• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Provinsi Nusa Tenggara Barat Kota Bima Slum Improvement Action Plan Neighborhood Upgrading and Shelter Project (SIAP NUSP-2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Provinsi Nusa Tenggara Barat Kota Bima Slum Improvement Action Plan Neighborhood Upgrading and Shelter Project (SIAP NUSP-2)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAJA LABO DAHU

Provinsi Nusa Tenggara Barat

Kota Bima

Slum Improvement Action Plan Neighborhood Upgrading and Shelter Project (SIAP NUSP-2)

1

Permukiman kumuh merupakan permukiman yang tumbuh secara spontan di perkotaan dengan kualitas perumahan di bawah standar minimal dalam lingkungan yang kurang sehat dan tidak didukung oleh jasa pelayanan kota seperti air minum, sanitasi, drainase,jaringan jalan lingkungan dan jalan akses darurat. Ciri lain permukiman kumuh adalah tingkat kepadatan bangunan dan penduduk yang tinggi dan kurangnya akses ke fasilitas pendidikan, kesehatan, ruang bersama dan fasilitas umum serta fasilitas sosial lainnya.

Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh guna meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni dilakukan untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru serta untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan dan permukiman.

Program “Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2” atau disingkat NUSP-2 merupakan

program peningkatan kualitas pada kawasan/lingkungan permukiman kumuh di perkotaan yang dilaksanakan berbasis atau digerakkan oleh masyarakat dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat penghuni kawasan/lingkungan permukiman kumuh di perkotaan. Program NUSP-2 memiliki 3 (tiga) sasaran utama, yaitu : (i) penguatan kapasitas kelembagaan untuk mengelola pembangunan perkotaan yang memihak pada masyarakat miskin; (ii) perencanaan dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan kualitas kawasan/lingkungan permukiman kumuh yang selaras dengan rencana pembangunan kota; dan (iii) pembangunan permukiman baru bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Sebagai salah satu program pembangunan berbasis/digerakkan oleh masyarakat yang ditujukan untuk mendukung terwujudnya kota tanpa pemukiman kumuh, program NUSP-2 akan dilaksanakan di 20 kabupaten/kota dalam rangka pengembangan dan pelaksanaan rencana pembangunan kota yang berpihak pada masyarakat miskin dan peningkatan kondisi hunian pada kawasan/lingkungan permukiman kumuh melalui: (i) penyediaan sumberdaya kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan penyediaan infrastruktur dasar pada lingkungan permukiman kumuh; (ii) memperkuat kapasitas daerah untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan kota yang memihak masyarakat miskin; (iii) mengembangkan mekanisme

(2)

MAJA LABO DAHU

Provinsi Nusa Tenggara Barat

Kota Bima

Slum Improvement Action Plan Neighborhood Upgrading and Shelter Project (SIAP NUSP-2)

2

keikutsertaan masyarakat didalam proses perencanaan pembangunan kota secara berkelanjutan; dan (iv) mempromosikan kerjasama pemerintah dengan swasta dalam rangka penyediaan perumahan yang layak dan terjangkau bagi keluarga/rumah tangga miskin.

Dalam upaya peningkatan kualitas kawasan/lingkungan permukiman kumuh tersebut, program NUSP-2 telah menetapkan strategi dan pendekatan yang sesuai dengan arah kebijakan dan strategi penanganan permukiman kumuh nasional. Strategi dan pendekatan pelaksanaan program/kegiatan NUSP-2 diarahkan untuk memperkuat kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat, membangun kesadaran dan peran masyarakatdidalam penanganan permukiman kumuh, serta membangun kelembagaan penanganan kumuh di pusat dan daerah. Kota Bima sebagai salah satu lokasi sasaran program/kegiatan NUSP-2 di Provinsi NTB akan ditingkatkan kualitasnya permukimannya melalui program/kegiatan NUSP-2.

Dokumen SIAP ini memuat kebijakan dan strategi penanganan kumuh kota secara terpadu, Rincian Program dan Kegiatan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Tahun 2015-2019. Kota Bima Selanjutnya Rencana Aksi Perbaikan Lingkungan Tahun 2015-2019 ini akan dijadikan acuan bagi warga/kelompok masyarakat dan pemerintah dalam menyusun program dan kegiatan pembangunan dan/atau perbaikan infrastruktur dasar pada kawasan/lingkungan permukiman kumuh di Kota Bima setiap tahun mulai tahun 2015 hingga tahun 2019.

Semoga dokumen SIAP ini bermanfaat sebagai acuan dalam Penyusunan Rencana Kerja dan Pembiayaan Program/Kegiatan NUSP-2 di Kota Bima mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.

Kota Bima, Juni 2016

(3)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Maksud dan Tujuan... 4

1.2.1.

