• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Ganda Perempuan Pada Keluarga Masyarakat Petani Di Desa Tampeng, Kecamatan Kutapanjang, Kabupaten Gayo Lues

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Ganda Perempuan Pada Keluarga Masyarakat Petani Di Desa Tampeng, Kecamatan Kutapanjang, Kabupaten Gayo Lues"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan kesatuan masyarakat yang terkecil, yang terdiri dari

ayah, ibu dan anak-anaknya (keluarga inti/batih). Pada umumnya sebuah keluarga

tersusun dari orang-orang yang saling berhubungan darah dan atau perkawinan

meskipun tidak selalu. Saling berbagi atap (rumah), meja makan, makanan, uang,

bahkan emosi, dapat menjadi faktor untuk mendefinisikan sekelompok orang

sebagai suatu keluarga (Abdullah, 1997:140).

Dalam setiap masyarakat pasti akan dijumpai keluarga batih (nuclear

family). Keluarga batih tersebut merupakan kelompok sosial kecil yang terdiri dari suami, istri beserta anak-anaknya yang belum menikah. Keluarga batih tersebut

lazimnya juga disebut rumah tangga, yang merupakan unit terkecil dalam

masyarakat sebagai wadah dalam proses pergaulan hidup (Soekanto, 1990:1).

Berdasarkan definisi di atas suatu keluarga terbentuk melalui perkawinan,

yaitu ikatan lahir batin seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri

dengan tujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia, kekal dan sejahtera.

Perilaku yang dilakukan oleh suami istri dengan tujuan untuk membentuk

keluarga yang bahagia, kekal dan sejahtera dipandang sebagai perilaku

kekeluargaan, ini juga dapat diartikan sebagai perilaku dalam kehidupan bersama

yang didasari semangat saling pengertian, kebersamaan rela berkorban, saling

asah, asih, dan asuh serta tidak ada maksud untuk menguntungkan diri pribadi dan

(2)

maupun perempuan sebagai ibu di dalam suatu keluarga memiliki kewajiban

bersama untuk berkorban guna kepentingan bersama pula. Kedudukan ayah

ataupun ibu di dalam keluarga memiliki hak yang sama untuk ikut melakukan

kekuasaan demi keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan seluruh anggota.

Status suami istri dalam keluarga adalah sama nilainya, maksudnya

masing-masing dianggap baik dalam bertindak. Suatu keluarga akan kokoh dan

berwibawa apabila dari masing-masing anggota keluarga yang ada di dalamnya

selaras, serasi dan seimbang. Perbedaan posisi antara ayah dan ibu dalam keluarga

pada dasarnya disebabkan oleh faktor biologis. Secara badaniah, wanita berbeda

dengan laki-laki. Alat kelamin wanita berbeda dengan alat kelamin laki-laki,

wanita memiliki sepasang buah dada yang lebih besar, suara wanita lebih halus,

wanita melahirkan anak dan sebagainya. Selain itu secara psikologis, laki-laki

akan lebih rasional, lebih aktif, lebih agresif. Sedangkan secara psikologis wanita

lebih emosional, lebih pasif (Budiman dalam Sudarwati, 2011).

Keberhasilan suatu keluarga dalam membentuk sebuah rumah tangga dan

sejahtera tidak lepas dari peran seorang ibu yang begitu besar. Baik dalam

membimbing dan mendidik anak mendampingi suami, membantu pekerjaan

suami bahkan sebagai tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah. Namun

demikian kebanyakan dari masyarakat masih menempatkan seorang ayah sebagai

subyek, sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah. Sedangkan ibu lebih

ditempatkan sebagai objek yang dinomor duakan dengan kewajiban mengurus

anak di rumah.

Oleh karenanya terdapat pembagian kerja antara ayah dan ibu, ayah

(3)

di dalam keluarga, sedangkan ibu memiliki areal pekerja domestik yang dapat

diartikan oleh sebagian masyarakat yang menyatakan secara sinis bahwa seorang

ibu hanya sekedar wanita yang memiliki tiga fungsi yaitu memasak, melahirkan

anak, berhias, atau hanya memiliki tugas dapur, sumur, dan kasur (Notopuro,

1984 : 51).

Faktor sosial budaya yang dikemukakan di atas kadangkala menjadi

penghalang ruang gerak bagi istri, akibatnya kesempatan bagi kaum ibu di dalam

dunia bisnis tidak mendapat kepercayaan dari masyarakat terhadap kesempatan

bagi kaum ibu di dalam dunia bisnis, pada akhirnya membuat kaum ibu sulit

untuk mengaktualisasikan dirinya di dalam masyarakat terutama dalam area

pekerja publik.

Berdasarkan struktur sosok wanita yang dikonsepkan oleh faktor sosial di

atas maka kita akan mempertanyakan mengapa wanita mendapatkan peran dalam

rumah tangga saja atau pekerja domestik? Pemberian fungsi rumah tangga bagi

para perempuan lebih disebabkan karena kaum perempuan harus melahirkan. Ini

adalah peran yang diberikan alam kepada mereka dan fungsi ini tidak dapat

diubah. Sesuai dengan anggapan umum masyarakat, seorang wanita atau seorang

ibu dianggap tabuh atau menyalahi kodratnya sebagai seoarang wanita apabila

terlalu sering di luar rumah. Terlebih lagi apabila keluar rumah tanpa

memperhatikan alasan mengapa dan untuk apa perbuatan itu di lakukan. Namun

jika kita mau melihat dari fakta yang ada dilapangan sering kali kaum ibu menjadi

penyelamat perekonomian keluarga. Fakta ini terutama dapat terlihat pada

keluarga-keluarga yang perekonomiannya tergolong rendah, banyak dari kaum

(4)

tingkat perekonomiannya kurang atau pra-sejahtera peran ibu tidak hanya dalam

areal pekerja domestik tetapi juga areal publik. Ini dimungkinkan terjadi karena

penghasilan sang ayah sebagai pencari nafkah utama tidak dapat mencukupi

kebutuhan keluarga.

Rumah tangga petani tradisonal adalah salah satu contoh nyata dari

keluarga pra-sejahtera yang ada di masyarakat. Rumah tangga petani sudah lama

diketahui tergolong miskin, selain rumah tangga petani tradional, buruh tani, dan

pengrajin (Sayogya, 1978: 1991). Istri petani ternyata memiliki peranan yang

penting dalam menyiasati serta mengatasi kemiskinan yang dialaminya sebagai

upaya meningkatkan kesejahteraan rumah tangganya.

Masyarakat petani Desa Tampeng, Kecamatan Kutapanjang Kabupaten

Gayo Lues Aceh adalah salah satu bukti nyata yang ada di dalam masyarakat

mengenai peran ganda kaum perempuan pada masyarakat petani sebagai salah

satu desa yang di kelilingi oleh pegunungan dan perbukitan. Pada keluarga

masyarakat Desa Tampeng justru membawa dampak terhadap peranan wanita

dalam kehidupan keluarga. Di satu pihak, wanita bekerja dapat berperan

membantu ekonomi keluarga dan sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga,

disisi lain peranannya dalam urusan rumah tangga (domestik) menjadi berkurang

karena lamanya waktu yang digunakan untuk aktivitas di luar rumah tangga

(publik).

Desa Tampeng, Kecamatan Kuta Panjang, Kabupaten Gayo Lues yang

mempunyai 2 mukim, sebanyak 12 desa diantaranya berkatagori 5 desa swadaya,

3 swakarsa, dan 3 berkatagori swasembada. Desa Tampeng yang mempunyai

(5)

untuk mencapai pembangunan. Potensi yang dikembangkan adala

seperti

Dengan rancangan pembangunan Jalur Ladia Galaska

Gay

Melaka, meski mendapat tentangan dari kalangan pelestari lingkungan hidup,

diharapkan ekonomi masyarakat Gayo Lues secara umum dan khususnya

masyarakat desa yang sebelumnya tertinggal akan meningkat. Kabupaten ini

berada di gugusan pegunungan Bukit Barisan, sebagian besar wilayahnya

merupakan area Taman Nasional Gunung Leuser yang telah dicanangkan sebagai

warisan dunia. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang paling terisolasi di

NAD.

