• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KONSEP PERANCANGAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

66

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Umum

Wellness Center dengan fasilitas utama meditasi dan spa dengan pendekatan permakultur merupakan sebuah solusi untuk menjawab permasalahan perilaku konsumtif manusia, gangguan jiwa dan lingkungan. Dalam konsep umum (wellness dan permakultur), dihasilkan sebuah konsep arsitektur yang menyehatkan “healthy body-mind-soul” dan konsep pengembangan masyarakat “economy-enviroment”.

o Keseimbangan Manusia dan Lingkungan “Healthy Body-Mind-Soul”

Komponen manusia dan lingkungan (biotik dan abiotik) saling berhubungan satu dengan yang lain. Masing-masing komponen akan “membutuhkan” dan “menghasilkan” dimana akan terciptakan sebuah siklus hubungan yang saling menguntungkan.

o Pemberdayaan Masyarakat Desa “Economy-Enviroment”

Komunitas Dharmajala memiliki tujuan untuk membangun eco-village lintas iman dengan memberdayakan masyarakat dalam pengelolaannya. Untuk mencapai eco-village tersebut, Dharmajala mengusung proyek Nusantara Berkah Dunia dimana di dalamnya terdiri dari tiga kluster kegiatan yaitu pendidikan dan pelatihan, mata pencaharian benar dan

Gambar 5.1 Konsep Umum Sumber: Penulis

Gambar 5.2 Dimensi Wellness Sumber: Penulis

(2)

67 engagement. Dalam pembangunan setiap kluster, konsep pendekatan dengan alam akan menjadi perhatian utama.

5.2 Konsep Arsitektural

Konsep perancangan Wellness Center dengan pendekatan permakultur dijelaskan dalam gambar berikut ini.

Poin Pendekatan Mindfulness Space Green Space

Memberikan kesan penuh ketenangan pikiran dan batin

Penataan alam dengan pemanfaatan elemen-elemen biotik dan abiotik

Bentukan Sifat bentukan dinamis dan “mengalir” dengan alam Penataan Penataan massa saling

terpisah atau terkait, namun tidak menyatu dan dibentuk dalam kelompok (kluster)

Penataan berdasarkan zonasi dan frekuensi pemakaian

Warna Pemakaian warna

mokromatik dengan pemilihan warna Value dan Tone

Pemakaian warna bebas menyesuaikan dengan penataan vegetasi dan bahan alami

Bahan Bangunan Menggunakan bahan bangunan alami dan campuran yang memberikan kesan sederhana dan bersih

Menggunakan bahan bangunan alami

Pencahayaan Menggunakan

pencahayaan alami dan buatan dengan

Sebagai pengarah jalan (orientasi) dengan teknik direct-aimed

Gambar 5.3 Konsep Arsitektural Sumber: Penulis

(3)

68 teknik direct / indirect

- aimed / diffuse

Lansekap Lansekap menjadi integrasi antara bangunan dengan lansekap Air Sebagai elemen

penenang berasal dari aliran dan gemercik air (indera pendengar)

Sebagai point of interest Sebagai pengolahan air (grey water)

Kontur Penataan massa bangunan pada kontur dengan “pemusatan” view kontur

(indera penglihatan)

Sebagai point of view

Vegetasi Mendukung pemusatan pikiran dengan aroma tanaman (indera penciuman)

Penataan tanaman secara heterogen simbiosis mutualisme (taman organik dan taman herbal)

5.2.1 Organisasi Ruang

Konsep organisasi ruang disusun berdasarkan kluster. Konsep organisasi ruang ini juga membagi zonasi ruang berdasarkan tingkat privasi, ketenangan yang diperlukan.

Gambar 5.4 Organisasi Ruang Makro Sumber: Penulis

Gambar 5.5 Organisasi Fasilitas Umum Sumber: Penulis

(4)

69

Gambar 5.6 Organisasi Ruang Fasilitas Meditasi Sumber: Penulis

Gambar 5.7 Organisasi Ruang Fasilitas Spa Sumber: Penulis

(5)

70 5.2.2 Kebutuhan Ruang

KEBUTUHAN FASILITAS UMUM

Kebutuhan Ruang Jumlah Kapasitas Studi Ruang Luas Total Ruang

Main Hall 1 30 orang 1 orang = 1,5 m2 45 m2

Lobby 1 10 lobby 1 orang = 2,5 m2 25 m2

Front Desk 1 5 orang 1 orang = 1,5 m2 7,5 m2

Toilet Umum 1 26,897 m2 Pria 1 2 toilet 1 toilet = 1,25 m2 4 urinoir 1 urinoir = 0,94 m2 2 Wastafel 1 wastafel = 1,35 m2

Wanita 1 5 toilet 1 toilet = 1,25 m

2

4 wastafel 1 wastafel = 1,35 m2

Jumlah total ditambah 30% sirkulasi 135,7161 m2

KEBUTUHAN KEGIATAN MEDITASI

Kebutuhan Ruang Jumlah Kapasitas Studi Ruang Luas Total Ruang

Hall Meditasi 1 50 orang 1 orang = 3 m2 150 m2

Ruang Meditasi

Personal 10 1 orang - 50 m

2

Ruang Instruktur 1 5 orang - 15 m2

Gudang Peralatan 1 - - 15 m2

Ruang Ganti/Loker 2 25 orang 1 orang = 2 m2 100 m2

Toilet Umum 1 16,289 m2

Pria 1

2 toilet 1 toilet = 1,25 m2

2 urinoir 1 urinoir = 0,94 m2

2 Wastafel 1 wastafel = 1,35 m2

Wanita 1 3 toilet 1 toilet = 1,25 m

2

2 wastafel 1 wastafel = 1,35 m2

Jumlah total ditambah 30% sirkulasi 450,1757 m2

KEBUTUHAN KEGIATAN SPA

Kebutuhan Ruang Jumlah Kapasitas Studi Ruang Luas Total Ruang

Ruang Tunggu 1 15 orang 1 orang = 2,5 m2 37,5 m2

Ruang Konseling 1 4 orang - 10 m2

Ruang Pijat 2 4 orang 1 kamar = 10 m2 20 m2

Ruang Sauna 2 10 orang 1 kamar = 12 m2 24 m2

Ruang Ganti/Loker 2 15 orang 1 orang = 2 m2 60 m2

Toilet Umum 1 27,196 m2

Pria 1

3 toilet 1 toilet = 1,25 m2

3 urinoir 1 urinoir = 0,94 m2

3 wastafel 1 wastafel = 1.35 m2

Wanita 1 5 toilet 1 toilet = 1,25 m

2

3 wastafel 1 wastafel = 1,35 m2 Tabel 5.2 Kebutuhan Ruang

(6)

71 Jumlah total ditambah 30% sirkulasi 232,3048 m2

KEBUTUHAN RUANG PENGELOLA

Kebutuhan Ruang Jumlah Kapasitas Studi Ruang Luas Total Ruang

Kantor Manajer 1 20 m2

Sekretaris 1 9 m2

Kantor Keuangan

Manajer 1 1 orang 12 m2

Staf 1 4 orang 15 m2

Ruang Rapat 1 30 orang 80 m2

Ruang Karyawan 1 8 orang 25 m2

Toilet Umum 1 12,454 m2

Pria 1

1 toilet 1 toilet = 1,25 m2

2 urinoir 1 urinoir = 0,94 m2

1 wastafel 1 wastafel = 1,35 m2

Wanita 1 3 toilet 1 toilet = 1,25 m

2

1 wastafel 1 wastafel = 1,35 m2

Jumlah total ditambah 30% sirkulasi 225,4902 m2

KEBUTUHAN COTTAGE (PENGINAPAN)

Kebutuhan Ruang Jumlah Kapasitas Studi Ruang Luas Total Ruang

Cottage Meditasi/Kuti 8 2 orang 53,3 m2 533 m2

Kamar Tidur 1

Kamar Mandi 1

Pantry 1

Cottage Type A 6 4 orang 98,8 m2 592,8 m2

Kamar Tidur 2

Kamar Mandi 1

Ruang Tamu 1

Pantry 1

Cottage Type B 6 6 orang 143 m2 858 m2

Kamar Tidur 3

Kamar Mandi 2

Ruang Tamu 1

Pantry 1

Country Cottage 2 24 orang 170,04 m2 340,08 m2

Kamar Tidur 2 12 orang 1 orang = 3 m2 72 m2

Ruang Kumpul 1 20 m2 Kamar Mandi 2 19,4 m2 38,8 m2 Shower 6 1 orang = 2 m2 WC 4 1 orang = 1,25 m2 Wastafel 4 1 unit = 1,35 m2 Jumlah total 2323,88 m2

(7)

72 KEBUTUHAN FASILITAS PENDUKUNG

Kebutuhan Ruang Jumlah Kapasitas Studi Ruang Luas Total Ruang

Retail Shop 1 36 m2

Coffee Shop 1 20 orang 1 orang = 1,42 m2 28,4 m2

Restoran 1 50 orang 1 orang = 1,42 m2 71 m2

Dapur 1 40 m2

Gudang 1 20 m2

Kolam Renang 1 500 m2

Ruang Keamanan 1 5 orang 1 orang = 1,40 m2 7 m2

Mushola 1 10 orang 1 orang = 1,50 m2 15 m2

Aula 1 50 orang 150 m2

Parkir 1 2 bus 1 bus = 20 m2 40 m2

20 mobil 1 mobil = 10 m2 200 m2

40 motor 1 motor = 2 m2 80 m2

Jumlah total ditambah 30% sirkulasi 1498,62 m2

KEBUTUHAN KEGIATAN SERVIS

Kebutuhan Ruang Jumlah Kapasitas Studi Ruang Luas Total Ruang

Laundry 1 39,208 m2

Ruang Cuci 1 3 mesin cuci 1 mesin cuci = 3 m2 9 m2

Ruang Bilas 1 1 ruang = 1,16 m2 1,16 m2

Ruang Jemur 1 20 m2

Ruang Ganti/Loker 1 20 orang 1 orang = 2 m2 20 m2

Toilet 1 30,979 m2

Pria 1

4 toilet 1 toilet = 1,25 m2

2 urinoir 1 urinoir = 0.94 m2

3 wastafel 1 wastafel = 1,35 m2

Wanita 1 6 toilet 1 toilet = 1,25 m

2

4 wastafel 1 wastafel = 1,35 m2

Jumlah total ditambah 30% sirkulasi 117,2431 m2

KEBUTUHAN FASILITAS UMUM 135,7161 m2

KEBUTUHAN KEGIATAN MEDITASI 450,1757 m2

KEBUTUHAN KEGIATAN SPA 232,3048 m2

KEBUTUHAN RUANG PENGELOLA 225,4902 m2

KEBUTUHAN COTTAGE (PENGINAPAN) 2323,88 m2

KEBUTUHAN FASILITAS PENDUKUNG 1498,62 m2

KEBUTUHAN KEGIATAN SERVIS 117,2431 m2

TOTAL LUAS KEBUTUHAN 4983,4293 m2

(8)

73 5.2.3 Tata Ruang

Konsep tata ruang disesuaikan dengan fungsi kebutuhan ruang tertentu. Aspek penataan berdasar kepada organisasi ruang, tapak, dan zonasi (publik-privat).

Konsep tata ruang meletakkan zona umum, pengelola dan servis pada bagian utara site. Hal tersebut dikarenakan posisi site bagian atas tidak memiliki view yang dapat menjadi point of interest.

Gambar 5.8 Tata Ruang Sumber: Penulis

(9)

74 Pada bagian site dengan kontur mulai menurun, diletakkan zona spa dan kemudian zona meditasi. Zona spa menjadi zona transisi bagi zona meditasi karena membutuhkan suasana ruang yang fokus dan tenang.

Pada sekeliling zona spa dan meditasi, diletakkan penginapan-penginapan personal maupun berkelompok yang disusun secara kluster.

Gambar 5.9 Tata Ruang Zona Utara Sumber: Penulis

Gambar 5.10 Tata Ruang Zona Selatan Sumber: Penulis

(10)

75 5.3 Konsep Pengalaman Ruang

5.3.1 Pengalaman Ruang Luar (Lansekap)

Perencanaan pengalaman ruang luar dikaitkan dengan pendekatan permakultur. Jika dikaitkan permakultur dengan penataan lansekap arsitektur maka ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu kontur dan vegetasi.

5.3.1.1 Kontur

Dalam permakultur, topografi tapak menjadi hal alami yang tidak boleh diolah seluruhnya. Menata bangunan dan jalur jaringan (pejalan kaki, irigasi, pengairan dan lain-lain) sebaiknya mengikuti kontur pada site.

Site terpilih memiliki kontur menyerupai lembah sehingga memberikan nilai lebih dalam view dari bangunan.

