Makalah
Budidaya Tanaman Anggrek
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Dasar Penulisan MakalahTanaman anggrek banyak digunakan oleh orang-orang sebagai tanaman hias untuk memperindah taman ataupun pekarangan rumah dan jika dijual harganya pun cukup tinggi. Akan tetapi, dewasa ini banyak sekali hobiis yang masih bingung bagaimana cara menanam dan merawat anggrek. Hal ini memotivasi penulis untuk membantu para hobiis dalam menanam serta merawat anggrek.
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penyusunan makalah sederhana yang berjudul “Budidaya Tanaman Anggrek” ini untuk mengetahui bagaimana cara membudidayakan tanaman anggrek. Diharapan memiliki pengetahuan tentang Bunga Anggrek. memperoleh pengalaman, motivasi untuk kreatif dalam menciptakan hal-hal baru dan terutama untuk melengkapi tugas praktik Bahasa Indonesia.
1.3 Pembatasan Makalah
Agar pembatasan masalah ini lebih mengarah, maka penulis perlu membatasi masalah yang kami bahas. Adapun masalah yang kami bahas yaitu :
a. Pengenalan anggrek; b. Penanaman anggrek; c. Perawatan anggrek;
d. Pengendalian hama dan penyakit.
1.4 Hipotesis
Makalah berjudul “Budidaya Tanaman Anggrek” ini tidak berdasarkan hipotesis karena tidak melakukan pengamatan langsung di lapangan, namun hanya mengkaji pustaka.
1.5 Metode Penulisan
Metode yang di pakai dalam karya tulis ini adalah metode pustaka dan diskusi dengan anggota kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mengenal AnggrekAnggrek merupakan tanaman bunga hias yang bunganya indah. Anggrek sudah dikenal sejak 200 tahun lalu dan sejak 50 tahun terakhir mulai dibudidayakan secara luas di Indonesia.
Sentra tanaman anggrek di Eropa adalah Inggris, sedangkan di Asia adalah Muangthai. Di Indonesia, anggrek banyak terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra ataupun di Irian Jaya.
Jenis anggrek yang terdapat di Indonesia termasuk jenis yang indah antara lain: Vanda tricolor terdapat di Jawa Barat dan di Kaliurang, Vanda hookeriana, berwarna ungu berbintik-bintik berasal dari Sumatera, anggrek larat atau Dendrobiumphalaenopis, anggrek bulan atau
Phalaenopsis amabilis, anggrek Paphiopedilun praestans yang berasal dari Irian Jaya, serta anggrek Paphiopedilun glaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah. Tanaman anggrek dapat dibedakan berdasarkan sifat hidupnya, yaitu:
1. Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yang menupang pada batang pohon lain tetapi tidak merusak atau merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
2. Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditumpangi, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
3. Anggrek tanah/anggrek Terrestris adalah jenis anggrek yang hidup di atas tanah. 2.2 Karakteristik Tanaman Anggrek
Secara morfologi, tanaman anggrek dibagi atas beberapa bagian yaitu : a. Daun
Bentuk daun anggrek bervariasi, mulai dari bujur telur(oval), lonjong(oblong), bulat telur(ovate), bulat telur sungsang(obovate), sendok(spatula), lanset(lanceolate), dan bulat panjang seperti pensil.
b. Batang
Ukuran batang bervariasi, mulai dari yang sangat tipis, sangat besar, sangat pendek, atau sangat panjang.
c. Akar
Pada umumnya akar anggrek berbentuk silindris, dan berdaging lunak, mudah patah, dengan ujung akar yang meruncing licin, dan sedikit lengket. Dalam keadaan kering, akar tamak bewarna putih keperak-perakan di bagian luar, hanya di bagian ujung akar saja yang bewarna hijau atau tampak keunguan.
d. Bunga
Bunga anggrek tersusun dalam rangkaian. Jumlah kuntum beragam, ada yang tunggal dan ada yang banyak. Ada lima bagian utama, yaitu daun kelopak(sepal), daun mahkota(petal), benang sari(stamen), putik(pistil), bakal buah(ovary)
e. Buah
Buah anggrek berbentuk kapsular atau dikenal dalam dunia botani sebagai bauh kotak yang berbelah enam dengan tiga karpel atau rongga buah. Di dalam buah
anggrek terdapat biji yang jumlahnya sangat banyak, berukuran sangat kecil, dan halus seperti tepung. Bji-biji anggrek tersebut tidak memilik cadangan makanan. 2.3 Manfaat Budidaya Anggrek
Anggrek banyak dibudidaya karena tanaman ini sangat indah dan mempunyai ciri khas dari tanaman lainnya. Di samping karena keindahannya, anggrek juga banyak digunakan dalam bidang medis sebagai obat-obatan. Sebagai contoh : Anti-diare, terutama pada anak-anak, mengobati disetri sebagai, obat tuberkulosis dan membantu mempercepat pemulihan dan vesiculation paru untuk menghentikan pendarahan rahim, mengobati sakit maag dan TBC, berkhasiat menjaga keselamatan gigi dan menguatkan tulang, serta meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit menular.
2.4 Bertanam Anggrek
Ada dua cara penanaman tanaman anggrek, yaitu di pot dan di pohon. 2.3.1 Penanaman di pot
a. Sebelum ditanami, dasar pot diisi pecahan batu bata atau genting kurang lebih sepertiga dari tinggi pot.
b. Pot diisi dengan media tumbuh sepertiga bagian.
c. Tanam anggrek dengan posisi pseudobulb paling muda diarahkan ke tengah pot. Dengan demikian pertumbuhan anakan berikutnya akan mengisi permukaan bagian tengah pot.
d. Berikan tiang kawat untuk menopang batang tetap tegak.
e. Tutupi akar dengan sedikit media. Pemberian atau penutupan jangan sampai menutupi pangkal pseudobulb karena dapat menyebabkan busuk akar atau busuk tunas anakan.
2.3.2 Penanaman di pohon
a. Batang semu ditempelkan atau dilekatkan di lempengan pakis atau batang pohon atau sejenisya.
b. Akar kemudian ditutup dengan sedikit media seperti moss atau sabut kelapa. c. Agar melekat erat, ikat dengan tali raffia atau sejenisnya.
d. Bila akar-akar baru sudah banyak terbentuk dan melekat kuat ke batang atau batang yang ditumpai, tali-tali pengikat tersebut bisa dilepaskan.
2.5 Merawat Anggrek
Perawatan merupakan kunci sukses memelihara anggrek. Tanpa pemeliharaan yang memadai mustahil mengharapkan tanaman menghasilkan bunga yag diidamkan.
