• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Praktikum Preskripsi Kontrasepsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Praktikum Preskripsi Kontrasepsi"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PRAKTIKUM PRESKRIPSI MAKALAH PRAKTIKUM PRESKRIPSI

“KONTRASEPSI” “KONTRASEPSI”

Disusun oleh : Disusun oleh : Eka

Eka nur nur hasana hasana mukmin mukmin 201510410312015104103111081108 Irene

Irene yuni yuni farida farida 201510410311125201510410311125  Nencylia mahmintari

 Nencylia mahmintari 201510410311130201510410311130  Neneng arfani s

 Neneng arfani s 201510410312015104103111291129 Achmad

Achmad fatoni fatoni 201510410312015104103111421142 Dini

Dini berliana berliana 201510410311143201510410311143 Richa

Richa faidhatul faidhatul l l 201510410311149201510410311149

Kelompok 4 Kelompok 4 Farmasi C Farmasi C

PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018 2018

(2)
(3)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur kehadirat dan segala puji bagi tuhan yang maha esa. Yang telah Dengan rasa syukur kehadirat dan segala puji bagi tuhan yang maha esa. Yang telah mencurahkan rahmat dan hidayahnya bagi kita semua. Sehingga kami dapat menyelesaikan mencurahkan rahmat dan hidayahnya bagi kita semua. Sehingga kami dapat menyelesaikan  penyusunan makalah ini

 penyusunan makalah ini yang berjudul “KONTRASEPSI”.yang berjudul “KONTRASEPSI”.  Makalah ini disusun oleh penulis Makalah ini disusun oleh penulis diajukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah preskip di program studi farmasi fakultas diajukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah preskip di program studi farmasi fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah malang .

ilmu kesehatan universitas muhammadiyah malang .

Penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan. Dengan ditulisnya makalah Penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan. Dengan ditulisnya makalah ini kami selaku penulis berharap bahwa

ini kami selaku penulis berharap bahwa yang membaca dapat mengetahui lebih jauh mengenaiyang membaca dapat mengetahui lebih jauh mengenai kontrasepsi.

kontrasepsi.

Dengan tersusunnya maklah ini, penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dengan tersusunnya maklah ini, penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada  berbagai pihak yang

 berbagai pihak yang telah memberi bantuan dan telah memberi bantuan dan dorongan serta bimbingannydorongan serta bimbingannya. Ucapan terimaa. Ucapan terima kasih tersebut khusus kami sampaikan kepada :

kasih tersebut khusus kami sampaikan kepada : 1.

1. Ibu dra. Liza pristianty, m.si., m.m., apt.Ibu dra. Liza pristianty, m.si., m.m., apt. 2.

2. Ibu hidajah rachmawati, s.si., apt., sp.frs.Ibu hidajah rachmawati, s.si., apt., sp.frs. 3.

3. Ibu ika ratna hidayati, s.farm., m.sc., apt .Ibu ika ratna hidayati, s.farm., m.sc., apt . 4.

4. Ibu mutiara titania, m.sc., apt.Ibu mutiara titania, m.sc., apt. 5.

5. Ibu astri ayu bimbika p. S.farm., aptIbu astri ayu bimbika p. S.farm., apt 6.

6. Teman-teman yang telah banyak membantu dalam perencanaan pembuatan makalahTeman-teman yang telah banyak membantu dalam perencanaan pembuatan makalah ini.

ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi peningkatan makalah. kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi peningkatan makalah.

Malang, 24 April 2018 Malang, 24 April 2018

 penyusun  penyusun

(4)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 

KATA PENGANTAR  ... ... ... iiii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... . iiiiii

BAB

BAB I I PENDAHULUANPENDAHULUAN ... ... ... 11

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang ... ... ... 11

1.2

1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah ... 1... 1

1.3

1.3 Tujuan MasalahTujuan Masalah... 2... 2

1.4

1.4 ManfaatManfaat ... ... ... 22

1.5

1.5 Metode Yang DigunakanMetode Yang Digunakan ... ... ... 22

BAB II P

BAB II PEMBAHASANEMBAHASAN ... ... ... 33

2.1

2.1 KontrasepsiKontrasepsi ... ... .. 33

2.2

2.2 KehamilanKehamilan ... ... ... 99

2.3

2.3 Persyaratan Metode Pemilihan KontrasepsiPersyaratan Metode Pemilihan Kontrasepsi ... 17 ... 17

2.4

2.4 Jenis KontrasepsiJenis Kontrasepsi... 19... 19

2.4.1 Kontrasepsi Hormonal Kombinasi

2.4.1 Kontrasepsi Hormonal Kombinasi ... 19 ... 19

2.4.2 Kontrasepsi Progesteron 2.4.2 Kontrasepsi Progesteron... 27... 27 2.4.3 Kontrasepsi Spermasidal 2.4.3 Kontrasepsi Spermasidal ... ... ... 4444 2.4.4 KB 2.4.4 KB ... ... ... 4949

BAB III PENUTUP

BAB III PENUTUP ... ... ... 5757

3.1 Kesimpulan 3.1 Kesimpulan ... ... ... 5757 3.2 Saran 3.2 Saran... 57... 57 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA ... ... ... 5858

(5)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kontrasepsi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadin ya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Pada saat ini telah banyak  beredar berbagai macam alat kontrasepsi. Macammacam metode kontrasepsi tersebut

adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode operatif untuk pria (MOP), dan kontrasepsi pil. Alat kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat yaitu aman pemakaiannya dan dapat dipercaya, efek samping yang merugikan tidak ada, lama kerjanya dapat diatur keinginan, tidak mengganggu hubungan seksual, harganya murah dan dapat diterima oleh pasangan suami is tri (BKKBN, 2006).

Menurut WHO, dewasa ini hampir 380 juta pasangan menjalankan keluarga berencana dan 66 – 75 juta diantaranya, terutama di Negara berkembang, menggunakan kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi hormonal yang digunakan untuk mencegah terjadi kehamilan dapat memiliki pengaruh positif maupun negatif terhadap berbagai organ tubuh, baik organ genitalia maupun non genitalia (Baziad, 2008).

Data SDKI 2012 menunjukkan peningkatan prevalensi penggunaan kontrasepsi atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR) di Indonesia sejak 1991-2012 sementara angka fertilitas atau Total Fertility Rate (TFR) cenderung menurun. Tren ini menggambarkan  bahwa meningkatnya cakupan usia 15-49 tahun yang melakukan KB sejalan dengan

menurunnya angka fertilitas nasional (SDKI, 2012).

Pada tahun 2013, cakupan KB aktif secara nasional sebesar 75,88%. Data menunjukkan  bahwa ada 8.500.247 Pasangan Usia Subur (PUS) yang merupakan peserta KB baru dan hampir separuhnya (48,56%) menggunakan metode kontrasepsi suntikan, IUD (7,75%), MOW (1,52%), MOP (0,25%), kondom (6,09%), implant (9,23%), dan pil (26,6%) (BKKBN, 2013).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi ? 2. Apa tujuan dari penggunaan kontrasepsi? 3. Apa saja macam-macam alat kontrasepsi itu?

4. Bagaimana cara penggunaan dari pemasangan alat kontrasepsi ? 5. Bagaimana prinsip kerja alat kontrasepsi?

(6)

1.3 Tujuan Masalah

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan kontrasepsi. 2. Menjelaskan tujuan dari penggunaan kontrasepsi. 3. Menjelaskan apa saja macam-macam alat kontrasepsi

4. Menjelaskan cara penggunaan dari pemasangan alat kontrasepsi . 5. Menjelaskan .prinsip kerja alat kontrasepsi.

6. Menjelaskan tentang metode operatif kontrasepsi wanita dan pria. 1.4 Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kontrasepsi di lingkungan tenaga kefarmasian dan keluarga pasien. Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pasienn serta mencegah morbiditas terkait obat.

1.5 Metode Yang Digunakan

Dalam rangka penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode kepustakaan (literature study). Yakni usaha untuk memperoleh informasi dengan membaca berbagai  buku, jurnal, majalah dan sebagainya. Usaha ini dimaksudkan untuk mencari data atau informasi yang sejenis sebagai hasil penelitian orang lain, dan mencari landasan teoritas yang berguna dalam melakukan analisis terhadap data penelitian.

(7)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kontrasepsi

A. Definisi Kontrasepsi

Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen (Wiknjosastro, 2007). Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau  pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan

Utama, 2014).

B. Efektivitas (Daya Guna) Kontrasepsi

Menurut Wiknjosastro (2007) efektivitas atau daya guna suatu cara kontrasepsi dapat dinilai pada 2 tingkat, yakni:

1. Daya guna teoritis (theoretical effectiveness), yaitu kemampuan suatu cara kontrasepsi untuk mengurangi terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, apabila kontrasepsi tersebut digunakan dengan mengikuti aturan yang benar.

