• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pasta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pasta"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

I.

I. TUJUAN PRAKTIKUMTUJUAN PRAKTIKUM

Mahasiswa mampu membuat sediaan pasta gigi Mahasiswa mampu membuat sediaan pasta gigi

II.

II. DASAR TEORIDASAR TEORI

Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topical. Pasta gigi digunakan untuk perlekatan pada yang ditujukan untuk pemakaian topical. Pasta gigi digunakan untuk perlekatan pada selaput lendir untuk memperoleh efek lokal (FI IV, 1995).

selaput lendir untuk memperoleh efek lokal (FI IV, 1995).

Pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan Pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut dengan cara mengangkat plak dan sisa makanan, termasuk gigi dan mulut dengan cara mengangkat plak dan sisa makanan, termasuk menghilangkan dan mengurangi bau mulut. Pasta gigi juga membantu memperkuat menghilangkan dan mengurangi bau mulut. Pasta gigi juga membantu memperkuat struktur gigi dengan kandungan flournya (Pratiwi, 2007). Pasta gigi merupakan bahan struktur gigi dengan kandungan flournya (Pratiwi, 2007). Pasta gigi merupakan bahan  pembantu

 pembantu sikat sikat gigi gigi dalam dalam menghambat menghambat pertumbuhan pertumbuhan plak plak secara secara kimiawi kimiawi (Putra,(Putra, 2002).

2002).

Pasta gigi dipakai untuk membantu membersihkan dan memoles gigi. Bahan Pasta gigi dipakai untuk membantu membersihkan dan memoles gigi. Bahan untuk membersihkan gigi tersedia dalam bentuk pasta, bubuk, dan gel. Pasta gigi untuk membersihkan gigi tersedia dalam bentuk pasta, bubuk, dan gel. Pasta gigi merupakan bahan yang berfungsi sebagai media bagi zat aktif penghilang bakteri dan merupakan bahan yang berfungsi sebagai media bagi zat aktif penghilang bakteri dan  plak

 plak (anti (anti plak) plak) untuk untuk dapat dapat diaplikasikan diaplikasikan pada pada permukaan permukaan gigi. gigi. Pasta Pasta gigi gigi biasabiasa digunakan saat menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi. Penggunaan pasta gigi digunakan saat menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi. Penggunaan pasta gigi  bersama

 bersama sikat sikat gigi melgigi melalui alui penyikatan gigi penyikatan gigi adalah adalah salah salah satu satu cara cara yang paling yang paling banyakbanyak digunakan oleh masyarakat saat ini dengan tujuan untuk meningkatkan kebersihan digunakan oleh masyarakat saat ini dengan tujuan untuk meningkatkan kebersihan rongga mulut. Penambahan zat aktif pada pasta gigi yang bermanfaat bagi kesehatan rongga mulut. Penambahan zat aktif pada pasta gigi yang bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut bukan hanya bertujuan sebagai program pencegahan kerusakan gigi gigi dan mulut bukan hanya bertujuan sebagai program pencegahan kerusakan gigi  pada

 pada orang orang dewasa, dewasa, melainkan melainkan juga juga dapat dapat mencegah mencegah kerusakan kerusakan gigi gigi sedini sedini mungkinmungkin  pada anak (Riyanti et al, 2010).

 pada anak (Riyanti et al, 2010).

Fungsi utama pasta gigi adalah untuk membersihkan gigi yang dianggap Fungsi utama pasta gigi adalah untuk membersihkan gigi yang dianggap sebagai manfaat kosmetik. Pasta gigi yang digunakan saat menyikat gigi berfungsi sebagai manfaat kosmetik. Pasta gigi yang digunakan saat menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, dan memoles untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, dan memoles  permukaan

 permukaan gigi, gigi, menghilangkan menghilangkan atau atau mengurangi mengurangi bau bau mulut, mulut, memberikan memberikan rasa rasa segarsegar  pada mulut serta memelihara kesehatan gingiva (Sasmita et al, 2007).

 pada mulut serta memelihara kesehatan gingiva (Sasmita et al, 2007).

Pasta gigi mengandung campuran bahan penggosok, bahan pembersih, bahan Pasta gigi mengandung campuran bahan penggosok, bahan pembersih, bahan tambahan, berbentuk semipadat yang digunakan untuk membantu membersihkan tanpa tambahan, berbentuk semipadat yang digunakan untuk membantu membersihkan tanpa merusak gigi dan jaringan mukosa mulut

(2)

Secara umum, kandungan pasta gigi adalah sebagai berikut: Secara umum, kandungan pasta gigi adalah sebagai berikut: a.

a. Bahan abrasif, merupakan bahan utama pasta gigi, menyusun 30-40% kandunganBahan abrasif, merupakan bahan utama pasta gigi, menyusun 30-40% kandungan  pasta gigi.

 pasta gigi. Bahan abrasif berfungsi untuk membersihkan dan memoles Bahan abrasif berfungsi untuk membersihkan dan memoles permukaanpermukaan gigi tanpa merusak email, mempertahankan kekebalan partikel, mencegah gigi tanpa merusak email, mempertahankan kekebalan partikel, mencegah akumulasi stain. Bahan yang sering digunakan antara lain natrium bikarbonat, akumulasi stain. Bahan yang sering digunakan antara lain natrium bikarbonat, kalsium bikarbonat, dan kalium sulfat.

kalsium bikarbonat, dan kalium sulfat.  b.

 b. Bahan pelembab, berfungsi sebagai pencegah penguapan air dan mempertahankanBahan pelembab, berfungsi sebagai pencegah penguapan air dan mempertahankan kelembaban pasta. Bahan yang sering digunakan antaralain gliserin, sorbitol dan kelembaban pasta. Bahan yang sering digunakan antaralain gliserin, sorbitol dan air. Bahan pelembab ini

air. Bahan pelembab ini menyusun 10-30% kandungan pasta gigi.menyusun 10-30% kandungan pasta gigi. c.

c. Bahan perekat (binder), berfungsi sebagai pengikat semua bahan dan membantuBahan perekat (binder), berfungsi sebagai pengikat semua bahan dan membantu memberi tekstur pada pasta gigi. Bahan yang sering digunakan antaralain CMC memberi tekstur pada pasta gigi. Bahan yang sering digunakan antaralain CMC  Na,