Maksud ... 4

1.2.2.

Tujuan ... 4

1.3.Sasasran ... 5

1.4.Kedudukan SIAP Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah ... 5

1.5.Ruang Lingkung... 6

1.5.1.

Ruang Lingkup Materi ... 6

1.5.2.

Ruang Lingkup Lokasi ... 7

1.6. Sistematika Penyusunan Dokumentasi ... 7

BAB II KAJIAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN ... 1

2.1. Isu Strategis Pembangunan Perkotaan ... 1

2.2. Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan ... 7

2.2.1. UU No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman ... 7

2.2.2. RTRW Nasional ... 8

2.2.3. RTRW Provinsi Nusa Tenggara Barat ... 8

2.2.4. RTRW Kota Bima... 9

2.2.5. RPJPD Kota Bima... 24

2.2.6. RPJMD Kota Bima ... 26

2.2.7. Rencana Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D) ... 29

2.2.8. SPPIP Kota Bima ... 30

2.2.9. Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) ... 34

2.3. Kebijakan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan ... 41

2.3.1. Kebijakan Sektoral Rencana Penanganan Permukiman Kumuh ... 41

2.3.2. Rumusan Kebijakan penanganan permukiman kumuh... 45

2.3.3. Tujuan, Kebijakan, Dan Rencana Strategis Pembangunan Permukiman Dan

Infrastruktur Perkotaan Kota Bima ... 45

BAB III PROFIL KAWASAN KUMUH ... 1

3.1. Baseline Data Kumuh Serta Sk Penetapan Lokasi Kumuh ...

1

(4)

3.2.2. Sebaran Permukiman Kumuh, Peta Deliniasi Kumuh, Lokasi Beserta LuasanHasil

Verifikasi ... 5

3.2.Profil Kawasan Permukiman Kumuh Kota Bima Hasil Verifikasi ... 12

3.3. Kelembagaan Pemerintah Daerah ... 66

BAB IV STRATEGI PENCAPAIAN KOTA BEBAS KUMUH ... 1

4.1. Konsep Strategi Penanganan Perumahan dan Permukiman Kumuh Perkotaan . 1

4.1.1. Analisis prioritas Kawasan Permukiman Kumuh ... 1

4.1.2. Konsep Penanganan Permukiman Kumuh... 20

4.1.3. Usulan Kebutuhan Penganan Kawasan Kumuh Kota Bima ... 20

4.2. Strategi Penanganan Dan Skenario Pencapaian Pelaksanaan Kota Bebas Kumuh. 37

4.3. Program Dan Kegiatan Konprehensif Dalam Pembangunan Lingkungan Perumahan Dan

Permukiman Kumuh Dalam Pencegahan Timbulnya Kumuh Baru ... 65

BAB V PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS DAN PROGRAM PENCEGAHAN

TIMBULNYA KUMUH BARU ... 1

5.1. Kebutuhan Program Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh ... 1

5.2. Program Dan Kegiatan Penanganan Kumuh Terkait Pencegahan Tumbuhnya

Permukiman Kumuh Baru ... 3

5.3. Program Dan Kegiatan Penanganan Kumuh Terkait Peningkatan Kualitas Permukiman

Kumuh ... 4

5.3.1. Program Penanganan dan Kegiatan Pembangunan Kapasitas (Capacity Building) . 4

5.3.2. Program Penanganan dan Kegiatan Pembangunan Lingkungan Permukiman 7

5.4. Program Penanganan dan Kegiatan Pembangunan Sosial ... 11

5.5. Program Penanganan dan Kegiatan Pembangunan Ekonomi ... 12

BAB VI RENCANA AKSI PENANGANAN KUMUH PERKOTAAN TAHUN 2015-2019

KOTA BIMA ... 1

6.1. Rencana Program ... 1

6.2. Rencana Aksi ... 12

BAB VII RENCANA DETAIL KONSEP DESAIN KAWASAN PENANGANAN

PRIORITAS ... 1

(5)

7.2. Rencana Pembangunan Penanganan Permukiman ... 2

7.3. Konsep Desain Di Kawasan Penanganan Permukiman Tahap 1 ... 4

7.4.Rencana Detail Desain (DED) Di Kawasan Penanganan Permukiman Tahap 1 Dan

Rencana Anggaran Biaya (RAB) ... 12

BAB VIII PENUTUP ... 1

8.1. Kesimpulan ... 1

(6)

DAFTAR GAMBAR

BAB I

Gambar 1.1. Kedudukan Kegiatan SIAP Dalam Kebijakan Pembangunan Daerah .. 6

BAB II

Gambar 2.1. Sub Sektor Air Limbah ... 37

Gambar 2.2. Sub Sektor Persampahan ... 39

Gambar 2.3. Sub Sektor Drainase ... 41

BAB III

Gambar 3.1. SK Walikota Nomor 371 Tahun 2014 ... 2

Gambar 3.2. Kawasan Dana Taraha ... 15

Gambar 3.3. Kawasan Ranggo ... 23

Gambar 3.4. Kawasan Ule ... 32

Gambar 3.5. Kawasan Sapaga ... 42

Gambar 3.6. Kawasan Sapaga ... 51

Gambar 3.7. Kawasan Karara ... 60

Gambar 3.8. Bagan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kota Bima ... 66

BAB IV

Gambar 4.1. Metode Penentuan Ranking Prioritas Penanganan ... 9

(7)

DAFTAR PETA

BAB I

Peta 1.1. Deliniasi Kawasan Kumuh Kota Bima ... 9

BAB II

Peta 2.1. Rencana Pola Ruang Kota Bima ... 22

Peta 2.2. Rencana Struktur Ruang Kota Bima ... 23

BAB III

Peta 3.1. Peta Kondisi Drainase Kawasan Kumuh Kawasan Dana Taraha ... 16

Peta 3.2. Peta Jaringan Air Bersih Kawasan Kumuh Kawasan Dana Traha ... 17

Peta 3.3. Peta Jalur Pengangkut Sampah Kawasan Kumuh Dana Traha ... 18

Peta 3.4. Peta Air Limbah Kawasan Kumuh Dana Traha... 19

Peta 3.5. Peta Kondisi Jalan Kawasan Kumuh Ranggo ... 24

Peta 3.6. Peta Kondisi Drainase Kawasan Kumuh Ranggo ... 25

Peta 3.7. Peta Jaringan Air Bersih Kawasan Kumuh Ranggo ... 26

Peta 3.8. Peta Jalur Truk Pengangkut Sampah Kawasan Kumuh Ranggo ... 27

Peta 3.9. Peta Air Limbah Kawasan Kumuh Ranggo ... 28

Peta 3.10. Peta Kondisi Jalan Kawasan Kumuh Ule ... 33

Peta 3.11. Peta Kondisi Drainase Kawasan Kumuh Ule ... 34

Peta 3.12. Peta Jaringan Air Bersih Kawasan Kumuh Ule ... 35

Peta 3.13. Peta Air Limbah Kawasan Kumuh Ule ... 36

Peta 3.14. Peta Jalur Truk Pengangkut Sampah Kawasan Kumuh Ule ... 37

Peta 3.15. Peta Air Limbah Kawasan Kumuh Ule ... 38

Peta 3.16. Peta Kondisi Jalan Kawasan Kumuh Sapaga ... 43

Peta 3.17. Peta Kondisi Drainase Kawasan Kumuh Sapaga ... 44

Peta 3.18. Peta Jaringan Air Bersih Kawasan Kumuh Sapaga ... 45

Peta 3.19. Peta Jalur Truk Pengangkut Sampah Kawasan Kumuh Sapaga ... 46

Peta 3.20. Peta Air Limbah Kawasan Kumuh Sapaga ... 47

Peta 3.21. Peta Kondisi Jalan Kawsan Kumuh Kota Baru ... 52

Peta 3.22. Peta Kondisi Drainase Kawasan Kumuh Kota Baru ... 53

Peta 3.23. Peta Jaringan Air Minum Kawasan Kumuh Kota Baru ... 54

Peta 3.24. Peta Jalur Truk Pengangkutan Sampah Kawasan Kumuh Kota Baru ... 55

(8)

Peta 3.26. Peta Kondisi Jalan Kawasan Kumuh Karara ... 61

Peta 3.27. Peta Kondisi Drainase Kawasan Kumuh Karara ... 62

Peta 3.28. Peta Jaringan Air Bersih Kawsan Kumuh Karara ... 63

Peta 3.29. Peta Jalur Truk Pengangkut Sampah Kawasan Kumuh Karara ... 64

Peta 3.30. Peta Air Limbah Kawasan Kumuh Kawasan Kumuh Karara ... 65

BAB VI

Peta 6.1. Peta Rencana Kawasan Kumuh Kawasan Sapaga ... 4

Peta 6.2. Peta Rencana Kawasan Kumuh Kawasan Ranggo ... 5

Peta 6.3. Peta Rencana Kawasan Kumuh Kawasan Kota Baru ... 6

Peta 6.4. Peta Rencana Kawasan Kumuh Kawasan Karara ... 7

Peta 6.5. Peta Rencana Kawasan Kumuh Kawasan Dana Traha ... 8

(9)

