• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dalam areal wilayah kuasa pertambangan (WKP) PT Pertamina EP (Eksplorasi dan Produksi) Region Jawa area operasi timur dan wilayah kerja (WK) PT.Sumber Daya Kelola (SDK) Kelurahan/Desa Amis, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian terletak pada koordinat 107°51°-108°36° bujur timur dan 6°15°-6"40° lintang selatan (Gambar 20). Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi penelitian ini, diantaranya adalah:

1. Merupakan daerah penghasil minyak mentah (crude oil) terbesar di wilayah kuasa pertambangan (WKP) dari PT Pertamina EP, produksinya sekitar 18.092 barrel perhari (BOPD) dengan mengandung cukup besar gas ikutan atau gas ikutan yang dimanfaatkan dengan cara mengekstraksi menjadi LPG (liquid petroleum gas), lean gas dan condensate oleh PT.SDK.

2. Kandungan gas ikutan atau gas ikutan (flaring gas) cukup besar, terutama mengandung karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen oksida (NOx), dan sulfur dioksida (SO2).

3. Sejalan dengan target pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri akan minyak mentah (crude oil) sebesar 1 juta barrel perhari (BOPD) serta mencukupi kebutuhan akan LPG untuk konsumsi rumah tangga dan industri, maka Manajemen PT. Pertamina EP Region Jawa melalui program NFG (no flare gas) menargetkan kenaikan produksi minyak mentah (crude oil) yang diikuti dengan turunnya gas ikutan agar tercapai pelaksanaan mekanisme pembangunan bersih dan kemandirian dalam ketahanan di bidang energi. 4. Pemanfaatan gas ikutan itu bersifat site spesific, tergantung lokasi stasiun

pengumpul utama (gathering station) dan keadaan dari lapangan minyak (oil field) sehingga setiap lapangan minyak akan memberikan hasil yang berbeda 5. Daerah tersebut merupakan lokasi yang terkait langsung dengan penyediaan

prasarana proses pemanfaatan gas ikutan yang dilaksanakan oleh perusahaan PT. Sumber Daya Kelola (SDK) yang berdampak pada pengurangan gas rumah kaca (GRK).

Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai dengan Desember 2008. Pada saat dilakukan pengambilan data di lapangan, pada saat yang bersamaan juga dilakukan pengolahan data dan penyusunan disertasi.

(2)

Gambar 22. Peta lokasi penelitian di Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (PT. SDK, 2008)

3.2. Rancangan Penelitian

Penelitian dirancang dalam empat tahapan kajian, yaitu 1) kajian kondisi eksisting sistem pengolahan dan potensi pemanfaatan gas ikutan, 2) studi kelayakan ekonomi pemanfaatan gas ikutan, 3) pengembangan desain model pengelolaan gas ikutan, dan 4) perumusan arahan rekomendasi kebijakan dan strategi pengelolaan migas yang ramah lingkunan dan berkelanjutan. Tahapan penelitian secara sederhana dapat dilihat seperti diagram alir pada Gambar 23. 3.2.1. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari hasil survai lapangan terutama data sosial-ekonomi dan persepsi masyarakat, serta hasil analisis kualitas gas terproduksi olahan di laboratorium. Sedangkan data sekunder seperti data penduduk, produksi minyak bumi, air terproduksi, data pengelolaan lingkungan, biaya produksi, limbah cair dan lain-lainnya.

Lapangan Migas Tugu Barat,

(3)

Gambar 23. Diagram alir tahapan penelitian a. Data Primer

Data primer aspek fisik kimia yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data eksisting kualitas udara terutama karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen oksida (NOx), dan sulfur dioksida (SO2) yang merupakan polutan untuk udara (atmosfir), data ruang hijau terbuka, data hidrologi, data ekologi, data sosial ekonomi, data persepsi stakeholder terhadap pemanfaatan gas ikutan dan pencemaran akibat adanya gas ikutan yang tidak dimanfaatkan, data teknologi, data fisik lingkungan, pengolahan gas ikutan, kapasitas instalasi pengolah gas ikutan, volume gas ikutan per satuan waktu, quality controll terhadap gas ikutan, produk olahan gas ikutan, zonasi peruntukan lahan serta data hukum dan kelembagaan. Data ini diperoleh melalui pengambilan secara langsung di lapang (pengukuran di lapang dan di laboratorium). Selain itu juga dilakukan perhitungan terhadap konsentrasi CO2, metana (CH4) dan nitrogen oksida (NOx) yang didasarkan pada perhitungan yang terdapat pada Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories (IPCC, 2006).

