• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dan Dampak Konversi Mangrove Terhadap Perubahan Kualitas Perairan di Muara Desa Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dan Dampak Konversi Mangrove Terhadap Perubahan Kualitas Perairan di Muara Desa Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu bentuk ekosistem yang memegang peranan penting di kawasan pesisir Indonesia adalah ekosistem mangrove. Menurut Nur (2006) Perkiraan luas kawasan mangrove di Indonesia mencapai 3,5 juta Ha dan menjadi negara yang mempunyai kawasan mangrove terluas di dunia (18-23% dari luas kawasan mangrove dunia), kemudian Brazil (1,3 juta Ha), Nigeria (1,1 juta Ha) dan Australia (0,97 juta Ha). Mangrove terluas di Indonesia terdapat di Papua sekitar 1.350.600 Ha (38% dari luas kawasan mangrove di Indonesia), kemudian diikuti Kalimantan 978.200 Ha (28 %) dan Sumatera 673.300 Ha (19%).

Banyaknya masyarakat yang bermigrasi ke desa Bagan Deli disamping karena lahannya murah, proses perijinan pembukaan lahan sebagai tempat tinggal hanya melalui kepala desa saja tanpa adanya koordinasi dengan pemerintahan kota/daerah sehingga terjadi penebangan mangrove secara liar dan pembangunan rumah warga yang tidak terkontrol dan juga pembuatan tambak untuk kegiatan budidaya yang mungkin tidak sesuai dengan perencanaan tata ruang.

Konversi lahan mangrove menjadi pemukiman kerap dilakukan karena berbagai alasan berkaitan dengan peningkatan jumlah penduduk akibat dari pertambahan penduduk alami maupun migrasi. Desa Bagan Deli kecamatan Medan Belawan kota Medan merupakan salah satu desa yang pemanfaatan ruang pesisirnya tidak terkontrol akibat adanya migrasi penduduk. Menurut penduduk setempat, awalnya penduduk desa Bagan Deli hanya terdiri dari masyarakat yang bersuku melayu, namun seiring berjalannya waktu terjadi migrasi penduduk dari suku Mandailing dan suku Jawa yang mengakibatkan pertambahan jumlah

(2)

2

penduduk hingga mengakibatkan terjadinya konversi lahan mangrove menjadi tempat tinggal.

Dengan adanya konversi lahan mangrove di desa Bagan Deli kecamatan Medan Belawan akan mempengaruhi kualitas perairan pesisir, degradasi habitat ikan dan biota akuatik lainnya sehingga nanti akan berakibat pada menurunnya pendapatan masyarakat menggantungkan hidup kepada laut. Ketidakseimbangan ekosistem perairan pantai dalam waktu yang relatif lama ini akan berakibat pada kerusakan ekosistem wilayah pantai, kondisi ini menyebabkan kerusakan pantai.

Penelitian ini hanya difokuskan untuk menganalisa perubahan kualitas perairan muara desa Bagan Deli kecamatan Medan Belawan akibat terjadinya konversi lahan mangrove menjadi pemukiman, disamping itu kegiatan pemukiman dan pembuangan limbah rumah tangga juga memberikan kontribusi yang besar bagi pencemaran perairan muara desa bagan deli oleh karena itu perlu adanya kajian terhadap kualitas air yang yang terjadi sehingga kedepannya dapat dilakukan pengelolaan yang berwawasan lingkungan untuk meminimalkan dan mengontrol terjadinya penurunan kualitas perairan.

Perumusan Masalah

Perpindahan penduduk ke desa Bagan Deli kecamatan Medan Belawan menyebabkan berkurangnya lahan untuk dijadikan tempat tinggal dan hal itu mengakibatkan terjadinya konversi hutan mangrove untuk menjadi tempat tinggal dan juga untuk kegiatan budidaya tambak, sehingga diduga telah terjadi penurunan kualitas air dan degradasi lingkungan. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

(3)

3

1. Bagaimana bentuk penyimpangan pemanfaatan ruang yang terjadi di wilayah konversi lahan mangrove di muara desa Bagan Deli kecamatan Medan Belawan ditinjau dari UU No. 26 tahun 2007, UU No. 1 tahun 2014, dan Perda No. 13 tahun 2011 tentang penataan ruang Kota Medan?

2. Apakah status mutu air di muara desa Bagan Deli kecamatan Medan Belawan masih memenuhi baku mutu air kelas III sesuai dengan KepMen LH No. 115 tahun 2003?

Kerangka Pemikiran

Ekosistem manggrove di muara desa Bagan Deli kecamatan Medan belawan telah mengalami konversi menjadi pemukiman dan tambak, diduga telah terjadi penyimpangan dalam pemanfaatan ruang wilayah pesisir sehingga perlu dilakukan kajian terhadap penyimpangan dan perubahan yang terjadi agar kondisi perairan wilayah pesisir dapat dikontrol serta dapat direkomendasikan pengelolaan wilayah pesisir yang lebih berwawasan lingkungan.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Ekosistem Mangrove Muara Desa Bagan Deli

(4)

4

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengkaji bentuk penyimpangan pemanfaatan ruang yang terjadi di wilayah konversi lahan mangrove di muara desa Bagan Deli kecamatan Medan Belawan ditinjau dari UU No. 26 tahun 2007, UU No. 1 tahun 2014, dan Perda No. 13 tahun 2011 tentang penataan ruang Kota Medan?

2. Untuk mengkaji status mutu air di muara desa Bagan Deli kecamatan Medan Belawan masih memenuhi baku mutu air kelas III sesuai dengan KepMen LH No. 115 tahun 2003?

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak konversi lahan mangrove terhadap penurunan kualitas lingkungan dan diharapkan dapat berguna dalam perencanaan penataan kembali wilayah pemukiman desa Bagan Deli yang berwawasan lingkungan dan menjadi sumber informasi bagi kalangan yang membutuhkan.

Referensi

Dokumen terkait

Namun kelemahan yang didapati dari hanya membaca buku yaitu penderita mungkin tidak mengerti kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bahasa kedokteran, sehingga disarankan untuk

Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Bappeda Provinsi Jawa Timur akan melaksanakan Pelelangan Sederhana untuk paket pekerjaan sebagai berikut:..

Pada penulisan ilmiah ini penulis memcoba untuk membuat suatu aplikasi untuk mengukur kecepatan mengetik dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0, yang mana diharapkan

Kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh. dalam Jabatan Fungsional Pengendali Dampak

[r]

[r]

Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan Tunjangan Jabatan. Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat, yang

Berkaitan dengan pemberian kewenangan tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004