2. Daya guna pemakaian (use effectiveness), yaitu kemampuan kontrasepsi dalam keadaan sehari-hari dimana pemakaiannya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti  pemakaian yang tidak hati-hati, kurang disiplin dengan aturan pemakaian dan

sebagainya.

C. Memilih Metode Kontrasepsi

Menurut Hartanto (2002), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih kontrasepsi. Metode kontrasepsi yang baik ialah kontrasepsi yang memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

1. Aman atau tidak berbahaya 2. Dapat diandalkan

3. Sederhana 4. Murah

5. Dapat diterima oleh orang banyak

6. Pemakaian jangka lama (continution rate tinggi).

Menurut Hartanto (2002), faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi yaitu: 1. Faktor pasangan :

(8)

 Gaya hidup

 Frekuensi senggama

 Jumlah keluarga yang diinginkan

 Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu  Sikap kewanitaan  Sikap kepriaan. 2. Faktor kesehatan  Status kesehatan  Riwayat haid  Riwayat keluarga  Pemeriksaan fisik  Pemeriksaan panggul. D. Macam-macam Kontrasepsi

1. Metode Kontrasepsi Sederhana

Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus Interuptus, Metode Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal yaitu  perpaduan antara suhu basal dan lendir servik. Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, cup serviks dan spermisida (Handayani, 2010).

2. Metode Kontrasepsi Hormonal

Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi  progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan

suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat  pada pil, suntik dan implant (Handayani, 2010).

Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi (Baziad, 2008). Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap folikel dan proses ovulasi (Manuaba, 2010).

(9)

Macam-Macam Kontrasepsi Hormonal

 Kontrasepsi Pil

Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium selama siklus haid yang normal, sehingga juga menekan releasing-factors di otak dan akhirnya mencegah ovulasi. Pemberian Pil Oral bukan hanya untuk mencegah ovulasi, tetapi juga menimbulkan gejala-gejala pseudo pregnancy (kehamilan palsu) seperti mual, muntah, payudara membesar, dan terasa nyeri (Hartanto, 2002).

Efektivitas pada penggunaan yang sempurna adalah 99,5-99,9% dan 97% (Handayani, 2010). Jenis KB Pil menurut Sulistyawati (2013) yaitu:

- Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengamdung hormon aktif estrogen atau progestin, dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif, jumlah dan porsi hormonnya konstan setiap hari.

- Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen, progestin, dengan dua dosis berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif, dosis hormon bervariasi.

- Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen atau progestin, dengan tiga dosis yang  berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif, dosis hormon bervariasi setiap

hari.

Cara kerja KB Pil menurut Saifuddin (2010) yaitu: - Menekan ovulasi

- Mencegah implantasi

- Mengentalkan lendir serviks

- Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan terganggu.

(10)

Efektivitas kontrasepsi Suntik menurut Sulistyawati (2013), kedua jenis kontrasepsi suntik mempunyai efektivitas yang tinggi, dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per tahun, jika penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. DMPA maupun NET EN sangat efektif sebagai metode kontrasepsi. Kurang dari 1 per 100 wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun pemakaian DMPA dan 2 per 100 wanita per tahun pemakain NET EN (Hartanto, 2002).

Jenis kontrasepsi Suntik Menurut Sulistyawati (2013), terdapat dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu :

- Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara di suntik intramuscular (di daerah pantat).

- Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg  Noretindron Enantat, diberikan setiap dua bulan dengan cara di

suntik intramuscular (di daerah pantat atau bokong). Cara kerja kontrasepsi Suntik menurut Sulistyawati (2013) yaitu:

- Mencegah ovulasi

- Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan  penetrasi sperma

- Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi - Menghambat transportasi gamet oleh tuba falloppii.

Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat efektif, pencegah kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit  jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi ASI, efek samping sangat kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan usia lebih 35 tahun sampai perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik,

(11)

menurunkan kejadian tumor jinak payudara, dan mencegah beberapa  penyebab penyakit radang panggul (Sulistyawati, 2013).

 Kontrasepsi Implant

Profil kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:

- Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jedena, Indoplant, atau Implanon

-  Nyaman

- Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi - Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan

- Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut

- Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan  bercak, dan amenorea

- Aman dipakai pada masa laktasi.

Jenis kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:

-  Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan  panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 3,6 mg

levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

- Implanon : terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3- Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

- Jadena dan indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg. Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

Cara kerja kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu: - Lendir serviks menjadi kental

- Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi

(12)

- Mengurangi transportasi sperma - Menekan ovulasi.

 Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan yang tidak mengandung hormon (Handayani, 2010). AKDR yang mengandung hormon Progesterone atau Leuonorgestrel yaitu Progestasert (Alza-T dengan daya kerja 1 tahun, LNG-20 mengandung Leuonorgestrel (Hartanto, 2002).

 Metode Kontrasepsi Mantap

Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan nama vasektomi, vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak dapat keluar atau ejakulasi (Handayani, 2010).

(13)

2.2 Kehamilan

A. Definisi Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung dari saat fertilisasi sampai kelahiran bayi, kehamilan normal biasanya berlangsung dalam waktu 40 minggu. Usia kehamilan tersebut dibagi menjadi 3 trimester yang masing-masing berlangsung dalam beberapa minggu. Trimester 1 selama 12 minggu, trimester 2 selama 15 minggu (minggu ke-13 sampai minggu 27), dan trimester 3 selama 13 minggu (minggu 28 sampai minggu ke-40).

B. Diagnosis

Banyak manifestasi dari adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan yang mudah dikenali dan dapat menjadi petunjuk bagi diagnosis dan evaluasi kemajuan kehamilan. Tetapi sayangnya proses farmakologis atau patofisiologis kadang memicu perubahan endokrin atau anatomis yang menyerupai kehamilan sehingga dapat membingungkan.

Perubahan endokrinologis, fisiologis, dan anatomis yang menyertai kehamilan menimbulkan gejala dan tanda yang memberikan bukti adanya kehamilan. Gejala dan tanda tersebut dibagi menjadi tiga kelompok, antara lain :

1. Bukti Presumtif (tidak pasti) Gejalanya :

 Mual dengan atau tanpa muntah.  Gangguan berkemih.

 Fatigue atau rasa mudah lelah.  Persepsi adanya gerakan janin.

Tanda :

 Terhentinya menstruasi.  Perubahan pada payudara.

 Perubahan warna mukosa vagina.

 Meningkatnya pigmentasi kulit dan timbulnya striae pada abdomen.

Bukti kemungkinan kehamilan :

 Pembesaran abdomen.

(14)

 Perubahan anatomis pada serviks.  Kontraksi Braxton Hicks.

 Ballotement.  Kontur fisik janin.

 Adanya gonadotropin korionik di urin atau serum.

Tanda Positif Kehamilan

 Identifikasi kerja jantung janin yang terpisah dan tersendiri dari kerja

 jantung ibu.

 Persepsi gerakan janin aktif oleh pemeriksa.

 Pengenalan mudigah dan janin setiap saat selama kehamilan dengan USG

atau pengenalan janin yang lebih tua secara radiografis pada paruh kedua kehamilan.

C. Perubahan Fisik Selama Kehamilan

Seiring berkembangnya janin, tubuh sang ibu juga mengalami perubahan  perubahan yang dimaksudkan untuk keperluan tumbuh dan kembang sang bayi. Perubahan tersebut difasilitasi oleh adanya perubahan kadar hormon estrogen dan  progesteron selama kehamilan. Baik dari segi anatomis maupun fisiologis, perubahan yang ditimbulkan terjadi secara menyeluruh pada organ tubuh ibu yang berjalan seiring dengan usia kehamilan dalam trimester. Perubahan-perubahan tersebut meliputi :

1. Sistem Reproduksi Trimester 1

Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva, vagina dan serviks menjadi lebih merah agak kebiruan/keunguan. pH vulva dan vagina mengalami peningkatan dari 4 menjadi 6,5 yang membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina. Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi serviks menjadi lebih lunak dan kenyal.Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia & hipertropi otot, dan perkembangan desidua.

Dinding-dinding otot menjadi kuat dan elastis, fundus pada serviks mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur bebek dan pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa. Pada

(15)

minggu-minggu pertama, terjadi hipertrofi pada istmus uteri membuat istmus menjadi panjang dan lebih lunak yang disebut tanda Hegar. Sejak trimester satu kehamilan, uterus juga mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak nyeri.

Proses ovulasi pada ovarium akan terhenti selama kehamilan. Pematangan folikel baru juga ditunda. Tetapi pada awal kehamilan, masih terdapat satu corpus luteum gravidarum yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu, kemudian mengecil setelah  plasenta terbentuk.

Trimester 2

Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh - pembuluh darah alat genetalia membesar. Peningkatan sensivitas ini dapat meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual, khususnya selama trimester dua kehamilan. Peningkatan kongesti yang  berat ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus dapat menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan varises ini biasanya membaik selama periode pasca partum.