 Na, xanthan xanthan gum, cgum, carbomer. arbomer. Bahan Bahan perekat perekat ini ini menyusun 1-2menyusun 1-2% % kandungan pastakandungan pasta gigi.

gigi. d.

d. Surfaktan, berfungsi sebagai penurun tegangan permukaan dan melonggarkanSurfaktan, berfungsi sebagai penurun tegangan permukaan dan melonggarkan ikatan debris dengan gigi yang akan membantu gerakan pembersihan sikat gigi ikatan debris dengan gigi yang akan membantu gerakan pembersihan sikat gigi serta membantu mengikat dan mengangkat lapisan lemak sisa makanan pada serta membantu mengikat dan mengangkat lapisan lemak sisa makanan pada  permukaan

 permukaan gigi gigi dengan dengan membentuk membentuk misel misel karena karena partikel partikel surfaktan surfaktan yangyang  berbentuk

 berbentuk lipid lipid bilayer bilayer yang yang meyusun meyusun 1-3% 1-3% kandungan kandungan pasta pasta gigi gigi bahan bahan yangyang sering digunakan antara lain Natrium Lauryl Sulfat (SLS) dan Natrium N-Lauryl sering digunakan antara lain Natrium Lauryl Sulfat (SLS) dan Natrium N-Lauryl Sarcocinate.

Sarcocinate. e.

e. Bahan pengawet (0,05-0,5%), berfungsi sebagai pencegah kontaminasi bakteri danBahan pengawet (0,05-0,5%), berfungsi sebagai pencegah kontaminasi bakteri dan mempertahankan keaslian produk. Bahan yang biasa digunakan adalah natrium mempertahankan keaslian produk. Bahan yang biasa digunakan adalah natrium  benzoate, nipagin, dan nipasol.

 benzoate, nipagin, dan nipasol. f.

f. Bahan pemberi rasa (0-2%), berfungsi sebagai penutup rasa bahan-bahan lain yangBahan pemberi rasa (0-2%), berfungsi sebagai penutup rasa bahan-bahan lain yang kurang enak, terutama SLS dan memenuhi selera pengguna.

kurang enak, terutama SLS dan memenuhi selera pengguna. g.

g. Air (20-40%) berfungsi sebagai pelarut bagi sebagian bahan dan mempertahankanAir (20-40%) berfungsi sebagai pelarut bagi sebagian bahan dan mempertahankan konsistensi dari pasta gigi.

konsistensi dari pasta gigi. h.

h. Bahan terapeutik, ada beberapa bahan aktif yang memiliki fungsi terapi bagiBahan terapeutik, ada beberapa bahan aktif yang memiliki fungsi terapi bagi kesehatan gigi dan mulut, antara lain:

kesehatan gigi dan mulut, antara lain: 1.

1. Floride, berfungsi sebagai bahan antikaries dan berfungsi sebagaiFloride, berfungsi sebagai bahan antikaries dan berfungsi sebagai remineralisasi karies awal. Bahan yang digunakan antaralain remineralisasi karies awal. Bahan yang digunakan antaralain natriummonofluorofosfat dan natrium fluoride.

natriummonofluorofosfat dan natrium fluoride. 2.

2. Bahan desentisasi, berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkanBahan desentisasi, berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkan sensitivitas dentin dengan cara efek desentisasi langsung pada serabut sensitivitas dentin dengan cara efek desentisasi langsung pada serabut

(3)

syaraf. Bahan yang biasa digunakan antaralain Strontium klorida, Strontium asetat, Kaliumnitrat, dan kaliumfosfat.

3. Bahan anti kalkulus, berfungsi sebagai penghambat mineralisasi plak dan mengubah pH untuk mengurangi pembentukan kalkulus. Bikarbonat ditambahkan untuk mengurangi keasaman gigi.

(Putri, MH, 2010)

Ciri-ciri pasta gigi yang baik yaitu:

a. Mempunyai daya abrasive yang minimal dan mempunyai daya pembersih yang maksimal.

 b. Dapat menyingkirkan kotoran-kotoran di mulut. Harus stabil dalam jangka waktu yang lama.

c. Dapat bekerja dalam suasana asam maupun basa.

d. Dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dalam mulut. e. Dapat mengurangi dan menghilangkan bau mulut.

f. Tidak beracun.

g.  pH 4,5-10,5 (SNI, 1995).

h. memiliki daya sebar yang luas.

Pengelompokan pasta gigi berdasarkan fungsinya antaralain sebagai berikut:

a. Fungsi kosmetik yaitu untuk menyingkirkan alba, plak, sisa-sisa makanan dan stain pada permukaan gigi serta menyegarkan napas.

 b. Fungsi kosmetik terapeutikya itu untuk menghilangkan kalkulus dan gingivitis. c. Fungsi terapeutik yaitu untuk mengurangi pembentukan plak, kalkulus gingivitis

dan sensitivitas gigi.

Tujuan dari kebersihan mulut dengan menggunakan pasta gigi adalah untuk mengurangi flora bakteri oral. Bakteri mulut dapat berikatan dengan plak menyebabkan kerusakan dan sakit gigi. Plak merupakan lapisan yang terbentuk pada  permukaan gigi terutama bagian leher gigi, terdiri dari bakteri dalam matriks organic, yang telah dikaitkan dengan radang gusi (gingivitis); penyakit periodontal; atau karies gigi. Plak gigi dapat dikendalikan dengan penghapusan fisik plak menggunakan pasta gigi dan obat kumur antimikroba (Okpalugo et al, 2009).

Plak gigi adalah salah satu deposit lunak berwarna putih keabu-abuan atau kuning yang melekat erat pada gigi. Plak dapat terbentuk setelah satu atau dua hari

(4)

tanpa tindakan kebersihan mulut dan dipengaruhi oleh makanan dan aliran saliva dalam rongga mulut (Genco, 1990).

Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh demineralisasi email dan dentin yang erat hubungannya dengan konsumsi makanan yang kariogenik. Terjadinya karies gigi akibat peran dari bakteri penyebab karies yang terdapat  padagolongan Streptococcus mulut yang secara kolektif disebut Streptococcus mutans

(Ami, 2005).

