• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR TERHADAP RABIES DENIS SUTRISNO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR TERHADAP RABIES DENIS SUTRISNO"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

BOGOR TERHADAP RABIES

DENIS SUTRISNO

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2015

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor terhadap Rabies adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2015

Denis Sutrisno

(4)
(5)

ABSTRAK

DENIS SUTRISNO. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor terhadap Rabies. Dibimbing oleh DENNY WIDAYA LUKMAN dan ARDILASUNU WICAKSONO.

Rabies merupakan salah satu penyakit zoonotik dan menjadi masalah di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Penyakit ini dapat menular secara akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh genus Lyssavirus dan ditularkan melalui gigitan hewan pembawa rabies, terutama anjing. Tujuan penelitian adalah mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (FEMA IPB) terhadap rabies, menguji hubungan karakteristik, pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FEMA IPB terhadap rabies, serta mengidentifikasi faktor yang memengaruhi perilaku responden terhadap rabies. Penelitian ini dirancang menggunakan kajian lapang lintas seksional (cross-sectional study). Besaran sampel ditentukan menggunakan selang kepercayaan 95%, prevalensi dugaan 50%, dan tingkat kesalahan 5%, sehingga diperoleh besaran sampel sebanyak 250 sampel. Data diperoleh melalui wawancara kepada responden menggunakan kuesioner yang sudah disusun secara terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya tingkat pengetahuan mahasiswa FEMA IPB terhadap rabies berada pada kategori sedang sampai baik, namun sebagian besar sikap responden berada pada kategori buruk. Mayoritas responden berperilaku baik terhadap rabies. Dalam penelitian ini didapat hubungan yang nyata antara umur dan perilaku (p=0.003; r=-0.629) serta antara pengetahuan dan perilaku (p=0.000; r=0.499). Faktor yang memengaruhi perilaku responden terhadap rabies adalah umur dan pengetahuan.

Kata kunci: pengetahuan, perilaku, rabies, sikap

ABSTRACT

DENIS SUTRISNO. Knowledge, Attitude, and Practice of Students of Faculty of Human Ecology, Institut Pertanian Bogor on Rabies. Supervised by DENNY WIDAYA LUKMAN and ARDILASUNU WICAKSONO.

Rabies is one of the zoonoses that is still a problem around the world, especially in Indonesia. It is an acute infectious disease of the central nervous system caused by the genus Lyssavirus and is transmitted through animal bites, mainly dogs. This research was aimed to determine the level of knowledge, attitude, and practice; determine the relationship among characteristic, knowledge, attitude, and practice of students of the Faculty of Human Ecology, Institut Pertanian Bogor (FEMA IPB) on rabies; and identify factors which influence the respondents practice of rabies. This research was designed by cross-sectional study. The sample size was determined using level of confidence of 95%, expected prevalence of 50%, and accepted error of 5%, so the sample size was obtained as 250 samples. The data were taken by interview of respondents using structured questionnaire. The results showed that the general level of knowledge

(6)

of students of FEMA IPB on rabies was in the category of moderate to good, but half of the attitudes of the respondents were in the poor category. The majority of respondents had practice towards rabies in good category. This research obtained significant relationship between age and practice (p=0.003; r=-0.629) and between knowledge and practice (p=0.000; r=0.499). Factors which influenced the respondents practice of rabies were age and knowledge.

(7)

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

BOGOR TERHADAP RABIES

DENIS SUTRISNO

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2015

(8)
(9)
(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya, sehingga skripsi dengan judul Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor terhadap Rabies dapat diselesaikan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr med vet Drh. Denny Widaya Lukman, M.Si dan Drh Ardilasusnu Wicaksono M.Si selaku dosen pembimbing atas segala bimbingan, dorongan, kritik, dan saran yang telah diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi. Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof Dra R. Iis Arifiantini, M.S selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB). Ungkapan terima kasih penulis ucapkan kepada teman-teman Fakultas Ekologi Manusia yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak, ibu, dan kakak yang selalu memberi semangat, dukungan, dan doa. Selanjutnya ungkapan terima kasih penulis ucapkan kepada teman seperjuangan selama penelitian (Annisa Ratnasari B). Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada teman-teman seangkatan Ganglion 48 yang sama-sama berjuang dalam menempuh pendidikan di FKH IPB. Tak lupa ucapan terima kasih untuk orang-orang yang menginspirasi penulis selama melaksanakan skripsi. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kesalahan.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai evaluasi bagi penulis. Penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi yang membutuhkan.

