I.
I. TUJUAN PRAKTIKUMTUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu membuat sediaan pasta gigi Mahasiswa mampu membuat sediaan pasta gigi
II.
II. DASAR TEORIDASAR TEORI
Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topical. Pasta gigi digunakan untuk perlekatan pada yang ditujukan untuk pemakaian topical. Pasta gigi digunakan untuk perlekatan pada selaput lendir untuk memperoleh efek lokal (FI IV, 1995).
selaput lendir untuk memperoleh efek lokal (FI IV, 1995).
Pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan Pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut dengan cara mengangkat plak dan sisa makanan, termasuk gigi dan mulut dengan cara mengangkat plak dan sisa makanan, termasuk menghilangkan dan mengurangi bau mulut. Pasta gigi juga membantu memperkuat menghilangkan dan mengurangi bau mulut. Pasta gigi juga membantu memperkuat struktur gigi dengan kandungan flournya (Pratiwi, 2007). Pasta gigi merupakan bahan struktur gigi dengan kandungan flournya (Pratiwi, 2007). Pasta gigi merupakan bahan pembantu
pembantu sikat sikat gigi gigi dalam dalam menghambat menghambat pertumbuhan pertumbuhan plak plak secara secara kimiawi kimiawi (Putra,(Putra, 2002).
2002).
Pasta gigi dipakai untuk membantu membersihkan dan memoles gigi. Bahan Pasta gigi dipakai untuk membantu membersihkan dan memoles gigi. Bahan untuk membersihkan gigi tersedia dalam bentuk pasta, bubuk, dan gel. Pasta gigi untuk membersihkan gigi tersedia dalam bentuk pasta, bubuk, dan gel. Pasta gigi merupakan bahan yang berfungsi sebagai media bagi zat aktif penghilang bakteri dan merupakan bahan yang berfungsi sebagai media bagi zat aktif penghilang bakteri dan plak
plak (anti (anti plak) plak) untuk untuk dapat dapat diaplikasikan diaplikasikan pada pada permukaan permukaan gigi. gigi. Pasta Pasta gigi gigi biasabiasa digunakan saat menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi. Penggunaan pasta gigi digunakan saat menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi. Penggunaan pasta gigi bersama
bersama sikat sikat gigi melgigi melalui alui penyikatan gigi penyikatan gigi adalah adalah salah salah satu satu cara cara yang paling yang paling banyakbanyak digunakan oleh masyarakat saat ini dengan tujuan untuk meningkatkan kebersihan digunakan oleh masyarakat saat ini dengan tujuan untuk meningkatkan kebersihan rongga mulut. Penambahan zat aktif pada pasta gigi yang bermanfaat bagi kesehatan rongga mulut. Penambahan zat aktif pada pasta gigi yang bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut bukan hanya bertujuan sebagai program pencegahan kerusakan gigi gigi dan mulut bukan hanya bertujuan sebagai program pencegahan kerusakan gigi pada
pada orang orang dewasa, dewasa, melainkan melainkan juga juga dapat dapat mencegah mencegah kerusakan kerusakan gigi gigi sedini sedini mungkinmungkin pada anak (Riyanti et al, 2010).
pada anak (Riyanti et al, 2010).
Fungsi utama pasta gigi adalah untuk membersihkan gigi yang dianggap Fungsi utama pasta gigi adalah untuk membersihkan gigi yang dianggap sebagai manfaat kosmetik. Pasta gigi yang digunakan saat menyikat gigi berfungsi sebagai manfaat kosmetik. Pasta gigi yang digunakan saat menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, dan memoles untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, dan memoles permukaan
permukaan gigi, gigi, menghilangkan menghilangkan atau atau mengurangi mengurangi bau bau mulut, mulut, memberikan memberikan rasa rasa segarsegar pada mulut serta memelihara kesehatan gingiva (Sasmita et al, 2007).
pada mulut serta memelihara kesehatan gingiva (Sasmita et al, 2007).
Pasta gigi mengandung campuran bahan penggosok, bahan pembersih, bahan Pasta gigi mengandung campuran bahan penggosok, bahan pembersih, bahan tambahan, berbentuk semipadat yang digunakan untuk membantu membersihkan tanpa tambahan, berbentuk semipadat yang digunakan untuk membantu membersihkan tanpa merusak gigi dan jaringan mukosa mulut
Secara umum, kandungan pasta gigi adalah sebagai berikut: Secara umum, kandungan pasta gigi adalah sebagai berikut: a.
a. Bahan abrasif, merupakan bahan utama pasta gigi, menyusun 30-40% kandunganBahan abrasif, merupakan bahan utama pasta gigi, menyusun 30-40% kandungan pasta gigi.
pasta gigi. Bahan abrasif berfungsi untuk membersihkan dan memoles Bahan abrasif berfungsi untuk membersihkan dan memoles permukaanpermukaan gigi tanpa merusak email, mempertahankan kekebalan partikel, mencegah gigi tanpa merusak email, mempertahankan kekebalan partikel, mencegah akumulasi stain. Bahan yang sering digunakan antara lain natrium bikarbonat, akumulasi stain. Bahan yang sering digunakan antara lain natrium bikarbonat, kalsium bikarbonat, dan kalium sulfat.
kalsium bikarbonat, dan kalium sulfat. b.
b. Bahan pelembab, berfungsi sebagai pencegah penguapan air dan mempertahankanBahan pelembab, berfungsi sebagai pencegah penguapan air dan mempertahankan kelembaban pasta. Bahan yang sering digunakan antaralain gliserin, sorbitol dan kelembaban pasta. Bahan yang sering digunakan antaralain gliserin, sorbitol dan air. Bahan pelembab ini
air. Bahan pelembab ini menyusun 10-30% kandungan pasta gigi.menyusun 10-30% kandungan pasta gigi. c.
c. Bahan perekat (binder), berfungsi sebagai pengikat semua bahan dan membantuBahan perekat (binder), berfungsi sebagai pengikat semua bahan dan membantu memberi tekstur pada pasta gigi. Bahan yang sering digunakan antaralain CMC memberi tekstur pada pasta gigi. Bahan yang sering digunakan antaralain CMC Na,
Na, xanthan xanthan gum, cgum, carbomer. arbomer. Bahan Bahan perekat perekat ini ini menyusun 1-2menyusun 1-2% % kandungan pastakandungan pasta gigi.