Karang gigi yang disebut juga kalkulus atau tartar adalah lapisan kerak  berwarna kuning yang menempel pada gigi dan terasa kasar, yang dapat menyebabkan masalah pada gigi. Karang gigi terbentuk dari dental plak yang mengeras pada gigi dan menetap dalam waktu yang lama. dental plak merupakan tempat ideal bagi mikroorganisme mulut karena terlindung dari pembersihan alami oleh lidah maupun saliva. Akumulasi plak menyebabkan iritasi dan inflamasi gusi yang gingivitis. Jika akumulasi plak terlalu berat maka dapat menyebabkan periodontis. Maka plak sering disebut juga sebagai penyebab primer periodontis. Sementara kalkulus pada gigi membuat dental plak melekat pada gigi atau gusi yang sulit dilepaskan hingga dapat memicu pertumbuhan plak selanjutnya. Karena itu kalkulus disebut juga sebagai  penyebab sekunder periodontis. Karang gigi disebut juga kalkulus atau tartar adalah lapisan kerak berwarna kuning yang menempel pada gigi dan terasa kasar, yang dapat menyebabkan masalah pada gigi (Samad, 2008).

III. Evaluasi Produk Referen

No Klasifikasi Keterangan

1. Nama Produk Pepsodent

Produsen PT Unilever Indonesia Tbk Indikasi Pencegah gigi berlubang

Komposisi Calcium Carbonate, Water, Sorbitol, Hydrated Silica, Sodium Lauryl Sulfate, Flavour, Sodium Monoflourophosphate, Cocamidopropyl Betaine, Cellulose Gum, Potassium Citrate, Sodium Silicate, Sodium Chloride, Sodium Saccharine, DMDM Hydantoin, Citrus Aurantifolia (Lime) Fruit Extract, Piper Betle Leaf Oil, CI 47005, CI 74260.

Bahan aktif : 1.12% Sodium Monoflourophosphate Kemasan 25 gr -120 gr

(5)

2. Nama Produk Formula

Produsen Ultra Prima Abadi

Indikasi Mememlihara email gigi dan membuat gigi tampak putih berkilau Komposisi 0.1% phtalimido peroxycaproic acid (Eureco HC) 0.8% Sodium

Monofluorophosphate Precipitated Calcium Carbonate, Sorbitol, Purified water, Hydrated Silica, PEG 600, Sodium Lauryl Sulphate, Flavor, Sodium Carboxymethyl Cellulose, Monosodium Phosphate. Sodium Saccharin, Silica & CI 74260, DMDM Hydantoin

Kemasan 190 gr 3. Nama Produk Antiplaque

Produsen PT. Triple Ace Corporation

Indikasi melindungi gigi dari masalah Plaque, karang gigi, gigi berlubang, radang gigi, gusi berdarah, sariawan, memberi nafas lebih segar. Komposisi Calcium Carbonate, Calcium Hydrogen Phosphate, Colloidal Silicon

Dioxide, Sodium Chloride, Sodium Silicate, Sodium Lauryl Sulphate, Flavour, Gum Arabic, Saccharin Sodium, Propylene Glycol, Sorbitol, Sodium Methylparaben, Purified Water.

Bahan Aktif : Cloxifenol, Arnica tincture, Sodium Monoflourophosphate 0.8%, Oleum Caryophyli.

Kemasan 75 gr 4. Nama Produk Ciptadent

Produsen PT Lion Wings Jakarta

Indikasi Membantu mencegah gigi berlubang

Komposisi Calcium Carbonate, Sorbitol, Water, Silica, Propylene Glycol, PEG-8, Sodium Lauryl Sulfate, Flavor, Sodium Monofluorophosphate, Xanthan Gum, Carrageenan, Glycerin, Sodium Saccharin, Methylparaben, Ethylparaben, Butylparaben, O-Cymen-5-ol (IPMP, Xylitol, Sodium Fluoride, Tocopheryl Acetate (vit E Acetate), Retinyl Palmitate (vit A Palmitate), Sodium Ascorbyl Phosphate (vit C)

(6)

IV. Jenis dan Contoh Bahan Tambahan dalam Formula

BAHAN ABRASIVE  N

o Bahan

Efek

Utama Efek Samping

Karakteristik Fisik

Karakteristik

Kimia Sifat Lain

1 Kalsium Karbonat Abrasive (Gordon,  Norman, 1985) - Sembelit - Perut kembung akibat pelepasan CO2 - Pada dosis tinggi atau  pengunaan  jangka lama menyebabkan hiperekskresi lambung. (Martindale, 36th Ed. : 1714) - Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; kelarutan dalam air meningkat dengan adanya sedikit garam amonium atau karbondioksida; adanya alkali hidroksida menurunkan kelarutan; tidak larut dalam etanol; larut dalam asam asetat 1N, dalam asam klorida 3N dan dalam asam nitrat 2N dengan membentuk gelembung gas. -Pemerian Serbuk, hablur mikro, putih; tidak berbau; tidak berasa; stabil diudara. (FI IV, 1995 : 159) - Rumus Molekul = CaCO3 - BM = 100,09 (FI IV, 1995 : 159 - pH keasaman / Alkalinitas = 9,0 (10% b/v dispersi air) - Titik leleh 8250C (HPE6th  Ed. : 86). Inkompati  bel dengan asam dan garam amonium (HPE6th Ed. : 87).

(7)

2  Natrium Bikarbonat Abrasive (Gordon,  Norman, 1985) -Mempengaruhi keseimbangan elektrolit tubuh akibat CO2 yang terbentuk. - Memicu terbentuknya metabolit alkalosis - Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol (95%) dan eter; 1:11 dalam air; 1:4 dalam air 1000C; 1:10 dalam air 250C; 1:12 dalam air 180C. -Pemerian Hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit  basa, struktur kristal prisma monoklinik. (HPE6th  Ed. : 630 - 631). - Rumus Molekul =  NaHCO3 - BM = 84,01 - pH keasaman/ alkalinitas = 8,3. - Titik leleh 2700C dengan dekomposisi (HPE6th  Ed. : 630). - Ketika dipanaska n suhu sekitar 500C,  Natrium  bikarbonat akan terdisosias i menjadi CO2,  Na2CO3 dan H2O. -Inkompati  ble dengan asam, garam asam dan garam alkaloid lainnya (HPE6th Ed. : 631). 3 Aluminium Hidroksida Abrasive (Downs, 1993) -Dosis berlebih mengakibatkan konstipasi dan obstruksi intestinal. -Meningkatkan resorpsi tulang dan memicu hipercalciuria dengan resiko osteomalacia - Kelarutan Tidak larut air dan alkohol, larut dalam asam mineral dari hidroksi alkali. -Pemerian Serbuk putih amorf, tidak  berasa, tidak - Rumus Molekul = Al(OH)3 - BM = 78.004 (Martindale, 36th  Ed. : 1706). - Titik leleh 3000C - Kerapatan

