BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi
Sistem merupakan salah satu komponen penting dalam tercapainya kesuksesan sistem informasi akuntansi. Menurut Diana dan Setiawati (2011) mendefinisikan sistem sebagai berikut.
Sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem pasti tersusun dari sub-sub sistem yang lebih kecil yang juga saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Sistem dapat diartikan sebagai rangkaian dari dua atau lebih komponen- komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Romney and Steinbart, 2004). Suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terhimpun, terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu (Sutabri, 2003:2). Rincian dari definisi tersebut sebagai berikut. a. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur. Unsur-unsur suatu sistem terdiri
dari subsistem yang lebih kecil dan terdiri pula dari kelompok unsur yang membentuk suatu subsistem tersebut.
c. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap sistem memiliki tujuan tertentu yang saling bekerja sama antar satu dengan yang lain.
d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang cakupannya lebih besar.
Menurut Romney dan Steinbart (2004) sistem dapat diartikan sebagai berikut.
Sekumpulan atau lebih komponen-komponen yang saling berinteraksi, dimana komponen-komponen tersebut saling mempengaruhi antar satu dengan yang lain dalam rangka mencapai satu tujuan yang sama.
Kesimpulan definisi sistem adalah serangkaian komponen yang saling terkait satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama yaitu menghasilkan sebuah informasi yang bernilai lebih bagi perusahaan.
Sistem informasi melakukan sebuah proses berupa input, yang biasa disebut dengan transaksi dan dikonversi dengan berbagai proses untuk menjadi sebuah output yang kemudian digunakan untuk kepentingan baik internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Definisi transaksi adalah peristiwa yang mempengaruhi atau penting bagi organisasi dan diproses/diolah oleh sebuah sistem informasi sebagai unit kerjanya.Definisi tersebut mencakup peristiwa keuangan maupun non-keuangan Dilihat dari segi kualitas, informasi harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut a. Lengkap
d. Tepat waktu
Sistem informasi dapat disimpulkan sebagai serangkaian prosedur normal yang dimana data dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan sebuah perangkat lunak untuk menghasilkan sebuah informasi. Terdapat banyak ahli dan banyak buku yang masing-masing memberikan definisi akuntansi dengan titik berat dan sudut pandang sendiri (Teguh, 2003).
Setiap organisasi yang menggunakan komputer untuk memproses data transaksi memiliki fungsi sistem informasi. Fungsi sistem informasi bertanggung jawab untuk pengolahan data (DP). Pengolahan data merupakan aplikasi sistem informasi akuntansi yang paling mendasar dalam setiap organisasi. Fungsi sistem informasi dalam organisasi telah ber evolusi dari struktur organisasi sederhana yang meliputi beberapa orang saja sampai struktur yang komlpleks yang meliputi banyak spesialis yang bermutu.
Definisi akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengindentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan (Weygandt et al., 2007). Penyajian informasi akuntansi merupakan salah satu bagian aktivitas akuntansi. Aktivitas aktivitas akuntansi sebagai alat informasi yaitu sebagai berikut.
a. Pencatatan data transaksi b. Pengolahan data transaksi c. Penganalisaan data
e. Pemakaian data akuntansi untuk pengawasan efisiensi
f. Pemakaian data akuntansi untuk pengambilan keputusan yang digunakan untuk berbagai tujuan.
Secara umum definisi akuntansi dapat disimpulkan sebagai sistem informasi yang dihasilkan dalam bentuk informasi keuangan dan digunakan untuk kepentingan perusahaan.
Menurut Mulyadi (2001:31) mendefinisikan sistem informasi akuntansi sebagai berikut.
Sistem informasi akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi yang rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan dalam pengelolaan perusahaan.
Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengolah data keuangan dan data yang lainnya menjadi sebuah informasi (Hall, 2006). Menurut Romney and Steinbart (2004) sistem informasi akuntansi memiliki tiga fungsi penting
dalam organisasi yaitu sebagai berikut.
b. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
c. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, handal, dan akurat.
Tujuan utama dari sistem informasi akuntansi adalah mencatat, memproses, menyimpan, meringkas, dan mengomunikasikan informasi-informasi atas suatu organisasi serta menyediakan suatu informasi-informasi yang relevan terhadap stakeholder eksternal perusahaan seperti, pemegang saham, kreditur, maupun pemerintah. Tujuan utama sistem informasi akuntansi terhadap stakeholder internal perusahaan yaitu menyediakan informasi keuangan bagi pihak manajemen sehingga dapat menggunakan laporan keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan (Jogiyanto, 1997:64). Sementara tujuan umum sistem informasi akuntansi menurut Jogiyanto (1997) yaitu sebagai berikut.
a. Untuk memperbaiki informasi yang diberikan oleh sistem dalam kualitas, ketepatan waktu atau struktur dari informasi tersebut.
b. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern yang berarti memperbaiki daya andal informasi akuntansi dan menyediakan catatan yang lengkap sebagai pertanggungjawaban dalam melindungi harta perusahaan.
Sistem informasi akuntansi disimpulkan sebagai serangkaian prosedur yang saling terkait satu sama yang lain untuk mencapai tujuan yang sama yaitu mengolah data dan menghasilkan informasi yang bernilai lebih dan membantu dalam pengambilan keputusan pada perusahaan. Sistem informasi akuntansi yang digunakan pada kantor DPRD Kota Medan adalah SIMDA. SIMDA merupakan sistem informasi teknologi berbasis aplikasi yang terintegrasi dan digunakan dalam memproses data transaksi keuangan yang terjadi setiap harinya, penerapan SIMDA pada DPRD Kota Medan dimulai dari tahun 2011 hingga sekarang.
2.1.2 Model Keperilakuan dalam Penggunaan Teknologi Sistem Informasi
dengan informasi dalam rangka mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Keperilakuan dalam penggunaan TSI merupakan tanggapan atau reaksi individu terhadap seperangkat komponen yang terkait dengan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Aspek keperilakuan dalam implementasi teknologi informasi juga berkaitan dengan penerimaan pengguna terhadap teknologi informasi yang diterapkan. Teori penerimaan pengguna terhadap suatu teknologi informasi disebut Technology Acceptance Model (TAM). Beberapa model telah dibangun untuk menganalisa dan memahami faktor-faktor diterimanya penggunaan teknologi informasi.
Technology Acceptance Model (TAM) awalnya dikembangkan Davis
(1988:319-340) yang merupakan salah satu model yang paling banyak digunakan dalam penelitian sistem informasi karena model ini lebih sederhana dan mudah diterapkan. Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan tersebut lebih spesifik pada Theory of Reasoned Action (TRA) dalam menerangkan dan memprediksi perilaku pengguna teknologi informasi. Model tersebut kemudian digunakan untuk menjelaskan adopsi teknologi pada penggunaan software. Menurut Davis (1988:319-340), Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang digunakan untuk
bahwa dengan menggunakan sistem, maka akan dapat meningkatkan kinerja pengguna tersebut. Sedangkan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa
sistem dapat digunakan dengan mudah dan dapat dipelajari sendiri. Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa kedua variabel Technology Acceptance Model (TAM) tersebut dapat menjelaskan aspek keperilakuan
pengguna bahwa alasan pengguna dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan teknologi informasi menyebabkan tindakan pengguna tersebut dapat menerima penggunaan teknologi informasi.
Gambar 2.1
The DeLone McLean Model Of Information System Success (Journal of Management Information, Vol.19, No. 4: 9-30)
System Quality
Use
Individual Impact
Organizationa l Impact
Information Quality
2.1.3 Kepuasan Pengguna Sistem Informasi
Kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensial dari sistem informasi. User satisfaction dapat dihubungkan dengan persepsi manfaat (usefulness) dan sikap pengguna terhadap sistem informasi yang dipengaruhi oleh karakteristik personal. Kepuasan pengguna akan mempengaruhi niat untuk menggunakan sistem informasi dan penggunaan aktual. Kepuasan pengguna merupakan perasaan bersih dari senang atau tidak senang dalam menerima sistem informasi dari keseluruhan manfaat yang diharapkan seseorang dimana perasaan tersebut dihasilkan dari interaksi dengan sistem informasi.
Tiap pengguna mempunyai seperangkat manfaat yang diharapkan atau aspirasi untuk sistem informasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan perluasan dimana sistem dapat memenuhi atau gagal memenuhi aspirasi, pengguna mungkin lebih atau kurang puas. Sebuah sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna akan meningkatkan kepuasan pengguna. Hal ini diwujudkan dengan kecenderungan peningkatan penggunaan sistem informasi tersebut. Sebaliknya, jika sistem informasi tidak dapat memenuhi kebutuhan pengguna maka kepuasan pengguna tidak akan meningkat dan penggunaan lebih lanjut akan dihindari.
informasi. Semakin baik kualitas sistem dan kualitas informasi yang dihasilkan maka kepuasan pengguna atas sistem informasi tersebut juga akan semakin meningkat. Sistem informasi dapat diandalkan apabila memiliki kualitas sistem dan kualitas informasi yang baik dan mampu memberikan kepuasan pada pemakainya. Kegagalan suatu sistem informasi mungkin karena ketidakmampuan suatu SI memenuhi harapan pemakai. Jika pengguna sistem informasi percaya bahwa kualitas sistem dan kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem yang digunakan adalah baik, mereka akan puas menggunakan sistem tersebut. Kepuasan pengguna sistem ini juga dapat berpengaruh terhadap individual impact.
Jika pengguna sering memakai sistem informasi maka semakin banyak tingkat pembelajaran (degree of learning) yang didapat dari sistem informasi, peningkatan derajat pembelajaran ini merupakan salah satu indikator bahwa terdapat pengaruh keberadaan sistem terhadap kualitas pengguna (individual impact). Individual impact merupakan suatu indikasi bahwa sistem informasi
diterapkan baik dari segi kualitas sistem maupun kualitas informasi yang dihasilkan maka dapat menurunkan biaya distribusi informasi melalui penyederhanaan struktur organisasi. Distribusi informasi yang lebih baik dapat mempermudah dalam proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
2.1.4 Kualitas Sistem Informasi dan Kualitas Informasi
Kualitas sistem dapat diartikan bahwa karakteristik kualitas yang diinginkan pengguna dari sistem informasi itu sendiri. Asumsi dasar model multidimensional kesuksesan sistem informasi dapat dijelaskan dalam tiga level yang berbeda yaitu tingkat teknikal, semantik, dan keefektifan sistem. Tingkat teknikal dari komunikasi sebagai keakuratan dan keefisienan sistem komunikasi yang menghasilkan suatu informasi. Tingkat semantik merupakan kesuksesan informasi dalam menyampaikan maksud atau arti yang diharapkan. Tingkat keefektivan merupakan efek informasi pada penerima.
Dalam model kesuksesan DeLone dan McLean, kualitas sistem mengukur kesuksesan teknikal, kualitas informasi mengukur kesuksesan semantik, dan pengunaan sistem, kepuasan pengguna, individual impact dan organizational impact mengukur kesuksesan keefektifan.
menjadi timbal balik saling terkait, dan dianggap langsung memiliki dampak individu, yang kemudian dampak individu ini mempengaruhi organisasi. Dengan kata lain, sistem informasi yang berkualitas yang memenuhi keandalan akan dapat memuaskan pengguna sistem informasi dan mengoptimalkan kinerja pengguna dan organisasinya sehingga perilaku pengguna akan mendukung teknologi tersebut. Kualitas sistem memerlukan indikator untuk mengukur seberapa besar kualitas dari sistem informasi. Indikator kualitas sistem diwujudkan dalam seperangkat pertanyaan kualitas sistem yang dapat diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut.
a. Ease of use (Kemudahan Penggunaan)
secara manual. Pengguna sistem informasi mempercayai bahwa sistem informasi yang lebih fleksibel, mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya sebagai karakteristik kemudahan penggunaan.
b. Response Time (Kecepatan Akses)
Kecepatan akses merupakan salah satu indikator kualitas sistem informasi. Jika akses sistem informasi memiliki kecepatan yang optimal maka layak dikatakan bahwa sistem informasi yang diterapkan memiliki kualitas yang baik. Kecepatan akses akan meningkatkan kepuasan pengguna dalam menggunakan sistem informasi.
