Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
lab-akuntansi.umm.ac.id
Tadarrus Al-Qur'an: dimulai dari Iqro' 3 Tanggal: 2011-08-10
Asisten Lab. AKuntansi sedang tadarrusan di ruang musholla, samping Lab. I
Ramadhan tahun ini aktivitas perkuliahan di UMM sedang libur, sehingga sebagian besar mahasiswa tidak ada di kampus kecuali mereka yang mau berkorban untuk menjadi panitia Pesmaba dan asisten Lab. Akuntansi.
Meskipun sudah pulang KKN dan tidak ada aktivitas kuliah, namun asisten Lab. Akuntansi masih tetap datang ke kampus setiap hari, dari jam 9 pagi. Selain mempersiapkan kegiatan untuk semester depan - mulai dari menyiapkan modul hingga rekrutmen asisten baru -, mereka mengisi waktu liburan Ramadhan tahun ini dengan belajar membaca Al-Qur'an dengan lebih baik dan benar.
"mumpung Ramadhan tahun ini tidak ada kuliah, sebaiknya dimanfaatkan untuk mengupgrade kemampuan diri dalam membaca al-Qur'an", kata Ihyaul Ulum, Kepala Lab. Akuntansi di awal Ramadhan. "masak alumni asisten lab. AKuntansi UMM tidak bisa ngaji, malu dong..." lanjut Ulum.
Di luar bulan ramadhan, lab. Akuntansi sudah memiliki tradisi tadarrusan setiap hari Selasa setelah sholat Dzuhur berjamaah. Para asisten satu per satu membaca 1-2 ayat al-Qur'an kemudian dilanjutkan dengan membaca dan mendiskusikan terjemahannya. Memasuki bulan Ramadhan, tradisi tersebut ditingkatkan dengan memberikan 'kelas' khusus bagi asisten yang masih sulit membaca al-Qur'an. Mereka dikelompokkan dalam beberapa group berdasarkan kemampuannya masing-masing, dimulai dari IQRO' 3.
Asisten yang masuk kelompok Iqro' 3 harus datang lebih awal (jam 09.00) kemudian disusul dengan kelompok Iqro' 4 dan seterusnya. Kegiatan belajar Iqro' tersebut berlangsung sampai pukul 12.00 dan dilanjutkan dengan sholat dzuhur berjamaah kemudian praktik membaca al-Qur'an dan diskusi terjemahnya.
"Alhamdulillah teman-teman sangat bersemangat untuk belajar baca al-Qur'an mulai dari Iqro' 3, meskipun yang jadi ustadznya temannya sendiri" kata Hafiez Sofyani, asisten 2008 yang ditugaskan untuk menjadi 'guru' bagi teman-temannya. "Mudah-mudahan keluar bulan Ramadhan nanti kemampuan baca al-Qur'an kita menjadi lebih baik, biar semester depan jadi lebih PEDE saat mengaji bersama asisten baru ya..." tutur Grandhys, asisten 2008 yang masuk kelompok 4.
Hafied yang alumni pesantren ini menggunakan metode 'sorogan' dalam membimbing teman-temannya. "mereka maju satu-satu dengan iqro' nya masing-masing" kata mahasiswa asal Banjarmasin ini. "dengan cara seperti ini teman-teman yang memiliki kemampuan lebih tidak merasa harus mengulang-ulang, dan yang belum mahir juga tidak merasa ketinggalan karena mereka maju sesuai dengan kapasitasnya masing-masing" lanjutnya.
"Pada saat tes masuk jadi asisten dulu kan ada tes baca al-Qur'an ya, koq kami yang tidak fasih baca juga diterima?" tanya Firman, asisten asal Bima. "Justru memang kita pilih yang agak kurang bagus, tapi punya kelebihan di bidang lain. Kita ini kan komunitas asisten Lab. AKuntansi, bukan takmir masjid yang harus bagus-bagus semua ngajinya..." jawab pak Ulum dengan santai. "nah, dengan forum ngaji seperti inilah yang kurang bagus-bagus itu belajar" lanjut dosen penulis buku Intellectual Capital pertama di Indonesia ini. (naj)