(8)

-(Martindale, 36t Ed. : 1706)  berbau. (Martindale, 36th Ed. : 1706). 2.42 g/cm³ - pH 8,5-10,2 (20% dalam H2O) (http://www.c heminit.co.za /wp-content/uploa ds/data/MSD  _aluminium_  hydrate.pdf) Diakses tanggal 08  November 2014

Pemilihan bahan : Kalsium Karbonat

Alasan :Bahan kalsium karbonat memiliki sifat abrasive untuk menghilangkan  plak dan penyebab timbulnya bakteri seperti partikel

 – 

  partikel makanan yang menempel pada lapisan. Dibandingkan dengan Natrium  bikarbonat dan Aluminium hidroksida, Kalsium karbonat lebih aman

digunakan.

Ditinjau dari efek samping yang ditimbulkan, aluminium hidroksida  berpotensi mengakibatkan osteomalacia (berkurangnya mineral

tulang).

 Natrium bikarbonat tidak dipilih karena tulang lebih membutuhkan unsur Ca pada Kalsium karbonat untuk memberikan kekuatan pada gigi. Natrium karbonat juga dapat memepengaruhi keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

Kalsium karbonat memiliki efek samping yang dapat diminimalisir, sehingga dapat pembuatan pasta gigi dipilih kalsium karbonat sebagai  bahan abrasive.

(9)

PENGAWET

Bahan Pemerian Kelarutan Inkompatibilitas Ket.lain Metilparaben,  Nipagin (HPE, 441) Kristal, tidak  berwarna serbuk kristalin,  berwarna  putih, tidak  berbau, lemah, rasa sedikit terbakar Pada suhu 250C: Gliserin 1:60, Air 1:400, Propilenglikol 1:5, Etanol 1:2, Etanol 95% 1:3, Eter 1:10 Surfaktan noninonik (polisorbat 80), Bentonit, Mg-trisilikat, talk, tragacan, sodium alginat, essensial oil, sorbitol, atropin, discolor oleh besi BJ= 1,352 g/cm3  pH=4-8 Larutan Oral dan suspensi 0,015-0,2% Sediaan topikal 0,02-0,3% Propilparaben,  Nipasol (HPE, 596) Kristal putih, tidak berbau dan tidak  berasa Pada suhu 200C: Larut bebas dalam aseton dan eter, etanol 95% 1:1,1, Gliserin 1:250, Propilenglikol 1:3,9, Air 1:2500 dan 1:225 pada 800C Surfaktan nonionik, Mg alumunium silikat, Mg trisilikat, besi kuning oksida, discolor oleh  besi BJ= 1,288 g/cm3  pH=4-8 Larutan Oral dan suspensi 0,01-0,02% Sediaan topikal 0,01-0,6%  Na Benzoat (HPE, 627) Granul  putih/kristal, higroskopis, tidak berbau Pada suhu 200C: Etanol 95% 1:75, etanol 90% 1:50, air 1:1,8 dan 1:1,4 pada 1000C: Senyawa kuartener, gelatin, garam  besi, garam kalsium, garam logam berat, kaolin, surfaktan BJ= 1,497-1,527 g/cm3  pH=2-5 Sediaan Oral 0,02-0,5% Parenteral 0,5% Kosmetik

(10)

nonionik. 0,1-0,5%

Pengawet Terpilih: Metilparaben dan Propilparaben

Alasan: Paraben efektif pada rentang pH besar dan spektrum luas aktivitas mikrobanya.

Metilparaben dan propilparaben digunakan bersama untuk meningkatkan efektifitas sifat  pengawetnya dimana Metilparaben (0,18%) bersama dengan Propilparaben (0,02%) sering digunakan untuk pengawet sediaan farmasi. Aktivitas ditingkatkan dengan kombinasi efek yang sinergis yaitu metil-, etil-, propil-, butilparaben serin g digunakan pula.

BAHAN PENGIKAT

Bahan Pemerian Kelarutan Inkompatibilitas Ket.lain CMC Na (HPE;118) Putih, tidak  berbau, serbuk kecil Praktis tidak larut dalam aseton, etanol 95%, eter, toluen, mudah didispersikan dalam air  pada semua suhu jernih larutan koloid Larutan asam kuat, garam  besi larut, logam (Al, Merkuri, Zink), Xantan gum, etanol 95%,  pH<2, gelatin,  pectin, kolagen BJ= 0,52 g/cm3  pH=4-10 Agen pengejel 3,0-6,0% Larutan oral 0,1-1,0% Xantan Gum (HPE;782) Krim,  berwarna  putih, tidak  berbau, serbuk fine dan free flowing Praktis tidak larut dalam etanol dan eter, larut dalam air dingin dan hangat Surfaktan kation, polimer, amfoter surfaktan >15%, level redah borat, etilenglikol, sorbitol, manitol, oxidizing agen, CMC Na, amitriptilin,  pH=6-8

(11)

tamoxifen, verapamil Carbomer (HPE;110) Berwarna  putih, flufi, asam, serbuk higroskopis sedikit bau Mengembang dalam air dan gliserin, netralisasi etanol 95% Discolor oleh resorsinol, fenol, polimer kation, asam kuat, level tinggi elektrolit BJ= 0,2 g/cm Agen pengejel 0,5%-2,0% Agen  pensuspensi 0,5-1,0% Pengikat terpilih: CMC Na

Alasan: Harga CMC Na sangat murah dibandingkan bahan lain dan mudah didapatkan. CMC  Na sangat tepat digunakan sebab kompatible dengan bahan-bahan lainnya.

PEMANIS

Bahan Pemerian Kelarutan Efek Samping Inkompatibilitas Ket. Lain Sorbitol Crystalline (HPE, Ed. 6, halm. 679) Kristal; higroskopis; warna putih; rasa manis Sangat mudah la-rut dalam air, su-kar larut dalam etanol, dalam me-tanol dan dalam asam asetat Dalam jumlah  besar sorbitol tidak mudah difermentasi oleh mikroorganisme mulut dan memiliki sedikit efek pada pH  plak gigi Sorbitol akan memben-tuk kelat yang larut dalam air dengan ba-nyak divalen dan ion logam trivalen dalam kondisi asam kuat dan basa

Aspartame (HPE, Ed. 6, hal. 48) Putih hablur tidak berbau ; serbuk, Kristal, rasa manis 200x sukrosa Sedikit larut da-lam etanol, sukar larut dalam air Sakit kepala, gejala dermtologis, memory loss, gejala gastrointestinal Incompatible dengan dibasic kalium dosfat dan lubricant magnesium stearat, dpat bereaksi dengan alkohol  pH= 4,5 -6,0 (0,8%  b/v cairan)  Na Siklamat (HPE, halm. 643) Putih, tidak  berbau, Kris-tal atau serbuk Kristal; rasa Praktis tidak larut dalam  benzena, kloroform, Menghasilkan metabolitnya yaitu cyclohexylamine - BM= 2012,22 ;  pH= 5,5

 – 

 7,5

(12)

manis 30-80x etanol (95%) dan eter dapat larut dalam 5  bag. Air dan 2  bag. Air pada

2oC , yang bersifat karsinogenik 30x lebih manis dari sukrosa Saccharin  Na (HPE, Ed. 6, halm. 608) Kristal putih, tidak berbau, rasa sangat manis (300-600x sukrosa) menimbulkan rasa pahit se-sudah  pemakian Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol Ada kontroversi mengenai keamanan sakirin natrium, namun sekarang umumnya dianggap aman sebagai bahan  pemanis Dapat mengkristal, dan berwarna kecoklatan.  pH= 2,0 Dapat digunaka n sebagai  pasta gigi (0,12%-0,3)

Pemanis terpilih : Sakarin Na

Alasan : bahan memiliki rasa manis 300-600x sukrosa dengan pemakian yang sedikit. Dapat digunakan sebagai pemanis dalam pasta gigi jika penggunaannya 0,12-0,3%. Bahan ini lebih aman dibandingkan aspartam, sorbitol kristalin, dan  Na Siklamat.

HUMEKTAN

Bahan Pemerian Kelarutan Efek Samping Inkompatibilitas Ket. Lain Gliserin ; gliserol (HPE, Ed. 6, halm. 283) Cairan tidak  berwarna, tidak berbau, kental, higroskopis, rasa manis 0,6x sukrosa

Larut dalam air, etanol, methanol, aseton, 1:500  bagian eter, 1:11 bagian etil asetat, praktis tidak larut dalam benzene, kloroform, dan minyak Dalam dosis normal dapat menyebabkan diare, dosis besar menyebabkan sakit kepala, dehidrasi, mual, hiperglikemia Dapat membentuk komplek dengan asam borat, dan asam glyceroboric, tidak stabil terhadap cahaya, terjadi reaksi oksidasi jika kontak dengan  bismuth nitrat Dapat digunaka n sebagai humektan oral (<30%),  pengawet (<20%),  pelarut (<30%),  pemanis

(13)

(<20%). Propilen glikol (HPE, Ed. 6, hal. 592) Cairan tidak  berwarna, kental, tidak  berbau, rasa manis dan sedikit pedas Larut dalam aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin, dan air, larut pada 1:6  bagian eter, tidak larut dalam minyak mineral namun akan larut dalam minyak esensial. Terjadi pada system saraf  pusat, terutama  pada neonates, kejang, hyperosmolarity, Inkompatibel dengan reagen oksidasi seperti kalium  permanganat, Dapat digunaka n sebagai humektan topical (15%),  pengawet (15-30%),  pelarut. Sorbitol (HPE, halm. 679) Kristal, Bubuk putih atau hampir tidak  berwarna, tidak berbau, higroskopis Praktis tidak larut dalam kloroform, eter, larut dalam methanol, larut dalam 1:25  bagian etanol (95%), 1:8,3  bagian etanol (82%), 1:2,1  bagian etanol (62%), 1:1,4  bagian etanol, 1:1,2 bagian etanol (20%), 1:1,4 bagian etanol (11%), dan 1:0,5  bagian air. Dalam jumlah  besar sorbitol tidak mudah difermentasi oleh mikroorganisme mulut dan memiliki sedikit efek pada pH  plak gigi Sorbitol akan membentuk kelat dengan air (banyak divalen), ion logam bervalensi, dan dalam kondisi asam kuat dan  basa kuat. Dapat diguanak  an sebagai humektan (5-15%),  pasta gigi (20-60)

(14)

Bahan terpilih : gliserin

Alasan : gliserin memiliki multiple fungsi, dapat digunakan sebagai humektan,  pengawet dan pemanis. Dapat memberi rasa manis setelah rasa pahit yang

ditimbulkan oleh sakarin Na

SURFACTANT

Bahan Pemerian Kelarutan ADI Inkompatibilitas Ket. Lain

Polisorbat 40 (HPE, Ed. 6, halm.549) Larutan  berwarna kuning,,

Larut dalam air dan etanol, tidak

arut dalam

minyak mineral

- Perubahan warna dan  pengendapan terjadi karena adanya berbagai zat terutama adanya fenol, dan tannin. Aktivitas pengawet  paraben dapat  berkurang karena adanya polisorbat. HLB = 15,6 Viskositas 500 mpa s  Na lauril sulfat (HPE, Ed. 6, hal. 651) Putih, kuning  pucat, Kristal, serpihan, atau serbuk halus, rasa pahit.

Larut dalam air,  praktis tidak larut dalam klorofom dan eter,

0,5-5,0 g/kgBB

Dapat bereaksi dengan surfaktan kationik, sehingga dapat menghilangkan

aktivitas , sifatnya agak korosif Memiliki aktivitas antimikro  ba terhadap  bakteri gram  positif  Nilai HLB=40  Na Docusat (HPE, halm. 678) Lilin  berwarna  putih, hampir  putih, rasa  pahit, bau oktanol, higroskopis Larut dalam aseton, kloroform, eter, gliserin, minyak nabati, larut dalam 1:3  bagian etanol 95% - Dapat menyebabkan kekeruhan dalam larutan berair, inkompatibel pada Ph <1 dan dengan alkali  pada ph >10 Juga dapat digunakan sebagai obat  pencahar, tablet disintegra n,

(15)

Bahan terpilih : Natrium lauril sulfat

Alasan : natrium lauril sulfat memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai pengawet, dan solubilizer. Bahan ini memiliki nilai HLB yang tinggi sehingga sifatnya sebagai surfaktan dan foaming agent lebih baik dibandingkan dengan polisorbat 40.

V. Susunan Formula dan Komposisi Bahan yang Direncanakan

Formula Acuan (Nursal, 2001)

R/ Ekstrak Daun Jambu Biji 2 %

 Na-CMC 0,75 % CaCO3 42 % Gliserin 25 %  Na-Lauril Sulfat 2 %  Na-Sakarin 0,2 % Minyak Permen 0,5 % Metil Paraben 0,18 % Propil Paraben 0,02 % Aquadest 27,35 %

Rancangan Formula yang Digunakan

R/ Na-CMC 0,75 % CaCO3 40 % Gliserin 25 %  Na-Lauril Sulfat 4 %  Na-Sakarin 0,2 % Menthol 0,3 % Metil Paraben 0,18 % Propil Paraben 0,02 % Aquadest 29,55 %

(16)

Tabel Rancangan Formula dalam Kemasan

 NO BAHAN FUNGSI KONSENTRASI JUMLAH 20 g JUMLAH 50 g

1. Na-CMC Binder (Pengikat) 0,75 % 0,15 g 0,375 g

2. CaCO3 Abrasive 40 % 8 g 20 g

3. Gliserin Humektan 25 % 5 g 12,5 g

4. Na-Lauril Sulfat Surfaktan 4 % 0,8 g 2 g

5. Na-Sakarin Sweetening Agent 0,2 % 0,04 g 0,1 g

6. Menthol Corigen Odoris 0,3 % 0,06 g 0,15 g

7. Metil Paraben Pengawet 0,18 % 0,036 g 0,09 g

8. Propil Paraben Pengawet 0,02 % 0,004 g 0,01 g

9. Aquadest Pelarut 29,55 % 5,91 ml 14,775 ml

Perhitungan Bahan 1.  Na-CMC

Untuk 20 gram   x 20 = 0,15 gram Untuk 50 gram   x 50 = 0,375 gram

2. CaCO3

Untuk 20 gram   x 20 = 8 gram Untuk 50 gram  

 x 50 = 20 gram

3. Gliserin

Untuk 20 gram   x 20 = 5 gram Untuk 50 gram   x 50 = 12,5 gram

4.  Na-Lauril Sulfat

Untuk 20 gram   x 20 = 0,8 gram Untuk 50 gram    x 50 = 2 gram 5.  Na-Sakarin

Untuk 20 gram  

 x 20 = 0,04 gram

(17)

6. Menthol

Untuk 20 gram   x 20 = 0,06 gram Untuk 50 gram   x 50 = 0,15 gram

7. Metil Paraben

Untuk 20 gram   x 20 = 0,036 gram Untuk 50 gram  

 x 50 = 0,09 gram

8. Propil Paraben

Untuk 20 gram  

 x 20 = 0,036 gram

Untuk 50 gram   x 50 = 0,01 gram

9. Aquadest Untuk 20 gram    x 20 = 5,91 gram = 5,91 ml Untuk 50 gram     x 50 = 14,775 gram = 14,775 ml VI. METODE ALAT: 1. Mortir 2. Stamper 3. Timbangan analitik 4. Beaker glass 5. Gelas ukur 6. Batang pengaduk 7. Sudip BAHAN: 1. CMC Na 2. CaCO3 3. Gliserin 4.  Na-Lauril Sulfat

(18)

5.  Na-Sakarin 6. Menthol 7. Metil Paraben 8. Propil Paraben 9. Aquadest CARA KERJA:

Ditaburkan pada motar yang berisi air 3 ml ad mengembang

Masukkan mortar aduk ad homogen

Larutkan dengan spirtus fortior ad tepat larut. Masukkan mortir, aduk ad homogen

Tambahkan metil paraben 0,036 gram, propil paraben 0,04 gram, dan Na-sakarin 0,04 gram (yang dilarutkan dalam gliserin 5 ml)

Masukkan Na-lauril sulfat 0,8 gram. Aduk perlahan

Masukkan dalam tube pasta gigi

PROSEDUR EVALUASI

 No. Nama Uji Alat Prinsip Kerja

1. Organoleptis Pengamatan kualitatif

sediaan pasta gigi

Evaluasi yang dilakukan dengan cara  pengamatan sediaan pasta secara kualitatif

yaitu

- Bentuk sediaan : pasta

- Bau : menthol

- Warna : putih

CMC Na 0,15 gram

CaCO3 8 gram

Menthol 0,06 gram

Campuran bahan dengan menthol

Campuran bahan

Campuran bahan yang homogen

(19)

2. Pengujian pH

(FI IV, 1039)

- Indikator kertas pH

Buat larutan dari 1 gram pasta yang dilarutkan dalam 25 mL aquades lalu digunakan kertas pH indikator yang dicelupkan kedalam sediaan. Akan terjadi perubahan warna dan dicocokkan dengan standart warna pada pH tertentu.

3. Pengujian viskositas

(Remington, 348)

- Viskotester 10 g pasta dimasukkan kedalam cawan  porselen lalu pasangkan spindel pada viskotester. Pasang spindel hingga tercelup seluruhnya dalam sediaan pasta yang akan diamati, lalu catat besar viskositas yang ditunjukkan oleh skala pada viskotester.

4. Pengujian daya abrasif

- Object glass - Mikroskop

Letakkan 1 gram pasta gigi pada object glass  bersih lalu ditambahkan 1-2 tetes aquades. Gosok pasta gigi kedepan dan kebelakang untuk meratakan dengan kapas bersih dengan gerakan bolak-balik dengan panjang gosokan 1 cm. Bilas object glass dengan air dan keringkan dengan tissu kering setelah itu dilihat bekas goresan dibawah mikroskop dengan skala 0 (tidak ada goresan) sampai skala 5 (tingkat tinggi goresan). 5. Pengujian kemampuan  berbusa - Tabung reaksi

Larutkan 1 gram pasta degan 25 mL air. Tuangkan 5 mL larutan kedalam tabung reaksi. Tutup atas tabung reaksi dengan kedua jari tangan lalu kocok ringan sebanyak 25 kali. Amati busa yang terbentuk selama 30 menit untuk menilai kestabilan busanya, kemudian amati onset, durasi dan kuantitas dari busa.

