonesia DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 41 tahun terakhir. Sejak tahun 1968 telah terjadi peningkatan persebaran jumlah provinsi dan kabupaten/kota yang endemis DBD terlihat dari jumlah kasus yang meningkat yaitu pada tahun 1968 hanya 58 kasus menjadi 158.912 kasus pada tahun 2009(Profil Ditjen PP dan PL, 2009).

(2)

(IR > 55/100.000 penduduk) salah satunya adalah Propinsi Sumatera Utara yang memiliki IR sebanyak 77,5/100.000 pada tahun 2014 dan 61,6/100.000 pada tahun 2015). Tetapi Case Fatality Rate (CFR) tertinggi berada di Propinsi Bangka Belitung sebesar 4,58% dan Sumatera Utara sudah mencapai target CFR nasional sejak tahun 2010-2015 yaitu sekitar 0,71% dibawah 1% (Profil Ditjen PP dan PL, 2009).

Kasus DBD di Provinsi Sumatera Utara berdasarkan laporan setiap tahunnya masih tinggi. Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Sumatera Utara yang merupakan daerah endemis DBD adalah: Kota Medan, Deli Serdang, Binjai, Langkat, Asahan, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, dan Kabupaten Karo, sedangkan untuk daerah sporadis DBD adalah kota Sibolga, Tanjung Balai, Simalungun, Tapanuli Selatan, Labuhan Batu, Humbang Hasundutan, Serdang Bedagai, dan Kabupaten Samosir. Kota Medan merupakan kota yang kejadian DBD paling tinggi, hal ini dibuktikan dengan tercatatnya kasus DBD di 21 Kecamatan yang ada di Kota Medan.

Berdasarkan data laporan bulanan pada Tahun 2015 yang dilakukan di setiap Puskesmas di Kota Medan didapatkan data Kecamatan Medan Selayang adalah Kecamatan dengan kasus tertinggi dengan jumlah kasus sebanyak 133 dan meninggal 20 sedangkan Kecamatan Medan Maimun adalah Kecamatan dengan data laporan kejadian DBD terendah dengan jumlah kasus sebanyak 20 (Dinas Kesehatan Kota Medan, 2015).

(3)

cara untuk memutus rantai penularannya. Upaya penanggulangan DBD telah dilakukan dengan fogging focus, fogging sebelum musim penularan, abatisasi massal dan abatisasi selektif serta pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melibatkan seluruh potensi masyarakat (Hasanuddin, 2005).

Insektisida merupakan golongan pestisida terbesar yang digunakan dalam program pemberantasan hama dan vektor penyakit serta berbagai jenis serangga pengganggu yang sering didapatkan di dalam dan sekitar rumah. Malathion merupakan salah satu insektisida yang digunakan untuk memberantas vektor DBD sampai sekarang. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Medan menggunakan Malathion dan Sipermethrin sebagai bahan aktif yang digunakan untuk pengaplikasian fogging dengan dosis Malathion 1:40 liter Solar dan Sipermethrin 3:40 liter Solar. Malathion sudah lama digunakan di Dinas Kesehatan Kota Medan sedangkan Sipermethrin digunakan sejak tahun 2014. Penggunaan Malathion dalam waktu lama atau dipakai secara terus menerus dapat menimbulkan kekebalan nyamuk (resisten).

(4)

pengendalian Aedes aegypti, Anopheles aconitus dan Culex quinquefasciatus. (Lalit M, 2010; Hebeish, 2010; Martha, 2010).

Disamping itu menurut WHO (2004) informasi tentang resistensi Aedes aegypti terhadap insektisida untuk perencanaan dan evaluasi program pengendalian merupakan hal yang sangat penting. Status resistensi suatu populasi harus dipantau secara cermat untuk memastikan bahwa keputusan yang tepat waktu dan akurat telah dikeluarkan untuk menggunakan insektisida lain atau untuk mengganti strategi pengendalian.

