• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sukrisno Agoes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sukrisno Agoes"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

8.4 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS 8.4 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS

Menurut Sukrisno Agoes dalam bukunya Auditing Menurut Sukrisno Agoes dalam bukunya Auditing Dalam PSA No. 25, diberikan pedoman bagi

Dalam PSA No. 25, diberikan pedoman bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko danauditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat

materialitas pada saat perencanaaperencanaan dan n dan pelaksanaapelaksanaan audit n audit atas laporan keuangan berdasarkanatas laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang

standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. 1.

1. isikisiko audit dan materio audit dan materialitaalitas mempens mempengarugaru!i pener!i penerapan stanapan standar auditdar auditing, k!using, k!ususnyusnyaa standar peker"aan lapangan dan standar pelaporan, serta tercermin dalam laporan audit standar peker"aan lapangan dan standar pelaporan, serta tercermin dalam laporan audit  bentuk

 bentuk baku. isiko abaku. isiko audit dan materialitas, udit dan materialitas, bersama denbersama dengan !al#!al laingan !al#!al lain, perlu, perlu dipertimbangka

dipertimbangkan dalam n dalam menentukan si$at, saat, dan luas menentukan si$at, saat, dan luas prosedur audit serta dalamprosedur audit serta dalam menge%aluas

menge%aluasi i !asil prosedur tersebut.!asil prosedur tersebut. 2.

2. AdanyAdanya risiko auda risiko audit diakui denit diakui dengan pergan pernyatanyataan dalam pean dalam pen"elan"elasan tensan tentang tangtang tanggunggung  "a&ab dan $un

 "a&ab dan $ungsi auditor indegsi auditor independen yang penden yang berbunyi sebaberbunyi sebagai berikut' gai berikut' ()arena si$a()arena si$att  bukti audit dan ka

 bukti audit dan karakteristik kecrakteristik kecurangan, audurangan, auditor dapat mempeitor dapat memperole! keyakinarole! keyakinann memadai, bukan mutlak, ba!&a sala!

memadai, bukan mutlak, ba!&a sala! sa"i material terdeteksi.sa"i material terdeteksi. Risiko auditRisiko audit adala! adala!

risiko yang timbul

risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak karena auditor tanpa disadari tidak memodi$ikasikan pendapamemodi$ikasikan pendapatnyatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung sala! sa"i sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung sala! sa"i material.

material. *.

*. )ons)onsep materep materialitaialitas mengas mengakui ba!&a bekui ba!&a beberaberapa !al, baik secpa !al, baik secara indiara indi%idua%idual ataul atau keseluru!an

keseluru!an, adala! , adala! penting bagi penting bagi ke&a"aran penya"ian laporan keuangan sesuaike&a"aran penya"ian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia, sedangkan beberapa !aldi indonesia, sedangkan beberapa !al lainnya adala! tidak penting.

lainnya adala! tidak penting. +rasa (menya"ikan secara &a"ar, dalam semua !al yang+rasa (menya"ikan secara &a"ar, dalam semua !al yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesiaumum di indonesia menun"ukkan keyakinan auditor ba!&a laporan

menun"ukkan keyakinan auditor ba!&a laporan keuangan secara keseluru!an tidakkeuangan secara keseluru!an tidak mengandung sala! sa"i material.

mengandung sala! sa"i material. -.

-. aporan aporan keuangan keuangan mengandung mengandung sala! sala! sa"i matersa"i material apaial apabila laporabila laporan keun keuangan angan tersebuttersebut mengandung sala! sa"i yang dampaknya, secara indi%idual atau

mengandung sala! sa"i yang dampaknya, secara indi%idual atau keseluru!ankeseluru!an, cukup, cukup signi$ikan se!ingga dapat mengakibatkan laporan keuangan

signi$ikan se!ingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak disa"ikan secaratidak disa"ikan secara &a"ar, dalam semua !al yang material,

&a"ar, dalam semua !al yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlakusesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Sala! sa"i dapat ter"adi sebagai akibat

umum di Indonesia. Sala! sa"i dapat ter"adi sebagai akibat dari kekeliruan ataudari kekeliruan atau kecurangan.

kecurangan. 5.