DAFTAR TABEL

BAB II

Tabel 2.1.Review Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bima ... 19

Tabel 2.2.Overview Kebijakan RPJPD Kota Bima ... 25

Tabel 2.3.Overview Kebijakan RPJMD Kota Bima ... 27

Tabel 2.4. Matriks Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur

Perkotaan Kota Bima... 31

Tabel 2.5. Strategi Pengembangan Permukiman Infrastruktur Perkotaan Skala Kota. 32

Tabel 2.6. Strategi Pengembangan Permukiman Infrastruktur Perkotaan Skala Kawasan. 33

Tabel 2.7. Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Permukiman Periode 2014-2018. 35

Tabel 2.8. Prioritas Program dan Kegiatan Persampahan Permukiman Periode 2014-2018. 37

Tabel 2.9. Prioritas Program Dan Kegiatan Drainase Permukiman Periode 2014-2018..39

Tabel 2.10. Overview Kebijakan Sektoral Pengentasan Rencana Penanganan Pemukiman

Kumuh Kota Bima ... 43

Tabel 2.11. Overview Kebijakan Pengentasan Rencana Penanganan Pemukiman Kumuh Kota

Bima ... 47

BAB III

Tabel 3.1 Rekap Kajian Permukiman Kumuh Kota Bima ... 5

Tabel 3.2. Sebaran Kawasan Permukiman Kota Bima Hasil Verifikasi ... 6

Tabel 3.3. Kawasan Dana Traha ... 12

Tabel 3.4. Kawasan Ranggo ... 20

Tabel 3.5. Kawasan Ule ... 29

Tabel 3.6. Kawasan Sapaga ... 39

Tabel 3.7. Kawasan Kota Baru ... 48

Tabel 3.8. Kawasan Karara ... 57

BAB IV

Tabel 4.1. Indikator kerentanan berdasarkan data tingkat kemiskinan dan kepadatan bangunan

Tingkat Kelurahan ... 3

Tabel 4.2. Indikator kerentanan berdasarkan data tingkat kemiskinan dan kepadatan bangunan

Tingkat Kawasan ... 4

Tabel 4.3. Indikator Defisiensi Infrastruktur Kelurahan ... 6

(10)

Tabel 4.5. Tabulasi Penilaian dan Indikator Defisiensi Infrastruktur Tingkat Kawasan ... 8

Tabel 4.6. Perengkingan Prioritas Penanganan Kawasan Kumuh ... 9

Tabel 4.7. Indikator Opsi penanganan Kumuh Kota Bima ... 12

Tabel 4.8. Penilaian Startegi Opsi penanganan Kumuh Kota Bima ... 16

Tabel 4.9. Usulan Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Kota Bima ... 21

Tabel 4.10. Konsep serta Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Kumuh .. 38

Tabel 4.11. Konsep serta Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Kumuh Skala

Kawasan ... 41

Tabel 4.12. Analisis Skenario Tahapan Penanganan Kumuh Kota Bima ... 62

Tabel 4.13. Tahapan Penanganan Kawasan Kumuh Kota Bima ... 64

BAB V

Tabel 5.1. Kebutuhan Program Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh ... 2

Tabel 5.2 Program Pencegahan Permukiman Kumuh Baru ... 4

Tabel 5.3. Tahapan Sosialisasi Program Penanganan Kumuh Kota Bima ... 5

Tabel 5.4. Peningkatan Kapasitas Masyarakat dan Kelembagaan pada Program Penanganan

Kumuh Kota Bima... 7

Tabel 5.5. Tahapan Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Kegiatan NUSP-2 ... 8

Tabel 5.6 Program Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh ... 9

Tabel 5.7. Rencana Kegiatan Pengelolaan Dampak Sosial & Lingkungan pada Program

Penanganan Kumuh Perkotaan Kota Bima ... 11

BAB VI

Tabel 6.1. Rencana Aksi Program Penanganan Kumuh Kota Bima Tahun 2015 – Tahun 2019

... 10

Tabel 6.2. Rencana Investasi Penanganan Kumuh Perkotaan Tahun 2015 – 2019 ... 13

BAB VII

Tabel 7.1. Tahap Pembangunan Penanganan Permukiman Kumuh ... 3

Tabel 7.2. Rencana Anggaran Biaya Peningkatan Kualitas Skala Lingkungan Dan Skala

Kawasan ... 16

(11)
(12)

B A B I | 1

1.1.LATAR BELAKANG

Pertumbuhan penduduk secara pesat terutama di perkotaan umumnya berasal akibat dari urbanisasi, tidak selalu dapat diimbangi oleh kemampuan pelayanan kota. Hal ini mengakibatkan meluasnya lingkungan hunian atau permukiman kumuh di perkotaan. Pertumbuhan permukiman kumuh secara nasional cukup signifikan yaitu sekitar 1,37% per tahun (BPS) dan diperkirakan, secara total luas permukiman kumuh pada tahun 2025 akan mencapai 71.860 ha dari yang terada oleh Cipta Karya 37.407 Ha (diluar Provinsi DKI Jakarta).

Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena tidak keteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tiak memenuhi syarat. Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh guna meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni dilakukan untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru serrta untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi permuahan dan permukiman.

(13)

B A B I | 2

Sedangkan berdasarkan data Podes BPS tahun 2011, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 tercatat sebanyak 238.62 juta jiwa dan angka ini menunjukkan kecenderungan untuk terus bertambah dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,29%/tahun, maka diperkitakan pada tahun 2020 jumlah penduduk indonesia akan mencapai 263 juta jiwa. Dari total jumlah penduduk tersebut sekitar 107 juta jiwa atau sebanyak 28.342.437 keluarga bermukim di daerah perkotaan, dan sekitar 7 juta keluarga diantaranya menempati kawasan kumuh.

Berdasarkan Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011 yang disusun oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) menyebutkan bahwa proporsi rumah tangga kumuh perkotaan telah mengalami penurunan sekitar 8,18% dari 20,75% pada tahun 1993 menjadi 12,57% pada tahun 2011. Gambaran tersebut memberikan indikasi bahwa besaran laju rata-rata penurunan proporsi rumah tangga kumuh perkotaan 0,50 persen per tahun. Dengan demikian maka, untuk mencapai target proporsi rumah tangga kumuh perkotaan sebesar 6% pada tahun 2020, diperlukan upaya dan terobosan yang berarti didalam peningkatan kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh perkotaan.

Penurunan proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan lingkungan tidak layak di perkotaan akan sejalan dengan penurunan jumlah rumah tangga miskin. Namun demikian, dari sisi ekonomi, peningkatan pendapatan rumah tangga miskin tidak akan serta merta mendorong mereka untuk segera memperbaiki kondisi hunian yang ditempati mengingat sangat besarnya biaya yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas dan luasan hunian yang ditempati. Rumah tangga miskin akan lebih memprioritaskan peningkatkan pendapatan mereka untuk konsumsi lainnya seperti makanan dan pakaian.

Penanganan rumah tangga kumuh perkotaan dilakukan dengan mempertimbangkan status lahan yang ditempati. Secara umum rumah tangga kumuh perkotaan dapat dikategorikan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama, masyarakat miskin yang menempati hunian di lahan legal baik bangunan milik sendiri

maupun sewa. Kelompok kedua, rumah tangga miskin yang menempati lahan illegal (squatter) yang

umumnya ditandai dengan kondisi bangunan yang tidak permanen.

Upaya penanganan yang telah dilakukan pemerintah terhadap kawasan permukiman kumuh di lahan legal antara lain berupa bantuan pembangunan dan perbaikan perumahan serta penyediaan sarana dan sarana dasar permukiman seperti jalan, air minum, drainase dan sanitasi serta pengelolaan sampah. Beberapa kegiatan yang telah dan sedang dilakukan pemerintah untuk mendukung upaya penanganan rumah tangga kumuh dan kawasan kumuh di perkotaan melalui program pemberdayaan masyarakat antara lain

adalah : Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Program (NUSSP), Program Penanggulangan

Kemiskinan Perkotaan (P2KP), Community Based Initiatives for Housing and Local Development (Co-Build),

Program Peningkatan Kehidupan Masyarakat Miskin Perkotaan serta Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK).

(14)

B A B I | 3

Mendasarkan keberhasilan pelaksanaan program penanganan lingkungan permukiman kumuh di perkotaan melalui program NUSSP pada tahun 2005-2010 dan dalam rangka upaya percepatan pencapaian tujuan pembangunan milenium di Indonesi, maka Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum telah menetapkan kebijakan untuk melaksanakan kegiatan penanganan kawasan permukiman kumuh di perkotaan melalui program NUSSP Tahap-2.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah mentargetkan tahun 2019, kota-kota di Indonensia terbebas dari permukiman kumuh. Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah dengan

menggulirkannya program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2). NUSP-2

diselenggarakan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam mewujudkan kota bebas kumuh yang

dilaksanakan melalui kerjasama antara pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan swasta. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, diperlukan sebuah perencanaan komprehensif skala kota yang akan

menjadi panduan bagi seluruh pihak. Dalam kegiatan NUSP-2, perencanaan tersebut dikenal dengan Slum

Improvement Action Plan (SIAP).

Kegiatan Penyusunan SIAP dilaksanakan dengan menempatkan prinsip peningkatan kapasitas bagi kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat dengan cara pemberdayaan/penguatan kapasitas

perencanaan yang lebih komprehensif dan terintegrasi, serta kerjasama seluruh stakeholders dalam

pelaksanaannya. Sehingga dapat memberikan kontribusi dalam upayapercepatan penanganan permukiman

kumuh perkotaan dan mewujudkan permukiman yang lebih berkualitas dan berkelanjutan.

