# # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # Y Y Y # # # # Y
Kec. Pekalongan Utara
Kec. Pekalongan Timur
Kec. Pekalongan Barat
Kec. Pekalongan Selat
KAB. BATANG
KAB. BATANG
KAB. PEKALONGAN
KAB. PEKALONGAN
L A U T J A W A
Soko Klego Gamer Baros Tirto Duwet Pabean Degayu Poncol Dekoro Kauman Bendan Medono Buaran Kergon Sepuro Jenggot Kebulen Sokorejo Yosorejo Nonyotan Bumirejo Kradenan Bandengan Sampangan Podosugih Tegalrejo Pasir Sari Kraton Lor Kramatsari Pringlangu Kertoharjo Krapyak Lor Sugih Waris Landungsari Kuripan Lor Panjang Baru Kraton Kidul Panjang Wetan Krapyak Kidul Karang Malang Kuripan Kidul Kandang PanjangBanyu Urip Alit Banyu Urip Ageng
PETA ADMINISTRASI
Pati Blora Cilacap Brebes Wonogiri Grobogan Tegal Kendal Boyolali Jepara Demak Kebumen Sragen Banyumas Batang Magelang Pemalang Klaten Purworejo Rembang Semarang Wonosobo Banjarnegara D.I. YOGYAKARTA Pekalongan Kudus Purbalingga Temanggung Karanganyar Sukoharjo Kota Semaran Kota Salatig Kota Pekalon Kota Tegal USumber : Peta Rupa Bumi Indonesia 1 : 50.000 tahun 1991 : Peta Batas Kata Pekalongan tahun 2010 : RTRW Kota Pekalongan 2009 -2029 : Survey Lapangan Bulan September 2011 Proyeksi
Sistem Grid Datum Horizontal Satuan Tinggi
: Transverse Mercator
: Grid Universal Transverse Mercator : WGS84 : Meter 1:37.000 6°55'30" 6°55'30" 6°54'00" 6°54'00" 6°52'30" 6°52'30" 6°51'00" 6°51'00" 109°39'00" 109°40'30" 109°42'00" 109°43'30" 350000 352500 355000 357500 9235000 9235000 9237500 9237500 9240000 9240000 9242500 9242500 8° 8° 7° 7° 109° 109° 110° 110° 111° 111°
JI. Mataram No.1 telp 423223 Pekalongan
PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
0.5 0 0.5 1 km LEGENDA : Kantor Lurah # Kantor Camat Y Batas Kelurahan Batas Kecamatan Batas Kota Jalan Lingkungan Jalan Lokal Jalan Kolektor Jalan Arteri Sungai Pekalongan Barat Pekalongan Selat Pekalongan Timur Pekalongan Utara
# # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # Y Y Y # # # # Y
#
þ
%
%
%
%
%
%
%
Kec. Pekalongan Utara
Kec. Pekalongan Timur
Kec. Pekalongan Barat
Kec. Pekalongan Selat
L A U T J A W A
Soko Klego Gamer Baros Tirto Duwet Pabean Degayu Poncol Dekoro Kauman Bendan Medono Buaran Kergon Sepuro Jenggot Kebulen Sokorejo Yosorejo Nonyotan Bumirejo Kradenan Bandengan Sampangan Podosugih Tegalrejo Pasir Sari Kraton Lor Kramatsari Pringlangu Kertoharjo Krapyak Lor Sugih Waris Landungsari Kuripan Lor Panjang Baru Kraton Kidul Panjang Wetan Krapyak Kidul Karang Malang Kuripan Kidul Kandang PanjangBanyu Urip Alit Banyu Urip Ageng
KAB. BATANG
KAB. PEKALONGAN
KAB. PEKALONGAN
7° 7° 109° 110° 111° 6°55'30" 6°55'30" 6°54'00" 6°54'00" 6°52'30" 6°52'30" 6°51'00" 6°51'00" 109°39'00" 109°40'30" 109°42'00" 109°43'30" 350000 352500 355000 357500 9235000 9235000 9237500 9237500 9240000 9240000 9242500 9242500 : Transverse Mercator: Grid Universal Transverse Mercator : WGS84 : Meter Proyeksi Sistem Grid Datum Horizontal Satuan Tinggi Pati Blora Cilacap Brebes Grobogan Tegal Kendal Boyolali Jepara Demak Kebumen Sragen Banyumas Batang Magelang Pemalang Klaten Purworejo Rembang Semarang Wonosobo Banjarnegara Pekalongan Kudus Purbalingga Temanggung Karanganyar Sukoharjo Kota Semaran Kota Salatig Kota Pekalon Kota Tegal
PETA RENCANA
LIMBAH KOMUNAL
0.5 0 0.5 1 kmBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN
JI. Mataram No.1 telp 423223 Pekalongan
1:37.000 U LEGENDA : Kantor Lurah # Kantor Camat Y Batas Kelurahan Batas Kecamatan Batas Kota Jalan Lingkungan Jalan Lokal Jalan Kolektor Jalan Arteri Sungai Saluran Lateral
%
Lokasi Pengolahan Limbah KomunalPermukiman Saluran Induk
Lokasi Pengolahan Limbah Terpadu
#
þ
Kawasan Industri
: Peta Rupa Bumi Indonesia 1 : 50.000 tahun 1991 : Peta Batas Kata Pekalongan tahun 2010 : RTRW Kota Pekalongan 2009 -2029 : Survey Lapangan Bulan September 2011 Sumber
# # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # Y Y Y # # # # Y
Kec. Pekalongan Utara
Kec. Pekalongan Timur
Kec. Pekalongan Barat
Kec. Pekalongan Selat
L A U T J A W A
Soko Klego Gamer Baros Tirto Duwet Pabean Degayu Poncol Dekoro Kauman Bendan Medono Buaran Kergon Sepuro Jenggot Kebulen Sokorejo Yosorejo Nonyotan Bumirejo Kradenan Bandengan Sampangan Podosugih Tegalrejo Pasir Sari Kraton Lor Kramatsari Pringlangu Kertoharjo Krapyak Lor Sugih Waris Landungsari Kuripan Lor Panjang Baru Kraton Kidul Panjang Wetan Krapyak Kidul Karang Malang Kuripan Kidul Kandang PanjangBanyu Urip Alit Banyu Urip Ageng
KAB. BATANG
KAB. BATANG
KAB. PEKALONGAN
KAB. PEKALONGAN
8° 8° 7° 7° 109° 109° 110° 110° 111° 111° 6°55'30" 6°55'30" 6°54'00" 6°54'00" 6°52'30" 6°52'30" 6°51'00" 6°51'00" 109°39'00" 109°40'30" 109°42'00" 109°43'30" 350000 352500 355000 357500 9235000 9235000 9237500 9237500 9240000 9240000 9242500 9242500 : Transverse Mercator: Grid Universal Transverse Mercator : WGS84 : Meter Proyeksi Sistem Grid Datum Horizontal Satuan Tinggi Pati Blora Cilacap Brebes Wonogiri Grobogan Tegal Kendal Boyolali Jepara Demak Kebumen Sragen Banyumas Batang Magelang Pemalang Klaten Purworejo Rembang Semarang Wonosobo Banjarnegara D.I. YOGYAKARTA Pekalongan Kudus Purbalingga Temanggung Karanganyar Sukoharjo Kota Semaran Kota Salatig Kota Pekalon Kota Tegal
PETA PENGGUNAAN LAHAN
Penggunaan Lahan :
0.5 0 0.5 1 km
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN
JI. Mataram No.1 telp 423223 Pekalongan
1:37.000 U LEGENDA : Kantor Lurah # Kantor Camat Y Batas Kelurahan Batas Kecamatan Batas Kota Jalan Lingkungan Jalan Lokal Jalan Kolektor Jalan Arteri Sungai Empang Permukiman Hutan Rawa Kebun Rawa Lahan Kosong Tegalan Sawah
: Peta Rupa Bumi Indonesia 1 : 50.000 tahun 1991 : Peta Batas Kata Pekalongan tahun 2010 : RTRW Kota Pekalongan 2009 -2029 : Survey Lapangan Bulan September 2011 Sumber
CV. POLA PRISMA (BAB : I) 1
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Program pengelolaan air limbah Kota Pekalongan di Pekalongan
dilakukan untuk mewujudkan pengelolaan air limbah yang baik serta
memperhatikan kelestarian dan kualitas lingkungan. Berdasarkan UU
Nomor 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa
permasalahan air limbah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah dan diwajibkan untuk melakukan penanganan air limbah termasuk
penyediaan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) secara lebih memadai.
Berbagai masalah yang muncul di wilayah kota Pekalongan yang
menyebabkan belum optimalnya pelayanan pengelolaan air limbah kepada
masyarakat, yaitu belum terpenuhinya sarana dan prasarana yang
memadai, terbatasnya data air limbah seperti titik lokasi buangan liar dan
pemetaan (mapping) debit air limbah yang ada di kota Pekalongan,
sinkronisasi beberapa instansi yang bersentuhan dengan masalah air
limbah, belum optimalnya kebijakan pemberdayaan masyarakat untuk
terlibat dalam pengelolaan air limbah, serta dengan tidak sesuainya lagi
Perda yang mengatur masalah air limbah yaitu Peraturan Daerah Propinsi
CV. POLA PRISMA (BAB : I) 2 kondisi saat ini khususnya setelah dikeluarkannya Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman,
maka sebagai langkah awal dari pengelolaan air limbah di Kota Pekalongan
adalah perlunya segera menyusun Masterplan Pengelolaan Air limbah Kota
Pekalongan (di Pekalongan )
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari penyusunan Masterplan Pengelolaan Air limbah ini
adalah :
1. Mendapatkan karakteristik air limbah secara umum, jumlah debit air
limbah, komposisi air limbah, yang berasal dari buangan limbah cair
rumah tangga serta buangan limbah cair dari industri rumah tangga.
2. Mendapatkan cara pengelolaan/pengolahan air limbah dalam rangka
upaya meminimalkan kandungan pencemar yang ada dalam air
limbah.
3. Menentukan kebutuhan prasarana dan sarana guna dalam
pengelolaan dan pengolahan air limbah.
4. Mendapatkan perkiraan biaya investasi
C. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG MELANDASI
Dalam rangka mencapai tujuan mendapatkan suatu kerangka kerja
pembuatan keputusan dalam kaitannya dengan perencanaan, penyiapan
program, serta pelaksanaan terkait kegiatan pengelolaan air limbah kota
Pekalongan, yang mengacu pada Peraturan Perundang-Undangan yang
CV. POLA PRISMA (BAB : I) 3
dengan rencana kegiatan Masterplan Pengelolaan Air limbah kota
pekalongan di Pekalongan mencakup beberapa Peraturan
Perundang-Undangan yaitu :
1) Undang-Undang
a) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
b) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
c) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
d) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2) Peraturan Pemerintah
a) Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
b) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
b) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional.
3) Keputusan Menteri dan Peraturan Daerah
a) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Permukiman.
b) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
c) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004
CV. POLA PRISMA (BAB : I) 4 d) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 3 Tahun 2010 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
D. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup pekerjaan Masterplan Pengelolaan Air limbah kota
Pekalongan meliputi :
1. Mencakup wilayah Kota Pekalongan.
2. Menguraikan perkembangan debit air limbah rumah tangga antara
tahun 2011-2020.
3. Evaluasi dan pemilihan desain alat pengelolaan dan pengolahan yang
tepat sesuai dengan karakteristik air limbah yang ada.
4. Melakukan identifikasi lokasi pengolahan air limbah komunal dan
terpusat yang sesuai dan memenuhi prasyarat teknis.
5. Pemetaan wilayah pelayanan air limbah, meliputi sumber-sumber air
limbah, jalur pengaliran dan lokasi pengolahan air limbah.
6. Membuat tahapan perencanaan pengelolaan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana air limbah.
CV. POLA PRISMA (BAB : II) 5
BAB II
Gambaran wilayah studi dibuat atas dasar studi pustaka dari hasil beberapa
kajian terdahulu yang telah dilakukan di Kota Pekalongan yang mempunyai
relevansi dengan kegiatan ini, serta didukung dari gambaran umum wilayah
Kota Pekalongan dalam situs online www.Pekalongan.go.id.
A. LETAK GEOGRAFIS
Kota Pekalongan terletak di dataran rendah pantai Utara Pulau Jawa,
dengan ketinggian kurang lebih 1 meter di atas permukaan laut dengan posisi
geografis antara : 6o 50' 42'' - 6 o55' 44'' Lintang Selatan dan 109o 37' 55''
-109o 42' 19'' Bujur Timur, Serta berkoordinat fiktif 510,00 – 518,00 Km
membujur dan 517,75 – 526,75 Km.
Melintang Batas-batas wilayah administratif sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Laut Jawa
- Sebelah Timur : Kabupaten Batang - Sebelah Selatan : Kabupaten Pekalongan - Sebelah Barat : Kabupaten Pekalongan
Keadaan tanah di Kota Pekalongan berwarna agak kelabu dengan jenis tanah
CV. POLA PRISMA (BAB : II) 6 Selatan ± 9 Km dan dari Barat ke Timur ± 7 Km. Luas daerah Kota Pekalongan
45,25 Km2.
Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografi
dan perputaran / pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan
beragam menurut bulan dan stasiun pengamat. Jumlah hari hujan selama
tahun 2009 sebanyak 96 hari. Bulan Agustus sama sekali tidak terjadi hujan
sedangkan bulan Januari merupakan bulan dengan hari hujan terbanyak yaitu
23 hari. Rata-rata curah hujan selama tahun 2009 berkisar antara 0 mm (bulan
Agustus ) sampai dengan 844 mm (bulan Januari). Antara curah hujan dan
keadaan angin biasanya ada hubungan erat satu sama lain. Walaupun
demikian, di beberapa tempat di Indonesia hubungan tersebut agaknya tidak
selalu ada. Keadaan angin pada musim hujan biasanya lebih kencang dan
angin bertiup dari Barat dan Barat Laut. Karena itu musim tersebut dikenal juga
dengan Musim Barat. Pada musim kemarau angin timur bertiup dari Benua
Australia, keadaan angin pada saat itu juga kencang.
Secara administratif Kota Pekalongan dibagi menjadi 4 kecamatan
dengan luas wilayah 4.525 Ha, atau sekitar 0,14 % dari luas wilayah Jawa
Tengah (Luas Jawa Tengah 3.254 ribu Ha). Tahun 2009 luas tanah sawah
1.266 Ha, tidak berubah bila dibandingkan tahun yang lalu, sedangkan tanah
kering 3.259 Ha, masih sama seperti tahun lalu. Hal ini berarti dalam tahun
2009 di Kota Pekalongan tidak terjadi perubahan penggunaan tanah dari tanah
CV. POLA PRISMA (BAB : II) 7
Tabel: 2.1. Banyaknya Hari Hujan & Curah Hujan di Kota PekalonganTahun 2009
Bulan Hari Hujan (Hari) Curah Hujan
(Mm) Januari 23 844 Pebruari 18 252 Maret 5 45 April 10 173 M e i 12 209 J u n i 4 84 J u l i 1 4 Agustus 0 0 September 2 3 Oktober 2 35 Nopember 10 86 Desember 9 21 Jumlah/Total 96 1.756
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Kelautan Kota Pekalongan,2009
Tabel : 2.2 Luas Penggunaan Tanah di Kota Pekalongan Akhir Tahun 2009
Kecamatan Tanah Sawah Tanah Kering
Jumlah (Ha) (Ha) Pekalongan Barat 155 850 1.005 Pekalongan Timur 351 601 952 Pekalongan Selatan 420 660 1.080 Pekalongan Utara 340 1.148 1.488 Jumlah / Total 1.266 3.259 4.525
CV. POLA PRISMA (BAB : II) 8
Gambar 2.1. Peta Batas Administrasi Kota Pekalongan
B. PENDUDUK
Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan.
Pembangunan yang dilaksanakan adalah dalam rangka membentuk manusia
Indonesia seutuhnya. Untuk itu pemerintah telah melaksanakan berbagai usaha
dalam rangka memecahkan berbagai masalah kependudukan. Usaha-usaha
yang mengarah pada pemerataan penyebaran penduduk telah dilaksanakan
pemerintah dengan cara transmigrasi, sedangkan usaha untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk telah dilakukan pemerintah dengan Program KB
(Keluarga Berencana) yang dimulai awal tahun 1970-an.
Jumlah Penduduk Kota Pekalongan pada tahun 2010 adalah 276.158
CV. POLA PRISMA (BAB : II) 9 Sedangkan banyaknya rumah tangga adalah 68.432. Kepadatan penduduk di
Kota Pekalongan cenderung meningkat seiring dengan kenaikan jumlah
penduduk. Rasio ketergantungan (Dependency Ratio) Kota Pekalongan cukup
kecil, hal ini disebabkan karena jumlah penduduk usia 15 – 64 tahun lebih
besar dari penduduk usia 0 – 14 tahun dan 65 tahun ke atas. Program KB di
Kota Pekalongan terus ditingkatkan, sehingga diharapkan peserta KB semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2010 tercatat jumlah peserta KB
baru sebesar 7.286 orang.
Tabel : 2.3. Banyaknya Penduduk Kota Pekalongan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010
Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan Total
[1] [2] [3] [4] Pekalongan Barat 42.649 45.256 87.905 Pekalongan Timur 30.854 33.420 64.274 Pekalongan Selatan 25.513 25.841 51.354 Pekalongan Utara 35.316 37.309 72.625 Jumlah /Total 134.332 141.826 276.158
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan, 2009
CV. POLA PRISMA (BAB : II) 10 Peningkatan partisipasi penduduk dalam bidang pendidikan tentunya
harus diimbangi dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga
guru yang memadai. Pada tahun 2009 di Kota Pekalongan jumlah TK sebanyak
70 buah, SD sebanyak 124 buah, SMP 27 buah, SMU 11 buah dan SMK 11
buah. Banyaknya murid TK adalah 2.187 laki-laki dan 2.142 perempuan. Murid
SD adalah 12.987 laki-laki dan, 11.921 perempuan. Murid SMP sebanyak 6.029
laki-laki dan 6.606 perempuan. Murid SMA sebanyak 1.905 laki-laki dan 2.084
perempuan, sedangkan murid SMK sebanyak 3.573 laki-laki dan 2.815
perempuan.
D. SOSIAL
Peningkatan sarana kesehatan sangat diperlukan sebagai upaya dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain pemerintah, peran swasta
dalam menunjang sarana kesehatan juga cukup tinggi. Sarana kesehatan yang
lain adalah Puskesmas, yang merupakan sarana kesehatan yang dapat
menjangkau masyarakat hingga pedesaan. Puskesmas di Kota Pekalongan
pada tahun 2009 sebanyak 11 buah, Puskesmas Pembantu 28 buah dan
Puskesmas Keliling sebanyak 10 buah.
E. Daerah Aliran Sungai
Daerah aliran Sungai (DAS) Sengkarang adalah salah satu daerah aliran
sungai yang berada di kota Pekalongan. Sungai Sengkarang dengan panjang
51,50 km mengalir dari selatan ke utara dan bermuara di Laut Jawa. Sejalan
CV. POLA PRISMA (BAB : II) 11 peningkatan kegiatan penduduk baik industri, pertanian maupun pemukiman,
yang menyebabkan peningkatan buangan limbah. Sungai Sengkarang dijadikan
lokasi pembuangan limbah dari aktifitas – aktifitas tersebut, dari pemantauan
PROKASIH tahun 1997 menunjukkan 97,33 % parameter BOD5 tidak
memenuhi Kriteria Mutu Air Kelas II menurut PP No. 82 Tahun 2001. Dari hal
tersebut dapat diperkirakan bahwa telah terjadi penurunan kualitas perairan di
daerah aliran sungai Sengkarang Kota Pekalongan.
F. Rencana Detail Tata Ruang Kota
Dalam pelaksanakan pembangunan Rencana Detail Tata Ruang Kota
Pekalongan tahun 2010 – 2029 sangat diperlukan di Pekalongan. Hal tersebut
merupakan salah satu upaya perencanaan program pembangunan yang
memperhatikan suatu tatanan wilayah yang terpadu dan teratur. Secara garis
besar arah pengembangan dan pembangunan daerah mengacu pada RTRW
Kota Pekalongan yang terbagi menjadi empat Satuan Wilayah Pengembangan
(SWP).
Pembagian pemanfaatan ruang di Kota Pekalongan secara garis besar
dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Budidaya Pertanian, terdiri dari :
a) Kawasan Lahan Basah Non Irigasi;
b) Kawasan Lahan Basah Irigasi;
c) Kawasan Pertanian Lahan Kering.
CV. POLA PRISMA (BAB : II) 12 a) Kawasan Industri;
b) Kawasan Perumahan Baru;
c) Kawasan Perkotaan;
d) Kawasan Pariwisata.
Pemanfaatan ruang Kota Pekalongan secara spasial menggambarkan suatu
lokasi yang akan dikembangkan dengan didukung baik oleh potensi maupun
kesesuaian lahannya.
G. PENGEMBANGAN KOTA PEKALONGAN
Kota Pekalongan yang terletak diantara 2 wilayah kabupaten, yaitu
Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan serta dilalui arus lalu lintas
nasional yang memiliki pengaruh sangat kuat terhadap wilayah di sekitarnya.
Hal ini mengakibatkan terjadinya arus pergerakan regional dan nasional akibat
adanya hubungan kegiatan sosial ekonomi masyarakatnya dan berdampak
terhadap perkembangan Kota Pekalongan.
Kecenderungan perkembangan Kota Pekalongan lebih bersifat linier
yang berkembang disekitar jalan utama kota yang dilalui oleh arus lalu lintas
regional dan nasional tersebut. Secara berangsur-angsur Kota Pekalongan
bergerak ke arah Barat dan Timur disepanjang jalan raya tersebut, dimana
perkembangan paling kuat ke arah barat (menuju Jakarta) dan juga ke arah
timur (menuju Semarang). Perkembangan ke arah utara relatif kecil dan
perkembangan ke arah selatan cukup kuat (menuju Kota Kajen). Akibat adanya
CV. POLA PRISMA (BAB : II) 13 mengakibatkan sebagian besar komponen utama kota terpusat disekitar jalan
utama kota, sehingga banyak menimbulkan permasalahan spasial kota.
Dari kondisi perkembangan tersebut, maka perlu dikembangkan bentuk
kota yang lebih menyatu (united/square) agar pergerakan dan perkembangan
kehidupan masyakatnya lebih merata. Untuk mengembangkan pola tersebut
maka dapat dikembangkan akses jalan Kolektor Primer dan Lokal Primer
menuju pusat-pusat kegiatan yang berada di pusat kota.
Perkembangan kota ini juga ditandai dengan adanya perkembangan
permukiman yang dipengaruhi adanya arus kegiatan social ekonomi regional.
Terutama di sepanjang jalan utama kota dan jalan-jalan yang menuju
simpul-simpul kegiatan yang ada di Kota Pekalongan, serta lahan-lahan yang sudah
memiliki sarana prasarana. Arah pengembangan perumahan permukiman juga
dipengaruhi adanya jaringan transportasi regional dan nasional. Ke arah Barat,
dimana perkembangan ke arah barat sangat dipengaruhi oleh jaringan
transportasi nasional, karena kuatnya perkembangan dan dekatnya dengan
Kota Wiradesa, maka antara Kota Pekalongan dan Kota Wiradesa ini secara
fisik sudah menyatu, dan perkembangan lebih bersifat peningkatan intensitas.
Kecenderungan perkembangan ini meliputi beberapa jenis kegiatan utama yang
akan berkembang juga permukiman-permukiman baru.
Ke arah Timur, dimana perkembangan ke arah timur ini ditimbulkan
akibat adanya perkembangan jalur transportasi nasional. Intensitas
perkembangan ke arah timur ini masih memungkinkan berkembang, yaitu
masih terdapat ruang-ruang kosong untuk menampung perkembangan kota
CV. POLA PRISMA (BAB : II) 14 dapat mengarah pada ruang-ruang kosong tersebut. Untuk perkembangan ke
arah Selatan ini dipengaruhi oleh wilayah Kabupaten Pekalongan yang
sebagian besar berada sebelah selatan dari Kota Pekalongan. Intensitas
pengembangan perumahan permukiman ke arah selatan cukup tinggi. Hal ini
dipengaruhi oleh kuatnya intensitas kegiatan sosial ekonomi kedua wilayah
tersebut. Kabupaten Pekalongan dapat dikatakan sebagai hinterland dari Kota
Pekalongan, sehingga secara fisik sudah menyatu antara Kota Pekalongan,
Ibukota Kecamatan Buaran dan Ibukota Kecamatan Kedungwuni.
Pelaksanaan pembangunan di kota Pekalongan sebagai Industri (batik,
tekstil hasil laut) dan perdagangan selama ini sering menimbulkan dampak
terhadap kualitas fungsi daya dukung sumber daya alam dan lingkungan .
Pembangunan dan lingkungan adalah merupakan dua sisi yang saling
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu antara pembangunan dan
lingkungan tidak dapat dipertentangkan mana yang lebih penting.sesuai dengan
RPJM Kota Pekalongan tahun 2005-2010 dan peraturan daerah nomer 5 tahun
2007 yang berkaitan dengan Startegi penangan Sanitasi kota di jabarka pada
semua aspek yang di perioritaskan pada 3 prinsip penting yaitu ; Ibadah,
Mengabdi dan Membangun. Untuk pengangan strategi ini tidak lepas dari lima
bagian wilayah kota (BWK) dengan pendekatan fungsi kegiatan utama kota
serta tingkat pelayanan .
CV. POLA PRISMA (BAB : II) 15
No Struktur BWK Pengembangan Fungsi
1 Bagian Wilayah Kota Pusat
Kota BWK-PK
a. Pusat Perdagangan
b. Pusat Peribadatan/Masjid Agung c. Pusat Rekreasi indoor
2 Bagian Wilayah Kota A
BWK-A
a. Rekraesi Pantai b. Konversi Pantai
c. Pelabuhan Perikanan/TPI
3 Bagian Wilayah Kota B
BWK-B
a. Simpul Transpotasi/Terminal tipe A
b. Sentra Perdagangan Batik dan
Komoditas lain
c. Perhotelan dan Restoran d. Pusat Kegiatan Keislaman
4 Bagian Wilayah Kota C
BWK-C
a. Universitas dan Pendidikan
tinngii lain
b. Sentra industri konveksi c. Kawasan industri
5 Bagian Wilayah Kota D
BWK-D
a. Pelabuhab Perikanan Hygines
Pekalongan
b. Gelanggang Olah raga c. Kawasan Industri
d. Pusat Pelayanan Kesehatan e. Reakreasi Pantai
f. Statsiun Kereta Api
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan , 2008
Tak lepas dalam Penataan kota terutama pada stategi Sanitasi Pemerintah kota
Pekalongan juga menerapkan ruang terbuka hijau yang mempunyai fungsi
sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis dan penyangga kehidupan
CV. POLA PRISMA (BAB : II) 16
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 17
BAB III
A. PENDAHULUAN
Kota Pekalongan sebagai salah satu kota industri di Jawa tengah
memiliki beberapa permasalahan. Salah satunya adalah permasalahan
lingkungan (sungai yang tercemar) serta sanitasi yang buruk. Permasalahan
tersebut juga sama dengan permasalahan sosial lainnya yang tidak lepas juga
dari persoalan kemiskinan. Kemiskinan mempunyai kaitan erat dengan
persoalan sanitasi. Kemiskinan bisa menjadi penyebab buruknya akses dan
layanan sanitasi yang tidak memadai, dimana hal ini akan berdampak buruk
terhadap kondisi kesehatanan dan lingkungan yang pada gilirannya akan
berdampak pada tingkat produktifitas masyarakat. Kondisi ini menjadi
tantangan bagi pemerintah Kota Pekalongan untuk membenahi sanitasi untuk
mencapai Millenium Development Goals (MDG’s) tahun 2015.
Belajar dari pengalaman, permasalahan sanitasi tidak dapat dilakukan
secara parsial. Adanya perencanaan yang tumpang tindih, tidak tepat sasaran
dan tidak berkelanjutan merupakan potret buram dari masa lalu. Sanitasi harus
ditangani secara multisteakholder dan komprehensif. Siapa pun yang terkait
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 18 Pemerintah Kota Pekalongan menginginkan suatu Perencanaan Pembangunan
Sanitasi kota yang tertata, terintegrasi dan menyeluruh.
Pengelolaan sanitasi khususnya air limbah kota pekalongan mengacu
kepada 4 karakteristik utama yang akan tercermin dalam prosesnya maupun
produknya, yaitu:
Intersektor dan terintegrasi
Mensinkronkan pendekatan ‘top down’ dengan bottom up’ Skala kota (city wide)
Berdasarkan data empiris (dari studi-studi pendukung Buku Putih Sanitasi)
Penyusunan strategi sanitasi kota adalah simpul awal dari integrasi proses
pembangunan sanitasi yang berkesinambungan juga merupakan dokumen
pembangunan khusus tentang perencanaan sanitasi jangka menengah yang
komperhensif dan bersifat strategis, berkelanjutan dan partisipatif dalam
mencapai target minimal layanan sanitasi yang mengacu pada Standar
Pelayanan Minimum (SPM) maupun peraturan perundang-undangan serta
peraturan lainnya yang dikeluarkan pemerintah pusat maupun daerah.
B. Kondisi Pengelolaan Air Limbah Domestik Kota Pekalongan
Pada dasarnya semua penduduk harus mempunyai akses kepada fasilitas
pembuangan air limbah yang benar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan. Prasarana dan sarana pembuangan air limbah secara
individu maupun komunal perlu diupayakan keberadaannya sehingga setiap
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 19 dalam sistem pengelolaan air limbah domestik. Salah satu strategi terbaik untuk
ditempuh adalah :
• Menyediakan informasi dan alternatif solusi yang realistis berupa master plan
(rancangan induk) untuk sistem pengelolaan air limbah perkotaan.
• Menggalang proses kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan swasta
dalam pengelolaan air limbah
Secara umum pengelolaan air limbah di kota Pekalongan yang
dihasilkan oleh rumah tangga, industri kecil, maupun sumber-sumber lainnya
penanganannya masih konvensional. Kondisi saat ini menggambarkan bahwa
sebagaian penduduk khususnya di kawasan padat dan kumuh hampir semua
rumah tangga langsung membuang air limbah grey water ke halaman
rumahnya maupun ke saluran lingkungan, sedangkan untuk black water
dilakukan dengan sistem pengelolaan setempat. Sedangkan limbah yang
berasal dari industry masih banyak yang dibuang ke sungai. Belum adanya
strategi pengelolaan air limbah domestik, rendahnya partisipasi dan akses
masyarakat terhadap pengelolaan air limbah domestik yang layak dan aman,
perilaku masyarakat yang membuang air limbah mereka tanpa didahului
dengan pengolahan, tidak tersedianya regulasi lokal yang mengatur
pengelolaan air limbah domestik permukiman, serta tidak adanya struktur yang
khusus mengelola air limbah domestik pada intansi teknis yang ditugaskan
untuk menangani pengelolaan sanitasi, maka menyebabkan pengelolaan air
limbah domestik di kota Pekalongan belum tertangani secara baik.
Berbagai masalah yang muncul di wilayah Kota Pekalongan tersebut
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 20 diantaranya: belum terpenuhinya sarana dan prasarana yang memadai. Dalam
pengelolaan air limbah kota pekalongan, Strategi yang diperlukan adalah
pengelolaan limbah yang terintegrasi antara minimalisasi limbah, pemanfaatan
kembali serta peningkatan fasilitas pelayanan umum dan pembuangan limbah
yang akrab lingkungan. Dalam pengembangan strategi perlu diperhitungkan
beberapa faktor antara lain :
1. Kultur budaya/kebiasaan yang dapat mempengaruhi kebiasaan dan pola
pikir masyarakat, memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan
pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat serta mengembangkan program
atau strategi penyuluhan dan pendidikan dalam meningkatkan kepedulian.
2. Peran serta masyarakat dan instansi terkait dalam penerapan
pembangunan yang berbasis masyarakat, peningkatan kemauan dan
kemampuan masyarakat untuk membayar jasa pengelolaan limbah,
pengembangan penelitian di bidang pencegahan pencemaran di lembaga
penelitian dan perguruan tinggi, kerjasama pemerintah dan swasta dalam
membangun serta mengelola sistem atau konsep pengelolaan limbah
domestik terpadu.
3. Peningkatan kesadaran pemerintah, wakil rakyat, maupun swasta mengenai
permasalahan sanitasi. Sehingga mereka memberikan dukungan terhadap
pelaksanaan program sanitasi.
4. Kemampuan teknologi dan sumber daya manusia.
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 21
C. Analisis Umum sistem pelayanan perkotaan
Analisis mengenai pengelolaan limbah kota Pekalongan khususnya
sistem pelayanan perkotaan di Propinsi Jawa Tengah sebagaimana yang
dirumuskan dalam Perda Propinsi nomor 21 tahun 2003 tentang RTRW
Propinsi Jawa Tengah didasarkan pada dua aspek, yaitu potensi dan
permasalahan yang berkembang di lapangan dan arahan kebijakan yang
tertuang dalam RTRWN. Pengembangan wilayah strategis di Jawa Tengah
diharapkan akan memacu perkembangan wilayah secara keseluruhan untuk
berbagai sektor seperti ekonomi, pariwisata, dan perikanan yang didukung
oleh prasarana wilayah yang memadai.
Pengembangan kawasan prioritas diarahkan pada pengembangan
kawasan strategis yang sudah ditetapkan sebagai kawasan yang akan
dikembangkan secara intensif. Kota Pekalongan masuk dalam Kawasan
Tangkallangka bersama Kabupaten Batang, Kabupaten Pemalang dan Kota
Kajen. Kawasan ini berpotensi untuk diarahkan sebagai kawasan andalan.
Kawasan ini bertujuan untuk mensinergiskan antar wilayah kabupaten
(Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Batang) karena
kawasan ini dilalui jalur Pantura yang berkembang pesat meninggalkan wilayah
bagian tengah dan selatan (terutama pada koridor jalan arteri primer Pantura).
Pada Kawasan Tangkallangka, kota-kota yang ada berdasarkan skala
pelayanannya dikelompokkan ke dalam skala pelayanan nasional, skala
pelayanan wilayah dan skala pelayanan lokal. Sistem perkotaan tersebut
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 22 Kota Pusat Pelayanan Kegiatan Wilayah (KPPKW): Kota Pekalongan
Kota Pusat Pelayanan Kegiatan Lokal (KPPKL): Wiradesa,
Kedungwuni, Pemalang dan Batang
Kebijakan struktur tata ruang Propinsi Jawa Tengah telah memuat penetapan struktur ruang Propinsi dalam satuan ruang lindung dan
ruang budidaya. Sistem pelayanan perkotaan di Propinsi Jawa Tengah
didasarkan pada dua aspek; yaitu potensi dan permasalahan yang
berkembang di lapangan mencerminkan kondisi riil orientasi pasar
kawasan, serta arahan kebijakan yang tertuang dalam RTRWN.
Berdasarkan kajian kondisi lapangan serta terhadap kriteria-kriteria
tersebut, dapat di susun rencana sistem pelayanan perkotaan di
Propinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :
PKN : Kota Cilacap, Purwokerto, Surakarta, Kudus dan Semarang PKW : Kota Kroya, Kota Kebumen, Kota Kutoarjo-Purworejo, Kota
Wonosobo, Kota Magelang, Kota Kartasura, Kota Klaten, Kota Wonogiri, Kota Cepu, Kota Jepara, Kota Juwana-Pati, Kota Salatiga, dan kota Ungaran-Bawen-Ambarawa, Kota Pekalongan dan Kota Tegal
PKL : Majenang, Wangon, Ajibarang, Sokaraja, Banyumas, Purbalingga, Bobotsari, Purworejo Klampok, Banjarnegara, Gombong, Karanganyar kebumen, Secang, Muntilan, Mungkid, Borobudur, Mertoyudan, Boyolali, Prambanan, Delanggu, Sukoharjo, Purwantoro, Tawangmangu, Jaten, Karanganyar, Sragen, Purwodadi, Gubug, Godong, Wirosari, Blora, Lasem, Rembang, Tayu, Pecangaan, Demak, Temanggung, Parakan, Kaliwungu, Kendal, Sukorejo, Boja, Weleri, Batang, Kajen, Wiradesa, Kedungwuni, Comal, Pemalang, Randudongkal, Slawi-Adiwerna, Bumiayu, Ketanggungan-Kersana dan Brebes
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 23
D. ANALISIS TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH KOTA PEKALONGAN
Pengelolaan limbah cair kota Pekalongan saat ini ditangani oleh Kantor
Lingkungan hidup (KLH) yang dipimpin oleh seorang Kepala kantor. yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris
Daerah. Sedangkan penanganan air limbah untuk kota Pekalongan saat ini,
yaitu menggunakan sistem setempat yang dikelola sendiri oleh
masyarakat/rumah tangga sendiri.
Untuk menangani air limbah domestik secara komunal diperlukan
saluran air limbah yang dapat mengalirkannya mulai dari sumber limbah sampai
ke instalasi pengolah air limbah (IPAL). Saluran air limbah tersebut berupa
jaringan pipa yang ditanam di bawah permukaan tanah kota. Jaringan ini sering
disebut dengan riool kota.
Hal spesifik yang perlu diperhatikan dalam riool kota adalah :
a. Pipa saluran air limbah menjadi satu kesatuan dalam jaringan pipa air
limbah yang semuanya tertanam dibawah permukaan tanah
b. Dimensi pipanya besar (untuk menampung air limbah dan air
penggelontor)
c. Pada tempat pertemuan pipa harus ada bak kontrol yang dapat
digunakan oleh petugas untuk masuk ke jalan inspeksi.
Jenis pipa yang digunakan biasanya terbuat dari galvanis ironpipe, baja
tuang, keramik, tanah liat, beton cor atau PVC.
Pedoman pemilihan sistem pengolahan air limbah domestik secara garis
besar dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sistem pengolahan air limbah
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 24 setempat (on site system). Sistem pengolahan air limbah terpusat merupakan
sistem pengolahan dimana fasilitas instalasi pengolahan air limbah berada di luar
persil atau dipisahkan dengan batas tanah atau jarak dalam beberapa kawasan,
untuk system komunal adalah merupakan sistem pengolahan dimana fasilitas
instalasi pengolahan air limbah berada di luar persil atau dipisahkan dengan batas
tanah atau jarak dalam satu kawasan, sedangkan sistem pengolahan air limbah
setempat merupakan sistem di mana fasilitas pengolahan air limbah berada di
dalam persil atau batas tanah yang dimiliki.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan sistem pengolahan air
limbah adalah kepadatan penduduk, sumber air yang ada, permeabilitas tanah,
kedalaman muka air tanah dan kemiringan tanah.
1. Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Off Site System)
Sistem pengolahan air limbah terpusat adalah suatu sistem pengelolaan
air limbah dengan menggunakan suatu sistem jaringan perpipaan untuk
menampung dan mengalirkan air limbah ke suatu tempat untuk
selanjutnya diolah. Kelebihan sistem pengolahan air limbah terpusat,
yaitu:
- Menyediakan pelayanan yang terbaik,
- Sesuai untuk daerah dengan kepadatan tinggi,
- Pencemaran terdahap air tanah dan badan air dapat
dihindari,
- Memiliki masa guna lebih lama,
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 25 2. Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (On Site System)
Sebagian besar masyarakat Kota Pekalongan menggunakan sistem on
site dengan menggunakan septik tank untuk mengolah limbah tinja.
Sedangkan sistem komunal masih jarang digunakan, hanya di lokasi
sanimas saja yang sudah menerapkan sistem komunal. Lokasi sanimas
di Kota Pekalongan sampai saat ini sudah terdapat di 4 lokasi dengan
jumlah pengguna ± 76 KK yang dikelola oleh Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) yaitu :
- 2 lokasi Sanimas di Kampung Boyong Sari, Kel. Panjang Baru
Pekalongan Utara
- Kelurahan Poncol Pekalongan Timur
- Kelurahan Kraton Kidul Pekalongan Barat
Kondisi cakupan pelayanan penduduk yang terlayani pengelolaan air
limbah tahun 2008 adalah 183.670 KK terlayani jamban individu yang
terdiri dari 148.618 unit jamban pribadi dengan septic tank, 32.895 unit
jamban pribadi, MCK umum dengan septik tank 10.220 unit, sedangkan
MCK umum dengan IPAL 1 unit dan 1 IPLT yang terletak di Kelurahan
Degayu.
Permasalahan Air Limbah Domestik di Kota Pekalongan adalah sebagai
berikut :
- Septik tank yang tidak memenuhi syarat sehingga mengakibatkan
pencemaran air bersih oleh bakteri E-Coli.
- Ketidakteraturan penyedotan tinja, hal ini disebabkan karena kesadaran
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 26 dilakukan oleh masyarakat bila jika fasilitas tinja di rumah mengalami suatu
masalah.Instalasi pengelolaan lumpur tinja yang di punyai pemkot masih
kurang fasilitasnya dibandingkan dengan daya cakupan seluruh Kota
Pekalongan.
3. Instalasi air limbah Industri yang terdapat di Kota Pekalongan
a. Instalasi Pengolahan limbah Batik
IPAL batik di Kota pekalongan adalah IPAL jenggot dan IPAL
Kauman, dimana untuk IPAL tersebut dibawah tanggung jawab
Kantor Lingkungnan Hidup (KLH) Sub Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan. Kapasitas IPAL Jengot sendiri adalah
400 m3 dengan perbandingan volume limbah yang dihasilkan
pengerajin batik di Desa Jenggot adalah 700 m3. Biaya yang
dianggarkan untuk Operasi dan pemeliharaan sebesar 40 jt/tahun.
b. Instalasi pengolahan limbah tinja
Instalasi pengolahan limbah tinja (IPLT) di Kota Pekalongan terletak
di Kelurahan Degayu menyatu dengan IPAL lindi yang lokasinya
menyatu dengan TPA Degayu
c. Instalasi pengolahan lindi
Instalasi pengolahan limbah lindi bercampur dengan instalasi
pengolahan limbah tinja yang berada di bawah tanggung jawab
Kantor Lingkungan Hidup (KLH) sub bidang kebersihan. Lokasi
IPAL lindi dan tinja ini berada di TPA Kota Pekalongan tepatnya di
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 27 d. Instalasi Pengolahan limbah Tahun Tempe
IPAL tahu tempe di Kota Pekalongan berada di Kelurahan Duwet,
dengan biaya operasi dan Pemeliharaan 42 jt/tahun. IPAL duwet
berada di bawah tanggung jawab Kantor Lingkungan Hidup (KLH)
sub bidang pengendali pencamaran lingkungan.
e. Instalasi Pengolahan Limbah Rumah Pemotongan Hewan.
IPAL rumah pemotongan hewan meliputi IPAL RPH di Kelurahan
Panjang Wetan dan di Kelurahan Kuripan Kidul. Kedua IPAL ini
berada di bawah tanggung jawab Dinas Peternakan.
Dengan melihat kondisi diatas perlu juga kami sampiakan tentang kondisi
kualitas beberapa sungai yang ada di kota Pekalongan,dimana sumber data
berasal dari Kantor Lingkungan Hidup Kota Pekalongan. Adapun data kami
NO PARAMETER BAKU MUTU SATUAN
I. FISIKA
1 Temperatur 30 °C 28.9 29.4 28 27.9 26.7 28.8 28.7 28.9 29.8 27.2 27.2 27.9 2 Residu terlarut 1000 mg/l 249 1224 560 - - - 357 696 660 270 431 802 3 Residu tersuspensi 400 mg/l 160 97 154 134 367 293 302 328 277 429 456 432
II. KIMIA ANORGANIK
1 pH 6 - 9 -- 7.44 7.24 7.31 7 7.580 7.10 7.302 7.7 7.76 7.34 8.49 8.18 2 BOD 6 mg/l 30 6.93 4.6 4.5 3.0 4.6 < 0,2 < 0,2 3.4 -- -- --3 COD 50 mg/l 69 146 82 68 88 78 - - - 71 84 110 4 DO > 3 mg/l - - 6.1 2.78 2.49 2.07 6.67 5.13 2.94 5.92 4.06 2.07 5 Total Pospat 1 mg/l 0.67 1.85 1.1 0.5 0.84 0.53 - - - 0.45 0.59 0.65 6 NO3 sebagai N 20 mg/l - - - -- -- --7 Amonia (NH3N) -- mg/l 0.6 - - - 0.47 0.59 < 0.02 8 Arsen (As) 1 mg/l - - - -- -- --9 Kobalt (Co) 0,2 mg/l - - - -- -- --10 Barium (Ba) -- mg/l - - - -- -- --11 Boron (B) 1 mg/l - - - -- -- --12 Selenium(Se) 0,05 mg/l - - - -- -- --13 Cadnium (Cd) 0,01 mg/l - - - -- -- --14 Khrom (Cr + 6) 0,05 mg/l - - - 0.08 0.26 0.10 -- -- --15 Tembaga (Cu) 0,02 mg/l 0.3 < 0,05 < 0,05 < 0,05 < 0,05 < 0,05 0.28 0.20 0.13 0,59 0,59 0,51 16 Besi (Fe) -- mg/l - - - -- -- --17 Timbal (Pb) 0,03 mg/l - - - -- -- --18 Mangan (Mn) -- mg/l - - - 0.56 0.56 < 0.2 19 Air Raksa (Hg) 0,002 mg/l - - - -- -- --20 Seng (Zn) 0,05 mg/l - - - -- -- --21 Khlorida (Cl) -- mg/l - - - 4,1 4,2 6,4 22 Sianida (CN) 0,02 mg/l 0.1 0.10 0.13 0.07 0.08 0.03 < 0.02 0.07 0.02 < 0.02 < 0.02 0.02 23 Fluarida (F) 1,5 -- - - -- -- --24 Nitrit sbg N (NO2) 0,06 mg/l < 0.01 < 0.01 < 0.02 0.08 0.13 0.05 0.023 0.14 0.06 0.24 0.76 0.11 25 Sulfat -- mg/l - - - -- -- --26 Khlorin bebas 0,03 mg/l < 0.02 0.02 0.08 0.14 0.05 0.05 0.10 0,12 0.14 0.20 1.22 1.85 27 Belerang sbg H2S 0,002 mg/l - - - -- --
--III. KIMIA ORGANIK
1 Minyak dan Lemak 1000 ug/l - - - -- -- --2 Detergen sbg MBAS 200 ug/l - - - -- -- --3 Sny. Fenol sbg Fenol 1 ug/l 2.9 2.9 3.7 1.7 2.1 0.6 - - - -- --
--4 BHC 210 ug/l - - - -- --
--5 Aldrin / Dieldrien -- ug/l - - - -- --
--6 Chlordane -- ug/l - - - -- --
--7 DDT 2 ug/l - - - -- --
--8 Heptachlor dan Heptachlor -- ug/l - - - -- --
--epoxide ug/l - - - -9 Lindane -- ug/l - - - -- -- --10 Methoxclor -- ug/l - - - -- -- --11 Endrin 4 ug/l - - - -- -- --12 Texophan -- ug/l - - - -- -- --IV. MIKROBIOLOGI 1 F. Coliform 2000 Jml/100 ml - - - -- -- --2 Total Coliform 10000 Jml/100 ml - - - -- -- --V. RADIOAKTIVITAS 1 Gross - A 0,1 Bq/l - - - -- -- --2 Gross - B 1 Bq/l - - - -- -- --12 Januari 2010 14 Juni 2010 TAHUN 2011 24 Januari 2011 Musim Hujan Musim Kemarau 7-Apr-09 TAHUN 2009
Musim Kemarau Musim Hujan
TAHUN 2010 TABEL HASIL MONOTORING KUALITAS SUNGAI BINATUR
NO PARAMETER BAKU MUTU SATUAN
I. FISIKA
1 Temperatur Deviasi 3 °C 29,4 29.7 28,6 30,5 29.7 29.7 28.9 29,5 30,1 27,7 27,5 27,5 2 Residu terlarut 1000 mg/l 1147 684 827 587 516 556 422 255 1206 302 206 168 3 Residu tersuspensi 400 mg/l 525 15 269 252 247 274 124 146 134 564 595 587
II. KIMIA ANORGANIK
1 pH 6 - 9 -- 7,30 7,31 7,20 7,02 7,12 7,32 7,38 7,49 7,31 6,21 6,57 7,70 2 BOD 6 mg/l - - - < 2,0 < 2,0 < 2,0 < 2,0 < 2,0 2,0 3 3 4,3 3 COD 50 mg/l 84 85 109 82 83 90 71 79 87 80 81 87 4 DO > 3 mg/l 2,10 2,19 5,04 10,85 10,45 10,28 6,15 3,81 1,80 5,32 3,68 4,43 5 Total Pospat 1 mg/l 1,01 2,27 < 0.20 1,05 1,28 1,31 - - - 1,63 1,37 1,54 6 NO3 sebagai N 20 mg/l - - - -- -- --7 Amonia (NH3N) -- mg/l - - - > 1,2 > 1,2 > 1,2 8 Arsen (As) 1 mg/l - - - -- -- --9 Kobalt (Co) 0,2 mg/l - - - -- -- --10 Barium (Ba) -- mg/l - - - -- -- --11 Boron (B) 1 mg/l - - - -- -- --12 Selenium(Se) 0,05 mg/l - - - -- -- --13 Cadnium (Cd) 0,01 mg/l - - - -- -- --14 Khrom (Cr + 6) 0,05 mg/l - - - 0,09 0,07 0,07 -- -- --15 Tembaga (Cu) 0,02 mg/l 0,47 < 0,05 0,54 0,51 < 0,05 < 0,05 0,21 0,19 0,38 0,74 0,68 0,80 16 Besi (Fe) -- mg/l - - - 0,23 0,26 0,13 17 Timbal (Pb) 0,03 mg/l - - - -- -- --18 Mangan (Mn) -- mg/l - - - 0,40 0,84 0,37 19 Air Raksa (Hg) 0,002 mg/l - - - -- -- --20 Seng (Zn) 0,05 mg/l - - - -- -- --21 Khlorida (Cl) -- mg/l - - - 18,4 13,5 15,8 22 Sianida (CN) 0,02 mg/l 0.1 0.10 0.13 0.07 0.08 0.03 < 0.02 0.07 0.02 < 0.02 < 0.02 0.02 23 Fluarida (F) 1,5 -- - - -- -- --24 Nitrit sbg N (NO2) 0,06 mg/l < 0.01 0,04 0,01 0,099 0,066 0,032 < 0,01 0,04 0,02 0,17 0,17 0,19 25 Sulfat -- mg/l - - - -- -- --26 Khlorin bebas 0,03 mg/l 0,25 0,12 0,14 0,13 0,11 0,12 0,18 0,11 0,13 0,29 0,33 0,53 27 Belerang sbg H2S 0,002 mg/l - - - -- --
--III. KIMIA ORGANIK
1 Minyak dan Lemak 1000 ug/l - - - -- -- --2 Detergen sbg MBAS 200 ug/l - - - -- -- --3 Sny. Fenol sbg Fenol 1 ug/l 2,7 1,0 0,9 0,8 0,7 0,8 - - - -- --
--4 BHC 210 ug/l - - - -- --
--5 Aldrin / Dieldrien -- ug/l - - - -- --
--6 Chlordane -- ug/l - - - -- --
--7 DDT 2 ug/l - - - -- --
--8 Heptachlor dan Heptachlor -- ug/l - - - -- --
--epoxide ug/l - - - -9 Lindane -- ug/l - - - -- -- --10 Methoxclor -- ug/l - - - -- -- --11 Endrin 4 ug/l - - - -- -- --12 Texophan -- ug/l - - - -- -- --IV. MIKROBIOLOGI 1 F. Coliform 2000 Jml/100 ml - - - -- -- --2 Total Coliform 10000 Jml/100 ml - - - -- -- --V. RADIOAKTIVITAS 1 Gross - A 0,1 Bq/l - - - -- -- --2 Gross - B 1 Bq/l - - - -- -- --Musim Kemarau TAHUN 2010 13-Apr-10 18 Oktober 2010 TAHUN 2011 24 Januari 2011 Musim Kemarau Musim Hujan 18 Mei 2009 TAHUN 2009 Musim Kemarau
TABEL HASIL MONOTORING KUALITAS SUNGAI BREMI
NO PARAMETER BAKU MUTU SATUAN 14 MEI 2009 I. FISIKA 1. temperatur deviasi 3 °C 28.4 28.5 28.4 25.9 26.6 27.6 28.7 28.0 29 26.7 27.5 28.0 2. residu terlarut 1000 mg/l 110 255 1947 110 123 519 - - - 15 138 232 3. residu tersuspensi 400 mg/l 233 47 229 170 133 134 246 238 211 100 110 107
II. KIMIA ANOR GANIK
1. PH 6 - 9 -- 7.23 7.20 7.25 7.815 7.282 7.569 7.65 8.10 7.87 8.62 6.60 6.6 2. BOD 6 mg/l - - - < 2,o < 2,o < 2,o -- --
--3. COD 50 mg/l 60 67 68 51 59 72 17 20 40 48 59 67
4. DO >3 mg/l 11 9.23 4.73 8.33 7.64 7.37 5.60 5.90 6.48 6.48 7.96 7.05 5. Total pospat 1 mg/l 0.26 0.38 o,52 0.35 0.44 0.41 - - - 0.25 0.46 0.52 6. NO3 sebagai N 20 mg/l - - - 1.2 0.5 0.4 - - - -7. amonia (NH3N) -- mg/l - - - 0.18 0.28 0.4 8. arsen (AS) 1 mg/l - - - -9. kobalt (CO) 0.2 mg/l - - - -10. barium (Ba) -- mg/l - - - -11. boron (B) 1 mg/l - - - -12. selenium (Se) 0.05 mg/l - - - -13. cadmium (Cd) 0.01 mg/l - - - -14. khrom ( Cr+6) 0.05 mg/l - - - - 0.05 0.07 0.08 - - -15. tembaga (Cu) 0.02 mg/l <0,05 0.11 <0,05 0.26 <0,05 0.19 0.17 0.16 0.18 0.45 0.43 0.51 16. besi (Fe) -- mg/l - - - 0.09 0.12 0.11 17. timbal (Pb) 0.03 mg/l - - - -18. mangan (Mn) -- mg/l - - - 0.35 0.57 0.38 19. air raksa (Hg) 0.002 mg/l - - - -20. seng (Zn) 0.05 mg/l - - - -21. khlorida (CI) -- mg/l - - - 10.6 5.9 >25 22. sianida (CN) 0.02 mg/l 0.05 0.02 0.04 <0,02 0.02 0.2 0.02 0.02 0.02 23. fluarida (F) 1.5 -- - - -24. nitrit sbg N (NO₂) 0.06 mg/l <0,01 0.02 0.01 0.0329 0.0329 0.0329 <0,01 0.02 0.04 0.08 0.13 0.23 25. sulfat -- - - -26. khlorin bebas 0.03 mg/l 0.14 0.09 0.07 0.08 0.08 0.02 0.09 0.09 0.12 0.20 0.41 0.28 27. belerang sbg H₂S 0.002 mg/l - - -
-III. KIMIA ORGANIK
1. minyak dan lemak 1000 ug/i - - - -2. detergen sbg MBAS 200 ug/i - - - -3. Sny. Fenol sebagai fenol 1 ug/i 1.1 0.6 1.1 0.3 0.3 0.5 - - -
-4. BHC 210 ug/i - - -
-5. aldrin / dieldrin -- ug/i - - -
-6. chlordana -- ug/i - - -
-7. D D T 2 ug/i - - -
-8. Heptachlor dan heptachlor epoxide -- ug/i - - -
-9. lindane -- ug/i - - - -10. methoxclor -- ug/i - - - -11. endrin 4 ug/i - - - -12. toxaphan -- ug/i - - - -IV. MIKROBIOLOGI 1. F coliform 2000 jml/100ml - - - -2. total kolifrom 10000 jml/100ml - - - -V. RADIOAKTIFITAS 1. Gross -A 0.1 Bq/I - - - -2. Gross -B 1 Bq/I - - -
-musim kemarau musim hujan musim kemarau musim hujan TAHUN 2009 TAHUN 2010 TAHUN 2011 22 maret 2010 10 agustus 2010 14 maret 2011
TABEL HASIL MONOTORING KUALITAS SUNGAI BANGER
NO PARAMETER BAKU MUTU SATUAN
I. FISIKA
1 Temperatur Deviasi 3 °C 30,5 29,2 29,1 30,5 29,2 29,1 29 29,2 30,6 30 28 33 2 Residu terlarut 1000 mg/l 569 579 777 569 579 777 711 722 713 163 171 621 3 Residu tersuspensi 400 mg/l 107 132 133 107 132 133 420 423 1047 282 292 374
II. KIMIA ANORGANIK
1 pH 6 - 9 -- 7,621 7,91 8,15 7,621 7,91 8,15 8,20 8.73 8,64 7,7 7,0 7,6 2 BOD 6 mg/l < 0,2 < 0,2 2.0 < 0,2 < 0,2 2.0 2,0 2,0 2,0 3,9 4 3,9 3 COD 50 mg/l - - - 71 79 - 41 43 49 4 DO > 3 mg/l 3,93 3,81 3,77 3,93 3,81 3,77 2,52 2.28 2.29 4 9,5 8,5 5 Total Pospat 1 mg/l - - - 0.3 0.52 0.60 0,51 0,63 0,54 6 NO3 sebagai N 20 mg/l - - - -- -- --7 Amonia (NH3N) -- mg/l - - - 0,54 0,67 1,13 8 Arsen (As) 1 mg/l - - - -- -- --9 Kobalt (Co) 0,2 mg/l - - - -- -- --10 Barium (Ba) -- mg/l - - - -- -- --11 Boron (B) 1 mg/l - - - -- -- --12 Selenium(Se) 0,05 mg/l - - - -- -- --13 Cadnium (Cd) 0,01 mg/l - - - -- -- --14 Khrom (Cr + 6) 0,05 mg/l 0,31 0,31 0,17 0,31 0,31 0,17 - - - -- -- --15 Tembaga (Cu) 0,02 mg/l 0,11 0,12 0,12 0,11 0,12 0,12 0.28 0.26 0.24 0,76 1,02 0,76 16 Besi (Fe) -- mg/l - - - 0,24 0,32 0,21 17 Timbal (Pb) 0,03 mg/l - - - -- -- --18 Mangan (Mn) -- mg/l - - - 0,31 0,66 < 0,2 19 Air Raksa (Hg) 0,002 mg/l - - - -- -- --20 Seng (Zn) 0,05 mg/l - - - -- -- --21 Khlorida (Cl) -- mg/l - - - 8,7 8,5 15,2 22 Sianida (CN) 0,02 mg/l 0,1 0,09 0,05 0,10 0,09 0,05 - - - -- -- --23 Fluarida (F) 1,5 -- - - -- -- --24 Nitrit sbg N (NO2) 0,06 mg/l 0,03 0,03 0,08 0,03 0,03 0,08 0.15 0.14 0.04 0,50 0,18 0,22 25 Sulfat -- mg/l - - - -- -- --26 Khlorin bebas 0,03 mg/l 0,28 0.11 0,03 0,28 0.11 0,03 0.07 0.14 0.14 0,40 0,45 0,44 27 Belerang sbg H2S 0,002 mg/l - - - -- --
--III. KIMIA ORGANIK
1 Minyak dan Lemak 1000 ug/l - - - -- --
--2 Detergen sbg MBAS 200 ug/l - - - -- --
--3 Sny. Fenol sbg Fenol 1 ug/l - - - -- --
--4 BHC 210 ug/l - - - -- --
--5 Aldrin / Dieldrien -- ug/l - - - -- --
--6 Chlordane -- ug/l - - - -- --
--7 DDT 2 ug/l - - - -- --
--8 Heptachlor dan Heptachlor -- ug/l - - - -- --
--epoxide ug/l - - - -9 Lindane -- ug/l - - - -- -- --10 Methoxclor -- ug/l - - - -- -- --11 Endrin 4 ug/l - - - -- -- --12 Texophan -- ug/l - - - -- -- --IV. MIKROBIOLOGI 1 F. Coliform 2000 Jml/100 ml - - - -- -- --2 Total Coliform 10000 Jml/100 ml - - - -- -- --V. RADIOAKTIVITAS 1 Gross - A 0,1 Bq/l - - - -- -- --2 Gross - B 1 Bq/l - - - -- -- --Musim Hujan 14 Mei 2009 TAHUN 2009
Musim Kemarau Musim Kemarau
TAHUN 2010
11 Mei 2010 18-Nov-10
TAHUN 2011
11 Juni 2011 Musim Kemarau
TABEL HASIL MONOTORING KUALITAS SUNGAI MEDURI
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 32
E. ANALISIS REGULASI DALAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Saat ini Pemerintah Kota Pekalongan telah memiliki beberapa Perda
dasar seperti Perda Kebersihan, Keindahan, Kerapihan, dan Ketertiban, Perda
Retribusi Penyedotan Kakus, dan juga Perda pendukung seperti Perda IMB
yang menjadi dasar bagi pengaturan tentang pengelolaan sanitasi dan
penyediaan sarana sanitasi oleh masyarakat Kota Pekalongan. Meskipun
demikian masih terdapat kelemahan substansi di dalam Perda-Perda tersebut
yang perlu segera dibenahi untuk mendorong peningkatan kinerja pengelolaan
sanitasi di Kota Pekalongan.
