• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada bulan Oktober 2009 Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum turun 0,07 persen dibanding bulan sebelumnya. Penurunan IHPB terbesar terjadi pada kelompok barang Ekspor sebesar 0,80 persen, utamanya gas alam cair dan minyak kelapa sawit, yang memberi andil negatif masing-masing sebesar 0,13 dan 0,05 persen. Pada bulan ini IHPB Sektor Industri turun 0,10 persen, sedangkan Sektor Pertanian, Pertambangan & Penggalian dan kelompok barang Impor naik masing-masing sebesar 0,27 persen, 0,64 persen, dan 0,36 persen.

 Selama Oktober 2009, komoditas yang harganya turun antara lain: minyak diesel industri (10,55%), minyak bakar industri (8,06%), gas alam cair ekspor (6,91%), minyak kelapa sawit ekspor (5,67%), dan solar industri (5,54%). Sedangkan yang mengalami kenaikan harga antara lain: minyak bumi ekspor (6,63%), minyak bumi impor (4,65%), barang-barang hasil kilang minyak impor (3,64%), batubara ekspor (2,24%), dan karet (2,46%).

 IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi pada Oktober 2009 turun 0,12 persen terhadap bulan sebelumnya, antara lain disebabkan penurunan harga hasil kilang minyak lainnya (1,54%), kaca lembaran (0,30%), barang dari besi dan baja dasar (0,23%), alat berat dan perlengkapannya (0,23%), dan barang-barang logam lainnya (0,12%). Sedangkan yang mengalami kenaikan harga antara lain: barang-barang galian segala jenis (0,33%), dan bahan bangunan dari logam (0,26%).

No. 76/12/Th. XII, 1 Desember 2009

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

OKTOBER 2009 HARGA GROSIR TURUN 0,07 PERSEN

Perkembangan Harga Perdagangan Besar/Grosir/Agen

Secara umum, harga grosir berbagai barang pada bulan Oktober 2009 menunjukkan adanya penurunan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS, pada bulan Oktober 2009 IHPB Umum adalah 164,22 atau turun 0,07 persen dari IHPB September 2009 sebesar 164,34. Persentase Perubahan IHPB tahun kalender 2009 adalah 3,54 persen.

Penurunan persentase perubahan IHPB terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh penurunan indeks Sektor Industri dan kelompok barang Ekspor, masing-masing sebesar 0,10 dan 0,80 persen. Sedangkan Sektor Pertanian, Pertambangan & Penggalian, dan kelompok barang-barang Impor mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,27; 0,64; dan 0,36 persen. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga selama bulan Oktober 2009 antara lain minyak diesel industri, minyak bakar industri, gas alam cair ekspor, minyak kelapa sawit ekspor dan solar industri. Sedangkan barang yang mengalami kenaikan harga antara lain minyak bumi ekspor, minyak bumi impor, barang-barang hasil kilang minyak impor, batubara ekspor, dan karet.

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK

(2)

terbesar pada deflasi HPB, yaitu sebesar 0,15 persen. Sedangkan Sektor Industri, Pertanian, Pertambangan & Penggalian, dan kelompok barang Impor, masingmasing menyumbang andil sebesar -0,04; 0,05; 0,01; dan 0,06 persen pada deflasi HPB bulan ini.

IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi yang terdiri dari 5 (lima) kelompok jenis bangunan pada bulan Oktober 2009 secara umum mengalami penurunan indeks sebesar 0,12 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Pada bulan ini seluruh kelompok jenis Bangunan mengalami penurunan indeks, kelompok Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal turun sebesar 0,16 persen; Kelompok Bangunan Pekerjaan Umum Untuk Pertanian 0,18 persen; Kelompok Bangunan Pekerjaan Umum untuk Jalan, Jembatan dan Pelabuhan 0,02 persen; Kelompok Bangunan dan Instalasi Listrik, Gas, Air Minum dan Komunikasi 0,08 persen; dan Kelompok Bangunan Lainnya 0,11 persen.

Tabel 1

Perubahan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Indonesia dan Andil Oktober 2009 menurut Sektor (2005=100)

Sektor IHPB Desember 2008 IHPB September 2009 IHPB Oktober 2009 Perubahan IHPB Oktober 2009 thd Sept. 2009 (%) Andil Inflasi HPB Okt. 2009 Perubahan IHPB Okt. 2009 thd Des. 2008 (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Pertanian 194,76 217,33 217,92 0,27 0,05 11,89

2 Pertambangan & Penggalian 191,14 207,17 208,50 0,64 0,01 9,08

3 Industri 163,24 166,69 166,53 -0,10 -0,04 2,02

4 Impor 148,97 157,09 157,66 0,36 0,06 5,83

5 Ekspor 133,95 132,22 131,16 -0,80 -0,15 -2,08

Umum 158,60 164,34 164,22 -0,07 -0,07 3,54

Umum Tanpa Ekspor 165,83 173,76 173,92 0,09 0,08 4,88

Umum Tanpa Ekspor Migas 160,40 167,12 166,98 -0,08 -0,08 4,10

Umum Tanpa Impor 160,62 165,86 165,60 -0,16 -0,13 3,10

Umum Tanpa Impor dan Ekspor Migas 162,88 169,38 169,08 -0,18 -0,14 3,81

Umum Tanpa Impor dan Ekspor 170,71 178,58 178,62 0,02 0,02 4,63

Sektor Pertanian

Sektor Pertanian pada bulan Oktober 2009 mengalami inflasi HPB 0,27 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 217,33 pada September 2009 menjadi 217,92 pada Oktober 2009. Pada bulan ini dari 5 subsektor dalam sektor pertanian, 2 subsektor mengalami deflasi HPB. Deflasi HPB tertinggi terjadi pada sub Sektor peternakan dan hasilnya, sebesar 0,93 persen dan terendah pada Sub sektor Perkayuan dan Hasil-hasil Hutan sebesar 0,02 persen. Subsektor Tanaman Pangan, Tanaman Perkebunan, dan Perikanan mengalami inflasi HPB masing-masing sebesar 0,43; 0,42 dan 0,82 persen.

Sektor Pertanian pada Oktober 2009 memberikan andil positif sebesar 0,05 persen pada deflasi HPB umum. Jenis barang yang dominan memberikan sumbangan negatif pada deflasi HPB umum antara lain ayam, kentang, kelapa, dan telur ayam ras.

(3)

Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor ini pada Oktober 2009 mengalami inflasi HPB 0,64 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 207,17 pada September 2009 menjadi 208,50 pada Oktober 2009. Seluruh subsektor dalam sektor Pertambangan dan Penggalian mengalami kenaikan indeks dibanding bulan sebelumnya. Sub sektor Pertambangan naik 1,60 persen, Penggalian 0,33 persen dan Garam 0,54 persen.

Sektor ini secara keseluruhan pada Oktober 2009 memberikan andil positif pada deflasi HPB umum sebesar 0,01 persen.

Sektor Industri

Pada Oktober 2009 indeks sektor Industri mengalami penurunan dari 166,69 pada September 2009 menjadi 166,53 pada bulan ini atau terjadi deflasi HPB sebesar 0,10 persen. Dari 22 subsektor dalam sektor Industri, 8 subsektor mengalami deflasi HPB dan 14 subsektor mengalami inflasi HPB. Deflasi HPB tertinggi terjadi pada Subsektor Industri Pengilangan Minyak Bumi 1,23 persen dan terendah terjadi pada Subsektor Industri Makanan lainnya 0,02 persen. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi pada Subsektor Industri Karet, Plastik dan Hasil-hasilnya 1,15 persen, dan terendah terjadi pada Subsektor Industri Logam Dasar 0,01 persen.

Secara keseluruhan Sektor Industri pada Oktober 2009 memberikan andil negatif pada deflasi HPB umum sebesar 0,04 persen. Jenis barang yang dominan memberikan sumbangan negatif pada deflasi HPB umum antara lain minyak diesel, minyak bakar, solar, minyak kelapa sawit, minyak goreng, dan kimia dasar kecuali pupuk.

Kelompok Barang-barang Impor

Pada Oktober 2009 indeks kelompok barang-barang Impor mengalami kenaikan 0,36 persen dari 157,09 pada September 2009 menjadi 157,66 pada Oktober 2009. Dari 19 Subkelompok dalam kelompok Barang-barang Impor, 6 subkelompok mengalami inflasi HPB, 11 subkelompok mengalami deflasi HPB, dan 2 subkelompok tidak mengalami perubahan indeks. Inflasi HPB tertinggi terjadi pada subkelompok hasil pertambangan dan penggalian 4,03 persen dan terendah terjadi pada subkelompok mesin pembangkit, perlengkapan, pengatur listrik dan lainnya 0,03 persen. Sedangkan deflasi HPB tertinggi terjadi pada subkelompok hasil industri alat angkutan 2,21 persen, dan terendah terjadi pada subkelompok alat-alat berat dan mesin-mesin untuk industri 0,04 persen. Subkelompok benang, barang-barang rajutan, permadani, tali dan tektil, dan subkelompok alat listrik untuk rumahtangga, pada bulan ini tidak mengalami perubahan indeks.

Pada Oktober 2009, kelompok barang-barang impor memberikan andil positif sebesar 0,06 persen pada deflasi HPB umum. Jenis barang impor yang dominan memberikan sumbangan negatif pada deflasi HPB umum antara lain kimia dasar kecuali pupuk, kendaraan bermotor dan suku cadang, sepeda dan asesoris, dan gula pasir.

Kelompok Barang-barang Ekspor

Kelompok barang-barang Ekspor pada Oktober 2009 mengalami deflasi HPB 0,80 persen atau terjadi penurunan indeks dari 132,22 pada September 2009 menjadi 131,16 pada Oktober 2009. Dari 22 subkelompok dalam kelompok Barang-barang Ekspor, 14 subkelompok mengalami deflasi HPB, 6 subkelompok mengalami inflasi HPB dan 2 subkelompok tidak mengalami perubahan indeks. Deflasi HPB tertinggi terjadi pada subkelompok hasil industri pengilangan minyak 6,91 persen, dan terendah

(4)

tertinggi terjadi pada subkelompok hasil pertambangan dan penggalian 4,14 persen, dan terendah pada subkelompok hasil industri kaca, dan barang-barang dari kaca 0,25 persen.

Pada Oktober 2009, kelompok barang-barang ekspor memberikan andil negatif pada deflasi HPB umum sebesar 0,15 persen. Jenis barang ekspor yang dominan memberikan sumbangan negatif pada deflasi HPB umum antara lain gas alam cair, minyak kelapa sawit, kimia dasar kecuali pupuk, pakaian jadi dan barang-barang plastik.

Kelompok Bangunan/Konstruksi

IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi Indonesia pada Oktober 2009 mengalami penurunan dari 187,77 pada September 2009 menjadi 187,55 pada Oktober 2009 atau terjadi deflasi sebesar 0,12 persen. Dari 5 kelompok bangunan dalam IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi, semua kelompok bangunan memberikan andil negatif pada inflasi konstruksi Indonesia. Kelompok Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal, kelompok Bangunan Pekerjaan Umum Untuk Pertanian, kelompok Pekerjaan Umum Untuk Jalan, Jembatan & Pelabuhan, dan kelompok Bangunan dan Instalasi Listrik, Gas, Air Minum dan Komunikasi, kelompok Bangunan Lainnya masing-masing menyumbang sebesar -0,09 persen; -0,02 persen; -0,005 persen; -0,004 persen dan -0,005 persen.

Tabel 2

Perubahan dan Andil Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Bahan Bangunan/Konstruksi Indonesia

Bulan Oktober 2009 menurut Kelompok Jenis Bangunan (2005=100)

Kelompok Bangunan IHPB September 2009 IHPB Oktober 2009 Perubahan IHPB Oktober 2009 thd September 2009 (%) Andil Inflasi HPB Oktober 2009 (1) (2) (3) (4) (5)

Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat

Tinggal 182,55 182,25 -0,16 -0,09

Bangunan Pekerjaan Umum Untuk Pertanian 197,91 197,55 -0,18 -0,02

Pekerjaan Umum Untuk Jalan, Jembatan &

Pelabuhan 195,38 195,35 -0,02 -0,005

Bangunan dan Instalasi Listrik, Gas, Air Minum

dan Komunikasi 178,22 178,07 -0,08 -0,004

Bangunan Lainnya 187,97 187,76 -0,11 -0,005

Konstruksi Indonesia 187,77 187,55 -0,12 -0,12

Kelompok bahan bangunan yang mengalami penurunan harga pada bulan Oktober 2009, antara lain: hasil kilang minyak lainnya 1,54 persen, kaca lembaran 0,30 persen, barang-barang dari besi dan baja dasar 0,23 persen, alat berat dan perlengkapannya 0,23 persen, dan barang-barang logam lainnya 0,12 persen. Sedangkan kelompok bahan bangunan yang mengalami kenaikan harga antara lain: barang galian segala jenis 0,33 persen, dan bahan bangunan dari logam 0,26 persen.

