• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dalam Pakem Di SMP Negeri 2 Boja Kabupaten Kendal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dalam Pakem Di SMP Negeri 2 Boja Kabupaten Kendal"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan bertujuan memenuhi seperangkat

hasil pendidikan yang dapat dicapai oleh peserta

didik setelah diselenggarakannya kegiatan

pendidikan. Fungsi pendidikan sebagaimana

ditegaskan dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 adalah

mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Fungsi pendidikan membimbing anak ke arah suatu

tujuan yang dinilai tinggi. Pendidikan yang baik

adalah usaha yang berhasil membawa semua anak

didik kepada tujuan utamanya (Sagala, 2007: 7).

Namun saat ini dunia pendidikan kita belum

sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat.

Fenomena itu ditandai dari rendahnya mutu

lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang

tidak tuntas, atau cenderung tambal sulam,

bahkan lebih berorintasi proyek. Akibatnya,

seringkali hasil pendidikan mengecewakan

masyarakat. Mereka terus mempertanyakan

(2)

masyarakat dalam dinamika kehidupan ekonomi,

politik, sosial, dan budaya. Kualitas lulusan

pendidikan kurang sesuai dengan kebutuhan pasar

tenaga kerja dan pembangunan, baik industri,

perbankan, telekomunikasi, maupun pasar tenaga

kerja sektor lainnya yang cenderung menggugat

eksistensi sekolah. Bahkan sumber daya manusia

(SDM) yang disiapkan melalui pendidikan sebagai

generasi penerus belum sepenuhnya memuaskan

bila dilihat dari segi akhlak, moral, dan jati diri

bangsa dalam kemajemukan budaya bangsa

(Umaedi, 2004: 245).

Dalam upaya untuk meningkatkan mutu

pendidikan, pemerintah telah menempuh berbagai

kebijakan dimana salah satunya adalah melalui

Program Manajemen Berbasis Sekolah. Dalam

kerangka inilah, MBS tampil sebagai alternatif

paradigma baru manajemen pendidikan yang

ditawarkan. MBS merupakan suatu konsep yang

menawarkan otonomi pada sekolah untuk

menentukan kebijakan sekolah dalam rangka

meningkatkan mutu, efisiensi dan pemerataan

pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan

masyarakat setempat serta menjalin kerjasama yang

erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah

(3)

Seiring dengan era otonomi dan proses

demokrasi serta asas desentralisasi, pengembangan

kualitas menuntut partisipasi dan pemberdayaan

seluruh komponen pendidikan dan penerapan

konsep pendidikan sebagai suatu sistem.

Peningkatan mutu pendidikan dalam kerangka

otonomi daerah merubah arah dan paradigma

penyelenggaraan yang dulunya dengan pola

sentralisasi ke arah pendidikan yang desentralisasi

(Tilaar, 2004: 31). Model penyelenggaraan

pendidikan untuk mencapai mutu pendidikan yang

sesuai dengan paradigma desentralisasi dewasa ini

adalah konsep School Based Management -

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

Dalam rangka untuk memperkuat

pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah,

pemerintah telah mengeluarkan berbagai regulasi

yang berkaitan dengan MBS, diantaranya adalah

Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, bab XIV, Pasal 51, ayat

(1), yang menyebutkan bahwa : Pengelolaan satuan

pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan

standar pelayanan minimal dengan prinsip

manajemen berbasis sekolah/madrasah. Di samping

itu disebutkan dalam Peraturan Pemerintah RI

(4)

Pendidikan, Bab VIII, Pasal 49 yang menyatakan

bahwa pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah menerapkan

manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan

dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,

keterbukaan, dan akuntabilitas.

Menurut Mulyasa (2014: 39), sedikitnya

terdapat tujuh komponen sekolah yang harus

dikelola dengan baik dalam rangka MBS, yaitu

kurikulum dan program pengajaran, tenaga

kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan

prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan

sekolah dan masyarakat, serta manajemen

pelayanan khusus lembaga pendidikan. Departemen

Pendidikan Nasional dalam bukunya MPMBS (2001:

11) menjelaskan adanya karakteristik MPMBS yang

mendasarkan pada output - proses dan input

pendidikan, dimana output dibagi dua yaitu output

berupa prestasi akademik dan prestasi non

akademik, sedangkan karakteristik proses meliputi

proses belajar mengajar yang efektivitasnya tinggi,

kepemimpinan sekolah yang kuat, lingkungan

sekolah yang aman dan tertib. Pengelolaan PTK yang

efektif, sekolah memiliki budaya mutu, sekolah

memiliki teamwork yang kompak, cerdas dan

dinamis, sekolah memiliki kemandirian, partisipasi

(5)

sekolah memiliki keterbukaan manajemen, dan

sekolah melakukan evaluasi secara berkelanjutan.

Input pendidikan meliputi: memiliki kebijakan,

tujuan dan sasaran mutu yang jelas, sumber daya

tersedia dan siap, staf yang kompeten dan

berdedikasi tinggi, memiliki harapan prestasi tinggi,

input manajemen.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2

Boja Kabupaten Kendal adalah salah satu sekolah

Standar Nasional yang sejak tahun 2010 sudah

menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah. SMP

Negeri 2 Boja didukung dengan berbagai kondisi

yang sebenarnya sangat ideal untuk menjadi

sekolah yang berprestasi, baik di bidang akademik

maupun non akademik. Hal ini didukung dengan

kondisi antara lain : 1) lokasi sekolah yang sangat

strategis dan menjadi pilihan orang tua, 2) jumlah

guru yang memenuhi syarat dalam jumlah,

kualifikasi maupun kompetensinya, 3) guru

mengajar sesuai bidangnya, 4) jumlah tenaga

kependidikan yang memenuhi syarat baik kualifikasi

dan kompetensinya, 5) ruang kelas yang cukup,

ruang penunjang lainnya yang memenuhi syarat (

ruang ketrampilan, perpustakaan, laboratorium,

ruang media, tempat ibadah, 6) serta peralatan dan

(6)

Namun berdasarkan pengamatan peneliti,

ketersediaan berbagai kondisi yang ideal tersebut

belum seimbang dengan mutu/prestasi yang

diperoleh oleh sekolah. Hal ini dibuktikan dengan

kondisi (saat ini) dimana dibidang akademik dari

tahun ke tahun menunjukkan prestasi sekolah yang

menurun (baik nilai ujian nasional maupun ujian

sekolah). Dalam kurun tiga tahun terakhir, tahun

ajaran 2011/2012 nilai UN berada pada urutan ke

19 tingkat kabupaten, pada tahun ajaran

2012/2013 memperoleh urutan ke 5 tingkat

kabupaten, tahun ajaran 2013/2014 memperoleh

urutan ke 15 tingkat kabupaten. Sebagaimana

terlihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1

Hasil UN Siswa SMPN 2 Boja

Tahun Ajaran 2011/2012 – 2013/2014.

No Tahun

Kondisi di atas berbeda dengan beberapa hasil

penelitian berikut. Penelitian Blimpo dan Evans

(7)

menjadi lebih bernilai dengan hasil optimal jika

dikelola secara efektif dan efisien dengan

menerapkan model PAKEM. Penelitian Arifin (tt)

menunjukkan bahwa model pembelajaran aktif,

kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) dapat

diterapkan dalam meningkatkan mutu

pembelajaran gaya gesekan pada peserta didik

kelas V sekolah dasar laboratorium Universitas

Negeri Gorontalo. Lebih lanjut penelitian Sholeh

(2009) salah satu hasil penelitian berupa proses

belajar mengajar (PBM) di SD Negeri 2 Karangsari

sudah menerapkan PAKEM, dimana penerapan

model PAKEM ini mampu mengoptimalkan mutu

pendidikan di SD Negeri 2 Karangsari sehingga

menjadi SD inti yang diminati masyarakat sekitar.

Hal di atas mengisyaratkan perlunya

dilakukan evaluasi terhadap program MBS

khususnya dalam aspek pembelajaran PAKEM di

SMPN 2 Boja. Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui berbagai kendala dan kekurangan serta

kelebihan proses pembelajaran yang berlangsung di

SMPN 2 Boja selama ini. Mengingat tidak bisa

dipastikannya sebuah program pembelajaran yang

sama akan memberikan hasil yang sama pula pada

tempat dan waktu yang berbeda.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas

(8)

dengan judul “Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam PAKEM di SMP Negeri 2 Boja

Kabupaten Kendal.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dan untuk

membatasi ruang lingkup pembahasan dalam

penelitian ini maka rumusan masalahnya adalah:

1.Apakah perencanaan pembelajaran PAKEM di

SMPN 2 Boja Kabupaten Kendal memenuhi

standar RPP yang berorientasi pada tujuan?

2.Apakah pelaksanaan pembelajaran PAKEM di

SMPN 2 Boja Kabupaten Kendal sesuai dengan

perencanaan yang berorientasi pada tujuan?

3.Apakah evaluasi pembelajaran PAKEM di SMPN 2

Boja Kabupaten Kendal dapat mengukur

ketercapaian tujuan pembelajaran?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengevaluasi:

1.Perencanaan pembelajaran PAKEM di SMPN 2

Boja Kabupaten Kendal dalam pemenuhan

standar RPP yang berorientasi pada tujuan.

2.Pelaksanaan pembelajaran PAKEM di SMPN 2

(9)

dengan perencanaan yang berorientasi pada

tujuan.

3.Evaluasi pembelajaran PAKEM di SMPN 2 Boja

Kabupaten Kendal yang diukur dengan

ketercapaian tujuan pembelajaran.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan

manfaat baik secara teoritis dan praktis bagi para

pemerhati pendidikan:

a.Manfaat Teoritis

Sebagai bahan informasi bagi lembaga

pendidikan tentang evaluasi Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS), khususnya dalam proses

pembelajaran PAKEM.

b.Manfaat Praktis

1. Bagi kepala sekolah

a)Dapat menjadi acuan bagi kepala sekolah

dalam meningkatkan mutu sekolah,

khususnya dalam proses pembelajaran

PAKEM.

b)Dapat menjadi acuan bagi kepala sekolah

dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya

Manusia yang ada di sekolah dalam rangka

peningkatan mutu pembelajaran di

(10)

2. Bagi guru

a)Dapat menjadi acuan bagi guru dalam

meningkatkan pengelolaan pembelajaran.

b)Dapat menjadi acuan bagi guru dalam

meningkatkan pengelolaan kelas.

Referensi

Dokumen terkait

I t was of interest t o learn to what extent fat-soluble compounds such as PCBs, dicofol and p.p’-DDT would be deposited as residues in tissues of bcef cattle if fed

penyampaian informasi/pesan secara lisan, tertulis, atau melalui gambar (visual) kepada publik, sehingga publik mempunyai pengertian yang benar tentang hal ikhwal perusahaan

Berdasarkan hasil analisis hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa susunan bahan ajar fisika dasar I bervisi SETS dengan aplikasi Spreadsheet yang sesuai untuk mahasiswa

Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku masyarakat ke arah perilaku sehat sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk mewujudkannya,

Top attribute drive purchase in bakery are leading Brand, taste Good, high quality & variety , while BreadLife slighty higher in term of soft bread texture. *Source:

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan produk akhir berupa majalah Fisika yang memenuhi kriteria baik yang mampu meningkatkan

strategi dan taktik dalam proposal PR, mampu menentukan strategi dan taktik dari brand yang sudah ditentukan dengan sangat tepat strategi dan taktik dalam proposal PR, mampu

Sistem diagnostik kesulitan belajar fisika online adalah sebuah solusi yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran fisika dengan pendekatan ke guru dan siswa secara