Berdasarkan pemikiran diatas maka perlu dilakukan penelitian mengenai uji resistensi Malathion dan Sipermethrin terhadap nyamuk Aedes aegypti di daerah endemis DBD Kota Medan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status resistensi nyamuk Aedes aegypti di daerah endemis DBD Kota Medan terhadap insektisida yang sering digunakan sebagai bahan aktif untuk pengendalian vektor DBD yang diaplikasikan dengan thermal fogging yaitu golongan Organophospat (Malathion) dan Piretroid (Sipermethrin).

1.2 Rumusan Masalah

(5)

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hasil uji resistensi Malathion dan Sipermethrin terhadap nyamuk Aedes aegypti di daerah endemis DBD Kota Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui status resistensi Malathion terhadap nyamuk Aedes aegypti di Kecamatan Medan Selayang.

2. Untuk mengetahui status resistensi Malathion terhadap nyamuk Aedes aegypti di Kecamatan Medan Maimun.

3. Untuk mengetahui status resistensi Sipermethrin terhadap nyamuk Aedes aegypti di Kecamatan Medan Selayang.

4. Untuk mengetahui status resistensi Sipermethrin terhadap nyamuk Aedes aegypti di Kecamatan Medan Maimun.

5. Untuk mengetahui faktor suhu dan kelembaban pada kematian nyamuk Aedes aegypti.

6. Untuk mengetahui perbedaan rerata kematian nyamuk Aedes aegypti. 1.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut :

(6)

Ha : Ada perbedaan bermakna antara rerata kematian nyamuk Aedes aegypti yang berada di dalam tabung kontrol dengan rerata kematian nyamuk yang berada di dalam tabung yang telah diisi kertas berinsektisida (Malathion dan Sipermethrin).

1.5 Manfaat Penelitian

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang bagaimana uji resistensi insektisida pada nyamuk Aedes aegypti.

2. Sebagai informasi, rujukan dan masukan kepada peneliti selanjutnya.

3. Sebagai bahan masukan bagi stakeholder (penentu kebijakan di bidang lingkungan dan kesehatan masyarakat) dalam menentukan golongan insektisida yang akan digunakan untuk pengendalian vektor DBD.

4. Sebagai pemberitahuan untuk para sektor kesehatan bahwa uji resistensi harus dilakukan secara berkala sebagai pemantauan program fogging yang dilaksanakan oleh Pemerintah.

Referensi

Dokumen terkait

Jaminan Terbatas ini tidak berlaku atas kerusakan karena pemakaian yang normal (normal wear and tear) atau apabila suatu komponen Peranti Keras BlackBerry dibuka atau diperbaiki

Kiai Sahal mengimplementasikan pemikirannya yang sejalan dengan prinsip Firdaus Yunus dalam mengembangkan pesantrennya, Maslakul Huda, tidak hanya pada tafaqquh fi

Nama Lelang :Pengadaan Jaring Gillnet, Coolbox Kapasitas 200 L, dan Alat Bantu Penangkapan Ikan (Fish Finder) (Lelang Ulang) Kategori :Jasa Lainnya.. Agency :LPSE Kota

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Nomor : 600/10/POKJABRG2-DKP/AL/2015 tanggal 5 Maret 2015 perihal Penetapan Pemenang Pekerjaan Belanja Alat Listrik dan Elektronik

Bersama ini disampaikan Addendum Dokumen Pekerjaan Pengadaan Alat Pengolah Data (Komputer PC, Laptop dan Printer) pada Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK)

Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan

Untuk melihat tanaman pangan apa yang menjadi produk unggulan di Provinsi Riau, maka dilakukan analisis secara deskriptif dengan menggunakan LQ dilihat dari

Meningkatnya resiko mengakibatkan bank, baik yang konvensional maupun yang syariah dituntut untuk dapat bersaing didalam melayani dunia bisnis agar resiko transaksi yang