• Tidak ada hasil yang ditemukan

Risk Management studi Komparasi antara B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Risk Management studi Komparasi antara B"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Risk Management :

s

tudi Komparasi antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional

.

Zainul Kisman

Universitas Trilogi

(2)

Risk Management :

s

tudi Komparasi antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional

.

Abstract :

In the future the role of Islamic Banking / Sharia should be developed as an alternative source of corporate financing in addition to conventional bank financing. The role of this institution is increasing because based on survey Islamic Depelovment Bank for certain types of risks attached to Islamic Bank is relatively easier to manage it compared with conventional banks. Easier risk management results in lower financing risks, making it easy to compete because it is profitable for banks, corporations and the economy. The survey results show that in Islamic Bank: Capital is quite good, Capital and Liquidity risk is low. Credit, market and operating risk moderate. More concerned about credit and liquidity risk. The most commonly used risk management techniques are Credit rating . Keywords : Risk Management, Bank Syariah, Bank Konvensional

I.Pendahuluan/Latar Belakang

Bank sesuai dengan syariat Islam sudah lama hadir sebagai alternatif lembaga keuangan yang konvensional. Kehadiran lembaga ini adalah antara lain memberikan pelayanan yang berkaitan dengan investasi atau pembiayaan yang berbasis Syariah. Semakin mengglobal dan meningkatnya perdagangan dunia mengakibatkan semakin besarnya persaingan dan resiko yang dihadapi dunia bisnis. Meningkatnya resiko mengakibatkan bank, baik yang konvensional maupun yang syariah dituntut untuk dapat bersaing didalam melayani dunia bisnis agar resiko transaksi yang mereka hadapi dapat diminimize. Agar dapat memberikan pelayanan keuangan ( financial services ) dengan berbiaya rendah maka bank konvensional maupun syariah dituntut mampu menerbitkan kontrak-kontrak dan instrument yang dapat meminimalkan resiko keuangan.

Sejauhmana Bank Syariah dapat bersaing dibandingkan kompetitornya dimasa yang akan datang tergantung bagaimana lembaga tersebut memanage resiko operasionalnya dan resiko-resiko lainnya yang melekat.

Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :

- Pada bagian pertama , merupakan pendahuluan yang menjadi latar belakang yang menjelaskan betapa pentingnya peranan bank syariah dalam rangka mendukung pembiayaan dunia usaha sebagai alternatif lembaga keuangan yang

konvensional.

- Pada bagian kedua, membahas ciri-ciri unik resiko bank syariah dibandingkan bank konvensional.

(3)

II.Ciri-ciri Unik Resiko Bank Syariah.

Dalam kegiatannya,bank menghadapi resiko-resiko yang memiliki potensi mendatangkan kerugian. Resiko ini ada yang dapat dihindari atau diminimize (Unsystematic risk ) dan ada yang tidak dapat dihindari ( Systematic risk ). Untuk resiko yang tidak dapat dihindari ini bank dituntut untuk dapat mengelolanya tanpa mengurangi return yang diharapkan. Agar tujuan ini dapat tercapai maka manajemen bank dituntut untuk paham tentang resiko dan bagaimana memanagenya. Risiko adalah probabilita terjadinya suatu peristiwa/events yang dapat menimbulkan kerugian.Bila peristiwa/events yang tidak diinginkan ini terjadi maka akan menimbulkan kerugian bila tidak diantisipasi dan dikelola dengan baik.

Untuk perbankan , resiko ini adalah kejadian-kejadian atau peristiwa baik yang bisa diantisipasi maupun tidak, yang dapat merugikan bank baik untuk pendapatannya maupun permodalannya hari atau saat ini maupun untuk yang akan datang. Dalam mengatasi masalah ini bank harus terus menerus mengamati perkembangan baik kondisi internalnya maupun eksternalnya.

Tidak hanya perbankan konvensional saja menghadapi masalah resiko ini tetapi juga bank Syariah juga dituntut mampu mengelola resiko , dimulai dari mengidentifikasinya , mengukur sampai dengan mengendalikannya.

Dilihat dari lingkungan yang mempengaruhi bank, resiko dibagi dua :

(1) Systematic Risk, yakni resiko yang berasal dari situasi makro : situasi politik, kebijakan ekonomi pemerintah, perubahan kondisi pasar, keadaan resesi.

(2) Unsystematic Risk yakni resiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, resiko mikro dan jenis resiko ini dapat diminimize dengan cara diversifikasi. Dilihat dari kegiatan usaha bank maka resiko pada bank ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :

(1) Resiko Kredit (Credit Risk atau Financing risk pada bank Syariah ) (2) Resiko Pasar (Market Risk)

(3) Resiko Likuiditas (Liquidity Risk) (4) Resiko Operasional (Operational Risk) (5) Resiko Hukum (Legal Risk)

(6) Resiko Reputasi (Reputation Risk (7) Resiko Strategis (Strategic Risk)

(8) dan Resiko Kepatuhan (Compliance Risk).

(1)Resiko Kredit (Credit Risk)

Resiko kredit , merupakan kerugian yang dialami bank karena debitur tidak mampu membayar pokok pinjaman maupun bunga pinjaman. Resiko macetnya pengembalian ini terjadi karena terlalu agressivenya bank sehingga mengabaikan prinsip kehati-hatian bank ( prudential banking ). Dan aggressivitas terjadi karena kemungkinan bank mengalamim kondisi overlikuid sehingga dibayang-bayangi ketakutan akan meningkatnya cost of loanable funds.

(4)

membayar bunga dan pokok pinjaman. Meningkatnya tingkat bunga yang mengakibatkan meningkatnya tingkat bunga kredit atau base lending rate juga ikut menyebabkan kredit menjadi tidak lancar pengembaliannya. Credit risk semakin meningkat bagi bank karena collateral yang ada tidak memadai bahkan diperparah lagi status hukumnya tidak jelas. Semua masah ini akan menyulitkan bagi bank ketika akan melakukan restrukturisasi kredit maupun ketika dilakukan eksekusi. Bank konvensional yang sebagian besar pendapatannya berasal dari pendapatan bunga kredit maka bank konvensional dituntut untuk memberikan perhatian yang cukup besar terhadap masalah kredit ini dan penyalurannya. Peningkatan kredit macet berarti mengharuskan bank untuk meningkatkan permodalannya. Bila pemilik tidak mampu melakukan penambahan maka izin bank akan dicabut. Jadi credit risk disini memunculkan capital risk.

Bagi bank Syariah, credit risk ini ( atau kalau di Bank Syariah disebut dengan Financing risk ) persoalannya lebih khusus lagi. Contohnya:

(a). Bank sudah melakukan penyerahan barang tetapi pembayaran tidak dilakukan sesuai dengan perjanjian. ( Murabahah )

(b). Bank gagal menyediakan barang sesuai kesepakatan ( baik waktu , kualitas maupun spesifikasinya ).

(c). Bank mengalami resiko rusaknya barang yang disewa/leasing ( Ijarah ).

(2).Resiko Pasar (Market Risk)

Kerugian yang dialami portfolio bank karena perubahan variable pasar seperti tingkat bunga ( interest rate ) , inflasi dan kurs ( exchange rate ).

(3).Resiko Likuiditas (Liquidity Risk)

Likuiditas menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang segera jatuh tempo dalam jangka pendek. Bank likuid bila dapat memenuhi kebutuhan dananya dengan segera untuk memenuhi kebutuhan deposannya. Tidak liquidnya bank akan menyebabkan menurunnya kredibilitas bank yang pada akhirnya akan menyebabkan bank tersbut di-rush dan mengalami kebankrutan. Di Indonesia , masalah resiko likuiditas ini bagi bank konvensional lebih mudah mengatasinya dibandingkan dengan bank Syariah. Karena bank konvensional dapat dengan mudah mengatasinya dengan masuk ke interbank call money market. Lain halnya dengan bank Syariah , meskipun ada pasar uang antar bank syariah (PUAS) namun pesertanya masih terbatas demikian pula volumenya.

