• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teoretis

2.1.1 Latihan Konsentrasi

Secara sederhana latihan dapat dirumuskan yaitu segala daya dan upaya untuk meningkatkan secara menyeluruh kondisi fisik, taktik, dan teknik dengan proses yang sistematis dan berulang-ulang dengan kian hari kian bertambah jumlah beban, waktu atau intensitasnya (sumber:www.blogger.com//diunduh pada tanggal 9/01/2012). Sedangkan menurut Sukadiyanto (2002:6)menjelaskan bahwa latihan adalah aktivitas untuk meningkatkan kemampuan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan yang standar sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraganya.

Tujuan utama dari sebuah latihan atau training adalah untuk membantu meningkatkan keterampilan olahraga semaksimal mungkin Harsono dalam Hadjarati (2009:127). Untuk mencapai tujuan itu ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan. (a). Latihan fisik. (b). Latihan taktik. (c). Latihan teknik. (d). Latihan mental.

Perkembangan fisik, teknik, dan taktik seseorang, tidak akan mungkin tercapai jika mental juga tidak berkembang. Latihan mental lebih menentukan pada perkembangan kedewasaan serta perkembangan emosional, misalnya semangat bertanding, sikap pantang menyerah, percaya diri, sportivitas, menahan emosi meskipun berada dalam situasi stres dan sebagainya. Dalam olahraga, masalah yang

(2)

paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah akan berkurangnya suatu gerak yang memerlukan akurasi atau ketepatan seperti lemparan, pukulan, tendangan, atau tembakan sehingga tidak mengenai dengan tepat kepada sasaran Nasution (2009:4).

Adanya perubahan tingkah laku, perasaan atau pikiran atlet yang mengganggu si atlet itu sendiri atau mengganggu kelancaran pelatihan atau komunikasi antara atlet dengan orang lain, merupakan salah satu indikasi bahwa atlet tersebut mengalami disfungsi atau masalah psikologis. Namun, sebelum memastikan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh faktor mental atau psikologis, perlu secara cermat dianalisis kemungkinan adanya penyebab faktor lain seperti faktor fisik, takti, teknik atau fisiologis. Jika penyebab utamanya ternyata adalah faktor teknis atau fisik, maka faktor-faktor tersebutlah yang perlu dibenahi terlebih dahulu. Masalah mental psikologisnya akan sangat sulit teratasi jika penyebab utamanya tidak ditangani Nasution (2009:2).

Setelah dipastikan bahwa seorang atlet mengalami masalah mental psikologis, atau perlu meningkatkan keterampilan psikologisnya, maka kepada atlet tersebut dapat diterapkan latihan mental. Hal ini di dukung oleh pendapat Nasuton (2009:9) Latihan mental di berikan sepanjang atlet menjalani latihan olahraga, karena seharusnya latihan mental merupakan bagian tidak terpisahkan dari program latihan tahunan atau periodesasi latihan. Latihan-latihan tersebut ada yang memerlukan waktu khusus terutama saat-saat pertama mempelajari latihan relaksasi dan konsentrasi, namun pada umumnya tidak terikat oleh waktu sehingga dapat dilakukan kapan saja.

(3)

Untuk melatih konsentrasi sebelum melakukan tembakan bebas, pertama-tama ketahuilah elemen-elemen atau ritual sederhana yang mungkin membatu atlet dapat memusatkan perhatian kepada sasarannya seperti menarik nafas panjang, percaya diri, rileks atau memantulkan bola beberapa kali Oliver (2007:30). Jika cara-cara tersebut membantu seorang penembak rileks dan bisa memusatkan perhatian bahkan dapat membantu atlet untuk lebih mudah berkonsentrsi pada tugas penembak dan meningkatkan keterampilannya dalam melakukan tembakan bebas saat latihan, cobalah menerapkannya dalam situasi pertandingan.