Pada akhir minggu ke 12 uterus yang terus mengalami pembesaran tidak lagi cukup tertampung dalam rongga pelvis sehingga uterus akan naik ke rongga abdomen. Pada trimester kedua ini, kontraksi uterus dapat dideteksi dengan  pemeriksaan bimanual. Kontraksi yang tidak teratur dan biasanya tidak nyeri ini dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks, muncul tiba-tiba secara sporadik dengan intensitas antara 5-25 mmHg. Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan menggantikan fungsi corpus luteum gravidarum.

Trimester 3

Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk  persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina. Ketebalan mukosa  bertambah, jaringan ikat mengendor,dan sel otot polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi peningkatan volume sekresi vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental. Pada minggu-minggu akhir kehamilan,prostaglandin mempengaruhi  penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks menjadi lunak dan

lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.

Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen bawah uterus pada trimester akhir. Otot - otot uterus bagian atas akan berkontraksi sehingga segmen bawah

(16)

uterus akan melebar dan menipis, hal itu terjadi pada masa-masa akhir kehamilan menjelang persalinan. Batas antara segmen atas yang tebal dan segmen bawah yang tipis disebut lingkaran retraksi fisiologis.

2. Payudara / Mammae Trimester 1

Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Vena-vena di  bawah kulit juga akan lebih terlihat. Areola mammae akan bertambah besar pula

dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan cenderung menonjol keluar dinamakan tuberkel Montgomery.

Trimester 2

Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cair an kental kekuning-kuningan yang disebut Kolustrum. Kolustrum ini berasal dari asinus yang mulai bersekresi selama trimester dua. Pertumbuhan kelenjar mammae membuat ukuran payudara meningkat secara progresif.

Bila pertambahan ukuran tersebut sangat besar, dapat timbul stria st ria seperti  pada abdomen. Walaupun perkembangan kelenjar mammae secarafungsional lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir.

Trimester 3

Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan mensekresi cairan yang kental kekuningan yang disebut Kolostrum.Pada trimester 3 aliran darah di dalamnya lambat dan payudara menjadi semakin besar.

3. Kulit

Trimester 1

Diketahui bahwa terjadi peningkatan suatu hormon perangsang melanosit sejak akhir bulan kedua kehamilan sampai aterm yang menyebabkan timbulnya  pigmentasi pada kulit. Linea nigra adalah pigmentasi berwarna hitam kecoklatan

yang muncul pada garis tengah kulit abdomen. Bercak kecoklatan kadang muncul di daerah wajah dan leher membentuk kloasma atau melasma gravidarum (topeng kehamilan). Aksentuasi pigmen juga muncul pada areola dan kulit genital. Pigmentasi ini biasanya akan menghilang atau berkurang setelah melahirkan.

(17)

Angioma atau spider naevi berupa bintik-bintik penonjolan kecil dan merah  pada kulit wajah, leher, dada atas, dan lengan. Kondisi ini sering disebut sebagai nevus angioma atau teleangiektasis. Eritema palmaris terkadang juga dapat ditemukan. Kedua kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh hiperestrogenemia kehamilan.

Trimester 2

Peningkatan melanocyte stimulating hormone (MSH) pada masa ini menyebabkan perubahan cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal. Trimester 3

Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul garis-garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang kadang juga muncul  pada daerah payudara dan paha. Perubahan warna tersebut sering disebut sebagai

striae gavidarum. Pada wanita multipara, selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis garis mengkilat keperakan yang merupakan sikatrik dari striae kehamilan sebelumnya.

4. Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan Trimester 1

Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan yang sebagian besar diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan peningkatan volume darah serta cairan ekstraseluler. Sebagian kecil pertambahan berat badan terebut diakibatkan oleh perubahan metabolik yang menyebabkan pertambahan air selular dan  penumpukan lemak serta protein baru, yang disebut cadangan ibu. Pada awal

kehamilan, terjadi peningkatan berat badan ibu kurang lebih 1 kg. Trimester 2

Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama oleh karena perkembangan  janin dalam uterus.

Trimester 3

Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai 2 kali lipat bahkan lebih dari berat badan pada awal kehamilan. Pitting edema dapat timbul pada  pergelangan kaki dan tungkai bawah akibat akumulasi cairan tubuh ibu. Akumulasi cairan ini juga disebabkan oleh peningkatan tekanan vena di bagian yang lebih rendah dari uterus akibat oklusi parsial vena kava. Penurunan tekanan osmotik koloid interstisial juga cenderung menimbulkan edema pada akhir kehamilan.

(18)

5. Perubahan Hematologis Trimester 1

Volume darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan. Konsentrasi hemoglobin dan hematokrit sedikit menurun sejak trimester awal kehamilan. Sedangkan konsentrasi dan kebutuhan zat esi selama kehamilan juga cenderung meningkat untuk mencukupi kebutuhan janin.

Trimester 2

Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya plasma dan eritrosit. Terjadi hiperplasia eritroid sedang dalam sumsum tulang dan peningkatan ringan  pada hitung retikulosit. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kadar eritropoetin  plasma ibu setelah usia gestasi 20 minggu, sesuai dengan saat produksi eritrosit  paling tinggi.

Trimester 3

Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit menurun selama kehamilan menyebabkan viskositas darah menurun pula. Perlu diperhatikan kadar hemoglobin ibu terutama pada masa akhir kehamilan, bila konsentrasi Hb < 11,0 g/dl, hal itu dianggap abnormal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi.

6. Sistem Kardiovaskuler Trimester 1

Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8 minggu pertama kehamilan. Pada awal minggu kelima curah jantung mengalami peningkatan yang merupakan fungsi dari penurunan resistensi vaskuler sistemik serta peningkatan frekuensi denyut jantung. Preload meningkat sebagai akibat bertambahnya volume  plasma yang terjadi pada minggu ke 10-20.

Trimester 2

Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan vena cava inferior dan aorta bawah saat ibu berada pada posisi terlentang. Hal itu akan  berdampak pada pengurangan darah balik vena ke jantung hingga terjadi penurunan  preload dan cardiac output yang kemudian dapat menyebabkan hipotensi arterial.

Trimester 3

Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada pembesaran uterus  juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Pada posisi terlentang

(19)

7. Sistem Pernafasan Trimester 1

Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada awal kehamilan yang mungkin diinterpretasikan sebagai dispneu. Hal itu sering mengesankan adanya kelainan paru atau jantung padahal sebenarnya tidak ada apa-apa. Peningkatan usaha nafas selama kehamilan kemungkinan diinduksi terutama oleh progesteron dan sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang meningkat tersebut mengakibatkan PCO2 atau tekanan karbokdioksida berkurang.

Trimester 2

Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan bertambah kurang lebih 6 cm dan diafragma akan naik kurang lebih 4 cm karena penekanan uterus pada rongga abdomen. Pada kehamilan lanjut volume tidal, volume ventilasi per menit, dan  pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan.

Trimester 3

Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan ukuran uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan volume tidal, volume ventilasi  per menit, dan pengambilan oksigen per menit akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih dalam sehingga memungkinkan  pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan

efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron.

8. Sistem Urinaria Trimester 1

Pada bulan - bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan oleh uterus sehingga sering timbul keinginan berkemih. Hal itu menghilang seiring usia kehamilan karena uterus yang telah membesar keluar dari rongga pelvis dan naik ke abdomen. Ukuran ginjal sedikit bertambah besar selama kehamilan. Laju filtrasi glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF) meningkat pada awal kehamilan. Trimester 2

Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis sehingga penekanan  pada vesica urinaria pun berkurang. Selain itu, adanya peningkatan vaskularisasi dari vesica urinaria menyebabkan mukosanya hiperemia dan menjadi mudah  berdarah bila terluka.

(20)

Trimester 3

Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan sering berkemih pun dapat muncul kembali. Selain itu, terjadi peningkatan sirkulasi darah di ginjal yang kemudian berpengaruh pada peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal plasma flow sehingga timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air lebih banyak.

9. Sistem Muskuloskeletal Trimester 1

Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada musuloskeletal. Akibat  peningkatan kadar hormone estrogen dan progesterone, terjadi relaksasi dari  jaringan ikat, kartilago dan ligament juga meningkatkan jumlah cairan synovial. Bersamaan dua keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas  persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal

apabila asupan nutrisinya khususnya produk terpenuhi. Trimester 2

Tidak seperti pada trimester 1, selama trimester 2 ini mobilitas persendian sedikit berkurang. Hal ini dipicu oleh peningkatan retensi cairan pada connective tissue, terutama di daerah siku dan pergelangan tangan.

Trimester 3

Akibar pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita hamil memiliki  bentuk punggung cenderung lordosis. Sendi sacroiliaca, sacrococcigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil dan menimbulkan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah punggung.

10. Sistem Persarafan Trimester 1

Wanita hamil sering melaporkan adanya masalah pemusatan perhatian, konsentrasi dan memori selama kehamilan dan masa nifas awal. Namun, penelitian yang sistematis tentang memori pada kehamilan tidak terbatas dan seringkali  bersifat anekdot.

(21)

Sejak awal usia gestasi 12 minggu, dan terus berlanjut hingga bulan pertama  pascapartum, wanita mengalami kesulitan untuk mulai tidur, sering terbangun, jam

tidur malam yang lebih sedikit serta efisiensi tidur yang berkurang. Trimester 3

Penelitian Keenan dkk (1978) menemukan adanya penurunan memori terkait kehamilan yang terbatas pada trimester tiga. Penurunan ini disebabkan oleh depresi, kecemasan, kurang tidur atau perubahan fisik lain yang dikaitkan dengan kehamilan. Penurunan memori yang diketahui hanyalah sementara dan cepat pulih setelah kelahiran.

11. Sistem Pencernaan Trimester 1

Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan posisi lambung dan aliran asam lambung ke esophagus bagian bawah. Produksi asam lambung menurun. Sering terjadi nausea dan muntah karena pengaruh human Chorionic Gonadotropin (HCG),tonus otot-otot traktus digestivus juga berkurang. Saliva atau pengeluaran air liur berlebihan dari biasa. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual.

Trimester 2

Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan tergeser. Demikian juga dengan organ lain seperti appendiks yang akan bergeser ke arah at as dan lateral. Perubahan lainnya akan lebih bermakna pada kehamilan trimester 3. Trimester 3

Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas otot polos  pada organ digestif dan penurunan sekresi asam lambung. Akibatnya, tonus sphincter esofagus bagian bawah menurun dan dapat menyebabkan refluks dari lambung ke esofagus sehingga menimbulkan keluhan seperti heartburn. Penurunan motilitas usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih banyak, tetapi dapat muncul juga keluhan seperti konstipasi. Sedangkan mual dapat terjadi akibat  penurunan asam lambung.

2.3 Persyaratan Metode Pemilihan Kontrasepsi A. Faktor Umur / Usia

(22)

Usia subur / reproduksi adalah dimana seorang wanita mulai mendapatkan menstruasi  pertama atau sudah terjadi ovulasi sampai dengan menopause, (PKBI, 2001). Dalam

konsep pemilihan alat kontrasepsi yang rasional pembagian umurnya adalah : 1. Umur dibawah 20 tahun adalah fase menunda kehamilan.

Kontrasepsi pada fase ini harus mempunyai sifat refersible artinya bila akseptor lepas dari kontrasepsi, bisa hamil lagi dan efektif artinya bila sedang dipakai tidak menyebabkan kehamilan. Prioritas penggunaan alat kontrasepsi ( metode sederhana, KB pil, suntik KB).

2. Umur 20-30 tahun adalah fase menjarangkan kehamilan. Syarat kontrasepsi yang diperlukan untuk fase ini adalah :

 efektifitasnya tinggi

 reversibilitas juga cukup tinggi yaitu kemampuan mengembalikan

kesuburan juga cukup tinggi. Prioritas penggunaan alat kontrasepsi :

 metode kontrasepsi efektif (kecuali kontap)  metode sederhana

3. Umur lebih dari 30 tahun adalah fase mengakhiri kehamilan. Syarat kontrasepsi yang diperlukan adalah :

 metode kontrasepsi efektif (terutama kontap)  metode sederhana

Umur reproduksi bagi seorang wanita dimulai sejak 12-45 tahun, sedangkan usia subur pria dimulai antara 12 atau 15 tahun hingga tak terbatas, (PKBI, 2001).

B. Paritas

Paritas adalah keadaan kelahiran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Sedangkan menurut (Siswosudarmo, 2008) paritas adalah jumlah janin dengan berat  badan lebih dari 500 gram atau lebih, yang pernah dilahirkan, hidup, atau mati. Bila  berat badan tidak diketahui, maka dipakai batas umur kehamilannya 24 minggu.

Berdasarkan pengertian tersebut maka paritas mempengaruhi jenis alat kontrasepsi.

C. Pekerjaan Suami

Pekerjaan adalah suatu yang kegiatan yang dilakukan / dikerjakan oleh suami untuk mendapatkan nafkah.

(23)

2.4 Jenis Kontrasepsi

2.4.1 Kontrasepsi Hormonal Kombinasi

Merupakan pil kontrasepsi oral kombinasi yang menggunakan estrogen dan  progesteron untuk mencegah kehamilan

A. Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja pil kombinasi adalah dengan cara menekan gonadotropin releasing hormon. Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah penurunan sekresi luitenezing hormon (LH), dan sedikit folikel stimulating hormon. Dengan tidak adanya  puncak LH, maka ovulasi tidak terjadi.

Disamping itu, ovarium menjadi tidak aktif, dan pematangan folikel terhenti. Lendir sevik juga mengalami perubahan, menjadi lebih kental, gambaran daun pakis menghilang, sehingga penetrasi sperma menurun (Siswosudarmo,et al. 2001, hlm 15) B. Efektiffitas

Pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99% efektif mencegah kehamilan. Namun, pada pemakaian yang kurang seksama, efektifitasnya masih mencapai 93% (Everett, 2008, hlm.119).

C. Keuntungan

1. Mudah menggunakannya

2. Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur yang masih muda

3. Mengurangi dismenoroe pada saat menstruasi 4. Dapat mencegah defisiensi zat besi

5. Mengurangi resiko kanker ovarium 6. Tidak mempengaruhi produksi ASI D. Keterbatasan

1. Harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama

2. Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIV /AIDS

3. Tidak dapat diberikan pada wanita yang sedang menyusui karena dapat mengurangi asi (Saifuddin, 2004, hal. MK 29 ).

E. Jenis Pil Kombinasi

Ada tiga jenis pil kombinasi :

1. Pil monofasik, berisi esterogen dan progesteron dalam jumlah sama yang digunakan selama 21 hari.

(24)

2. Pil bifastik, adalah pil 21 hari yang berisi esterogen dalam jumlah yang sama

selama penggunaan paket tetapi ada pil yang memiliki dua kadar progesteron yang  berbeda di dalamnya.Biasanya pil ini di beri kode yang dengan warna yang

 berbeda.

3. Pil trifasik, adalah pil 21 hari yang berisi jumlah esterogen yang bervariasi

(biasanya dua kadar yang berbeda) selama paket penggunaan tetapi memiliki tiga kadar progestero, yang berbeda di dalamnya, yang di beri kode warna.

Macam-Macam Contoh Obat:  Estradiol+Dienogest

Indikasi kontrasepsi oral, perdarahan menstruasi yang berlebihan pada wanita tanpa kondisi patologi organik (disfungsi perdarahan uterus) yang menggunakan kontrasepsi oral.

Peringatan risiko tromboembolisme, tumor, wanita dengan atau riwayat hipertrigliseridemia berisiko tinggi terkena pankreatitis setelah  penggunaan obat ini, penyakit Chron’s  dan kolitis ulseratif,

kloasma.

Interaksi penggunaan bersama penginduksi enzim (fenitoin, barbiturat,  pirimidon, karbamazepin, rifampisin, okskarbazepin, topiramat, felbamat, dan griseovulvin) meningkatkan bersihan hormon kelamin, rifampisin menurunkan konsentrasi sehingga efek kontrasepsi oral menurun, HIV protease (ritonavir) dan  penghambat enzim transkriptase pembalik non-nukleosida ( Non-nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors) meningkatkan metabolisme hepatik sehingga menurunkan efek kontrasepsi oral, antibiotik (penisilin, tetrasiklin) mengurangi konsentrasi estradiol, penghambat CYP3A4 (ketokonazol, eritromisin, simetidin, verapamil, diltiazem, antidepresan dan grapefruit juice) meningkatkan konsentrasi plasma dienogest, kontrasepsi steroid dapat memberikan hasil tes laboratorium meningkat seperti parameter biokimia hati, tiroid,

(25)

adrenal dan fungsi ginjal, kadar plasma protein, parameter metabolisme karbohidrat, parameter koagulasi dan fibrinolisis. Kontraindikasi riwayat tromboembolisme (trombosis vena berat, emboli paru, infark miokard) atau kejadian serebrovaskular, riwayat  prodromi trombosis (transient ischaemic attack /TIA, angina  pektoris), riwayat migrain dengan gejala neurologik fokal, diabetes mellitus dengan komplikasi vaskular, pankreatitis atau riwayat pankreatitis akibat hipertrigliseridemia berat, penyakit hati berat selama nilai fungsi hati belum kembali normal, tumor hati dan riwayat tumor hati (jinak atau ganas), malignan (organ genital atau payudara) yang dipengaruhi hormon seks,  perdarahan vagina yang tidak terdiagnosa, kehamilan,

hipersensitivitas.