6. Tes

homogenitas - Penentuan

- Mikroskop 0,01 gram pasta dari 3 tempat berbeda diambil. Tiap sampel diletakkan pada kaca objek, lalu dengan bantuan kaca objek lain ditahan di

(20)

ukuran  partikel (Voigt R, 925)

 bawah mikroskop dengan perbesaran 100 x. Pengukuran terhadap 300-500 partikel.

7. Daya sebar

(Farmasi Fisik 2, 1036)

- double plate Pasta sebanyak 1 gram diletakkan pada lempeng kaca berskala, lalu diatasnya ditutup lempeng kaca dan diberi beban 5 gram lalu di diamkan. Lalu bahan ditambah dengan beban 5 gram tiap 2 menit, hingga pasta tidak dapat menyebar lagi diameter sebarnya.

8. Kemampuan membersihkan - Cangkang telur - Spidol  permanen - Sikat gigi

Tarik garis sepanjang cangkang telur dengan spidol permanen, basahi sikat dengan air dan kelebihan air pada sikat dikibaskan. Sikat yang sudah terbasahi diberi pasta gigi. Menyikat satu sisi cangkang telur dengan sikat gigi selama 5-10 sapuan. Bilas dan amati cangkang telur untuk melihat apakah warnanya sudah tehapus atau tidak.

9. Uji konsistensi Pasta yang telah dimasukkan kedalam tube diuji konsistensinya dengan cara pasta dikeluarkan dari tube dan di tempelkan pada  bulu sikat untuk melihat

- Kemampuan atau kemudahan keluar dari tube

- Kemampuan mempertahankan bentuk - Kemampuan menempel pada bulu sikat

(21)

VII. PEMBAHASAN

Pada Praktikum kali ini kami melakukan pembuatan sediaan semisolid yaitu, pasta gigi. Pada pembuatan pasta gigi ini kami menggunakan beberapa bahan-bahan yang kemudian kami susun menjadi sebuah formula pasta gigi, formula yang kami buat, yaitu :

R/ Na-CMC 0,75 % CaCO3 40 % Gliserin 25 %  Na-Lauril Sulfat 4 %  Na-Sakarin 0,2 % Menthol 0,3 % Metil Paraben 0,18 % Propil Paraben 0,02 % Aquadest 29,55 %

Pada Formula di atas ada Na-CMC, Na-CMC disini berfungsi sebagai pengikat, yaitu untuk mempertahankan viskositas pasta agar diperoleh bentuk pasta yang tidak terlalu lembek dan encer. Selanjutnya Kalsium Karbonat, disini kalsium karbonat berfungsi sebagai bahan abrasive, yaitu menghilangkan plak dan penyebab timbulnya bakteri seperti partikel

 – 

 partikel makanan yang menempel pada lapisan. Gliserin berfungsi sebagai Humektan, yaitu untuk mempertahankan sediaan pasta agar tidak kering. gliserin memiliki multiple fungsi, dapat digunakan sebagai humektan, pengawet dan pemanis. Dapat memberi rasa manis setelah rasa  pahit yang ditimbulkan oleh sakarin Na. lauril sulfat berfungsi sebagai surfaktan. Na-sakarin Sebagai pemanis. Menthol berfungsi untuk memberikan rasa segar di mulut dan bau yang enak. Metil Paraben dan propil Paraben digunakan sebagai pengawet dan Aquadest sebagai pelarut.

Pasta gigi disini dibuat dalam bentuk pasta karena suatu sediaan pasta karena sediaan  pasta lebih stabil daripada sediaan larutan. Pasta mengandung lebih sedikit air sehingga dapat meminimalkan pertumbuhan bakteri dan juga sediaan pasta lebih acceptable karena konsistensi pasta lebih padat sehingga ketika digunakan lebih nyaman, tidak meluber, bisa menempel pada permukaan gigi sehingga dapat membersihkan permukaan gigi.

Setelah merancang formula seperti diatas kami membuat sediaan pasta gigi, pada  proses pembuatan diperoleh suatu sedian pasta gigi yang bagus pada awal pembuatan batch kecil, setelah itu kami juga membuat batch besar juga tidak terdapat masalah, sediaan pasta gigi yang kami buat tetap bagus.

(22)

Pembuatan dilakukan dengan beberapa mekanisme diantaranya, yaitu pertama-tama kami menimbang dan meniapkan semua bahan sesuai formula dan kadar serta bobot yang telah ditentukan. Setelah semua bahan disiapkan, selanjutnya kami mengembangkan Na-CMC dalam air dengan cara menaburkan Na-CMC diatas permukaan air pada mortir dan didiamkan sampai mengembang. Setelah Na-CMC mengembang, kami mengaduk Kalsium Karbonat di dalam mortir berisi Na-CMC tersebut sampai homogen, kami juga melarutakan menthol dalam spirtus fortior. setelah larut menthol ditambahkan ke dalam mortir yang berisi Kalsium Karbonat dan Na-CMC lalu Diaduk sampai homogen.

Selanjutnya kami malarutkan metil paraben, propil paraben, Na-Sakarin ke dalam gliserin, setelah larut maka kami menambahkannya ke dalam mortir yang berisi campuaran di atas diaduk ad homogen. Setelah campuran homogen kami menambahkan Na-Lauril sulfat seara perlahan-lahan dan harus dilkukan secara hati-hati, hal ini dikarenakan Na-Lauril sulfat mudah berbusa atau terjadi penyabunan. Setelah dicampurkan dan diaduk perlaha-lahan sampai homogen maka sediaan pasta gigi telah jadi.

Setealah sediaan yang kami buat jadi untuk mengetahui apakah sediaan pasta gigi yang kami buat itu memenuhi spesifikasi yang diinginkan maka kami melakukan beberapa uji diantaranya adala uji organoleptis, uji tingkat keasaman (pH), uji daya sebar, dan uji kemampuan berbusa, uji konsistensi.

Yang pertama adalah uji organoleptis terdiri dari bentuk sediaan, bau dan warna. Bentuk sediaan berupa pasta, uji bau dilakukan dengan cara mencium sediaan pasta gigi dan dihasilkan bau yang sesuia dengan spesifikasi yaitu bau Mint, selanjutnya uji warna, uji warna dilakukan dengan melihat warna sediaan pasta gigi dan dihasilkan warna putih bersih sesuai spesifikasi yang diinginkan.