gigi. d.
d. Surfaktan, berfungsi sebagai penurun tegangan permukaan dan melonggarkanSurfaktan, berfungsi sebagai penurun tegangan permukaan dan melonggarkan ikatan debris dengan gigi yang akan membantu gerakan pembersihan sikat gigi ikatan debris dengan gigi yang akan membantu gerakan pembersihan sikat gigi serta membantu mengikat dan mengangkat lapisan lemak sisa makanan pada serta membantu mengikat dan mengangkat lapisan lemak sisa makanan pada permukaan
permukaan gigi gigi dengan dengan membentuk membentuk misel misel karena karena partikel partikel surfaktan surfaktan yangyang berbentuk
berbentuk lipid lipid bilayer bilayer yang yang meyusun meyusun 1-3% 1-3% kandungan kandungan pasta pasta gigi gigi bahan bahan yangyang sering digunakan antara lain Natrium Lauryl Sulfat (SLS) dan Natrium N-Lauryl sering digunakan antara lain Natrium Lauryl Sulfat (SLS) dan Natrium N-Lauryl Sarcocinate.
Sarcocinate. e.
e. Bahan pengawet (0,05-0,5%), berfungsi sebagai pencegah kontaminasi bakteri danBahan pengawet (0,05-0,5%), berfungsi sebagai pencegah kontaminasi bakteri dan mempertahankan keaslian produk. Bahan yang biasa digunakan adalah natrium mempertahankan keaslian produk. Bahan yang biasa digunakan adalah natrium benzoate, nipagin, dan nipasol.
benzoate, nipagin, dan nipasol. f.
f. Bahan pemberi rasa (0-2%), berfungsi sebagai penutup rasa bahan-bahan lain yangBahan pemberi rasa (0-2%), berfungsi sebagai penutup rasa bahan-bahan lain yang kurang enak, terutama SLS dan memenuhi selera pengguna.
kurang enak, terutama SLS dan memenuhi selera pengguna. g.
g. Air (20-40%) berfungsi sebagai pelarut bagi sebagian bahan dan mempertahankanAir (20-40%) berfungsi sebagai pelarut bagi sebagian bahan dan mempertahankan konsistensi dari pasta gigi.
konsistensi dari pasta gigi. h.
h. Bahan terapeutik, ada beberapa bahan aktif yang memiliki fungsi terapi bagiBahan terapeutik, ada beberapa bahan aktif yang memiliki fungsi terapi bagi kesehatan gigi dan mulut, antara lain:
kesehatan gigi dan mulut, antara lain: 1.
1. Floride, berfungsi sebagai bahan antikaries dan berfungsi sebagaiFloride, berfungsi sebagai bahan antikaries dan berfungsi sebagai remineralisasi karies awal. Bahan yang digunakan antaralain remineralisasi karies awal. Bahan yang digunakan antaralain natriummonofluorofosfat dan natrium fluoride.
natriummonofluorofosfat dan natrium fluoride. 2.
2. Bahan desentisasi, berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkanBahan desentisasi, berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkan sensitivitas dentin dengan cara efek desentisasi langsung pada serabut sensitivitas dentin dengan cara efek desentisasi langsung pada serabut
syaraf. Bahan yang biasa digunakan antaralain Strontium klorida, Strontium asetat, Kaliumnitrat, dan kaliumfosfat.
3. Bahan anti kalkulus, berfungsi sebagai penghambat mineralisasi plak dan mengubah pH untuk mengurangi pembentukan kalkulus. Bikarbonat ditambahkan untuk mengurangi keasaman gigi.
(Putri, MH, 2010)
Ciri-ciri pasta gigi yang baik yaitu:
a. Mempunyai daya abrasive yang minimal dan mempunyai daya pembersih yang maksimal.
b. Dapat menyingkirkan kotoran-kotoran di mulut. Harus stabil dalam jangka waktu yang lama.
c. Dapat bekerja dalam suasana asam maupun basa.
d. Dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dalam mulut. e. Dapat mengurangi dan menghilangkan bau mulut.
f. Tidak beracun.
g. pH 4,5-10,5 (SNI, 1995).
h. memiliki daya sebar yang luas.
Pengelompokan pasta gigi berdasarkan fungsinya antaralain sebagai berikut:
a. Fungsi kosmetik yaitu untuk menyingkirkan alba, plak, sisa-sisa makanan dan stain pada permukaan gigi serta menyegarkan napas.
b. Fungsi kosmetik terapeutikya itu untuk menghilangkan kalkulus dan gingivitis. c. Fungsi terapeutik yaitu untuk mengurangi pembentukan plak, kalkulus gingivitis
dan sensitivitas gigi.
Tujuan dari kebersihan mulut dengan menggunakan pasta gigi adalah untuk mengurangi flora bakteri oral. Bakteri mulut dapat berikatan dengan plak menyebabkan kerusakan dan sakit gigi. Plak merupakan lapisan yang terbentuk pada permukaan gigi terutama bagian leher gigi, terdiri dari bakteri dalam matriks organic, yang telah dikaitkan dengan radang gusi (gingivitis); penyakit periodontal; atau karies gigi. Plak gigi dapat dikendalikan dengan penghapusan fisik plak menggunakan pasta gigi dan obat kumur antimikroba (Okpalugo et al, 2009).
Plak gigi adalah salah satu deposit lunak berwarna putih keabu-abuan atau kuning yang melekat erat pada gigi. Plak dapat terbentuk setelah satu atau dua hari
tanpa tindakan kebersihan mulut dan dipengaruhi oleh makanan dan aliran saliva dalam rongga mulut (Genco, 1990).
Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh demineralisasi email dan dentin yang erat hubungannya dengan konsumsi makanan yang kariogenik. Terjadinya karies gigi akibat peran dari bakteri penyebab karies yang terdapat padagolongan Streptococcus mulut yang secara kolektif disebut Streptococcus mutans
(Ami, 2005).