2.1.2 Keterampilan Tembakan Bebas

Bola basket termasuk jenis permainan yang kompleks, artinya gerakan yang dilakukan terdiri dari gabungan unsur gerak yang terkoordinasi secara rapi, sehingga dapat bermain dengan baik. Keterampilan menembak merupakan suatu keterampilan yang memberikan hasil nyata secara langsung.

Memasukkan bola kedalam ring merupakan inti dari strategi permainan bola basket. Setiap regu yang menguasai bola selalu mencari kesempatan untuk dapat melakukan tembakan, oleh karena itu unsur tembakan bebas merupakan teknik dasar yang harus pelajari dengan baik dan benar serta ditingkatkan keterampilanya dengan latihan yang terprogram dengan baik. Hal ini didukung oleh pendapat Ambler (2008:11) menyatakan bahwa keterampilan terpenting dalam permainan bola basket ini ialah keterampilan untuk melakukan shooting atau menambakkan bola ke dalam keranjang.

Dari semua jenis tembakan dalam permainan bola basket, tembakan bebas atau tembakan hukuman, merupakan tembakan yang mempunyai peluang besar untuk

(4)

memenangkan permainan sebab tembakan yang dilakukan tidak ada rintangan dari pemain lawan (sumber: www.wikipedia.org// diunduh pada tanggal 6/01/2012). Oleh karena itu teknik tembakan bebas harus dikuasai oleh setiap pemain agar memperoleh peluang besar untuk memenangkan dalam permainan.

Dalam hasil catatan statistic liga mahasiswa NCAA tahun 2009 tim yang berhasil memenangkan suatu pertandingan memiliki persentasi tembakan bebas (free throw) diatas angka 80%. Jadi teknik tembakan bebas merupakan salah satu teknik yang penting dan harus dikuasai dengan baik oleh setiap pemain bola basket.

Tembakan bebas adalah kesempatan yang diberikan kepada seorang pemain untuk mencetak satu (1) angka, tidak dijaga, dari posisi di dalam setengah lingkaran PERBASI (2010: 51). Sementara menurut Hartoko dalam Djama (2009:20) tembakan bebas merupakan kesempatan yang diberikan kepada seseorang pemain untuk mencetak satu angka dari tembakkan tanpa rintangan untuk mencetak angka dari posisi secara langsung dari garis tembakan bebas. Di dalam permainan bola basket tembakan dibagi menjadi dua (2) golongan yaitu: tembakan hukuman dan tembakan lapangan. Tembakan lapangan yaitu tembakan yang dilakukan oleh siapapun pemain penyerang atau bertahan dari daerah manapun di dalam lapangan sesuai peraturan. Tembakan lapangan boleh dilakukan dengan satu tangan atau dua tangan, baik dari posisi berdiri di tempat maupun dari posisi meloncat, dan tembakan hukuman yaitu tembakan yang dilakukan apabila terjadi kesalahan teknik dan kepada pemain atau tim yang dirugikan dan diberi kesempatan untuk melakukan tembakan.

Tembakan bebas dilakukan paling lama 5 detik di mulai sejak bola di berikan oleh wasit kepada pemain yang akan melakukan tembakan bebas PERBASI

(5)

(2010:51). Tembakan bebas sangat diperlukan adanya ketepatan dalam mengarahkan bola kedalam ring, ketahanan mental adalah kunci untuk meningkatkan prestasi di semua lini keahlian dasar, termasuk menembak. Percaya diri dalam menembak, keberhasilan dalam menembak dan konsentrasi yang tinggi adalah faktor yang paling konsisten pada penembak-penembak handal, keberhasilan melakukan tembakan bebas berasal dari integrasi mental dan aspek mekanisme menembak. Hal ini di dukung oleh pendapat oliver (2007:31) setiap melakukan tembakan bebas, para penembak yang berhasil pada umumnya telah melakukan konsentrasi atau persiapan pratembakan yang sangat baik.

2.1.3 Hubungan Konsentrasi Terhadap Ketepatan Di Dalam Melakukan Tembakan Bebas

Tingkat perhatian dan daya konsentrasi olahragawan akan menurun bahkan terganggu bila ada beberapa rangsang yang muncul secara bersamaan. Untuk itu, olahragawan yang berusaha menanggapi berbagai rangsang yang muncul dalam waktu yang bersamaan, maka akan terganggu tingkat perhatian dan daya konsentrasinya. Hal itu dapat berdampak pada menurunnya tingkat keterampilan gerak yang dilakukan. Dengan demikian semakin sulit dan kompleks suatu keterampilan gerak yang harus dilakukan oleh olahragawan, maka semakin memerlukan tingkat perhatian dan daya konsentrasi yang tinggi. Maka untuk keterampilan yang mudah dilakukan dan bahkan keterampilan yang kompleks sekalipun tidak akan dapat dilakukan dengan baik bila daya konsentrasi atlet tergangu.

(6)

Kondisi psikologis yang baik sangat dibutuhkan oleh seorang atlet, karena dengan memiliki kondisi psikologis yang baik kemungkinan besar seorang atlet akan memiliki ketegaran psikologis dalam setiap kompetisi atau kejuaraan. Memperhatikan hal tersebut, tugas seorang pelatih memang tidak ringan, apalagi atlet dalam waktu bertanding, akan selalu berada di bawah tekanan atau stress, baik stress fisik maupun stress mental yang disebabkan oleh lawan, kawan bermain, penonton, pengaruh lingkungan dan lain sebagainya Harsono dalam suryanto (2010: 3).

Selama dalam aktivitas olahraga banyak beragam gangguan yang muncul dan menarik perhatian seperti takut, gelisah, marah. Menurut Sundari (2008:35) individu yang sedang mengalami konflik dalam dirinya seperti takut marah dan gelisah, akan timbul bayangan yang negatif, tidak menyenangkan dan menekan dirinya. Sehingga kemungkinan besar dapat mengganggu daya konsentrasi olahragawan dalam beraktivitas olahraganya.

Ada dua jenis gangguan yang terjadi pada diri olahragawan pada saat melakukan aktivitas, yaitu gangguan yang berasal dari dalam dan gangguan yang berasal dari luar dirinya. Beberapa gangguan yang berasal dari dalam diri sendiri antara lain olahragawan selalu memikirkan kejadian (kegagalan) yang baru saja berlalu, memikirkan hasil yang akan dicapai, merasa tercekik dan tertekan, adanya gangguan secara fisiologis, kelelahan, dan motivasi yang kurang. Sedangkan gangguan yang berasal dari luar antara lain adanya rangsang yang mencolok, suara yang keras, dan perang urat syaraf yang dilakukan lawan.

Di dalam permainan bola basket khususnya pada saat melakukan tembakan bebas memerlukan tingkat konsentrasi yang sangat tinggi menggingat rangsangan

(7)

yang akan timbul pada diri semakin banyak seperti tekanan penonton yang sangat banyak dan tekanan diri ingin memasukan bola ke ring tetapi mendapat keragu-raguan dalam melakukan itu semua menjadi penyebab kenapa dalam melakukan tembakan bebas memerlukan konsentrasi yang sangat luar biasa. Selain itu penyesuain diri terhadap situasi yang sedang terjadi di lapangan juga berpengaruh terhadap daya konsentrasi pemain dalam melakukan tembakan bebas sesuai dengan pendapat Sundari (2008:44) seseorang atlet yang tidak dapat menyesuaikan diri dalam suatu pertandingan maka yang bersangkutan tidak dapat mengendalikan emosinya bila menghadapi masalah akan menjadi panik, sehingga tindakannya tidak sesuai dengan kenyataan.