Efek Samping umum: sakit kepala, nyeri abdomen, mual, akne, amenore, dismenore, rasa tidak nyaman pada payudara, dismenorea,  perdarahan diantara siklus haid (metrorrhagia), peningkatan  berat badan

Dosis 1 tablet setiap hari pada jam yang sama selama 28 hari. Kemasan berikutnya dimulai satu hari setelah tablet terakhir dari kemasan sebelumnya, penghentian perdarahan biasanya dimulai selama minum tablet terakhir dari satu siklus dan terus  berlanjut pada kemasan berikutnya, pada beberapa wanita,  perdarahan dapat muncul setelah tablet pertama dari kemasan  berikutnya.

 Etinilestradiol + drospirenon

Indikasi Kontrasepsi oral, yang mempunyai efek antimineral kortikoid dan antiandrogenik yang juga bermanfaat untuk wanita yang mempunyai gejala dan riwayat retensi cairan yang  berhubungan dengan hormon, dan untuk wanita yang  berjerawat dan seborrhea.

(26)

Peringatan Kehamilan dan menyusui Obat ini tidak diindikasikan selama kehamilan. Jika terjadi kehamilan selama penggunaan Obat ini, maka pemberian tablet harus segera dihentikan. Laktasi dapat dipengaruhi oleh KOK yaitu adanya pengurangan jumlah dan perubahan komposisi air susu ibu, selanjutnya penggunaan KOK tidak dianjurkan sampai selesai masa menyusui.

Interaksi terjadi peningkatan bersihan hormon sex menjadi petunjuk adanya pendarahan dan kegagalan kontrasepsi oral. Hal tersebut terjadi dengan adanya hidantoin, barbiturat, primidon, karbamazepin dan rifampisin; juga dicurigai dengan okskarbazepin, topiramat, felbamat dan griseovulfin. Mekanisme interaksi ini berdasarkan adanya enzim di hati. Induksi enzim maksimal umumnya tidak terlihat pada minggu ke 2-3 tetapi kemudian bertahan selama minggu ke 4 setelah terapi dihentikan. Kegagalan kontrasepsi juga dilaporkan dengan adanya antibiotik, seperti ampisilin dan tetrasiklin. Metabolit drospirenon dalam plasma dihasilkan tanpa pengaruh sistem sitokrom P450. Penghambatan sistem enzim ini tidak mempengaruhi metabolisme drospirenon.

Kontraindikasi Adanya riwayat trombosis vena atau arteri atau tromboemboli (seperti venous thrombosis, pulmonary embolism, infark miokard) atau pada kecelakaan cerebrovascular . Ada riwayat prodromi thrombosis (serangan iskemia, angina  pektoris). Riwayat migrain dengan gejala neurologik fokal. Faktor risiko untuk trombosis arteri yaitu diabetes melitus, hipertensi berat, severe dyslipoproteinemia. Faktor penyebab  bawaan terjadinya trombosis vena atau arteri seperti APC-resistance, defisiensi antitrombin III, defisiensi Activated  Protein C (APC), defisiensi protein S, hyperhomocys-teinemia anti phospolipid-antibodies (anticardiolipin-antibodies, lupus anticoagulant). Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya thrombosis vena atau arteri. Pankreatitis atau penderita dengan riwayat hipertrigliseridemia  berat. Penyakit hati berat atau fungsi hati tidak kembali normal. Insufisiensi ginjal atau gagal ginjal akut. Kanker hati (benign atau malignant ). Karsinoma payudara dan atau genital. Pendarahan vaginal yang tidak terdiagnosa. Kehamilan. Hipersensitivitas terhadap zat aktif atau zat tambahan.

(27)

Efek Samping Payudara: tenderness, nyeri, pembesaran, sekresi; sistem saraf  pusat: sakit kepala, migrain, perubahan libido, depresi; saluran  pencernaan: mual, muntah dan keluhan lain pada saluran cernal; kulit: kelainan kulit seperti rash, erythema nodosum, erythema multiforme; urogenital: perubahan dalam sekresi vaginalmata: intoleransi lensa kontak; lain-lain: retensi cairan,  perubahan berat badan, reaksi hipersensitivitas

Dosis Tablet harus diminum setiap hari sesuai petunjuk dalam kemasan, jangan diminum satu jam sebelum atau sesudah makan. Tablet dimakan setiap hari selama 21 hari secara  berurutan. Tiap kemasan berikutnya dimulai setelah interval 7 hari tidak minum tablet, selama tidak makan obat biasanya terjadi menstruasi. Biasanya mulai pada hari ke 2-3 setelah tablet terakhir diminum dan berhenti sebelum kemasan  berikutnya dimulai.

 Kontrasepsi oral kombinasi

Indikasi Kontrasepsi; gangguan haid.

Peringatan Faktor risiko untuk penyakit vaskular; diabetes mellitus; riwayat  penyakit arterial dalam keluarga terutama saudara kandung  berusia di bawah 45 tahun; varises; depresi berat; imobilisasi

lama; sickle cell anemia; penyakit radang usus.

Kontraindikasi Kehamilan, risiko tinggi untuk penyakit arterial; riwayat  penyakit tromboemboli; keadaan yang meningkatkan risiko

tromboemboli, misalnya profil lipid yang aterogenik atau kelainan koagulasi protrombotik; migren berat, fokal, dan

 bertambah berat; tia tanpa sakit kepala; penyakit hati; hepatitis;  porfiria; ikterus kolestatik; batu empedu; karsinoma payudara

atau genital; perdarahan vagina yang belum didiagnosis; wanita menyusui.

Efek Samping Mual, muntah, sakit kepala, nyeri payudara, berat badan  bertambah, trombosis, perubahan libido, kloasma, depresi,

(28)

tumor hati, perdarahan haid berkurang, perdarahan bercak pada awal daur, tidak adanya perdarahan putus obat.

Dosis 1 tablet tiap hari pada jam yang sama; dilanjutkan sesuai dengan  petunjuk pada pak obat; bila terlambat 12 jam makan pil, daya kontrasepsinya berkurang. Pak pertama dimulai pada hari  pertama daur haid; bila terlambat memulai, sebaiknya gunakan

kontrasepsi pelindung selama 7 hari pertama.

Sediaan monofasik 21 tablet: setelah selesai 1 pak, berikan tenggang waktu 7 hari sebelum mulai dengan pak yang baru. Sediaan monofasik 28 tablet: setelah selesai 1 pak, langsung dilanjutkan dengan pak yang baru.

Sediaan trifasik: mulai dengan tablet berjumlah 6 pada hari  pertama daur haid.

 Sediaan: lihat tabel di bawah ini.

Komponen estrogen

Komponen

progestin Jumlah tablet Nama dagang

1. Monofasik  Etinilestradiol 20 mcg Desogestrel 150 mcg 28 Mercilon 28 Etinilestradiol 30 mcg Gestoden 75 mcg 28 Gynera Desogestrel 150 mcg 28 Marve lon 28

(29)

Levonorgestrel 150 mg 28 Microgynon 28 Nordette 28 28 Planotab 21 Loette 21 2. Trifasik  Etinilestradiol 50 mcg Linestrenol 2,5 mg 22 Lyndiol Linestrenol 1 mg 28 Ovostat 28 Etinilestradiol 30 mcg Levonorgestrel 50 mg 6 (coklat) Trinordiol 21 Etinilestradiol 40 mcg Levonorgestrel 50 mg 5 (putih) Trinordiol 28 Etinilestradiol 30 mcg Levonorgestrel 125 mg 10 7 Triquilar ED  ETINILESTRADIOL + GESTODEN

Indikasi untuk mencegah kehamilan (kontrasepsi).

Peringatan faktor risiko tromboembolisme; kelainan arteri dan migren; hiperprolaktinemia; riwayat depresi berat yang diinduksi oleh kontrasepsi hormonal; penyakit anemia sickle sel; peradangan saluran cerna termasuk penyakit Chron; tekanan darah tinggi.

(30)

Interaksi dengan obat untuk epilepsi (misalnya primidon, fenitoin,

 barbiturat) dan tuberkulosa (misalnya rifampisin); dan antibiotika untuk beberapa penyakit infeksi lainnya (misalnya ampisilin, tetrasiklin, griseofulvin).

Kontraindikasi: sedang atau pernah mengalami tromboembolisme; kelainan arteri dan migren; sedang atau pernah mengalami suatu kondisi yang mungkin gejala awal dari serangan jantung (misalnya pada angina pektoris atau nyeri dada) atau stroke (misalnya serangan iskemik transien atau stroke ringan yang menetap); diabetes mellitus dengan kerusakan pembuluh darah; ikterus (kulit yang menguning) atau penyakit hati yang berat; sedang atau pernah menderita tumor jinak atau ganas pada hati; mengalami

 perdarahan vagina yang tidak terdeteksi; hamil atau merasa hamil; alergi terhadap bahan-bahan yang ada dalam sediaan; mengalami Sindrom Dubin Johnson & Sindrom Rotor; penyakit anemia sickle cell, gangguan metabolisme lemak; mempunyai riwayat herpes pada waktu hamil dan otosklerosis yang

memburuk selama kehamilan.

Efek Samping risiko terjadinya trombosis. Efek samping yang dapat terjadi ini dapat dijumpai pada bulan-bulan awal pemakaian pil KB dan  biasanya akan berkurang bila dipakai terus; penegangan

 payudara; nyeri dan bersekresi; sakit kepala; perubahan dorongan seksual; penurunan libido; intoleransi lensa kontak; mual, muntah dan perasaan tidak sehat; perubahan sekresi vagina; macam-macam reaksi kulit; retensi cairan; perubahan berat badan; reaksi hipersensitivitas; perubahan siklus menstruasi.

Dosis 1 tablet setiap hari pada jam yang sama dengan mengikuti arah  panah sampai 21 pil telah diminum semuanya, pemberian diulang

setelah interval 7 hari tidak minum pil. Kemasan berikutnya dimulai pada hari ke 8 siklus menstruasi.

(31)

2.4.2 Kontrasepsi Progesteron

A. Kontrasepsi Oral Progesteron (KOP)

Walaupun angka kegagalannya lebih tinggi daripada Kontrasepsi Oral Kombinasi (KOK), kontrasepsi oral progesteron (KOP) merupakan alternatif kontrasepsi hormonal bagi wanita yang tidak dapat menerima estrogen, termasuk  pasien dengan riwayat trombosis vena. KOP ini cocok untuk wanita lansia, perokok  berat, penderita hipertensi, kelainan katup jantung, diabetes melitus, atau migrain. Dengan KOP ini ketidakteraturan pola haid lebih sering terjadi pada awal  penggunaannya tapi akan teratasi setelah penggunaan jangka panjang.

1. Interaksi

Efektivitas KOP tidak dipengaruhi oleh antibakteri yang tidak menginduksi enzim hati. Tetapi efektivitas KOP dikurangi oleh obat penginduksi enzim, sehingga dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi alternatif atau tambahan selama penggunaan obat atau 4 minggu setelah penghentian obat.

2. Pembedahan

Semua KOP (termasuk bentuk injeksi) dapat digunakan sebagai alternatif dari KOK sebelum pelaksanaan pembedahan besar, pembedahan pada kaki atau  pembedahan yang mempengaruhi immobilisasi jangka panjang lengan bawah.

Mulai pemberian 1 tablet perhari, dimulai hari pertama siklus dan diminum pada waktu yang sama setiap hari (jika terlupa minum lebih dari 3 jam, daya lindung obat hilang). Tidak perlu tambahan kontrasepsi saat memulai minum obat. Berubah dari KOK, mulai segera setelah menyelesaikan paket KOK tanpa melakukan interval bebas (jika menggunakan tablet ED, abaikan tablet inaktif). Setelah melahirkan, mulai setelah 3 minggu melahirkan (meningkatkan breakthrough bleeding jika diberikan lebih awal), tidak mempengaruhi menyusui.

3. Lupa Minum Pil

Bila 1 pil terlupa, segera makan saat disadari, dan lanjutkan jadwal yang biasa. Bila terlambat 3 jam makan pil, maka daya lindung pil hilang. Lanjutkan makan  pil, tetapi jangan lakukan sanggama selama 7 hari berikutnya atau gunakan

kondom.

(32)

Muntah dalam waktu 2 jam setelah pemberian kontrasepsi oral atau terjadi diare yang sangat berat dapat mengganggu absorpsi. Diperlukan kontrasepsi tambahan selama muntah/diare dan 2 hari setelah sembuh.

Contoh Kontrasepsi Oral Progesteron  Kontrasepsi oral progestin

Indikasi Kontrasepsi

Kontraindikasi kehamilan, risiko tinggi untuk penyakit arterial; tumor hati;  porfiria; karsinoma payudara atau genital; perdarahan vagina

yang belum didiagnosis; setelah pengangkatan mola hidatidosa. Dosis 1 tablet setiap hari pada jam yang sama; mulai pada hari pertama

daur haid; bila terlambat 3 jam makan pil, maka harus dianggap telah "kelupaan pil", lihat keterangan di atas. Catatan:  penggantian sediaan dari KOK langsung dilakukan setelah pil

aktif yang terakhir.

Peringatan penyakit jantung; riwayat kehamilan ektopik; kista ovarium; sindrom malabsorpsi; hepatitis aktif; ikterus kolestatik; riwayat ikterus saat hamil

Interaksi obat penginduksi enzim menurunkan kadar hormon.

Efek samping kekacauan pola haid; mual, muntah, sakit kepala; nyeri payudara, depresi, perubahan berat badan, kelainan kulit.

 Desogestrel

Indikasi kontrasepsi oral.

Kontraindikasi diketahui atau diduga hamil; gangguan tromboembolik vena yang aktif; adanya atau riwayat penyakit hati yang berat dengan nilai fungsi hati tidak bisa kembali normal; tumor yang tergantung  progesteron; perdarahan vagina yang tidak terdiagnosa;

(33)

Dosis Tablet diminum dengan air secukupnya setiap hari dan pada waktu yang kurang lebih sama sesuai dengan petunjuk arah pada kemasan. 1 tablet diminum setiap hari selama 28 hari secara  berturutan. Kemasan berikutnya harus dimulai segera setelah

kemasan lama habis.

Peringatan risiko kanker payudara; kanker hati; riwayat gangguan thromboemboli; diabetes; pernah mengalami kehamilan ektopik; riwayat kloasma gravidarum.

Interaksi dengan hidantoin barbiturat, pirimidon, karbamazepin, rifampisin; okskarbamazepin, rifabutin, rosiglitazon, felbamat dan griseofulvin atau obat yang menginduksi enzim hepatik disarankan untuk sementara menggunakan metode pelindung lain selain menggunakan desogestrel, misalnya selama waktu  penggunaan bersama obat dan selama kurang lebih 7 hari setelah obat dihentikan. Pada wanita yag menggunakan rifampisin, metode pelindung tambahan sebaiknya digunakan selama waktu  pemberian rifampisin dan selama 28 hari setelah penggunaannya dihentikan. Dengan medical charcoal , efikasi mungkin  berkurang.

Efek samping sakit kepala; peningkatan berat badan; sakit pada payudara; mual;  perdarahan ireguler; amenore; jerawat; perubahan suasana hati;  penurunan libido.

 Desogestrel + etinil estradiol Indikasi Kontrasepsi

Kontraindikasi Diketahui atau diduga hamil, gangguan tromboembolik vena yang aktif, riwayat trombosis arterial (infark miokard, gangguan  pembuluh darah otak) atau kondisi prodormal (stroke ringan, angina pektoris), diketahui kecenderungan trombosis vena atau arteri seperti resistensi Protein C teraktivasi (APC), defisiensi antitrombin III, defisiensi protein C, defisiensi protein

(34)

S, hiperhomosisteinemia, dan antibodi antifosfolipid, tumor yang tergantung progesteron, perdarahan vagina yang tidak terdiagnosa, riwayat migrain dengan gejala saraf fokal, diabetes melitus yang berhubungan dengan vaskular, operasi besar dengan imobilisasi berkepanjangan, riwayat pankreatitis yang terkait dengan hipertrigliseridemia berat, riwayat penyakit hati berat dengan nilai fungsi hati tidak bisa kembali normal, riwayat tumor hati, keganasan (organ genital atau payudara) yang dipengaruhi oleh steroid kelamin, hipersensitivitas.

Dosis 1 tablet sehari, pada waktu yang sama dengan sedikit air. Dimulai dengan tablet yang besar (aktif) selama 21 hari berturut-turut diikuti dengan tablet kecil selama 7 hari.

Peringatan Gangguan peredaran darah (risiko tromboemboli vena dan arteri), risiko kanker serviks, risiko kanker payudara, tumor hati, hipertrigliseridemia atau riwayat pada keluarga: risiko  pankreatitis, penyakit Crohn dan kolitis ulserasi, diabetes melitus, riwayat kehamilan ektopik, riwayat kloasma gravidarum. Interaksi obat penginduksi enzim menurunkan kadar hormon.

Efek samping Umum: perubahan suasana hati, sakit kepala, mual, sakit pada  perut, nyeri pada payudara. Tidak umum: retensi cairan,  penurunan libido, migrain, muntah, diare, ruam, urtikaria,  pembesaran payudara. Jarang : hipersensitivitas, peningkatan libido, intoleransi kontak lensa, tromboembolik arterial dan vena, eritema nodusum, eritema multiform, keluar cairan dari vagina, keluar cairan dari payudara, penurunan berat badan.

 Levonorgestrel

Indikasi kontrasepsi darurat yang dapat digunakan untuk mencegah kehamilan sebelum 72 jam setelah intercourse. Sebagai kontrasepsi darurat, diindikasikan untuk sexual intercourse yang

(35)

tidak terlindungi termasuk: bila tidak menggunakan kontrasepsi,  bila metode kontrasepsi gagal, dalam kasus pemerkosaan.

Kontraindikasi selain pada kehamilan, tidak ada kontraindikasi medis absolut untuk penggunaan levonorgestrel. Dalam kasus pendarahan vagina tanpa diketahui sebabnya, penyakit hepar dan empedu, mempunyai riwayat gestational jaundice, kanker payudara, kanker ovarium atau kanker uterus, thrombophlebitis atau kelainan thromboembolik, penyakit serebro vaskular atau arteri koroner, neoplasma, pendarahan genital abnormal yang tidak didiagnosa, diketahui atau diperkirakan hamil, levonorgestrel diberikan setelah pertimbangan yang hati-hati terhadap rasio kemanfaatan/risiko.

Dosis dua tablet levonorgestrel (1,5 mg) sekaligus secepat mungkin, sebaiknya dalam 12 jam namun tidak boleh lebih dari 72 jam setelah intercourse. Levonorgestrel dapat diberikan selama siklus menstruasi. Jika terjadi muntah dalam 3 jam setelah pemberian, dosis diulang kembali.

Peringatan digunakan dengan ekstra hati-hati pada kasus asma, gagal  jantung, hipertensi, migrain, epilepsi, gangguan ginjal, diabetes mellitus, hiperlipidemia, depresi, thrombophlebitis, penyakit tromboembolik atau stroke, merokok dan gangguan fungsi hati. Pemeriksaan medis segera diperlukan apabila efek samping terjadi selama obat digunakan. Nyeri dada yang tajam, batuk  berdarah atau nafas pendek dengan tiba-tiba, nyeri pada betis, kehilangan penglihatan seluruhnya dengan tiba-tiba, breast lump, nyeri perut berat, atau kuning pada kulit atau bola mata. Tidak untuk pemakaian rutin.

Interaksi pemberian bersamaan dengan ampisilin, rifampisin, kloramfenikol, neomisin, sulfonamida, tetrasiklin, barbiturat dan fenilbutazon, fenitoin, griseofulvin, karbamazepin dan pirimidon dapat menurunkan efek kontrasepsi.

(36)

Efek samping mual; muntah; pendarahan uterus yang tidak teratur; breast tenderness, sakit kepala; pusing dan fatigue.

B. Kontrasepsi Injeksi Progestin (KIP) dan Plester

Kontrasepsi injeksi progestin (KIP) merupakan kontrasepsi berupa suntikan yang hanya mengandung hormon sistesis progesteron.

Ada beberapa mekanisme kontrasepsi hormonal antara lain dengan penggunaan estrogen dan progestin terus menerus terjadi penghambatan sekresi GnRH dan gonadotropin sedemikian rupa hingga tidak terjadi perkembangan folikel dan tidak terjadi ovulasi. Progestin akan menyebabkan bertambah kentalnya mukus serviks sehingga penetrasi sperma terhambat, terjadi gangguan keseimbangan hormonal dan hambatan progesteron menyebabkan hambatan gangguan pergerakan tuba (Anonim, 2007).

Kontrasepsi suntikan adalah obat pencegahan kehamilan yang pemakaiannya dilakukan dengan jalan penyuntikan obat tersebut pada ibu yang subur. Mekanisme kontrasepsi suntikan dalam pencegahan kehamilan :

1. Menghalangi terjadinya ovulasi

2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma

3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi

4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba (Saifuddin, 2003) Contoh Obat

 Kontrasepsi Injeksi Kombinasi (KIK) Indikasi Kontrasepsi; gangguan haid.

Peringatan Faktor risiko untuk penyakit vaskular; diabetes mellitus; riwayat  penyakit arterial dalam keluarga terutama saudara kandung berusia di  bawah 45 tahun; varises; depresi berat; imobilisasi lama; sickle cell

anemia; penyakit radang usus.

Interaksi Efektivitas dari kontrasepsi oral kombinasi maupun yang hanya mengandung progesteron akan menurun jika berinteraksi dengan obat yang menginduksi aktivitas enzim hepatik (misalnya karbamazepin, griseofulvin, modafinil, nelfinavir, nevirapin, okskarbazepin, fenitoin,

(37)

fenobarbital, ritonavir, topiramat, rifabutin serta rifampisin). Kondom dan juga kontrasepsi kerja panjang seperti kontrasepsi injeksi, lebih tepat untuk pasien dengan infeksi HIV atau dengan risiko infeksi HIV dan saran tentang kemungkinan interaksi dengan obat antiretrovirus sebaiknya diberikan oleh dokter spesialis yang menangani HIV

Kontraindikasi Kehamilan, risiko tinggi untuk penyakit arterial; riwayat penyakit tromboemboli; keadaan yang meningkatkan risiko tromboemboli, misalnya profil lipid yang aterogenik atau kelainan koagulasi  protrombotik; migren berat, fokal, dan bertambah berat; TIA tanpa sakit

kepala; penyakit hati; hepatitis; porfiria; ikterus kolestatik; batu empedu; karsinoma payudara atau genital; perdarahan vagina yang  belum didiagnosis; wanita menyusui.

Efek Samping Mual, muntah, sakit kepala, nyeri payudara, berat badan bertambah, trombosis, perubahan libido, kloasma, depresi, hipertensi, iritasi pada lensa kontak, gangguan fungsi hati, tumor hati, perdarahan haid  berkurang, perdarahan bercak pada awal daur, tidak adanya perdarahan  putus obat.

Dosis Injeksi intramuskular 0,5 mL dengan selang 30 hari.

 Medroksi Progesteron Asetat

Indikasi Desogestrel, etinodiol, gestoden, levonogestrel, noretisteron dan norgestimat digunakan dalam kontrasepsi oral kombinasi dan kontrasepsi progestogen saja

Peringatan Progestogen sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada keadaan yang dapat memperburuk retensi cairan misalnya epilepsi, hipertensi, migrain, asma, gagal jantung atau gagal ginjal dan pasien yang cenderung mengalami tromboemboli (perhatian khusus pada dosis tinggi). Hati-hati bila diberikan pada pasien

Interaksi Progestogen telah digunakan untuk mencegah aborsi spontan pada wanita dengan riwayat keguguran berulang (kecenderungan aborsi) tapi

(38)

tidak ada bukti mengenai manfaatnya dan pemberian tidak dianjurkan. Pada wanita hamil dengan gejala antibodi antifosfolipid yang menderita keguguran berulang, pemberian asetosal dosis rendah dan dosis  pencegahan (profilaksis) dengan heparin berat molekul rendah dapat menurunkan risiko keguguran (penggunaan hanya di bawah  pengawasan dokter spesialis). Pada anak dengan penundaan  pertumbuhan ciri seks sekunder, progestogen berkala ditambahkan setelah terapi dengan estrogen selama 12-18 bulan untuk memantapkan siklus menstruasi.

Kontraindikasi Progestogen sebaiknya dihindari pada pasien dengan riwayat tumor hati, dan gangguan hati berat. Juga kontraindikasi pada pasien dengan kanker kelamin dan payudara (kecuali progestogen digunakan dalam  pengobatan penyakit ini), penyakit arteri berat, pendarahan vagina yang tidak terdiagnosa dan porfiria. Progestogen tidak boleh digunakan jika ada riwayat idiopatik jaundice, gatal-gatal berat atau pemphigoid gestationis selama kehamilan.

Efek samping Berupa gangguan pola haid; gangguan menstruasi, gejala mirip  pramenstruasi (termasuk kembung, kekurangan cairan, breast tenderness), berat badan bertambah, mual, sakit kepala, pusing, insomnia, mengantuk, depresi, reaksi kulit, (termasuk urtikaria,  pruritus, kemerahan dan jerawat), hirsutisme, alopesia. Reaksi

anafilaktik dan penyakit kuning juga pernah dilaporkan.

Dosis Kanker payudara: 0,4 - 1,5 g per hari. Kanker endometrium, kanker  prostat: 100-500 mg/hari.

Oral, 2,5-10 mg/hari selama 5-10 hari dimulai pada hari ke 16-21 siklus, diulang selama 2 siklus pada perdarahan disfungsi uterus dan 3 siklus  pada amenorea sekunder. Endometriosis ringan sampai sedang, 10 mg 3 kali/hari selam 90 hari berturut-turut, dimulai pada hari pertama siklusProgestogenik berlawanan estrogen TSH, 10 mg/hari selama 14 hari terakhir dari tiap siklus 28 hari estrogen TSH.

(39)

 Noretisteron Enantat Indikasi Kontrasepsi

Peringatan Penyakit jantung; riwayat kehamilan ektopik; kista ovarium; sindrom malabsorpsi; hepatitis aktif; ikterus kolestatik; riwayat ikterus saat hamil.

Interaksi Penyakit jantung; riwayat kehamilan ektopik; kista ovarium; sindrom malabsorpsi; hepatitis aktif; ikterus kolestatik; riwayat ikterus saat hamil.

Kontraindikasi Kehamilan, risiko tinggi untuk penyakit arterial; tumor hati; porfiria; karsinoma payudara atau genital; perdarahan vagina yang belum didiagnosis; setelah pengangkatan mola hidatidosa.

Efek samping Kekacauan pola haid; mual, muntah, sakit kepala; nyeri payudara, depresi, perubahan berat badan, kelainan kulit.

Dosis Endometriosis, 10-5 mg/hari selama 4-6 bulan atau lebih, dimulai pada hari ke-5 siklus (jika pendarahan timbul dosis ditingkatkan sampai 20-25 mg/hari, dosis dikurangi setelah pendarahan berhenti). Perdarahan disfungsi uterus, menorrhagia, 5 mg 3 kali/hari selama 10 hari untuk menghentikan pendarahan; 5 mg 2 kali/hari dari hari ke 19-26. Dismenorea, (lihat keterangan di atas), 5 mg 3 kali/hari dari hari ke 5-24 siklus Sindrom premestruasi, 5 mg 2-3 kali/hari dari hari ke 19- 26 selama beberapa siklus (tetapi tidak dianjurkan)  Posponement of menstruation, 5 mg 3 kali/hari dimulai 3 hari sebelum mulai menstruasi (menstruasi timbul 2-3 hari setelah obat dihentikan) Progestogenik  berlawanan estrogen TSH.

C. Alat Kontrasepsi Dari Rahim (AKDR) Progesteron 1. Pengertian Intra Uterin Devices (IUD) /AKDR

AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan kedalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua  perempuan usia reproduktif (Handayani,2010,p.139)

(40)

AKDR sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang (dapat sampai AKDR sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun:CuT 380A) Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak Pemasangan 10 tahun:CuT 380A) Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan Dapat dipakai oleh semua perempuan dan pencabutan memerlukan pelatihan Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada

usia reproduksi Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksiinfeksi menular seksual (IMS)

menular seksual (IMS)

AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan AKDR AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa bulan dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa bulan  pertama

 pertama Kemungkinan Kemungkinan terjadi terjadi perdarahan perdarahan atau atau spotting spotting beberapa beberapa hari hari setelahsetelah  pemasangan Perdarahan menstruasi biasanya

 pemasangan Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih lama dan akan lebih lama dan lebih banyaklebih banyak AKDR mungkin dilepas setiap saat atas kehendak kliennya Jelaskan pada klien AKDR mungkin dilepas setiap saat atas kehendak kliennya Jelaskan pada klien  jenis AKDR apa y

 jenis AKDR apa yang digunakan, ang digunakan, kapan akan dilepas dan kapan akan dilepas dan berikan kartu tentangberikan kartu tentang informasi semua ini AKDR tidak melindungi diri terhadap IMS termasuk virus informasi semua ini AKDR tidak melindungi diri terhadap IMS termasuk virus AIDS. Apabila pemasangannya berisiko, mereka harus menggunakan kondom AIDS. Apabila pemasangannya berisiko, mereka harus menggunakan kondom seperti halnya AKDR

seperti halnya AKDR

Gambar Alat kontrasepsi Gambar Alat kontrasepsi 2.

2. Jenis-jenis Intra Uterin Devices (IUD) /AKDRJenis-jenis Intra Uterin Devices (IUD) /AKDR

Macam IUD menurut Handayani(2010, p.140-141) dikategorikan menjadi 2 Macam IUD menurut Handayani(2010, p.140-141) dikategorikan menjadi 2 yaitu:

yaitu:

 AKDR non hormonalAKDR non hormonal

Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4 Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4 karenaberpuluh- puluh

 puluh macam macam AKDR AKDR telah telah dikembangkan.Mulai dikembangkan.Mulai dari11generasidari11generasi  pertamayang

 pertamayang terbuat terbuat dari dari benang benang sutera sutera dan dan logam logam sampaigenerasisampaigenerasi  plastik (polietilen),baik yang ditambah obat ataupun tidak

(41)

 Menurut bentuknya AKDR d

 Menurut bentuknya AKDR di bagi menjadi 2i bagi menjadi 2

-- Bentuk terbuka (oven device)Misalnya : Lippes Loop, CUT, Cu-Bentuk terbuka (oven device)Misalnya : Lippes Loop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload,

7. Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T.Nova-T.

-- Bentuk tertutup (closed device) Misalnya: Ota-Ring,Atigon,danBentuk tertutup (closed device) Misalnya: Ota-Ring,Atigon,dan Graten Berg Ring.

Graten Berg Ring.

 Menurut Tambahan atau MetalMenurut Tambahan atau Metal

-- Medicatet IUDMedicatet IUD

Misalnya: Cu T 200(daya kerja 3 tahun), Cu T 220

Misalnya: Cu T 200(daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya kerja 3(daya kerja 3 tahun), Cu T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380 A(daya kerja 8 tahun), Cu T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380 A(daya kerja 8 tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 (daya tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3 tahun).

kerja 3 tahun). -- Un Medicated IUDUn Medicated IUD

Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil,Antigon. Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil,Antigon. Cara insersi lippes loop : Push Out

Cara insersi lippes loop : Push Out -- IUD yang mengandung hormonalIUD yang mengandung hormonal

Progestas

Progestasert - T ert - T = Alza= Alza Panjang 36 mm,lebar 32 mm,dengan 2Panjang 36 mm,lebar 32 mm,dengan 2 lembar benang ekor warna hitam. Mengandung 38 mg lembar benang ekor warna hitam. Mengandung 38 mg  progesterone

 progesterone dan dan barium barium sulfat, sulfat, melepaskan melepaskan 65 65 mcgmcg  progesterone per

 progesterone per hari 12. hari 12. Tabung Tabung insersinya terbentuk insersinya terbentuk lengkung.lengkung. Teknik insersi: plunging (Modified Withdrawal)

Teknik insersi: plunging (Modified Withdrawal) LNG-20

LNG-20 Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel,denganMengandung 46-60 mg Levonorgestrel,dengan  pelepasan 20 mcg

 pelepasan 20 mcg per hari. Sedang di per hari. Sedang di teliti di teliti di Finlandia. AngkaFinlandia. Angka kegagalan/kehamilan agak terendah : <0,5 per 100 wanita per kegagalan/kehamilan agak terendah : <0,5 per 100 wanita per tahun. Penghentian pemakaian oleh karena tahun. Penghentian pemakaian oleh karena persoalan- persoalanperdarahan

 persoalanperdarahan ternyata ternyata lebih lebih tinggi tinggi dibandingkan dibandingkan IUDIUD lainya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan haid lainya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan haid yang sangat sedikit.

yang sangat sedikit.

 Mekanisme Kerjamenurut Hartanto (2004, p.205-206).Mekanisme Kerjamenurut Hartanto (2004, p.205-206).

AKDR akan berada dalam uterus, bekerja terutama mencegah AKDR akan berada dalam uterus, bekerja terutama mencegah terjadinya pembuahan (fertilisasi)dengan mengahalangi terjadinya pembuahan (fertilisasi)dengan mengahalangi  bersatunyaovum

 bersatunyaovum dengan dengan sperma, sperma, mengurangi mengurangi jumlah jumlah sperma sperma yangyang mencapai itu bafalopi dan menginaktifasikan sperma. Ada beberapa mencapai itu bafalopi dan menginaktifasikan sperma. Ada beberapa mekanisme cara kerja AKDR sebagai berikut :

Gambar

Gambar Alat kontrasepsiGambar Alat kontrasepsi 2.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil uji analisis dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing memberikan pengaruh lebih besar dan

Pada inkontinensia urin, inervasi tidak terjadi dengan baik menyebabkan uretra tidak dapat menutup dengan baik sehingga urin dapat keluar, yang dapat

Waktu merupakan komponen pembentuk preferensi pembelian online yang paling krusial,oleh karena itu produsen harus memperhatikan jumlah waktu yang dibutuhkan

Pada peta geologi regional lembar Cianjur (Sudjatmiko, 1972), hubungan pola lipatan dengan kelurusan struktur Cimandiri nampaknya masih konsisten dimana pola lipatan

Selain itu peningkatan kualitas sumber daya manusia juga diperlukan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi antar pulau khususnya dengan meningkatkan jumlah penduduk

Oleh karena itu agar tidak melanggar hukum Islam dan tidak secara serta merta menghapus adat yang berlaku dan juga karena dekatnya hubungan antara anak angkat dengan orang tua

Dengan menggunakan uji statistik tersebut, maka dapat diketahui kualitas jaringan secara umum pada derajat kepercayaan 95% dan juga dapat diketahui

Pengembangan STM32 ARM Cortex-M sebagai Media Pembelajaran Mikrokontroler didasarkan pada model pengembangan Research and Development (R&amp;D). Pengembagan ini terdiri