Pembimbing Klinik: Samsul Arif P, S. Kep., Ners. Pembimbing Klinik: Samsul Arif P, S. Kep., Ners.
Disusun Oleh : Disusun Oleh : Mitha Ariani, S. Kep. Mitha Ariani, S. Kep. Nur Cahyo, S. Kep. Nur Cahyo, S. Kep. Tendy Ar Rifqi, S. Kep. Tendy Ar Rifqi, S. Kep.
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GUNA BANGSA
GUNA BANGSA YOGYAKARTAYOGYAKARTA 2018
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas ini disusun sebagai penugasan praktik Profesi Ners Stase Keperawatan Jiwa di ruang Dewandaru RSJD Dr RM So edjarwadi.
EFFECT OF SOCIO-ART WORKING GROUP THERAPY IN REDUCING THE SYMPTOMS OF HALLUCINATIONS IN COMMUNITY HEALTH
CENTER
Telah disahkan pada: Hari, tanggal :
Tempat :
Disusun Oleh :
Mitha Ariani, S. Kep. Nur Cahyo, S. Kep. Tendy Ar Rifqi, S. Kep.
Pembimbing Klinik
Ruang Dewandaru RSJD Dr. RM Soedjarwadi
( )
Pembimbing Akademik Stikes Guna Bangsa Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Halusinasi adalah perubahan sensori dimana pasien merasakan sensasi yang tidak ada berupa suara, penglihatan, pengecapan, dan pera baan (Damaiyanti, 2012). Menurut Valcarolis dalam Yosep (2009) mengatakan lebih dari 90% pasien dengan skizofrenia mengalami halusinasi, halusinasi yang sering terjadi yaitu halusinasi pendengaran, halusinasi penglihatan, dan halusinasi penciuman. Menurut Valcarolis
dalam Yosep (2009) mengatakan lebih dari 90% pasien dengan skizofrenia mengalami halusinasi, dan halusinasi yang sering terjadi adalah halusinasi pendengaran, halusinasi penglihatan, halusiansi penciuman dan halusinasi pengecapan.
Menurut Videbeck dalam Yosep (2009) tanda pasien mengalami halusinasi pendengaran yaitu pasien tampak berbicara ataupun tertawa sendiri, pasien marah-marah sendiri, menutup telinga karena pasien menganggap ada yang berbicara dengannya. Halusinasi terjadi karena adanya reaksi emosi berlebihan atau kurang, dan perilaku aneh Damayanti (2012). Bahaya secara umum yang dapat terjadi pada pasien dengan halusinasi adalah gangguan psikotik berat dimana pasien tidak sadar
lagi akan dirinya, terjadi disorientasi waktu, dan ruang (Yo sep, 2009).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 prevalensi gangguan jiwa di Jawa Tengah mencapai 3,3% dari seluruh populasi yang ada. Berdasarkan data dari dinas kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 tercatat ada 1.091 kasus yang mengalami gangguan jiwa dan beberapa dari kasus tersebut hidup dalam pasungan.
Terapi antipsikotik digunakan untuk mengurangi gejala yang muncul pada pasien dengan skizofrenia. Namun terdapat masalah pada pasien kaitannya dengan ketaatan minum obat. Hal ini meningkatkan kejadian kekambuhan, perilaku kekerasan terhadap diri sendiri, dan perawatan kembali di rumah sakit. Sementara
4
itu, psikoterapi dan intervensi sosial digunakan dalam kombinasi farmakoterapi demi tercapainya kesembuhan pada pasien dengan skizofrenia.
Kombinasi dari terapi sosialisasi grup artworking menghasilkan berbagai tujuan akhir. Program terapi sosialisasi sendiri dapat meningkatkan keterlibatan pasien dalam aktivitas diskusi tim. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menelaah jurnal tersebut.
BAB II
ANALISA JURNAL
(JURNAL TERLAMPIR)
A. RESUME JURNAL 1. Judul Artikel
Effect of Socio-Art Working Group Therapy in Reducing The Symptoms Of Hallucinations In Community Health Center
2. Nama Peneliti
Retno Lestari, Ahsan dari Jurusan Keperawatan Universitas Brawijaya 3. Tempat dan Waktu Penelitian
Community-Integrated Health Caredi Jawa Timur. 4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektifitas dari socio-art working groupuntuk mengurangi gejala halusinasi pada pasien skizofrenia.
5. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan pre-eksperimenone-group pre and post test dengan sampel 60 pasien.
6. Hasil Penelitian
Terapi sosialisasi danart working group mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengurangan gejala halusinasi.
B. SUMBER ARTIKEL
Jurnal didapatkan dengan membuka situs Perpustakaan Nasional Republik Indonesia http://www.pnri.go.id dengan online pada tanggal 10 April 2018 menggunakan Login sesuai dengan username masing-masing, kemudian masuk ke dalam library online selanjutnya memilih jenis macam-macam situs jurnalonline. Khusus untuk dunia medis salah satunya adalah Proquest, Pubmed
6
1. Keyword :Schizophrenia, hallucination, therapy 2. Database : Proquest dan Pubmed.
3. Jumlah jurnal yang ditemukan : puluhan jurnal yang muncul, kemudian mencari dengankeyword yang sesuai.
4. Alasan pemilihan jurnal yang akan dibahas : Merupakan jurnal yang berkaitan dengan pasien skizofrenia dengan gejala halusinasi.
BAB III
ANALISA PENELITIAN
A. Analisis PICO
No. Kriteria Jawab Pembenaran dan critical thinking 1 P ( problem/ population) Ya Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa
populasinya adalah 60 warga dengan rentang umur 12 hingga 55 tahun berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dari lima desa di Jawa Timur yang tergabung dalam Komunitas Pelayanan Kesehatan Terpadu dengan kriteria inklusi yaitu warga yang megalami skizofrenia dengan gejala positif halusinasi minimal berupa bisikan.
2 I ( Intervention) Ya Intervensi yang dilakukan di dalam penjelasan yang ada di jurnal yaitu pemberian terapi socio-artworking group. Intervensi dilakukan oleh peneliti bersama dengan tenaga kesehatan ahli beserta kader setempat. Terapi dilakukan dalam empat sesi, Sesi pertama yaitu perkenalan responden dengan semua mengenai identitas diri dan hobinya satu per satu dan menggambar sebuah karya sederhana mengenai “hal favorit saya”. Tujuan dari sesi ini adalah untuk mengidentifikasi karakter responden. Sesi kedua yaitu menceritakan “perjalanan saya”. Tujuan dari sesi ini adalah untuk memperkenalkan keuntungan dari bercakap-cakap dengan orang lain dan responden diarahkan untuk membuat sebuah “buku cerita” yang terbuat dari bahan flannel. Sesi ketiga yaitu memperkenalkan responden mengenai cara meminta kepada orang
8
lain dengan baik dan benar. Tujuan dari sesi ini adalah untuk mengajarkan responden tentang bagaimana meminta/ memohon sesuatu kepada orang tua, saudara, dan teman. Responden dalam meminta/ memohon dianjurkan untuk melakukan kontak mata, duduk disamping orang yang dimintai, dan berbicara dengan nada yang santun. Untuk meningkatkan minat dalam proses percakapan, responden sambil membuat miniatur rumah dari stik es krim. Sesi keempat yaitu mengikutsertakan responden ke dalam diskusi silang antar kelompok desa. Tujuan dari sesi terakhir ini adalah memfasilitasi responden kepada kelompok desa lain untuk mendeskripsikan hasil karyanya di depan orang banyak dan diberikan tanggapan positif terhadap hasil karya responden.
3 C (Comparation) Tidak Dalam penelitian tidak disebutkan pembanding dari intervensi utama. Hanya disebutkan perbandingan gejala halusinasi sebelum dan sesudah intervensi.
4 O (Outcome) Ya Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam waktu 1 bulan (Desember 2015 - Januari 2016) terbukti terdapat pengurangan gejala halusinasi, peningkatan aktivitas sosialisasi, dan
responden menjadi lebih produktif. B. Analisis Kritis
1. Bagaimana level pembuktian artikel/ evidence based dalam hirarki evidence based?
Jawab: Artikel yang dilakukan telaah termasuk dalam tingkatan case cohort yaitu penelitian dengan percobaan tanpa menggunakan teknik pengambilan sampling acak (random sampling) dalam hirarki evidence based.
2. Apakah jenis metodologi penelitian yang digunakan dalam artikel?
Jawab: metodologi penelitian yang digunakan adalah one group pre and post test.
3. Apakah hasil penelitian ini reliabel dan relevan dengan kondisi di lapangan? Jawab: Ya, penelitian reliabel dan relevan dengan kondisi di bangsal dewandaru dikarenakan dari segi proses yang tidak terlalu sulit dan peralatan pendukung yang terjangkau dan mudah untuk dicari. Selain itu, terbukti menunjukkan hasil yang signifikan terhadap pengurangan gejala halusinasi pada responden.
4. Bagaimana etika penelitian artikel yang ditemukan?
Jawab: Etika penelitian yang ditemukan adalah beneficience (penelitian memberikan manfaat positif terhadap responden), non maleficience (peneliti tidak melakukan aktivitas yang dapat membahayakan terhadap responden), anonymous (peneliti merahasiakan identitas detail dari responden), dan justice (peneliti memperlakukan responden sesuai porsi nya).
5. Bagaimana implikasi dalam keperawatan?
Jawab: Penelitian dapat diaplikasikan di dalam terapi aktivitas kelompok keperawatam jiwa sebagai terapi komplementer selain secara psikofarmaka dikarenakan menunjukkan hasil yang positif terhadap penurunan gejala halusinasi dan peningkatan sosialisasi terhadap lingkungan pada orang dengan skizofrenia.
10
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN
Orang dengan skizofrenia membutuhkan perawatan jangka panjang dan jika tidak dilakukan pengawasan dari pengobatan dan perawatannya kemungkinan terjadi kekambuhan, perilaku kekerasan terhadap diri sendiri, dan perawatan di rumah sakit berulang. Upaya untuk mengurangi resiko itu semua, dapat dilakukan terapi socio-artworking group. Terapi ini terbukti dapat menurunkan gejala halusinasi dan meningkatkan aktivitas sosialisasi dalam lingkungannya.
B. SARAN
1. Bagi Perawat
Memberikan dorongan kepada klien dengan gejala halusinasi untuk meningkatkan aktivitas bersosialisasi dan melakukan kegiatan yang produktif sehari – hari.
2. Bagi Rumah sakit
Memasukkan terapi socio-artworking grup dalam agenda kegiatan klien di setiap bangsalmaintenance psikiatri setidaknya sekali setiap dua minggu.
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti. (2012). Asuhan keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama
Lestari, R. (2017). Effect of Socio-Art Working Group Therapy in Reducing The Symptoms Of Hallucinations In Community Health Center. Journal Public Health of Indonesia Vol. 3 Issue 3 2017. YCAB Publisher. Diakses pada
10 April 2018 dari http://www.pnri.go.id
Videbeck, S. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC