Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Sulawesi Tengah
No. 55/10/72/Th.XX, 02 Oktober 2017
Perkembangan
Indeks Harga Konsumen/
Inflasi Sulawesi Tengah
BERITA
RESMI
STATISTIK
• Dari 82 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 50 kota mengalami inflasi sementara 32 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 1,59 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Manado sebesar 1,04 persen. Kota Palu mengalami deflasi sebesar 0,13 persen, menempati urutan ke-8 deflasi tertinggi di Kawasan Sulampua dan ke-21 secara nasional.
• Penurunan indeks harga yang tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan (1,00 persen), diikuti oleh kelompok kesehatan (0,14 persen), serta perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,09 persen). Sementara kenaikan indeks harga pada periode yang sama terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,29 persen), sandang (0,27 persen), serta transpor, komunikasi, dan jasa keuangan (0,14 persen). Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga selama September 2017 relatif tidak mengalami perubahan.
• Laju inflasi tahun kalender sampai dengan September 2017 sebesar 3,91 persen, sedangkan inflasi year on year (September 2017 terhadap September 2016) di Kota Palu adalah sebesar 4,61 persen.
Selama
September
2017, Deflasi
Sebesar 0,13
Persen
Selama September 2017, Kota Palu mengalami deflasi sebesar 0,13 persen yang dipengaruhi oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan (1,00 persen), diikuti oleh kelompok kesehatan (0,14 persen), serta perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,09 persen). Sementara kenaikan indeks harga pada periode yang sama terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,29 persen), sandang (0,27 persen), serta transpor, komunikasi, dan jasa keuangan (0,14 persen). Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga selama September 2017 relatif tidak mengalami perubahan. Pada bulan yang sama, inflasi year on year Kota Palu sebesar 4,61 persen. Kenaikan indeks year on year tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 8,55 persen, sedangkan kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami penurunan indeks sebesar 1,92 persen. Deflasi Kota Palu sebesar 0,13 persen berasal dari andil negatif kelompok pengeluaran bahan makanan (0,208 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,022 persen), serta kesehatan (0,005 persen). Sementara andil inflasi berasal dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,065 persen), transpor, komunikasi, dan jasa keuangan (0,025 persen), serta sandang (0,015 persen). Tabel 1
Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Palu Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) September 2017
Kelompok Pengeluaran
Indeks Harga Konsumen
Inflasi Sept 2017* Laju Inflasi Tahun Kalender 2017** Inflasi Year on Year *** Andil Inflasi Sept
2016 Des 2016 Agustus 2017 2017Sept
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) U m u m 126.24 127.09 132.23 132.06 -0.13 3.91 4.61 -0.130 1. Bahan Makanan 129.20 131.65 139.17 137.78 -1.00 4.66 6.64 -0.208 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 138.83 140.68 143.80 144.22 0.29 2.52 3.88 0.065 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 118.19 118.53 128.42 128.30 -0.09 8.24 8.55 -0.022 4. Sandang 108.28 109.56 111.04 111.34 0.27 1.62 2.83 0.015 5. Kesehatan 117.45 118.34 120.46 120.29 -0.14 1.65 2.42 -0.005 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 127.88 127.25 125.42 125.42 0.00 -1.44 -1.92 0.000 7. Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 127.44 126.48 129.44 129.62 0.14 2.48 1.71 0.025 *) Perubahan IHK bulan September 2017 terhadap IHK bulan Agustus 2017 **) Perubahan IHK bulan September 2017 terhadap IHK bulan Desember 2016 ***) Perubahan IHK bulan September 2017 terhadap IHK bulan September 2016
Gambar 1
Inflasi/Deflasi Bulanan dan Andil Inflasi Kota Palu September 2017 Beberapa komoditas utama yang memiliki andil terhadap inflasi antara lain jeruk nipis (0,12 persen), ikan selar (0,05 persen), rokok kretek filter (0,04 persen), ikan mujair (0,03 persen), biaya pemeliharaan (0,02 persen), ikan kakap merah (0,02 persen), emas perhiasan (0,01 persen), ikan teri (0,01 persen), bayam (0,01 persen), dan bahan bakar rumah tangga (0,01 persen). Tabel 2
Andil Inflasi/Deflasi Sepuluh Komoditas Utama Kota Palu, September 2017
Komoditas Inflasi (%) Komoditas Deflasi (%)
(1) (2) (3) (4) 01. Jeruk Nipis 0,12 01. Tomat Buah 0,08 02. Ikan Selar 0,05 02. Ikan Ekor Kuning 0,08 03. Rokok Kretek Filter 0,04 03. Bawang Merah 0,07 04. Ikan Mujair 0,03 04. Cabai Rawit 0,06 05. Biaya Pemeliharaan 0,02 05. Ikan Layang 0,04 06. Ikan Kakap Merah 0,02 06. Batako 0,03 07. Emas Perhiasan 0,01 07. Ikan Kembung 0,02 08. Ikan Teri 0,01 08. Tomat Sayur 0,02 09. Bayam 0,01 09. Telur Ayam Ras 0,02 10. Bahan Bakar Rumah Tangga 0,01 10. Pisang 0,02
Berita Resmi Statistik No.00/10/72/Th.XX, 02 Oktober 2017 2
rokok, dan tembakau (0,065 persen), transpor, komunikasi, dan jasa keuangan (0,025 persen), serta sandang (0,015 persen).