Yang kedua adalah uji tingkat keasaman (pH). Uji pH disini dilakukan dengan cara melarutkan 1 g pasta dalam 25 ml air lalu digunakan kertas pH indikator yang dicelupakan kedalam larutan. Akan terjadi perubahan warna dan dicocokkan dengan standart warna pH tersebut diperoleh hasil Pengukuran pH dengan kertas indikator pH universal menunjukkan  pH sediaan pasta gigi adalah 8. pH ini sudah sesuai dengan rentang pH yang diinginkan dalam

spesifikasi pasta yang kami rencanakan.

Praktikum pasta gigi yang kami buat tidak menggunakan bahan aktif disebabkan biaya yang harus diminamalkan. Sehingga pasta gigi kami hanya membersihkan gigi dengan daya abrasifnya.

Selanjutnya, dilakukan pengujian kemampuan berbusa pasta gigi. Pengujian ini  bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk menghasilkan busa. Uji dilakukan dengan cara dilarutkan 1 gram pasta dengan 25 ml air. Tuangkan 5 ml larutan kedalam tabung

(23)

reaksi. Tutup atas tabung reaksi dengan jari tangan lalu kocok sebanyak 25 kali dan diamati ketinggian selama 30 menit. Didapatkan ketinggian busa pengocokkan 25 kali yaitu 8 cm, dimana menandakan bahwa adanya Na Lauril Sulfat yang membuat pasta gigi kami berbusa. Setelah 30 menit, ketinggian menjadi 6 cm. Namun, busa masih stabil sehingga menguntungkan tidak cepat hilang saat dilakukan proses pembersihan gigi.

Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk menyebar di dalam mulut. Uji dilakukan menggunakan sepasang lempeng kaca dimana bagian dasar lempeng telah dilengkapi dengan skala yang nantinya dapat digunakan untuk menunjukkan diameter penyebaran dari sediaan pasta gigi. Mula-mula 1 gram krim diletakkan tepat ditengah lingkaran lempeng dan kemudian ditutup dengan lempeng kaca, mengamati diameter  penyebaran setelah 2 menit tambah beban 5 gram, menambah beban tiap 2 menit, terjadinya  pengingkatan diameter dan mengulangi hingga diameter tidak dapat berta mbah lagi. Diameter itulah penyebarannya dimana didapatkan diameter penyebaran pasta gigi kami sebesar 4,5 cm. Uji konsistensi dilakukan agar memenuhi penerimaan konsumen dimana didapatkan hasil pasta gigi mudah keluar dari tube dan mudah mempertahankan bentuk pasta gigi. Serta mudah menempel ke bulu sikat.

Titik kritis yang mungkin dapat diambil dalam percobaan pasta gigi yakni:

 Bahan harus diaduk hingga benar-benar larut, karena kelarutan akan mempengaruhi

tingkat kekerasan pasta gigi

 komposisi dari CaCO3 harus diperhatikan sebab mempengaruhi pasta gigi yang

dihasilkan terlalu basa.

 Pengaturan tingkat busa, daya sebar pasta gigi agar sesuai dengan pasta gigi komersial

VIII. KESIMPULAN

Dari penjelasan pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa sediaan yang dibuat cukup baik yakni dengan hasil evaluasi yang baik:

 uji organoleptis: bentuk sediaan pasta, aroma mint, warna putih   pH sebesar 8

 Uji daya sebar diameter sebesar 4,5 cm

 Uji busa dengan tinggi busa 6 cm selama 30 menit

 Uji konsistensi didapatkan hasil pasta gigi mudah keluar dari tube dan mudah

(24)

IX. Daftar Pustaka

Ami A. 2005.  Pencegahan Primer Pada Anak Yang Berisiko Karies Tinggi.  Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Pedodonsia Universitas Sumatera Utara [Skripsi]. Medan: USU

Genco RJ, Goldman HM, Cohen DW. 1990. Contemporary periodontics. Philadelphia: CV Mosby Company p.117-34.

Lieberman, H., A., Coben, L., J. 1994. Sediaan Semisolid . dalam Lachman, L., Lieberman, H., A., Kanig, J., L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri III, UI -Press

Pratiwi, R. 2007. Perbedaan Daya Hambat terhadap Streptococcus mutans dari Beberapa Pasta Gigi yang Mengandung Herbal.  Dental Journal, Vol. 38 (2): 65-67.

Putra, T. 2002. Pasta Gigi yang Mengandung Fluor sebagai Salah Satu Bahan untuk Mencegah Terjadinya Stomatitis Gigi Tiruan.  Jurnal PDGI. Edisi khusus tahun ke-52: 330.

Samad F. 2008. Karies Gigi. Pekanbaru: FK-UNRI RSUD AA.

Sasmita, I., Pertiwi dan A., Halim. 2007. Gambaran Efek Pasta Gigi yang Mengandung Herbal Terhadap Penurunan Indeks Plak.  Jurnal PDGI, edisi khusus PIN IKGA II: 37-41.

Gambar

Tabel Rancangan Formula dalam Kemasan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penanda hubungan elipsis pada wacana pasta gigi dan untuk mengetahui yang dielipsiskan pada wacana pasta

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penanda hubungan elipsis pada wacana pasta gigi dan untuk mengetahui yang dielipsiskan pada wacana pasta

Maka dari itu, sebagai pendatang baru dalam pasar pasta gigi anak yang mengutamakan aspek kesehatan, pasta gigi gambir menggunakan strategi penetration pricing , yaitu

Maksud penelitian ini adalah untuk membandingkan daya antimikroba pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih dan lidah buaya (pasta gigi herbal) dengan pasta gigi yang

Pasta gigi berbasis herbal dapat digunakan dengan cara sikat gigi maupun pengolesan untuk menurunkan kadar gas VSC, khususnya Hydrogen sulide pada subjek normal.. Maj Ked

Bagian Kedua Belas Kesehatan Gigi dan Mulut Pasal 93 (1) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Formulasi pasta gigi dari ekstrak daun jambu biji dan daun stevia, dan serbuk kulit pisang kepok dapat meningkatkan kadar kalsium dalam sediaan pasta gigi..

Kegiatan tersebut bertujuan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan