• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS DAN KELILING BANGUNAN MELALUI METODE TUTOR. Susila

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS DAN KELILING BANGUNAN MELALUI METODE TUTOR. Susila"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 6, No. 1, Januari – April 2021

ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI

LUAS DAN KELILING BANGUNAN MELALUI METODE TUTOR

Susila

SD Negeri Pulo 07 susilarasidun@gmail.com

Abstract

Mathematics is a field of study that is taught to equip students with the ability to think logically, analytically, systematically, critically and creatively as well as the ability to work together. The choice of peer tutor learning model is believed to provide opportunities for students to learn something well at once and provide assistance to students who have not mastered the subject matter. This study aimed to improve mathematics learning outcomes through peer tutoring methods. This research is a Classroom Action Research by 20 students at SDN Pulo 07. Based on the results of the research in cycle I, the results are still low, namely only 55% who get very good score 8 people (40%), good score 3 people (15%) ), and average score 9 people (45%), while the target in this study was 75% of students who obtained a minimum score of 70. The research data were obtained from the results of classroom actions in cycles The number of student learning outcomes II was 79.5 with a percentage of the average score. the class average in cycle II was 80%. Based on this percentage, the percentage value of learning outcomes in mathematics, especially in the parallelogram and triangle areas material is as expected.

Keywords: learning outcomes; peer tutor; building material.

Abstrak

Mata pelajaran matematika merupakan bidang studi yang diajarkan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Pemilihan model pembelajaran tutor sebaya dipercaya mampu memberi kesempatan pada peserta didik mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang sama dan memberikan bantuan kepada siswa yang belum menguasai bahan pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui metode tutor sebaya. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menjadikan siswa kelas IV yang berjumlah 20 siswa di SDN Pulo 07. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I diperoleh hasil yang didapat masih rendah yaitu hanya mencapai 55% yang mendapatkan nilai baik sekali 8 orang (40%), nilai baik 3 orang (15%), dan cukup 9 orang (45%), sedangkan yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah 75% dari siswa yang mendapat nilai minimal 70. Data penelitian yang diperoleh dari hasil tindakan kelas pada siklus II memperoleh jumlah hasil belajar siswa sebesar 79.5 dengan persentase nilai rata-rata kelas pada siklus II sebesar 80% . Berdasarkan persentase tersebut, maka nilai persentase hasil belajar pada pembelajaran matematika khususnya materi bangun datar jajar genjang dan segitiga sudah sesuai dengan yang diharapkan.

© 2021 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia Kata Kunci: hasil belajar; tutor sebaya; materi bangunan.

(2)

2 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 6, No. 1, Januari – April 2021 PENDAHULUAN

Matematika adalah ilmu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena setiap aktivitas manusia pada masa sekarang selalu berhubungan dengan matematika. Maka matematika sangat penting untuk dipelajari karena matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Perlu disadari bahwa pembelajaran matematika di kelas bukan sekedar pokok bahasan melainkan sesuatu yang harus dipahami oleh siswa dan dapat dipergunakan dalam kehidupannya, tetapi banyak ditemui hasil pada siswa sebagai peserta didik yang ternyata kurang memuaskan terutama dalam memaknai suatu pelajaran. Pembelajaran Matematika di tingkat Sekolah dasar diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali yang dimaksud adalah menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas. Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang yang telah mengetahui sebelumnya, tetapi bagi siswa SD penemuan tersebut merupakan sesuatu hal yang baru (Heruman, 2008).

Mata pelajaran Matematika merupakan bidang studi yang diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Hal ini bertujuan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam masalah ini, peneliti memilih model pembelajaran tutor sebaya. Beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila seorang peserta didik mampu mengajarkan pada peserta lain. Mengajar teman sebaya memberi kesempatan pada peserta didik mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang sama, ia menjadi nara sumber bagi yang lain.

Menurut Hisyam Zaini (2002: 60) dalam Bambang Priyo Darminto (2011: 19) mengatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan materi atau penyelesaian soal kepada teman-temannya (belajar mempresentasikan idenya). Pembelajaran yang mengacu pada kebermaknaan menantang guru untuk mencari beberapa metode yang diharapkan mampu menjawab semua kesulitan yang dialami oleh guru. Dari beberapa metode dalam penyampaian pembelajaran dipilih mana yang lebih dapat efektif dalam penyampaiannya. Salah satu metode itu adalah tutor sebaya. Metode tutor sebaya merupakan salah satu cara dalam pembelajaran untuk memberikan bantuan kepada siswa yang belum menguasai bahan pelajaran. Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang murid yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu murid-murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Dengan metode tutor sebaya ada kalanya seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang diberikan oleh teman sebangku atau kawan-kawan yang lain karena tidak adanya rasa enggan atau malu untuk bertanya.

Metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri sehingga siswa memahami kesulitan yang dihadapinya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dengan melakukan tindakan untuk peningkatan hasil belajar Matematika melalui metode tutor sebaya. Peneliti mengkaji mengenai hasil belajar Matematika, maka yang menjadi area penelitian ini adalah pada pembelajaran Matemátika di kelas IV. Adapun fokus penelitian adalah penggunaan metode tutor sebaya untuk meningkatkan hasil belajar matemátika siswa kelas IV SD. Hasil belajar yang diperhatikan adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan pengukuran luas bangun jajar genjang dan segitiga serta lebih ditekankan pada tingkat pemahaman konsep untuk menyelesaikan soal tersebut. Berdasarkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar matematika melalui metode tutor sebaya siswa kelas IV SDN Pulo 07?”.

(3)

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Metodologi Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action

research) deskriptif. Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilaksanakan guru di dalam kelas. Secara lebih rinci penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi praktek pendidikan. Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto (2006) menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, (3) kelas dari ketiga kata tersebut bisa diartikan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini disusun untuk memecahkan suatu masalah, diujicobakan dalam situasi sebenarnya dengan melihat kekurangan dan kelebihan serta melakukan perubahan yang berfungsi sebagai peningkatan. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan sehari – hari di kelas. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 komponen yaitu: perencanaan, tindakan, Pengamatan, dan refleksi. Pembelajaran akan dilakukan pada setiap siklus.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Pulo 07 yang akan dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2019-2020, yakni bulan Agustus – September 2019.

C. Populasi dan Sampel

Subjek dalam penelitian yang dipilih adalah siswa kelas IV berjumlah 20 siswa. Kegiatan PTK ini dilakukan langsung oleh peneliti, sedangkan partisipan dalam kegiatan PTK ini teman sejawat yang merupakan guru dan juga sebagai observer yang akan berkolaborasi melakukan penelitian dan pengamatan dan sekaligus sumber data guna menguji keabsahan data.

D. Variabel Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai pemimpin perencanaan (planner leader), pelaksana tindakan sekaligus pembuat laporan. Sebagai pelaku dalam proses penelitian tindakan ini, peneliti dibantu oleh guru kelas V sebagai pengamat. Selain sebagai perencana, peneliti juga sebagai pelaksana utama. Peneliti langsung melakukan kegiatan pembelajaran dan berusaha sebanyak mungkin mengumpulkan data sesuai fokus penelitian. Oleh karena itu sebelum penelitian, peneliti melakukan pengamatan pembelajaran Matematika selama satu minggu. Dari hasil pengamatan proses dan hasil belajar Matematika diperolehlah data tentang kondisi awal siswa. Data inilah yang akan menjadi dasar bagi peneliti untuk membuat rencana tindakan pada siklus pertama. Rencana ini merupakan hasil diskusi/refleksi antara peneliti dengan kolaborator berdasarkan hasil pengamatan.

E. Validasi Data

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang melalui beberapa siklus. Dalam penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dua siklus, tiap siklus terdiri dari beberapa tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

F. Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data dilakukan pada setiap siklus dimulai dari awal sampai berakhirnya tindakan siklus 1 sampai siklus terakhir. Untuk melakukan pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik, yaitu observasi (pengamatan), dokumen foto, tes hasil belajar matematika setiap akhir siklus dan catatan lapangan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini (PTK) bertujuan untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar matematika dengan menggunakan metode tutor sebaya. Berdasarkan tujuan itu, maka ada 2 yang diperlukan yaitu: data tentang peningkatan hasil belajar matematika (hasil) dan data tentang pelaksanaan metode tutor sebaya (proses).

(4)

4 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 6, No. 1, Januari – April 2021

Tabel 1. Kisi-kisi instrumen hasil belajar matematika Siklus I dan II Siklus I

Kompetensi Dasar Indikator C1 C2 C3

Menentukan keliling dan luas jajar genjang dan segitiga

- Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas bangun jajar genjang

1 - Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas

bangun segitiga

2 - Siswa dapat menghitung luas bangun jajar genjang 3 4 - Siswa dapat menghitung luas bangun segitiga 5 6,7 - Siswa dapat memecahkan masalah dalam bentuk

soal cerita yang berkaitan dengan luas jajar genjang.

8

- Siswa dapat memecahkan masalah dalam bentuk soal cerita yang berkaitan dengan luas segitiga.

9 - Siswa dapat menentukan panjang alas jajar

genjang yang sudah diketahui luas dan tingginya.