Bogor, Juli 2015

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 METODE 2

Waktu dan Tempat 2

Alat dan Bahan 2

Metode Penelitian 2

Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Karakteristik Mahasiswa FEMA IPB 4

Pengetahuan Mahasiswa FEMA IPB 4

Sikap Mahasiswa FEMA IPB 5

Perilaku Mahasiswa FEMA IPB 6

Hubungan Karakteristik dengan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku 6

Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku 7

Faktor yang Memengaruhi Perilaku Responden terhadap Rabies 7

PENUTUP

Simpulan 8

Saran 8

DAFTAR PUSTAKA 8

(13)

DAFTAR TABEL

1 Besaran sampel mahasiswa FEMA IPB 3

2 Karakteristik mahasiswa FEMA IPB 4

3 Sebaran berdasarkan tingkat pengetahuan mahasiswa FEMA IPB terhadap rabies

5 4 Sebaran berdasarkan tingkat sikap mahasiswa FEMA IPB terhadap

rabies

5 5 Sebaran berdasarkan tingkat perilaku mahasiswa FEMA IPB

terhadap rabies

6 6 Hubungan karakteristik dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku

responden terhadap rabies

7 7 Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku responden

terhadap rabies

7

8 Faktor yang memengaruhi perilaku responden terhadap rabies 8

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap rabies 12

(14)
(15)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rabies atau penyakit anjing gila disebabkan oleh gigitan hewan pembawa rabies seperti anjing yang air liurnya (saliva) mengandung virus dari genus

Lyssavirus. Agen penyebab rabies akan menimbulkan gejala susunan saraf pusat

diikuti kelumpuhan dan kematian (Nigg dan Walker 2009). Sejak lama rabies dikenal sebagai penyakit yang mematikan karena case fatality rate (CFR) mencapai 100%. Angka kematian di seluruh dunia akibat rabies diperkirakan mencapai 55 000 jiwa. Persentase angka kematian akibat rabies di wilayah Asia mencapai 56%, sedangkan angka persentase kematian di Afrika mencapai 44% (WHO 2005).

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012) pada tahun 2011 rabies telah terjadi di 24 provinsi dari 33 provinsi di Indonesia. Terdapat sembilan provinsi yang masih dinyatakan daerah bebas rabies, yaitu Kepulauan Bangka Belitung, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kepulauan Riau, Papua Barat, dan Papua. Selama tahun 2012 kasus rabies pada hewan dilaporkan ada di Provinsi Sulawesi Tengah, Maluku, dan Sulawesi Utara (Ditjen PP dan PL 2013).

Rabies dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis), sehingga cara efektif untuk melakukan pencegahan dan pengendalian ditujukan pada hewan penularnya. Beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai tindakan dan pengendalian rabies, yaitu melakukan kontrol hewan peliharaan (vaksinasi), pemberantasan hewan yang tidak berpemilik (eliminasi), kontrol satwa liar, pengawasan aktif pada hewan pembawa rabies, dan mencegah masuknya rabies ke daerah bebas rabies (WHO 2012).

Provinsi Jawa Barat merupakan daerah endemik rabies, salah satunya yaitu di daerah Dramaga Bogor (Wahyudi 2001). Institut Pertanian Bogor (IPB) berada di daerah endemik, akan tetapi belum pernah dilaporkan ada kasus gigitan hewan pembawa rabies. Walau demikian penting untuk tetap diperhatikan guna meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian terhadap bahaya rabies mengingat Dramaga merupakan daerah endemik rabies. Rabies sewaktu-waktu dapat mengancam manusia karena banyaknya populasi anjing yang tidak berpemilik bebas berkeliaran di sekitar Kampus IPB.

Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) merupakan salah satu fakultas di IPB yang sebagian besar mahasiswanya mempelajari bidang keilmuan sosial masyarakat sehingga informasi penting mengenai penyakit bersumber dari hewan kurang diperoleh mahasiswa FEMA IPB pada umumnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FEMA IPB terhadap rabies; menguji hubungan karakteristik, pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FEMA IPB terhadap rabies; dan mengidentifikasi faktor yang memengaruhi perilaku responden terhadap rabies.

(16)

2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FEMA IPB terhadap rabies; menguji hubungan karakteristik, pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FEMA IPB terhadap rabies; dan mengidentifikasi faktor yang memengaruhi perilaku responden terhadap rabies.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FEMA IPB terhadap rabies serta mendapatkan data hubungan karakteristik, pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FEMA IPB terhadap rabies.

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2014 sampai Mei 2015 di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen; Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat; dan Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat tulis kantor, laptop yang digunakan untuk mengolah data, lembaran kuesioner, dan pangkalan data (database) mahasiswa Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen; Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat; Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB angkatan 48 dan 49.

Metode Penelitian Desain Penelitian

Penelitian dirancang menggunakan kajian lapang lintas seksional

(cross-sectional). Data diperoleh dari wawancara kepada responden menggunakan

kuesioner yang sudah disusun secara terstruktur.

Besaran Sampel

Unit sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEMA IPB angkatan 48 dan 49. Populasi kemudian dikelompokkan berdasarkan angkatan di setiap departemen yang ada di FEMA IPB. Besaran sampel dihitung menggunakan program Win Episcope 2.0. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak sederhana menggunakan program Microsoft Excel 2010.

(17)

3 Populasi mahasiswa FEMA angkatan 48 dan angkatan 49 adalah 714 orang. Penentuan besaran sampel pada penelitian ini menggunakan selang kepercayaan 95%, prevalensi dugaan 50%, dan tingkat kesalahan 5%, sehingga diperoleh besaran sampel sebanyak 250 sampel. Besaran sampel yang diperoleh lalu dibagi secara proporsional di setiap departemen dan angkatan. Hasil pembagian sampel dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Besaran sampel mahasiswa FEMA IPB Departemen Angkatan 48 49 Jumlah Populasi Jumlah Sampel Jumlah Populasi Jumlah Sampel

Ilmu Keluarga dan Konsumen 68 24 84 29

Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 149 52 154 54

Gizi Masyarakat 118 41 141 50

Total 335 117 379 133

Kuesioner

Kuesioner disusun untuk mendapatkan data tentang karakteristik, pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FEMA IPB terhadap rabies. Kuesioner terdiri atas empat bagian yaitu karakteristik mahasiswa (responden), tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap rabies, sikap mahasiswa terhadap rabies, dan perilaku mahasiswa terhadap rabies. Uji validitas terhadap kuesioner telah dilakukan dengan metode Pearson, yaitu mengorelasikan skor peubah jawaban responden dengan total skor masing-masing peubah. Hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf signifikan 0.05. Menurut Sarwono (2006) validitas berkaitan dengan persoalan untuk membatasi atau menekan kesalahan-kesalahan dalam penelitian sehingga hasil diperoleh akurat dan berguna untuk dilaksanakan.

Pengukuran tingkat pengetahuan dilakukan dengan memberikan sebanyak 10 pertanyaan tentang rabies. Pengukuran tingkat sikap dilakukan dengan memberikan 10 pernyataan menggunakan skala Likert. Skala tersebut mempunyai empat atau lebih butir-butir pernyataan yang dikombinasikan sehingga membentuk sebuar skor atau nilai yang merepresentasikan sifat individu, misalkan pengetahuan, sikap, dan perilaku (Budiaji 2013). Pengukuran tingkat perilaku dilakukan dengan memberikan 10 pertanyaan berkaitan praktik dalam menghadapi risiko rabies oleh anjing tidak berpemilik di sekitar kampus IPB. Responden dikategorikan memiliki tingkat pengetahuan dan sikap yang baik bila memiliki skor >75%, kategori sedang bila memiliki skor antara 50-75%, dan kategori kurang jika <50%. Responden dengan tingkat perilaku baik bila memiliki skor >50% dan kategori buruk bila <50% (Dabbak dan Arafa 2014).

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan analitis. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square untuk mengetahui hubungan antara peubah yang diamati. Selanjutnya, dilakukan uji Gamma untuk melihat kekuatan dan arah

(18)

4

korelasi. Kekuatan korelasi dibagi menjadi tiga kategori yaitu lemah (0.10-0.29), sedang (0.30-0.49), dan kuat (0.50-1.00). Arah korelasi dibagi menjadi dua yaitu negatif dan positif (Wardana 2007). Kemudian dilakukan analisis regresi logistik untuk mendapatkan nilai odds ratio (OR) sehingga dapat ditentukan faktor yang memengaruhi perilaku terhadap rabies. Analisis data dilakukan menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan Statistical Products and Solution Services

version 16 (SPSS V.16).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Mahasiswa FEMA IPB

Penelitian menunjukkan sebagian besar (53.2%) responden adalah mahasiswa FEMA IPB angkatan 49, sedangkan sisanya (46.8%) responden adalah mahasiswa FEMA IPB angkatan 48. Mayoritas (86.4%) responden adalah perempuan, sisanya (13.6%) responden adalah laki-laki. Responden yang berada pada tingkatan usia remaja akhir sebesar 94% dan responden pada tingkatan dewasa sebesar 6%. Karakteristik mahasiswa secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2. Menurut Wong (2009) umur remaja akhir yaitu 17-21 tahun, sedangkan dewasa yaitu 22-25 tahun.

Tabel 2 Karakteristik mahasiswa FEMA IPB

Karakteristik mahasiswa Total (n=250)

n % Angkatan 48 117 46.8 49 133 53.2 Jenis kelamin Laki-laki 34 13.6 Perempuan 216 86.4 Umur

Remaja akhir (17-21 tahun) 235 94.0

Dewasa (22-25 tahun) 15 6.0

Pengetahuan Mahasiswa FEMA IPB terhadap Rabies

Dalam penelitian ini, sebagian besar (53.2%) mahasiswa FEMA IPB memiliki pengetahuan tentang rabies dikategorikan sedang dan 15.6% responden memiliki pengetahuan baik, sedangkan 31.2% responden memiliki pengetahuan buruk. Sebaran tingkat pengetahuan mahasiswa FEMA IPB dapat dilihat pada Tabel 3.

(19)

5 Tabel 3 Sebaran berdasarkan tingkat pengetahuan mahasiswa FEMA IPB

terhadap rabies Pengetahuan Jumlah (n=250) n % Baik 39 15.6 Sedang 133 53.2 Buruk 78 31.2 Total 250 100

Pengetahuan mahasiswa tentang rabies sebagian besar termasuk dalam kategori sedang. Mahasiswa dengan pengetahuan buruk persentasenya masih lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki pengetahuan baik. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sambo et al. (2014) diperoleh hasil tingkat pengetahuan baik mengenai rabies pada masyarakat di Tanzania dengan persentase rendah (37%).

Pengetahuan yang baik dapat mendukung responden untuk bersikap dan berperilaku baik terhadap kejadian rabies. Sikap dan perilaku baik tersebut dapat mendorong responden untuk melakukan pencegahan agar rabies tidak muncul dan membahayakan dirinya sendiri serta orang-orang di sekitarnya (Astuty 2009).

Sikap Mahasiswa FEMA IPB terhadap Rabies

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar (50.8%) mahasiswa FEMA IPB memiliki sikap tentang rabies yang dikategorikan buruk, sedangkan sisanya memiliki sikap dengan kategori sedang (46%) dan baik (3.2%). Sebaran tingkat sikap mahasiswa FEMA IPB dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Sebaran berdasarkan tingkat sikap mahasiswa FEMA IPB terhadap

rabies Sikap Jumlah (n=250) n % Baik 8 3.2 Sedang 115 46.0 Buruk 127 50.8 Total 250 100

Sikap merupakan respon terhadap sesuatu hal dengan tingkatan menerima, menghargai, dan merespon (Chaiklin 2011). Tingkat sikap mahasiswa FEMA IPB sebagian besar termasuk dalam kategori buruk. Adanya mahasiswa yang memiliki sikap buruk disebabkan oleh kurangnya kesadaran mahasiswa terhadap

(20)

6

rabies dalam upaya pencegahan dan penyikapan yang baik terhadap rabies. Hal ini sejalan dengan penelitian Malahayati (2009) bahwa tingkat sikap masyarakat di Kota Medan dalam upaya pencegahan dan penyebarluasan rabies berada pada kategori sedang (43.2%).

Perilaku Mahasiswa FEMA IPB terhadap Rabies

Terkait perilaku mahasiswa FEMA IPB terhadap rabies diperoleh hasil bahwa sebagian besar (81.6%) mahasiswa FEMA IPB memiliki perilaku baik, sedangkan 18.4% memiliki perilaku buruk. Sebaran tingkat perilaku mahasiswa FEMA IPB dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Sebaran berdasarkan tingkat perilaku mahasiswa FEMA IPB terhadap rabies Perilaku Jumlah (n=250) n % Baik 204 81.6 Buruk 46 18.4 Total 250 100

Perilaku merupakan tindakan yang terdiri atas berbagai aspek, yaitu persepsi, mengenal, serta memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil dalam usaha pencegahan dan pengendalian rabies (Notoadmodjo 2003). Perilaku mahasiswa FEMA IPB terhadap rabies menunjukkan hasil persentase yang sangat tinggi, artinya mahasiswa sudah memahami hal-hal yang harus dilakukan dalam mencegah kejadian rabies. Hasil ini sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2008) sebagian besar (63.9%) masyarakat memiliki perilaku yang baik dalam upaya pencegahan penyakit rabies di Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah.

Hubungan Karakteristik dengan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku

Hasil analisis hubungan peubah karakteristik dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FEMA IPB terhadap rabies diperoleh hubungan nyata dengan kekuatan korelasi kuat dan arah yang negatif antara peubah umur dan perilaku (p<0.05; r=-0.629). Hasil analisis ini membuktikan bahwa semakin dewasa umur maka semakin buruk perilaku responden terhadap rabies. Hubungan karakteristik dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku responden dapat dilihat pada Tabel 6.

(21)

7 Tabel 6 Hubungan karakteristik dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku

responden terhadap rabies Karakteristik

Pengetahuan Sikap Perilaku

r Nilai p r Nilai p r Nilai p

Angkatan -0.198 0.079 -0.060 0.703 0.131 0.421

Jenis kelamin -0.155 0.362 0.336 0.056 0.181 0.408

Umur 0.042 0.892 0.111 0.589 -0.629 0.003*

*

berbeda nyata pada p<0.05

Hasil ini didukung oleh penelitian Shen et al. (2013) yang melakukan penelitian tentang keselamatan anjing di pedesaan China diperoleh hasil bahwa kategori umur dewasa memiliki perilaku yang berisiko terhadap gigitan anjing.

Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku

Berdasarkan hasil analisis peubah pengetahuan, sikap, dan perilaku diperoleh hubungan nyata dengan kekuatan korelasi yang sedang dan arah yang positif antara pengetahuan dan perilaku (p<0.05; r=0.499). Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa semakin baik pengetahuan responden maka semakin baik perilaku responden terhadap rabies. Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku responden terhadap rabies dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku responden terhadap rabies

Peubah

Pengetahuan Sikap Perilaku

r Nilai p r Nilai p r Nilai p

Pengetahuan 0.238 0.009 0.499 0.000*

Sikap 0.238 0.009 0.128 0.138

Perilaku 0.499 0.000* 0.128 0.138

*

berbeda nyata pada p<0.05

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Davlin et al. (2013) yang menyatakan adanya hubungan positif antara pengetahuan terhadap perilaku responden terkait rabies di Bohol Filipina. Menurut Purnawan (2013) terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku pencegahan rabies pada wisatawan yang menginap dan berlibur di Ubud Bali. Penelitian ini membuktikan bahwa semakin baik pengetahuan maka semakin baik juga perilaku responden terhadap rabies.

Faktor yang Memengaruhi Perilaku Responden terhadap Rabies

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik didapatkan peubah umur dan pengetahuan yang memiliki pengaruh terhadap perilaku mahasiswa FEMA IPB

(22)

8

terhadap rabies. Responden yang memiliki umur dewasa memperoleh kemungkinan 5.497 kali untuk berperilaku buruk dibandingkan dengan responden yang memiliki umur remaja akhir. Responden dengan pengetahuan buruk memiliki kemungkinan terkena rabies 4.647 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan baik. Faktor yang memengaruhi perilaku responden terhadap rabies dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Faktor yang memengaruhi perilaku responden terhadap rabies

Peubah Odds ratio Selang kepercayaan 95% Nilai p

Umur dewasa vs umur remaja akhir 5.497 1.76-17.17 0.003*

Pengetahuan buruk vs pengetahuan baik 4.647 1.45-14.84 0.010*

*

berbeda nyata pada p<0.05

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Umumnya tingkat pengetahuan mahasiswa FEMA IPB terhadap rabies berada pada kategori sedang sampai baik, namun sebagian besar sikap responden berada pada kategori buruk. Mayoritas responden berperilaku baik terhadap rabies.

Dalam penelitian ini diperoleh hubungan yang nyata antara umur dan perilaku serta antara pengetahuan dan perilaku. Faktor yang memengaruhi perilaku responden terhadap rabies adalah umur dan pengetahuan.

Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian yang sama bagi peneliti lain pada fakultas-fakultas lain di IPB, masyarakat sekitar kampus, dan siswa sekolah. Dilakukan sosialisasi pada mahasiswa terkait pencegahan rabies serta pengendalian anjing liar di dalam kampus.

DAFTAR PUSTAKA

Astuty ATJE. 2009. Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang penyakit rabies pada siswa sekolah dasar di Provinsi Sumatera Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Budiaji W. 2013. Skala pengukuran dan jumlah respon skala Likert. JIPP [Internet]. [diunduh 2015 Feb 27]; 2(2):125-131. Tersedia pada: https://wbudiaji.files.wordpress.com/2013/11/36-67-1-sm.pdf

Chaiklin H. 2011. Attitude, behavior, and social practice. JSSW [Internet].

(23)

9 http://www.wmich.edu/hhs/newsletters_journals/jssw_institutional/institutio nal_subscribers/38.1.Chaiklin.pdf

Dabbak H, Arafa MA. 2014. Risk assessment and risk perception of coronary heart disease in Gaza strip, Palastine. SCIRP. 6(21):2883-2893.doi:10.4236/health.2014.621327.

Davlin SL, Lapiz SM, Miranda ME, Murray KO. 2013. Knowledge, attitude, and practices regarding rabies in Filipinos following implementation of the Bohol rabies prevention and elimination programme. Epidemiol Infect. 142(7):1476-1485.doi:10.1017/S0950268813002513.

[Ditjen PP dan PL] Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2013. Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2012. Jakarta (ID): Dirjen PP & PL.

[Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta (ID): Kemenkes RI.

Malahayati E. 2009. Pengaruh karakteristik pemilik anjing terhadap partisipasinya dalam program pencegahan penyakit rabies di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan tahun 2009 [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.

Nigg AJ, Walker PL. 2009. Overview, prevention, and treatment of rabies.

Pharmacotherapy. 29(10):1182-1195.doi:10.1592/phco.29.10.1182.

Notoadmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta (ID): Rineka Cipta.

Purnawan IN, Kardiwinata MP. 2013. Tingkat pengetahuan dan perilaku pencegahan wisatawan terhadap penyakit rabies di Ubud sebagai daerah tujuan wisata di Bali [Internet]. [diunduh 2015 Mei 3]; 1(2):65-71. Tersedia pada: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php /jikmu/article/download/7183/6 693.pdf

Sambo M, Lembo T, Cleaveland S, Fergusom HM, Sikana L, Simon C, Urassa H, Hampson K. 2014. Knowledge, attitudes, and practices (KAP) about rabies prevention and control: a community survey in Tanzania. PLoS Negl Trop

Dis. 8(12):1-10.doi:10.1371/journal.pntd.0003310.

Sarwono J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta (ID): Penerbit Graha Ilmu.

Shen J, Li S, Xiang H, Pang S, Xu G, Yu G, Schwebel DC. 2013. Dog safety in rural China: childrens’s sources of safety information and effect on knowledge, attitude, and practices. Accident Anal Prev. 59:164-169.doi10.1016/j.aap.2013.05.014.

Wahyudi RE. 2001. Kajian strategi pemberantasan rabies dalam penerapan otonomi daerah di Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Wardana A. 2007. Menggunakan SPSS dalam Penelitian Sosial. Yogyakarta (ID): Universitas Negeri Yogyakarta.

Wong DL, Eaton MH, Wilson D, Winkelstein ML, Schwartz P. 2009. Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik. Agus S, Juniarti N,Kuncoro HY, penerjemah.

Jakarta (ID): EGC. Terjemahan dari: Wong’s Essentials of Pediatric

Nursing.

[WHO] World Health Organization. 2005. WHO Expert Consultation On Rabies. Geneva (SZ): WHO.

(24)

10

[WHO] World Health Organization. 2012. Strategic framework for elimination of human rabies transmitted by dogs in the South-East Asia region. New Delhi (IN): World Health Organization, Regional Office for South-East Asia. Yunita H. 2009. Hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang rabies

dengan tindakan pencegahan penyakit rabies di Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah [skripsi]. Padang (ID): Universitas Andalas.

(25)

11

(26)

12

Lampiran 1 Kuisioner tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap rabies

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KUESIONER PENELITIAN

1. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nomor urut Kuesioner (diisi oleh peneliti) :

2. Nama : 3. Departemen : 4. Angkatan : 5. Jenis Kelamin : L / P 6. Umur : ……….tahun Pernyataan Persetujuan

Assalamualaikum/salam sejahtera saudara/i, saya Denis Sutrisno mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian yang berkaitan dengan Pengetahuan,

Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor terhadap Rabies, oleh karena itu saya membutuhkan

waktu dan perhatian saudara/i selama beberapa menit untuk menjawab pertanyaan. Semua jawaban yang saudara/i sampaikan dan identitas saudara/i akan sangat dirahasiakan. Saya sangat mengharapkan bantuan dari saudara/i untuk memberikan keterangan yang cermat dan jujur. Namun saudara/i berhak menolak berpartisipasi dalam penelitian ini jika tidak berkenan. Terima kasih atas waktunya. Sekarang akan saya mulai wawancaranya.

Pernyataan Responden :

Saya menyatakan bersedia untuk memberikan informasi tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia terhadap penyakit rabies.

(27)

13

2. PENGETAHUAN RESPONDEN

Untuk mengisi form pengetahuan terhadap penyakit rabies, Saudara/i dimohon membaca pertanyaan-pertanyaan berikut dengan teliti. Setelah membaca setiap pertanyaan, silahkan berikan jawaban Saudara/i sejujurnya terhadap pertanyaan tersebut. Jawaban dilakukan dengan memberi tanda (√) pada jawaban yang disediakan.

Pertanyaan:

1. Menurut Saudara/i apakah penyakit rabies itu?

o Penyakit pada anjing yang dapat menular kepada manusia melalui cakaran anjing penderita

o Penyakit pada anjing dan manusia yang dapat saling menular melalui air liur anjing penderita

o Semua jawaban di atas benar o Tidak tahu

2. Menurut Saudara/i penyakit rabies dapat menyerang makhluk hidup apa? o Anjing, kucing, kera, ular, dan manusia

o Anjing, kucing, monyet, dan manusia o Semua jawaban di atas benar

o Tidak tahu

3. Menurut Saudara/i disebabkan oleh apakah penyakit rabies? o Bakteri

o Virus o Cacing o Tidak tahu

4. Menurut Saudara/i bagaimana cara penularan penyakit rabies? o Masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan

o Masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi daging anjing o Masuk ke dalam tubuh melalui sistem syaraf pusat o Tidak tahu

5. Menurut Saudara/i apakah tanda-tanda penyakit rabies pada anjing? o Menyendiri, menyerang segala hal di sekitarnya, mata terbuka dan

kering

o Lebih agresif, takut dengan orang, dan menyerang segala hal di sekitarnya

o Semua jawaban di atas benar o Tidak tahu

(28)

14

6. Menurut Saudara/i apakah tanda-tanda penyakit rabies pada manusia? o Muntah, takut pada air, dan diare

o Demam, takut pada air, dan sakit kepala o Sakit kepala, takut pada air, dan diare o Tidak tahu

7. Saran apakah yang Saudara/i berikan apabila mengetahui ada seseorang baru digigit oleh seekor anjing?

o Mencuci dan membersihkan luka gigitan dengan air sabun selama 5-10 menit, luka di sekitar gigitan ditutup dengan plester dan dibawa ke Puskesmas

o Mencuci dan membersihkan luka gigitan dengan air sabun selama 5-10 menit, diberi larutan antiseptik di sekitar luka gigitan dan dibawa ke Puskesmas

o Semua jawaban di atas benar o Tidak tahu

8. Jika Saudara/i mengetahui ada anjing yang menggigit orang di dalam atau di sekitar kampus maka hal yang pertama kali dilakukan?

o Anjing yang menggigit ditangkap dan dibawa ke Dokter Hewan dan orang yang digigit anjing segera dibawa ke dokter/Puskesmas/rumah sakit

o Orang yang digigit anjing segera diberikan pertolongan pertama dan anjing yang menggigit ditangkap dan dibawa ke Dokter Hewan o Kedua jawaban di atas benar

o Tidak tahu

9. Upaya pencegahan yang dilakukan agar hewan pelihara tidak tertular penyakit rabies?

o Memberikan vaksinasi rabies setiap satu tahun o Memberikan vaksinasi rabies setiap enam bulan o Kedua jawaban di atas salah

o Tidak tahu

10. Menurut Saudara/i bagaimana cara yang tepat untuk mencegah penyakit rabies?

o Menghindari untuk tidak berkontak dengan anjing dan tidak memelihara hewan pembawa rabies lainnya

o Memberikan vaksinasi rabies secara teratur pada hewan dan orang yang selalu berhubungan dengan hewan tersebut

o Semua jawaban di atas benar o Tidak tahu

(29)

15

3. SIKAP RESPONDEN

Untuk mengisi form sikap terhadap penyakit rabies, Saudara/i dimohon membaca penyataan-pernyataan berikut dengan teliti. Setelah membaca setiap pernyataan, silahkan berikan jawaban Saudara/i sejujurnya terhadap pertanyaan tersebut. Jawaban dilakukan dengan memberi tanda (√) pada kolom, yakni “Setuju”, “Kurang Setuju”, atau “Tidak Setuju”.

No Pernyataan Setuju Kurang

Setuju

Tidak Setuju 1 Menurut saya penyakit rabies pada

anjing dapat menular kepada manusia tidak hanya melalui gigitan anjing. 2 Saya yakin penyakit rabies tidak hanya

menyerang makhluk hidup seperti anjing, kucing, monyet, dan manusia.

3 Menurut pendapat saya penyakit

rabies disebabkan oleh bakteri rabies. 4 Menurut saya cara penularan penyakit

rabies masuk ke dalam tubuh melalui luka gigitan dan masuk ke dalam sistem pernapasan.

5 Saya yakin tanda-tanda anjing yang terkena penyakit rabies menyendiri dan takut pada orang.

6 Menurut pendapat saya gejala

penyakit rabies pada manusia antara lain demam, sakit kepala, dan takut air.

7 Pertolongan pertama pada orang yang digigit anjing antara lain dengan

mencuci luka dengan air yang

mengalir kemudian diberi antiseptik

dan dibawa ke

dokter/Puskesmas/rumah sakit.

8 Saya rasa jika mengetahui ada anjing yang menggigit orang maka sebaiknya anjing ditangkap dan dibunuh agar tidak menggigit dan membahayakan orang lebih banyak.

9 Menurut saya salah satu tindakan pencegahan penyakit rabies yaitu dengan melakukan vaksinasi

10 Saya yakin pencegahan penyakit

rabies dapat dilakukan dengan cara vaksinasi hanya pada anjing dan manusia.

(30)

16

4. PERILAKU RESPONDEN

Untuk mengisi form perilaku terhadap penyakit rabies, Saudara/i dimohon membaca pertanyaan-pertanyaan berikut dengan teliti. Setelah membaca setiap pertanyaan, silahkan berikan jawaban Saudara/i sejujurnya terhadap pertanyaan tersebut. Jawaban dilakukan dengan memberi tanda (√) pada hawaban yang disediakan

Pertanyaan:

1. Apa yang Saudara/i lakukan agar terhindar dari penyakit rabies? o Tidak memelihara hewan pembawa rabies

o Melakukan vaksinasi secara teratur o Semua jawaban diatas benar o Tidak tahu

2. Apa yang akan dilakukan bila Saudara/i memelihara hewan peliharaan seperti anjing?

o Merawat dengan baik dan memberi kandang yang layak

o Tidak perlu melakukan hal-hal yang khusus dalam memelihara anjing o Merawat dengan baik dan membebaskan anjing hidup di luar kandang o Tidak tahu

3. Apa yang Saudara/i lakukanketika bertemu dengan anjing liar? o Tenang, menghampiri, dan tidak mengganggu anjing tersebut o Tenang, menjauhi, dan mengusir anjing tersebut

o Tenang, tidak mengganggu, dan pelan-pelan menjauhi o Tidak tahu

4. Ketika melihat ada gejala aneh pada anjing seperti agresif dan kejang-kejang, apa yang akan anda lakukan?

o Memeriksa terlebih dahulu penyebab anjing melakukan hal demikian o Melapor kepada dokter hewan atau ke dinas yang membidangi

Kesehatan Hewan setempat

o Tidak peduli terhadap apa yang dilakukan anjing tersebut o Tidak tahu

5. Siapa yang harus mendapat vaksinasi rabies? (jawaban boleh lebih dari

satu)

o Monyet o Unggas o Anjing o Kucing

(31)

17 6. Kapan sebaiknya dilakukan vaksinasi rabies pada anjing?

o Setelah terjadi adanya kasus gigitan anjing kepada manusia o Sebelum terjadi adanya kasus gigitan anjing kepada manusia o Setelah terjadi adanya kasus gigitan anjing kepada anjing lainnya o Tidak tahu

7. Bagaimana tindakan pertolongan pertama jika ada seseorang baru digigit oleh seekor anjing?

o Membersihkan luka gigitan dengan air, lalu diberi larutan antiseptik, dan diberi plester

o Segera membawa orang yang baru digigit tersebut ke puskemas/dokter untuk mendapat pengobatan

o Segera mencuci dan membersihkan luka gigitan dengan air sabun, lalu diberi larutan antiseptik

o Tidak tahu

8. Kemana harus membawa orang yang baru saja terkena gigitan anjing?

(jawaban boleh lebih dari satu)

o Rumah Sakit o Dokter Hewan o Dokter

o Rumah Sakit Hewan

9. Seandainya Saudara/i digigit oleh anjing, apa yang akan dilakukan terhadap anjing?

o Anjing ditangkap dan dibunuh agar tidak menggigit korban lain o Anjing dibunuh dan diserahkan ke Dokter Hewan

o Anjing diserahkan ke Dokter Hewan o Tidak tahu

10. Seandainya Saudara/i merasakan gelisah, demam, sakit kepala, gatal, dan kondisi tubuh lemah setelah tergigit anjing, apa yang akan saudara/i lakukan?

o Harus curiga bahwa itu gejala dari penyakit rabies sehingga harus segera mungkin mendapat pengobatan

o Tidak perlu curiga karena hanya gejala biasa yang sering terjadi pada gejala awal mirip penyakit influenza

o Kedua jawaban di atas salah o Tidak tahu

(32)

18

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cirebon pada tanggal 31 Desember 1992 dari ayah Saryo dan ibu Iin. Penulis adalah putra kedua dari dua bersaudara. Pada tahun 2011 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Sumber dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa FKH pada tahun ajaran 2013/2014, Himpunan Minat dan Profesi Ruminansia 2013/2014, Organisasi Mahasiswa Daerah Ikatan Kekeluargaan Cirebon, Komunitas Seni Masyarakat Rumput Fakultas Kehutanan IPB, dan mengikuti seluruh kegiatan wajib sebagai mahasiswa FKH IPB.

Penulis juga aktif mengikuti lomba cipta lagu tingkat mahasiswa. Beberapa prestasi yang diraih oleh penulis antara lain ialah Juara 1 Cipta Lagu Jingle Asrama TPB IPB tahun 2012, Juara 2 Cipta Lagu Semarak Bidik Misi IPB tahun 2013, dan Juara 2 Cipta Lagu Sayembara Mentoring Nasional Universitas Brawijaya tahun 2014.

Gambar

Tabel 1  Besaran sampel mahasiswa FEMA IPB
Tabel 2  Karakteristik mahasiswa FEMA IPB
Tabel 4  Sebaran  berdasarkan  tingkat  sikap  mahasiswa  FEMA  IPB  terhadap  rabies  Sikap  Jumlah (n=250)  n  %  Baik      8         3.2  Sedang  115       46.0  Buruk  127       50.8  Total  250  100
Tabel 5  Sebaran  berdasarkan  tingkat  perilaku  mahasiswa  FEMA  IPB  terhadap  rabies  Perilaku  Jumlah (n=250)  n  %  Baik  204       81.6  Buruk    46       18.4  Total  250  100
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan suatu studi yang secara tidak langsung memberikan kontribusi bagi peneliti, dan menambah pengetahuan mengenai folklor Cirebon, biografi

Analisis SWOT sebagai dasar dalam memberikan gambaran mengenai keadaan usaha pada mahasiswa di Politeknik Negeri Sriwijaya meliputi faktor internal yaitu kekuatan

Anda dapat mengenakan biaya untuk tindakan fisik transfer salinan dan dapat menawarkan perlindungan jaminan berbayar. Anda dapat memodifikasi satu atau beberapa salinan Program

pada perangkat penyimpanan USB yang dipilih (misalnya, partisi yang telah digunakan sebagai partisi pencadangan), maka sistem akan menampilkan partisi ini secara otomatis

Hasil penelitian ini sama dengan yang dilakukan oleh Christianti (2006) menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara struktur aktiva dengan tingkat leverage perusahaan,

Kelima ayat tersebut berisi ketentuan yang sangat teknis, tetapi tidak berhasil menjawab dengan jelas dan pasti mengenai (i) siapa kah yang dapat mengajukan usul dan apa saja

(5) Penambahan bagian pekerjaan yang memiliki kondisi ketidakpastian (unforeseen condition) yang tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus mendapatkan persetujuan