(5)

Tabel 3

Perubahan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)

Kelompok Bahan Bangunan/Konstruksi Indonesia Bulan Oktober 2009 (2005=100)

Kelompok Bahan Bangunan IHPB

Sept. 2009

IHPB Okt. 2009

Perubahan IHPB Okt. 2009 thd Sept. 2009 (%)

(1) (2) (3) (4)

1. Kayu gelondongan 209,12 209,11 0,00

2. Barang galian segala jenis 217,97 218,69 0,33

3. Kayu gergajian dan awetan 284,96 285,56 0,21

4. Kayu lapis dan sejenisnya 148,67 148,58 -0,06

5. Bahan bangunan dari kayu 269,16 269,50 0,13

6. Kertas dan sejenisnya 173,80 173,89 0,05

7. Cat, vernis dan lak 168,83 168,90 0,04

8. Aspal 284,14 284,27 0,05

9. Hasil kilang minyak lainnya 194,59 191,60 -1,54

10. Barang-barang dari karet 215,78 215,78 0,00

11. Barang-barang plastik 148,57 149,13 0,38

12. Kaca lembaran 166,16 165,66 -0,30

13. Bahan bangunan dari keramik dan tanah liat 191,92 191,91 -0,01

14. Semen 169,19 169,15 -0,02

15. Batu split 189,79 190,54 0,40

16. Barang-barang lainnya dari bahan bukan logam 180,91 180,79 -0,07

17. Barang-barang dari besi dan baja dasar 155,27 154,91 -0,23

18. Barang-barang dari logam dasar bukan besi 117,05 117,22 0,15

19. Alat pertukangan dari logam 178,54 178,95 0,23

20. Bahan bangunan dari logam 188,45 188,94 0,26

21. Barang-barang logam lainnya 184,10 183,87 -0,12

22. Alat-alat berat dan perlengkapannya 145,61 145,27 -0,23

23. Mesin pembangkit dan motor listrik 119,95 120,31 0,30

24. Perlengkapan listrik lainnya 179,16 179,15 -0,01

25. Aki (accu) 205,42 205,80 0,18

Inflasi Konstruksi Indonesia 187,77 187,55 -0,12

Referensi

Dokumen terkait

Desain Perangkat Lunak (Lanjutan) Struktur Navigasi adalah alur dari suatu program yang merupakan rancangan hubungan (rantai kerja) dari beberapa area yang berbeda

 Kurangnya komunikasi antara dunia usaha Indonesia dengan perwakilan perdagangan di Kanada juga menjadi salah satu kendala yang dihadapi sehingga belum berkembangnya pasar

03 Jumlah HKI (paten, hak cipta, lisensi) dan publikasi ilmiah di bidang teknologi satelit, roket dan penerbangan 04 Jumlah pengguna prototipe, modul, dan komponen di bidang

Berdasarkan analisis fungsi produksi diketahui bahwa faktor produksi yang terdiri dari media tanam, benih, polybag, tenaga kerja dalam keluarga, dan tenaga kerja luar

Pelestarian tumbuhan dapat dilakukan dengan menjaga ke- beradaan hutan. Hutan adalah habitat berbagai spesies tumbuhan dan hewan. Hutan juga merupakan sumber industri kayu yang

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan media pembelajaran Fisika berupa permainan Gasik pada pokok materi Cahaya untuk siswa SMP kelas VIII dengan kriteria

Chasan Boesoirie Ternate periode Januari 2019 – Desember 2019 dapat disimpulkan bahwa mayoritas kasus stroke iskemik yang didapatkan berjenis kelamin laki-laki,

Good Corporate Governance yang terdiri dari Komite Audit, Komite Remunerasi, Eksternal Audit, dan Manajemen Risiko terhadap Tax Avoidance yang mengacu pada penelitian