(4)

Sedangkan data primer sosial ekonomi pada penelitian ini dilakukan melalui observasi lapang dan wawancara dengan masyarakat, pengusaha dan para pakar dengan bantuan kuesioner di sekitar Wilayah Operasi Lapangan Tugu Barat. Secara garis besar data primer sosial ekonomi yang akan diambil pada penelitian ini antara lain adalah struktur ekonomi, jumlah penduduk, tingkat pertumbuhan penduduk, pengeluaran keluarga, laju pertumbuhan ekonomi, pendapatan/ produktivitas per kapita, pengeluaran keluarga, sektor pembangunan unggulan, pemerataan pendapatan dan penyebaran aktifitas ekonomi di sekitar lokasi penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder yang diambil adalah data saat ini dan data pada tahun-tahun sebelumnya (time series) yang diambil dari instansi terkait seperti dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu Propinsi Jawa Barat, Badan Meteorologi dan Geofisika berupa data kualitas udara, data kualitas gas ikutan dari Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) QQ Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (DitJend Migas) dan perusahaan lokasi penelitian, data hidrologi yang meliputi debit air, pola drainase, neraca air, temperatur udara, curah hujan, penyinaran matahari, sarana dan prasarana pengolahan gas ikutan, sarana dan prasarana lingkungan di lokasi penelitian. Selain itu juga dikumpulkan data mengenai dokumen amdal, kinerja lingkungan (RKL dan RPL).

Data sekunder diperoleh dari beberapa sumber, yaitu:

a. Studi literatur tentang eksploitasi gas bumi, pembangunan berkelanjutan, pengelolaan air terproduksi, pengelolaan gas-gas kontaminan dan pengelolaan lingkungan fisik, sosial dan ekonomi.

b. Sistem manajemen lingkungan dan hasil studi lingkungan: AMDAL, UKL-UPL, environmental baseline study, studi sosial, ekonomi dan budaya dan lain-lainnya yang pernah dilakukan.

c. Hasil pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Data tersebut adalah hasil pengukuran kualitas air (air limbah), dan flora dan fauna darat.

d. Laporan Program Peringkat Kinerja Pengelolaan Lingkungan (PROPER). e. Data ekonomi dan sosial, diperoleh dari BPS, Departemen Keuangan dan

(5)

Adapun format pengumpulan data yang dilakukan pada saat mengumpulkan data primer dan sekunder dapat dilihat pada Tabel 5:

Tabel 5. Format pengumpulan data Lapangan Tugu Barat.

No. Uraian Data Satuan Keterangan

1 Produksi gas bumi MMSCFD

2 Jumlah sumur produksi Buah

3 Limbah cair – air terproduksi BOPD/hari

4 Limbah padat non-B3 m3/ tahun

5 Limbah B3 m3/ tahun

6 Limbah padat m3/ tahun

7 Jumlah cerobong (stack) buah

8 Emisi udara NOx (Hasil pengukuran) Ton/tahun

9 Gas Rumah Kaca CO2 Ton/tahun

10 Gas Rumah Kaca NOx (Hsl perhitungan) Ton/tahun 11 Biaya pengelolaan lingkungan Rp/tahun 12 Biaya pengelolaan lingkungan sosial Rp/tahun 13 Luas areal fasilitas operasi produksi Hektar

Data sekunder sosial ekonomi akan diperoleh dari berbagai instansi terkait yang meliputi jumlah dan komposisi penduduk, jumlah keluarga, tingkat kesehatan, tingkat pendidikan, pola pekerjaan, kesempatan kerja, jumlah tenaga kerja, kegiatan sosial, luas wilayah, kondisi perumahan, status pemilikan lahan, tingkat aksesibilitas masyarakat di lokasi penelitian.

3.2.2. Teknik Penetapan Responden

Dalam rangka menggali informasi dan pengetahuan atau pendapat pakar digunakan metode expert judgment. Untuk keperluan ini pakar ditentukan secara purposive sampling. Dalam menentukan pakar mana yang dijadikan responden ada beberapa persyaratan yang diberlakukan yakni keterjangkauan dan kesediaan responden untuk diwawancarai, mempunyai reputasi, kedudukan dan telah menunjukkan kredibilitasnya sebagai pakar pada bidang yang diteliti, dan telah berpengalaman di bidangnya, minimal dalam waktu dua tahun.