Karang gigi yang disebut juga kalkulus atau tartar adalah lapisan kerak berwarna kuning yang menempel pada gigi dan terasa kasar, yang dapat menyebabkan masalah pada gigi. Karang gigi terbentuk dari dental plak yang mengeras pada gigi dan menetap dalam waktu yang lama. dental plak merupakan tempat ideal bagi mikroorganisme mulut karena terlindung dari pembersihan alami oleh lidah maupun saliva. Akumulasi plak menyebabkan iritasi dan inflamasi gusi yang gingivitis. Jika akumulasi plak terlalu berat maka dapat menyebabkan periodontis. Maka plak sering disebut juga sebagai penyebab primer periodontis. Sementara kalkulus pada gigi membuat dental plak melekat pada gigi atau gusi yang sulit dilepaskan hingga dapat memicu pertumbuhan plak selanjutnya. Karena itu kalkulus disebut juga sebagai penyebab sekunder periodontis. Karang gigi disebut juga kalkulus atau tartar adalah lapisan kerak berwarna kuning yang menempel pada gigi dan terasa kasar, yang dapat menyebabkan masalah pada gigi (Samad, 2008).
III. Evaluasi Produk Referen
No Klasifikasi Keterangan
1. Nama Produk Pepsodent
Produsen PT Unilever Indonesia Tbk Indikasi Pencegah gigi berlubang
Komposisi Calcium Carbonate, Water, Sorbitol, Hydrated Silica, Sodium Lauryl Sulfate, Flavour, Sodium Monoflourophosphate, Cocamidopropyl Betaine, Cellulose Gum, Potassium Citrate, Sodium Silicate, Sodium Chloride, Sodium Saccharine, DMDM Hydantoin, Citrus Aurantifolia (Lime) Fruit Extract, Piper Betle Leaf Oil, CI 47005, CI 74260.
Bahan aktif : 1.12% Sodium Monoflourophosphate Kemasan 25 gr -120 gr
2. Nama Produk Formula
Produsen Ultra Prima Abadi
Indikasi Mememlihara email gigi dan membuat gigi tampak putih berkilau Komposisi 0.1% phtalimido peroxycaproic acid (Eureco HC) 0.8% Sodium
Monofluorophosphate Precipitated Calcium Carbonate, Sorbitol, Purified water, Hydrated Silica, PEG 600, Sodium Lauryl Sulphate, Flavor, Sodium Carboxymethyl Cellulose, Monosodium Phosphate. Sodium Saccharin, Silica & CI 74260, DMDM Hydantoin
Kemasan 190 gr 3. Nama Produk Antiplaque
Produsen PT. Triple Ace Corporation
Indikasi melindungi gigi dari masalah Plaque, karang gigi, gigi berlubang, radang gigi, gusi berdarah, sariawan, memberi nafas lebih segar. Komposisi Calcium Carbonate, Calcium Hydrogen Phosphate, Colloidal Silicon
Dioxide, Sodium Chloride, Sodium Silicate, Sodium Lauryl Sulphate, Flavour, Gum Arabic, Saccharin Sodium, Propylene Glycol, Sorbitol, Sodium Methylparaben, Purified Water.
Bahan Aktif : Cloxifenol, Arnica tincture, Sodium Monoflourophosphate 0.8%, Oleum Caryophyli.
Kemasan 75 gr 4. Nama Produk Ciptadent
Produsen PT Lion Wings Jakarta
Indikasi Membantu mencegah gigi berlubang
Komposisi Calcium Carbonate, Sorbitol, Water, Silica, Propylene Glycol, PEG-8, Sodium Lauryl Sulfate, Flavor, Sodium Monofluorophosphate, Xanthan Gum, Carrageenan, Glycerin, Sodium Saccharin, Methylparaben, Ethylparaben, Butylparaben, O-Cymen-5-ol (IPMP, Xylitol, Sodium Fluoride, Tocopheryl Acetate (vit E Acetate), Retinyl Palmitate (vit A Palmitate), Sodium Ascorbyl Phosphate (vit C)
IV. Jenis dan Contoh Bahan Tambahan dalam Formula
BAHAN ABRASIVE N
o Bahan
Efek
Utama Efek Samping
Karakteristik Fisik
Karakteristik
Kimia Sifat Lain
1 Kalsium Karbonat Abrasive (Gordon, Norman, 1985) - Sembelit - Perut kembung akibat pelepasan CO2 - Pada dosis tinggi atau pengunaan jangka lama menyebabkan hiperekskresi lambung. (Martindale, 36th Ed. : 1714) - Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; kelarutan dalam air meningkat dengan adanya sedikit garam amonium atau karbondioksida; adanya alkali hidroksida menurunkan kelarutan; tidak larut dalam etanol; larut dalam asam asetat 1N, dalam asam klorida 3N dan dalam asam nitrat 2N dengan membentuk gelembung gas. -Pemerian Serbuk, hablur mikro, putih; tidak berbau; tidak berasa; stabil diudara. (FI IV, 1995 : 159) - Rumus Molekul = CaCO3 - BM = 100,09 (FI IV, 1995 : 159 - pH keasaman / Alkalinitas = 9,0 (10% b/v dispersi air) - Titik leleh 8250C (HPE6th Ed. : 86). Inkompati bel dengan asam dan garam amonium (HPE6th Ed. : 87).
2 Natrium Bikarbonat Abrasive (Gordon, Norman, 1985) -Mempengaruhi keseimbangan elektrolit tubuh akibat CO2 yang terbentuk. - Memicu terbentuknya metabolit alkalosis - Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol (95%) dan eter; 1:11 dalam air; 1:4 dalam air 1000C; 1:10 dalam air 250C; 1:12 dalam air 180C. -Pemerian Hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit basa, struktur kristal prisma monoklinik. (HPE6th Ed. : 630 - 631). - Rumus Molekul = NaHCO3 - BM = 84,01 - pH keasaman/ alkalinitas = 8,3. - Titik leleh 2700C dengan dekomposisi (HPE6th Ed. : 630). - Ketika dipanaska n suhu sekitar 500C, Natrium bikarbonat akan terdisosias i menjadi CO2, Na2CO3 dan H2O. -Inkompati ble dengan asam, garam asam dan garam alkaloid lainnya (HPE6th Ed. : 631). 3 Aluminium Hidroksida Abrasive (Downs, 1993) -Dosis berlebih mengakibatkan konstipasi dan obstruksi intestinal. -Meningkatkan resorpsi tulang dan memicu hipercalciuria dengan resiko osteomalacia - Kelarutan Tidak larut air dan alkohol, larut dalam asam mineral dari hidroksi alkali. -Pemerian Serbuk putih amorf, tidak berasa, tidak - Rumus Molekul = Al(OH)3 - BM = 78.004 (Martindale, 36th Ed. : 1706). - Titik leleh 3000C - Kerapatan
-(Martindale, 36t Ed. : 1706) berbau. (Martindale, 36th Ed. : 1706). 2.42 g/cm³ - pH 8,5-10,2 (20% dalam H2O) (http://www.c heminit.co.za /wp-content/uploa ds/data/MSD _aluminium_ hydrate.pdf) Diakses tanggal 08 November 2014
Pemilihan bahan : Kalsium Karbonat
Alasan :Bahan kalsium karbonat memiliki sifat abrasive untuk menghilangkan plak dan penyebab timbulnya bakteri seperti partikel
–
partikel makanan yang menempel pada lapisan. Dibandingkan dengan Natrium bikarbonat dan Aluminium hidroksida, Kalsium karbonat lebih amandigunakan.
Ditinjau dari efek samping yang ditimbulkan, aluminium hidroksida berpotensi mengakibatkan osteomalacia (berkurangnya mineral
tulang).
Natrium bikarbonat tidak dipilih karena tulang lebih membutuhkan unsur Ca pada Kalsium karbonat untuk memberikan kekuatan pada gigi. Natrium karbonat juga dapat memepengaruhi keseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Kalsium karbonat memiliki efek samping yang dapat diminimalisir, sehingga dapat pembuatan pasta gigi dipilih kalsium karbonat sebagai bahan abrasive.
PENGAWET
Bahan Pemerian Kelarutan Inkompatibilitas Ket.lain Metilparaben, Nipagin (HPE, 441) Kristal, tidak berwarna serbuk kristalin, berwarna putih, tidak berbau, lemah, rasa sedikit terbakar Pada suhu 250C: Gliserin 1:60, Air 1:400, Propilenglikol 1:5, Etanol 1:2, Etanol 95% 1:3, Eter 1:10 Surfaktan noninonik (polisorbat 80), Bentonit, Mg-trisilikat, talk, tragacan, sodium alginat, essensial oil, sorbitol, atropin, discolor oleh besi BJ= 1,352 g/cm3 pH=4-8 Larutan Oral dan suspensi 0,015-0,2% Sediaan topikal 0,02-0,3% Propilparaben, Nipasol (HPE, 596) Kristal putih, tidak berbau dan tidak berasa Pada suhu 200C: Larut bebas dalam aseton dan eter, etanol 95% 1:1,1, Gliserin 1:250, Propilenglikol 1:3,9, Air 1:2500 dan 1:225 pada 800C Surfaktan nonionik, Mg alumunium silikat, Mg trisilikat, besi kuning oksida, discolor oleh besi BJ= 1,288 g/cm3 pH=4-8 Larutan Oral dan suspensi 0,01-0,02% Sediaan topikal 0,01-0,6% Na Benzoat (HPE, 627) Granul putih/kristal, higroskopis, tidak berbau Pada suhu 200C: Etanol 95% 1:75, etanol 90% 1:50, air 1:1,8 dan 1:1,4 pada 1000C: Senyawa kuartener, gelatin, garam besi, garam kalsium, garam logam berat, kaolin, surfaktan BJ= 1,497-1,527 g/cm3 pH=2-5 Sediaan Oral 0,02-0,5% Parenteral 0,5% Kosmetik
nonionik. 0,1-0,5%
Pengawet Terpilih: Metilparaben dan Propilparaben
Alasan: Paraben efektif pada rentang pH besar dan spektrum luas aktivitas mikrobanya.
Metilparaben dan propilparaben digunakan bersama untuk meningkatkan efektifitas sifat pengawetnya dimana Metilparaben (0,18%) bersama dengan Propilparaben (0,02%) sering digunakan untuk pengawet sediaan farmasi. Aktivitas ditingkatkan dengan kombinasi efek yang sinergis yaitu metil-, etil-, propil-, butilparaben serin g digunakan pula.
BAHAN PENGIKAT
Bahan Pemerian Kelarutan Inkompatibilitas Ket.lain CMC Na (HPE;118) Putih, tidak berbau, serbuk kecil Praktis tidak larut dalam aseton, etanol 95%, eter, toluen, mudah didispersikan dalam air pada semua suhu jernih larutan koloid Larutan asam kuat, garam besi larut, logam (Al, Merkuri, Zink), Xantan gum, etanol 95%, pH<2, gelatin, pectin, kolagen BJ= 0,52 g/cm3 pH=4-10 Agen pengejel 3,0-6,0% Larutan oral 0,1-1,0% Xantan Gum (HPE;782) Krim, berwarna putih, tidak berbau, serbuk fine dan free flowing Praktis tidak larut dalam etanol dan eter, larut dalam air dingin dan hangat Surfaktan kation, polimer, amfoter surfaktan >15%, level redah borat, etilenglikol, sorbitol, manitol, oxidizing agen, CMC Na, amitriptilin, pH=6-8
tamoxifen, verapamil Carbomer (HPE;110) Berwarna putih, flufi, asam, serbuk higroskopis sedikit bau Mengembang dalam air dan gliserin, netralisasi etanol 95% Discolor oleh resorsinol, fenol, polimer kation, asam kuat, level tinggi elektrolit BJ= 0,2 g/cm Agen pengejel 0,5%-2,0% Agen pensuspensi 0,5-1,0% Pengikat terpilih: CMC Na
Alasan: Harga CMC Na sangat murah dibandingkan bahan lain dan mudah didapatkan. CMC Na sangat tepat digunakan sebab kompatible dengan bahan-bahan lainnya.
PEMANIS
Bahan Pemerian Kelarutan Efek Samping Inkompatibilitas Ket. Lain Sorbitol Crystalline (HPE, Ed. 6, halm. 679) Kristal; higroskopis; warna putih; rasa manis Sangat mudah la-rut dalam air, su-kar larut dalam etanol, dalam me-tanol dan dalam asam asetat Dalam jumlah besar sorbitol tidak mudah difermentasi oleh mikroorganisme mulut dan memiliki sedikit efek pada pH plak gigi Sorbitol akan memben-tuk kelat yang larut dalam air dengan ba-nyak divalen dan ion logam trivalen dalam kondisi asam kuat dan basa
Aspartame (HPE, Ed. 6, hal. 48) Putih hablur tidak berbau ; serbuk, Kristal, rasa manis 200x sukrosa Sedikit larut da-lam etanol, sukar larut dalam air Sakit kepala, gejala dermtologis, memory loss, gejala gastrointestinal Incompatible dengan dibasic kalium dosfat dan lubricant magnesium stearat, dpat bereaksi dengan alkohol pH= 4,5 -6,0 (0,8% b/v cairan) Na Siklamat (HPE, halm. 643) Putih, tidak berbau, Kris-tal atau serbuk Kristal; rasa Praktis tidak larut dalam benzena, kloroform, Menghasilkan metabolitnya yaitu cyclohexylamine - BM= 2012,22 ; pH= 5,5
–
7,5manis 30-80x etanol (95%) dan eter dapat larut dalam 5 bag. Air dan 2 bag. Air pada
2oC , yang bersifat karsinogenik 30x lebih manis dari sukrosa Saccharin Na (HPE, Ed. 6, halm. 608) Kristal putih, tidak berbau, rasa sangat manis (300-600x sukrosa) menimbulkan rasa pahit se-sudah pemakian Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol Ada kontroversi mengenai keamanan sakirin natrium, namun sekarang umumnya dianggap aman sebagai bahan pemanis Dapat mengkristal, dan berwarna kecoklatan. pH= 2,0 Dapat digunaka n sebagai pasta gigi (0,12%-0,3)
Pemanis terpilih : Sakarin Na
Alasan : bahan memiliki rasa manis 300-600x sukrosa dengan pemakian yang sedikit. Dapat digunakan sebagai pemanis dalam pasta gigi jika penggunaannya 0,12-0,3%. Bahan ini lebih aman dibandingkan aspartam, sorbitol kristalin, dan Na Siklamat.
HUMEKTAN
Bahan Pemerian Kelarutan Efek Samping Inkompatibilitas Ket. Lain Gliserin ; gliserol (HPE, Ed. 6, halm. 283) Cairan tidak berwarna, tidak berbau, kental, higroskopis, rasa manis 0,6x sukrosa
Larut dalam air, etanol, methanol, aseton, 1:500 bagian eter, 1:11 bagian etil asetat, praktis tidak larut dalam benzene, kloroform, dan minyak Dalam dosis normal dapat menyebabkan diare, dosis besar menyebabkan sakit kepala, dehidrasi, mual, hiperglikemia Dapat membentuk komplek dengan asam borat, dan asam glyceroboric, tidak stabil terhadap cahaya, terjadi reaksi oksidasi jika kontak dengan bismuth nitrat Dapat digunaka n sebagai humektan oral (<30%), pengawet (<20%), pelarut (<30%), pemanis
(<20%). Propilen glikol (HPE, Ed. 6, hal. 592) Cairan tidak berwarna, kental, tidak berbau, rasa manis dan sedikit pedas Larut dalam aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin, dan air, larut pada 1:6 bagian eter, tidak larut dalam minyak mineral namun akan larut dalam minyak esensial. Terjadi pada system saraf pusat, terutama pada neonates, kejang, hyperosmolarity, Inkompatibel dengan reagen oksidasi seperti kalium permanganat, Dapat digunaka n sebagai humektan topical (15%), pengawet (15-30%), pelarut. Sorbitol (HPE, halm. 679) Kristal, Bubuk putih atau hampir tidak berwarna, tidak berbau, higroskopis Praktis tidak larut dalam kloroform, eter, larut dalam methanol, larut dalam 1:25 bagian etanol (95%), 1:8,3 bagian etanol (82%), 1:2,1 bagian etanol (62%), 1:1,4 bagian etanol, 1:1,2 bagian etanol (20%), 1:1,4 bagian etanol (11%), dan 1:0,5 bagian air. Dalam jumlah besar sorbitol tidak mudah difermentasi oleh mikroorganisme mulut dan memiliki sedikit efek pada pH plak gigi Sorbitol akan membentuk kelat dengan air (banyak divalen), ion logam bervalensi, dan dalam kondisi asam kuat dan basa kuat. Dapat diguanak an sebagai humektan (5-15%), pasta gigi (20-60)
Bahan terpilih : gliserin
Alasan : gliserin memiliki multiple fungsi, dapat digunakan sebagai humektan, pengawet dan pemanis. Dapat memberi rasa manis setelah rasa pahit yang
ditimbulkan oleh sakarin Na
SURFACTANT
Bahan Pemerian Kelarutan ADI Inkompatibilitas Ket. Lain
Polisorbat 40 (HPE, Ed. 6, halm.549) Larutan berwarna kuning,,
Larut dalam air dan etanol, tidak
arut dalam
minyak mineral
- Perubahan warna dan pengendapan terjadi karena adanya berbagai zat terutama adanya fenol, dan tannin. Aktivitas pengawet paraben dapat berkurang karena adanya polisorbat. HLB = 15,6 Viskositas 500 mpa s Na lauril sulfat (HPE, Ed. 6, hal. 651) Putih, kuning pucat, Kristal, serpihan, atau serbuk halus, rasa pahit.
Larut dalam air, praktis tidak larut dalam klorofom dan eter,
0,5-5,0 g/kgBB
Dapat bereaksi dengan surfaktan kationik, sehingga dapat menghilangkan
aktivitas , sifatnya agak korosif Memiliki aktivitas antimikro ba terhadap bakteri gram positif Nilai HLB=40 Na Docusat (HPE, halm. 678) Lilin berwarna putih, hampir putih, rasa pahit, bau oktanol, higroskopis Larut dalam aseton, kloroform, eter, gliserin, minyak nabati, larut dalam 1:3 bagian etanol 95% - Dapat menyebabkan kekeruhan dalam larutan berair, inkompatibel pada Ph <1 dan dengan alkali pada ph >10 Juga dapat digunakan sebagai obat pencahar, tablet disintegra n,
Bahan terpilih : Natrium lauril sulfat
Alasan : natrium lauril sulfat memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai pengawet, dan solubilizer. Bahan ini memiliki nilai HLB yang tinggi sehingga sifatnya sebagai surfaktan dan foaming agent lebih baik dibandingkan dengan polisorbat 40.
V. Susunan Formula dan Komposisi Bahan yang Direncanakan
Formula Acuan (Nursal, 2001)
R/ Ekstrak Daun Jambu Biji 2 %
Na-CMC 0,75 % CaCO3 42 % Gliserin 25 % Na-Lauril Sulfat 2 % Na-Sakarin 0,2 % Minyak Permen 0,5 % Metil Paraben 0,18 % Propil Paraben 0,02 % Aquadest 27,35 %
Rancangan Formula yang Digunakan
R/ Na-CMC 0,75 % CaCO3 40 % Gliserin 25 % Na-Lauril Sulfat 4 % Na-Sakarin 0,2 % Menthol 0,3 % Metil Paraben 0,18 % Propil Paraben 0,02 % Aquadest 29,55 %
Tabel Rancangan Formula dalam Kemasan
NO BAHAN FUNGSI KONSENTRASI JUMLAH 20 g JUMLAH 50 g
1. Na-CMC Binder (Pengikat) 0,75 % 0,15 g 0,375 g
2. CaCO3 Abrasive 40 % 8 g 20 g
3. Gliserin Humektan 25 % 5 g 12,5 g
4. Na-Lauril Sulfat Surfaktan 4 % 0,8 g 2 g
5. Na-Sakarin Sweetening Agent 0,2 % 0,04 g 0,1 g
6. Menthol Corigen Odoris 0,3 % 0,06 g 0,15 g
7. Metil Paraben Pengawet 0,18 % 0,036 g 0,09 g
8. Propil Paraben Pengawet 0,02 % 0,004 g 0,01 g
9. Aquadest Pelarut 29,55 % 5,91 ml 14,775 ml
Perhitungan Bahan 1. Na-CMC
Untuk 20 gram x 20 = 0,15 gram Untuk 50 gram x 50 = 0,375 gram
2. CaCO3
Untuk 20 gram x 20 = 8 gram Untuk 50 gram
x 50 = 20 gram
3. Gliserin
Untuk 20 gram x 20 = 5 gram Untuk 50 gram x 50 = 12,5 gram
4. Na-Lauril Sulfat
Untuk 20 gram x 20 = 0,8 gram Untuk 50 gram x 50 = 2 gram 5. Na-Sakarin
Untuk 20 gram
x 20 = 0,04 gram
6. Menthol
Untuk 20 gram x 20 = 0,06 gram Untuk 50 gram x 50 = 0,15 gram
7. Metil Paraben
Untuk 20 gram x 20 = 0,036 gram Untuk 50 gram
x 50 = 0,09 gram
8. Propil Paraben
Untuk 20 gram
x 20 = 0,036 gram
Untuk 50 gram x 50 = 0,01 gram
9. Aquadest Untuk 20 gram x 20 = 5,91 gram = 5,91 ml Untuk 50 gram x 50 = 14,775 gram = 14,775 ml VI. METODE ALAT: 1. Mortir 2. Stamper 3. Timbangan analitik 4. Beaker glass 5. Gelas ukur 6. Batang pengaduk 7. Sudip BAHAN: 1. CMC Na 2. CaCO3 3. Gliserin 4. Na-Lauril Sulfat
5. Na-Sakarin 6. Menthol 7. Metil Paraben 8. Propil Paraben 9. Aquadest CARA KERJA:
Ditaburkan pada motar yang berisi air 3 ml ad mengembang
Masukkan mortar aduk ad homogen
Larutkan dengan spirtus fortior ad tepat larut. Masukkan mortir, aduk ad homogen
Tambahkan metil paraben 0,036 gram, propil paraben 0,04 gram, dan Na-sakarin 0,04 gram (yang dilarutkan dalam gliserin 5 ml)
Masukkan Na-lauril sulfat 0,8 gram. Aduk perlahan
Masukkan dalam tube pasta gigi
PROSEDUR EVALUASI
No. Nama Uji Alat Prinsip Kerja
1. Organoleptis Pengamatan kualitatif
sediaan pasta gigi
Evaluasi yang dilakukan dengan cara pengamatan sediaan pasta secara kualitatif
yaitu
- Bentuk sediaan : pasta
- Bau : menthol
- Warna : putih
CMC Na 0,15 gram
CaCO3 8 gram
Menthol 0,06 gram
Campuran bahan dengan menthol
Campuran bahan
Campuran bahan yang homogen
2. Pengujian pH
(FI IV, 1039)
- Indikator kertas pH
Buat larutan dari 1 gram pasta yang dilarutkan dalam 25 mL aquades lalu digunakan kertas pH indikator yang dicelupkan kedalam sediaan. Akan terjadi perubahan warna dan dicocokkan dengan standart warna pada pH tertentu.
3. Pengujian viskositas
(Remington, 348)
- Viskotester 10 g pasta dimasukkan kedalam cawan porselen lalu pasangkan spindel pada viskotester. Pasang spindel hingga tercelup seluruhnya dalam sediaan pasta yang akan diamati, lalu catat besar viskositas yang ditunjukkan oleh skala pada viskotester.
4. Pengujian daya abrasif
- Object glass - Mikroskop
Letakkan 1 gram pasta gigi pada object glass bersih lalu ditambahkan 1-2 tetes aquades. Gosok pasta gigi kedepan dan kebelakang untuk meratakan dengan kapas bersih dengan gerakan bolak-balik dengan panjang gosokan 1 cm. Bilas object glass dengan air dan keringkan dengan tissu kering setelah itu dilihat bekas goresan dibawah mikroskop dengan skala 0 (tidak ada goresan) sampai skala 5 (tingkat tinggi goresan). 5. Pengujian kemampuan berbusa - Tabung reaksi
Larutkan 1 gram pasta degan 25 mL air. Tuangkan 5 mL larutan kedalam tabung reaksi. Tutup atas tabung reaksi dengan kedua jari tangan lalu kocok ringan sebanyak 25 kali. Amati busa yang terbentuk selama 30 menit untuk menilai kestabilan busanya, kemudian amati onset, durasi dan kuantitas dari busa.
6. Tes
homogenitas - Penentuan
- Mikroskop 0,01 gram pasta dari 3 tempat berbeda diambil. Tiap sampel diletakkan pada kaca objek, lalu dengan bantuan kaca objek lain ditahan di
ukuran partikel (Voigt R, 925)
bawah mikroskop dengan perbesaran 100 x. Pengukuran terhadap 300-500 partikel.
7. Daya sebar
(Farmasi Fisik 2, 1036)
- double plate Pasta sebanyak 1 gram diletakkan pada lempeng kaca berskala, lalu diatasnya ditutup lempeng kaca dan diberi beban 5 gram lalu di diamkan. Lalu bahan ditambah dengan beban 5 gram tiap 2 menit, hingga pasta tidak dapat menyebar lagi diameter sebarnya.
8. Kemampuan membersihkan - Cangkang telur - Spidol permanen - Sikat gigi
Tarik garis sepanjang cangkang telur dengan spidol permanen, basahi sikat dengan air dan kelebihan air pada sikat dikibaskan. Sikat yang sudah terbasahi diberi pasta gigi. Menyikat satu sisi cangkang telur dengan sikat gigi selama 5-10 sapuan. Bilas dan amati cangkang telur untuk melihat apakah warnanya sudah tehapus atau tidak.
9. Uji konsistensi Pasta yang telah dimasukkan kedalam tube diuji konsistensinya dengan cara pasta dikeluarkan dari tube dan di tempelkan pada bulu sikat untuk melihat
- Kemampuan atau kemudahan keluar dari tube
- Kemampuan mempertahankan bentuk - Kemampuan menempel pada bulu sikat
VII. PEMBAHASAN
Pada Praktikum kali ini kami melakukan pembuatan sediaan semisolid yaitu, pasta gigi. Pada pembuatan pasta gigi ini kami menggunakan beberapa bahan-bahan yang kemudian kami susun menjadi sebuah formula pasta gigi, formula yang kami buat, yaitu :
R/ Na-CMC 0,75 % CaCO3 40 % Gliserin 25 % Na-Lauril Sulfat 4 % Na-Sakarin 0,2 % Menthol 0,3 % Metil Paraben 0,18 % Propil Paraben 0,02 % Aquadest 29,55 %
Pada Formula di atas ada Na-CMC, Na-CMC disini berfungsi sebagai pengikat, yaitu untuk mempertahankan viskositas pasta agar diperoleh bentuk pasta yang tidak terlalu lembek dan encer. Selanjutnya Kalsium Karbonat, disini kalsium karbonat berfungsi sebagai bahan abrasive, yaitu menghilangkan plak dan penyebab timbulnya bakteri seperti partikel
–
partikel makanan yang menempel pada lapisan. Gliserin berfungsi sebagai Humektan, yaitu untuk mempertahankan sediaan pasta agar tidak kering. gliserin memiliki multiple fungsi, dapat digunakan sebagai humektan, pengawet dan pemanis. Dapat memberi rasa manis setelah rasa pahit yang ditimbulkan oleh sakarin Na. lauril sulfat berfungsi sebagai surfaktan. Na-sakarin Sebagai pemanis. Menthol berfungsi untuk memberikan rasa segar di mulut dan bau yang enak. Metil Paraben dan propil Paraben digunakan sebagai pengawet dan Aquadest sebagai pelarut.Pasta gigi disini dibuat dalam bentuk pasta karena suatu sediaan pasta karena sediaan pasta lebih stabil daripada sediaan larutan. Pasta mengandung lebih sedikit air sehingga dapat meminimalkan pertumbuhan bakteri dan juga sediaan pasta lebih acceptable karena konsistensi pasta lebih padat sehingga ketika digunakan lebih nyaman, tidak meluber, bisa menempel pada permukaan gigi sehingga dapat membersihkan permukaan gigi.
Setelah merancang formula seperti diatas kami membuat sediaan pasta gigi, pada proses pembuatan diperoleh suatu sedian pasta gigi yang bagus pada awal pembuatan batch kecil, setelah itu kami juga membuat batch besar juga tidak terdapat masalah, sediaan pasta gigi yang kami buat tetap bagus.
Pembuatan dilakukan dengan beberapa mekanisme diantaranya, yaitu pertama-tama kami menimbang dan meniapkan semua bahan sesuai formula dan kadar serta bobot yang telah ditentukan. Setelah semua bahan disiapkan, selanjutnya kami mengembangkan Na-CMC dalam air dengan cara menaburkan Na-CMC diatas permukaan air pada mortir dan didiamkan sampai mengembang. Setelah Na-CMC mengembang, kami mengaduk Kalsium Karbonat di dalam mortir berisi Na-CMC tersebut sampai homogen, kami juga melarutakan menthol dalam spirtus fortior. setelah larut menthol ditambahkan ke dalam mortir yang berisi Kalsium Karbonat dan Na-CMC lalu Diaduk sampai homogen.
Selanjutnya kami malarutkan metil paraben, propil paraben, Na-Sakarin ke dalam gliserin, setelah larut maka kami menambahkannya ke dalam mortir yang berisi campuaran di atas diaduk ad homogen. Setelah campuran homogen kami menambahkan Na-Lauril sulfat seara perlahan-lahan dan harus dilkukan secara hati-hati, hal ini dikarenakan Na-Lauril sulfat mudah berbusa atau terjadi penyabunan. Setelah dicampurkan dan diaduk perlaha-lahan sampai homogen maka sediaan pasta gigi telah jadi.
Setealah sediaan yang kami buat jadi untuk mengetahui apakah sediaan pasta gigi yang kami buat itu memenuhi spesifikasi yang diinginkan maka kami melakukan beberapa uji diantaranya adala uji organoleptis, uji tingkat keasaman (pH), uji daya sebar, dan uji kemampuan berbusa, uji konsistensi.
Yang pertama adalah uji organoleptis terdiri dari bentuk sediaan, bau dan warna. Bentuk sediaan berupa pasta, uji bau dilakukan dengan cara mencium sediaan pasta gigi dan dihasilkan bau yang sesuia dengan spesifikasi yaitu bau Mint, selanjutnya uji warna, uji warna dilakukan dengan melihat warna sediaan pasta gigi dan dihasilkan warna putih bersih sesuai spesifikasi yang diinginkan.
Yang kedua adalah uji tingkat keasaman (pH). Uji pH disini dilakukan dengan cara melarutkan 1 g pasta dalam 25 ml air lalu digunakan kertas pH indikator yang dicelupakan kedalam larutan. Akan terjadi perubahan warna dan dicocokkan dengan standart warna pH tersebut diperoleh hasil Pengukuran pH dengan kertas indikator pH universal menunjukkan pH sediaan pasta gigi adalah 8. pH ini sudah sesuai dengan rentang pH yang diinginkan dalam
spesifikasi pasta yang kami rencanakan.
Praktikum pasta gigi yang kami buat tidak menggunakan bahan aktif disebabkan biaya yang harus diminamalkan. Sehingga pasta gigi kami hanya membersihkan gigi dengan daya abrasifnya.
Selanjutnya, dilakukan pengujian kemampuan berbusa pasta gigi. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk menghasilkan busa. Uji dilakukan dengan cara dilarutkan 1 gram pasta dengan 25 ml air. Tuangkan 5 ml larutan kedalam tabung
reaksi. Tutup atas tabung reaksi dengan jari tangan lalu kocok sebanyak 25 kali dan diamati ketinggian selama 30 menit. Didapatkan ketinggian busa pengocokkan 25 kali yaitu 8 cm, dimana menandakan bahwa adanya Na Lauril Sulfat yang membuat pasta gigi kami berbusa. Setelah 30 menit, ketinggian menjadi 6 cm. Namun, busa masih stabil sehingga menguntungkan tidak cepat hilang saat dilakukan proses pembersihan gigi.
Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk menyebar di dalam mulut. Uji dilakukan menggunakan sepasang lempeng kaca dimana bagian dasar lempeng telah dilengkapi dengan skala yang nantinya dapat digunakan untuk menunjukkan diameter penyebaran dari sediaan pasta gigi. Mula-mula 1 gram krim diletakkan tepat ditengah lingkaran lempeng dan kemudian ditutup dengan lempeng kaca, mengamati diameter penyebaran setelah 2 menit tambah beban 5 gram, menambah beban tiap 2 menit, terjadinya pengingkatan diameter dan mengulangi hingga diameter tidak dapat berta mbah lagi. Diameter itulah penyebarannya dimana didapatkan diameter penyebaran pasta gigi kami sebesar 4,5 cm. Uji konsistensi dilakukan agar memenuhi penerimaan konsumen dimana didapatkan hasil pasta gigi mudah keluar dari tube dan mudah mempertahankan bentuk pasta gigi. Serta mudah menempel ke bulu sikat.
Titik kritis yang mungkin dapat diambil dalam percobaan pasta gigi yakni:
Bahan harus diaduk hingga benar-benar larut, karena kelarutan akan mempengaruhi
tingkat kekerasan pasta gigi
komposisi dari CaCO3 harus diperhatikan sebab mempengaruhi pasta gigi yang
dihasilkan terlalu basa.
Pengaturan tingkat busa, daya sebar pasta gigi agar sesuai dengan pasta gigi komersial
VIII. KESIMPULAN
Dari penjelasan pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa sediaan yang dibuat cukup baik yakni dengan hasil evaluasi yang baik:
uji organoleptis: bentuk sediaan pasta, aroma mint, warna putih pH sebesar 8
Uji daya sebar diameter sebesar 4,5 cm
Uji busa dengan tinggi busa 6 cm selama 30 menit
Uji konsistensi didapatkan hasil pasta gigi mudah keluar dari tube dan mudah
IX. Daftar Pustaka
Ami A. 2005. Pencegahan Primer Pada Anak Yang Berisiko Karies Tinggi. Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Pedodonsia Universitas Sumatera Utara [Skripsi]. Medan: USU
Genco RJ, Goldman HM, Cohen DW. 1990. Contemporary periodontics. Philadelphia: CV Mosby Company p.117-34.
Lieberman, H., A., Coben, L., J. 1994. Sediaan Semisolid . dalam Lachman, L., Lieberman, H., A., Kanig, J., L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri III, UI -Press
Pratiwi, R. 2007. Perbedaan Daya Hambat terhadap Streptococcus mutans dari Beberapa Pasta Gigi yang Mengandung Herbal. Dental Journal, Vol. 38 (2): 65-67.
Putra, T. 2002. Pasta Gigi yang Mengandung Fluor sebagai Salah Satu Bahan untuk Mencegah Terjadinya Stomatitis Gigi Tiruan. Jurnal PDGI. Edisi khusus tahun ke-52: 330.
Samad F. 2008. Karies Gigi. Pekanbaru: FK-UNRI RSUD AA.
Sasmita, I., Pertiwi dan A., Halim. 2007. Gambaran Efek Pasta Gigi yang Mengandung Herbal Terhadap Penurunan Indeks Plak. Jurnal PDGI, edisi khusus PIN IKGA II: 37-41.