Mengingat pentingnya perhatian dan konsentrasi dalam aktivitas olahraga, Menurut Nasution (2009:56) dalam semua cabang olahraga konsentrasi memegang peranan yang sangat penting. Jika konsentrasi seseorang atlet terganggu pada saat melakukan gerakan olahraga, baik itu dalam latihan maunpun dalam pertandingan dapat menimbulkan berbagai masalah.

Masalah-masalah tersebut seperti berkurangnya akurasi gerakan, tidak dapat menerapkan strategi karena tidak mengetahui harus melakukan apa sehingga kepercayaan diri menjadi berkurang bahkan hilang. Pada akhirnya sulit mencapai prestasi optimal sesuai dengan kemampuannya. Hal tersebut sependapat dengan pernyataan Nideffer dalam Siswantoyo (2008:3) untuk mencapai prestasi puncak seorang olahragawan harus mampu berkonsentrasi secara optimal di setiap latihan ataupun pertandingan. Karena konsentrasi dapat membantu dalam mencapai kondisi yang siap bertanding secara fisik dan mental bagi setiap atlet.

(8)

Mengingat pentingnya faktor konsentrasi dan guna menghindari keadaan yang tidak diinginkan karena faktor konsentrasi di bidang olahraga, maka perlu dilakukan latihan konsentrasi. Sesuai dengan pendapat Faisal dalam Suryanto (2010:3) dalam setiap bertanding setiap atlet akan menggunakan mentalnya sebesar 80%, sedangkan teknik dan strategi hanya 20%. Oleh karena itu pelatihan mental pada saat mendekati pertandingan atau kompetisi harus diprioritaskan. Ada beberapa cara untuk melatih konsentrasi, utamanya atlet perlu dibiasakan berfikir positif, diberi keyakinan bahwa dalam pertandingan nanti dirinya mampu menampilkan keterampilan yang telah dilatihnya. Untuk itu beberapa latihan keterampilan psikologis (psychological skills training) seperti latihan relaksasi, latihan konsentrasi dan latihan imajeri perlu diajarkan DEPDIKNAS (2008).

PB PBSI (2010:2-5) menyatakan bahwa faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada saat atlet tersebut bertanding. Beberapa masalah psikologis yang sering timbul di kalangan olahraga, khususnya dalam kaitannya dengan pertandingan dan masa latihan adalah sebagai berikut:

1. Berpikir positif

Berpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan sesuatu kearah positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan saja oleh atlet, tetapi bagi pelatih yang melatihnya. Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh sangat baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak.

(9)

Penetapan sasaran (goal setting) merupakan dasar dari latihan mental. Pelatih perlu membantu setiap atletnya untuk menetapkan sasaran, baik sasaran dalam latihan maupun dalam pertandingan.

3. Motivasi

Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan kuat untuk dapat melakukan sesuatu.

4. Emosi

Faktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan atlet secara pribadi terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan, seperti senang, sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk emosi tersebut terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah bagaimana kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri sendiri.

5. Kecemasan dan ketegangan

Kecemasan biasanya berhubungan dengan perasaan takut akan kehilangan sesuatu, kegagalan, rasa salah, takut mengecewakan orang lain, dan perasaan tidak enak lainnya. Kecemasan-kecemasan tersebut membuat atlet menjadi tegang, sehingga bila seorang atlet terjun ke dalam pertandingan dapat dipastikan penampilannya tidak akan optimal.

(10)

Dalam olahraga kepercayaan diri menjadi salah satu faktor penentu suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil di bawah kemampuannya. Karena itu sesungguhnya atlet tidak perlu merasa ragu akan kemampuannya, sepanjang atlet telah berlatih secara sungguh-sungguh dan memiliki pengalaman bertanding yang memadai.

7. Komunikasi

Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, khususnya antara atlet dengan pelatih. Masalah yang sering timbul dalam hal kurang terjadinya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atletnya adalah timbulnya salah pengertian yang menyebabkan atlet merasa diperlakukan tidak adil, sehingga tidak mau bersikap terbuka terhadap pelatih.