10 Siklus II

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas jajar genjang dan segitiga

- Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas bangun jajar genjang

1 - Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas

bangun segitiga

2 3 - Siswa dapat menghitung luas bangun jajar genjang 4 - Siswa dapat menghitung luas bangun segitiga 5 - Siswa dapat memecahkan masalah dalam bentuk soal

cerita yang berkaitan dengan luas jajar genjang.

6 - Siswa dapat memecahkan masalah dalam bentuk soal

cerita yang berkaitan dengan luas segitiga.

7 - Siswa dapat menentukan panjang alas jajar genjang

yang sudah diketahui luas dan tingginya.

8 9 - Siswa dapat menentukan panjang alas segitiga yang

sudah diketahui luas dan tingginya

10

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Hasil Penelitian A. Siklus I

Pada siklus I di pertemuan 1, peneliti melakukan penelitian di hari Senin, 02 September 2019 meliputi kegiatan tahapan berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan bahan atau materi ajar yang tersusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode tutur sebaya. Untuk mengobservasi pelaksanaan pembelajaran peneliti menyiapkan lembar pengamatan, media pembelajaran, lembar kerja siswa, menentukan tutor berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, lembar pengamatan siswa, kamera untuk mendokumentasikan proses pembelajaran, lembar evaluasi, dan format penelitian. Peneliti juga meminta salah seorang rekan guru untuk menjadi kolaborator/observer.

b. Pelaksanaan Tindakan awal guru memberi salam kepada siswa dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Kemudian siswa menjawab pertanyaan ingatan mengenai luas dan keliling persegi dan persegi panjang yang sudah diajarkan. Contoh: Coba jelaskan rumus untuk mencari luas dan

(5)

keliling persegi panjang? Sebagian besar siswa di dalam kelas menjawab pertanyaan tersebut dengan benar. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Guru menjelaskan rumus keliling dan luas bangun jajar genjang dan segitiga dengan tanya jawab dengan siswa. Kemudian guru menjelaskan pembelajaran dengan metode tutor sebaya serta tahapan pembelajaran yang akan dilakukan pada pembelajaran matematika tentang bangun jajar genjang dan segitiga. Guru menentukan empat orang siswa yang akan menjadi tutor berdasarkan indikator penentuan tutor. Kemudian siswa dibagi menjadi empat kelompok masing-masing kelompok terdiri dari empat orang siswa termasuk tutor di dalamnya. Beberapa hari sebelumnya tutor sudah diberi pengarahan dan penjelasan mengenai tugas yang dilakukan oleh tutor. Selanjutnya tutor menjelaskan tentang pengukuran luas bangun jajar genjang dan segitiga ± 20 menit. Kemudian tutor memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan pengukuran luas jajar genjang dan segitiga. Setelah itu guru meminta tutor membagikan LKS yang terdiri dari 10 soal yaitu melengkapi tabel gambar jajar genjang dan segitiga sebanyak 5 soal dan soal cerita sebanyak 5 soal. Kemudian membahas materi yang sudah dipelajari, secara bergantian siswa menyebutkan satu-persatu jawaban yang sudah mereka tulis pada soal latihan.

Pada siklus I pada pertemuan II, peneliti melakukan penelitian di hari Selasa, 03 September 2019, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut: (a) pada tahap awal guru mengucapkan salam dan membagi siswa menjadi 4 kelompok dengan tutor yang sama. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan ingatan mengenai bangun datar jajar genjang dan segitiga. (b) pada tahap inti guru mengingatkan tutor untuk memulai pembelajaran yang diawali dengan kegiatan tanya jawab. Tutor menjelaskan kembali tentang bangun datar jajar genjang dan segitiga, kegiatan berdiskusi bertanya jawab mengenai rumus dan contoh-contoh bangun jajar genjang dan segitiga berlangsung ± 10 menit. Guru menuliskan empat latihan soal di papan tulis, dua tentang bangun jajar genjang dan dua lagi tentang segitiga. Selanjutnya tutor memberi penjelasan mengenai tugas yang harus siswa lakukan yaitu dengan mengingatkan rumus luas jajar genjang dan rumus luas segitiga dengan caranya. Guru mempertegas kembali tugas yang harus dilakukan siswa. Kemudian guru memberikan latihan berupa LKS. Selama ± 40 menit siswa mengerjakan tugas tersebut. Guru berkeliling mengamati dan melihat cara pengerjaan siswa. (c) pada tahap akhir (10 menit), guru menugaskan siswa maju ke depan secara bergantian menyebutkan satu-persatu jawaban yang sudah mereka kerjakan. Setelah itu guru membahas jawaban yang benar dan kelompok yang jawabannya salah memperbaiki jawabannya.

Pada siklus I pada pertemuan III, peneliti melakukan penelitian di hari Jumat, 06 September 2019, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut: (a) pada tahap awal guru mengucapkan salam dan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas. Di lanjutkan dengan memberi pertanyaan ingatan mengenai luas bangun jajar genjang dan segitiga. (b) pada tahap inti guru kembali meminta siswa untuk duduk berdasarkan kelompoknya masing-masing seperti dipertemuan sebelumnya. Kemudian guru membuat soal cerita untuk didiskusikan oleh siswa untuk mencari jawabannya. Siswa bertanya jawab dan berdiskusi mengenai materi yang belum dimengerti dengan tutor. Setelah itu masing-masing kelompok menyebutkan jawabannya dengan maju ke depan kelas, 3 kelompok jawabannya betul semua dan 1 kelompok jawabannya salah satu. Tutor membagikan latihan soal yang dikerjakan secara individu. Guru kembali menegaskan tugas yang harus dikerjakan. Guru membagikan lembar evaluasi sebanyak 10 soal berupa essay. Selama siswa mengerjakan latihan soal, guru berkeliling memantau kegiatan pembelajaran. (c) Tahap akhir, guru dan siswa membahas materi yang sudah dipelajari pada hari ini. Kemudian guru bertanya kepada siswa soal-soal yang sulit dan membahasnya bersama-sama. Selanjutnya tutor digabung untuk mengoreksi dan menghitung jawaban yang salah dan benar sesuai kunci jawaban yang guru berikan.

c. Hasil Tindakan Penelitian Siklus I

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan melakukan 3x pertemuan di atas, maka, peneliti melaksanakan evaluasi berupa tes hasil belajar sebagai tolak ukur kemajuan belajar siswa.

(6)

6 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 6, No. 1, Januari – April 2021

Setelah dianalisis hasil yang didapat masih rendah yaitu hanya mencapai 55% yang mendapatkan nilai baik sekali 8 orang (40%), nilai baik 3 orang (15%), dan cukup 9 orang (45%), sedangkan yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah 75% dari siswa yang mendapat nilai minimal 70. Hal ini dapat di gambarkan pada tabel 2 dan gambar 1.

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Siklus I

Nilai Frekuensi Nilai x Frekuensi

60 9 540 70 3 210 80 6 480 90 1 90 100 1 100 Jumlah 20 1420 Rata-rata 71 Persentase 71%

Pencapaian nilai ≥ 70 11 siswa

Persentase nilai ≥ 70 55%

Gambar 1. Histogram Hasil Belajar Siswa Siklus I

Berdasarkan hasil intervensi tindakan dan catatan lapangan saat observasi, diketahui bahwa dalam pembelajaran dengan metode tutor sebaya, guru kurang berpengaruh dalam pembelajaran, tutorlah yang paling berpengaruh. Dari hasil catatan lapangan saat observasi, tutor terlihat tegang dan belum memahami dengan baik pembelajaran dengan tutor sebaya, tutor masih terlihat tegang dan terburu-buru dalam menjelaskan. Selain itu suara tutor yang terlalu pelan membuat siswa dalam kelompok tidak mendengar dan kurang paham mengenai penjelasan yang tutor berikan. Selain itu tutor dan peneliti juga kurang memperhatikan keseluruhan anak dalam melaksanakan setiap kegiatan sehingga ada beberapa anak yang pasif dan siswa yang terlalu aktif dalam menjawab pertanyaan tutor sehingga kurang menguasai pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dikhawatirkan bahwa potensi yang dimiliki anak tidak berkembang secara optimal karena tahapan dan teknik yang dilakukan tidak benar sehingga hasil tes peningkatan hasil belajar matematika tentang menghitung bangun jajar genjang dan segitiga yang telah dilakukan juga tidak mendapat hasil yang maksimal.

d. Pengamatan

Pada tahap pelaksanaan siklus I peneliti melakukan analisis hasil. Baik proses belajar maupun hasil belajar (laporan hasil pemantau tindakan pada saat kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pengamat serta tes pada akhir pelajaran), untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar matematika dengan metode tutor sebaya. Hal yang diperoleh pada siklus pertama yaitu, masih kurangnya partisipasi siswa dalam berdiskusi dan tutor yang masih terlihat gugup ketika menjelaskan hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa dalam pembelajaran dengan tutor sebaya. Selain itu ketika tutor

0 2 4 6 8 10 60 70 80 90 100

(7)

sedang melakukan tanya jawab masih ditemukan siswa yang pasif mereka hanya diam saja dan mendengarkan teman yang lain menjawab, hal ini menyebabkan hasil belajar matematika belum maksimal dan belum mencapai target yang telah ditentukan oleh peneliti. Proses kegiatan belajar siswa berjalan dengan cukup baik dengan mengamati, mendengarkan, dan menjawab pertanyaan serta melaksanakan tugas yang diberikan oleh tutor.

e. Refleksi

Pada tahap ini peneliti memeriksa hasil temuan peneliti dan pengamat, hal ini dilakukan untuk mengetahui aspek-aspek dan lembar pengamatan yang sudah dan belum dilaksanakan, atau sudah dilaksanakan tetapi belum maksimal. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, ditemukan beberapa kelemahan dan masukan dari pengamat. Adapun kelemahan itu antara lain ketika dilakukan kegiatan pembelajaran dengan tutor sebaya ditemukan siswa yang pasif dalam berdiskusi atau menjawab pertanyaan tutor selain itu suara tutor yang tidak terdengar karena kelompok lain lebih aktif dalam menjawab sehingga menimbulkan keributan. Hal ini menyebabkan siswa kurang berkonsentrasi dan memahami materi yang tutor berikan. Pada pelaksanaan evaluasi diakhir pertemuan siklus I waktu yang guru berikan terlalu cepat sehingga dalam mengerjakan essay siswa tampak terburu-buru sehingga hasil yang diharapkan belum optimal atau belum mencapai target yang sudah ditentukan.

Berdasarkan nilai rata-rata hasil pengamatan tindakan proses pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa dalam pembelajaran yaitu 81,3% dan aktivitas serta sikap guru saat pembelajaran yaitu 84% dan setelah membandingkan catatan lapangan tentang kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran, peneliti dan pengamat berpendapat bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika tentang menghitung luas bangun jajar genjang dan segitiga dengan metode tutor sebaya belum optimal, maka peneliti dan observer memutuskan untuk membuat rencana tindakan pembelajaran pada siklus 2.

B. Siklus II

Pada siklus II Pertemuan I, peneliti melakukan beberapa tahapan sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil siklus I dan permasalahan-permasalahan yang ditemukan oleh peneliti dan

observer, peneliti kembali membuat perencanaan tindakan berdasarkan masukan dari hasil refleksi siklus I. Peneliti menyiapkan lembar pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa yang digunakan untuk pengamatan oleh observer. Peneliti juga menyiapkan media pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar evaluasi, dan format penilaian hasil belajar.

b. Pelaksanaan Tindakan ini meliputi: (a) tahap awal dengan meminta siswa merapikan tempat duduk kemudian berdoa. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan kembali mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari yaitu bangun jajar genjang dan segitiga. (b) tahap inti yaitu guru membagi siswa menjadi empat kelompok berdasarkan tutor yang sudah ditentukan. Anggota kelompok pada siklus II ini berbeda dengan kelompok pada siklus I. Guru menugaskan tutor untuk menjelaskan kembali materi tentang bangun jajar genjang dilanjutkan dengan tanya jawab. Guru memberikan model bangun jajar genjang dan segitiga yang belum mempunyai ukuran. Kemudian siswa mengikuti membuat bangun jajar genjang dan segitiga menggunakan kertas origami. Setelah itu siswa menghitung luas bangun jajar genjang dan segitiga dengan mengukur panjang dan tingginya menggunakan penggaris, lalu mereka menuliskan jawabannya pada LKS yang dibagikan oleh tutor. Setelah selesai mengerjakan tutor memeriksa LKS tuteenya, kemudian perwakilan setiap kelompok maju satu-persatu untuk membacakan hasil jawaban. (c) tahap akhir ini guru meminta siswa menyimpulkan materi pembelajaran dengan bimbingan guru melalui tanya jawab. Kemudian guru mengingatkan siswa untuk belajar kembali di rumah tentang mencari luas bangun jajar genjang dan segitiga karena besok adalah pengambilan nilai secara individu.

(8)

8 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 6, No. 1, Januari – April 2021

Pada siklus II Pertemuan I, peneliti melakukan beberapa tahapan sebagai berikut: (a) pada tahap awal guru mempersiapkan siswa untuk memulai aktivitas belajar dengan memberikan pertanyaan ingatan mengenai mencari luas bangun jajar genjang dan segitiga. (b) pada tahap inti, siswa dibagi menjadi 4 kelompok dengan tutor dan anggota yang sama seperti pertemuan sebelumnya. Kemudian tutor menjelaskan kembali mengenai bangun jajar genjang dan segitiga dengan tanya jawab dengan tutee (kelompok). Guru membagikan 2 bangun datar jajar genjang dan 2 bangun datar segitiga yang belum diketahui alas dan tingginya. Kemudian tutor dan tutee mengukur bangun datar tersebut menggunakan alat ukur penggaris dan mencari luasnya. Kemudian siswa dan tutor menuliskan jawabannya di buku masing-masing. Kemudian guru menuliskan 2 soal cerita di papan tulis masih mengenai mencari luas bangun jajar genjang dan segitiga untuk dijawab oleh siswa. Secara bersama-sama tutor dan tutee memecahkan masalah dalam soal cerita tersebut dan menuliskan jawabannya pada bukunya masing-masing. Setelah selesai mengerjakan soal tutor kembali memeriksa kerjaan tuteenya masing-masing. Lalu perwakilan kelompok maju ke depan satu-persatu. Tutor membagikan lembar evaluasi berupa essay sebanyak 10 soal dan dikerjakan secara individu. Kemudian guru mengingatkan siswa untuk lebih teliti dalam pengerjaan. Setelah soal dikerjakan semua guru kembali mengingatkan siswa untuk kembali memeriksa hasil kerjaannya masing-masing. (c) pada tahap akhir, guru memberikan evaluasi terhadap hasil pekerjaan kelompok masing-masing dengan menghitung jawaban yang salah dan benar sesuai kunci jawaban yang guru berikan.

c. Hasil Tindakan Penelitian Siklus II

Hasil yang didapat dari latihan soal tentang luas jajar genjang dan segitiga adalah nilai rata-rata sebesar 79.5 dengan jumlah siswa yang mendapat nilai baik sekali 12 orang (60%), nilai baik 5 orang (25%), dan nilai cukup 3 orang (15%). Hasil tersebut telah melebihi standar keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti sehingga penelitian dihentikan dan tidak dibuat rancangan perbaikan siklus Tutor terlihat lebih siap dan lebih menguasai materi yang disampaikan sehingga aktivitas dalam pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap kesiapan siswa dalam melaksanakan setiap kegiatan dalam pembelajaran. Sebagian siswa sudah dapat menguasai tahapan dan teknik pembelajaran dengan metode tutor sebaya dan terlibat secara aktif sehingga potensi yang ada pada diri siswa dapat berkembang secara optimal. Hal ini dapat di lihat pada tabel 3 dan gambar 2 di bawah ini.

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Siklus II

Nilai Frekuensi Nilai x frekuensi

60 3 180 70 5 350 80 4 320 90 6 540 100 2 200 Jumlah 20 1590 Rata-rata kelas 79.5 Persentase 80%

Pencapaian nilai ≥ 70 17 siswa

Persentase ≥ 70 85%

(9)

Gambar 2. Histogram Hasil Belajar Siswa Siklus II

Berdasarkan data pada siklus I dan siklus II, dapat dibuat tabel data penelitian hasil belajar seperti di bawah ini:

Tabel 4. Data Penelitian Hasil Belajar

Data Siklus I Siklus II Target

Rata-rata hasil belajar 71 79.5

Pencapaian Nilai ≥ 70 11 siswa 17 siswa

Persentase pemerolehan nilai ≥ 70 55% 85% 75%

Berdasarkan data dari Tabel 4, maka dapat dibuat grafiknya sebagai berikut :

Gambar 3. Data Penelitian Hasil Belajar d. Pengamatan

Pengamatan dan observer dilakukan secara langsung selama kegiatan pembelajaran. Dari pengamatan yang dibantu oleh observer pada siklus II ini terlihat perkembangan yang baik, siswa sudah mulai terbiasa dengan adanya diskusi dengan tutor dan anggota lain di kelompok, siswa juga mulai terbiasa mengajukan pertanyaan untuk memecahkan masalah, dan siswa pun sudah tidak pasif dan malu lagi untuk bertanya kepada tutor. Siswa terlihat senang dan antusias dalam mengikuti pembelajaran, kemampuan siswa baik dalam proses maupun hasil belajar terlihat ada peningkatan. e. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata hasil pengamatan tindakan proses pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa dalam pembelajaran sebesar 89% dan aktivitas guru sebesar 88.8%. Peneliti dan observer berpendapat bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan metode tutor sebaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika sudah cukup optimal dilaksanakan. Selain itu, dari hasil intervensi tindakan dan hasil tes belajar matematika

0 1 2 3 4 5 6 60 70 80 90 100 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 siklus I siklus II rata-rata Hasil Belajar pencapaian nilai 70 persentase pem erolehan nilai 70 71 11 55 79.5 85 17

(10)

10 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 6, No. 1, Januari – April 2021 0 10 20 30 40 50 60 siklus I siklus II Baik sekali Baik Cukup 25%

15%

60%

45%

15%

40%

tentang luas bangun jajar genjang dan segitiga diperoleh data bahwa ada peningkatan dari nilai siklus I ke siklus II. Pada siklus II ini siswa mendapat nilai minimal 70 yaitu 17 siswa, hal ini sudah mencapai standar keberhasilan yang ditentukan peneliti/sesuai dengan target hasil intervensi tindakan yang diharapkan yaitu 75% dari siswa mendapat nilai minimal 70.

2. Deskripsi Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil data yang diperoleh pada tindakan pembelajaran dengan metode tutor sebaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang luas bangun jajar genjang dan segitiga telah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika yang meningkat. Mencermati hasil intervensi tindakan yang sudah dilaksanakan oleh peneliti melalui tindakan pembagian siklus I dan siklus II hasil penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan persentase pencapaian hasil belajar matematika. Nilai persentase yang dicapai pada siklus I sebesar 55% dan siklus II sebesar 85%. Untuk pemantauan tindakan pembelajaran juga mengalami peningkatan persentase. Pada siklus I nilai persentase aktivitas siswa yaitu 81.3%, dan aktivitas guru saat mengajar sebesar 84%. Sedangkan pada siklus II nilai persentase siswa sebesar 89% dan aktivitas guru saat mengajar sebesar 88.8%.

Melihat hasil yang dicapai tersebut membuktikan bahwa metode tutor sebaya dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa sudah tepat atau dianggap baik. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai dan persentase pemantau tindakan pembelajaran pada siklus pembelajaran. Implementasi dari metode pembelajaran tersebut tidak lepas dari upaya guru dan tutor dalam mengembangkan inovasi dan kreativitas dalam merumuskan rancangan dan proses pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya.

Dari gambaran apa yang diperoleh dalam siklus I dan siklus II dapat dikatakan bahwa pada siklus I proses pembelajaran peningkatan hasil belajar matematika dipengaruhi sifat lain dari metode tutor sebaya sehingga mempengaruhi kinerja guru dan siswa dalam pembelajaran, sedangkan pada siklus II sudah ada pengalaman sehingga rasa khawatir dan tegang mulai hilang. Pembelajaran pun semakin hidup, kondusif, dan siswa terlihat aktif dalam menjawab.

Gambar 4. Perolehan nilai hasil tes

Gambar 5. Persentase hasil observasi kegiatan 76 78 80 82 84 86 88 90 Siklus I Siklus II Guru Siswa 84 81.3 88.8 89

(11)

Gambar 6. Persentase nilai rata-rata kelas

Penelitian mengenai tutor sebaya juga dilakukan oleh Wulandari (2012) tentang Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Tutor Sebaya, hasilnya terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang menggunakan metode tutor sebaya dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalikajar kabupaten Wonosobo Tahun Ajaran 2010/2011.

Fibrianti (2012) juga meneliti mengenai penerapan metode pembelajaran tutor sebaya untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika. Hasil penelitian menyatakan bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan setelah dilaksanakan metode pembelajaran tutor sebaya yaitu dari 65,47% pada siklus I menjadi 87,26% pada siklus II. Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yaitu rerata hasil tes evaluasi akhir siklus I sebesar 67,58 meningkat menjadi 73,93 pada akhir siklus II.

Santika (2014) meneliti tentang hasil belajar matematika menggunakan metode tutor sebaya siswa kelas V SD Negeri 1 Granting Kabupaten Klaten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan menerapkan pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa setelah melaksanakan metode tutor sebaya yaitu, siswa yang pandai membantu siswa yang kurang pandai untuk memahami pelajaran matematika. Hasil belajar matematika mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa meningkat dari 50,00% menjadi 83,33%. Siswa yang kurang berpartisipasi dalam kelompok didekati oleh guru dan diarahkan agar bertanya kepada tutor atau menanggapi pernyataan tutor sehingga seluruh siswa bisa memahami materinya.

Kusumasari (2007) dalam skripsinya menemukan kenaikan nilai rata-rata kelas pada siklus I 2,75 dan siklus II 8,64. Sedangkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, kekompakan dalam berkelompok dan keberanian siswa bertanya dapat ditumbuh kembangkan. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan aktivitas siswa pada siklus I 65,46% atau kategori aktif dan siklus II 84,54% atau kategori sangat aktif.

Lebih lanjut, Ma’arif (2016) menemukan kenaikan hasil penelitian pada siklus I dan II, diperoleh data rata-rata nilai seperti berikut: dari siklus I 73,8. Pada siklus II rata-rata nilai yaitu 79, artinya Naik 95,2 dari siklus I. Pada siklus II Sebanyak 22 siswa atau 88% dari total 25 siswa dapat mencapai KKM.

Khotimah (2013) dalam skripsinya mengenai peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran tutor sebaya menemukan hasil persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 68,75% dan meningkat menjadi 88,75% pada siklus II. Nilai tersebut sudah mencapai indikator yang ditentukan yaitu ≥75%, karena telah mencapai indikator maka siklus dihentikan hanya sampai siklus II. Sedangkan rerata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 69,34 dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 73,24 dengan indikator pencapaian nilai rata-rata kelas pada tiap siklus minimal 70. Ini berarti aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa mengalami

66 68 70 72 74 76 78 80 Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II 71 80

(12)

12 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 6, No. 1, Januari – April 2021

peningkatan. Jadi, model pembelajaran tutor sebaya ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa.

SIMPULAN

Hasil belajar matematika dengan menggunakan metode tutor sebaya mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengerjakan latihan soal atau tes dalam menghitung luas bangun datar jajar genjang dan segitiga. Kesiapan guru dan siswa serta pembiasaan dalam melaksanakan seluruh kegiatan menggunakan metode tutor sebaya dalam pembelajaran berpengaruh terhadap hasil yang diinginkan. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Peningkatan Hasil Belajar matematika dengan metode tutor sebaya di SDN Pulo 07 ternyata dapat meningkatkan hasil belajar matemátika tentang menghitung luas bangun datar jajar genjang dan segitiga. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata hasil tes siswa dengan mengerjakan latihan soal yang berkaitan dengan menghitung luas bangun jajar genjang dan segitiga di setiap siklus.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan penerapan metode tutor sebaya, berikut ini diberikan saran-saran sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkannya di kelas pembelajaran atau pun penelitian yang sejenis.

1. Bagi kepala sekolah untuk dapat memberikan dukungan terhadap setiap kegiatan positif yang dilakukan di sekolah, mempersiapkan fasilitas belajar di sekolah yang dapat mendukung pembelajaran.

2. Bagi guru agar dapat melibatkan siswa dalam pembentukan kelompok tutor sebaya, sehingga siswa merasa lebih bertanggung jawab terhadap tugas kelompoknya sehingga dalam menerapkan metode tutor sebaya, guru diharapkan dapat mengelola waktu dengan baik sehingga seluruh waktu belajar yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal dan meminimalisir kesempatan siswa untuk bersenda gurau atau melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan belajar, menggunakan penguatan positif berupa kalimat-kalimat motivasi perlu ditingkatkan intensitasnya oleh guru, sehingga terinternalisasi dalam diri siswa yang secara tidak langsung akan memicu motivasi diri dalam diri siswa.

3. Bagi Penelitian Lain agar dapat menerapkan metode tutor sebaya ini untuk memberikan variasi dalam proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung : Rosda Karya.

Khotimah, Nur. 2013. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran tutor

sebaya pada siswa kelas VII MTs Wi Karangduwur. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Kusumasari, Yulitta Radita. 2007. Meningkatkan hasil belajar matematika melalui metode tutor sebaya dalam

pengajaran remedial pada siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 25 Semarang. Skripsi. Universitas Negeri

Semarang

Ma’arif, Lukman. 2016. Peningkatan prestasi belajar matematika melalui metode tutor sebaya kelas V di MI Nuril

Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Skripsi. IAIN Salatiga.

Santika, Agung. 2014. Peningkatan hasil belajar matematika menggunakan metode tutor sebaya siswa kelas V di

Gambar

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa  Siklus I
Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Siklus II
Gambar 2. Histogram Hasil Belajar Siswa Siklus II
Gambar 4. Perolehan nilai hasil tes
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendapatkan bukti empiris apakah jumlah kredit yang diberikan, tingkat likuiditas, dan kecukupan permodalan secara simultan signifikan berpengaruh terhadap

Depart m ent of Agr icult ure Sar awak , Malaysia Agricult ure Resear ch Cent re,. Sem

Dalam Peraturan Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Nomor DJ.I/212/2011 tentang Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Agama Islam,

di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi suatu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama, dengan

Berdasarkan asumsi bahwa penghambatan absorbsi oleh fitosterol akan menurunkan kadar kolesterol intrasel enterosit yang akhirnya dapat menurunkan kadar kilomikron

Pada bagian ini pembaca sekalian bisa menemukan kesan yang nyaris sama: “Sangat bersyukur” (Abdul Aziz Tata Pangarsa), “Indahnya jalinan ukhuwah islamiyah”, “Cara SPN

KPU Kota Yogyakarta melakukan kooordinasi dengan penyelenggara pemilu di tingkat kecamatan dan tingkat desa/kelurahan terkait dengan pemaksimalan daftar pemilih

Melakukan metode kalibrasi pada mikrometer sekrup eksternal Fowler 0 sampai dengan 25 mm kecermatan 0,01 mm yang ada di Laboratorium Pengukuran Teknik Mesin