c. Reliability (Keandalan Sistem)
Sistem informasi yang berkualitas adalah sistem informasi yang dapat diandalkan. Jika sistem tersebut dapat diandalkan maka sistem informasi tersebut layak digunakan. Keandalan sistem informasi dalam konteks ini adalah ketahanan sistem informasi dari kerusakan dan kesalahan. Keandalan sistem informasi ini juga dapat dilihat dari sistem informasi yang melayani kebutuhan pengguna tanpa adanya masalah yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna dalam menggunakan sistem informasi.
d. Flexibility (Fleksibilitas)
merasa lebih puas menggunakan suatu sistem informasi jika sistem tersebut fleksibel dalam memenuhi kebutuhan pengguna.
e. Security (Keamanan)
Suatu sistem informasi dapat dikatakan baik jika keamanan sistem tersebut dapat diandalkan. Keamanan sistem ini dapat dilihat melalui data pengguna yang aman disimpan oleh suatu sistem informasi. Data pengguna ini harus terjaga kerahasiaannya dengan cara data disimpan oleh sistem informasi sehingga pihak lain tidak dapat mengakses data pengguna secara bebas. Jika data pengguna dapat disimpan secara aman maka akan memperkecil kesempatan pihak lain untuk menyalahgunakan data pengguna sistem informasi.
2.1.5 Perceived Usefulness
Davis et al. (1989) mendefinisikan perceived usefulness sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan sistem tertentu mampu meningkatkan kinerja dan output dari sistem informasi yang digunakan semakin akurat, tepat waktu, dan memiliki reliabilitas yang baik, maka akan semakin meningkatkan kepercayaan pengguna sistem informasi tersebut. Perceived usefulness adalah melihat pandangan pengguna sistem terhadap dampak yang ditimbulkan dari penggunaan aplikasi dalam meningkatkan kinerja mereka. Indikator-indikator yang digunakan dalam pengukuran perceived usefullness yaitu sebagai berikut.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dengan menggunakan aplikasi SIMDA dilihat kecepatan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan tugas
b. Peningkatan kinerja
Peningkatan kinerja dengan menggunakan aplikasi SIMDA dilihat dari jumlah tugas yang mampu diselesaikan secara keseluruhan.
c. Produktivitas pemakai
Produktivitas pemakai dalam menggunakan aplikasi SIMDA dilihat dari tugas yang mampu diselesaikan dalam sehari.
d. Efektivitas pemakai
Efektivitas pemakai dalam menggunakan aplikasi SIMDA dilihat dari jumlah waktu yang digunakan dalam menyelesaikan tugas.
e. Keyakinan di kinerja.
Keyakinan di kinerja dalam menggunakan aplikasi dilihat dari kemudahan dalam penggunaannya.
f. Kemanfaatan
Kemanfaatan dalam menggunakan aplikasi SIMDA dilihat dari manfaat yang diperoleh dalam pekerjaan.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu NAMA
PENELITI JUDUL PENELITIAN VARIABEL HASIL PENELITIAN
Istianingsih dan Kualitas Informasi terhadap Kepuasan
Pengguna Akhir Software Akuntansi.
Kualitas Sistem Informasi, Perceived Usefulness, dan kepuasan pengguna, dan Perceived Usefulnes Daerah Kota Jogjakarta.
