• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

Lampiran 3.

1. Antropometri Tubuh

Data dimensi tubuh pekerja pada bagian pencetakan roti tidak cukup untuk

digunakan sebagai acuan dalam perancangan fasilitas kerja usulan, sehingga

dilakukan penambahan data dimensi tubuh dari laboratorium E dan APK dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Dimensi Tubuh

No TMT JT TSB DG

(14)

1.1. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, Nilai Maksimum, dan Minimum

Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai rata-rata,

standar deviasi, nilai maksimum dan minimum pada masing-masing dimensi

tubuh hasil pengukuran akan dijabarkan sebagai berikut.

1.1.1. Perhitungan Rata-rata

Untuk menentukan nilai rata-rata pada masing-masing dimensi tubuh

hasil pengukuran dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

n

Dimana :

n = Banyaknya pengamatan

n X

 = Jumlah pengamatan ke n

X = X rata-rata

Misalnya :

Nilai rata-rata pada data tinggi mata tegak (TMT) adalah:

154

Nilai rata-rata pada data jangkauan tangan (JT) adalah:

97

Nilai rata-rata pada data tinggi siku berdiri (TSB) adalah:

104

(15)

Nilai rata-rata pada data diameter genggam (DG) adalah:

1.1.2. Perhitungan Standar Deviasi

Untuk menentukan nilai standar deviasi yaitu standar penyimpangan dari

nilai rata-ratanya pada masing-masing dimensi tubuh hasil pengukuran dapat

ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

Nilai standar deviasi pada data tinggi mata tegak (TMT) adalah:

 6,67

Nilai standar deviasi pada data jangkauan tangan (JT) adalah:

 5,04

Nilai standar deviasi pada data tinggi siku berdiri (TSB) adalah:

 4,01

Nilai standar deviasi pada data diameter genggam (DG) adalah:

(16)

1.1.3. Perhitungan Nilai Minimum dan Maksimum

Nilai minimum adalah nilai terkecil dari hasil pengukuran setelah data

diurutkan, sedangkan nilai maksimum adalah nilai yang terbesar dari data hasil

pengukuran setelah data diurutkan.

Contoh:

Nilai minimum dan maksimum pada pada data tinggi mata tegak (TMT) adalah:

167

Perhitungan rata-rata, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum dari

data hasil pengukuran dimensi tubuh dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Hasil Pengukuran dengan X, σ, Xmindan Xmaks

No. Pengukuran X(cm) σ(cm) Xmin(cm) Xmaks(cm)

1 TMT 154,1 6,67 142,5 167

2 JT 72,97 5,04 66 80

3 TSB 104 4,01 98,8 111

4 DG 4,13 0,35 3,6 4,8

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Microsoft Excel

1.2. Uji Keseragaman Data Antropometri

Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data

yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi kriteria yang ada. Apabila

dalam satu pengukuran terdapat satu jenis atau lebih data tidak seragam maka data

tersebut akan langsung ditolak dan dilakukan revisi pada data tidak seragam

dengan cara membuang data yang out of control tersebut dan melakukan

perhitungan kembali.

(17)

k

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122

Ax

is

Ti

tle

Chart Title

(18)

2

Chart Title

BKA BKB JT

(19)

2   X

BKA

2   X

BKB

85.00 90.00 95.00 100.00 105.00 110.00 115.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Ax

is

Ti

tle

Axis Title

(20)

No. Pengukuran Xmin(cm) Xmaks(cm) BKA (cm) BKB (cm) Keterangan

1 TMT 142,5 167 167,4 140,7 Seragam

2 JT 66 80 83,06 62,88 Seragam

3 TSB 98,8 111 112,03 96 Seragam

4 DG 3,6 4,8 4,84 3,42 Seragam

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Ax

is

Ti

tle

Axis Title

BKA BKB DG

(21)

 

 

2

Jika, N`< N maka data sudah cukup untuk melakukan perancangan.

N`> N maka data belum cukup untuk melakukan perancangan.

