• Tidak ada hasil yang ditemukan

FASILKOM Teknik Informatika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FASILKOM Teknik Informatika"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

KEWARGANEGARAAN

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

Nurohma, S.IP, M.Si

FASILKOM

Teknik Informatika

(2)

Pendahuluan

Abstract :

Memahami

Pancasila dan Implementasinya dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

.

Kompetensi :

Mahasiswa mampu menjelaskan menjelaskan kedudukan dan

fungsi Pancasila, tokoh perumus Pancasila, pengertian

Pancasila sebagai pandangan hidup, ideologi/dasar negara,

dan sumber hukum dasar NKRI, dan mampu menguraikan

sistematika Pancasila secara tepat, serta mampu

mengimplementasikan Pancasila dalam dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

(3)

Pendahuluan

™ Setiap negara yang hidup di dunia ini, dapat dikatakan memiliki dasar

nilai dan ideologi yang digunakan sebagai alasan mengapa bangsa dan

negara itu dibentuk sekaligus menjadi standar acuan/patokan hendak

dibawa kemana negara itu selanjutnya. Demikian halnya dengan

negara Indonesia dibentuk yang ketika itu Republik Indonesia

diproklamasikan,

dunia

dicekam

oleh

pertentangan

ideologi

kapitalisme dengan ideologi komunisme.

™ Namun para pendiri negara Republik Indonesia mampu melepaskan

diri dari tarikan-tarikan dua kutub ideologi dunia tersebut, dengan

merumuskan pandangan dasar (philosophische grondslag) pada

sebuah konsep filosofis yang bernama Pancasila. Nilai-nilai yang

terkandung pada Pancasila bahkan bisa berperan sebagai penjaga

keseimbangan (margin of appreciation) antara dua ideologi dunia yang

bertentangan, karena dalam ideologi Pancasila hak-hak individu dan

masyarakat diakui secara proporsional.

(4)

Kedudukan dan Fungsi

Pancasila

KEWARGANEGARAAN

(5)

Kedudukan dan Fungsi Pancasila

Ada tiga hal pokok kedudukan& Fungsi Pancasila dalam

Negara Kesatuan Republik Indonesia :

¾ Pancasila sebagai pandangan hidup

¾ Pancasila sebagai ideologi / dasar negara (konstitusi)

¾ Pancasila sebagai sumber hukum dasar (sumber

segala sumber hukum) NKRI

Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Sebab Pancasila lahir dari Perjalanan sejarah perjuangan Bangsa

Indonesia yang panjang. Nilai-nilai Pancasila berasal dari bangsa

Indonesia sendiri. Sebagai nilai yang berasal dari bangsa

Indonesia maka nilai-nilai Pancasila hidup dan berkembang

didalam masyarakat sudah sejak dari dahulu kala.

(6)

Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

Sebagai pandangan hidupPancasila yang begitu kuat

dan mengakarnya dalam jiwa bangsa hingga tetap

berjaya sepanjang masa. Ini karena ideologi Pancasila

bukan sekedar “confirm and deepen” (identitas Bangsa)

Indonesia, namun sudah merupakan identitas bangsa

Indonesia sepanjang sejarah. Sejak Pancasila digali

kembali dan dilahirkan kembali menjadi Dasar dan

Ideologi Negara, maka ia membangunkan dan

membangkitkan identitas yang dormant, yang “tertidur”

dan yang “terbius” selama kolonialisme” dari era

(7)

Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

Nilai-nilai Pancasila telah hidup dalam sejarah Indonesia yang terdapat dalam beberapa kerajaan yang ada di Indonesia, seperti berikut :

¾ Kerajaan Kutai, telah menampilkan nilai sosial politik dan keTuhanan dalam kenduri sedekah kepada para Brahmana.

¾ Kerajaan Sriwijaya, nilai-nilai persatuan dan nilai ke-Tuhanan telah nampak dengan raja sebagai pusat kekuasaan dan kekuatan religius. Demikian juga nilai-nilai kemasyarakatan dan ekonomi yang terjalin dengan nilai internasionalisme dalam bentuk hubungan dagang yang terentang dari pedalaman sampai ke negeri-negeri seberang lautan kerajaan yang diamankan oleh para nomad laut yang jadi bagian dari birokrasi pemerintahan Sriwijaya.

¾ Kerajaan Majapahit, pada masa kerajaan ini, istilah Pancasila dikenali dalam buku “Nagarakertagama” karangan Empu Prapanca dan buku “Sutasoma” karangan Empu Tantular. Istilah Pancasila selain di artikan sebagai “berbatu sendi yang lima” juga mempunyai arti “pelaksanaan kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu; 1) Tidak boleh

melakukan kekerasan; 2) Tidak boleh mencuri; 3) Tidak boleh berjiwa dengki; 4) Tidak boleh bohong; 5) Tidak boleh mabuk minuman keras .

(8)

Pancasila Sebagai Ideologi & Dasar Negara

Penemuan kembali Pancasila sebagai jati diri bangsa untuk kemudian dijadikan sebagai dasar Negara/ ideologi terjadi pada sidang pertama BPUPKI yang

dilaksanakan pada 29 Mei -1 Juni 1945. Saat itu, Dr. Radjiman Wediodiningrat (Ketua BPUPKI) meminta kepada sidang untuk mengemukakan dasar (negara) Indonesia merdeka.

Mr. Yamin mengusulkan calon rumusan dasar negara Indonesia sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri kerakyatan, dan Kesejaahteraan Rakyat. Selanjutnya Prof. Supomo, mengemukakan teori-teori Negara yaitu: Teori Negara perseorangan (individualis), Paham Negara Kelas dan Paham negara integralistik. Terakhir, oleh Soekarno yang mengusulkan lima dasar negara yang terdiri:

Nasionalisme, Internasionalisme, Mufakat , Kesejahteraan sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa (Berkebudayaan) .

Lalu dibentuk Panitia 9 yang diberi tugas untuk menyusun rumusan Dasar Negara. dan berhasil menyepakati “Piagam Jakarta” sebagai rumusan dasar negara pada 22 Juni 1945, isinya sebagai berikut ; Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya; Kemanusiaan yang adil dan beradab; Persatuan Indonesia; Kerakyatan yang pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan; Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

(9)

Pancasila Sebagai Ideologi & Dasar Negara

Hasil dari kesepakatan Piagam Jakarta di bawa ke dalam sidang BPUPKI kedua, 10-17 Juli 1945, namun terjadi perdebatan sengit yang disebabkan perbedaan pendapat. Elit Nasionalis Muslim di BPUPKI mengusulkan

Islam sebagai dasar Negara, namun ditolak keras oleh kalangan elit nasionalis Kristen dan sebagian elit nasionalis netral agama. Untuk menghindari perpecahan yang dapat mengancam cita-cita berdirinya

Negara Indonesia Merdeka maka dengan kesadaran tinggi akhirnya terjadi kompromi politik untuk menyepakati Piagam Jakarta (22 Juni 1945) yang berisi “tujuh kata”: “…dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dari pemahaman Pancasila sebagai Ideologi, maka dapat dikatakan

Pancasila adalah sebuah ideologi terbuka dengan tujuan agar Pancasila dapat mengikuti perkembangan jaman. Ideologi Pancasila tidak kaku, ideologi pancasila perlu selalu mengikuti perkembangan jaman yang tentunya melalui seleksi dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Indonesia. Sehingga masyarakat Indonesia perlu lebih berupaya keras

agar dapat menyeleksi pengaruh asing sebab tidak semua pengaruh asing itu baik tetapi ada yang kurang baik.

(10)

Pancasila Sebagai Sumber Hukum Dasar

Kedudukan Pancasila juga merupakan sebagai sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia. Karena dengan tercantumnya dalam pembukaan, mengandung konsekuensi bahwa secara formil Pancasila sebagai norma hukum dasar positif, objektif, dan subjektif adalah mutlak tidak dapat diubah dengan jalan hukum. Secara materiil adalah juga mutlak tak dapat diubah, disebabkan kehidupan

kemasyarakatan, kebudayaan, termasuk kefilsafatan, kesusilaan,

keagamaan merupakan sumber hukum positif yang unsur-unsur intinya telah ada dan hidup sepanjang masa, di samping sifat kenegaraannya juga mempunyai sifat adat kebudayaan (kultural) dan sifat keagamaan (religius).