(4).Resiko Operasional (Operational Risk)

(5)

(5).Resiko Hukum (Legal Risk)

Kerugian bank karena bank mengalami tuntutan hukum, kelemahan dalam aspek legal atau yuridis. Ketiadaan peraturan, perundang-undangan dan kontrak-kontrak yang lemah.

(6).Resiko Reputasi (Reputation Risk)

Resiko karena reputasi bank yang menurun atau adanya publikasi negative maupun persepsi yang salah tentang bank.

(7).Resiko Strategis (Strategic Risk)

Resiko yang dialami bank karena bank gagal didalam melaksanakan strateginya. Misalnya gagal didalam pencapaian target yang telah ditetapkan. Kegagalan terjadi karena kurang sensitifnya bank terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungannya.

(8).Resiko Kepatuhan (Compliance Risk)

Resiko kerugian yang terjadi karena bank tidak patuh terhadap ketentuan-ketentuan atau peraturan yang berlaku. Baik ketentuan internal ( dari manajemen perusahaan ) maupun eksternal ( bank sentral ).

Berdasarkan Laporan Bank Indonesia , perbankan syariah memiliki keunikan resiko , misalnya :

- Potensi adanya risiko investasi (income risk/equity investment risk)

- Risiko likuiditas yang spesifik terkait dengan perbedaan return (rate of return risk) - Market risk yang spesifik dari perubahan harga persediaan

- Legal risk yang spesifik terkait dengan transaksi menggunakan prinsip syariah - Risiko reputasi yang dikaitkan juga dengan pemenuhan prinsip syariah dalam

(6)

III. PROFILE RISK MANAGEMENT BANK SYARIAH: Interpretasi Terhadap Hasil Survey Islamic Development Bank.

Pada bagian ini akan dijelaskan hasil survey terhadap beberapa bank syariah (28 negara ). Survey ini ingin melihat tentang praktek manajemen resiko pada lembaga keuangan tersebut. Hasilnya sebagai berikut :

Dari table 3.1 diatas terlihat rata-rata dari 15 institusi yang diamati rata-rata jumlah assetnya $ 494.2 Million dengan Capital rata-rata $ 73.4 Million. Besarnya

Capital/Asset ratio adalah 32.5%. Angka ini untuk ukuran bank adalah cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah dilihat dari permodalan adalah cukup aman.

Pada bagian bawah terlihat struktur asset bank syariah didomonasi oleh asset-asset yang umurnya jangka pendek yakni sebesar 68.8%. Hal ini menunjukkan tingginya likuiditas bank syariah. Tingginya likuiditas biasanya akan berdampak terhadap rendahnya profitabilitas bank.

Tabel 3.2

Risk Perception- Overall Risk Faced by Islamic Financial Institution

Average Rank

(7)

Tabel 3.3

Maintaining an Appropriate Risk Measuring , Mitigating and Monitoring Process Risk Report

Capital at Risk Report 64.7%

Credit Risk Report 70.6

Market Risk Report 29.4

Interest rate Risk Report 23.5

Liquidity Risk Report 76.5

Foreign Exchange Rate Risk Report 41.2

Operational Risk Report 17.6

Country Risk Report 35.3

Sumber : IDB

Dari table 3.3 diatas terlihat bahwa bank-bank syariah yang diteliti paling banyak melakukan pelaporan atau monitoring terhadap Liquidity risk dan Credit risk. Paling rendah terhadap operational risk hanya 17.6%.