Berikut merupakan kebutuhan dalam merawat anggrek : a. Cahaya
Kebutuhan tanaman akan sinar matahari mutlak. Sama pentingnya dengan kebutuhan akan oksigen dan karbondioksida. Ada dua aspek cahaya yang dibutuhkan yaitu intensitas cahaya dan lama penyinaran. Beberapa jenis tanaman sudah diketahui intensitas cahay mataharinya yaitu Dendrobium sp. 1.500-3.000 fc, Oncidium sp. 2.000-3.000 fc, Cymbidium sp. 1.000-2.000 fc.
b. Suhu
Berdasarkan kebutuhan suhu, anggrek bisa dikelompokkan menjadi tiga yaitu, anggrek dataran tinggi, dataran sedang, dan dataran rendah. Pengelompokan itu dilakukan karena terkait dengan pembungaan. Tanaman terangsang berbunga bila terdapat perbedaan yang cukup besar antara suhu pada siang hari dan dengan penurunan suhu pada malam hari. c. Kelembapan
Untuk kelangsungan hidupnya, anggrek membutuhkan kelembapan udara yang tinggi dengan kisaran antara 60% sampai 80%, tergantung jenis kelembapan tinggi diperlukan antara lain untuk menghindari terjadinya penguapan yang terlalu besar.
d. Penyiraman
Air merupakan komponen yang paling penting dalam kehidupan semua makhluk hidup. Air berperan penting dalam proses fotosintesis dan proses metabolisme lainnya. Air berperan pula dalam mempertahankan turgor dan pengatur suhu. Karena manfaatnya yang penting, faktor ketersediaan sumber air, harus menjadi faktor utama dalam memilih lokasi kebun. e. Pemupukan
Kebutuhan tanaman anggrek akan nutrisi sama seperti tanaman lainnya. Hanya anggrek tidak segera memperlihatkan gejala defisiensi bila mengalami kekurangan unsure hara karena pertumbuhannya lambat. Unsur hara dapat diperoleh dari air siraman, dan media tumbuhannya, serta pemupukan. Cara pemupukan yang tepat adalah melalui daun.
2.6 Pengendalian Hama dan Penyakit
Di negara tropis, pertumbuhan tanaman dapat berlangsung sepanjang tahun. Sayangnya, selama pertumbuhan itu hama dan penyakit turut berkembang biak. Agar tanaman tumbuh dan sehat, hama dan penyakit mutak dikendalikan. Pengendalian akan lebih efektif bila jenis hama dan penyakitnya dikenali dengan baik.
2.6.1. Hama
Hama adalah hewan kecil yang merusak tanaman. Jenisnya antara lain serangga dan keong. Hama tersebut mengisap cairan tanaman atau memakan bagian tanaman sehingga mengganggu aktifitas tanaman. Beberapa hama penting yang menyerang tanaman anggrek antara lain sebagai berikut.
Tungau (mites) Trips
Kutu perisai (scale insect) Kutu daun (Cerataphis sp.)
Kumbang gajah (Orchidophilus aterrimus) Ulat (Chiliaria othona)
Semut
Siput atau keong (Mollusca) 2.6.2. Cara pengendalian hama anggrek
Mekanis Sanitasi Kultur teknis Kimiawi 2.6.3. Penyakit Busuk hitam Busuk akar
Bercak daun Bercak bunga Layu fusarium Penyakit antraknosa Penyakit karat Bercak coklat Busuk Lunak Busuk coklat Penyakit virus Infeksi nematode
2.6.4. Cara pengendalian penyakit anggrek Penggunaan tanaman bebas virus Memusnahkan tanaman bervirus Menjaga kebersihan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KesimpulanAnggrek adalah tanaman yang indah dan menarik karena banyak ragamnya. Menanam dan merawat tanaman anggrek itu tidak sesulit yang dibayangkan. Para hobiis hanya harus ulet dalam menanam serta menanamnya. Kunci keberhasilannya terletak pada lingkungan hidupnya.
3.2 Saran
Diharapkan dengan selesainya makalah sederhana ini masyarakat lebih antusias lagi untuk membudidayakan tanaman anggrek agar keragaman flora di Indonesia ini dapat terjaga dan terlindungi agar tidak punah. Dengan semakin berkembangnya budidaya anggrek tersebut dapat meningkatkan kehidupan sosial ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Suryawinoto, Sukarni M. 1997. Tanaman Hias Berbunga. Yogyakarta : Kanisius. Sutiyoso, Yos. 2002. Merawat Anggrek. Jakarta : Pemasaran Swadaya.Darmono, Dyah Widiastoety. 2004. Bertanam Anggrek. Jakarta : Penebar Swadaya. www.Google.com. 2010. Budi Daya Tanaman Anggrek. Diakses tanggal 1 Oktober 2013
Orchidaceae
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
?Orchidaceae
Lukisan Ernst Haeckel, Kunstformen der Natur
Klasifikasi ilmiah
Divisi: Magnoliophyta Kelas: Liliopsida Ordo: Asparagales Famili: Orchidaceae Juss. Subfamilia
Lima anaksuku:
Apostasioideae Cypripedioideae Epidendroideae Orchidoideae VanilloideaeLihat pula: Daftar marga
anggota Orchidaceae
Suku anggrek-anggrekan atau Orchidaceae merupakan satu
suku
tumbuhan berbunga
dengan
anggota jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari daerah tropika basah hingga wilayah
sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya ditemukan di daerah tropika. Kebanyakan
anggota suku ini hidup sebagai
epifit
, terutama yang berasal dari daerah tropika. Anggrek di
daerah beriklim sedang biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai cara beradaptasi
terhadap
musim dingin
. Organ-organnya yang cenderung tebal dan "berdaging" (sukulen)
membuatnya tahan menghadapi tekanan ketersediaan air. Anggrek epifit dapat hidup dari embun
dan udara lembap. Orchidaceae adalah sumber inspirasi dari nama kereta api
Argo Anggrek
,
kereta api eksekutif yang melayani Surabaya Pasar Turi-Gambir.
Anggota pentingnya yang dikenal baik manusia adalah
anggrek
hias serta
vanili
.berkelopak
bunga indah dan berwarna-warni
Daftar isi
[sembunyikan]1 Ciri-ciri botani
3 Anggrek Berdasarkan Tipe Pertumbuhan 4 Anggrek Berdasarkan Tempat Tumbuh 5 Pemanfaatan
o 5.1 Jenis-jenis anggrek hias 6 Pranala luar
Ciri-ciri botani[
sunting | sunting sumber
]
Anggota suku ini cenderung memiliki organ-organ yang
sukulen
atau "berdaging": tebal dengan
kandungan air yang tinggi. Dengan demikian ia dapat hidup pada kondisi ketersediaan air yang
rendah. Air diperoleh dari hujan, tetesan, embun, atau uap air di udara. Namun demikian,
anggrek tidak ditemukan di daerah gurun karena perakarannya tidak intensif. Anggrek menyukai
cahaya matahari tetapi tidak langsung sehingga ia biasa ditemukan di alam sebagai tumbuhan
lantai hutan atau di bawah naungan. Sebagai tanaman hias, anggrek tahan di dalam ruang.
Akar serabut, tidak dalam. Jenis-jenis epifit yaitu mengembangkan akar sukulen dan melekat
pada batang pohon tempatnya tumbuh,namun tidak merugikan pohon inang. Ada pula yang
tumbuh geofitis,dengan istilah lain terrestria artinya tumbuh di tanah dengan akar-akar di dalam
tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada media daun-daun kering dan kayu-kayu
lapuk yang telah membusuk menjadi humus. Pada permukaan akar seringkali ditemukan jamur
akar (
mikoriza
) yang ber
simbiosis
dengan anggrek.
Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah ("anggrek tanah") batangnya pendek
dan cenderung menyerupai
umbi
. Sementara itu, anggrek epifit batangnya tumbuh baik,
seringkali menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan berlebihan.
Pertumbuhan batang dapat bersifat "memanjang" (monopodial) atau "melebar" (simpodial),
tergantung genusnya.
Daun anggrek biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula, khas daun
monokotil
. Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpan air.
Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari anggota suku
lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang,
muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian
Kelopak bunga
(sepal) biasanya
berwarna mirip dengan
mahkota bunga
(sehingga disebut
tepal
). Satu helai mahkota bunga
termodifikasi membentuk semacam "lidah" yang melindungi suatu struktur aksesoris yang
membawa
benang sari
dan
putik
. Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua
kepala
sari
berbentuk cakram kecil (disebut "pollinia") dan terlindung oleh struktur kecil yang harus
dibuka oleh
serangga
penyerbuk (atau manusia untuk
vanili
) dan membawa serbuk sari ke mulut
putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak akan terjadi penyerbukan.
Buah
anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak mengering dan terbuka dari
samping.
Bijinya
sangat kecil dan ringan, sehingga mudah terbawa angin. Biji anggrek tidak
memiliki jaringan penyimpan cadangan makanan; bahkan
embrionya
belum mencapai
kematangan sempurna. Perkecambahan baru terjadi jika biji jatuh pada medium yang sesuai dan
melanjutkan perkembangannya hingga kemasakan.
Kekerabatan antar anggrek spesies berdasarkan sifat
morfologi tanaman dan bunga[
sunting | sunting sumber
]
Berdasarkan hasil analisis varian untuk karakter tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun,
perbandingan antara panjang daun dengan lebar daun, jumlah kuntum bunga, panjang tangkai
bunga, diameter bunga dan panjang kelopak bunga dari keenambelas anggrek spesies yang diuji
menunjukkan adanya perbedaan pengaruh yang nyata.
Tampak bahwa G. scriptum mempunyai panjang daun, lebar daun dan panjang tangkai bunga
nyata paling tinggi di antara keenambelas anggrek spesies yang diuji. Namun demikian, nilai
diameter bunga (6,24 cm) spesies ini nyata lebih kecil dari D. stratiotes. Bunga D. stratiotes
memiliki diameter yang nyata paling besar di antara spesies yang diuji, yaitu 9,27 cm. Demikian
juga jumlah kuntum bunga yang dihasilkan oleh G. scriptum nyata lebih sedikit daripada D.
secundum, masing-masing 27,75 dan 50. Hal ini menunjukkan bahwa panjang dan lebar daun
yang besar tidak menjamin akan menghasilkan bunga yang besar dan banyak jumlahnya.
Tinggi tanaman D. anosmum memiliki nilai tertinggi, yaitu 118,40 cm, yang nyata berbeda
dengan tinggi tanaman ke lima belas anggrek spesies lainnya. Batang anggrek ini berupa
pseudobulb atau batang semu yang tumbuh menggantung ke bawah. Hanya pada saat tumbuhnya
tunas baru saja, pertumbuhan pseudobulb dari anggrek ini ke arah atas. Pertumbuhan batang
selanjutnya menggantung ke arah bawah, seiring dengan bertambah panjangnya
pseudobulb.Tanaman anggrek yang terpendek adalah B. lobii (5,00 cm). Berbeda dengan D.
anosmum, B. lobii memiliki batang berupa bulb. Nilai tinggi tanaman anggrek jenis ini tidak
nyata berbeda dengan D. bracteosum (17,77 cm), D. capra (12,15 cm), D. johannis (34,48 cm),
D. macrophyllum (31,12 cm), D. phalaenopsis (20,02 cm), P. amboinensis, P. violaceae, A.
miniatum dan G. scriptum.
G. scriptum memiliki daun terpanjang dan terlebar. Lebar daun G. scriptum sama dengan lebar
daun P. violaceae, P. amboinensis dan D. macrophyllum. Lebar daun terkecil dimiliki D. capra
(1,09 cm) yang sama dengan D. bracteosum (1,56 cm), D. johannis (1,76 cm), D. phalaenopsis
(2,36 cm) dan A. miniatum (1,52 cm).
Nilai perbandingan panjang dengan lebar daun terbesar dimiliki oleh V. tricolor, sebesar 10,48;
yang tidak berbeda nyata dengan D. capra (9,55). Nilai perbandingan panjang dengan lebar daun
terkecil dimiliki oleh D. stratiotes (2,20) yang tidak berbeda nyata dengan D. macrophyllum, D.
secundum, D. undulatum, D. veratrifolium, P. amboinensis dan P. violaceae (masing-masing
dengan nilai 3,05; 2,75; 2,25; 2,48; 2,73 dan 2,68).
Jumlah kuntum bunga yang terbanyak dimiliki oleh D. secundum (50 buah) dan paling sedikit
dimiliki oleh B. lobii (1 buah) yang tidak nyata berbeda dengan D. anosmum, D. bracteosum, D.
capra, D. johannis, D. phalaenopsis, D. stratiotes, P. amboinensis, P. violaceae dan A.
miniatum. Karakteristik bunga B. lobii terletak pada labellumnya yang dapat bergoyang apabila
ditiup angin. Dengan adanya ciri khas bunga yang seperti ini, anggrek B. lobii memiliki sebutan
anggrek lidah bergoyang atau kembang goyang. G. scriptum memiliki tangkai bunga yang paling
panjang di antara keenam belas anggrek spesies yang diuji, yaitu 92,27 cm. Panjang tangkai
bunga terpendek dimiliki oleh anggrek D. anosmum (1,36 cm) yang sama dengan panjang
tangkai bunga anggrek D. bracteosum, D. secundum, P. amboinensis, P. violaceae, A. miniatum
dan B. lobii.
Diameter bunga anggrek yang paling besar, yaitu 9,27 cm dimiliki oleh D. stratiotes. D.
stratiotes ini memiliki mahkota bunga (petala) yang panjang terpelintir tegak ke atas. Besarnya
diameter bunga anggrek tersebut sama dengan besarnya diameter bunga D. anosmum. Diameter
bunga terkecil dimiliki oleh anggrek D. secundum (0,74 cm). Ukuran diameter anggrek ini paling
kecil disebabkan oleh bunga ini tidak dapat membuka atau mekar dengan maksimal. Ukuran
bunga yang mini, tersusun sangat rapat, dan dalam satu tangkai bunga terdiri atas kuntum bunga
yang banyak, merupakan ciri khas yang membuat D. secundum diberi sebutan sebagai anggrek
sikat. Ukuran diameter bunga anggrek ini sama besarnya dengan anggrek A. miniatum (1,13 cm).
Kelopak bunga (sepala) terpanjang dimiliki oleh anggrek B. lobii (6 cm) yang nyata berbeda
dengan kelima belas anggrek spesies lainnya. Anggrek ini memiliki sepala dorsale atau kelopak
bunga bagian atas tegak, berwarna kuning dan panjang. Sepala paling pendek dimiliki oleh
anggrek jenis A. miniatum (0,63 cm) yang sama ukurannya dengan anggrek D. secundum (0,92
cm). Dari keenambelas jenis anggrek yang diuji, hanya ada empat jenis yang mempunyai tipe
pertumbuhan batang monopodial, yaitu P. amboinensis, P. violaceae, Vanda tricolor dan A.
miniatum. Kedua belas jenis anggrek lainnya tipe pertumbuhan batangnya tergolong simpodial.
Dari segi aroma bunga, terdapat keanekaragaman aroma bunga mulai dari tidak beraroma sampai
sangat beraroma. Demikian pula dengan warna kehijauan daun, hanya Vanda tricolor yang
warna daunnya berbeda dengan kelima belas jenis anggrek lainnya.
Masing-masing jenis memperlihatkan karakter yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan habitat asal diambilnya tanaman anggrek yang
bersangkutan. Habitat asal tanaman anggrek memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan
anggrek melalui pengaruh sinar matahari, cuaca atau keadaan iklim, suhu udara, kelembapan
udara serta tersedianya unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman anggrek untuk mendukung
pertumbuhan tanaman anggrek, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas
bunga yang dihasilkannya. Meskipun terdapat keragaman karakter dari masing-masing jenis
anggrek yang diuji, terdapat pula kesamaan karakter.
Anggrek Berdasarkan Tipe Pertumbuhan[
sunting | sunting
sumber
]
Monopodial
Anggrek ini hanya memiliki satu batang dan satu titik tumbuh saja. Bunganya tumbuh dari ujung
batang. Anggrek ini dapat diperbanyak dengan stek batang dan biji. contoh: Vanda sp., dan
Phalaenopsis sp. (Anggrek Bulan).
Simpodial
Anggek ini memiliki lebih dari satu titik tumbuh. Tunas baru muncul dari sekitar batang utama.
Bunga bisa muncul di pucuk atau sisi batang, tetapi ada juga yang muncul dari akar tinggal.
Batangnya menyimpan air cadangan makanan atau umbi semu. Anggrek ini dapat diperbanyak
dengan cara split, pemisahan keiki, biji. Contoh: Dendrobium sp., Cattleya sp.
Anggrek Berdasarkan Tempat Tumbuh[
sunting | sunting
sumber
]
Anggrek Epifit
Anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan
membutuhkan naungan dari cahaya matahari. Akar anggrek menyerap makanan dari air hujan,
kabut dan udara sekitar. Contoh : Cattleya sp., Dendrobium sp., Vanda sp. Phalaenopsis sp.
Anggrek Terestial
Anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung. akarnya
mengambil makanan dari tanah. Contoh : Phaius sp.
Anggrek Saprofit.
Anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta
menbutuhkan sedikit cahaya matahari. Jenis ini tidak memiliki daun dan klorofil. Contoh :
Goodyera sp.
Anggrek Litofit.
Anggrek yang tumbuh pada batu-batuan atau tanah berbatu, dan tahan terhadap cahaya matahari
penuh. Anggek ini mengambil makanan dari hujan, udara, humus. Contoh : Paphiopedilum sp.
Pemanfaatan[
sunting | sunting sumber
]
Anggrek dikenal sebagai tanaman hias populer yang dimanfaatkan bunganya. Bunga anggrek
sangat indah dan variasinya hampir tidak terbatas. Anggrek biasa dijual sebagai tanaman pot
maupun sebagai
bunga potong
. Indonesia memiliki kekayaan jenis anggrek yang sangat tinggi,
terutama anggrek epifit yang hidup di pohon-pohon hutan, dari Sumatera hingga Papua.
Anggrek
bulan
adalah bunga pesona bangsa Indonesia. Anggrek juga menjadi bunga nasional
Singapura
dan
Thailand
.
Bunga anggrek
Anggrek sering dipergunakan sebagai simbol dari rasa
cinta
, kemewahan, dan keindahan selama
berabad-abad. Bangsa
Yunani
menggunakan anggrek sebagai simbol kejantanan, sementara
bangsa
Tiongkok
pada zaman dahulu kala mempercayai bahwa anggrek sebagai tanaman yang
mengeluarkan aroma harum dari tubuh Kaisar
Tiongkok
.
Pada pertengahan zaman, anggrek mempunyai peran penting dalam pengembangan tehnik
pengobatan menggunakan tumbuh-tumbuhan. Penggunaannya pun meluas sampai menjadi bahan
ramu-ramuan dan bahkan sempat dipercaya sebagai bahan baku utama pembuatan ramuan
ramuan cinta pada masa tertentu. Ketika anggrek muncul dalam mimpi seseorang, hal ini
dipercaya sebagai simbol representasi dari kebutuhan yang mendalam akan kelembuatan,
romantisme, dan kesetiaan dalam suatu hubungan. Akhirnya, pada permulaan abad ke-18,
kegiatan mengkoleksi anggrek mulai menjadi kegiatan yang banyak dilakukan di segala penjuru
dunia, terutama karena keindahan tanaman ini.
Vanili (Vanilla planifolia) juga merupakan anggota suku anggrek-anggrekan. Tumbuhan ini
dimanfaatkan buahnya. Untuk menghasilkan buah, vanili harus "dikawinkan" oleh manusia,
karena serangga penyerbuknya tidak mampu hidup di luar daerah asalnya, meskipun sekarang
usaha-usaha ke arah pemanfaatan serangga mulai dilakukan.
Jenis-jenis anggrek hias[
sunting
|
sunting sumber
]
Penyebutan jenis anggrek hias biasa disebutkan dengan nama genusnya saja karena banyak
sekali hibrida antarspesies dan antargenus yang telah dibuat. Akibatnya, penamaan anggrek
memiliki semacam aturan khusus yang agak "menyimpang" dari aturan penamaan botani biasa.
Berikut adalah nama-nama genus anggrek hias populer:
Cattleya, bunganya besar dan spektakuler, namun sulit dipelihara
Dendrobium, tanaman hias paling populer dari antara jenis-jenis anggrek
Grammatophylum, anggotanya termasuk Grammatophyllum scriptum yang dikenal juga dengan
nama lokal anggrek Papua raksasa
Oncidium, termasuk di dalamnya anggrek "golden shower"
Phalaenopsis], kepopulerannya mendekati Dendrobium. Anggrek bulan adalah salah satu
jenisnya
Spathyphyllum, anggrek tanah
Vanda, biasanya sebagai bunga potong
Anggrek memiliki nama latin Orchidaceae, yaitu merupakan satu suku tumbuhan berbunga
yang memiki anggota atau jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari mulai wilayah
tropika basah sampai lokasi sirkumpolar, walau beberapa besar anggotanya ditemukan di
wilayah tropika. Umumnya anggota suku ini hidup sebagai epifit, terlebih yang datang dari
wilayah tropika. Anggrek di wilayah beriklim sedang umumnya hidup di tanah serta membentuk
umbi sebagai langkah beradaptasi pada musim dingin. Organ-organnya yang condong tidak tipis
serta berdaging ( sukulen ) membuatnya tahan hadapi tekanan ketersediaan air. Anggrek epifit
bisa hidup dari embun serta udara lembap. Orchidaceae merupakan sumber inspirasi dari
penamaan kereta api argo anggrek, kereta api kelas eksekutif yang melayani perjalanan surabaya
pasar turi-gambir.
