• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Mencermati perkembangan majalah perempuan, tersirat idealisme perempuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Mencermati perkembangan majalah perempuan, tersirat idealisme perempuan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mencermati perkembangan majalah perempuan, tersirat idealisme perempuan untuk mengembangkan diri sebagai individu yang mandiri, berwawasan luas, dan tidak didominasi kekuasaan laki-laki. Majalah-majalah ini juga mengkonsepsikan citra perempuan ideal. Tak terbelenggu rutinitas rumah tangga, tetapi juga responsif atas perkembangan masyarakat.

Namun disayangkan, tuntutan pembebasan perempuan ini bersimpang jalan dengan apa yang disebut "tuntutan pasar". Mereka mencetak perempuan bebas dan mandiri, tetapi sekaligus menjadikannya sebagai makhluk yang lemah. Alih-alih makhluk berakal, berprestasi, perempuan lebih banyak ditampilkan sex appeal-nya. Berbeda dengan majalah-majalah di awal zaman pergerakan perempuan, yang melulu berjuang bagi kesetaraan hak-hak perempuan dan laki-laki. Mereka ingin menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri, tidak mau tergantung dan diperintah laki-laki.

Terbitnya majalah perempuan menyimpan kegamangan. Mereka sibuk merumuskan citra perempuan ideal, yang sesuai kriteria perempuan kelas menengah. Femina, misalnya semula ingin tampil bersahabat dan mampu menangkap aspirasi kaum perempuan. Mereka juga menawarkan sajian yang praktis, bersih, dan tidak rumit.

Munculnya majalah-majalah perempuan sebagai "agen gaya hidup". Mereka terus mencetak tren-tren baru, sesuai mobilitas dan gaya hidup perempuan kota. Para pelaku media ini terus mereka-reka, apa yang dipikir orang mengenai gaya hidup

(2)

"kelas menengah". Sebut saja Swara Kartini Indonesia, Dewi, Mode, Mahkota, Rias, Nova, Wanita Indonesia dan Aura.

Media yang digunakan untuk mengkomunikasikan suatu ide dapat berupa apa saja. Mulai dari radio, televisi, spanduk, pameran, surat kabar, dan majalah. Saat ini saya akan lebih memfokuskan pada majalah, karena sangat relevan dengan isi film ini. Terlebih, majalah fashion memiliki kemampuan untuk membentuk opini publik. Hal ini mendukung penentuan tren yang berlaku untuk saat ini.

Saat ini majalah fashion yang secara dominan berisikan iklan-iklan. Mulai dari iklan parfum, pakaian dalam, kacamata, busana, pelumas mesin hingga rokok, menampilkan model perempuan sebagai ikon produknya. Hal ini mempromosikan standar bentuk tubuh yang diterima atau sesuai dengan konstruksi pemikiran ketika itu. Tubuh kurus atau bahkan sangat kurus seakan dijadikan simbol kehebatan sekaligus kecantikan seseorang. Menjadikan seseorang mengejar sesuatu yang semu atas nama kebahagiaan, kebanggaan, dan keberhasilan. Terutama bagi perempuan. Pencitraan seperti inilah yang menjadikan perempuan atau siapapun juga dapat kehilangan kesadaran dan merasa terbatas dalam memilih. Terlebih mereka yang tidak mengikuti arus sulit untuk masuk ke dalam komunitas mainstream yang saat ini sangat dominan dalam masyarakat. Sehingga, mau tidak mau mereka akan mencoba berkompromi untuk dapat diterima dalam komunitas tersebut.

Lebih lanjut, majalah fashion memiliki segmen bagi kalangan perempuan yang digolongkan mapan dan mandiri. Majalah fashion menjadi faktor terbesar dalam proses menentukan pembelian suatu pakaiaan. Hal inilah yang mendukung feminism, terutama ketika seseorang terjebak pada arus yang diciptakan kapitalis untuk menambah keuntungan bagi mereka. Serta memunculkan konsumerisme akut yang

(3)

secara tidak sadar semakin memperkuat konstruksi sosial mengenai sex roles dalam masyarakat.

Selain itu majalah fashion juga semakin mendukung eksplotasi bagi perempuan. Terlihat, saat ini majalah perempuan dan remaja juga semakin ketularan perilaku majalah fashion yang sangat mengumbar adegan perempuan yang menantang pria untuk berlaku agresif. Setelah diekspos secara ekplisit seksual dalam suatu iklan mengindikasikan stereotipe peran berdasarkan gender yang menerima, pemerkosaan dan perilaku agresif terhadap perempuan. Hal ini semakin menjadikan perempuan hanya sebagai objek untuk dinikmati sebagaimana sex roles-nya. Serta untuk mendukung keberlanjutan industri yang saling diuntungkan.

Sesungguhnya busana merupakan suatu seni yang menunjukan perjalanan sejarah peradaban manusia. Manusia perlahan membutuhkan pakaiaan untuk melindungi dirinya dari kebuasan alam. Sehingga secara perlahan manusia mulai memikirkan untuk menyediakannya bagi seluruh komunitas. Demi kelanjutan hidup sukunya. Dimana setiap daerah memiliki bentuk pakaian yang berbeda, disesuaikan dengan keadaan alamnya masing-masing.

Seiring dengan perubahan zaman, busana tidak hanya diperuntukan demi kebutuhan hidup semata. Manusia mulai memberi detail dalam pembuatan pakaian demi kepuasan dalam hal estetika. Keinginan ini hadir tepat ketika konstruksi sosial mengenai sex roles mulai dipraktekan. Menjadikan perempuan lebih mendominasi hal-hal seperti ini, terutama untuk masuk pada ranah publik yang sangat didominasi oleh ketentuan yang sifatnya tetap.

Bahkan perempuan seakan dipaksa untuk menjadi cantik sesuai dengan keinginan pria. Serta digunakan sebagai media pemasaran oleh kapitalis. Semisal di Cina yang selama ratusan tahun beranggapan, perempuan dengan kaki yang kecil

(4)

adalah cantik. Namun, hal itu sesungguhnya hanya menguntungkan produsen pembuat sepatu. Serta di Jepang cantik identik dengan perempuan yang berwajah putih (penuh bedak) dengan bibir mungil merah terang. Yang menguntungkan pembuat gincu dan bedak. Terlebih untuk mendukung berlangsungnya pelayanan para gadis bagi penguasa.

Majalah merupakan surat kabar yang terbit secara periodik, mingguan, bulanan, bahkan tahunan dan beredar keseluruh masyarakat. Isi dari majalah ini beraneka ragam ada berupa macam – macam artikel tentang masalah – masalah yang aktual, puisi, biografi, feature, esai, dan ilustrasi. Dibandingkan surat kabar, majalah mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk menjelaskan dan menganalisa suatu kejadian atau kemajuan pada masa kini. Hal ini disebabkan karena pada halaman surat kabar dan sifat penerbitannya secara berkala, baik bulanan, dwi mingguan, atau mingguan membuat pengelola majalah lebih leluasa karena memiliki waktu yang cukup dan dengan hal tersebut membuat majalah lebih menarik dan lengkap.

Media yang sering digunakan oleh mahasiswi adalah media massa yaitu berupa media cetak. Melalui media cetak mahasiswi banyak memperoleh informasi yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan berpikir. Dari sekian banyak media cetak, majalah wanita adalah salah satu sumber informasi yang banyak mengulas tentang kehidupan wanita, sehingga menjadi sangat dekat dengan kehidupan mereka.

Majalah wanita merupakan majalah yang memuat tentang tips, trik atau paduan berfashion, kecantikan, konflik – konflik rumah tangga, pekerjaan, kesehatan, selebriti, resep makanan, pendidikan, cerita pendek dan cinta. Isinya tentang gaya hidup wanita yang berfikiran maju yang bisa menerima kemajuan dalam beberapa hal diatas. Gaya hidup yang dimaksud adalah tingkah laku dan kebiasaan sehari – hari seorang wanita aktif yang timbul karena membaca beritanya. Dalam majalah wanita

(5)

tema yang disampaikan mengikuti masa yang lagi hangat diperbincangkan atau ditiru oleh masyarakat. Dalam hal ini, dapat kita lihat dengan munculnya majalah – majalah khusus wanita seperti Cosmogirl.

Majalah wanita cenderung menyajikan berita tentang fashion. Fashion merupakan mode atau cara berpakaian seseorang yang selalu mengikuti trend dan perkembangan zaman. Fashion adalah suatu gambaran seseorang dari luar. Jika seseorang menggunakan fashion dengan gayanya dan terlihat bagus maka orang itu sudah memahami gaya fashion yang ada. Fashion yang ada dalam majalah wanita dipakai para model – model cantik ataupun artis – artis terkenal. Fashion yang digunakan oleh model ataupun artis nantinya akan menjadi trendsetter (orang yang menciptakan mode yang kemudian dicontoh oleh orang lain). Mode – mode terbaru lengkap disajikan dengan keterangan merk, harga, dan tempat penjualan. Ada unsur kebudayaan asing dan modern di dalamnya. Globalisasi kebudayaan terjadi melalui majalah ini. Budaya barat dimasukkan melalui cara penyampaian pesan dan contoh gambar. Sikap para pembaca terhadap kebudayaan ini bervariasi. Hal ini tergantung dari penilaian masing – masing pembacanya.

Dalam hal lokasi penelitian, peneliti mengambil lokasi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di kota medan. Adapun yang menjadi pertimbangan peneliti karena melihat fenomena fashion yang ada di kalangan mahasiswi,khususnya mahasiswi Ekonomi yg masih dianggap kiblat dalam dunia fashion. Para mahasiswi cenderung mengikuti fashion yang ada di majalah wanita. Selain itu, adanya unsur kedekatan antara peneliti dengan responden sehingga dapat memudahkan penelitian dan data yang di dapatkan lebih valid.

(6)

Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti majalah wanita Cosmogirl dan pengetahuan tentang fashion di kalangan Mahasiswi Ekonomi USU di Kota medan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :

“ Bagaimanakah peran majalah wanita Cosmogirl terhadap pengetahuan tentang fashion di kalangan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Kota Medan?”

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian dapat memberikan analisa yang akurat dan objektif, maka perlu diadakan lingkup batasan masalah yang akan teliti. Dalam hal ini penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan fashion yang dimaksud adalah meliputi pengetahuan tentang gaya hidup, cara berbusana, dan mode pakaian.

2. Majalah wanita yang dimaksud adalah majalah Cosmogirl.

3. Penelitian ini dilakukan terhadap Mahasiswi Ekonomi USU Angkatan 2007 – 2009

4. Penelitian akan diadakan pada bulan April – Mei 2010

1.4 Tujuan Penelitian

1. untuk mengetahui materi isi majalah fashion Cosmogirl

(7)

3. Untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara majalah wanita Cosmogirl terhadap pengetahuan di bidang fashion di kalangan mahasiswi fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara Akademis, menambah khasanah penelitian mengenai pola konsumsi

khalayak terhadap media, khususnya yang menggunakan pendekatan SOR 2. Secara Praktis, menambah wawasan penulis dalam penelitian khususnya pada

penelitian komunikasi.

3. Secara Teoritis, membuktikan secara ilmiah korelasi positif antara pengguna media massa dengan pemenuhan kebutuhan informasi fashion.

1.6 Kerangka Teori

Dalam memecahkan suatu masalah penelitian, perlu adanya teori-teori yang akan dijadikan fokus untuk menyoroti permasalahan. Teori-teori yang digunakan menjadi pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti. (Nawawi,1991:41).

Kerangka teori membantu si peneliti dalam penentuan tujuan dan arah penelitiannya dan dalam memilih konsep-konsep yang tepat guna pembentukan hipotesa-hipotesanya. (Koentjaraningrat, 1986:21)

Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah Uses and Gratification dan teori yang dianggap relevan adalah komunikasi dan komunikasi massa, pola konsumsi, majalah dan majalah wanita serta fashion.

(8)

Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model S-O-R (Stimulus, Organism, Respon). Teori SOR sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Objek materialnya adalah manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

Menurut model ini, organism menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Jadi unsur model ini adalah : a. Pesan (Stimulus,S)

b. Komunikan (Organism,O) c. Efek (Response, R)

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa melebihi semula. Prof.Dr.mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahab serta Pengukurannya”, mengutip pendapat hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan.

Respon atau perubahan sikap bergantung pada proses terhadap individu. Stimulus yang merupakan pesan yang disampaikan kepada komunikan dapat diterima atau ditolak komunikasi yang terjadi dapat berjalan apabila komunikan memberikan perhatian terhadap stimulus yang disampaikan kepadanya. Sampai pada proses komunikan tersebut memikirkannya sehingga timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya. Perubahan sikap dapat terjadi berupa perubahan kognitid, afektif atau behavioral. (Effendy, 2003:254-255)

Adapun keterkaitan model S-O-R dalam penelitian ini adalah :

1. Stimulus yang dimaksud adalah pesan yang disampaikan dalam rubrik fashion di majalah Cosmogirl.

2. Organism yang dimaksud adalah mahasiswi Ekonomi USU, Medan.

3. Respon yang dimaksud adalah opini khalayak pembaca di kalangan mahasiswi.

(9)

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human

communiaction) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik,

yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi.

Sebagian atau sejumlah besar alat-alat mekanik itu dikenal sebagai alat-alat komunikasi massa atau lebih populer dengan media massa, yang meliputi semua alat-alat saluran, ketika narasumber (komunikator) mampu mencapai jumlah penerima (komunikan, audience) yang luas serta serentak dengan kecepatan yang relatif tinggi.

Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication (komuniaksi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komuniaksi yang mass mediated. Berlo (1960) mengemukakan bahwa massa diartikan sebagai “meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran” (Wiryanto, 2000:2)

Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film tau televisi (Wiryanto, 2003:3)

Pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah besar (McQuail, 1989:31). Selain itu, komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sebagai pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 1993:189).

(10)

Media massa yang memiliki fungsi sebagai sumber informasi, kontrol sosial, pendidikan, dan hiburan, saat ini denagn mudah dapat dikonsumsi oleh setiap individu.

Pada awal masa penerbitannya, majalah hanyalah berupa ktalog dari buku-buku yang saat itu dijual. Seiring dengan perkembangan zaman, majalah mulai terbit teratur dan tidak hanya sekedar katalog belaka, tetapi sudah dilengkapi dengan esei, artikel dan ulasan yang sifatnya umum serta ditujukan kepada semua golongan.

Adapun yang dimaksud dengan majalah adalah (sebuah) penerbitan berkala bukan harian yang terbit secara teratur dan sifat isinya tak menampilkan pemberitaan atau sari berita, melainkan berupa artikel, atau bersifat pembahasan yang menyeluruh dan mendalam (Junaedhie, 1995:xiii)

Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia Kontemporer, pengertian majalah adalah salah satu media informasi, tulisan yang berbentu buku dan berisi berbagai macam liputan, seperti jurnalistik, artikel, sastra dan sebagainya, terbit secara berkala seperti minggua n, tengah bulanan, bulanan dan sebagainya (Salim, 2002:909).

Dari kedua pengertian tersebut dapt diambil sebuah kesimpulan tentang majalah yaitu majalah dapat dikatakan sebagai perpaduan antara surat kabar dan buku. Seperti buku, majalah juga mempunyai ruang atau halaman yang leluasa untuk menyajikan suatu peristiwa secara lengkap. Seperti surat kabar, majalah diterbitkan secara teratur dengan interval waktu dan dapat memelihara sirkulasinya.

Majalah Wanita

Majalah merupakan refleksi dari masyarakat atau keadaan zamannya, maka dari sana pula, pembaca diharapkan akan mendapat gambaran utuh mengenai segala sesuatu. Maraknya penerbitan majalah wanita, misalnya, memberikan gambaran menyeluruh betapa pesatnya kemajuan yang dicapai kaum wanita saat ini.

(11)

Majalah wanita, majalah yang mempunyai tugas khusus menciptakan dunia yang khas untuk wanita (Ibrahim dan suranto, 1988:117). Selain itu, pengertian lain dari majalah wanita adalah majalah yang khusus menyajikan masalah kewanitaan atau dunia wanita seperti mode, resep makanan, keluarga dan sebagainya dilengkapi dengan foto-foto (Salim, 2002:910).

` Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa majalah wanita adalah majalah yang memang khusus membahas tentang kehidupan dunia wanita.

Tentang profil dan daya tarik majalah-majalah wanita saat ini, Toeti H. Noerhadi, menyebutkan :

1. Halaman muka menampilkan wanita muda, menarik, terawat.

2. Wanita yang ditampilkan ialah wanita yang patuh pada tugas kewanitaan tapi juga terbuka terhadap kehidupan masyarakat luas berpartisipasi, sedikitnya mengikuti perkembangannya.

3. Majalah wanita hadir pada saat yang tepat sewaktu dunia usaha membuka pintu lebar ke luar industri konsumsi.

4. Sasaran yang hendak dicapai majalah wanita adlah masyarakat luas kalangan menengah sambil menawarkan daya dan selera yang tadinya dianggap hanya terbatas menjadi prerogatif kalangan tinggi (Junaedhie, 1995:75).

1.6.4 Pengetahuan Fashion

Fashion merupakan mode atau cara berpakaian seseorang yang selalu mengikuti trend dan perkembangan zaman. Fashion adalah suatu gambaran seseorang dari luar. Jika seseorang menggunakan fashion dengan gayanya dan terlihat bagus maka orang itu sudah memahami gaya fashion yang ada. Fashion yang ada dalam

(12)

majalah wanita dipakai para model – model cantik ataupun artis – artis terkenal. Fashion yang digunakan oleh model ataupun artis nantinya akan menjadi trendsetter (orang yang menciptakan mode yang kemudian dicontoh oleh orang lain). Mode – mode terbaru lengkap disajikan dengan keterangan merk, harga, dan tempat penjualan. Ada unsur kebudayaan asing dan modern di dalamnya. Globalisasi kebudayaan terjadi melalui majalah ini. Budaya barat dimasukkan melalui cara penyampaian pesan dan contoh gambar. Sikap para pembaca terhadap kebudayaan ini bervariasi. Hal ini tergantung dari penilaian masing – masing pembacanya.

Selain itu fashion juga semakin mendukung eksplotasi bagi perempuan. Terlihat, saat ini perempuan dan remaja juga semakin ketularan perilaku majalah fashion yang sangat mengumbar adegan perempuan yang menantang pria untuk berlaku agresif. Setelah diekspos secara ekplisit seksual dalam suatu iklan mengindikasikan stereotipe peran berdasarkan gender yang menerima, pemerkosaan dan perilaku agresif terhadap perempuan. Hal ini semakin menjadikan perempuan hanya sebagai objek untuk dinikmati sebagaimana sex roles-nya. Serta untuk mendukung keberlanjutan industri yang saling diuntungkan.

Sementara itu, pengetahuan fashion yang dimaksud disini meliputi gaya hidup, cara berbusana dan mode pakaian. Sedangkan pengetahuan diartikan sebagai pengenalan akan suatu fakta yang disusun atas dasar-dasar perilaku manusia.

1.7 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil yang akan dicapai serta perumusan kerangka konsep merupakan bahan yang akan menuntun daolam merumuskan hipotesis penelitian (Nawawi, 1995:40)

(13)

17

Sedangkan konsep merupakan sebuah gambaran secara tepat tentang fenomena yang hendak diteliti berupa istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995:33)

Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan diatas, ada beberapa konsep yang harus dioperasionalisasikan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mengandung gejala/ faktor/ unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel yang lain (Nawawi, 2001:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah peran majalah wanita Cosmogirl.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala yang muncul dipengaruhi variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 1997:12).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengetahuan fashion dikalangan mahasiswi Ekonomi USU.

3. Variabel Antara (Z)

Sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variable bebas (Nawawi, 2001:58). Variable antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

1.8 Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:

Variabel Bebas (X) :

(14)

1.9 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk lebih memudahkan penelitian perlu dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian sebagai berikut:

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel Bebas (X) Peran majalah wanita

o Pemberian informasi

o Menarik dan mengarahkan perhatian

o Membujuk pendapat dan anggapan

o Mempengaruhi pilihan sikap Variabel Terikat (Y)

Pengetahuan fashion

o Mode pakaian yang sedang tren o Cara berbusana

o Selera konsumen Variabel Antara (z) o Uang saku

o Status social

o Frekuensi membaca

1.10 Definisi Operasional

Definisi opersional dari penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas yaitu Peran majalah wanita meliputi :

a) Pemberian informasi meliputi pemberian pengetahuan dan pemahaman b) Menarik dan mengarahkan perhatian

c) Membujuk pendapat dan anggapan yaitu mengajak untuk turut serta mengeluarkan pendapat tentang suatu fashion

(15)

2. Variabel terikat yaitu pengetahuan fashion adalah pengetahuan tentang tata fashion yang ada, meliputi :

a) Mode pakaian yang sedang tren, yaitu mode pakaian yang sedang banyak beredar di masyarakat

b) Cara Berbusana, yaitu cara seseorang memakai suatu busana dan mencocokkannya dengan segala kondisi

c) Selera konsumen, yaitu suatu keinginan pembeli untuk dapat memenuhi kebutuhannya atas fashion yang digunakannya.

3. Variabel antara yaitu terdiri dari variabel individual terdiri dari variabel individual dan variabel lingkungan adalah hal-hal yang melatarbelakangi individu untuk menggunakan majalah wanita ditinjau dari individu tersebut serta lingkungannya. Adapun hal-hal yang menjadi latar belakang individu, meliputi :

a) Uang saku

b) Status sosial, yaitu jenjang yang terdapat di dalam lingkungan masyarakat c) Frekuensi membaca

1.11 Hipotesis

Hipotesis adalah pemecahan masalah yang bersifat sementara, mungkin benar dan mungkin salah. Untuk menguji hipotesis diperlukan data/fakta diperoleh dari hasil pengumpulan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebuah hipotesis harus diuji kebenaran atau ketidakbenarannya.

Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diuji benar atau tidaknya adalah sebagai berikut :

(16)

Ha : Terdapat hubungan antara peran majalah wanita terhadap pengetahuan fashion mahasiswi ekonomi USU.

Ho : Tidak terdapat hubungan antara peran majalah wanita terhadap pengetahuan fashion mahasiswi ekonomi USU.

Referensi

Dokumen terkait

IPM merupakan indikator yang penting untuk digunakan sebagai tingkat ukuran keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup, kualitas pendidikan, serta

Bila anda berpendapat bahwa untuk komponen risiko investasi jalan tol yang ada pada tahap perijinan administrasi dapat mengakibatkan kenaikan biaya komponen risiko ini sebesar

dalam kategori kurang sekali sebanyak 15 siswa (75 %), siswa yang masuk dalam kategori kurang sebanyak 4 siswa (20 %), siswa yang masuk dalam kategori cukup sebanyal 1 siswa (5

Laporan Akhir ini membahas mengenai pemahaman mahasiswa akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya terhadap IFRS dalam hal manfaat Adopsi IFRS, hambatan dari adopsi

langsung yang mempunyai kewenangan dalam mengambil kebijakan politik dan perdana menteri yang memimpin kabinet pemerintahan yang bertanggung jawab kepada parlemen.  Perdana

ini dapat mengurangi efisiensi antena dan gain, membatasi bandwidth, meningkatkan radiasi end-fire, meningkatkan cross-polarization, membatasi rentang frekuensi kerja dari

Setelah bagian purchasing memesan material dan melakukan pembayaran kepada supplier maka barang akan dikirim kepada perusahaan. Setelah melakukan pengiriman barang, supplier