Tabel 3.4

Maintaining an Appropriate Risk Measuring, Mitigating and Monitoring Process Measuring and Management Techniques

Percentage of Total Credit rating of Prospective Investor 76.5%

Gap Analysis 29.4

Estimates of worst case scenarios 52.9

Risk Adjusted Rate of Return on Capital 47.1 Sumber : IDB

(8)

IV.KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1 Dimasa-masa mendatang peranan bank syariah perlu dikembangkan sebagai alternatif sumber pembiayaan perusahaan disamping pembiayaan bank konvensional.

2 Untuk jenis resiko tertentu yang melekat pada bank syariah ini relatif lebih mudah mengelolanya dibandingkan dengan bank konvensional. Rendahnya resiko financing ini mengakibatkan bank ini mudah untuk bersaing.

3 Hasil survey menunjukkan bahwa pada bank syariah : - Permodalannya cukup baik : Capital risk rendah.

- Liquidity risk rendah sehingga berakibat profitability rate rendah.

- Credit,Liquidity,Market dan Operational risk-nya tidak tinggi juga tidak terlalu rendah ( moderat ).

- Dari beberapa jenis resiko, lebih concern dengan Credit dan Liquidity risk. - Teknik management resiko yang sering digunakan adalah Credit Rating.

V. DAFTAR PUSTAKA

1 Siamat,Dahlan; Manajemen Lembaga Keuangan,Edisi 5 , Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta,2005.

2 Dendawijaya, Lukman; Manajemen Perbankan , Ghalia, Jakarta,2000. 3 Islamic Development Bank ; Risk Management, Jeddah,2001.

4 Williams, Smith and Young (1998). Risk Management and Insurance. 8th Ed. Mc.Graw-Hill.

5 Olsson, Carl (2002). Risk Management in Emerging Markets. Prentice Hall. 6 Jorion, Philippe (2002). Value at Risk. Mc. Graw-Hill.

(9)

8 Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M.2015. The Validity of Capital Asset Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting the Return of Stocks in Indonesia Stock Exchange. American Journal of Economics, Finance and Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184-189.

9 Kisman, Z.(2017). Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study of Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of Internet

Banking and Commerce, December 2017, vol. 22, no. 3.

Gambar

Tabel 3.1 Basic Balance Sheet Data

Referensi

Dokumen terkait

Peelotnau PcrrLrlisen Kur\ll Ilm[th l, PI ]t)l-l.. analisis data berupa laporan secara rinci tahaptahap analisis data, serta teknik yang dipakai dalam analisis data itu

Sebagai salah satu program pembangunan berbasis/digerakkan oleh masyarakat yang ditujukan untuk mendukung terwujudnya kota tanpa pemukiman kumuh, program NUSP-2 akan

Pada awal kuliah dr.Arlina memberikan sedikit penjelasan tentang family dinamics dan family assessment tools, family dinamics merupakan hubungan antar anggota keluarga yang

KUMALAWATI DEWI. Hubungan antara Konsumsi Air, Asupan Energi dan Protein dengan Daya Tahan Fisik di Pusat Pendidikan TNI. Di bawah bimbingan SITI MADANIJAH. Penelitian

telah menghitung koreksi yang berasal dari boson gauge dalam teori SU(6) un- tuk anomali NuTeV, dengan membandingkan hasilnya dengan hasil dari teori Standard Model, untuk nilai a =

Masih menurut Dwijoseputro (1979) jka medium selalu diadakan pembaruan dan kondisi lingkungan disekitar bakteri selalu dijaga kondusif, beberapa jenis

Sebagian besar periode pertumbuhan tinggi diakhiri dengan krisis, termasuk krisis pembayaran pemerintah atau “ sovereign defaults ” (kegagalan pemerintah untuk memenuhi pembayaran

Setiap operasi memiliki berbagai metode, pada penelitian ini akan dilakukan implementasi dan pengukuran kinerja dari dua buah algoritma untuk melakukan operasi