Bunga Anggrek, Ciri-ciri, Manfaat, Jenis dan Klasifikasi Anggrek
Ciri-ciri Botani Anggrek
Seperti halnya bunga-bunga lainya, Anggrek juga memiliki ciri khas tersendiri hingga
menjadikanya beda serta mudah dikenali.
Bagian suku ini cenderung mempunyai organ-organ yang sukulen atau berdaging : tidak tipis
dengan kandungan air yang tinggi. Karena ia bisa hidup pada situasi ketersediaan air yang
rendah. Air didapatkan dari hujan, tetesan, embun, atau uap air di udara. Tetapi demikianlah,
anggrek tidak ditemukan di tempat gurun dikarenakan perakarannya tidak intensif. Anggrek suka
sinar matahari namun tidak segera hingga ia biasa ditemukan di alam sebagai tumbuhan lantai
rimba atau dibawah naungan. Sebagai tanaman hias, anggrek tahan didalam area.
Memiliki akar serabut, tidak dalam. Beberapa jenis epifit yakni mengembangkan akar sukulen
serta menempel pada batang pohon tempatnya tumbuh, tetapi tidak merugikan pohon inang. Ada
juga yang tumbuh geofitis, dengan arti lain terrestria berarti tumbuh di tanah dengan akar-akar
didalam tanah. Ada juga yang berbentuk saprofit, tumbuh pada media daun-daun kering serta
kayu-kayu lapuk yang sudah membusuk jadi humus. Pada permukaan akar kerapkali ditemukan
jamur akar (mikoriza) yang bersimbiosis dengan anggrek.
Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah (anggrek tanah) batangnya pendek
serta condong mirip umbi. Sesaat itu, anggrek epifit batangnya tumbuh baik, kerapkali menebal
serta terlindungi susunan lilin untuk menghindar penguapan terlalu berlebih. Perkembangan
batang bisa berbentuk memanjang (monopodial) atau melebar (simpodial), bergantung genusnya.
Daun anggrek umumnya oval memanjang dengan tulang daun memanjang juga, khas daun
monokotil. Daun bisa juga menebal serta berperan sebagai penyimpan air.
Bunga anggrek bentunya khas serta menjadikanya ciri yang membedakannya dari bagian suku
lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, nampak dari tangkai bunga yang memanjang,
nampak dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian kelopak bunga (sepal) umumnya
berwarna serupa dengan mahkota bunga (hingga dimaksud tepal). Satu helai mahkota bunga
termodifikasi membentuk sejenis lidah yang membuat perlindungan satu susunan aksesori yang
membawa benang sari serta putik. Benang sari mempunyai tangkai amat pendek dengan dua
kepala sari berupa cakram kecil (dimaksud pollinia) serta terlindung oleh susunan kecil yang
perlu di buka oleh serangga penyerbuk (atau manusia untuk vanili) serta membawa serbuk sari
ke mulut putik. Tanpa pertolongan organisme penyerbuk, tak lagi berlangsung penyerbukan.
Buah anggrek berupa kapsul yang berwarna hijau serta bila masak jadi kering serta terbuka dari
samping. Bijinya amat kecil serta mudah, hingga gampang terbawa angin. Biji anggrek tidak
mempunyai jaringan penyimpan cadangan makanan ; apalagi embrionya belum meraih
kematangan prima. Perkecambahan baru berlangsung bila biji jatuh pada medium yang cocok
serta meneruskan perubahannya sampai kemasakan.
Monopodial
Anggrek Monopodial ini cuma mempunyai satu batang serta satu titik tumbuh saja. Bunganya
mulai tumbuh dari ujung batang. Anggrek ini bisa diperbanyak dengan stek batang serta biji.
Perumpamaan : Vanda Sp., serta Phalaenopsis Sp. Atau anggrek bulan.
Simpodial
Anggek Simpodial ini mempunyai kian lebih satu titik tumbuh. Tunas baru nampak dari lebih
kurang batang utama. Bunga dapat nampak di pucuk atau segi batang, namun ada juga yang
nampak dari akar tinggal. Batangnya mampu menyimpan air cadangan makanan atau umbi semu.
Anggrek ini bisa diperbanyak dengan langkah split, pembelahan keiki, biji. Perumpamaan :
Dendrobium Sp. dan juga Cattleya Sp.
Anggrek Berdasarkan Tempat Tumbuh
Anggrek Epifit
anggrek epifit merupakan anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain, akan tetapi tanpa
merugikan tanaman inangnya serta memerlukan naungan dari sinar matahari. Akar anggrek
menyerap makanan yang berasal dari air hujan, kabut serta udara yang ada di sekitarnya.
Misalnya : Cattleya Sp., Dendrobium Sp., Vanda Sp. Dan Juga Phalaenopsis Sp.
Anggrek Terestial
anggrek terestial merupakan anggrek yang tumbuh di tanah serta memerlukan sinar matahari
segera. Akarnya mengambil makanan dari tanah. Perumpamaan : Phaius Sp.
Anggrek Saprofit.
Anggrek saprofit merupakan anggrek yang tumbuh pada media yang memiliki kandungan humus
atau daun-daun kering, dan menbutuhkan sedikit sinar matahari. Type ini tidak mempunyai daun
serta klorofil. Perumpamaan : Goodyera Sp.
Anggrek Litofit.
Anggrek litofit merupakan anggrek yang tumbuh pada batu-batuan atau tanah berbatu, serta
tahan pada sinar matahari penuh. Anggek litofit ini mengambil makanan dari hujan, udara,
humus. Perumpamaan : Paphiopedilum Sp.
Bunga Anggrek
Image Credit : Wikipedia.Org
Anggrek dikenal memiliki banyak manfaat dalam dunia dekorasi, dan sebagai tanaman hias
popular yang digunakan bunganya. Bunga anggrek amat indah serta variasinya nyaris tidak
terbatas. Anggrek biasanya dijual sebagai tanaman pot ataupun sebagai bunga potong. Indonesia
mempunyai kekayaan type anggrek yang amat tinggi, terlebih anggrek epifit yang hidup di
pohon-pohon rimba, dari sumatera sampai papua. Anggrek bln. Yaitu bunga pesona bangsa
indonesia. Anggrek juga jadi bunga nasional singapura serta thailand.
Anggrek kerap dipergunakan sebagai lambang dari rasa cinta, kemewahan, serta keindahan
sepanjang berabad-abad. Bangsa yunani memakai anggrek sebagai lambang kejantanan, sesaat
bangsa tiongkok pada zaman dahulu saat meyakini bahwa anggrek sebagai tanaman yang
mengeluarkan aroma harum dari tubuh kaisar tiongkok.
Pada pertengahan zaman, anggrek memiliki peran mutlak didalam pengembangan teknik
penyembuhan memakai tumbuh-tumbuhan. Pemakaiannya lalu meluas hingga jadi bahan
ramu-ramuan serta apalagi pernah diakui sebagai bahan baku utama pembuatan ramu-ramuan ramu-ramuan cinta
pada saat spesifik. Saat anggrek nampak didalam mimpi seseorang, perihal ini diakui sebagai
lambang representasi dari keperluan yang mendalam dapat kelembuatan, romantisme, serta
kesetiaan didalam satu jalinan. Selanjutnya, pada permulaan abad ke-18, aktivitas mengkoleksi
anggrek mulai jadi aktivitas yang banyak dikerjakan di semua penjuru dunia, terlebih
dikarenakan keindahan tanaman ini.