8. Konsentrasi

Konsentrasi merupakan suatu keadaan dimana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu objek tertentu dalam waktu tertentu. Makin baik konsentrasi seseorang, maka makin lama seorang atlet dapat melakukan konsentrasi. Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan berkurangnya atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi pertandingan, maka akan timbul berbagai masalah.

(11)

Evaluasi diri dimaksudkan sebagai usaha atlet untuk mengenali keadaan yang terjadi pada dirinya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar atlet dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya pada saat yang lalu maupun saat ini.

Berdasarkan pendapat para pakar di atas, bila kita sangkut pautkan kepada permainan bola basket maka pengertian konsentrasi mengandung makna arah perhatian yang menyempit (mengkhusus), suatu fiksasi perhatian terhadap rangsang tertentu, dan kelanjutan perhatian pada rangsang yang dipilih seperti memusatkan perhatian kepada ring. Dengan demikian pengertian konsentrasi dalam olahraga memiliki empat ciri, yaitu (1). Fokus pada suatu objek yang relevan (perhatian yang selektif), (2). Memelihara fokus perhatian dalam jangka waktu lama, (3). Memiliki kesadaran pada situasi, dan (4). Meningkatkan fokus perhatian jika diperlukan.

Jadi kunci tembakan bebas pada olahraga bola basket adalah kesuksesan dalam melakukan tembakan bebas memerlukan keahlian, kebebasan, konsentrasi, keyakinan, kebiasaan, dan rileks. Keyakinan adalah bagian terpenting dalam melakukan tembakan bebas tips motivasi dalam bermain bola basket keyakinan pada keahlian dalam bermain bola basket akan membawa sukses pada pertandingan dan meningkatkan lagi ketekunan dalam berlatih, inilah siklus kehidupan dalam berlatih dari mereka yang telah mencapai sukses. Inti permainan bola basket pada adalah permainan team bukan perorangan atau individu, melainkan kerjasama team yang baik dan bisa saling melengkapi satu sama lain, berfikir dan bergerak cepat.

2.1.4 Tahapan Gerak Dalam Tembakan Bebas

Pada dasarnya teknik tembakan dapat diterapkan pada semua jenis tembakan-tembakan khususnya tembakan-tembakan bebas. Berikut penjelasan dari setiap tahap gerakan

(12)

tembakan bebas berdasarkan analisa Level I NCCP Coach Certification Program (Coaching Association of Canada, 2008), meliputi:

1. Gerakan awal atau permulaan

Tahap ini menunjukkan kesiapan pemain sebelum melakukan tembakan bebas, dalam kontek pertandingan hampir setiap pemain mempunyai perbedaan dalam memulai gerakan. Mempersipkan diri dengan penuh konsentrasi dan melepas ketegangan atau menenangkan diri adalah penyebab setiap atlet memiliki gayanya sendiri agar tujuan itu bisa tercapai atau diri lebih siap.

Pada umumnya setelah ritual itu sudah dijalankan, hal standar sesuai prodesur yang dilakukan pemain adalah:

a. Berdiri menghadap lurus ke ring basket. b. Mendribel bola di tempat beberapa kali. c. Memegang bola dengan posisi di depan dada. 2. Gerakan backswing

Gerakan backswing atau runtutan gerakan yang di mulai dari: a. Merendahkan posisi badan dan kaki.

b. Mendorong kembali tubuh dan kaki kearah vertical.

c. Di iringi dengan gerakan tangan mengangkat bola dan memposisikannya di atas kepala lalu siap melempar.