Grafik 1
Inflasi/Deflasi Bulanan dan Andil Inflasi Kota Palu September 2017 -0.13 -1.00 0.29 -0.09 0.27 -0.14 0.00 0.14 -0.208 0.065 -0.022 0.015 -0.005 0.000 0.025 -1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50
Inflasi/Deflasi Bulanan Andil Inflasi
Laju
Inflasi Inflasi
Sept 2016 Des 2016 Agus 2017 Sept 2017
tahun Kalender 2017 ** [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] U m u m 126.24 127.09 132.23 132.06 -0.13 3.91 4.61 -0.130 1 Bahan Makanan 129.20 131.65 139.17 137.78 -1.00 4.66 6.64 -0.208
2 Makanan Jadi, minuman, Rokok, dan
Tembakau 138.83 140.68 143.80 144.22 0.29 2.52 3.88 0.065
3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan
Bahan bakar 118.19 118.53 128.42 128.30 -0.09 8.24 8.55 -0.022
4 Sandang 108.28 109.56 111.04 111.34 0.27 1.62 2.83 0.015
5 Kesehatan 117.45 118.34 120.46 120.29 -0.14 1.65 2.42 -0.005
6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 127.88 127.25 125.42 125.42 0.00 -1.44 -1.92 0.000 7 Transportasi, Komunikasi, dan Jasa
Keuangan 127.44 126.48 129.44 129.62 0.14 2.48 1.71 0.025
*) Perubahan IHK bulan September 2017 terhadap IHK bulan Agustus 2017 **) Perubahan IHK bulan September 2017 terhadap IHK bulan Desember 2016 ***) Perubahan IHK bulan September 2017 terhadap IHK bulan September 2016
[1]
Indeks Harga Konsumen
Year on Year *** Andil Inflasi Kelompok Pengeluaran Inflasi Sept 2017*
Sedangkan beberapa komoditas yang memiliki andil negatif terhadap inflasi antara lain tomat buah (0,08 persen), ikan ekor kuning (0,08 persen), bawang merah (0,07 persen), cabai rawit (0,06 persen), ikan layang (0,04 persen), batako (0,03 persen), ikan kembung (0,02 persen), tomat sayur (0,02 persen), telur ayam ras (0,02 persen), serta buah pisang (0,02 persen).
I. Perkembangan Inflasi/Deflasi Menurut Kelompok Pengeluaran
Selama September 2017, hasil pantauan terhadap perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat Kota Palu dirinci menurut tujuh kelompok pengeluaran sebagai berikut :
1. Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan selama September 2017 mengalami penurunan indeks harga sebesar 1,00 persen yakni dari 139,17 pada Agustus 2017 menjadi 137,78 pada September 2017. Secara keseluruhan kelompok bahan makanan memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,208 persen. Penurunan indeks harga terjadi pada subkelompok buah-buahan (6,27 persen), sayur-sayuran (3,59 persen), bumbu-bumbuan (1,26 persen), telur, susu, dan hasil-hasilnya (1,12 persen), ikan segar (0,54 persen), lemak dan minyak (0,39 persen), kacang-kacangan (0,09 persen), serta daging dan hasil-hasilnya (0,04 persen). Sedangkan kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok ikan diawetkan (1,05 persen), bahan makanan lainnya (0,54 persen), serta padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya (0,16 persen).
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok ini mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,29 persen dari 143,80 pada Agustus 2017 menjadi 144,22 pada September 2017. Andil kelompok ini secara keseluruhan terhadap inflasi sebesar 0,065 persen. Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0,91 persen, minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,38 persen, serta makanan jadi sebesar 0,06 persen.
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,09 persen, yakni dari 128,42 pada Agustus 2017 menjadi 128,30 pada September 2017. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,022 persen. Selama September 2017, subkelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga yakni biaya tempat tinggal sebesar 0,28 persen. Sementara subkelompok bahan bakar, penerangan, dan air serta penyelenggaraan rumah tangga mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,23 persen. Subkelompok perlengkapan rumah tangga selama September 2017 terpantau relatif stabil.
4. S a n d a n g
satunya subkelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yakni subkelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 1,20 persen. Sementara subkelompok sandang laki-laki, sandang wanita, serta sandang anak-anak selama September 2017 relatif stabil.
5. K e s e h a t a n
Kelompok kesehatan mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,14 persen dari 120,46 pada Agustus 2017 menjadi 120,29 pada September 2017. Andil kelompok kesehatan terhadap deflasi secara keseluruhan sebesar 0,005 persen. Subkelompok yang mengalami penurunan indeks harga selama September 2017 yakni subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,28 persen serta subkelompok obat-obatan sebesar 0,03 persen. Pada periode yang sama, subkelompok jasa kesehatan serta jasa perawatan jasmani relatif tidak mengalami perubahan.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
Dibandingkan bulan sebelumnya kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks harga atau tetap sebesar 125,42 pada September 2017. Dari lima subkelompok pengeluaran dalam kelompok ini keseluruhannya relatif tidak mengalami perubahan selama periode September 2017.
7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,14 persen, yakni dari 129,44 pada Agustus 2017 menjadi 129,62 pada September 2017. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,025 persen. Subkelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yakni subkelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 1,64 persen. Sementara subkelompok transpor mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,03 persen. Subkelompok komunikasi dan pengiriman serta sarana dan penunjang transpor selama September 2017 terpantau relatif stabil.
II. Perkembangan Inflasi/Deflasi Selama Tiga Tahun Terakhir
Dalam tiga tahun terakhir, deflasi Kota Palu bulan September 2017 sebesar 0,13 persen merupakan satu-satunya yang terjadi dibandingkan dengan periode September 2015 dan September 2016 dengan inflasi masing-masing sebesar 0,12 persen dan 0,59 persen. Sementara laju inflasi tahun kalender hinggaSeptember 2017 telah mencapai 3,91 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun 2015 sebesar 0,90 persen dan tahun 2016 sebesar 0,81 persen. Inflasi year on year pada September 2017 sebesar 4,61 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2016 sebesar 4,08 persen, namun masih lebih rendah dibandingkan periode tahun 2015 sebesar 5,36 persen.
6
Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Sulawesi TengahGambar 2
Perkembangan Inflasi/Deflasi Bulanan Kota Palu Tahun 2015 -2017
III. Perbandingan Inflasi/Deflasi Nasional dan Kawasan Sulampua
Dari 82 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 50 kota mengalami inflasi sementara 32 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 1,59 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Manado sebesar 1,04 persen. Kota Palu mengalami deflasi sebesar 0,13 persen, menempati urutan ke-8 deflasi tertinggi di Kawasan Sulampua dan ke-21 secara nasional. Gambar 3
Inflasi Kawasan Sulampua, September 2017
III. Perbandingan Inflasi/Deflasi Nasional dan Kawasan Sulampua
Di tingkat nasional, beberapa kota yang mengalami inflasi tertinggi selama September 2017 yakni Tual (1,59 persen), Manokwari (1,09 persen), Medan (1,08 persen), Sibolga (0,93 persen), Singkawang (0,71 persen), Banda Aceh (0,62 persen), Bogor (0,59 persen), Maumere (0,59 persen), Pematang Siantar (0,55 persen), Batam (0,53 persen), dan kota lainnya di bawah 0,50 persen. Sementara itu, beberapa kota yang mengalami deflasi yakni Manado (1,04 persen), Tanjung Pandan (0,87 persen), Singaraja (0,78
-1.04 -0.76 -0.64 -0.64 -0.51 -0.23 -0.14 -0.13 -0.12 -0.08 -0.06 -0.04 0.01 0.10 0.10 0.14 1.09 1.59
Berita Resmi Statistik No.00/10/72/Th.XX, 02 Oktober 2017 5
pengeluaran dalam kelompok ini keseluruhannya relatif tidak mengalami perubahan selama periode September 2017.
7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,14 persen, yakni dari 129,44 pada Agustus 2017 menjadi 129,62 pada September 2017. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,025 persen. Subkelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yakni subkelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 1,64 persen. Sementara subkelompok transpor mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,03 persen. Subkelompok komunikasi dan pengiriman serta sarana dan penunjang transpor selama September 2017 terpantau relatif stabil.