Vanili (vanilla planifolia) juga adalah bagian suku anggrek-anggrekan. Tumbuhan ini digunakan
buahnya. Untuk membuahkan buah, vanili mesti dikawinkan oleh manusia, dikarenakan
serangga penyerbuknya tidak dapat hidup di luar tempat asalnya, walau saat ini usaha-usaha ke
arah pemakaian serangga mulai dikerjakan.
Jenis-jenis Anggrek Hias
Penyebutan type anggrek hias biasa dijelaskan dengan nama genusnya saja dikarenakan sangat
banyak hibrida antar spesies serta antargenus yang sudah dibuat. Mengakibatkan, penamaan
anggrek mempunyai sejenis aturan spesial yang agak menyimpang dari aturan penamaan botani
biasa.
Tersebut disini nama-nama genus anggrek hias yang banyak di kenal di kalangan masyarakat :
Cattleya, Bunganya Besar Serta Spektakuler, Tetapi Sukar Dipelihara
Dendrobium, Tanaman Hias Sangat Popular Dari Pada Beberapa Jenis Anggrek
Grammatophylum, Anggotanya Terhitung Grammatophyllum Scriptum Yang Dikenal Juga
Dengan Nama Lokal Anggrek Papua Raksasa
Oncidium, Terhitung Didalamnya Anggrek Golden Shower
Phalaenopsis, Kepopulerannya Mendekati Dendrobium. Anggrek Bln. Yaitu Di Antara Jenisnya
Spathyphyllum, Anggrek Tanah
Vanda, Umumnya Sebagai Bunga Potong
Lukisan Ernst Haeckel, Kunstformen der Natur
Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Liliopsida Ordo: Asparagales Famili: Orchidaceae Juss. Subfamilia Lima anaksuku: Apostasioideae Cypripedioideae Epidendroideae Orchidoideae Vanilloideae
makalah anggrek
BAB I PENDAHULUAN
3.1. Latar Belakang
Anggrek merupakan tanaman bunga hias berupa benalu yang bunganya indah. Anggrek sudah dikenal sejak 200 tahun lalu dan sejak 50 tahun terakhir mulai dibudidayakan secara luas di Indonesia.
Sentra tanaman anggrek di Eropa adalah Inggris, sedangkan di Asia adalah Muangthai. Di Indonesia, anggrek banyak terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra ataupun di Irian Jaya.
Jenis anggrek yang terdapat di Indonesia termasuk jenis yang indah antara lain: Vanda tricolor terdapat di Jawa Barat dan di Kaliurang, Vanda hookeriana, berwarna ungu berbintik-bintik berasal dari Sumatera, anggrek larat/Dendrobium phalaenopis, anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple Blossom, anggrek Paphiopedilun praestans yang berasal dari Irian Jaya serta anggrek Paphiopedilun
glaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah. Tanaman anggrek dapat dibedakan berdasarkan sifat
hidupnya, yaitu:
1. Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak
merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
2. Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak
yang ditumpangi, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
3. Anggrek tanah/anggrek Terrestris adalah jenis anggrek yang hidup di atas tanah.
3.2. Manfaat
Adapun Manfaat tanaman anggrek yaitu :
Anti-diare, terutama pada anak-anak, mengobati disetri sebagai, obat tuberkulosis dan membantu mempercepat pemulihan dan vesiculation paru untuk menghentikan pendarahan rahim, mengobati sakit maag dan TBC berkhasiat menjaga keselamatan gigi dan menguatkan tulang serta meningkatkan kekebalan tubuh (Immuns) mereka terhadap penyakit menular
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistematika
Klasifikasi tanaman anggrek yaitu :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
kelas : Liliopsida Sub Kelas : Liliidae Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae Genus : Apendicula
Spesies : Apendicula elegans Rchb. F
2.2. Morfologi
a. Akar
Akar anggrek lunak, mudah patah, berlendir, dan agak lengket.Bentuknya meruncing di bagian ujung. b. Batang
Ada dua tipe pertumbuhan batang anggrek, yaitu tipe monopodialdan tipe simpodial. Anggrek tipe monopodial umumnya batang tunggaldan tipe simpodial terbatas hingga mencapai ketinggian maksimal. c. Daun
Bentuk daun anggrek berbeda-beda tergantung pada varietasnya.Secara umum bentuknya sempit memanjang hingga bulat memanjang.Letak tubuh daun anggrek saling berhadapan atau berpasangan. d. Bunga
Bunga anggrek dapat muncul dipucuk tanaman ( tipe Acranthe ).Bunga anggrek tersusun atas beberapa bagian meliputi sepal, petal, benang sari, putik dan ovari.
e. Buah dan Biji
Buah dan Biji Anggrek Buah anggrek memiliki bentuk capsular berbelah enam.Sementara itu, bentuk biji anggrek sangat kecil jumlahnya ribuan
BAB III SYARAT TUMBUH
Syarat tumbuh tanaman anggrek yaitu :
Angin tidak dan curah hujan terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek. Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya berbeda-beda tergantung pada jenis
tanaman anggrek. Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,70C. Jika suhu udara malam
berada di bawah 12,70C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan untuk ditanam anggrek (di dataran tinggi
Dieng). Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan tetapi menyukai kelembaban udara di siang hari 65-70 %.
3.2. Media Tanam
Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu: 1. Media untuk anggrek Ephytis dan Semi Ephytis terdiri dari:
- Serat Pakis yang telah digodok.
- Kulit kayu yang dibuang getahnya.
- Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu.
- Ijuk.
- Potongan batang pohon enau. Arang kayu . Pecahan genting/batu bata. Bahan-bahan dipotong menurut
ukuran besar tanaman dan akarnya. Untuk anggrek Semi Epirit yang akarnya menempel pada media untuk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang/daun-daunan. 2. Media untuk anggrek Terrestria : Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos,
sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis dan lainnya.
3. Media untuk anggrek semi Terrestria : Bahan untuk media anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak
besar, ditambah pupuk kandang sekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan genting, serabut kayu, serat pakis dan lainnya. Derajat keasaman air tanah yang dipakai adalah 5,2.
5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu: 1. Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl) : Anggrek panas memerlukan suhu udara 26-300C pada siang
hari, 210C pada malam hari, dengan daerah ketinggian 0-650 meter dpl. Contoh jenis anggrek ini adalah:
- Dendrobium phalaenopsis
- Onchidium Papillo
- Phaphilopedillum Bellatum
2. Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl) : Anggrek sedang pada suhu udara siang hari 210C dan 15–
3. Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl) : Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada
suhu udara 15-210C di siang hari dan 9–150C pada malam hari, dengan ketinggian = 1500 m dpl. Contoh:
anggrek jenis Cymbidium.
BAB IV
BUDIDAYA ANGGREK
Penananam dan budidaya tanaman Anggrek yaitu : 4.1 Pembibitan
1. Persyaratan Bibit :
Bibit anggrek yang baik, sehat dan unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat dan indah.