5. Dalam perDalam perencaencanaan audnaan audit, auditoit, auditor berkepr berkepentinentingan dengagan dengan masalan masala!#ma!#masala! yasala! yangng mungkin material ter!adap laporan keuangan, auditor tidak

mungkin material ter!adap laporan keuangan, auditor tidak bertanggung "a&ab untukbertanggung "a&ab untuk merencana

merencanakan dan kan dan melaksanakamelaksanakan audit n audit untuk memperole! keyakinan memadai ba!&auntuk memperole! keyakinan memadai ba!&a sala! sa"i,yang disebabkan karena kekeliruan atau kecurangan, tidak material ter!adap sala! sa"i,yang disebabkan karena kekeliruan atau kecurangan, tidak material ter!adap laporan keuangan.

laporan keuangan. /.

/. IstilIstila! kekela! kekeliruairuan berarn berarti sala! sa"i atati sala! sa"i atau peng!iu peng!ilangalangan yang tidak disn yang tidak disengaenga"a "umla!"a "umla! atau pengungkapan dalam laporan

atau pengungkapan dalam laporan keuangan. )ekeliruan mencakup'keuangan. )ekeliruan mencakup' a.

a. )esa)esala!ala!an dalam pen dalam pengumngumpulan apulan atau pengtau pengola!aola!an data yann data yang men"ag men"adi sumbedi sumberr  penyusunan

 penyusunan laporan kuanlaporan kuangan.gan.  b.

 b. 0stimasi akuntans0stimasi akuntansi yang tidak masi yang tidak masuk akal timbul dari kuk akal timbul dari kecerobo!aecerobo!an atau sala!n atau sala! ta$sir $akta.

ta$sir $akta. c.

c. )eke)ekelirualiruan dalam penn dalam peneraperapan prinsan prinsip akunip akuntansi yatansi yang berkang berkaitan denitan dengan "umlagan "umla!,!, klasi$ikasi, cara penya"ian, atau

(2)

. Meskipun kecurangan merupakan pengertian yang luas dari segi !ukum, kepentingan auditor secara k!usus berkaitan dengan tindakan curang yang menyebbabkan sala! sa"i material dalam laporan keuangan. Dua tipe sala! sa"i yang rele%an dengan  pertimbangan auditor dalam audit laporan keuangan#sala! sa"i yang timbul dari

kecurangan dalam pelaporan keuangan dan slaa! sa"i yang timbuk dari perlakuan tidak senestinya ter!adap akti%a. Dua tipe sala! sa"i ini di"elaskan lebi! lan"ut dalam SA seksi *1/ PSA No. *2 dan PSA No. 34 pertimbangan atas kecurangan dalam  Audit Laporan Keuangan. +aktor utama yang membedakan kecurangan dengan

kekeliruan adala! apaka! tindakan yang mendasarinya yang berakibat pada sala! sa"i dalam laporan keuangan merupakan tindakan yang disenga"a atau tidak disenga"a. . Pada &aktu mempertimbangkan tanggung "a&ab auditor memperole! keyakinan

memadai ba!&a laporan keuangan bebas sala! sa"i material, tidak ada perbedaan  penting antara kekeliruan dan kecurangan. Namun, terdapat perbedaan, dalam !al

tanggapan auditor ter!adap sala! sa"i yang terdeteksi. 6mumnya kekeliruan yang terisolasi, tidak material dalam pengola!an data akuntansi atau penerapan prinsip akuntansi tidak signi$ikan ter!adap audit. Sebaliknya, bila kecurangan dideteksi, auditor !arus mempertimbangkan implikasi integritas mana"emen atau karya&an dan kemungkinan dampaknya ter!adap aspek audit.

7. Pada &aktu menyimpulkan apaka! dampak sala! sa"i, secara indi%idual atau secara gabungan, material , auditor biasanya !arus mempertimbangkan si$at dan "umla! kaitannya dengan si$at dan "umla! pos dalam laporan keuangan yang diaudit. Sebagai conto!, suatu "umla! yang material bagi laporan keuangan di suatu entitas mungkin tidak material bagi laporan keuangan entitas lain dengan ukuran atau si$at yang  berbeda. 8egitu "uga, apa yang material bagi laporan keuangan entitas tertentu

kemungkinan beruba! dari satu periode ke periode yang lain.

13. Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan pro$esional dan dipengaru!i ole! persepsi auditor atas kebutu!an orang yang memiliki pengeta!uan memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan ter!adap laporan keuangan.

Pertimbangan mengenai materialitas yang digunakan ole! auditor di!ubungkan dengan keadaan sekitarrnya dan mencakup pertimbangan kuantitati$ maupun kualitati$. Materialitasadala! besarnya in$ormasi akuntansi yang apabila ter"adi

 peng!ilangan atau sala! sa"i., dili!at dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat menguba! atau mempengaru!i pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas in$ormasi tersebut. De$inisi tersebut mengakui pertimbangan materialitas dilakukan dengan memper!itungkan keadaan yang mmelingkupi dan  perlu melibatkan baik pertimbangan kuantitati$ maupun kualitati$.

11. Auditor !arus mempertimbangkan risiko audit dan materialitas baik dalam' a4 Merencanakan audit dan merencang prosedur audit, dan

 b4 Menge%aluasi apaka! laporan keuangan secara keseluru!an diisa"ikan secara &a"ar, dalam semua !al yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang  berlaku umum di Indonesia.

Auditor !arus mempertimbangkan risiko audit dan materialitas untuk !al yang disebutkan pada butir a4 untuk memperole! bukti audit kompeten yang cukup dan sebagai dasar memadai untuk menge%aluasi laporan keuangan butir b4.

(3)

12. Auditor !arus merencanakan auditnya sedemikian rupa, se!ingga risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang renda!, yang menurut pertimbangan pro$esionalnya, memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. isiko audit dapat ditentukan dalam ukuran kuantitati$ dan kualitati$.

1*. Dalam merencanakan audit, auditor !arus menggunakan pertimbangannya dalam menentukan tingkat risiko audit yang cukup renda! dan pertimbangan a&al mengenai tingkat materialitas dengan suatu cara yang di!arapkan, dalam keterbatasan ba&aan dalam proses audit, dapat memberikan butki audit yang cukup untuk mencapai keyakinan memadai ba!&a laporan keuangan bebas dari sala! sa"i material. 9ingkat materialitas mencakup tingkat yang menyeluru! untuk masing#masing laporan

keuangan pokok, namun, karena laporan keuangan saling ber!ubungan, dan sebagian  besar prosedur audit ber!ubungan dengan lebi! dari satu "enis laporan keuangan, agar

e$isien, untuk tu"uan perencanaan, auditor biasanya mempertimbangkan materialitas  pada tingkat kumpulan sala! sa"i terkecil yang dapat dianggap material untuk sala!

satu laporan keuangan pokok. Sebagai conto!, "ika auditor berkeyakinan ba!&a sala! sa"i secara keseluru!an yang ber"umla! kurang lebi! p. 133.333.333 akan memberi  pengaru! material ter!adap pos pendapatan, namun baru akan mempengaru!i neraca

secara material apabila mencapai angka p. 233.333.333, adala! tidak memadai  baginya untuk merancang suatu prossedur audit yang di!arapkan dapat mendeteksi

sala! sa"i yang ber"umla! p. 233.333.333 sa"a.

1-. Auditor merencanakan audit untuk mencapai keyakinan memadai guna mendeteksi sala! sa"i yang di yakini "umla!nya cukup besar, secara indo%idual atau keseluru!an, yang secara kuantitati$ berdampak material ter!adap laporan keuangan. :alaupun auditor !arus &aspada ter!adap sala! sa"i yang mungkin material secara kualitati$,  pada umumnya adala! tidak praktis untuk merancang prosedur pendeteksiannya. SA

Seksi *2/ PSA No. 34, 8ukti audit paragra$ 23 menyatakan ba!&a , “auditor pada hakikatnya bekerja dalam batas-batas ekonomis, agar mempunyai manfaat ekonomis,  pendapat auditor harus dirumuskan dalam jangka waktu dan biaya yang wajar”.

15. Dalam situasi tertentu, untuk merencanakan audit, auditor mempertimbangkan

materialitas sebelum laporan keuangan yang akan di auditnya selesai disusun. Dalam situasi lain, perencanaannya baru dilakukan setela! laporan keuangan yang diaudit selesai disusun, namun ia mungkin menyadari ba!&a laporan tersebut masi!

memerlukan modi$ikasi yang signi$ikan. Dalam kedua keadaan tersebut,

 pertimbangan a&al auditor tentang materialitas mungkin didasarkan atas laporan keuangan interim entias tersebut yang diseta!unkan atau laporan keuangan ta!unan satu periode atau lebi! sebelumnya, asalkan ia memper!atikan pengaru! peruba!an  besar dalam entitas tersebut conto! 'marger 4 dan peruba!an lain yang rele%an dalam

 perekonomian secara keseluru!an atau industri yang merupakan tempat entitas tersebut berusa!a.

1/. Pada tingkat saldo akun atau golongan transaksi, risiko audit terdiri atas ' A. isiko yang meliputi risiko ba&aan inherent riskdan risiko pengendalian

control risk ba!&a saldo akun atau golongan transaksi mengandung sala! sa"i

disebabkan ole! kekeliruan atau kecurangan4 yang dapat men"adi material

ter!adap lapran keuangan apabila digabungkan dengan sala! sa"i pada saldo akun atau golongan transaksi lainnya.

(4)

8. isiko ;risiko deteksi detection risk< ba!&a auditr tidak akan mendeteksi sala!

sa"i tersebut. Pemba!asan berikut men"elaskan risiko audit dalam konteks * kompenen risiko di atas. =ara yang di gunakan ole! auditor untuk

mempertimbangkan kompenen tersebut dan kombinansinya melibatkan

 pertimbangan pro$esional auditor dan tergantung pada pendekatan audit yang dilakukannya.

a. isiko ba&aan

isiko ba&aan adala! kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi ter!adap suatu sala! sa"i material, dengan asumsi ba!&a tidak terdapat

 pengendalian yang terkait. isiko sala! sa"i demikian adala! lebi! besar pada saldo akun atau golongan transaksi tertentu yang di bandingkan dengan yang lain. Sebagai conto! ' per!itungan yang rumit lebi! mungkin disa"ikan sala!  "ika dibandingkan dengan per!itungan yang seder!ana. 6ang tunai lebi!

muda! dicuri daripada sediaan bau bara. Akun yang terdiri atas "umla! yang  bersal dari estimasi akuntansi cenderung mengandung risiko lebi! besar

dibandingkan dengan akun yang si$atnya relati$ rutin dan %erisi dan berupa $akta. +aktor ekstern "uga mempengaru!i risiko ba&aan. Sebagai conto! '  perkembangan teknologi mungkin menyebabkan produk tertentu men"adi

usang, se!ingga mengakibatkan sediaan cenderung dilaporkan lebi! besar. Di samping itu, ter!adap $aktor#$aktor tersebut yang k!usus menyangkut saldo akun atau golongan transaksi tertentu, $aktor#$aktor yang ber!ubungan dengan  beberapa atau seluru! saldo akaun atau golongan transaksi mungkin

mempengaru!i risiko ba&aan yang ber!ubungan dengan saldo akun atau golongan transaksi tertentu. +aktur terak!ir ini mencakup, misalnya

kekurangan modal ker"a untuk melan"utkan usa!a atau penurunan akti%itas industri yang di tandai oleg banyaknya kegagalan usa!a. i!at SA Seksi *1/ PSA No. *2 dan PSA No. 34 !ertimbangan atas kecuranga dalam Audit  Laporan Keuangan, paragra$ 13.

 b. isiko Pengendalian

isiko Pengendalian adala! risiko ba!a&a suatu sala! sa"i material yang dapat ter"adi dalam suatu asersi tidak dapat di cega! atau dideteksi secara tepat

&aktu ole! pengendalian intern entitas. isiko ini merupakan $ungsi e$ekti%itas desai yang operasi pengendalian intern untuk mencapai tu"uan entitas yang rela%an dengan penyusunan laporan keuangan entitas. 8eberapa risiko pengendalian akan sealalu ada karena keterbatasan ba&aan dalam setiap  pengendalian intern.

c. isiko Deteksi

isiko Deteksi adala! risiko ba!a&a auditor tidak dapat mendeteksi sala! sa"i material yang terdapat dalam suatu asersi. isiko deteksi merupakan

e$ekti%itas prosedur audit dan peneraannya ole! auditor. isiko ini timbul sebagian karena ketidakpastian yang ada pada &aktu auditor tidak memeriksa 133> saldo akun atau golonga transaksi, dan sebagian lagi karena

ketidakpastian lain yang ada, &alaupun saldo akun atau golongan transaks tersebut diperiksa 133>. )etidakpastian lain semacam ini timbul karena auditor mungkin memili! suatu prosedur audit yang tidak sesuai, menerapkan secara keliru prosedur yang semestinya, atau mena$sirkan secara keliru !asil audit. )etidakpastian lain ini dapat dikurangi sampel pada tingkat yang dapat

(5)

diabaikan melalui perencanaan dan super%isi yang memadai dan pelaksanaan  praktik audit yang sesuai dengan standar pengendalian mutu.

1. isiko ba&aan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. )edua risiko yang disebut terda!ulu ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan keuangan, sedangkan risiko deteksi ber!ubungan dengan prosedur audit dan dapat diuba! ole! keputusan auditor itu sendiri. isiko deteksi mempunyai !ubungan yang terbalik dengan risiko ba&aan dan risiko pengendalian. Semakin kecil risiko ba&aan dan risiko pengendalian yang diyakini ole! auditor, semakin besar risiko deteksi yang dapat diterima. Sebaliknya, semakin besar adanya risiko ba&aan dan risiko

 pengendalian yang diyakini auditor, semakin kecil tingkat risiko deteksi yang dapat diterima. )ompenen risiko audit in dapat ditentukan secara kuantitati$, seperti dalam  bentuk presentase atau secara non kuantitati$ yang berkisar, misalnya, dari minimum

sampa dengan maksimum. Atau

Dimana '

A ?o"erall audit risk 

I ? inherent risk 

= ?control risk 

D ?detection risk 

1. isiko deteksi yang dapat diterima ole! auditor dalam merancang prosedur audit tergantung pada tingkat yang diinginkan untuk membatasi risiko audit suatu saldo akun atau golongan transaksi dan tergantung atas penetapan auditor ter!adap risiko  ba&aan dan risiko pengendalian. Apabila penetapan auditor ter!adap risiko ba&aan

dan pengendalian menurun, risiko deteksi yang dapat diterimanya akan meningkat.  Namun, auditor tidak bole! sepenu!nyamengendalikan risiko ba&aan dan risiko  pengendalian, dengan tidak melakukan pengu"ian substanti$ ter!adap saldo akun atau

golongan transaksi, yang di dalamnya mungkin terkandung sala! sa"i yang mungkin material "ika digabungkan dengan sala! sa"i yang ada pada saldo akun atau golongan transaksi lain.

Agoes, Sukrieso. !"#!.  Auditing  Edisi 4. $akarta% Salem&a Em'at

 DR=

 AR  IRxCR  AR= IRxCRxDR

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi kelas X IIS 2 SMAN 8 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015 melalui

Kondisi SM Rimbang Baling sangat memprihatinkan saat ini, dan sangat disayangkan jika pada akhirnya, pemasalahan yang terjadi di kawasan konservasi menyebabkan

Pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan Pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut dengan cara

Untuk dapat disebut disebut sebagai kewajiban, suatu objek harus memuat suatu tugas atau tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan usaha

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2001 tentang Retribusi dan Sewa Pemakaian Kekayaan Daerah (Lembaran Daerah

1) Keterlibatan masyarakat secara luas dalam perilaku yang berkelanjutan : Kampanye Bangga di Sierra de Manatlan dan kawasan Bisover El Triunfo di Meksiko mendorong perilaku yang

Pembelajaran sejarah berbasis situs-situs sejarah Bima dengan menggunakan metode Inkuiri pada siswa kelas XI IPS 1 MAN 2 Kota Bima yang dilaksanakan dalam tiga siklus

Kejayaan koperasi bermula dengan menceburi aktiviti persawahan sejak tahun 1987 secara tawaran terus oleh FELCRA Berhad dengan konsep koperasi sebagai kontraktor utama dalam