Gambar 5.11 Penataan massa pada kontur Sumber: Buku Pedoman Konsep Edward T. White

Gambar 5.12 Penataan View dari Bangunan Sumber: Buku Pedoman Konsep Edward T. White

(11)

76 Pola kontur yang terdapat pada site menjadi penentu utama penataan bangunan massa dan zonasi. Oleh karena akses utama berada pada utara site, maka disusun zonasi publik-privat dari arah utara ke selatan.

5.3.1.2 Vegetasi

Vegetasi selain berfungsi sebagai taman pada umumnya, dapat digunakan untuk:

 Mengarahkan Aliran Angin

Penataan vegetasi dapat menjadi lorong angin dengan cara membuat deretan pohon sehingga arah angin dapat mengalir.

 Sebagai Pembatas Zona

Penataan vegetasi menjadi pembatas dan pembagi zonasi antara pivat dan publik. Sebagai pembatas, tanaman bambu dapat digunakan karena sifat bambu cepat tumbuh dan tinggi. Selain itu, bambu juga dapat digunakan sebagai bahan bangunan.

Dalam kaitan permakultur dengan vegetasi, jenis vegetasi yang ditanam selain memberikan estetika dapat juga mendatangkan keuntungan secara finansial maupun kesehatan. Contoh penggunaan eceng gondok memperindah kolam dan juga menjernihkan air, penanaman jenis tanaman rempah yang dapat dijual maupun dimanfaatkan sebagai obat-obatan. (daftar tanaman yang akan ditanam terlampir)

Gambar 5.13 Kontur dan Vegetasi Sumber: Penulis

(12)

77 Penataan vegetasi pada zona selatan dibagi

berdasarkan jenis tanaman dan frekuensi dikunjungi. Jenis vegetasi yang berfungsi sebagai tanaman hias ditata di sekitar bangunan (cottage, meditasi dan spa) sedangkan jenis vegetasi yang menghasilkan buah, ditata diluar zonasi bangunan. Hal ini dilakukan agar privasi pengunjung tetap terjaga di sekitar bangunan (cottage, meditasi dan spa).

5.3.2 Pengalaman Ruang Dalam

Pengalaman ruang dalam memberikan kesan nyaman, fokus dan hangat. Dengan fungsi utama wellness center dengan fungsi meditasi dan spa, ruangan dalam didesain dengan integrasi suasana di luar bangunan.

Gambar 5.15 Integrasi antara ruang dalam ke ruang luar

Sumber: 2013 Trend Report , Top 10 Global Spa & Wellness Trends Forecast Gambar 5.14 Potongan Penataan Vegetasi

(13)

78 Kesan yang didapatkan antara lain:

o Hangat: Dengan pemakaian warna coklat dan bahan bangunan seperti kayu. Mengekspose struktur bangunan, selain memberikan estetika juga memberikan kesan hangat.

o Fokus: Dengan elemen air sebagai pemusatan pikiran. Elemen air dapat digunakan dengan cara pemantulan, pergerakan, dan suara air. Setiap pemanfaatan memberikan kesan fokus.

o Privat: Dengan menyusun bangunan secara terpisah, tidak saling terkait, dan masing-masing memiliki titik pemandangan yang indah. Menyatu dengan alam menjadi bagian privasi dimana alam (vegetasi) dapat ditata untuk memberikan privasi terhadap suatu ruang namun tidak mengurangi pemandangan yang ada.

5.4 Konsep Tampilan Bangunan 5.4.1 Bahan Bangunan

5.4.1.1 Alami

Bahan bangunan alami diprioritaskan sebagai bahan utama bangunan. Namun untuk beberapa keadaan seperti kontruksi utama, bahan bangunan alami tidak akan dipergunakan mengingat kemampuan daya tarik dan tekan yang terbatas. Bahan alami yang digunakan seperti:

o Kayu sebagai kontruksi atap, dinding, kusen, plafon, lantai o Batu sebagai dinding

o Bambu sebagai kontruksi atap, dinding, kusen, lantai, plafon o Tanah liat sebagai dinding, pelapis dinding, cat

5.4.1.2 Buatan

Bahan bangunan buatan merupakan perpaduan antara bahan bangunan alami dan buatan. Bahan bangunan ini akan difokuskan pada bagian konstruksi utama bangunan dan perkuatan pondasi dan tanah. Bahan bangunan buatan yang digunakan seperti beton, batu bata, semen, besi bertulang, besi profil dan lain-lain.