Sebagai salah satu dari anggota keluarga, seorang ibu dituntut untuk ikut

berperan aktif dalam mencapai tujuan tersebut, sehingga tidak hanya tergantung

dari apa yang dilakukan dan diperoleh suami. Hal inipun berlaku juga pada

keluarga petani yang berada di Desa Tampeng. Di kehidupan keseharian,

perempuan memiliki peran yang lebih besar ketimbang kaum laki-laki, dimana di

satu sisi mereka ditempatkan pada posisi domestik, pada sisi yang lain mereka

memegang peranan sosial-ekonomi juga.

Keterlibatan istri petani pada kegiatan ekonomi keluarga di Desa

Tampeng memberikan pandangan tersendiri bahwa antara suami maupun istri

tidak ada pemabakuan peran bahwa istri hanya mampu berperan di dalam rumah

tangga saja (domestik) sedangkan suami bertugas di luar rumah tangga (publik),

(6)

semangat kerjasama yang baik dimana antara suami maupun istri turut serta atau

ikut berpartisipasi langsung dalam hal mencari nafkah. Walaupun terkadang istri

petani juga merasakan bahwa bekerja mencukupi kebutuhan rumah tangga adalah

kewajiban, meskipun mereka kadang merasakan ada yang tidak adil dalam hidup

ini. Namun mereka juga tidak mampu berbuat apa-apa untuk melawan. Sebab

mereka telah terbiasa disosialisasi bagaimana menjadi istri petani yang baik, jika

mujur, mereka menikah, mempunyai anak dan kaya. Sebaliknya jika mereka tidak

mujur, maka hal itu merupakan nasib mereka. Proses konstruksi sosial dari

lingkungan masyarakat petani berdasar dari status orang tua mereka sebagai

petani juragan atau buruh tani diterima sebagai suatu kewajaran.

2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya,maka

masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian

sebagai berikut :

1.

2.

Bagaimana peran istri petani dalam meningkatkan ekonomi

keluarganya di Desa Tampeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten

Gayo Lues?

3.

Bagaimana bentuk partisipasi seorang istri petani dalam meningkatkan

ekonomi keluarganya di Desa Tampeng Kecamatan Kutapanjang

Kabupaten Gayo Lues?

Bagaimana respon masyarakat Gayo Lues terhadap istri yang bekerja

(7)

1.3. Tujuan Penelitian

1.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

secara umum penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai

Peran Ganda Perempuan pada Keluarga Masyarakat Petani di Desa Tampeng

Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues. Secara spesifik tujuan yang

ingin dicapai adalah :

2.

Untuk mengetahui dan menganalisis peran istri petani dalam

meningkatkan ekonomi keluarganya.

3.

Untuk mengetahui dan menganalisis bentuk partispasi yang dilakukan

istri petani dalam meningkatkan ekonomi keluarganya.

Untuk mengetahui dan menganalisis respon masyarakat Gayo Lues

terhadap istri yang bekerja untuk meningkatkan ekonomi keluarga

1.4. Manfaat Penelitian

1.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan fikiran dan

manfaat, di antaranya :

2.

Untuk pengembangan akademik, diharapkan dapat dijadikan bahan

pemikiran untuk penelitian selanjutnya.

Sebagai bahan masukan, bagi pemerhati gender mengenai pemahaman

bagi masyarakat tentang peranan istri dalam keluarga yang umumnya

hanya dipandang sebagai teman hidup bagi seorang pria yang hanya

bertugas untuk mengurus anak dan rumah dapat dirubah bahwa

seorang istri juga memiliki potensi atau kemampuan yang dapat

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,

[r]

[r]

Dalam screen saver ini penulis menggunakan beberapa obyek yang terdapat pada bahasa pemograman Visual Basic 6.0 seperti Form, Label, Timer, dan Image screen saver yang terdiri

[r]

Berdasarkan hal – hal tersebut di atas, maka pelaksanaan pembukaan file dokumen penawaran ini dapat di deskripsi dengan baik serta dinyatakan memenuhi syarat dan sah, dan

Langkah terakhir dalam melakukan analisis adalah dengan mengambil suatu kesimpulan mengenai Studi Perbandingan Kompetensi Praktik Kelistrikan Otomotif Mahasiswa

sebagai kehamilan yang terjadi pada saat tidak menginginkan anak sama sekali. atau kehamilan yang diinginkan tetapi tidak pada saat itu (mistimed