2. Penyebaran Biji :
Bibit anggrek berasal dari biji yang disemaikan. Adapun penyebaran biji anggrek sebagai berikut: - Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji harus bersih.
- Mensterilkan biji : Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan dalam
100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dalam botol. Biji dimasukan dalam botol dan digojog 10 menit. (biji anggrek yang semula kuning kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang dan diganti dengan aquades, digojog berulang kali (2–3 kali).
3. Penyebaran biji anggrek :
Botol-botol yang telah disterilkan dapat digunakan untuk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus untuk menghilangkan kuman. Untuk memasukan biji anggrek ke dalam botol digunakan pipet yang dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yang telah terbuka kemudian diisi biji anggrek dan diratakan keseluruh permukaan alas makanan yang telah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi di atas spritus kemudian ditutup kembali.
4.2 Pengolahan Media Tanam
Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan:
1. Tanaman dalam pot (dengan diameter 7-30 cm tergantung dari jenis tanaman). Apabila diameter pot
dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di tengah dan akarnya disebar merata dalam pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk kandang yang telah dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira 2/3 dari pot.
2. Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam. Bak terbuat dari batu bata merah panjang 2 m
lebar 40 cm dan tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan bak ini di atas tanah untuk menghindari dari kebecekan, di tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm x 2 m dan jarak antara pembantas dengan yang lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yang ditancapkan ke dalam tanah dengan ketinggian masing-masing 1,5 m. Antara tiang satu dengan yang lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang tersebut merupakan suatu rangkaian.
4.3 Penanaman
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman anggrek, yaitu:
1. Anggrek Ephytis adalah anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan
yang ditumpangi atau ditempelin. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
2. Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak
yang ditempel, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
3. Anggrek tanah/anggrek Terrestris.
4.4 Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman anggrek meliputi : 1. Penjarangan dan Penyulaman :
Penjarangan dan penyulaman dilakukan pada tempat yang disesuaikan dengan jenis anggrek, yang sifatnya epphytis atau anggrek tanah.
2. Penyiangan :
Untuk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu pada kondisi di dalam botol kemudian dipisahkan ke dalam pot-pot yang sudah disediakan sesuai jenis anggrek.
3. Pemupukan :
Unsur makro yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar yang meliputi: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Untuk unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro dan unsur mikro dapat diambil dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya. Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:
1. Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan N, P, K. Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak
dibutuhkan untuk pembentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur N diambil dari pupuk ZA/urea, untuk P dipakai pupuk ES; DS; TS, dan K dari Kalium Sulfat (K2SO4). Pupuk-pupuk buatan yang mengandung N, P, K:
- Urea : 0,6 gram untuk 1 liter air
- ES : 0,3 gram untuk 1 liter air
- ZK : 0,1 gram untuk 1 liter air
2. Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size) dengan N, P, K. Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang sama
banyak disini tidak memerlukan tambahan pupuk, maka dapat dususun sendiri pupuk yang mengandung N, P, K dengan cara misalnya :
- Urea : 0,3 gram untuk 1 liter air
- K2SO4 : 0,3 gram untuk 1 liter air
3. Pemupukan untuk ukuran berbunga (flowerings-size) : Tanaman yang sudah berbunga dipupuk dengan
perbandingan N:P:K= 1:6:1. Teknik pemberian pupuk buatan adalah:
- Dalam bentuk padat/powder yang dilakukan dengan menaburkan secara hati-hati, jangan tersangkut pada
daun/batangnya yang menyebabkan daun/batang tadi dapat terbakar.
- Disiramkan, yang mana anggrek dapat menyerap air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya. Cara ini
banyak dilakukan dimana-mana.
- Penyemprotan, cara ini sangat baik apabila terjadi pembusukan akar didalamnya, maka akarnya ditutup
plastik.Pupuk kandang yang sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam dan lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang selain mengandung bermacam-macam unsur yang dibutuhkan oleh tanaman juga sangat membantu dalam penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau. Keburukan dari pupuk kandang ini adalah di dalam kotoran banyak bateri yang mengandung jamur. Untuk itu dianjurkan disangan lebih dahulu untuk menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baik dilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 5.00 sore.
4. Pengairan dan Penyiraman : Sumber air untuk penyiraman tanaman anggrek dapat berasal dari:
- Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan steril, tetapi pHnya tinggi maka perlu diturunkan
dengan menambah suatu asam misalnya HCl. PH yang baik sekitar 5,6-6.
- Air sumur, baik untuk menyiram karena banyak mengandung mineral dari tanah yang sangat dibutuhkan
oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus diperhatikan pHnya.
- Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik untuk menyiraman.
- Air kali/air selokan, tetapi kita tidak tahu pasti apakah air itu mengandung jamur, bakteri/lumut yang bisa
mengganggu anggrek/tidak.
Bagi tanaman yang sudah besar pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali musim hujan dan 1-3 hari sekali pada musim hujan.
5. Waktu Penyemprotan Pestisida : Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik
pada sore hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek terserang hama perlu dilakukan berulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu tertentu (untuk kutu) daun seminggu sekali. Adapun jenis insektisida dan dosis yang digunakan untuk hama antara lain:
- Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air untuk ulat pemakan daun
- Malathion dosis 3 gram/liter air untuk ulat, kumbang, kutu
- Kelthane dosis 2 gram/liter air, untuk kutu.
- Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air
- Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air.
BAB V
PEMBERANTASAN HAMA DAN PENYAKIT
5. Hama dan Penyakit
5.1. Hama
1. Tungau/kutu perisai
Hama ini menempel pada pelepah daun; berwarna kemerahan jumlahnya banyak, bekas serangan berupa bercak hitam dan merusak daun. Cara Pengendaliannya yaitu digosok dengan kapas dan air sabun; apabila serangan sudah parah, harus disemprot oleh insektisida dengan dosis 2 cc/liter.
2. Semut
Hama ini merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh cendawan.
Cara Pengendaliannya yaitu : pot direndam dalam air dan ciptakan lingkungan bersih di sekitar rak/sebaiknya pot digantung.
3. Belelang
Hama ini menyerang pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tak beraturan. Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat. Pengendaliannya : segera semprotkan insektisida yang bersifat racun kontak/yang sistematik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh.
4. Trips
Hama ini menempel pada buku-buku batang dan daun muda; menimbulkan bercak abu-abu dipermukaan daun dan merusak bunga hingga bentuk bunga tidak menarik. Pengendaliannya : secara periodik dan teratur pot anggrek disemprot insektisida.
5. Kutu babi:
Hama ini mempunyai gejala kerusakan yang ditimbulkan seperti akibat semut; tapi tidak menyerang tunas daun. Pengendaliannya yaitu perendaman dapat mengusir kutu babi dari pot anggrek.
6. Keong
Gejala penyerangannya yaitu merusak lembaran daun anggrek. Pengendaliannya: dalam jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai insektisida/dijebak dengan bubuk prusi.
7. Red Spinder
Gejala penyerangannya yaitu : bercak putih di bagian bawah daun; permukaan atas menjadi kuning dan lama kelamaan daun mati.
Pengendaliannya : bila sedikit cukup diambil dengan menggunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun dengan alkohol; apabila banyak maka perlu menggunakan insektisida dengan bahan aktif diazinon, dicofol.
8. Kumbang
Gejala penyerangannya yaitu akan berlubang-lubang khusus kumbang penggerek batang kerusakannya berupa lubang di tengah batang dan tidak nampak dari luar; Larvanya yang menetas dari telur merusak daun anggrek. Pengendaliannya : menyemprotkan tanaman yang diserang dengan menggunakan insektisida sistemik secara rutin; bersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang dengan jalan memindahkannya ke pot baru dan media tanam yang baru pula.
5.2. Penyakit
1. Penyakit buluk :
Sering terdapat di dalam media tanam, kultur spora cendawan ini terbawa oleh biji anggrek karena tutup botol tidak steril. Gejalanya: biji anggrek tidak mampu berkecambah dan persemaian dalam botol akan gagal; kecambah yang telah tumbuh kalau diserang cendawan ini akan mati/layu.
Pengendaliannya : pada awal serangan media agar dikeluarkan dari botol, lalu botol ditutup kembali, dilakukan dengan steriil; kalau kecambah anggrek terlanjur besar, segera dikeluarkan dari botol dan dicuci dengan fungisida lalu kecambah ditanam dalam pot.
2. Penyakit rebah kecambah :
Gejala: semula berupa bercak kecil bening pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai pada titik tumbuh pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar, kecambah anggrek akan membusuk dan mati.
Pengendalian: bibit yang sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar sampai musnah. Pot dan kumpulan kecambah dikeringkan dan disemprot dengan fungisida.
3. Penyakit bercak coklat
Kecambah jenis Phalae-nopsis sangat peka terhadap bakteri ini, terutama pada cuaca sangat lembab. Infeksi melalui daun basah atau di bekas luka pada daun. Sentuhan daun yang sakit pada daun sehat dapat menularkan penyakit ini.
Gejala: bercak kecil bening pada pucuk daun. Dalam beberapa hari dapat meluas ke seluruh kompot, daun kecambah anggrek menjadi rusak dan mati. Penyakit ini sangat ganas, karena mematikan dan cepat menular.
Pengendalian: sangat sulit penyakit ini pada awal serangan. Pada serangan yang parah, tidak ada jalan lain kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.
4. Penyakit bercak hitam
Pada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat menular malalui akar dan alat yang tidak sterill, Gejalanya : timbul warna coklat kehitaman pada bagian tanaman yang terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke tunas dan ke bawah hingga ujung akar. Tanaman terlambat tumbuh, kerdil dan mengakibatkan kematian. Pengendaliannya : bagian yang terserang dipotong dan dibuang atau disemprotkan fungisida; alat-alat potong disiram alkohol/dibakar sebelum digunakan.
5. Penyakit busuk akar
Penyebab: cendawan Rhizoctonia Solani. Gejalanya: akar leher membusuk mencapai rhizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis dan bengkok, tanaman kerdil dan tidak sehat. Pengendaliannya: semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang; bekasnya disemprot dengan fungisida (Benlate).
6. Penyakit layu
Gejalanya: mirip serangan penyakit busuk akar, namun pada rhizome terdapat garis-garis, atau lingkaran berwarna ungu. Pada serangan berat, seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti pembusukan pada umbi batang, tanaman sangat tidak sehat.
Pengendaliannya : bagian yang terserang dibuang lalu bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman segera dipindahkan ke media tanam baru, yang masih segar dan bersih. Usahakan terdapat aliran udara yang lancar di sekitar tanaman.
7. Penyakit busuk
Penyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi.
Gejalanya : terdapat bintil-bintil kecil berwarna coklat pada bagian tanaman yang terkena penyakit. Pengendaliannya: bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang. Media tanaman dan seluruh pot didesinfektan dengan larutan formalin 4 % ataupun fungisida/antibiotik Natrippene 0,5 % selama 1 jam.
8. Penyakit bercak coklat
Gejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman. Pengendaliannya : membuang semua bagian yang sakit, lalu semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.
9. Penyakit busuk lunak
Penyebab: bakteri Erwinia Cartovora. Gejalanya : daun dan akar membusuk serta berbau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun khusus pada rhizoma dan umbi batang, penyebarannya agak lambat. Penanggulangan: peralatan kebun harus steril, bagian yang sakit dipotong dan dibuang. Semprotkan Physan 20, pot tanaman disemprot dengan formalin 4 %.
10. Penyakit bercak bercincin
Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus Odontoglos-sum). Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun. Pengendalian: hanya dengan pencegahan yakni membuang bagian tanaman yang sakit serta menstrerilkan semua alat potong.
BAB VI
6.1. Panen
1. Ciri dan umur panen
Umur tanaman anggrek berbunga, tergantung jenisnya. Umumnya tanaman angrek dewasa berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yang dihasilkan kira-kira 2 tangkai dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.
2. Cara pemetikan
Untuk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan dilakukan pada jarak 2 cm dari pangkal tangkai bunga dengan menggunakan alat potong yang bersih.
3. Prakiraan produksi
Bibit anggrek yang sudah dewasa dan sesudah 2 bulan tangkai bunga akan menghasilkan 2 tangkai dengan jumlah kuntum 20-25 kuntum/tangkai.
6.2. Pasca Panen
1. Pengumpulan
Pengumpulan bunga anggrek dilakukan berdasarkan permintaan pasar. Jenis anggrek Dendrobium dapat dipanen dalam bentuk:
- Tanaman muda untuk bibit
- Tanaman dewasa untuk tanaman hias
- Bunga potong
Tanaman muda untuk bibit biasa dijual dalam bentuk pot kecil, sedangkan tanaman dewasa biasanya tanaman sudah berbunga. Untuk bunga potong dipilih tangkai yang kuntumnya paling banyak sudah mekar (kuncup tersisa 1–3 kuntum).
2. Penyortiran dan Penggolongan
Bunga dipilih yang bagus, tidak kena penyakit ataupun luka. Selanjutnya bunga dikelompokan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan tingkat kesegaran atau ukuran bunga dengan maksud untuk mempertahanankan nilai jual sehingga bunga yang bagus tidak turun harganya.
3. Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga, sehingga dilakukan pada saat: - Bunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai.
- Bunga yang telah dipanen tidak segera dijual atau diangkut.
- Bunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.
Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan agar penurunan mutu lebih lambat bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dillakukan dengan cara penempatan bunga dalam larutan
pengawet atau air hangat (38–430C) selama 2 jam.
4. Pengemasan dan Pengangkutan
Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan bunga dendrobium potong dipak melalui cara: - Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan menggunakan kantong plastik tipis, ukuran
disesuaikan tergantung panjang tangkai.
- Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong plastik ukuran panjang 8 cm
dan lebar 4 cm.
- Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya diikat dengan karet
gelang.
- Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam kotak karton yang berlubang sampai cukup
padat.
- Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton tape.
DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1983. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Kanisius : Yogyakarta Redaksi AgroMedia, Buku Pintar Tanaman Hias, Jakarta; Agromedia Pustaka, 2007
http://distan.riau.go.id/index.php/component/content/article/52-tanaman-hias/161-bunga-anggrek diakses pada hari minggu 20 Mei 2012