5.4.2 Warna

Warna akan memberikan kesan tersendiri untuk suatu ruang. Beberapa warna dan kesan yang diberikan:

o Jingga, merupakan perpaduan warna merah dan kuning yang memberikan kesan hangat dan lembut.

o Hijau, memberikan kesan dingin. Warna hijau lebih menggambarkan warna alam pegunungan yang memberikan kesejukan, kesegaran, dan ketenangan.

(14)

79 o Cokelat, merupakan warna netral yang indentik dengan kayu dan tanah.

Memberikan kesan hangat.

o Hitam-Putih, memlambangkan kesan misterius, keheningan, ketenangan dan kesucian.

Jenis teknik warna yang akan digunakan adalah monokromatik. Skema warna monokromatik menggunakan perpaduan warna value (nilai warna atau tingkat kecerahan warna dari terang ke gelap atau dari putih ke hitam) dan tone (deretan warna yang dicampur dengan warna abu-abu).

5.5 Sistem Bangunan

5.5.1 Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan berasal dari cahaya matahari untuk siang hari dengan:

o Massa bangunan yang terpisah dan tidak berdempet membuat bangunan memiliki 4 sisi terbuka untuk mendapatkan cahaya matahari alami pada siang hari dengan cara pemantulan.

o Massa bangunan yang rapat atau bangunan yang kekurangan cahaya di bagian tengah ruangan karena bentang bangunan yang terlalu lebar maka akan digunakan susunan atap genteng transparan sehingga cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruangan.

Gambar 5.16 Diagram Warna Value dan Tone Sumber: Penulis

Gambar 5.17 Pencahayaan Alami Sumber: Penulis

(15)

80 Sistem pencahayaan pada malam hari dengan menggunakan cahaya buatan dengan ketentuan:

Pencahayaan Direct Indirect

Diffuse

Kesan : menerangi ruangan Kesan : memberikan kesan ruangan luas

Contoh : lampu pada kamar tidur Contoh : lampu pada Hall dan lobby

Aimed

Kesan : memberikan fokus pada suatu objek tertentu

Kesan : mengarahkan jalur Contoh : lampu sorot bangunan Contoh : jalan setapak, pemisah

zonasi

5.5.2 Sistem Penghawaan

Site berada pada dataran tinggi sehingga suhu udara cukup rendah. Udara akan bergerak dengan orientasi Utara-Selatan dan sebaliknya, sesuai dengan kontur site yang menurun. Untuk beberapa keadaan:

o Massa bangunan yang terpisah dan tidak berdempet membuat bangunan memiliki 4 sisi terbuka untuk mendapatkan sirkulasi udara secara maksimal.

o Massa bangunan yang dempet akan digunakan ventilasi silang sebagai pembantu sirkulasi udara. Ventilasi silang akan terpasang di bawah dan atas dinding karena udara dingin memiliki bobot lebih berat sedangkan udara panas memiliki bobot lebih ringan.

5.5.3 Sistem Struktur

Sistem struktur bangunan akan terbagi menjadi 3 bagian yaitu: o Frame Struktur

Frame struktur terbagi berdasartkan fungsi struktur sebagai:

 Perkuatan Tanah

Sistem struktur untuk perkuatan tanah dan lereng kontur menggunakan:

Tabel 5.3 Sistem Pencahayaan Buatan

Gambar 5.18 Sirkulasi Udara pada Kontur dan Sirkulasi Ventilasi Silang Sumber: Penulis

(16)

81 o Bored Pile (tiang pancang)

Penggunaan tiang pancang mengacu pada kekuatan tanah. Tanah pada lereng berkontur umumnya mudah longsor, sehingga dengan memasang tiang pancang dengan jarak dan ukuran tertentu akan memperkuat kekuatan tanah.

o Bearing Wall

Bearing wall atau dinding penahan dipasangkan pada bagian lereng kontur karena dapat terjadi longsor. Bearing wall dapat berupa cor beton maupun susunan batu kali yang ditumpuk.

 Perkuatan Bangunan

Sistem perkuatan bangunan dengan sistem struktur konvensional dan modern. Struktur bangunan konvensional untuk bangunan sederhana dengan 1 lantai. Struktur bangunan modern untuk bangunan dengan fungsi kompleks dan memiliki 2 lantai.