Responden pakar mewakili sebagian stakeholders seperti Manajemen Perusahaan, Kepala Bagian Pengembangan di Depperindag, Ketua Bapedalda, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Kepala Dinas Pertambangan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, pengusaha, akademisi, dan LSM. Dengan demikian maka

(6)

pakar yang terpilih diharapkan dapat mewakili unsur birokrasi, akademisi, pelaku usaha, dan organisasi yang peduli terhadap lingkungan

3.2.3. Pengambilan Sampel Udara

Pengambilan sampel udara dilakukan pada titik-titik tertentu yang dianggap mewakili lokasi penelitian, dan akan dilakukan tiga kali ulangan (bulan I, II dan III). Adapun lokasi pengambilan sampel udara dilakukan pada sekitar tempat proyek berada, yakni:

1. Desa Amis, Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu. 2. Desa Cemara, Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. 3. Desa Losarang, Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu.

3.2.4. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dan kuantitatif melalui studi kasus dengan menggunakan pendekatan sistem. Metode deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran kondisi dan keragaman pembangunan subsektor pertambangan gas bumi di Provinsi Jawa Barat dan di Lapangan Tugu Barat, PT. Pertamina EP - PT. SDK. Metode analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan apakah sektor pertambangan gas bumi termasuk basis ekonomi serta bagaimana dampaknya terhadap pembangunan wilayah di Kabupaten Indramayu. Metode yang akan digunakan untuk analisis tersebut adalah NPV, IRR, PBP dan Probability Index (PI) .

Metode analisis data disesuaikan dengan pendekatan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Secara keseluruhan, tujuan, jenis dan sumber data dan analisis data serta alat bantu analisis yang digunakan dirangkum dalam Tabel 6.

3.3. Definisi Operasional

1. Kebijakan adalah serangkaian keputusan yang diambil oleh seorang aktor atau kelompok aktor yang berkaitan dengan seleksi tujuan dan cara mencapai tujuan tersebut dalam situasi tertentu, dimana keputusan tersebut berada dalam cakupan wewenang para pembuatnya (William Jenkins, 1978)

(7)

Tabel 6. Rangkuman tujuan, pendekatan dan analisis data

No Kegiatan Penelitian

Jenis Data Metode Analisis Alat Bantu Analisis Output 1 Kajian kondisi existing sistem pengolahan dan potensi pemanfaatan gas ikutan fisik, kimia, sosial, dan ekonomi pengolahan gas ikutan dalam ekploitas migas Deskriptif, dibandingk an dengan bakumutu lingkungan, Program aplikasi worksheet Excell - informasi kondisi existing pengolahan gas ikutan informasi potensi pemanfaatan gas ikutan 2 Studi kelayakan ekonomi pemanfaatan gas ikutan data ekonomi biaya manfaat pemanfaatan gas ikutan Analisis ekonomi, IRR, NPV, PBP, Probability index Program aplikasi worksheet Excell - informasi kelayakan ekonomi pengolahan gas ikutan 3 Pengembangan desain model pengelolaan gas ikutan fisik, kimia, sosial, dan ekonomi pengolahan gas ikutan Sistem dinamik Powersim constructor versi 2.5 model sistem pengelolaan gas ikuta yang ramah lingkungan 4 Perumusan arahan kebijakan dan strategi pengelolaan migas ramah lingkungan dan berkelanjutan data hasil survey pakar AHP dan ISM Criterium decission plus (CDP) 9.5 dan ISM prioritas kebijakan dan strategi pengelolaan migas ramah lingkungan, permasalahan dan kebutuhan

2. Pembangunan berkelanjutan dapat juga didefinisikan sebagai “upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup termasuk sumberdaya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan” (UU No. 23, 1997). Pembangunan berkelanjutan dapat juga didefenisikan sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dengan demikian pembangunan berkelanjutan mempunyai tujuan jangka panjang, yaitu memikirkan pula kepentingan anak cucu dalam generasi yang akan datang.

3. Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan lingkungan hidup.