Kualitas produk kepuasan kerja, peran
kedwiartian mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja pengguna 32ystem informasi, dan kualitas produk informasi mempunyai pengaruh
Interaksi antara Kualitas
(2010) Moderator Terhadap positif, ambiguitas peran berpengaruh terhadap interaksi antara kualitas sistem informasi dengan kepuasan pengguna.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka pemikiran menjelaskan tentang alur berfikir dan hubungan yang menunjukkan kaitan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya yang ada dalam penelitian ini. Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan sebelumnya, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kualitas Sistem Informasi (X1)
Kualitas informasi (X2) Kepuasan Pengguna
Sistem Informasi (Y)
Perceived Usefulness (X3)
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian
a. Kualitas Sistem Informasi dan Kepuasan Pengguna
Kualitas sistem informasi merupakan karakteristik dari informasi yang melekat mengenai sistem itu sendiri. Kualitas sistem informasi merupakan tingkat seberapa besar teknologi komputer dirasakan relatif mudah untuk dipahami dan digunakan. Hal ini memperlihatkan bahwa jika pemakai sistem informasi merasa bahwa menggunakan sistem tersebut mudah, mereka tidak memerlukan effort banyak untuk menggunakannya, sehingga mereka akan lebih banyak waktu untuk mengerjakan hal lain yang kemungkinan akan meningkatkan kinerja mereka secara keseluruhan Dalam pengujiannya terdahulu menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara sistem Quality dan User Satisfaction. Pengujian empiris lain mengenai hubungan antara kualitas sistem
informasi dan kepuasan pengguna dilakukan pada lingkungan dimana user adalah juga merupakan developer suatu sistem. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, mereka menyimpulkan bahwa ternyata terdapat hubungan positif antara sistem quality dengan user satisfaction apabila user tersebut tidak merangkap
sebagai developer sistem. Kesimpulan berikutnya dari pengujian mereka adalah bahwa ternyata tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sistem quality dengan user satisfaction apabila user merangkap sebagai developer sistem.
pengguna akhir sistem informasi tersebut. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini menghipotesakan dalam, hipotesa dua bahwa semakin tinggi kuoalitas paket program aplikasi (software) akuntansi yang digunakan, akan meningkatkan kepuasan pemakai menurut mereka.
H1 = Kualitas sistem informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi.
b. Kualitas Informasi dan Kepuasan Pengguna
Kualitas informasi merupakan kualitas output yang berupa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan. Beberapa dimensi untuk menilai mengenai kualitas informasi ini adalah: authenticity, accuracy, completeness, uniqueness (nonredudancy), timeliness, relevance, comprehensibility, precision,
conciceness, dan informativeness. Semakin baik kualitas informasi, akan semakin
tepat pula keputusan yang diambil. Apabila informasi yang dihasilkan tidak berkualitas, maka akan berpengaruh negatif pada kepuasan pemakai. Pengujian lain yang telah dilakukan yakni pengujian mengenai pengaruh dari kualitas informasi ini terhadap kepuasan pengguna sistem informasi. Hasil pengujian mereka menunjukkan bahwa kualitas informasi berhubungan positif dengan kepuasan pengguna akhir sistem informasi.
mampu menghasilkan informasi yang tepat waktu, akurat, sesuai kebutuhan, dan relevan serta memenuhi kreiteria dan ukuran lain tentang kualitas informasi, akan berpengaruh terhadap kepuasan pemakainya. Semakin tinggi kualitas informasi yang dihasilkan statu sistem informasi, diprediksi akan berpengaruh terhadap semakin tingginya kepuasan pengguna akhir statu sistem informasi.
H2 = Kualitas informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi.
c. Perceived Usefulness dan Kepuasan Pengguna
Livari (2005), melakukan penelitian mengenai keberhasilan sistem informasi yang baru diterapkan terhadap pengguna sistem informasi di satu organisasi yang bersifat mandatory. Hasil penelitiannya untuk hubungan variable perceived usefulness dengan user satisfaction menunjukkan adanya pengaruh dari kedua
variabel tersebut. Jika pengguna sistem informasi merasakan manfaat atas sistem yang digunakan, maka mereka akan merasa puas menggunakan sistem tersebut. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini menghipotesakan bahwa semakin tinggi perceived usefulness, akan semakin meningkatkan kepuasan pengguna software
akuntansi, menurut persepsi mereka.
H3 = Perceived Usefulness berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi.
Dari ketiga variabel independen sementara yang telah disebutkan sebelumnya, maka peneliti mengasumsi bahwa secara simultan kualitas sistem informasi, kualitas informasi dan perceived usefulness berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi
H4 = Kualitas Sistem Informasi, Kualitas Informasi dan Perceived Usefulness berpengaruh secara simultan terhadap Kepuasan Pengguna Sistem