Gambar 5.19 Board Pile (tiang pancang)

Sumber: http://pilarkaryasukses.co.id/web1/uploads/images/jenisbor/newnewnewnewnewmetoda.GIF

Gambar 5.20 Bearing Wall (dinding penahan) Sumber: Penulis

(17)

82 o Bahan Struktur

Struktur berdasarkan pada sifat bangunan:

 Bangunan permanen akan menggunakan struktur buatan seperti beton bertulang sebagai kontruksi utama. Contoh: hal utama, penginapan massal.

 Bangunan tidak permanen akan menggunakan struktur kayu, bambu, batu sebagai kontruksi utama. Contoh: gazebo, penginapan perseorangan, ruang meditasi personal

o Finishing Struktur

Finishing struktur dapat menggunakan:

 Tanah liat sebagai finishing struktur pada bangunan sederhana satu lantai. Tanah liat dapat dirangkai dan dbentuk sesuai keinginan sehingga memberikan kesan artistik.

 Tempelan batu alam sebagai finishing struktur pada bangunan lebih kompleks dengan kontruksi beton bertulang. Tempelan batu alam sebagai bentuk penyatuan antar bangunan dengan keadaan sekitar.

5.5.4 Sistem Utilitas

Sistem utilitas yang akan dibahas berupa: o Sistem Jaringan Air Bersih

Setiap bangunan akan memiliki dua sumber air bersih yaitu:

 Sumber air bersih untuk konsumsi berasal dari sistem pengairan yang dikelola oleh dusun.

 Sumber air bersih untuk keperluan diluar konsumsi berasal dari penampungan air hujan yang telah diolah.

Gambar 5.21 Finishing Struktur

(18)

83 o Sistem Jaringan Air Limbah

Untuk Jaringan Air Limbah terpisah menjadi dua:

Black Water (air dari closet), akan dikelola dengan sistem septic tank. Sistem jaringan black water akan memanfaatkan kontur lahan sebagai penggerak jaringan.

Grey Water (air dari cucian, mandi, wastafel), akan dikelola dengan filtrasi bertahap dengan bantuan tanaman eceng gondok. Fungsi eceng gondok adalah sebagai filtrasi dan kalibrasi tingkat kejernihan air.

o Sistem Jaringan Listrik

Sistem jaringan listrik menggunakan sistem jaringan PLN dan menggunakan generator set sebagai pembangkit listrik cadangan. Tidak digunakan solar panel karena keadaan pada site dimana keadaan cerah dan panas matahari sudah ditemui.

Gambar 5.23 Pengolahan Grey Water dengan Filtrasi Eceng Gondok Sumber: Penulis

Gambar 5.22 Rain Harvesting

Sumber:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/0b/Simple_Diagram_to_show_Ra inwater_Harvesting.png

Gambar

Gambar 5.1 Konsep Umum  Sumber: Penulis
Gambar 5.3 Konsep Arsitektural  Sumber: Penulis
Gambar 5.5 Organisasi Fasilitas Umum  Sumber: Penulis
Gambar 5.6 Organisasi Ruang Fasilitas Meditasi  Sumber: Penulis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pencarian artikel dilakukan pada lebih dari satu data base, yang pertama yaitu pada data base pubmed dengan menggunakan kata kunci Crowding (Title/Abstract) menemukan

Hal tersebut mungkin dapat disebabkan oleh ventilasi udara yang buruk dari lokasi I dan II (indoor parking), dimana di lokasi tersebut jumlah ventilasi udara hanya sedikit dan tidak

Konsultan pengawas biasa diadakan pada proyek bangunan dengan skala besar seperti gedung bertingkat tinggi, bagian ini bisa merangkap dalam hal management konstruksi atau MK

Tugas Akhir adalah suatu bentuk karya ilmiah yang ditulis oleh seorang mahasiswa, yang telah memenuhi persyaratan akademik, dan merupakan mata kuliah inti yang harus

☻Atas dasar itulah, maka dilakukanlah kegiatan penelitian di atas, dengan tujuan utama mengetahui datangnya musim hujan/kemarau berbasis hasil data indeks Monsun

Berdasarkan Firman Tuhan itu, sebagai Pelayan Yesus Kristus kami memberitakan bahwa pengampunan dosa telah berlaku dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus... “Sebab di

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada

Sebuah pusat perbelanjaan bertema industri kreatif dengan konsep city walk dapat menjadi wadah yang pas selaras dengan perkembangan sektor komersil dan pariwasata