3. Tahap memproduksi kekuatan untuk melempar

Kekuatan untuk melempar bola ke ring basket dengan jarak 3,60 m bukan merupakan hal sulit bagi pemain tingkat mahasiswa, namun bagi atlit amatir seperti

(13)

siswa SMA apalagi untuk pemain putra adalah moment yang sangat penting, posisi gerakan ini diawali oleh :

a. Gerakan mendorong dari tungkai kearah vertical. b. Posisi badan kembali lurus.

c. Lengan mulai melakukan dorongan. 4. Tahap Kritis

Kritis bisa diartikan sangat menentukan untuk mendapatkan yang sempurna. Bagian yang penting di tahap ini yaitu :

a. Sinergis gerakan tungkai dan lengan. b. Rilis lengan lemparan.

c. Lecutan pergelangan tangan.

d. Posisi jari terakhir yang menyentuh bola dan yang menghadap lurus ke ring. 5. Tahap gerak lanjut

Bagian ini memberikan konstribusi yang berguna : a. Agar pergerakan bola lurus ke ring.

b. Menghindari kesalahan seperti diskualifikasi karena kaki melewati garis batas ataupun kesalahan yang lain.

2.1.5 Permainan Bola Basket

Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk

(14)

bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut (sumber: www.wikipedia.org// diunduh pada tanggal 19/11/2011).

Meskipun permainan 5 lawan 5 adalah bentuk permainan bola basket yang paling populer, selama ini telah berkembang berbagai permainan dan pertandingan yang menghibur yang berkaitan dengan bola basket untuk membantu penggemarnya mengembangkan keterampilan dan pengetahuan dasar mereka. Selain bertujuan untuk olahraga rekreasi, bola basket juga bertujuan untuk olahraga prestasi. Bermain bola basket bisa membuat hidup lebih bermakna dan memberikan kenikmatan sepanjang hayat bagi para penggemarnya yang telah memilih “membulatkan tekad” dan memainkan olahraga bola basket.

Menurut Hartyani (2009:10) bola basket adalah permainan yang cepat, dinamis, dan mengagumkan. Perubahan angka yang terjadi setiap menitnya membuat permaian ini menarik. Berkat keistimewaan ini, bola basket telah menjadi salah satu permainan terpopuler di dunia dan menjadi permainan di era modern.

Secara garis besar bola basket dilakukan dengan mempergunakan tiga unsur teknik yang menjadi pokok permainan, yakni: mengoper dan menangkap bola (passing dan catching), menggiring bola (dribbling), serta menembak (shooting), (sumber: www.wikipedia.org//diunduh pada tanggal 19/11/2011).

Menurut Hartyani (2009:11) mengoper adalah cara tercepat dan terefektif untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain. Hasil akhir yang sempurna dari rangkaian operan yang baik adalah suatu operan kepada teman se-tim yang berada pada posisi bebas dekat dengan keranjang dan mudah dapat memasukan

(15)

bola ke keranjang. Mengoper atau melempar bola terdiri atas tiga cara yaitu melempar bola dari atas kepala (over head pass), melempar bola dari dari depan dada (chest pass) yang dilakukan dari dada ke dada dengan cepat dalam permainan, serta melempar bola memantul ke tanah atau lantai (bounce pass) (sumber: www.wikipedia.org//diunduh pada tanggal 19/11/2011).

Menggiring bola (dribbling ball) adalah suatu usaha membawa bola ke depan. Caranya yaitu dengan memantul-mantulkan bola ke lantai dengan satu tangan. Saat bola bergerak ke atas telapak tangan menempel pada bola dan mengikuti arah bola. Tekanlah bola saat mencapai titik tertinggi ke arah bawah dengan sedikit meluruskan siku tangan diikuti dengan kelenturan pergelangan tangan. Menggiring bola dalam permainan bola basket dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu menggiring bola rendah dan menggiring bola tinggi. Menggiring bola rendah bertujuan untuk melindungi bola dari jangkauan lawan. Menggiring bola tinggi dilakukan untuk mengadakan serangan yang cepat ke daerah pertahanan lawan (sumber: www.wikipedia.org//diunduh pada tanggal 19/11/2011).