Menurut Ruslan Saleh menjelaskan bahwa terdapat tiga fungsi Pancasila terhadap Perundang-undangan Indonesia, yaitu:

• sebagai dasar dan pangkal tolak perundang-undangan Indonesia • sebagai papan uji bagi perundang-undangan Indonesia

• sebagai sumber bahan hukum dari perundang-undangan Indonesia itu sendiri.

(11)

Perkembangan Implementasi Pancasila

Dalam kurun dasa warsa terakhir ini, Indonesia mengalami percepatan

perubahan yang luar biasa. Misalnya, loncatan demokratisasi, transparansi yang hampir membuat tak ada lagi batas kerahasiaan di negara kita. Liberalisasi

bersamaan dengan demokratisasi di bidang politik, melahirkan sistem multi partai yang cenderung tidak efektif, pemilu presiden & wakil presiden / kepala daerah secara langsung belum diimbangi kesiapan infrastruktur sosial berupa kesiapan mental elit politik dan masyarakat yang kondusif bagi terciptanya demokrasi yang bermartabat.

Situasi lainnya muncul yaitu melemahnya komitmen masyarakat terhadap nilai-nilai dasar yang telah lama menjadi prinsip dan pandangan hidup, mengakibatkan sistem filosofi bangsa Indonesia menjadi rapuh. Ada dua faktor penyebabnya,

yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal, berupa pengaruh globalisasi mendorong lahirnya sistem

kapitalisme di bidang ekonomi dan demokrasi liberal di bidang politik. Eksistensi Pancasila hanya dalam status formalnya yaitu sebagai dasar negara, tetapi

sebagai sistem filosofi bangsa sudah tidak memiliki daya spirit bagi kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Sistem filosofi Pancasila sudah rapuh. Bangsa Indonesia kehilangan dasar, pegangan dan arah pembangunan.

(12)

Perkembangan Implementasi Pancasila

Faktor internal, yaitu bersumber dari internal bangsa Indonesia sendiri.

Banyak kalangan masyarakat memandang Pancasila tidak dapat mengatasi

masalah krisis. Sebagian lagi masyarakat menganggap bahwa Pancasila

merupakan alat legitimasi kekuasaan Orde Baru. Segala titik kelemahan

pada Orde Baru linier dengan Pancasila. Akibat yang timbul dari kesalahan

pemahaman tentang Pancasila ini sebagian masyarakat menyalahkan

Pancasila, bahkan anti Pancasila. Kesalahan pemahaman (epistemologis)

ini menjadikan masyarakat telah kehilangan sumber dan sarana orientasi

nilai.

Dalam masa transformasi, terjadi pergeseran tata nilai kehidupan

sebagian masyarakat Indonesia sebagai dampak dari proses transisi, misal

beralihnya dari kebiasaan cara pandang masyarakat yang mengapresiasi

nilai-nilai tradisional ke arah nilai-nilai modern yang cenderung rasional

dan pragmatis, dari kebiasaan hidup dalam tata pergaulan masyarakat

yang konformistik bergeser ke arah tata pergaulan masyarakat yang

dilandasi cara pandang individualistik.

(13)

Perkembangan Implementasi Pancasila

Distorsi nasionalisme, suatu fenomena sosial pada sebagian

masyarakat Indonesia yang menggambarkan semakin pudar rasa

kesediaan mereka untuk hidup eksis bersama, menipisnya rasa dan

kesadaran akan adanya jiwa dan prinsip spiritual yang berakar pada

kepahlawanan masa silam yang tumbuh karena kesamaan

penderitaan dan kemuliaan di masa lalu. Hilangnya rasa saling

percaya (trust) antar sesama baik horizontal maupun vertikal.

Fenomena yang kini berkembang adalah rasa saling curiga, dan

menjatuhkan sesama. Inilah tanda-tanda melemahnya kohesivitas

sosial kemasyarakatan di antara kita sekarang ini.

(14)

Revitalisasi Pancasila dan Implementasinya

Pancasila sebagai pandangan hidup, ideologi dan dasar negara,

serta sumber dari segala sumber hukum di Indonesia berisi

nilai-nilai yang harus terus direvitalisasi (diperkuat dan disesuaikan) dan

tertanam kuat dalam jiwa, pikiran, perilaku dan tindakan dari

seluruh komponen bangsa ini.

Sebagai pandangan hidup, maka Pancasila adalah jiwa dan

kepribadian bangsa Indonesia. Sehingga Setiap warganegara

Indonesia perlu dijiwai dengan nilai-nilai Pancasila, ber-Ketuhanan,

Berkemanusiaan, Berpersatuan,

Berdemokrasi(musyawarah-mufakat) terhadap semua masalah yang dihadapi, dan berkeadilan

sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Kemudian terrefleksi

dalam kepribadiaan yang tertanam pada segenap warganegara

Indonesia. Integritas sebagai warganegara Indonesia akan

merupakan benteng utama bagi kemajuan dan kesinambungan

Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI).

(15)

Revitalisasi Pancasila dan Implementasinya

Sebagai ideologi dan dasar negara, Pancasila mengandung makna bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan bernegara. Nilai-nilai Pancasila pada dasarnya adalah nilai-nilai Filsafat yang sifatnya mendasar. Nilai Dasar Pancasila bersifat Abstrak, Normatif dan nilai itu menjadi motivator

kegiatan dan penyelenggaraan bernegara. Pancasila sebagai Dasar Negara berarti nilai-nilai Pancasila Normatif bagi penyelenggaraan bernegara.

Pengertian ini menempatkan Pancasila sebagai Ideologi Nasional Indonesia yang dimaksud adalah cita-cita bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus menerapkan dasar/ pandangan oleh setiap komponen bangsa ini. Mengingat hubungan manusia dengan cita-citanya secara harfiah difahami sebagai ideologi, yakni berisi

seperangkat nilai dimana nilai itu menjadi cita-citanya atau manusia bekerja dan bertindak untuk mencapai cita-citanya.

(16)

Revitalisasi Pancasila dan Implementasinya

Pancasila merupakan hukum tertinggi dari hukum yang ada di Indonesia. Semua hukum perlu merujuk pada Pancasila sebagai dasar hukum yang tertinggi dalam rangka mewujudkan manusia yang bertuhan,

berkemanusiaa, persatuan, musyawarah mufakat(demokrasi) dan berkeadilan.

Jadi jelaslah bahwa kedudukan dan fungsi Pancasila dalam NKRI memiliki pemahaman, Pertama, nilai-nilai dasar yang merupakan

representasi dari nilai-nilai yang ada di masyarakat, Nilai dasar berkaitan dengan corak, gaya hidup (norma, adat, kebiasaan), serta kebudayaan.

Kedua, nilai-nilai instrumental (alat) yang selalu mengikuti

perkembangan jaman. Nilai instrumental merupakan nilai yang membuat dinamis, tidak usang, dan selalu mengikuti perkembangan jaman. ketiga, adalah nilai-nilai praktis yang mudah untuk diterapkan ditengah-tengah masyarakat. Nilai-nilai ada untuk diterapkan di masayarakat. Masyarakat perlu didasari oleh nilai yang mudah dan dapat diterapkan dalam

(17)

Revitalisasi Pancasila dan Implementasinya

Untuk merevitalisasi nilai-nilai Pancasila perlu diwujudkan seperangkat pola pikir, perilaku dan tindakan dalam implementasi kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakata, berbangsa dan bernegara yaitu meliputi : ¾Implementasi Sila Ke-1

Beriman, dan bertakwa yaitu secara sadar patuh melaksanakan perintah Tuhan. Setiap umat yang menjadi warganegara Indonesia harus

mempelajari agama dan mengamalkannya serta tidak boleh menyimpang dan perlu menghormati agama dan lepercayaan yang lain. Oleh karena itu ada Kementerian Agama yang membina dan mengawasi setiap

Agama dan kepercayaam yang ada di Indonesia. Agama tidak boleh menjadi alat yang memecah belah bangsa tetapi harus menjadi pererat persatuan bangsa Indonesia. Sikap toleransi harus dibangun dalam

berbagai bidang. Hidup rukun dengan berbagai agama menjadi motivasi agama. Tidak menyebarkan agama kepada manusia yang sudah ber-Tuhan.

(18)

Revitalisasi Pancasila dan Implementasinya

¾ Implementasi Sila Ke-2

‰ Sesama manusia tidak boleh saling melecehkan,merendahkan& menghina.

‰ Sesama manusia punya rasa memiliki, pedulu dan empati.

‰ Menjaga keseimbangan antara hak & kewajiban. Keseimbangan antara hak & kewajiban akan menimbulkan kehidupan yang harmonis.

‰ Tidak semena-mena terhadap orang lain, semua masalah diselesaikan dengan baik, santun dan beretika. Bila perlu melalui proses hukum yang ada.

‰ Mengakui adanya masyarakat majemuk (pluralisme); melakukan musyawarah dan kompromi; mempertimbangkan moral; berbuat jujur; tidak curang.

‰ Gemar kegiatan kemanusiaan: donor darah, menyantuni anak yatim, kegiatan amal (charity),dll.

‰ Mentaati hukum & tidak diskriminatif, hukum sejalan dengan keadilan. Ketaatan terhadap hukum perlu sebagai manusia yang beraklaq mulia dan bermartabat.

(19)

Revitalisasi Pancasila dan Implementasinya

¾ Implementasi Sila Ke-3

‰ Menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi& gol. ‰ Berkorban demi negara, bekerja keras, taat membayar pajak, anti KKN ‰ Cinta tanah air dan meningkatkan prestasi di segala bidang.

‰ Bangga sbg bangsa Indonesia & percaya diri sbg orang Indonesia.

¾ Implementasi Sila Ke-4

‰ Aktif dalam musyawarah, memberikan hak suara, dan mengawasi wakil rakyat.

‰ Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

‰ Mengutamakan musyawarah dengan menggunakan akal sehat. ‰ Menerima hasil musyawarah apapun hasilnya dan melaksanakan

dengan tanggungjawab.

(20)

Revitalisasi Pancasila dan Implementasinya

¾ Implementasi Sila Ke-5

‰ Mengembangkan perbuatan luhur dan gotong royong. ‰ Berbuat adil dan tidak berat sebelah/ pilih kasih.

‰ Menghornati orang lain, tidak menghalangi orang lain untuk hidup lebih baik.

‰ Suka memberi pertolongan, tidak egois, dan individualisme (hedonisme).

‰ Bekerja keras, berusaha dan tidak mengenal menyerah (optimis). ‰ Menghargai karya orang lain, tidak memberi produk bajakan.

‰ Tidak merusak prasarana dan sarana umum, menjaga ketertiban dan kebersihan umum.

(21)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Menu unit usaha jabon dapat memberikan informasi potensi kayu hasil budidaya jabon yang akan dikembangkan oleh KPH serta informasi volume kayu yang dapat dipanen sesuai

Pada penelitian ini didapatkan bah- wa perilaku fasilitator belum mampu mem- berikan efek yang bermakna secara praktis terhadap motivasi intrinsik dari mahasiswa. Hal ini

6DPSDLODK NLWD SDGD SHUWDUXQJDQ DQWDUD ZDMLE VLPSDQ UDKDVLD NHGRNWHUDQ YHUVXV NHZDMLEDQ KXNXP VHEDJDL VDNVL DKOL 'DODP XUDLDQ VHEHOXPQ\D NLWD SDKDPL EDKZD GRNWHU GLZDMLENDQ

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa media video pembelajaran mata pelajaran sejarah pada materi perang dunia dan kelembagaan dunia untuk

Hasil isolasi bakteri endofitik pada daun zodia didapatkan tiga isolat bakteri endofitik memiliki bentuk koloni yang berbeda dan dilakukan pengujian uji

43 Pekerjaan yang meliputi operasi perangkat yang terkait dengan operasi dan instruksi mesin (di luar perangkat yang saat ini masih dalam penelitian dan pengembangan atau

Variabel bebas adalah faktor pasien mencakup usia dan jenis kelamin, intervensi yang diberikan meliputi tindakan pembedahan dan terapi obat, dan faktor pembedahan

batu bara, coal washing, coalification, pembatubaraan, pencucian batu baram coal benification Ditulis oleh Ratna dkk pada 15-01-2010 Seperti disebutkan dimuka, batubara adalah