BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari sampai dengan Februari 2011.
3.2 Bahan dan alat
Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu : umbi talas jenis kimpul yang diperoleh dari petani di Lampung Barat, minyak goreng, garam, cabe merah, bawang putih. Sedangkan alat yang dipergunakan antara lain tungku kompor, wajan, sutil, serok, arik bambu, ember plastik, baskom, alat pengiris umbi, alat pengupas umbi, timbangan, plastik, blender, sendok kayu.
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian terdiri dari dua tahap yaitu tahap analisis kelayakan teknis dan analisis kelayakan finansial.
1. Analisis kelayakan teknis meliputi pengumpulan data, data diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner terhadap pelaku usaha keripik talas di Kabupaten Lampung Barat, yang penentuannya secara sengaja (purposive). Selain itu menggunakan data sekunder sebagai data penunjang diperoleh dari BPS, Dinas Koperindag, Dinas Pertanian, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten
Lampung Barat; pengamatan secara teknis dari aspek peralatan yang digunakan; tenaga kerja serta uji inderawi keripik talas.
2. Sedangkan analisis financial yaitu menghitung dana yang dibutuhkan untuk investasi usaha keripik talas berdasarkan analisis teknis yang telah dilakukan sebelumnya, dengan cara menghitung Net Presen Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR), Net Benefit Cos Ratio (B/CR), dan Pay Back Period (PP), serta analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat pengaruh perubahan-perubahan parameter dalam aspek finansial terhadap keputusan yang diambil.
3.3.1 Metode pengolahan data
Pengolahan data dari parameter teknis dan finansial dilakukan dengan cara deskriptif. Pada analisis finansial menggunakan kriteria-kriteria seperti Net Presen Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR), Net Benefit Cos Ratio (B/CR), dan Pay Back Period (PP), serta melakukan analisis sensitivitas untuk melihat pengaruh perubahan-perubahan parameter dalam aspek finansial terhadap keputusan yang diambil. Untuk menghitung analisis finansial diperlukan biaya tetap dan biaya variabel yang dihitung berdasarkan neraca massa pembuatan keripik talas, dengan asumsi pembuatan keripik talas dalam satu tahun membutuhkan 12.000 kg umbi talas segar.
3.3.2 Pengamatan
A. Analisis Teknis
Dalam penelitian ini dilakukan empat macam proses pembuatan keripik talas skala kecil di Kabupaten Lampung Barat dari tiga tempat usaha keripik yaitu maju tani, rega keripik dan tiga putra dan satu rencana usaha pengembangan. Dengan asumsi produksi optimal 40 - 60 kg umbi talas.
1. Proses pembuatan keripik talas maju tani.
Pembuatan keripik talas maju tani masih tergolong tradisional dilihat dari segi peralatan yang digunakan. Dan dari segi modal masuk kedalam usaha skala kecil.
Gambar 10. Proses pembuatan keripik talas maju tani Umbi Talas
Didiamkan dengan cara di angin-anginkan minimal 3 hari
Pengupasan kulit
Perendaman dan Pencucian talas
Penirisan
Pengirisan umbi talas
Penggorengan
Penirisan
Pemberian bumbu
Pen cuc ian sa ml disi
2. Proses pembuatan keripik talas rega keripik
Pembuatan keripik talas rega keripik juga masih tergolong tradisional dilihat dari segi peralatan yang digunakan. Dan dari segi modal masuk kedalam usaha skala kecil.
Gambar 11. Proses pembuatan keripik talas rega keripik Umbi Talas
Pengupasan kulit
Pengirisan umbi talas
Pencucian irisan talas
Penirisan
Penggorengan
Penirisan
Pemberian bumbu
3. Proses pembuatan keripik talas tiga putra
Pembuatan keripik talas tiga putra juga masih tergolong tradisional dilihat dari segi peralatan yang digunakan. Dan dari segi modal masuk kedalam usaha skala kecil.
Gambar 12. Proses pembuatan keripik talas tiga putra Umbi Talas
Pengupasan kulit
Pencucian dan Penyikatan umbi talas
Penirisan
Pengirisan umbi talas
Penggorengan
Penirisan
Pemberian bumbu
4. Proses pembuatan keripik talas semi modern
Pembuatan keripik talas semi modern, dimaksudkan dari segi peralatan yang digunakan sudah menggunakan alat bantu pengirisan umbi talas dan alat pengemasan. Dan dari segi modal masuk kedalam usaha skala kecil.
Gambar 13. Proses pembuatan keripik talas semi modern Umbi Talas
Pengupasan kulit
Pengirisan umbi talas
Pencucian Penirisan Penggorengan Penirisan Pemberian bumbu Pengemasan
5. Proses pembuatan keripik talas dari tiga usaha pembuatan keripik talas di Kabupaten Lampung Barat.
Gambar 14. Proses pembuatan keripik talas dari ketiga usaha keripik
Keterangan :
Panah warna biru : Proses pembutan keripik talas rega keripik Panah warna merah : Proses pembutan keripik talas tiga putra Panah warna hijau : Proses pembutan keripik talas maju tani
Umbi Talas
Pengupasan kulit
Pencucian dan Perendaman
Penirisan
Pengirisan umbi talas
Penggorengan
Penirisan
Pemberian bumbu
Pengemasan Didiamkan dengan cara
di angin-anginkan minimal 3 hari
B. Analisi Finansial
1. Net Benefit Cost Ratio (B/C)
Net B/C merupakan perbandingan antara net benefit yang telah di discount (+) positif dengan net benefit yang telah di discount (-) negatif (Ibrahim,2003). Rumus Net B/C adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Bt = Penerimaan pada tahun ke-t Ct = Biaya pada tahun ke-t n = umur ekonomis proyek i = suku bunga (dicount rate)
Dengan kriteria :
a. Jika Net B/C > 1, maka usaha layak dilakukan. Setiap pengeluaran akan menghasilkan penerimaan yang lebih besar dibandingkan pengeluaran. b. Jika Net B/C = 1, maka usaha yang dilaksanakan impas
c. Jika Net B/C < 1, maka usaha tidak layak diteruskan. Setiap pengeluaran akan menghasilkan penerimaan lebih kecil di bandingkan pengeluaran.
2. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) yaitu selisih antara Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Rumus perhitungan NPV adalah :
Keteranngan :
NPV = Net Present Value (Rp) Bt = Penerimaan pada tahun ke-t
Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t n = umur ekonomis proyek
i = suku bunga (dicount rate)
Dengan kriteria :
a. Apabila NPV > 0, maka usaha layak dan menguntungkan sehingga lebih baik diteruskan.
b. Apabila NPV = 0, maka usaha yang dijalankan tidak untung dan tidak rugi sehingga keputusan diserahkan kepada pengambil keputusan, apakah akan dilanjutkan atau tidak.
c. Apabila NPV < 0, maka usaha tidak layak karena bila dilaksanakan akan merugikan.
3. Internal Rate of Return (IRR)
Secara umum rumus umum perhitungan IRR adalah :
IRR = i + 2 1 NPV NPV NPV (i2i1) Dimana :
IRR = Internal Rate Return
i1 = Faktor diskonto tertinggi yang masih memberi NPV positif i2 = Faktor diskonto terendah yang memberi NPV negatif Memberi NPV negatif
NPV 1 = Net Present Value Positif NPV 2 = Net Present Value Negatif
Dengan kriteria :
IRR > tingkat bunga berlaku maka usaha layak dijalankan.
IRR < tingkat bunga yang berlaku, maka usaha tidak layak dijalankan
4. Payback Period (PP)
Metode Payback Period adalah merupakan perhitungan atau penentuan jangka waktu yang dibutuhkan untuk menutup initial investment dari suatu proyek dengan menggunakan cash flow yang di hasilkan oleh proyek tersebut. Payback Period dapat di rumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
PP = Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi V = Nilai investasi
i = discount rate
n = umur proyek (tahun)
3.4 Rendemen pembuatan keripik talas
Dalam penelitian ini, akan dihitung rendemen dari pembuatan keripik talas yang terdiri dari :
1. Persentase kulit yang terbuang :
2. Persentase keripik talas yang telah digoreng
3. Persentase rendemen keripik
3.5 Uji inderawi
Uji inderawi dilakukan untuk mengetahui respon panelis dari segi warna, aroma, rasa dan tekstur serta penerimaan keseluruhan dengan tahapan pelaksanaan penilaian sebagai berikut :
1. Tahap-tahap penilaian
a. Menyiapkan sampel keripik talas, air minum dan blangko penilaian. b. Membagikan sampel yang telah diberi kode, air dan blangko penilaian
pada panelis.
c. Memberikan penjelasan yang singkat kepada panelis.
d. Memberikan kesempatan kepada penelis untuk menilai dan menuliskan penilaiannya pada blangko penilaian.
e. Menarik blangko penilaian yang telah diisi panelis.
f. Merekap blangko penilaian dari hasil penilaian panelis untuk kemudian di tabulasikan dalam bentuk diagram batang, untuk melihat hasil penilaian tersebut.
Data yang diperoleh di analisi secara deskriptif. Data yang bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil perhitungan dapat diproses dengan cara dijumlahkan atau di bandingkan persentasenya untuk selanjutnya ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif (Suharsimi Arikunto dalam Kartiwa, 2006)
Analisis deskriptif persentase yang digunakan dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : X = skor persentase
N = jumlah skor kualitas (warna, rasa, aroma, tekstur) n = jumlah ideal (skor tertinggi x jumlah panelis)