II. Perkembangan Inflasi/Deflasi Selama Tiga Tahun Terakhir
Dalam tiga tahun terakhir, deflasi Kota Palu bulan September 2017 sebesar 0,13 persen merupakan satu-satunya yang terjadi dibandingkan dengan periode September 2015 dan September 2016 dengan inflasi masing-masing sebesar 0,12 persen dan 0,59 persen. Sementara laju inflasi tahun kalender hinggaSeptember 2017 telah mencapai 3,91 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun 2015 sebesar 0,90 persen dan tahun 2016 sebesar 0,81 persen. Inflasi year on year pada September 2017 sebesar 4,61 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2016 sebesar 4,08 persen, namun masih lebih rendah dibandingkan periode tahun 2015 sebesar 5,36 persen.
Grafik 2
Perkembangan Inflasi/Deflasi Bulanan Kota Palu Tahun 2015 -2017
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2015 0.12 -1.84 -0.68 0.37 2.24 0.03 1.32 -0.75 0.12 0.78 0.47 1.96 2016 -0.41 -0.61 0.38 -0.53 0.8 0.63 0.39 -0.41 0.59 -0.95 0.49 1.15 2017 1.32 0.29 0.25 0.46 0.81 0.76 0.05 0.05 -0.13 -2.50 -2.00 -1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50
Tabel 3
Perbandingan Indeks Harga dan Tingkat Inflasi/Deflasi Beberapa Kota di Kawasan Sulampua
September 2017
Kota IHK Inflasi (%) Laju Inflasi (%) Y o Y
[1] [2] [3] [4] [5] 1. Tual 153.62 1.59 9.63 12.01 2. Manokwari 124.67 1.09 1.90 3.21 3. Bau-Bau 132.65 0.14 2.93 2.37 4. Pare-Pare 125.44 0.10 2.74 4.08 5. Gorontalo 126.32 0.10 3.73 4.41 6. Mamuju 129.55 0.01 3.21 4.53 7. Palopo 127.48 -0.04 2.99 3.63 8. Bulukumba 136.31 -0.06 4.66 5.65 9. Makassar 130.61 -0.08 3.30 4.07 10. Sorong 128.93 -0.12 1.65 1.24 11. Palu 132.06 -0.13 3.91 4.61 12. Watampone 126.73 -0.14 5.37 5.54 13. Ambon 127.74 -0.23 1.50 3.07 14. Ternate 131.86 -0.51 1.22 1.60 15. Merauke 131.51 -0.64 -0.46 0.57 16. Jayapura 129.04 -0.64 0.30 1.73 17. Kendari 125.89 -0.76 3.46 3.49 18. Manado 128.26 -1.04 2.09 3.42
Diterbitkan oleh: Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasik, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah
Jl. Prof. Moh. Yamin no.48 Palu 94114
Moh Wahyu Yulianto, S.Si SST, M.Si
Kepala Bidang Statistik Distribusi Telepon: (62-451) 483610
Di tingkat nasional, beberapa kota yang mengalami inflasi tertinggi selama September 2017 yakni Tual (1,59 persen), Manokwari (1,09 persen), Medan (1,08 persen), Sibolga (0,93 persen), Singkawang (0,71 persen), Banda Aceh (0,62 persen), Bogor (0,59 persen), Maumere (0,59 persen), Pematang Siantar (0,55 persen), Batam (0,53 persen), dan kota lainnya di bawah 0,50 persen. Sementara itu, beberapa kota yang mengalami deflasi yakni Manado (1,04 persen), Tanjung Pandan (0,87 persen), Singaraja (0,78 persen), Kendari (0,76 persen), Jayapura (0,64 persen), Merauke (0,64 persen), Tanjung (0,62 persen), Bima (0,57 persen), Ternate (0,51 persen), dan kota lainnya di bawah 0,50 persen.
Dari 18 kota di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), selama bulan September 2017 tercatat enam kota mengalami inflasi yakni Tual (1,59 persen), Manokwari (1,09 persen), Bau-Bau (0,14 persen), Pare-Pare (0,10 persen), Gorontalo (0,10 persen), dan Mamuju (0,01 persen). Sementara beberapa kota yang mengalami deflasi yakni Manado (1,04 persen), Kendari (0,76 persen), Jayapura (0,64 persen), Merauke (0,64 persen), Ternate (0,51 persen), Ambon (0,23 persen), dan kota lainnya di bawah 0,20 persen.