4. Kegiatan usaha hulu migas (upstream) adalah kegiatan eksplorasi (pencarian), eksploitasi (pengangkatan) melalui kegiatan pengeboran dan

(8)

penyelesaian sumur, sarana pengangkutan, penyimpanan (storage) dan pengolahan minyak mentah untuk pemisahan serta pemurnian minyak dan gas di lapangan minyak dan gas. Sedangkan Kegiatan usaha Hilir Migas (downstream) adalah kegiatan prosessing atau pengolahan melalui kegiatan kilang (refinery) untuk memproduksi bahan bakar minyak berserta turunannya dan pemasaran (marketing) serta distribusi melalui kegiatan penyimpanan (storage).

5. Gas bumi adalah semua jenis hidrokarbon yang berada dalam fase gas (gas alam) atau larutan bersama minyak yang dihasilkan dari sumur (gas ikutan); campuran gas atau uap hidrokarbon yang terjadi secara alamiah yang komponen utamanya metane, etana, propane, butane, pentane dan heksane ditambang dari dalam reservoir secara langsung atau gas ikutan (associated gas) dalam penambangan minyak.

6. Clean development mechanism (CDM) atau mekanisme pembangunan bersih merupakan salah satu mekanisme di bawah Protokol Kyoto yang memperbolehkan negara-negara berkembang “menjual” penurunan emisi melalui berbagai proyek kepada negara-negara maju.

7. Gas alam cair (liquefied natural gas, LNG) adalah komponen hidrokarbon ringan dari gas alam, dengan kandungan terbanyak berupa metana yang telah dicairkan (Khoiroh, 2008). LNG dapat juga didefinisikan sebagai gas alam yang telah diproses untuk menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar 160°C (Anonim dalam Wales, 2008). LNG dapat juga disebut sebagai gas yang terdiri atas metana yang dicairkan pada suhu sangat rendah (-160°C) dan dipertahankan dalam keadaan cair untuk mempermudah transportasi dan penimbunan.

8. Gas ikutan merupakan gas yang diperoleh dari proses pemisahan antara minyak mentah dan gas bumi melalui proses tekanan hydrocarbon yang diberikan dengan batas maksimum antara 25 % – 30 %. Terdapat dua macam gas yang terakumulasi dalam tempat penyimpanan minyak, yakni (1). gas ikutan yang larut dalam minyak mentah ke dalam suatu formasi dan (2). gas ikutan di dalam tempat cadangan minyak mengalami penjenuhan dan terjadi penyumbatan sehingga tekanan dan temperatur tekanan gas di bawah batas maksimum, membuat tekananan tersebut membuat gas terdorong ke atas (Johnston, 2003).

(9)

9. Compress natural gas (CNG) adalah pengganti untuk bensin, bahan bakar diesel dan bahan bakar propana. CNG ini dipertimbangkan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar diatas. Lebih ringan dari udara sehingga mudah menyebar dengan cepat ketika bocor ataupun tumpah. Dibuat dengan memberi tekanan pada LNG, didistribusikan menggunakan kontainer (cylindrical atau spherical) dengan tekanan normal 200–220 bar.

10. Liquified petroleum gas (LPG) adalah produk pengolahan gas alam dengan kandungan utama berupa propana (C3) dan butana (C4) serta sejumlah kecil etana (C2) (Khoiroh, 2008). LPG dapat juga didefinisikan sebagai gas hidrokarbon yang dicairkan dengan tekanan untuk memudahkan penyimpanan, pengangkutan, dan penanganannya, yang terdiri atas propane, butane atau campuran keduanya.

11. Lean gas adalah yang sangat sedikit mengandung senyawa propana (C3) dan yang lebih berat dari itu, atau juga termasuk aliran gas yang keluar dari unit absorbsi (Khoiroh, 2008).

12. Condensate adalah fraksi hidrokarbon cair yang diperoleh dari aliran gas yang memiliki kandungan penting berupa pentane (C5) (Khoiroh, 2008). 13. Flare (associated gas) adalah membakar gas bumi yang terproduksi terdapat

bersama-sama dengan minyak bumi di dalam reservoir yang berlebihan di menara suar bakar (cerobong), alat untuk membakar gas-gas hidrokarbon dan gas beracun yang keluar dan dikeluarkan dari peralatan unit operasi seperti compressor, vessel, karena kelebihan tekanan supaya aman terhadap peralatan dan lingkungan.

14. Million standard cubic feet per day (MMSCFD) adalah satuan umum yang biasa digunakan untuk energi adalah MMBTUD dan BBTU. Sebagai informasi, gas alam tidak dijual berdasarkan nilai volume atau molar flow nya. Gas alam dihargai berdasarkan nilai energi atau heating value-nya (US$/MMBTU).

15. British termal unit (BTU) adalah satuan panas yang besarnya 1/180 dari panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu pound (0.4536 kg) air dari 32°F (0°C) menjadi 212°F (100oC) pada ketinggian permukaan laut. Biasanya dianggap sama dengan jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu pound air dari 63°F (17,2°C) menjadi 64°F (17,8°C).

(10)

16. Plan of development (POD) adalah rencana pengembangan lapangan migas secara terpadu untuk mengembangkan cadangan hidrokarbon secara optimal, sehingga menjadi realistis, sesuai dengan aspek teknis, ekonomis, dan lingkungan yang sehat dan aman (SHE).

17. Barrel oil per day (BOPD) adalah jumlah barrel minyak per hari yang diproduksi oleh sumur, lapangan atau perusahaan minyak. Satu barrel sama dengan 42 US gallon atau setara dengan 159 liter.

18. Associated gas adalah gas alam yang diporoleh dari wells dimana terdapat kandungan crude oil pada sumur tersebut.

19. Non-associated gas adalah gas alam yang diporoleh dari sumur dimana tidak terdapat kandungan crude oil pada sumur tambang tersebut

20. Minyak bumi (crude oil) adalah campuran berbagai hidrokarbon yang terdapat dalam fase cair dalam reservoir di bawah permukaan tanah dan yang tetap cair pada tekanan atmosfir setelah melalui fasilitas pemisahan diatas permukaan.

21. Sumur pengembangan (development well) adalah sumur yang dibor didaerah yang telah terbukti mengandung minyak atau gas dengan tujuan mendapatkan produksi yang diinginkan.

22. Bahan bakar fosil (BBF) adalah juga dikenal sebagai bahan bakar mineral, adalah sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon seperti batu bara, petroleum, dan gas alam. Pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia merupakan sumber utama dari karbon dioksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca yang dipercayai menyebabkan pemanasan global. Sejumlah kecil bahan bakar hidrokarbon adalah bahan bakar bio yang diperoleh dari karbon dioksida di atmosfer dan oleh karena itu tidak menambah karbon dioksida di udara.

23. Gas rumah kaca (GRK) adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktifitas manusia (antropogenic). Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua. Ia timbul dari berbagai proses alami seperti: letusan vulkanik; pernafasan hewan dan manusia (yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida); dan pembakaran material organik (seperti tumbuhan).Karbondioksida dapat berkurang karena

(11)

terserap oleh lautan dan diserap tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta mengambil atom karbonnya.

Gambar

Gambar  22.   Peta lokasi penelitian di Kecamatan Cikedung, Kabupaten  Indramayu, Jawa Barat (PT
Gambar 23.  Diagram alir tahapan penelitian  a.  Data Primer
Tabel 5.  Format pengumpulan data Lapangan Tugu Barat.
Tabel 6.  Rangkuman tujuan, pendekatan dan analisis data  No Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

organik pada air limbah pencucian kendaraan bermotor akan diserap oleh permukaan karbon aktif sehingga jumlah bahan organik dalam air limbah

kanan: “Hal yang paling mempengaruhi pada dinas kelautan dan perikanan adalah ku- rangnya sumber daya. Hal ini menyebabkan kurangnya pengawasan langsung dilapangan. Baik itu

Hal ini dapat terjadi melalui dua mekanisme yaitu diawali dengan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri yang menyebabkan kepayahan otot jantung dalam memompa, maupun

Meskipun terdapat banyak penelitian yang menunjukkan bahwa dislipidemia berhubungan erat dengan angka mortalitas pada penyakit jantung koroner, ternyata hal ini tidak

Pembangunan ekonomi di Kawasan Istana Basa Pagaruyung sudah menunjukkan pengembangan dari ekonomi berbasis kearifan lokal. Dari ketiga indikator pembangunan ekonomi, faktanya

kesesuaian tindakan aktor yang terlibat. • Yang menunjukkan bahwa lebih berpengaruh dibandingkan variabel lainnya, yang mana menunjukkan besarnya kekuatan masyarakat dalam

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan hasil analisis data maka secara umum dapat disimpulkan bahwa peningkatan kreativitas dapat dilakukan

Sesuai dengan teori legitimasi kompensasi eksekutif merupakan motivasi untuk karyawan untuk berkerja sehingga akan berdampak pada kinerja dengan adanya kinerja yang baik maka