Menurut Hartyani (2009:11) menembak adalah suatu rangkaian strategi terakhir untuk mendapatkan angka. Umumnya dalam bola basket, tembakan dilakukan setiap 15-20 detik dan hampir setengahnya berhasil masuk. Banyaknya tembakan masuk yang terjadi membuat bola basket menarik, aktraktif, dan menegangkan bagi penonton. Dalam permainan bola basket sangat membutukan kualitas kekuatan, daya tahan, fleksibilitas, kecepatan dan koordinasi gerak yang baik. Aspek-aspek tersebut sangat menunjang untuk bergerak dan bereaksi menjelajahi setiap sudut lapangan.

(16)

Dalam penelitian ini teknik dasar menembak (shooting) digunakan sebagai dasar untuk memberikan bentuk latihan, yaitu latihan konsentrasi. Sehingga di harapkan dapat menghasilkan pola gerak yang otomatis dan terarah dengan baik dalam melakukan tembakan bebas.

2.3 Kerangka Berpikir

Bedasarkan teori-teori yang telah diuraikan di atas, maka untuk melakukan tembakan bebas yang baik untuk SMA Negeri 3 Gorontalo, maka perlu latihan yang tepat untuk menunjang prestasi tersebut. Dalam bentuk latihan yang di berikan yaitu dengan latihan konsentrasi dengan cara melakukan tembakan bebas dengan tempat samping kanan dan kiri dari tempat tembakan bebas, dengan latihan yang terprogram dengan baik maka semakin baik pula keterampilan melakukan tembakan bebas sehingga membuat tim semakin mudah untuk menambah angka atau skor.

Supaya teknik tembakan bebas dapat dilaksanakan dengan baik maka kondisi fisik sangat menunjang dalam keberhasilan melakukan tembakan bebas tetapi bukan hanya kondisi fisik saja yang diutamakan dalam melakukan tembakan bebas tetapi faktor mental juga sangat berperan besar dalam kesuksesan dalam melakukan tembakan bebas seperti konsentrasi, dengan konsentrasi yang baik maka seseorang pemain dapat berfokus pada sasaran untuk memasukan bola ke dalam ring sehingga dapat menambah anggka atau skor bagi team.

2.4 Hipotesis Penelitian

Terdapat pengaruh latihan konsentrasi terhadap kemampuan melakukan tembakan bebas dalam permainan bola basket pada siswa putra SMA Negeri 3 Gorontalo.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah: (a) Mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran (CTL) Contextual Teaching and Learning dalam peningkatan pembelajaran Keterampilan

terapkan. Berdasarkan kajian ini, maka pelaksanaan diharapkan dapat langsung membantu guru dalam penyempurnaan RPP dan instrumen evaluasinya. Pada tahap kegiatan

terbentuk warna merah pada medium setelah ditambahkan a- napthol dan KOH, artinya hasil akhir fermentasi bakteri ini bukan asetil metil karbinol (asetolin). Selain uji

Yang dimaksud dengan kedudukan adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya didalam kelompok tersebut, atau tempat

LOGISTIK & FASILITAS - PERALATAN KEPALA SEKSI PELAYANAN KEPALA SEKSI JANG-OP KEPALA UNIT KOMUNIKASI KEPALA UNIT TI /SI KEPALA UNIT MAK-MIN KEPALA UNIT PEKERJA /SDM KEPALA

Saat dihidupkan (ON), fungsi INTERNAL TEST menghasilkan denyut 1mV pada 70 BPM, sehingga membentuk gelombang dan ditampilkan 70 BPM pada layar, sinyal pada jack stereo panel

Tujuan Dari hukum Acara Pidana adalah untuk mencari dan mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil, ialah kebenaran yang selengkap lengkapnya dari

aging terhadap karakteristik sifat fisis dan mekanis velg paduan aluminium A356 produk OEM ternama. Hasil penelitian menginformasikan bahwaketangguhan impak