1. Kebijakan Daerah dan Kelembagaan
Dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi, air bersih, dan
pengembangan prilaku hidup bersih dan sehat secara umum terdapat
isu-isu stategis pada aspek kebijakan daerah dan kelembagaan yang
secara umum terdapat di tingkat system, organisasi, maupun individu.
a. Tingkat Sistem
Saat ini Pemerintah Kota Pekalongan telah memiliki beberapa Perda
dasar seperti Perda Kebersihan, Keindahan, Kerapihan, dan
Ketertiban, Perda Retribusi Penyedotan Kakus, dan juga Perda
pendukung seperti Perda IMB yang menjadi dasar bagi pengaturan
tentang pengelolaan sanitasi dan penyediaan sarana sanitasi oleh
masyarakat Kota Pekalongan. Meskipun demikian masih terdapat
kelemahan substansi di dalam Perda-Perda tersebut yang perlu
segera dibenahi untuk mendorong peningkatan kinerja pengelolaan
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 33 Pemerintah Kota Pekalongan memiliki komitmen yang sangat tinggi
dalam pengelolaan sanitasi yang pro masyarakat miskin. Hal ini
terwujudnyata dalam salah satu bentuk rintisan program pemicuan
penyediaan sarana dan prasarana sanitasi yang diarahkan untuk
meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap sarana dan
prasarana sanitasi dan air bersih.
Kondisi system layanan sanitasi, air bersih dan upaya
pengembangan prilaku hidup bersih dan sehat yang berjalan saat ini
belum sepenuhnya terintegrasi secara optimal.
b. Tingkat Organisasi
Keberadaan organisasi Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan Kota Pekalongan dapat dijadikan sebagai motor
penggerak untuk membantu dinas dan lembaga teknis structural
Pemerintah Kota dalam mendorong kinerja pengelolaan sanitasi, air
bersih dan pengembangan prilaku hidup bersih yang optimal di Kota
Pekalongan.
Organisasi KLH yang memegang peranan kunci bagi
pengkoordinasian, pembinaan, dan pengawasan pola pengelolaan
sanitasi dan dampaknya bagi lingkungan Kota Pekalongan
menghadapi kendala untuk dapat menjalankan fungsinya dengan
optimal sehubungan dengan tingkat eselon yang kurang memadai
untuk pelaksanaan fungsi tersebut.
Mekanisme dan prosedur layanan sanitasi yang diterapkan oleh
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 34 Pekalongan saat ini belum berada dalam kondisi yang optimal untuk
mendukung penyediaan layanan sanitasi yang efektif dan efisien.
Organisasi KSM yang telah dibentuk untuk penanganan sarana
sanitasi di tingkat masyarakat saat ini belum dapat menjalankan peran
dalam pengorganisasian, operasionalisasi dan pemeliharaan sarana
dan prasarana sanitasi secara baik.
c. Tingkat Individu
Saat ini organisasi-organisasi penanggungjawab layanan pengelolaan
sanitasi di Kota Pekalongan masih berhadapan dengan keterbatasan
personil yang memiliki pengetahuan, dan keterampilan teknis yang
mendukung optimalitas pengelolaan sarana dan prasarana serta
layanan.
Seluruh isu strategis tersebut di atas merupakan isu yang secara
umum terdapat dalam praktik penanganan sanitasi, air bersih dan
pengembangan prilaku hidup bersih dan sehat di Kota Pekalongan.
Di samping isu-isu strategis tersebut di atas, dalam pengelolaan
masing-masing subsektor terdapat isu kebijakan daerah dan
kelembagaan yang mempengaruhi penanganan masing-masing sub
sektor tersebut secara strategis.
Isu-isu strategis kebijakan daerah dan kelembagaan pada Sub Sektor Air Limbah Domestik adalah:
1) Pemerintah Kota Pekalongan memiliki komitmen yang sangat
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 35 masyarakat miskin, seperti terlihat dalam program pengadaan
jamban keluarga bagi masyarakat miskin.
2) Adanya regulasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang
mengatur tentang standar baku mutu air limbah industri rumah
tangga sebelum dibuang ke badan air, yang dapat digunakan
sebagai dasar bagi pengaturan pola pengelolaan air limbah
domestic bagi industry-industri rumah tangga di Kota
Pekalongan.
3) Perda Pemerintah Kota Pekalongan yang dapat dijadikan
sebagai dasar untuk mendorong pengelolaan air limbah
domestic oleh berbagai pihak baru sebatas Perda No. 6 tahun
1999 tentang Retribusi Penyedotan Kakus, yang substansinya
belum mengarahkan pada penegasan mengenai hak dan
kewajiban serta pola tindak yang perlu dilakukan oleh
Pemerintah, masyarakat, maupun swasta dalam pengelolaan air
limbah domestic yang memenuhi kaidah pengelolaan
lingkungan secara baik dan benar di Kota Pekalongan.
4) Pola penegakkan hukum yang diarahkan untuk menertibkan
pola pengelolaan air limbah domestik di Kota Pekalongan saat
ini masih dalam kondisi yang belum optimal
5) Saat ini personil-personil penanggungjawab pengelolaan IPLT
Kota Pekalongan masih terbatas dari sisi jumlah dan
keterampilan untuk dapat mengoperasionalisasikan IPLT secara
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 36
F. ANALISIS MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Peran pengelolaan dan pembangunan sanitasi pada sub sektor air
limbah dalam aspek keuangan, terdapat beberapa isu strategis yang
mempengaruhi strategi pembangunan sanitasi di Kota Pekalongan diantaranya:
1. Meningkatnya trend anggaran untuk pengelolaan dan pembangunan sub
sektor air limbah (dalam 5 tahun meningkat 82%).
2. Mayoritas SKPD di Kota pekalongan sudah mengalokasikan anggaran
untuk kegiatan yang terkait dengan sub sektor air limbah.
3. Rendahnya biaya pembangunan sanitasi perkapita rata-rata masih
rendah (tahun 2008, Rp.46,000,-/kapita/tahun).
4. Sarana dan pra sarana (Sarpas) sanitasi yang ada (IPLT) kondisinya
kurang baik, sehingga memerlukan dana besar untuk perbaikannya.
5. Aspek sanitasi belum merupakan aspek prioritas dan belum dianggap
penting oleh steakholder.
Selain hal tersebut diatas ada beberapa aspek yang menjadi prioritas
dalam pembangunan pada sub sektor air limbah terutama untuk mendorong
pengelolaan dan pembangunan tentang isu, yaitu :
1) Adanya dukungan dana Propinsi dan Dana Alokasi Khusus (DAK)
sebagai peluang dan potensi untuk pengembangan sub sektor air limbah
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 37 2) Alokasi biaya operasi dan pemeliharaan untuk fasilitas air limbah
domestik belum memadai yang dapat menyebabkan cepat rusaknya
sarana yang ada atau tidak dapat berfungsi secara optimal.
G. ANALISIS PROGRAM STRATEGIS KE DEPAN DALAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH KOTA PEKALONGAN
Dalam memberikan perhatian khusus terhadap sanitasi pemerintah kota
Pekalongan melakukan penyusunan Strategi sanitasi kota tahun 2010 – 2014
yang di dalamnya memaparkan tentang tujuan, sasaran, dan tahapan
pencapaian serta strategi utama setiap sub sektor sanitasi.
1. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Sub Sektor Air Limbah Tujuan :
Mewujudkan Kota Pekalongan yang bersih dan sehat melalui peningkatkan kualitas lingkungan dengan meminimalisasi dampak limbah industri dan rumah tangga di tahun 2014.
Sasaran :
a. Berkurangnya praktek masyarakat yang membuang air besar sembarangan (BABS) dari 40% menjadi 10% pada Tahun 2014.
b. Meningkatnya pelaksanaan produksi bersih industri rumah tangga hingga 80% pada tahun 2014.
c. Meningkatnya efektifitas layanan pengolahan air limbah domestic skala kota (melalui IPLT) dari 90 m3/bulan menjadi 150 m3/bulan pada tahun 2014.
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 38
2. Strategis Aspek Teknis
Berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang melekat dalam berbagai aspek dan hasil dari
penjumlahan IFAS-EFAS (0,-27 = Ceruk) untuk sub sektor air limbah,
maka strategi teknis yang diarahkan untuk mencapai sasaran
pembangunan sub sektor air limbah tersebut adalah:
1) Strategi untuk Berkurangnya praktek masyarakat yang membuang
air besar sembarangan (BABS) dari 25% menjadi 10% pada tahun
2014., meliputi :
a) Meningkatkan akses layanan air limbah domestik melalui
replikasi pembangunan MCK komunal dan Tangki septik
komunal (Sanimas) di kawasan padat penduduk dan kumuh
perkotaan.
b) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat
terhadap pentingnya perilaku tidak buang air sembarangan.
c) Mengembangkan perencanaan pengelolaan air limbah domestic
system terpusat (off site system) di wilayah Central Bussiness
District dan kawasan permukiman padat.
2) Strategi untuk Meningkatnya pelaksanaan produksi bersih industri
rumah tangga hingga 80% pada tahun 2014, meliputi :
a) Meningkatkan sosialisasi akan pentingnya produksi bersih dari
aspek ekonomi dan lingkungan.
b) Mendorong pengurangan limbah industri rumah tangga (re-duce)
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 39 c) Mendorong para pelaku industri rumah tangga dalam pemanfaatan
limbah industri rumah tangga melalui pemanfaatan kembali (re-use)
dan daur ulang (re-cycle)
d) Meningkatkan kapasitas layanan pengolahan limbah industri rumah
tangga secara kualitas maupun kuantitas.
e) Meningkatkan kapasitas layanan pengolahan limbah industri rumah
tangga secara kualitas maupun kuantitas.
f) Penguatan kebijakan Pemerintah Kota Pekalongan dalam
penanganan air limbah industri rumah tangga (terutama industri
batik).
g) Mengembangkan teknologi tepat guna dalam pengolahan air limbah
rumah tangga.
3) Strategi untuk meningkatnya efektifitas layanan pengolahan air limbah
domestic skala kota (melalui IPLT / terpusat) dari 270 m3/bulan menjadi
450 m3/bulan pada tahun 2014.
a) Optimalisasi dan peningkatan sarana prasarana pengolahan air
limbah domestic skala kota.
b) Peningkatan kinerja operator layanan air limbah domestic skala
kota.
c) Mondorong peran swasta dalam layanan pengelolaan air limbah
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 40
3. Strategi Aspek Non Teknis
Strategi Kebijakan Daerah dan Kelembagaan untuk Meningkatkan
Pengelolaan dan Pembangunan pada sub sektor Air Limbah Domestik
adalah:
a. Pembentukan dan penegakan Perda terkait sub sektor air limbah
domestik.
b. Mengoptimalkan peran Pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam
pengelolaan dan pembangunan air limbah domestik.
c. Penguatan kelembagaan baik ditingkat Pemerintah dan masyarakat
dalam pengelolaan dan pembangunan air limbah domestik.
d. Meningkatkan kerjasama regional antara Kota Pekalongan dan
daerah di sekitarnya dalam pengelolaan dan pembangunan air
limbah domestik.
e. Membangun kemitraan antara pemerintah Kota dengan pihak
Swasta dalam pengelolaan dan pembangunan air limbah domestik.
H. Keuangan
Strategi Keuangan untuk Meningkatkan Pengelolaan dan
Pembangunan pada sub sektor Air Limbah Domestik adalah:
1. Pengembangan sumber pembiayaan kota bersama antara pemda dan
badan usaha atau masyarakat dalam pembangunan sarana sanitasi
komunal (IPAL komunal).
2. Melakukan reformasi terhadap perda sanitasi (air limbah) untuk
CV. POLA PRISMA (BAB : III) 41 3. Mengoptimalkan anggaran APBD Kota untuk sanitasi (perencanaan,
masterplan, dll.)
4. Pengembangan kegiatan fisik sanitasi dengan perluasan aspek dan
optimalisasi anggaran.
5. Prioritaskan program kegiatan rehabilitasi dan
pembangunan/pengadaan sarana IPAL dan IPLT sesuai skala prioritas
kota (akomodir aspirasi masyarakat).
6. Pembangunan sarpras IPAL skala menengah dengan menggunakan
sumber dana perbankan komersial.
7. Pengembangan sarana sanitasi sederhana berbasis masyarakat (IPAL
Komunal, sanimas, pamsimas, dll.)
8. Optimalisasi dana Propinsi untuk pembangunan IPAL.
9. Prioritaskan akses kepada pendanaan bersumber dari badan usaha
baik investasi (Kerjasama Pemerintah dan Swasta/KPS) maupun hibah
(CSR), serta hibah dari donor.
10. Pengembangan pembiayaan sarana sanitasi skala besar dengan akses
CV. POLA PRISMA (BAB : IV) 42
BAB Iv
A. KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Adapun program beserta target, pola pengelolaan, penanganan dan
kontribusi dalam rencana pemerintah Kota Pekalongan di sektor air limbah
adalah sebagai berikut:
1. Program Pembinaan Sistem Pengelolaan Air limbah
a. Target :
• Peningkatan pengembangan perangkat pengaturan dan standar,
pedoman dan manual bidang pengelolaan air limbah
• Peningkatan peran, fungsi dan kinerja lembaga/institusi pengelola
dan Sumber Daya Manusia serta adanya pemisahan peran
operator dan regulator.
b. Strategi Pendekatan : Tanggap kebutuhan
c. Penanganan : Fasilitasi, kordinasi dengan instansi terkait maupun
antar wilayah pelayanan, pendampingan, pemberdayaan kepada
masyarakat, uji coba dan lain-lain
d. Kontribusi Pemerintah Daerah: Pengembangan Perda, Perkuatan
institusi dan kelembagaan pengelola serta sumber daya manusia.
Dukungan sosial politik, Pendanaan, Pembinaan sistem pengelolaan,
CV. POLA PRISMA (BAB : IV) 43
2. Program Pengembangan Perencanaan Pengelolaan Air limbah
a. Target: Perencanaan Teknis dan Manajemen Air limbah sektor air
limbah Kota Pekalongan
b. Strategi Pendekatan: Perkuatan program dan perencanaan
c. Penanganan: Penyusunan dokumen-dokumen perencanaan sistem
pengelolaan air limbah Kota Pekalongan
d. Kontribusi Pemerintah Daerah: Penerapan pembangunan secara
konsisten berdasarkan perencanaan yang telah disusun, Perkuatan
status dokumen perencanaan, dll.
3. Program Pengelolaan Air limbah secara baik.
a. Target:
• Pengurangan volume air limbah sejak dari sumber melalui
peningkatan upaya pemilahan, pemanfaatan, daur ulang air
limbah dan pembuatan kompos dengan skala individu/ kawasan/
lingkungan dan skala kota.
Target disesuaikan dengan kondisi daerah pelayanan, namun tetap mengacu pada target pemerintah daerah Kota Pekalongan
(tahun 2011 sebesar 20 %).
b. Strategi Pendekatan : Kampanye dan gerakan moral, uji coba dan replikasi,
c. Penanganan: Penyediaan dan pelatihan fasilitator, pelaksanaan replikasi kegiatan pengurangan air limbah secara bertahap,
d. Kontribusi Pemerintah Daerah: dukungan penyediaan prasarana dan sarana pengolahan air limbah serta pemberian insentif bagi pihak-pihak yang berhasil melakukan pengurangan air limbah.
CV. POLA PRISMA (BAB : IV) 44
4. Program Perluasan Cakupan Pelayanan Air limbah
a. Target:
• Peningkatan pelayanan pengelolaaan air limbah kota pekalongan
secara bertahap sesuai kriteria
• Peningkatan sistem pelayanan dan pengolahan secara terpadu
melalui sistem pengolahan komunal
b. Strategi Pendekatan: Identifikasi kebutuhan pelayanan untuk jangka
waktu 5 tahun yang disesuaikan dengan rencana pengembangan
daerah pelayanan
c. Penanganan: Penyediaan prasarana dan sarana sesuai kebutuhan
pelayanan
d. Kontribusi Pemerintah Daerah : dukungan dana investasi untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan dan biaya O/M sesuai kebutuhan
5. Program Peningkatan Kualitas Sistem Pengolahan terpadu/komunal air limbah
a. Target:
• Peningkatan sistem pengolahan air limbah secara komunal untuk melindungi sumber daya lingkungan .
• Peningkatan efisiensi pengelolaan air limbah melalui Kerjasama antar wilayah pelayanan
b. Strategi pendekatan: Menyiapkan lokasi IPAL komunal sesuai
persyaratan teknis (SNI) dan menyiapkan dokumen perencanaan/
SOP/ pemantauan dan biaya investasi, O/M.
c. Penanganan Dapat dilakukan bersama dengan pihak Propinsi dan
CV. POLA PRISMA (BAB : IV) 45
6. Program Peningkatan Pengelolaan air limbah/ IPAL Terpadu Mendukung Perlindungan Sumber Daya Air
a. Target:
• Peningkatan penanganan air limbah secara terpadu lintas sektor
melindungi sumber daya air .
Pengembangan Eco Drain, penanganan terintegrasi
Meningkatkan kualitas saluran drainase/badan air dari
pencemaran akibat air limbah
b. Strategi Pendekatan : Menyiapkan perencanaan eco - drain dan
penyiapan peraturan keterpaduan air limbah
c. Dukungan pemerintah Daerah: penyiapan peraturan, perencanaan
dan investasi prasarana dan sarana yang dibutuhkan
7. Program Pembangunan Kapasitas Pendanaan Pengelolaan Air limbah
a. Target: Peningkatan sumber pendanaan pembangunan dan
pengelolaan air limbah
b. Strategi Pendekatan: Penggalian alternatif sumber pendanaan
c. Penanganan : Penyusunan rencana investasi PS air limbah,
Peningkatan investasi swasta, Pengembangan sistem pendanaan
termasuk untuk biaya operasi dan pemeliharaan, Peningkatan alokasi
pembiayaan pengelolaan air limbah
d. Kontribusi Pemerintah Daerah: Mengembangkan sistem pendanaan
CV. POLA PRISMA (BAB : IV) 46
8. Program Promosi Sistem Pengelolaan air limbah
a. Target:
• Penyebar luasan informasi dan peningkatan pemahaman dan
kesadaran masyarakat serta pemangku kepentingan dalam
pembangunan dan pengelolaan sistem air limbah
• Pengurangan resiko pencemaran dan penerapan konsep "waste
to energy" prioritas pada kota dengan kelembagaan pengelola air
limbah yang telah mantap.
b. Strategi Pendekatan: Pengembangan strategi promosi dan Ketepatan
sasaran penyebaran informasi
c. Penanganan:Edukasi, penyuluhan, kampanye, sosialisasi, uji
coba/percontohan ipal terpadu/komunal dengan system penerapan
Clean Development Mechanism (CDM).
d. Kontribusi Pemerintah Daerah: pendanaan secara kontinyu, dll.
9. Program Pengembangan Inovasi Teknologi Sistem Pengelolaan Air limbah
a. Target: Peningkatan kualitas sistem pengelolaan air limbah ramah
lingkungan
b. Strategi Pendekatan : Penelitian dan Pengembangan teknologi
pengolahan air limbah dan uji coba
c. Penanganan : pelaksanaan litbang
d. Dukungan Pemerintah Daerah: pelaksanaan hasil uji coba dalam