Kota Bima berada di bagian timur Pulau Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan posisi geografis terletak antara 118°41’ – 118°48’ Bujur Timur dan 8°30’ – 8°20’ Lintang Selatan. Kota Bima memiliki luas wilayah perairan sebesar 188,02 km2 dan luas daratan sebesar 222,25 km2 dengan 19.5 Km2 diantaranya merupakan lahan permukiman, dalam perkembangannya perumahan permukiman di kota Bima. Persoalan permukiman merupakan masalah yang serius karena dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kantong-kantong kemiskinan yang fatal dan kemudian menyebabkan lahirnya berbagai persoalan sosial di luar kontrol atau kemampuan pemerintah kota untuk menangani dan mengawasinya. Permukiman kumuh merupakan salah satu bagian dari isue pengembangan wilayah di Kota Bima, tercatat dari hasil survey pada tahun 2013 dan SK Walikota Bima Nomor 371 Tahun 2014 Tetang Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan Dan Permukiman Kumuh, luas kawasan permukiman kumuh adalah sebesar 59,48 ha yang tersebar pada 33 kawasan/lingkungan di 17 kelurahan. Kualitas permukiman pada kawasan ini akan terus mengalami penurunan dari waktu ke waktu sehingga perlu untuk ditangani segera.

Kota Bima merupakan salah satu kota yang memperlolah program NUSP 2. Menjadi wajib menysusun SIAP dalam rangka persiapan pelaksanaan kegiatan penanganan kawasan permukiman kumuh di perkotaan melalui program NUSSP Tahap-2. Dokumen ini disusun berdasarkan kebutuhan penanganan kawasan kumuh Kota Bima sebagaimana telah tertuang dalam beberapa dokumen strategis pembangunan

(15)

B A B I | 4

daerah, antara lain dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya, Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), Strategi Sanitasi Kota (SSK) serta dokumen terkait lainnya. Disamping itu, dalam upaya mendukung terwujudnya hasil dokumen yang optimal dan memenuhi kebutuhan prioritas penanganan kawasan kumuh di lapangan telah dilaksanakan juga berbagai pertemuan, diskusi dan survei lapangan bersama unsur-unsur satuan kerja pemerintah daerah ditingkat kelurahan, kecamatan dan para pemangku kepentingan terkait di tingkat kota yang dikoordinasikan ole Bappeda bersama dengan dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi.

Permukiman padat di wilayah Kota Bima cenderung berada di pusat kota, sebagian berada di sekitar Daerah Aliran Sungai dan disekitar pesisir pantai. Jika perkembangan permukiman padat ini tidak segera dikendalikan dan ditata, maka dikhawatirkan akan berkembang menjadi permukiman kumuh, Secara umum karakteristik permukiman kumuh di Kota Bima diwarnai juga oleh penurunan kondisi dan kualitas lingkungan, tidak memadainya kondisi sarana dan prasarana dasar serta tingkat pendapatan masyarakat, seperti halnya suplai air bersih, jalan, drainase, jaringan sanitasi, listrik, dan sebaginya. Bahkan hampir sebagian besar rumah tangga di lingkungan permukiman kumuh ini mampunyai akses yang sangat terbatas terhadap pelayanan sarana dan prasarana dasar tersebut. Minimnya sarana dan prasarana berdampak terhadap penurunan kondisi dan kualitas lingkungan (degradasi lingkungan) sehingga masalah banjir dan genangan sering kali ditemukan pada kawasan kumuh Kota Bima, hal ini menyebabkan jika terjadi intensitas hujan yang tinggi di daerah hulu dalam beberapa saat menyebabkan banjir kiriman pada daerah hilir Kota yang bermuara di sungai Padolo (kelurahan Paruga dan Dara) dan sungai Melayu (Kelurahan Melayu).

1.2.Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud

Maksud penyusunan dokumen Rencana Aksi Penanganan Kawasan Kumuh adalah untuk dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam upaya penanganan kawasan kumuh menuju "Kota Bima Bebas Kumuh" sebagai bagian dari upaya mewujudkan Arahan Presiden RI, yakni mewujudkan agenda “Kota Bebas Kumuh” pada tahun 2020.

1.2.2 Tujuan

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan dokumen Rencana Aksiprogram penanganan kawasan kumuh adalah sebagai berikut:

1.

Untuk mengetahui gambaran umum kondisi permukiman dan infrastruktur perkotaan di Kota Bima;

2.

Untuk mengetahui strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan di Kota Bima;

(16)

B A B I | 5

4.

Untuk menyusunan strategi penanganan kawasan kumuh perkotaan serta rencana aksi penanganan

kawasan kumuh perkotaan prioritas yang akan diusulkan penanganannya melalui kegiatan NUSSP-2;

5.

Untuk mengidentifikasi Rencana Aksi dan kebutuhan program untuk penanganan kawasan kumuh

perkotaan di Kota Bima.

1.3.Sasaran

Sasaran pelaksanaan kegiatan mengikuti adalah :

- Tersusunnya pemutakhiran profil kawasan kumuh perkotaan (penajaman dan updating) di Kota

Bima;

- Tersusunnya grand design dan strategi kota bebas kumuh yang mendasar pada penanganan bebas

kumuh di perkotaan, dengan mempertimbangkan karakteristik dan tipologi permukiman kumuh di Kota Bima;

- Terlaksananya upaya penanganan yang komprehensif secara aktif, berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan di Kota Bima;

- Terjalinnya kerjasama dan koordinasi yang sinergis antara masyarakat dan pemerintah

kabupaten/kota bersama pihak-pihak yang terkait lainnya dalam upaya penanganan kumuh di Kota Bima;

- Terwujudnya Dokumen Final SIAP yang menjadi acuan pelaku pembangunan dalam penanganan

kawasan permukiman kumuh perkotaan di Kota Bima;

- Tersusunnya rencana tindaklanjut dalam pengelolaan kawasan permukiman oleh masyarakat untuk

mewujudkan perumahan dan kawasan permukiman yang sehat, aman, serasi, teratur, harmonis dan berkelanjutan di Kota Bima.

1.4.Kedudukan SIAP Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah

Dokumen SIAP disusun dengan mensinergikan semua kegiatan/dokumen perencanaan kawasan perkotaan yang disusun melaui fasilitasi kegiatan keciptakaryaan, maupun kegiatan/dokumen perencaan yang disusun melalui fasilitasi pemerintah daerah sendiri. Kedudukan SIAP dalam rencana pembangunan daerah dipahami sebagai berikut:

 SIAP adalah produk Pemerintah Kabupaten/Kota;

 SIAP bersumber dari produk hukum yang berlaku pada kabupaten/kota;

 SIAP bersinergi dengan hasil perencanaan perkotaan skala kota dan kawasan lainnya;

 SIAP menjadi acuan perencanaan penanganan perumahan dan permukiman kumuh bagi seluruh

(17)

B A B I | 6

Gambar 1.1 Kedudukan Kegiatan Siap Dalam Kebijakan Pembangunan Daerah 1.5.Ruang Lingkup

1.5.1. Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup kegiatan penyusunan SIAP di Kota Bima adalah :

- Meningkatkan kapasitas melalui pelatihan bagi pokja SIAP dan konsultan pendamping teknis;

- Memutakhiran profil permukiman kumuh perkotaan melalui overview kawasan-kawasan kumuh kota,

kebijakan dan program pengananan terkait dan profil permukiman kumuh perkotaan itu sendiri;

- Menyusun strategi dan rencana aksi kegiatan penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan

yang melibatkan Pokja SIAP dan Tenaga Pendamping Teknis atau CA dalam kaitan dengan data profil kawasan dan perencanaan skala lingkungan;

- Melakukan konsilidasi penanganan permukiman kumuh perkotaan berupa memorandum program

berupa program kegiatan dan rencana investasi penanganan kawasan kumuh perkotaan yang disepakati oleh pelaku atau stakeholders yang terlibat;

- Melegalisasikan Dokumen Final SIAP dan NUAP sebagai landasan dalam pelaksanaan kegiatan

(18)

B A B I | 7 1.5.2. Ruang Lingkup Lokasi

Ruang lingkup wilayah penyusunan Rencana Kawasan Pemukiman Kumuh Perkotaan (Slum

Improvement Action Plan-Siap) di Kota Bima adalah seluruh kawasan yeng teridentifikasi dan di prioritaskan dalam penangan permukiman kumuh sesuai dengan SK Walikota Bima Nomor 371 Tahun 2014 Tetang Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan Dan Permukiman Kumuh Di Kota Bima yang terdiri dari 17 kelurahan yaitu Kelurahan Tanjung, Kelurahan Dara, Kelurahan Sarae, Kelurahan Paruga, Kelurahan Nae, Kelurahan Melayu, Kelurahan Jatiwangi, Kelurahan Jatibaru, Kelurahan Kolo, Kelurahan Manggemaci, Kelurahan Monggonao, Kelurahan Santi, Kelurahan Santi, Kelurahan Rontu, Kelurahan Rabangodu Utara,

Kelurahan Penaraga dan Kelurahan Rabangodu Barat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 1.1.

1.6.Sistematika Penyusunan Dokumen

Sistematika penyusunan dokumen SIAP disusun sedemikian rupa dengan maksud agar lebih informatif dan konstruktif, terutama untuk memberikan kemudahan dalam memahami substansi kegiatan

Rencana Kawasan Pemukiman Kumuh Perkotaan (Slum Improvement Action Plan-Siap) di Kota Bima.

Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab pendahuluan mencakup penjelasan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup dan sistematika penyusunan dokumen dari SIAP Kota Bima

Bab 2 Kebijakan pembangunan Permukiman Perkotaan Bima

Pada bab 2 menjelaskan tentang penyusunan dokumen SIAP kota Bima yang mencerminkan karakter dan kekhasan penanganan kawasan kumuh di kota Bima yang telah di overview. Rumusan bagian ini lebih menggambarkan dan memaparkan secara jelas rumusan kebijakan pengananan kumuh perkotaan sebagai berikut :

o Isu strategis pembangunan permukiman perkotaan Bima

o Kebijakan pembangunan permukiman perkotaan Bima

o Kebijakan pengananan permukimanan kumuh perkotaan Bima

Bab 3 Profil Permukiman Kumuh Kota Bima

Pada bab ini memberikan penajaman dari kondisi profil permukiman kumuh di kota bima yang akan dilakukan penanganan. Penajaman profil permukiman kumuh Kota Bima ini mencakup :

o Sebaran dan gambaran umum kawasan-kawasan kumuh kota;

(19)

B A B I | 8 Bab 4 Strategi Pencapaian Kota Bebas Kumuh

Pada bagian ini menegaskan tentang Strategi Pencapaian Kota Bebas Kumuh di Kota Bima yang terdiri dari :

o Konsep strategis penanganan perumahan dan permukiman kumuh perkotaan Bima;

o Strategi penanganan dan skenario pelaksanaan kegiatan sampai dengan pemcapaian kota

Bima bebas kumuh;

o Program dan kegiatan penanganan kumuh komprehensif dalam pembangunan lingkungan

perumahan dan kawasan permukiman dalam pencegahan tumbuhnya kumuh baru.

Bab 5 Program Peningkatan Kualitas dan Program Pencegahan Timbulnya Kumuh Baru di Kota Bima

Pada bagian ini menunjukkan dokumen-dokumen memorandum program sebagai berikut :

o Program penanganan dan kegiatan pembangunan kapasitas (capacity building);

o Program penanganan dan kegiatan pembangunan lingkungan permukiman;

o Program penanganan dan kegiatan pembangunan sosial dan

o Program penanganan dan kegiatan pembangunan ekonomi.

Bab 6 Rencana Aksi Penanganan Kumuh Perkotaan Kota Bima 2015-2019

Memuat Dokumen Rencana Aksi Penanganan Kumuh Perkotaan 2015-2019 (memorandum program) berupa rencana program dan rencana investasi pada lingkup penanganan skala lingkungan, kawasan dan kota secara bersama oleh seluruh stakeholders.

Bab 7 Penutup

Pengantar akhir laporan, kesimpulan dan saran dari proses penyusunan dokumen SIAP untuk menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan dan rujukan serta perbaikan di masa yang akan datang.

(20)

B A B I | 9

Peta 1.1

Gambar

Gambar 1.1  Kedudukan Kegiatan Siap Dalam Kebijakan Pembangunan Daerah

Referensi

Dokumen terkait

Serratia, Pseudomonas serta Enterobacter teramobilisasi dapat diaplikasikan pada bioremediasi limbah cair tapioka pada Microbial Fuel Cell ( MFC ).. Kata kunci:

Hasil pengamatan pada uji Angka Kapang/Khamir (AKK) yang dilakukan pada sampel OQ rasa Barbeque selama masa inkubasi 5 hari yaitu menunjukkan tidak

Nutrisi A-B Mix atau pupuk racikan adalah larutan yang dibuat dari bahan-bahan kimia yang diberikan melalui media tanam, yang berfungsi sebagai nutrisi tanaman agar tanaman

dengan judul “ Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam PAKEM di SMP Negeri 2 Boja.

Tanah sepert i it u biasanya “ bukt i pemiliknya” masih berupa girik, pet ok, lat t er, C dan lain – lain bukt i yang sebenarnya t idak dapat dikat akan sebagai

Bila dalam pengujian tidak ada pengaruh interaksi galur x lingkungan, maka pemilihan varietas dan galur mudah dilakukan yaitu dengan memilih galur atau varietas yang

 Siswa yang mendapat tongkat saat lagu berhenti dinyanyikan maju kedepan kelas untuk mengambil undian pertanyaan mengenai isi cerita peristiwa kecelakaan pada

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat kasih karunia, rahmat dan bimbingan – Nya tugas akhir skripsi dengan judul Pengaruh Sistem