Contoh :

Perhitungan data tinggi mata tegak (TMT) adalah sebagai berikut :

N = 22

Kesimpulan: Data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk menjadi

acuan perancangan fasilitas.

Dengan cara yang sama seperti di atas, maka hasil uji kecukupan data yang

(22)

Tabel 4. Uji Kecukupan Data

No. Pengukuran N N’ Keterangan

1 TMT 22 2,84 Data Cukup

2 JT 22 7,30 Data Cukup

3 TSB 22 2,27 Data Cukup

4 DG 22 11,29 Data Cukup

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Microsoft Excel

1.4. Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-Smirnov

Salah satu syarat penggunaan data antropometri yang akan diaplikasikan

pada perancangan fasilitas menggunakan konsep persentil adalah data harus

berdistribusi normal, sehingga perlu dilakukan uji normalitas. Metode

kolmogorov-smirnov digunakan karena data antropometri yang digunakan adalah

data parametrik yang dapat diketahui nilai parameter/statistik data (rata-rata,

standar deviasi, dan sebagainya), merupakan data kontinu (hasil pengukuran), dan

ukuran sampel memenuhi (22 sampel) sehingga metode kolmogorov-smirnov

dapat digunakan untuk melakukan uji kenormalan data.Pengujian kenormalan data

dengan kolmogorov-smirnov menggunakan software IBM SPSS 22. Hasil

pengujian data dengan Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Gambar 5.

(23)
(24)

Tinggi mata tegak (TMT)

P5 = x -1,645x

= 154–1,645(6,67)

= 143,08 cm

2. Persentil 50

Harga persentil 50 dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut:

P50= x

Dimana:

P50 = besar persentil 50

x = rata-rata x

Tinggi mata tegak (TMT)

P50= x

= 154 cm

3. Persentil 95

Harga persentil 95 dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut:

P95= x + 1,645x

Dimana:

P95 = besar persentil 95

x = rata-rata x

x = standar deviasi

(25)

Tinggi mata tegak (TMT)

P95= x + 1,645x

= 154 + 1,645(6,67)

= 165,03cm

Rekapitulasi perhitungan persentil 5, 50 dan 95 untuk masing-masing data

dimensi antropometri dapat dilihat pada Tabel 5.11

Tabel 5. Perhitungan Persentil 5, 50 dan 95 untuk Seluruh Dimensi Antropometri

No Dimensi Antropometri P5 (cm) P50 (cm) P95 (cm)

1 Tinggi Mata Tegak (TMT) `143,08 154 165,03

2 Jangkauan Tangan (JT) 64,66 72,96 81,26

3 Tinggi Siku Berdiri (TSB) 97,42 104,01 110,61

4 Diameter Genggam (DG) 3,54 4,12 4,71

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Data diatas di gunakan untuk perancangan fasilitas sesuai dengan persentil

(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)

Gambar

Tabel 1. Data Dimensi Tubuh
Tabel 2. Hasil Pengukuran dengan
Tabel 4. Uji Kecukupan Data

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku maka Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari Nomor 8 Tahun 2002 tentang Retribusi Khusus Tempat Parkir (Lembaran

Penelitian pertama yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Yudaningrum (2014) yang berjudul “Keefektifan Strategi POINT dalam Pembelajaran Membaca

[r]

Kelurahan Kedoya Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk Kota Administrasi Jakarta Barat. NPWP :

Computer Based Information System (CBIS) atau yang dalam Bahasa Indonesia disebut juga Sistem Informasi Berbasis Komputer merupakan sistem pengolah data menjadi

Pengaruh LDR terhadap BOPO adalah negatif, hal tersebut terjadi jika LDR mengalami kenaikan, maka jumlah kredit yang disalurkan oleh bank akan meningkat lebih

Sebagai ideologi negara, Pancasila sebenarnya sudah mengatur prinsip-prinsip tata kehidupan masyarakat Indonesia, berupa nilai-nilai luhur budaya bangsa yang dapat dijadikan

Seperti ketika peneliti mencari informasi bagaimana implementasi model pembelajaran konstruktivistik untuk meningkatkan pemahaman siswa , peneliti menggunakan berbagai